• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III. TOPIK PENULISAN

D. Metode Penyusutan Aktiva Tetap

1. Pengertian

Menurut Warren, Reeve, dan Fess (2005:495) penyusutan merupakan alokasi dari penurunan nilai dari suatu aktiva tetap akibat berlalunya waktu digunakan dalam operasi perusahaan.

Menurut Kieso (2007:570) penyusutan merupakan alokasi biaya dari aset tetap menjadi beban selama masa manfaatnya berdasarkan cara sistematis dan rasional. Penyusutan aktiva tetap hanya diterapkan terhadap aktiva tetap berwujud yang umur manfaatnya terbatas, karena aktiva tetap kelompok ini manfaatnya akan berkurang sebagai akibat :

a. Rusak dan aus karena pemakaian dan berjalannya waktu.

b. Ketidakmampuan dan ketinggalan zaman sebagai akibat adanya kemajuan teknologi.

2. Metode Penyusutan

Penyusutan untuk setiap periode akuntansi diakui sebagai beban untuk periode yang bersangkutan. Beban penyusutan adalah biaya perolehan aktiva tetap yang diakui sudah dikonsumsi selama periode akuntansi.

Menurut Kieso (2007:571) faktor-faktor yang akan mempengaruhi penetapan beban penyusutan yaitu ; harga perolehan, masa manfaat, nilai sisa.

Besarnya penyusutan ini harus ditentukan secara sistematis dan rasional. Menurut Simamora (2000:307) metode penyusutan dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

a. Metode Garis Lurus (Straight Line Method)

Metode ini mengalokasikan beban penyusutan yang sama besarnya selama masa manfaat aktiva. Beban penyusutan tahunan ditentukan dengan mengurangkan taksiran nilai sisa/residu dari biaya perolehan aktiva dan kemudian dibagi dengan taksiran masa manfaat yang dapat disusutkan. Beban penyusutan menurut metode ini dapat dihitung sebagai berikut :

�=� − � �

Metode lainnya yang dapat digunakan yaitu :

D = (C- S) × r

Dimana r dapat dicari dengan

�= ��� % Keterangan :

D : beban penyusutan per tahun C : biaya perolehan

S : nilai residu

n : taksiran masa manfaat r : tarif garis lurus

Contoh :

Biaya perolehan suzuki pichup adalah sebesar Rp.10.000.000, nilai residunya adalah Rp. 2.000.000 dan masa pemakainnya 4 tahun. Penyusutan untuk aktiva mobil tersebut dihitung sebagai berikut :

n : 4 tahun Penyelesaian : � =� − � � � = 10.000.000−2.000.000 4 = ��. 2.000.000

Atau dengan menggunakan rumus lain :

�= 100 % � �= 100 % 4 = 25 % D = (C- S) × r D = ( 10.000.000 – 2.000.000 ) × 25 % = Rp. 2.000.000

Daftar penyusutan menurut garis lurus adalah sebagai berikut :

Tahun Biaya Perolehan Tarif Beban

Penyusutan

Akumulasi

Penyusutan Nilai Buku

0 Rp.10.000.000

1 Rp.10.000.000 25% Rp. 2.000.000 Rp. 2.000.000 Rp. 8.000.000

2 Rp. 10.000.000 25% Rp. 2.000.000 Rp. 4.000.000 Rp. 6.000.000

3 Rp. 10.000.000 25% Rp. 2.000.000 Rp. 6.000.000 Rp. 4.000.000

4 Rp. 10.000.000 25% Rp. 2.000.000 Rp. 8.000.000 Rp. 2.000.000

Sumber : Akuntansi Basis Pengambilan Keputusan Bisinis Jilid II Tabel 3.2 Daftar penyusutan menurut garis lurus

b. Metode Satuan Produksi (units of production method)

Metode ini mengalokasikan penyusutan ke periode waktu berdasarkan keluaran aktiva. Metode ini menghasilkan beban penyusutan yang berbeda-beda selama masa pemakaian aktiva. Dalam penerapan metode ini, masa manfaat aktiva dinyatakan dari segi satuan kapasitas produktif seperti jam mesin ataupun kilometer. Beban penyusutan menurut metode ini dapat dihitung sebagai berikut :

����������������������= �������������� − ����������� ��������������������������

Besarnya penyusutann yang diakui tiap-tiap periode dapat dihitung dengan rumus :

���������������= ��������������������������� × ��������������������������������

Contoh :

Biaya perolehan mesin fotocopi adalah Rp. 4.000.000 dan nilai residunya adalah Rp. 200.000. Masa manfaat mesin fotocopi ini diperkirakan selama 2.375 jam operasi. Maka beban penyusutan untuk 1 unit jam operasi :

Diketahui : biaya perolehan : Rp. 4.000.000 Nilai residu : Rp. 200.000 Taksiran unit produksi : 2375 jam Penyelesaian :

������������������������������ =��.4.000.000−�� 200.000

2375 ��� =��. 1.600/���

Beban penyusutan tahun ini = 800 jam × Rp.1.600 per jam = Rp 1.280 c. Metode Saldo Menurun

Dalam metode ini beban penyusutan dihitung dengan persentase tertentu yang dihitung melalui rumus tertentu dan dikalikan dengan nilai buku. Oleh karena itu, beban penyusutan semakin lama semakin menurun. Persentasenya dihitung sebagai berikut :

�=� − √� ∶ �

r : persentase penyusutan Contoh :

Sebuah aktiva tetap dengan harga Rp. 1.000.000,- nilai residu ditaksir Rp.100.000,- sedang penggunaannya ditaksir 5 tahun. Beban penyusutan per tahun adalah : Diketahui : C : Rp.1.000.000 S : Rp. 100.000 n : 5 tahun Penyelesaian : �= 1− √� ∶ � �= 1− ���5 . 100.00∶ ��. 1.000.000 �= 1−0,632 r = 0,368 = 36,8 %

Tahun Nilai Buku Awal Tahun Penyusu tan Beban Penyusutan untuk Tahun Ke : Akumulasi Penyusutan Nilai Buku Akhir Tahun 1 Rp. 1.000.000 36,80% Rp. 368.000 Rp. 368.000 Rp. 632.000 2 Rp. 632.000 36,80% Rp. 232.576 Rp. 600.576 Rp. 399.424 3 Rp. 399.424 36,80% Rp. 146.988 Rp. 747.564 Rp. 252.436 4 Rp. 252.436 36,80% Rp. 92. 896 Rp. 840.460 Rp. 159.540 5 Rp. 159.000 36,80% Rp. 59,540 Rp. 900.000 Rp. 100.000 Rp. 900.000

Sumber : Akuntansi Basis Pengambilan Keputusan Bisinis Jilid II

Tabel 3.3 Daftar penyusutan menurut metode saldo menurun d. Metode Saldo Menurun Ganda

Metode ini merupakan metode penyusutan dipercepat dimana penyusutan dihitung dengan mengalikan nilai buku aktiva pada awal periode dengan 2 kali tarif garis lurus. Penyusutan atas sebuah aset pada setiap tahunnya dapat dihitung sebagai berikut :

Penyusutan per tahun = 2 × tarif garis lurus × nilai buku pada awal tahun

Contoh :

Biaya perolehan suatu aktiva sebesar Rp. 12.000.000, nilai sisanya Rp. 750.000 dan taksiran masa manfaatnya 4 tahun. Maka diperoleh :

Diketahui : biaya perolehan : Rp. 12.000.000 Nilai sisa : Rp. 750.000

Penyelesaian :

Tarif = 2 × (100% : 4) = 50%

Sumber : Akuntansi Basis Pengambilan Keputusan Bisinis Jilid II

Tabel 3.4 Daftar penyusutan menurut metode saldo menurun ganda

e. Metode Jumlah Angka Tahun

Metode ini mengalokasikan penyusutan dengan mengalikan biaya perolehan aktiva yang tersusutkan (biaya perolehan - nilai residu) dengan tarif penyusutan. Tarif penyusutan yang dipakai dengan metode jumlah angka tahun adalah fraksi, yang menurun setiap tahun. Metode ini menganggap bahwa produktivitas aktiva akan berkurang pada tahun-tahun akhir masa manfaatnya. Rumus menghitung beban penyusutan adalah :

���������������= ����������������������������� × �������������������������

����������������

Contoh :

Sebuah mobil mempunyai masa manfaat 4 tahun,dengan biaya perolehan Rp.10.000.000 dan nilai residu Rp. 2.000.000 . Beban penyusutan per tahun adalah : Tahun Biaya Perolehan Akumulasi Penyusutan Nilai Buku

Awal Tahun Tarif

Penyusutan per Tahun Nilai Buku Akhir Tahun 1 12.000.000 0 12.000.000 50% 6.000.000 6.000.000 2 12.000.000 6.000.000 6.000.000 50% 3.000.000 3.000.000 3 12.000.000 9.000.000 3.000.000 50% 1.500.000 1.500.000 4 12.000.000 10.500.00 1.500.000 50% 750.000 750.000

Diketahui : C : Rp. 10.000.000 S : Rp. 2.000.000 n : 4 Penyelesaian : �����ℎ�����= � (�+ 1) 2 �����ℎ�����= 4 (4 + 1) 2 = 10 Beban penyusutan = ( ��. 10.000.000− ��. 2.000.000) × 4 10 = Rp. 3.200.000 Tahun Biaya Perolehan Tarif Beban Penyusutan Akumulasi

Penyusutan Nilai Buku

Rp.10.000.000

1 Rp. 8.000.000 4/10 Rp. 3.200.000 Rp. 3.200.000 Rp. 6.800.000

2 Rp. 8.000.001 3/10 Rp. 2.400.000 Rp. 5.600.000 Rp. 4.400.000

3 Rp. 8.000.002 2/10 Rp. 1.600.000 Rp. 7.200.000 Rp. 2.800.000

4 Rp. 8.000.003 1/10 Rp. 800.000 Rp. 8.000.000 Rp. 2.000.000

Sumber : Akuntansi Basis Pengambilan Keputusan Bisinis Jilid II

Tabel 3.5 Daftar penyusutan menurut metode jumlah angka tahun

Metode penyusutan yang diterapkan oleh Fakultas Ekonomi USU didasarkan pada PSAP No.7, yaitu metode penyusutan yang digunakan atas aktiva Badan Usaha Milik Negara (BUMN) antara lain metode garis lurus, metode saldo menurun , dan metode unit produksi. Namun pada umumnya cara yang digunakan

diterapkan, dan sering digunakan secara luas oleh berbagai instansi. Metode garis lurus menghasilkan jumlah beban penyusutan yang sama setiap tahun sepanjang umur manfaat suatu aktiva tetap. Alasan pemerintah melakukan pencatatannya dengan metode ini ditetapkan dalam undang-undang yaitu Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) No.24 Tahun 2005 yang mengatur tentang pencatatan pelaporan keuangan akuntansi di tingkat pemerintahan.

Pelaporan unit aktiva tetap dilakukan oleh Departemen Keuangan RI dengan sistematika sebagai berikut :

Sumber : Fakultas Ekonomi USU

Gambar 3.1 Sistematika Pelaporan Unit Aktiva Tetap

Dokumen terkait