• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PRAKTEK

Dalam dokumen LAPORAN DASAR DASAR ILMU TANAH.docx (Halaman 25-34)

3.1 Tempat dan Waktu

Praktikum pengamatan profil tanah di Laksanakan di Jl. Soekarno Hatta, Kota Palu, Provinsi Sulawesi Tengah pada tanggal 01 Oktober 2016. Pengambilan sampel tanah di Laksanakan di Kelurahan Mamboro Boya, Kec. Palu Utara, Kota Palu, Provinsi Sulawesi Tengah pada tanggal 06 Oktober 2016. Praktikum penetapan Warna Tanah, Penetapan Kadar Air, Penetapan Permeabilitas, Penetapan Bulk Density, Penetapan Porositas, Penetapan Tekstur, Penetapan Reaksi Tanah (pH) dan Penetapan C-Organik Tanah di Laksanakan di Laboratorium Agoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Tadulako, Palu. Praktikum dilaksanakan setiap hari selasa pukul 13.00 WITA sampai selesai. Mulai dari tanggal 01 Oktober sampai tanggal 25 Oktober 2016.

3.2 Alat dan Bahan

3.2.1 Profil Tanah dan Pengambilan Contoh Tanah

Alat yang digunakan pada praktikum pengamatan profil tanah dan Pengambilan Contoh Tanah adalah sekop, linggis, ring, cutter, plastik gula, karet gelang, sendok semen, meteran, palu dan balok. Bahan yang digunakan adalah air, sampel tanah utuh dan sampel tanah tidak utuh.

3.2.2 Warna tanah

Alat yang digunakan pada penetapan warna tanah adalah buku Munsell Soil Color Chart, plastik es dan labu semprot. Bahan yang digunakakan adalah sampel tanah dari empat lapisan dan air.

3.2.3 Kadar air tanah

Alat yang digunakan pada praktikum penetapan kadar air tanah adalah cawan aluminium, neraca analitik, dan oven. Bahan yang digunakan adalah sampel tanah tidak utuh.

3.2.4 Permeabilitas tanah

Alat yang digunakan pada Penetapan Permeabilitas Tanah adalah permeameter, ring sampel, kran sumber air, gelas ukur (25-500 ml) dan jangka sorong. Bahan yang digunakan adalah sampel tanah utuh.

3.2.5 Bulk Density tanah

Alat yang digunakan pada Penetapan Bulk Density adalah ring, neraca

analitik, cangkul, oven, eksikator, tangkai penjepit, dan cawan aluminium. Bahan

yang digunakan adalah sampel tanah utuh.

3.2.6 Porositas Tanah

Alat yang digunakan pada Penetapan Porositas Tanah adalah ring sampel, oven, eksikator dan neraca analitik. Bahan yang digunakan adalah contoh sampel tanah utuh.

3.2.7 Tekstur tanah

Alat yang digunakan pada Penetapan Tekstur Tanah adalah neraca analitik, gelas kimia volume 1 dan 2 liter, erlenmeyer 500 ml, ayakan berukuran 50 nm dan 100 nm, mesin pemanas listrik, bak perendam, pipet dengan volume 10 ml dan 50 ml, oven, dan cawan aluminium. Bahan yang digunakan adalah Hidrogen peroksida (H2O2) 30%, HCl 0,2 N, Calcon dan sampel tanah tanah utuh.

3.2.8 Reaksi tanah (pH)

Alat yang digunakan pada Penetapan Reaksi Tanah (pH) adalah Neraca analitik ketelitian 2 desimal, botol kocok 100 ml, pipet ukur, burret 25 ml gelas kimia, mesin pengocok, labu semprot dan pH meter. Bahan yang digunakan adalah H2O, KCl 1 N, dan sampel tanah.

3.2.9 C-Organik dan bahan organik tanah

Alat yang digunakan pada Praktikum Penetapan C-Organik adalah neraca analitik ketelitian 3 desimal dan magnetik stirer, buret 25 ml dan gelas ukur 100 ml, elenmeyer 250, dan bahan yang di gunakan adalah kalium dikromat (k2Cr2O7), asam sulfat pekat dan sampel tanah.

3.3 Cara Kerja

3.3.1 Profil Tanah dan Pengambilan Contoh Tanah

Pengambilan sampel tanah utuh dilakukan dengan cara membersihkan terlebih dahulu rerumputan dan sampah. Meletakkan ring sampel pada tanah dengan bagian runcing pada posisi bawah. Meletakkan balok kecil diatas

permukaan ring lalu dipukul menggunakan palu hingga ring rata dengan tanah. Setelah itu, meletakkan ring kedua diatas ring pertama lalu ditutupi dengan balok kemudian dipukul hingga keduanya tenggelam. Setelah tenggelam, hentikan pemukulan lalu menggali tanah disekitar ring dengan hati-hati, jangan sampai ring goyang. Setelah digali hingga ring paling bawah, angkat kedua ring dengan hati-hati. Iris perbatasan kedua ring dengan menggunakan cutter. Setelah terpisahkan, ring bawah dibersih. Setelah itu membungkus kedua ujung ring dengan plastik lalu diikat dengan karet agar tidak terganggu.

Pengambilan sampel tanah tidak utuh dilakukan dengan cara, membuat galian sebanyak 4 lubang yang berjarak 1 meter dari pusat galian lalu mengambil tanah dengan menggunakan tangan sebanyak satu genggam setiap lubang galian lalu mencampurnya didalam toples.

3.3.2 Warna Tanah

Terlebih dahulu mengambil empat sampel tanah dari keempat lapisan yang ada dilapangan lalu dimasukkan kedalam plastik es. Semprot atau basahi tanah tetapi tidak terlalu basah dan tidak terlalu kering kemudian mencocokkan tanah dari setiap lapisan dengan buku Munsell Soil Color Chart lalu mencatat hasil yang diperoeh.

3.3.3 Kadar Air Tanah

Mengambil sampel tanah tidak utuh dari lapangan dan selanjutnya menempatkan kedalam cawan aluminium atau petridish, kemudian menimbang sampel tanah beserta cawanya tersebut dengan menggunakan neraca analitik

sehingga didapatkan berat tanah basah + berat cawan (Btb + Bcw), setelah itu masukkan contoh tanah beserta wadahnya kedalam oven bersuhu 105N0C selama 24 jam kemudian di keluarkan dan dimasukkan kedalam desikator. Lalu menimbang contoh tanah yang telah dioven sehingga didapatkan nilai barat tanah kering oven + cawan (Btko + Bcw), kemudian menimbang berat cawan setelah bersih dari tanah sehingga didapatkan nilai berat cawan (Bcw), lalu memasukkan nilai yang di peroleh kedalam persamaan:

W = (Btb + Bcw) – (Btko + Bcw) x 100 % ...(1) (Btko + Bcw) – Bcw

Dengan:

W = Kadar air Bcw = Berat cawan

Btb = Berat cawan + tanah Btko = Berat setelan dioven

3.3.4 Permeabilitas Tanah

Mengambil contoh sampel tanah dari lapangan dengan ring sampel kemudian direndam dalam baki perendaman berisi air 3 cm dari dasar baki selama 24 jam untuk penjenuhan, kemudian di lakukan pengukuran untuk mengetahui tebal tanah atau tinggi ring, luas permukaan sampel tanah, dan dan tinggi permukaan air dari permukaan sampel tanah. Setelah contoh tanah jenuh air, contoh tanah tersebut dipindahkan kealat permeameter kemudian diairi, dan pengukuran jumlah air yang tertampung dilakukan selama 1 jam yang dibagi dalam 3 waktu pengukuran yaitu 15 menit, 15 menit dan 30 menit, setelah nilai permeabilitas tanah diperoleh maka masukkan nilai tersebut dalam persamaan:

K = Q x l x 1 cm/jam ...(2) t h A

Dengan :

K = Permeabilitas

T = waktu pengukuran (jam) I = tebal tanah (cm)

A = luas perrmukaan tanah (cm2)

Q = banyaknya air yang mengalir setiap pengukuran

3.3.5 Bulk Density Tanah

Meletakkan sampel tanah utuh yang telah diambil dilapangan kedalam cawan aluminium selanjutnya dimasukkan kedalam oven untuk di panaskan selama 24 jam pada oven bersuhu 1050C, mengeluarkan contoh tanah secara berhati-berhati bersama dengan wadahnya dengan menggunakan tangkai penjepit (gegep) kemudian di masukkan dalam eksikator hingga dingin, kemudian timbang contoh tanah dalam ring dan selanjutnya menimbang ringnya sehingga di dapatkan nilai BRG (berat ring kosong), setelah itu ukur folume ring yang di gunakan sehinggga di peroleh nilai V total, kemudian tetapkan berat isi tanah atau berat jenis volume tanah berdasarkan nilai BTKO : U total dalam suatu 9/cm3 kemudian di masukkan ke dalam persamaan:

BD = ( ( Btko + Brg ) – Brg ) g/cm3 ...(3) V total

Dengan :

Btko + Brg = Berat cawan kosong + berat tanah (gam) Brg = Berat tanah (gam)

3.3.6 Porositas Tanah

Langkah yang dilakukan menentukan nilai porositas adalah menggunakan nilai Bulk Density yang telah diperoleh, untuk nilai kepadatan partikel dipakai angka 2,65 (nilai real density), kemudian di masukkan ke dalam persamaan: Porositas = 1,0 – BD (g/cm3 ) x 100 % ...(4) PD (g/cm3) Dengan : BD = Bulk density ( g/cm3 ) PD = Partikel density 3.3.7 Tekstur Tanah

Terlebih dahulu menimbang 5 g contoh tanah yang telah lolos ayakan 2 mm dengan menggunakan neraca analitik dan selanjutnya dimasukkan dalam beaker glass atau erlemeyer 150 ml, kemudian menambahkan 25 ml H2O2 30% (untuk menghancurkan bahan organik ) dan selanjutnya simpan didalam nampan berisi air untuk menghindari reaksi yang hebat dan aduk secara hati-hati dan biarkan selama 30 menit, lalu panaskan di atas penangas listrik hingga mengental.

Setelah itu tambahkan air hingga tanda tera 150 ml, panaskan hingga menyusut sampai 50 ml, menambahkan kembali air hingga 100 ml, kemudian di panaskan hingga menyusut sampai 50 ml sampai airnya tidak berbui. Setelah itu angkat lalu letakkan di atas nampan yang berisi air dengan tujuan untuk pendinginan setelah pemanasan, lalu siapkan 2 jenis ayakan, gelas kimia 1000 ml, labu semprot, dan corong kaca.

Kemudian sampel yang telah dingin di isi air lalu di tuang ke ayakan untuk memisahkan fraksi pasir kasar, fraksi pasir halus, debu dan lait. Fraksi debu dan liat yang tertampung pada nampan di masukkan ke dalam gelas ukur 1000 ml, dengan menggunakan corong kaca, lalu tambahkan Calcon sebanyak 25 ml, dan di isi air hingga tanda tera 1000 ml.

Setelah itu siapkan cawan-cawan terlebih dahulu yang sesuai dengan waktu pemipetannya. Kemudian fraksi debu dan liat yang berada di gelas ukur di kocok sebanyak 15 kali dengan menggunakan tangkai pengocok.

Kemudian pemipetan pertama dilakukan 0 menit setelah pengocokan degan menggunakan pipet 50 ml, kemudian pemipetan kedua dilakukan pada menit ke-5, pemipetan ketiga dilakukan pada menit ke-17, dan pemipetan keempat dilakukan pada menit ke-50 dengan menggunakan pipet 50 ml.

3.3.8 Reaksi Tanah (pH)

Menimbang tanah masing-masing 5 g kemudian dimasukkan kedalam rol film yang berlabel H2O dan KCl lalu menambahkan 12,5 ml air bebas ion (pH H2O), dan menambahkan 12,5 ml KCl 1 N (pH KCl), lalu dengan mengocok rol film secara manual selama 30 menit kemudian didiamkan sampai contoh tanah mengendap. Setelah tanahnya mengendap. Setelah itu, mengkalibrasi pH meter yang akan digunakan dengan larutan buffer pH 4,0 dan pH 7,0 keudian mengukur pH larutan contoh tanah.

3.3.9 C-Organik dan bahan organik tanah

Terelebih dahulu menimbang 0,5 g contoh tanah yang lolos ayakan 0,5 mm (0,05-0,1 g) untuk tanah organik (gambut), kemudian di masukkan kedalam erlemeyer 250 ml, selanjutnya menambahkan 5 ml K2Cr2O7 1 N sambil kocok, kemudian di tambahkan 10 ml H2SO4 dan goyang secara berlahan-lahan. Setelah tercampur sempurna larutan didiamkan selama 20-30 menit, selanjutnya menambahkan 100 ml aquades, 5 ml NaF , 5 ml H3PO4 dan 15 tetes indikator difenilamin, kemudian menitrasi larutan dengan ferro amonium sulfat 0,5 N Pada tahap awal ion krom berwarna hijau redup, biru kotor dan titik akhir penitrasi adalah hijau terang, kemudian lakukan cara sama dengan waktu yang sama untuk blanko, setelah nilainya di peroleh maka di masukkan ke dalam persamaan: %C-Organik = ml FeSO4 (blanko-contoh) x N FeSO x 0,30 ...(5)

Berat contoh tanah 0,77

% Bahan Organik = 1,724 x C-Organik ...(6) Dengan:

Blanko = 12,8 mm Titrasi = 7,6

Dalam dokumen LAPORAN DASAR DASAR ILMU TANAH.docx (Halaman 25-34)

Dokumen terkait