• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN DASAR DASAR ILMU TANAH.docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "LAPORAN DASAR DASAR ILMU TANAH.docx"

Copied!
56
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS SIFAT FISIK DAN KIMIA TANAH PADA

BEBERAPA KELURAHAN DI KOTA PALU

PROVINSI SULAWESI TENGAH

LAPORAN LENGKAP

AKBAR WIRAWAN

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS TADULAKO

(2)

ANALISIS SIFAT FISIK DAN KIMIA TANAH PADA

BEBERAPA KELURAHAN DI KOTA PALU

PROVINSI SULAWESI TENGAH

LAPORAN LENGKAP

Disusun sebagai Salah Satu Syarat untuk Menyelesaikan Matakuliah Dasar-Dasar Ilmu Tanah Pertanian pada

Fakultas Pertanian Universitas Tadulako

Oleh

AKBAR WIRAWAN E 281 15 011

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS TADULAKO

(3)

HALAMAN PENGESAHAN

Judul : Analisis Sifat Fisik dan Kimia Tanah Pada Beberapa Kelurahan Di Kota Palu Provinsi

Sulawesi Tengah

Nama : Akbar Wirawan

Stambuk : E 281 15 011

Kelompok : 2 (Dua)

Kelas : AGT 1

Palu, November 2016

Menyetujui,

Koordinator Asisten Asisten Penanggungjawab

Fandi Akase, SP. Syarifah Nur

NIM. E 281 14 070

Disahkan Oleh,

DosenPenanggungjawab Praktikum

Mata Kuliah Dasar-Dasar Ilmu Tanah

(4)

RINGKASAN

Akbar Wirawan (E 281 15 011) Analisis Sifat Fisik dan Kimia Tanah Pada Beberapa Kelurahan Di Kota Palu Provinsi Sulawesi Tengah.

Tanah merupakan lapisan permukaan bumi. Dari segi pertanian, tanah merupakan lapisan permukaan bumi yang tidak terkonsolidasi (lepas) dari bahan mineral, bahan organik, air dan udara yang mampu mendukung pertumbuhan tanaman. Sifat fisika tanah adalah sifat tanah yang bisa kita amati secara langsung atau secara fisik. Sifat fisika tanah antara lain tekstur tanah, struktur, warna, kedalaman, Bulk Density, porositas dan lain-lain. Sifat kimia tanah adalah sifat tanah secara kimiawi, misalnya pH tanah dan kandungan bahan organik didalam tanah seperti Karbon, Nitrogen, Posfor, Kalium dan berbagai komponen lainnya.

Pengamatan Profil Tanah dilaksanakan di Jl. Soekarno Hatta, Kota Palu pada tanggal 01 Oktober 2016 dengan menggunakan metode ring. Dari hasil pengamatan diperoleh hasil bahwa tanah di daerah tersebut terdiri dari 4 lapisan dan belum membentuk horizon tanah serta memiliki warna yang berbeda dari setiap lapisannya. Pada pengamatan ini, dijelaskan mengenai cara pengambilan sampel tanah utuh dan tanah tidak utuh. Pengambilan contoh tanah utuh dan contoh tanah tidak utuh kami laksanakan di Kelurahan Mamboro Boya, Kecamatan Palu Utara, Kota Palu, Provinsi Sulawesi Tengah pada tanggal 02 Oktober 2016. Sampel yang diambil berada pada lahan kosong milik warga yang hannya di tumbuhi rerumputan liar, pohon sagu dan beberapa jenis pohon lainnya

Penetapan Warna Tanah dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian Universitas Tadulako pada tanggal 03 Oktober 2016 dengan dengan metode buku Munsell Soil Color Chart. Warna tanah yang diambil dari beberapa tempat yang berbeda memiliki warna yang bermacam-macam pula. Hal ini disebabkan karena adanya kandungan bahan organik yang berbeda-beda, drainase, tingkat pelapukan dan kesuburan tanah.

Penetapan Kadar Air dilaksanakan di Laboratorium Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Tadulako pada tanggal 11 Oktober 2016 dengan menggunakan metode volumetrik. Kadar air tanah dari masing-masing kelurahan memiliki kadar air yang berbeda-beda. Tanah dengan kadar air tertinggi dari panau 26,5% dan terendah dari taipa 5%. Perbedaan ini disebabkan karena perbedaan tekstur, struktur, kandungan bahan organik serta faktor iklim.

(5)

Penetapan Bulk Density Tanah dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian Universitas Tadulako pada tanggal 13 Oktober 2016 mengukur berat kering tanah ditambah ring dengan berat ring sampel dan dibagi dengan volume total. Dari lima perbandingan nilai Bulk Density tanah dengan sampel tanah yang berbeda-beda daerah, yang mana tanah yang memiliki nilai Bulk Density yang tertinggi adalah tanah yang berasal ari daerah Kelurahan Panau, dan tanah yang memiliki nilai Bulk Density yang terendah dari kelurahan Baiya. Perbedaan ini disebabkan oleh pori tanah, teksrur tanah dan padatan tanah.

Penetapan Porositas Tanah dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian Universitas Tadulako pada tanggal 13 Oktober 2016 dengan mencari perbandingan antara Bulk Density dengan Partikel Density . Berdasarkan hasil percobaan porositas tanah di dapatkan tingkat porositas tanah berbeda-beda. Porositas tanah yang tertinggi adalah tanah yang berasal dari kelurahan Baiya dan tingkat porositas tanah yang terendah adalah tanah dari kelurahan Taipa. Perbedaan disebabkan oleh adanya perbedaan iklim, suhu dan tekstur tanah.

Penetapan Tekstur Tanah dilaksanakan di Laboratorium Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Tadulako pada tanggal 18 Oktober 2016 dengan menggunakan metode segitiga tekstur. Dari lima sampel tanah yang berasal dari daerah yang berbeda yang kami gunakan sebagai sampel untuk perbandingan yang mana tingkat tekstur tanahnya masing-masing berbeda ada yang fraksi pasir yang mendominasi dan ada pula yang fraksi liatnya yang mendominasi.

Penetapan Reaksi Tanah (pH) dilaksanakan di Laboratorium Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Tadulako pada tanggal 25 Oktober 2016 dengan menggunakan metode pH meter. Dari lima perbandingan penetapan reaksi tanah dengan sampel tanah yang berbeda-beda daerah, pada pH H2O semua sampel tanah termasuk pH basa dan pada pH KCl, semua sampel tanah termasuk pH alkalis. Tanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman adalah tanah dengan pH netral.

(6)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kita berbagai macam nikmat, sehingga aktivitas hidup yang kita jalani ini akan selalu membawa keberkahan, baik didalam kehidupan dialam dunia ini, lebih-lebih kehidupan dialam akhirat kelak, sehingga semua cita-cita serta harapan yang ingin kita capai menjadi lebih muda dan bermanfaat.

Terima kasih sebelum dan sesudah penulis ucapkan kepada Orang Tua penulis, Bapak/Ibu Dosen Mata Kuliah Dasar-Dasar Ilmu Tanah, Kakak-kakak Asisten Praktikum, serta teman-teman sekalian yang telah membantu, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Laporan Praktikum yang berjudul

“Analisis Sifat Fisik Dan Kimia Tanah Pada Beberapa Kelurahan di Kota Palu Provinsi Sulawesi Tengah”.

Penulis menyadari, di dalam penulisan laporan ini masih jauh dari kesempurnaan serta masih banyak kekurangan, baik dari segi tata bahasa maupun cara penyusunan kata. Sehingga kami sangat mengharapkan kritik dan saran guna untuk menyempunakan laporan selanjutnya. Harapan dari penulis, semoga apa yang penulis susun ini kiranya dapat bermanfat, baik untuk pribadi, teman-teman, serta orang lain yang ingin mengambil ilmu pengetahuan.

Palu, November 2016

Penulis

(7)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN SAMPUL DALAM... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

RINGKASAN... iv

KATA PENGANTAR... vi

DAFTAR ISI... vii

DAFTAR TABEL... ix

DAFTAR GAMBAR... x

DAFTAR LAMPIRAN... xi

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1

1.2 Tujuan Praktikum... 2

1.3 Manfaat Praktikum... 2

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gambaran Umum Lokasi Praktikum... 3

2.2. Pengertian Tanah dan Profil Tanah... 3

2.3. Pengertian Warna Tanah... 4

2.4. Pengertian Kadar Air Tanah... 5

2.5. Pengertian Permeabilitas Tanah... 5

2.6. Pengertian Bulk Density... 7

(8)

2.8. Pengertian Tekstur Tanah... 8

2.9. Pengertian Reaksi Tanah (pH)... 10

2.10. Pengertian C-Organik dan Bahan organik tanah... 11

III. METODE PRAKTEK 3.1 Tempat dan Waktu... 13

3.2 Alat dan Bahan... 13

3.2.1. Profil tanah dan pengambilan contoh tanah... 13

3.2.2. Warna tanah... 14

3.2.3. Kadar air tanah... 14

3.2.4. Permeabilitas tanah... 14

3.2.5. Bulk density... 14

3.2.6. Porositas tanah... 14

3.2.7. Tekstur tanah... 15

3.2.8. Reaksi tanah (pH)... 15

3.2.9. C-organik dan bahan organik tanah... 15

3.3 Cara Kerja... 15

3.3.1 Profil tanah dan pengambilan contoh tanah... 15

3.3.2. Warna tanah... 16

3.3.3. Kadar air tanah... 16

3.3.4. Permeabilitas tanah... 17

3.3.5. Bulk density... 18

3.3.6. Porositas tanah... 19

3.3.7. Tekstur tanah... 19

3.3.8. Reaksi tanah (pH)... 20

3.3.9. C-organik dan bahan organik tanah... 21

(9)

4.1. Profil Tanah dan Pengambilan Contoh Tanah... 22

4.2. Warna Tanah... 25

4.3. Kadar Air Tanah... 26

4.4. Permeabilitas Tanah... 28

4.5. Bulk Density... 29

4.6. Porositas Tanah... 31

4.7. Tekstur Tanah... 32

4.8. Reaksi Tanah (pH)... 34

4.9. C-Organik dan Bahan Organik Tanah... 35

V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan... 37

5.2 Saran... 38

DAFTAR PUSTAKA... 39

LAMPIRAN... 41

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Teks Halaman

1.

Perhitungan Kadar Air Tanah ... 41

2.

Perhitungan Permeabilitas Tanah... 41

3. Perhitungan Bulk Density Tanah... 41

4. Perhitungan Porositas Tanah... 42

5. Perhitungan Tekstur Tanah... 42

6. Perhitungan C-Organik dan Bahan Organik Tanah... 44

7. Dokumentasi Pengamatan Profil Tanah... 44

8. Dokumentasi Pengambilan Sampel Tanah... 44

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Teks Halaman

10.

Perhitungan Kadar Air Tanah ... 41

11.

Perhitungan Permeabilitas Tanah... 41

12. Perhitungan Bulk Density Tanah... 41

13. Perhitungan Porositas Tanah... 42

14. Perhitungan Tekstur Tanah... 42

15. Perhitungan C-Organik dan Bahan Organik Tanah... 44

16. Dokumentasi Pengamatan Profil Tanah... 44

17. Dokumentasi Pengambilan Sampel Tanah... 44

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Teks Halaman

19.

Perhitungan Kadar Air Tanah ... 41

20.

Perhitungan Permeabilitas Tanah... 41

21. Perhitungan Bulk Density Tanah... 41

22. Perhitungan Porositas Tanah... 42

23. Perhitungan Tekstur Tanah... 42

24. Perhitungan C-Organik dan Bahan Organik Tanah... 44

25. Dokumentasi Pengamatan Profil Tanah... 44

26. Dokumentasi Pengambilan Sampel Tanah... 44

(13)

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tanah merupakan lapisan permukaan bumi. Dari segi pertanian, tanah merupakan lapisan permukaan bumi yang tidak terkonsolidasi (lepas) dari bahan mineral, bahan organik, air dan udara yang mampu mendukung pertumbuhan tanaman. Sifat fisika tanah adalah sifat tanah yang bisa kita amati secara langsung atau secara fisik. Sifat fisika tanah antara lain Tekstur Tanah, struktur, warna, kedalaman, Bulk Density, Porositas dan lain-lain. Sifat kimia tanah adalah sifat tanah secara kimiawi, misalnya pH tanah dan kandungan bahan organik didalam tanah seperti Karbon, Nitrogen, Posfor, Kalium dan berbagai komponen lainnya.

Apabila diperhatikan lebih seksama, tanah bukanlah terdiri dari benda padat yang pejal melainkan ternyata tersusun dari 4 bagian penyusun tanah, yaitu bahan mineral (an-organik), bahan-bahan organik atau sisa tanaman dan hewan, air tanah dan udara tanah. Keempat bagian penyusun tanah tersebut bergabung satu sama lain membentuk suatu sistem yang kompleks, yaitu tanah, yang merupakan media yang baik bagi perakaran tanaman, sebagai gudang unsur hara dan sanggup menyediakan air serta udara bagi keperluan tanaman (Hardjowigeno, 2003)

Tanah terbentuk dan berkembang dari proses-proses alami, adanya diferensiasi profil tanah membentuk horizon-horizon, terdapat beberapa hal yang membedakan antara sifat bahan induk dengan horizon tanah yang terbentuk. Berdasarkan uraian di atas maka dilakukan pengamatan profil tanah dalam langkah awal penelitian dan pengamatan terhadap tanah.

(14)

Tujuan Praktikum Mata Kuliah Dasar-Dasar Ilmu Tanah adalah untuk mengetahui analisis sifat fisika dan sifat kimia tanah di beberapa Kelurahan di Kota Palu Provinsi Sulawesi Tengah.

1.2 Manfaat Praktikum

(15)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Gambaran Umum Lokasi Praktikum

Pengambilan contoh sampel tanah utuh (tanah tidak terganggu) dan sampel tanah tidak utuh (tanah terganggu) dilaksanakan di Kelurahan Mamboro Boya disebuah kebun milik warga yang jauh dari pemukiman. Letak daerah pengambilan sampel tanah ini adalah sebelah timur dari pemukiman warga, sebelah barat pegunungan Mamboro Boya, sebelah selatan peternakan sapi dan sebelah utara perkebunan sagu dan kelapa. Adapun tanaman yang hidup disekitar daerah pengambilan sampel tanaman sagu, tanaman pisang, jati dan beberapa jenis rerumputan liar.

Gambar 1. Lokasi Pengambilan Sampel Tanah

2.2 Pengertian Tanah dan Profil Tanah

(16)

tertentu yang terjadi akibat gabungan dari faktor-faktor iklim, bahan induk, jasad hidup, bentuk wilayah dan lamanya waktu pertumbuhan. Profil tanah merupakan irisan vertikal tanah dari lapisan paling atas hingga ke bebatuan induk tanah, yang biasanya terdiri dari horizon-horison O-A-E-B-C-R. Empat lapisan teratas yang masih dipengaruhi cuaca disebut solum tanah, horison O-A disebut lapisan tanah atas dan horison E-B disebut lapisan tanah bawah. Tanah terdiri dari partikel pecahan batuan yang telah diubah oleh proses kimia dan lingkungan yang meliputi pelapukan dan erosi. Tanah berbeda dari batuan induknya karena adanya interaksi antara Hidrosfer, Atmosfer, Litosfer dan biosfer inilah merupakan campuran dari konstituen mineral yang dalam keadaan padat, cair dan gas yang selalu mengalami dinamisasi dalam kondisi seimbang (Hanafiah, 2004).

2.3 Pengertian Warna Tanah

Warna tanah adalah sifat tanah yang paling jelas dan mudah ditentukan, walaupun warna mempunyai pengaruh yang kecil terhadap kegunaan tanah. Tetapi terkadang dapat dijadikan petunjuk adanya sifat-sifat khusus dari tanah. Warna tanah merupakangabungan berbagai warna komponen penyusun tanah. Warna tanah berhubungan langsung secara proporsional dari total campuran warna yang ditentukan atau di pantulkan oleh permukaan tanah. Warna tanah sangat ditentukan oleh luas permukaan spesifik yang dikali dengan proporsi volumetrik masing-masing terhadap tanah. Makin luas permukaan spesifik, maka menyebabkan makin dominan menentukan warna tanah (Hanafiah, 2014).

(17)

Air tanah merupakan salah satu bagian penyusun tanah. Air tanah hampir seluruhnya berasal dari udara dan atmosfer terutama didaerah tropis air hujan itu dapat merembes ke dalam tanah yang disebut infiltrasi. Sedangkan sisanya mengalir di permukaan tanah sebagai aliran permukaan tanah (run off). Air infiltrasi tadi bila dalam jumlah banyak dan terus merembes kedalam tanah secara vertikal dan meninggalkan daerahnya perakaranya yang disebut perkolasi, yang akhirnya sampai pada lapisan yang kedap air yang kemudian terkumpul menjadi air tanah atau sering disebut ground water (Fitri, 2013)

Banyaknya air yang tersedia bagi tanaman dicari dengan jalan penentuan kandungan air pada tanaman dikurangi dengan persentase keadaan tanah pada titik layu permanen. Dalam hal ini nilai-nilainya sangat ditentukan terutama oleh tekstur tanah. Tekstur tanah yang lebih tinggi mempunyai tekstur yang halus, sebaliknya tekstur yang rendah mempunyai teksttur yang kasar nilainya akan lebih rendah lagi dibandingkan dengan hal yang tadi (Hanafiah, 2004)

2.5 Pengertian Permeabilitas Tanah

(18)

Koefisien permeabilitas terutama tergantung pada ukuran rata-rata pori yang dipengaruhi oleh distribusi ukuran partikel, bentuk partikel dan struktur tanah. Secara garis besar, makin kecil ukuran partikel, makin kecil pula ukuran pori dan makin rendah koefisien permeabilitasnya. Berarti suatu lapisan tanah berbutir kasar yang mengandung butiran-butiran halus memiliki harga yang lebih rendah dan pada tanah ini koefisien permeabilitas merupakan fungsi angka pori. Kalau tanahnya berlapis-lapis permeabilitas untuk aliran sejajar lebih besar dari pada permeabilitas untuk aliran tegak lurus. Lapisan permeabilitas lempung yang bercelah lebih besar dari lempung yang tidak bercelah (Hardjowigeno, 2003).

Tabel 1. Klasifikasi Permeabilitas Tanah

No. Kelas Permeabilitas (cm/jam)

1 Sangat lambat < 0,125

2 Lambat 0,125 – 0,50

3 Agak lambat 0,50 - 6,25

4 Sedang 2,0 – 6,25

5 Agak cepat 6,25 – 12,5

6 Cepat 12,5 – 25

7 Sangat cepat > 25

Sumber: Habib, 2012.

(19)

Bulk Density adalah ukuran pengepakan atau kompersi partikel-partikel tanah

(pasir, liat dan debu). Bobot isi tanah bervariasi bergantung pada kerekatan

partikel-partikel tanah itu.bobot isi tanah dapat digunakan untuk menunjukkan nilai batas tanah

dalam membatasi kemampuan akar untuk menembus tanah dan untuk pertumbuhan akar

tersebut. Nilai bobot isi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya pengolahan

tanah, bahan organik, tekstur, struktur, dan kandungan air tanah (Aris, 2013).

Tabel 2. Klasifikasi Bulk Density Tanah

No

Kriteria Kriteria

1

< 0,9 Tanah Gambut

2

1-1,7 Tanah Mineral

3

> 1,7 Batu

Sumber: Laboratorium Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian Universitas Tadulako,

Palu, 2016.

Berat isi merupakan suatu sifat tanah yang menggambarkan taraf kemampatan

tanah. Tanah dengan kemampatan tinggi dapat mempersulit perakaran tanaman, pori

makro tebatas dan penetrasi air terhambat. Bulk Density adalah perbandingan berat tanah

kering dengan satuan volume tanah termasuk volume pori-pori tanah (Aris, 2013).

(20)

Porositas tanah adalah kemampuan tanah dalam menyerap air. Porositas erat kaitannya dengan tingkat kepadatan tanah (Bulk Density), semakin padat tanah berarti semakin sulit untuk menyerap air, maka porositas semakin kecil. Sebaliknya semakin mudah tanah menyerap air, maka tanah tersebut memiliki porositas yang besar (Samrowijaya, 2014).

Lapisan-lapisan tanah dengan sejumlah ruang pori, dimana keberadaan ruang pori tersebut penting karena masing-masing ruang terisi oleh air dan udara. Jumlah air yang bergerak didalam pori-pori tanah berkaitan erat dengan jumlah dan ukuran pori yang ada dalam tanah tersebut. Besar ruang pori tanah bervariasi, dari satu horizon ke horizon lainnya, sama halnya dengan sifat tanah lainnya dan keduanya dipengaruhi oleh struktur dan tekstur tanah (Hanafiah, 2014).

2.8 Pengertian Tekstur Tanah

(21)

Gambar 2. Segitiga Tekstur

Tanah dapat didefinisikan sebagai suatu tubuh alam, terjadi dalam bentuk profil berasal dari suatu campuran yang berubah-ubah dari pecahan mineral yang mengalami pelapukan dan sisa-sisa bahan organik yang meliputi bumi denga air memberikan kekuatan mekanik sebagai makanan bagi tumbuha (Soegiman, 2007).

(22)

2.9 Pengertian Reaksi Tanah (pH)

Keasaman (pH) adalah sifat tanah yang perlu diketahu karena menunjukkan adanya hubungan pH dengan ketersediaan unsur hara dan juga hubungnnya dengan sifat-sifat tanah. Terdapatnya beberapa hubungan komponen dalam tanah mempengaruhi konsentrasi H+ dalam tanah, dimana keadaannya dipersulit oleh bahan-bahan tanah yang lain (Sarma, 2015).

Pentingnya pH tanah adalah menentukan mudah tidaknya unsur-unsur hara diserap tanaman, menunjukkan kemungkinan adanya unsur-unsur beracun dan mempengaruhi perkembangan mikroorganisme. Tanah yang telalu masam dapat dinaikkan pH nya dengan menambahakan zat kapur didalamnya, sedangkan tanah yang terlalu alkalis/basa dapat diturunkan pHnya dengan cara penambahan belerang. Kemasaman tanah merupakan salah satu sifat yang penting sebab terhadap pH dan ketersediaan unsur hara, juga terdapat beberapa hubungan antara pH dengan semua pembentukan serta sifat-sifat tanah (Winarso, 2015).

Tabel 3. Klasifikasi reaksi tanah (pH)

pH Kelas

< 4,5 Sangat masam

4,5 – 5.5 Masam

5,6 – 6,5 Agak Masam

6,6 – 7,5 Netral

7,6 – 8,5 Agak alkalis

> 8,5 Alkalis

(23)

2.10 Pengertian C-Organik dan Bahan Organik

Bahan organik adalah bagian dari tanah yang merupakan suatu sistem kompleks dan dinamis. Yang besumber dari sisa tanaman atau binatang yang terdapat didalam tanah yang terus menerus mengalami perubahan bentuk karena dipengaruhi fakrot biologis, kimia dan fisika. Kadar C-Organik dalam tanah bervariasi, tanah mineral biasanya mengandung C-Organik 1-9%, sedangkan tanah gambut dan lapisan organik tanah hutan dapat mengandung 40-50% C-Organik dan biasanya kurang dari 1% di tanah gurun pasir (Fadilah, 2010).

Karbon merupakan komponen paling besar dalam bahan organik sehingga pemberian bahan organik akan meningkatkan kandungan karbon tanah. Tingginya karbon tanah ini akan mempengaruhi sifat tanah menjadi lebih baik, baik secara fisik, kimia dan biologi. Karbon merupakan sumber makanan mikroorganisme tanah, sehingga keberadaan unsur ini dalam tanah akan memacu kegiatan mikroorganisme sehingga meningkatkan proses dekomposisi tanah (Utami, 2003).

Tabel 4. Klasifikasi C-Organik Tanah

No. Kriteria Keterangan

1 <1 Sangat Rendah

2 1-2 Rendah

3 2-3 Sedang

4 3-5 Tinggi

5 >5 Sangat Tinggi

(24)
(25)

III. METODE PRAKTEK

3.1 Tempat dan Waktu

Praktikum pengamatan profil tanah di Laksanakan di Jl. Soekarno Hatta, Kota Palu, Provinsi Sulawesi Tengah pada tanggal 01 Oktober 2016. Pengambilan sampel tanah di Laksanakan di Kelurahan Mamboro Boya, Kec. Palu Utara, Kota Palu, Provinsi Sulawesi Tengah pada tanggal 06 Oktober 2016. Praktikum penetapan Warna Tanah, Penetapan Kadar Air, Penetapan Permeabilitas, Penetapan Bulk Density, Penetapan Porositas, Penetapan Tekstur, Penetapan Reaksi Tanah (pH) dan Penetapan C-Organik Tanah di Laksanakan di Laboratorium Agoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Tadulako, Palu. Praktikum dilaksanakan setiap hari selasa pukul 13.00 WITA sampai selesai. Mulai dari tanggal 01 Oktober sampai tanggal 25 Oktober 2016.

3.2 Alat dan Bahan

3.2.1 Profil Tanah dan Pengambilan Contoh Tanah

(26)

3.2.2 Warna tanah

Alat yang digunakan pada penetapan warna tanah adalah buku Munsell Soil Color Chart, plastik es dan labu semprot. Bahan yang digunakakan adalah sampel tanah dari empat lapisan dan air.

3.2.3 Kadar air tanah

Alat yang digunakan pada praktikum penetapan kadar air tanah adalah cawan aluminium, neraca analitik, dan oven. Bahan yang digunakan adalah sampel tanah tidak utuh.

3.2.4 Permeabilitas tanah

Alat yang digunakan pada Penetapan Permeabilitas Tanah adalah permeameter, ring sampel, kran sumber air, gelas ukur (25-500 ml) dan jangka sorong. Bahan yang digunakan adalah sampel tanah utuh.

3.2.5 Bulk Density tanah

Alat yang digunakan pada Penetapan Bulk Density adalah ring, neraca

analitik, cangkul, oven, eksikator, tangkai penjepit, dan cawan aluminium. Bahan

yang digunakan adalah sampel tanah utuh.

3.2.6 Porositas Tanah

(27)

3.2.7 Tekstur tanah

Alat yang digunakan pada Penetapan Tekstur Tanah adalah neraca analitik, gelas kimia volume 1 dan 2 liter, erlenmeyer 500 ml, ayakan berukuran 50 nm dan 100 nm, mesin pemanas listrik, bak perendam, pipet dengan volume 10 ml dan 50 ml, oven, dan cawan aluminium. Bahan yang digunakan adalah Hidrogen peroksida (H2O2) 30%, HCl 0,2 N, Calcon dan sampel tanah tanah utuh.

3.2.8 Reaksi tanah (pH)

Alat yang digunakan pada Penetapan Reaksi Tanah (pH) adalah Neraca analitik ketelitian 2 desimal, botol kocok 100 ml, pipet ukur, burret 25 ml gelas kimia, mesin pengocok, labu semprot dan pH meter. Bahan yang digunakan adalah H2O, KCl 1 N, dan sampel tanah.

3.2.9 C-Organik dan bahan organik tanah

Alat yang digunakan pada Praktikum Penetapan C-Organik adalah neraca analitik ketelitian 3 desimal dan magnetik stirer, buret 25 ml dan gelas ukur 100 ml, elenmeyer 250, dan bahan yang di gunakan adalah kalium dikromat (k2Cr2O7), asam sulfat pekat dan sampel tanah.

3.3 Cara Kerja

3.3.1 Profil Tanah dan Pengambilan Contoh Tanah

(28)

permukaan ring lalu dipukul menggunakan palu hingga ring rata dengan tanah. Setelah itu, meletakkan ring kedua diatas ring pertama lalu ditutupi dengan balok kemudian dipukul hingga keduanya tenggelam. Setelah tenggelam, hentikan pemukulan lalu menggali tanah disekitar ring dengan hati-hati, jangan sampai ring goyang. Setelah digali hingga ring paling bawah, angkat kedua ring dengan hati-hati. Iris perbatasan kedua ring dengan menggunakan cutter. Setelah terpisahkan, ring bawah dibersih. Setelah itu membungkus kedua ujung ring dengan plastik lalu diikat dengan karet agar tidak terganggu.

Pengambilan sampel tanah tidak utuh dilakukan dengan cara, membuat galian sebanyak 4 lubang yang berjarak 1 meter dari pusat galian lalu mengambil tanah dengan menggunakan tangan sebanyak satu genggam setiap lubang galian lalu mencampurnya didalam toples.

3.3.2 Warna Tanah

Terlebih dahulu mengambil empat sampel tanah dari keempat lapisan yang ada dilapangan lalu dimasukkan kedalam plastik es. Semprot atau basahi tanah tetapi tidak terlalu basah dan tidak terlalu kering kemudian mencocokkan tanah dari setiap lapisan dengan buku Munsell Soil Color Chart lalu mencatat hasil yang diperoeh.

3.3.3 Kadar Air Tanah

(29)

sehingga didapatkan berat tanah basah + berat cawan (Btb + Bcw), setelah itu masukkan contoh tanah beserta wadahnya kedalam oven bersuhu 105N0C selama 24 jam kemudian di keluarkan dan dimasukkan kedalam desikator. Lalu menimbang contoh tanah yang telah dioven sehingga didapatkan nilai barat tanah kering oven + cawan (Btko + Bcw), kemudian menimbang berat cawan setelah bersih dari tanah sehingga didapatkan nilai berat cawan (Bcw), lalu memasukkan nilai yang di peroleh kedalam persamaan:

W = (Btb + Bcw) – (Btko + Bcw) x 100 % ...(1) (Btko + Bcw) – Bcw

Dengan:

W = Kadar air Bcw = Berat cawan

Btb = Berat cawan + tanah Btko = Berat setelan dioven

3.3.4 Permeabilitas Tanah

(30)

K = Q x l x 1 cm/jam ...(2) t h A

Dengan :

K = Permeabilitas

T = waktu pengukuran (jam) I = tebal tanah (cm)

A = luas perrmukaan tanah (cm2)

Q = banyaknya air yang mengalir setiap pengukuran

3.3.5 Bulk Density Tanah

Meletakkan sampel tanah utuh yang telah diambil dilapangan kedalam cawan aluminium selanjutnya dimasukkan kedalam oven untuk di panaskan selama 24 jam pada oven bersuhu 1050C, mengeluarkan contoh tanah secara berhati-berhati bersama dengan wadahnya dengan menggunakan tangkai penjepit (gegep) kemudian di masukkan dalam eksikator hingga dingin, kemudian timbang contoh tanah dalam ring dan selanjutnya menimbang ringnya sehingga di dapatkan nilai BRG (berat ring kosong), setelah itu ukur folume ring yang di gunakan sehinggga di peroleh nilai V total, kemudian tetapkan berat isi tanah atau berat jenis volume tanah berdasarkan nilai BTKO : U total dalam suatu 9/cm3 kemudian di masukkan ke dalam persamaan:

BD = ( ( Btko + Brg ) – Brg ) g/cm3 ...(3) V total

Dengan :

Btko + Brg = Berat cawan kosong + berat tanah (gam) Brg = Berat tanah (gam)

(31)

3.3.6 Porositas Tanah

Langkah yang dilakukan menentukan nilai porositas adalah menggunakan nilai Bulk Density yang telah diperoleh, untuk nilai kepadatan partikel dipakai angka 2,65 (nilai real density), kemudian di masukkan ke dalam persamaan: Porositas = 1,0 – BD (g/cm3 ) x 100 % ...(4)

PD (g/cm3) Dengan :

BD = Bulk density ( g/cm3 ) PD = Partikel density

3.3.7 Tekstur Tanah

Terlebih dahulu menimbang 5 g contoh tanah yang telah lolos ayakan 2 mm dengan menggunakan neraca analitik dan selanjutnya dimasukkan dalam beaker glass atau erlemeyer 150 ml, kemudian menambahkan 25 ml H2O2 30% (untuk menghancurkan bahan organik ) dan selanjutnya simpan didalam nampan berisi air untuk menghindari reaksi yang hebat dan aduk secara hati-hati dan biarkan selama 30 menit, lalu panaskan di atas penangas listrik hingga mengental.

(32)

Kemudian sampel yang telah dingin di isi air lalu di tuang ke ayakan untuk memisahkan fraksi pasir kasar, fraksi pasir halus, debu dan lait. Fraksi debu dan liat yang tertampung pada nampan di masukkan ke dalam gelas ukur 1000 ml, dengan menggunakan corong kaca, lalu tambahkan Calcon sebanyak 25 ml, dan di isi air hingga tanda tera 1000 ml.

Setelah itu siapkan cawan-cawan terlebih dahulu yang sesuai dengan waktu pemipetannya. Kemudian fraksi debu dan liat yang berada di gelas ukur di kocok sebanyak 15 kali dengan menggunakan tangkai pengocok.

Kemudian pemipetan pertama dilakukan 0 menit setelah pengocokan degan menggunakan pipet 50 ml, kemudian pemipetan kedua dilakukan pada menit ke-5, pemipetan ketiga dilakukan pada menit ke-17, dan pemipetan keempat dilakukan pada menit ke-50 dengan menggunakan pipet 50 ml.

3.3.8 Reaksi Tanah (pH)

(33)

3.3.9 C-Organik dan bahan organik tanah

Terelebih dahulu menimbang 0,5 g contoh tanah yang lolos ayakan 0,5 mm (0,05-0,1 g) untuk tanah organik (gambut), kemudian di masukkan kedalam erlemeyer 250 ml, selanjutnya menambahkan 5 ml K2Cr2O7 1 N sambil kocok, kemudian di tambahkan 10 ml H2SO4 dan goyang secara berlahan-lahan. Setelah tercampur sempurna larutan didiamkan selama 20-30 menit, selanjutnya menambahkan 100 ml aquades, 5 ml NaF , 5 ml H3PO4 dan 15 tetes indikator difenilamin, kemudian menitrasi larutan dengan ferro amonium sulfat 0,5 N Pada tahap awal ion krom berwarna hijau redup, biru kotor dan titik akhir penitrasi adalah hijau terang, kemudian lakukan cara sama dengan waktu yang sama untuk blanko, setelah nilainya di peroleh maka di masukkan ke dalam persamaan: %C-Organik = ml FeSO4 (blanko-contoh) x N FeSO x 0,30 ...(5)

Berat contoh tanah 0,77

% Bahan Organik = 1,724 x C-Organik ...(6) Dengan:

(34)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Profil Tanah dan Pengambilan Contoh Tanah

Berdasarkan Praktikum Penetapan Profil Tanah dan Pengambilan Contoh Tanah yang telah di lakukan maka diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 5. Hasil Pengamatan Profil Tanah

No. Lapisan 1 2 3 4

Simbol A B C D

Kedalaman 0-19 cm 19-45 cm 45-90 cm 90-170 cm

Batas lapisan Kabur Kabur Kabur Kabur

Batas topogafi Berombak BeraturanTidak Tidak Beraturan

Tidak Beraturan

Tekstur Cl, Si Cl S, Si S

Konsistensi p, s Ss, Vf f Ss, Vf, Vt

Pori makro Sedikit Sedikit -

-Pori mikro Banyak Sedang Sedang Sedikit

Keterangan:

Tekstur : Cl (Liat), Si(Debu), S(Pasir)

Konsistensi : p (Liat), s (Lunak), Ss (Agak Lekat), Vf (Sangat Gembur), f

(Gembur), Vt(Sangat Teguh).

(35)

topogafinya tidak beraturan. Pada lapisan pertama kejelasannya kabur dan topogafinya tidak beraturan. Perbedaan tiap-tiap lapisan ini disebabkan karena adanya perbedaan kedalaman pada tiap-tiap lapisan dan proses pencucian tanah yang menyebabkan perbedaan horizon. Pada pengamatan tekstur, diproleh data bahwa lapisan pertama bertekstur liat berdebu, lapisan kedua bertekstur liat, lapisan ketiga bertekstur pasir berdebu dan pada lapisan keempat bertekstur pasir. Perbedaan tekstur ini disebabkan oleh proses pencucian tanah.

Pada pengamatan konsistensi tanah , diperoleh bahwa lapisan pertama dalam keadaan basah konsistensinya liat dan lekat, pada lapisan kedua dalam keadaan lembab konsistensinya agak lekt dan sangat gembur, pada lapisan ketiga tanah dalam keadaan lembab konsistensinya gembur dan pada lapisan keempat, tanah dalam keadaan basah dan lembab konsistensinya agak lekat, sangat gembur dan sangat teguh. Perbedaan konsistensi setiap lapisan ini disebabkan karena memiliki kandngan air yang berbeda-beda. Pada pengamatan pori-pori tanah, diperoleh bahwa pada lapisan pertama memiliki pori makro yang sedikit, pada lapisan kedua memiliki pori makro yang sedikit pula dan pada lapisan ketiga dan keempat pori makronya tidak diketahui.

(36)

Gambar 3. Contoh pengambilan Sampel tanah utuh di keluranahan Mamboro Boya

Gambar 2. Contoh pengambilan sampel tanah tidak utuh di Kelurahan Mamboro Boya di ambil secara acak.

(37)

Agegat-agegat dalam tanah selalu dalam tingkatan perubahan yang continue. Pembasahan, pengeringan, pengolahan tanah, dan aktivitas biologis semuanya berperan di dalam pengusakan dan pembangunan agegat-agegat tanah. Struktur lapisan oleh lapisan olah dipengaruhi oleh pengolahan praktis dan dimana aerasi dan drainase membatasi pertumbuhan tanaman, sistem pertanaman yang mampu menjaga kemantapan agegasi tanah akan memberikan hasil yang tinggi bagi produksi tanaman (Hakim, 2001).

4.2 Warna Tanah

Berdasarkan praktikum penetapan warna tanah yang di kami lakukan maka diperoleh hasil sebagai berikut:

Table 6. Hasil penetapan warna tanah dari beberapa lapisan

No. Lapisan Kode Warna Nama Warna

1.

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, diperoleh hasil bahwa warna dari setiap lapisan memiliki warna yang berbeda-beda. Lapisan pertama berwarna coklat gelap, lapisan kedua berwarna coklat pucat, lapisan ketiga berwarna coklat dan pada lapisan keempat berwarna coklat terang.

(38)

45-90 cm memiliki nilai hue 10 yr, nilai value 5 dan nilai chroma 3 dan pada lapisan keempat dengan kedalaman 90-170 cm memiliki nilai hue 10 yr, nilai value 6 dan nilai chroma 4.

Perbedaan warna lapisan tanah disebabkan karena makin kebawah, bahan organik makin berkurang karena telah mengalami pencucian. Tanah yang berwarna gelap berarti mengandung bahan organik yang tinggi, sedangkan tanah yang berwarna terang atau pucat memilik bahan organik yang rendah.Faktor-faktor yang mempengaruhi perbedaan warna tanah adalah kandungan bahan organik dalam tanah, drainase, tingkat pelapukan, kesuburan tanah dan derajat erosi (Hanafiah, 2014).

4.3 Kadar Air Tanah

Berdasarkan praktikum Penetapan Kadar Air Tanah yang telah kami lakukan maka diperoleh hasil sebagai berikut:

Table 7. Hasil Penetapan Kadar Air Tanah dari beberapa Kelurahan di Kota Palu

No. Kelurahan Kadar Air (%)

(39)

Kelurahan Taipa memiliki kadar air sebesar 15%, Tanah dari Kelurahan Lambara memiliki kadar air sebesar 14%, Tanah dari Kelurahan Panau memiliki kadar air sebesar 26,5%, dan Tanah dari Kelurahan Baiya memiliki kadar air sebesar 5%. Dari hasil tersebut, tanah dengan kadar air tertinggi adalah tanah dari Kelurahan Panau dan terendah dari Kelurahan Baiya.

Banyaknya air yang tersedia bagi tanaman dicari dengan jalan penentuan kandungan air pada tanaman lapang dikurangi dengan persentase keadaan tanah padaa titik layu permanen. Dalam hal ini nilai-nilainya sangat ditentukan terutama oleh tekstur tanah. Tekstur tanah yang lebih tinggi mempunyai tekstur yang halus, sebaliknya tekstur yang rendah mempunyai teksttur yang kasar nilainya akan lebih rendah lagi dibandingkan dengan hal yang tadi (Hanafiah, 2004).

Tanah adalah kumpulan partikel padat dengan rongga yang saling

berhubungan. Rongga ini memungkinkan air dapat mengalir di dalam partikel

melalui rongga dari satu titik yang lebih tinggi ke titik yang lebih rendah. Sifat

tanah yang memungkinkan air melewatinya pada berbagai laju alir tertentu

disebut permeabilitas tanah (Winda, 2010),

4.4 Permeabilitas Tanah

Berdasarkan praktikum penetapan permeabilitas tanah yang telah kami lakukan maka diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 8. Hasil penetapan permeabilitas tanah dari beberapa Kelurahan di Kota Palu

No. Kelurahan Permeabilitas (cm/jam) Kriteria

(40)

2. meloloskan air berbeda-beda. Tanah dari Kelurahan Mamboro memiliki kriteria sangat cepat dengan nilai permeabilitas 188,4 cm/jam, Tanah dari Kelurahan Mamboro Boya memiliki kriteria agak cepat dengan nilai permeabilitas 6,335 cm/jam, Tanah dari Kelurahan Taipa memiliki kriteria agak lambat dengan nilai permeabilitas 1,7 cm/jam, Tanah dari Kelurahan Lambara memiliki kriteria agak lambat dengan nilai permeabilitas 1,67 cm/jam, Tanah dari Kelurahan Panau memiliki kriteria sedang dengan nilai permeabilitas 5,883 cm/jam, dan Tanah dari Kelurahan Baiya memiliki kriteria sangat cepat dengan nilai permeabilitas 7,83 cm/jam. Tanah dari beberapa daeraha tersebut memiliki tingkat permeabilitas yang berbeda-beda karena adanya banyak faktor yang mempengaruhi.

Jumlah air yang ditahan oleh suatu tanah dapat dinyatakan atas dasar berat atau isi. Dasar penentuan adalah pengukuran kehilangan dari berat dari suatu contoh tanah yang lembab setelah dikeringkan pada suhu 105o C selama 24 hingga 48 jam. Kehilangan berat sama dengan berat air yang terdapat dalam contoh tanah. Berat ini dikonversikan menjadi persen (Johan, 2004).

(41)

Berdasarkan praktikum Penetapan Bulk Density Tanah yang telah kami lakukan maka diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 9. Tabel hasil Penetapan Bulk Density dari beberapa Kelurahan di kota Palu

No. Kelurahan Bulk Density (g/cm³) Kriteria

1

Dari hasil praktikum mengenai penetapan Bulk Density yang telah kami lakukan, diperoleh bahwa Bulk Density dari beberapa sampel berbeda-beda. Tanah dari Kelurahan Mamboro memiliki kriteria tanah gambut dengan nilai Bulk Density 0,8 g/cm³, tanah dari Kelurahan Mamboro Boya memiliki kriteria tanah mineral dengan nilai Bulk Density 1,45 g/cm³, tanah dari Kelurahan Taipa memiliki kriteria batu dengan nilai Bulk Density 2,4 g/cm³, tanah dari Kelurahan Lambara memiliki kriteria tanah mineral dengan nilai Bulk Density 1,7 g/cm³, tanah dari Kelurahan Panau memiliki kriteria tanah gambut dengan nilai Bulk Density 0,6 g/cm³ dan tanah dari Baiya memiliki kriteria tanah gambut dengan nilai Bulk Density 1,45 g/cm³.

(42)

Tanah lebih padat mempunyai Bulk Density yang lebih besar dari pada tanah mineral bagian atas mempunyai kandungan Bulk Density yang lebih rendah dibandingkan tanah dibawahnya. Bulk Density di lapangan tersusun atas tanah-tanah mineral yang umumnya berkisar 1,0 sampai 1,6 g.cm-3. Tanah organik memiliki nilai Bulk Density yang lebih mudah, misalnya dapat mencapai 0,1 g.cm -3 sampai 0,9g.cm-3 pada bahan organik. Bulk Density atau kerapatan massa tanah banyak mempengaruhi sifat fisik tanah, seperti porositas, kekuatan, daya dukung, kemampuan tanah menyimpan air drainase. Sifat fisik tanah ini banyak bersangkutan dengan penggunaan tanah dalam berbagai keadaan (Hardjowigeno, 2003).

4.6 Porositas Tanah

Berdasarkan praktikum Penetapan Porositas Tanah yang telah kami lakukan maka diperoleh hasil sebagai berikut:

Table 10. Hasil penetapan Porositas Tanah dari beberapa Kelurahan di Kota Palu

No. Kelurahan Porositas (%)

1. 2. 3.

Mamboro Mamboro Boya

Taipa

469,06 45,3

(43)

4.

Berdasarkan hasil pengamatan mengenai penetapan porositas tanah diproleh hasil bahwa porositas dari setiap sampel tanah berbeda-beda. Tanah dari Kelurahan Mamboro memiliki persentase porositas sebesar 69,06%, tanah dari Kelurahan Mamboro Boya memiliki persentase porositas sebesar 45,3%, tanah dari Kelurahan Taipa memiliki persentase porositas sebesar 10%, tanah dari Kelurahan Lambara memiliki persentase porositas sebesar 36%, tanah dari Kelurahan Panau memiliki persentase porositas sebesar 78,5% dan tanah dari Kelurahan Baiya memiliki persentase porositas sebesar 90,6%.

Perbedaan porositas masing-masing tanah ini disebabkan oleh Bulk Density nya. Secara tidak langsung Bulk Density tersebut mempengaruhi porositas tanah. Selain itu, partikel density juga berpengaruh karena juga dipengaruhi dengan keberadaan mineralnya. Tanah dengan struktur lemah atau kersai pada umumnya mempunyai porositas yang terbesar. Pengolahan tanah untuk sementara waktu dapat memperbesar porositas, namun dalam jangka waktu yang lama akan menyebabkan turunnya porositas. Oleh karena itu, untuk memperbesar porositas tanah tindakan yang perlu dilakukan dengan penambahan bahan organik atau melakukan pengolahan tanah secara minimum. Pengolahan tanah akan menyebabkan rusaknya struktur tanah. Nilai porositas dapat diperoleh jika diketahui nilai Bulk Density dan partikel densitynya (Hardjowigeno, 2003).

(44)

Berdasarkan Praktikum Penetapan Tekstur Tanah yang telah kami lakukan maka diperoleh hasil sebagai berikut:

Table 11. Hasil Penetapan Tekstur Tanah dari beberapa Kelurahan di Kota Palu No

.

Kelurahan Pasir (%)

Liat (%) Debu (%) Kelas Tekstur

1. Tanah dari Kelurahan Mamboro bertekstur lempung berpasir (pasir 84,39%, liat 14,04% dan debu 11,56%), tanah dari Kelurahan Mamboro Boya bertekstur lempung berdebu (pasir 27,37%, liat 15,82% dan debu 56,81%), tanah dari Kelurahan Taipa bertekstur lempung berpasir (pasir 67,75%, liat 14,71% dan debu 17,54%), tanah dari Kelurahan Lambara bertekstur liat (pasir 42,05%, liat 51,02% dan debu 6,93%), tanah dari Kelurahan Panau bertekstur liat berpasir (pasir 45,74%, liat 38,02%, debu 16,34%) dan tanah dari Kelurahan Baiya bertekstur lempung berpasir (pasir 65,45%, liat 10,31% dan debu 24,24%).

(45)

partikel pasir mempunyai ukuran diameter paling besar yaitu 2 – 0.05 mm, debu dengan ukuran 0.05 – 0.002 mm dan liat dengan ukuran < 0.002 mm.

Pengertian tentang tekstur tanah adalah banyaknya setiap bagian tanah menurut ukuran partikel-partikelnya ditentukan oleh besarnya butiran tanah. Tekstur tanah adalah kasar atau halusnya tanah dari fraksi tanah halus 2mm, berdasarkan perbandingan banyaknya butir butir pasir, debu dan liat. Tekstur tanah menunjukkan kasar dan halusnya tanah, tekstur tanah merupakan perbandingan antara butir butir pasir debu dan liat. Teksur tanah dibedakan berdasarkan presentase kandungan pasir, debu dan liat (Hadjowigeno, 2003).

4.7 Reaksi Tanah (pH)

Berdasarkan Praktikum Penetapan Reaksi Tanah yang telah kami lakukan maka diperoleh hasil sebagai berikut:

Table 12. Hasil penetapan reaksi tanah dari beberapa Kelurahan di Kota Palu No. Kelurahan pH H2O Keterangan pH KCl Keterangan

(46)

tanah yang diberi pH H2O menyebabkan pH sampel tanah tersebut menjadi netral dan sampel tanah yang diberi pH KCl menyebabkan tanah tersebut menjadi agak asam.

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa kandungan pH pada tanah masih memungkinkan tumbuhan bisah tumbuh dengan baik. Hal ini sesuai dengan pendapat yang mengemukakan bahwa tanaman dapat tumbuh pada kisaran pH 4,0 sampai 8,0 (Hanafiah, 2014)

4.7 C-Organik dan bahan organik tanah

Berdasarkan praktikum penetapan C-Organik dan bahan organik tanah yang telah kami lakukan maka diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 13. Tabel hasil penetapan C-Organik dari beberapa Kelurahan di kota Palu

(47)

bergantung persentase C-Organik yang diperoleh. Nilai persentase C-Organik dikali dengan nilai ketetapan (1,724). Pada tanah dari Mamboro, mengandung Organik yang rendah (1,478%), tanah dari Mamboro Boya mengandung C-Organik yang tinggi (3,070%), tanah dari Taipa mengandung C-C-Organik yang rendah (1,316%), tanah dari Lambara mengandung C-Organik yang rendah (1,912%), tanah dari Panau mengandung C-Organik yang sedang (2,635%) dan tanah dari Baiya mengandung C-Organik yang rendah (1,608%).

Bahan organik adalah bagian dari tanah yang merupakan suatu system kompleks dan dinamis, yang bersumber dari sisa tanaman atau binatang yang terdapat di dalam tanah yang terus menerus mengalami perubahan bentuk, karena dipengaruhi oleh faktor biologis, fisika, dan kimia. Bahan organik tanah adalah semua jenis senyawa organik yang terdapat di dalam tanah, termasuk fraksi bahan organik ringan, biomassa mikroorganisme, bahan organik didalam air, dan bahan organik yang stabil atau humus. Kadar C-organik tanah cukup bervariasi, tanah mineral biasanya mengandung C-organik antara 1 hingga 9%, sedangkan tanah gambut dan lapisan organik tanah hutan dapat mengandung 40 sampai 50% C-organik dan biasanya < 1% di tanah gurun pasir (Fadhilah, 2010).

C-Organik (Bahan organik) merupakan bagian dari tanah yang merupakan

suatu sistem kompleks dan dinamis, yang bersumber dari sisa tanaman dan atau

binatang yang terdapat di dalam tanah yang terus menerus mengalami perubahan

bentuk, karena dipengaruhi oleh faktor biologi, fisika, dan kimia. C-Organik juga

merupakan bahan organik yang terkandung di dalam maupun pada permukaan

(48)

yang terdapat di dalam tanah, termasuk serasah, fraksi bahan organik ringan,

biomassa mikroorganisme, bahan organik terlarut di dalam air, dan bahan organik

(49)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan mengenai sifat fisik dan kimia tanah dari beberapa kelurahan di Kota Palu dapat disimpulkan bahwa:

1. Sifat fisik tanah adalah sifat tanah yang dapat diamati secara langsung atau dapat dilihat dari fisik tanah tersebut. Sifat fisik tanah dari beberapa kelurahan di Kota palu seperti warna, kadar air, permeabilitas, bulk density, porositas dan tekstur tanah berbeda berbeda sesuai dengan kondisi masing-masing daerah tersebut.

2. Sifat kimia tanah seperti pH dan kandungan C-Organik dalam tanah dari beberapa kelurahan di Kota Palu berbeda-beda. Tanah dengan C-Organik tinggi, maka tingkat kesuburannya pun tinggi karena banyak tersedia unsur hara yang menjadi nutrisi bagi tanaman. Tanah yang baik bagi pertumbuhan tanaman yaitu tanah dengan pH yang netral.

3. Berdasarkan pengamatan sifat fisik dan kimia tanah dari beberapa Kelurahan di Kota Palu, maka daerah yang paling cocok digunakan sebagai usaha pertanian adalah Kelurahan Mamboro Boya dibanding tanah dari Kelurahan lainnya. Karena dilihat dari sifat fisiknya, tanah dari kelurahan ini memiliki kadar yang cukup tinggi, memiliki permeabilitas yang agak cepat, merupakan tanah bertekstur lempung berdebu, dari segi sifat kimia tanah ini memiliki pH yang netral dan kandungan C-Organik yang tinggi.

(50)
(51)

DAFTAR PUSTAKA

Agus, 2003. Contoh Tanah dan sifat fisik tanah . https:// wahyuaskari .wordpress. com. Diakses pada tanggal 11 November 2016

Aris. M, 2013. Laporan Pengamatan Bulk Density. Laporan Praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin; Makassar. Erfan, 2011. Klasifikasi Permeabilitas Tanah.

http://survey-pemetaan.blogspot.co.id . Diakses tanggal 09 November 2016

Fadhilah. 2010. Pengertian tanah bertalian. http://repository.usu.ac.id. Diakses tanggal 02 November 2016

Fitri, 2013. Laporan Kadar Air Tanah. Laporan Praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin; Makassar.

Habib, 2012. Penetapan Permeabilitas Tanah. http://habib-geo.blogspot.co.id. Diakses tanggal 09 November 2016

Hakim, 2001. Agregat Tanah : http://id.wordpress.org. Diakses pada tanggal 12 November 2016.

Hanafiah, 2004. Dasar-Dasar Ilmu Tanah; PT. Raja Gravindo; Jakarta _______ , 2014. Dasar-Dasar Ilmu Tanah, Rajawali Press; Jakarta

Hardjowigeno,S, 2003. Ilmu Tanah. PT. Medyatama Sarana Perkasa: Jakarta. Johan, 2004. Cara Menentukan Kadar Air Tanah. http://www.google.com

Diakses pada tanggal 12 november 2015.

Puspita, 2016. Faktor yang mempengaruhi warna tanah. Brainly.co.id Diakses tanggal 3 Oktober 2016 puku 23.08 WITA.

Samrowijaya, 2014. Laporan Praktikum Porositas Tanah. http://samrowijaya.

wordpress.com. Diakses pada tanggal 12 Oktober 2016 pada pukul 17.12

Sarma. Y, 2015. Laporan Praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin; Makassar.

(52)

Supriono, dkk, 2009. Kandungan C-Organik Dan N-Total Pada Seresah Dan Tanah Pada 3 Tipe Fisiognomi (Studi Kasus Di Wanagama I, Gunung Kidul, Diy). Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan 9 (1) 2009 : 49-57.

Triesia, 2011. Pengertian C-Organik. http://blog.ub.ac.id. Diakses tanggal 02 November 2016

Utami, S.N., dan Handayani, S. 2003. Sifat Kimia Entisol pada Sistem Pertanian Organik. Ilmu Pertanian 10 ( 2) 2003 : 63-69

Winarso, 2015. Pengertian dan Sifat Kimia Tanah. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

(53)

LAMPIRAN

Q = banyaknya air yang mengalir setiap pengukuran K = 46,5 x 6 x 1

Btko + Brg = Berat cawan kosong + berat tanah (gram) Brg = Berat tanah (gram)

V total = Nilai volume ring

(54)
(55)

 % Liat = Bmf (50) x 100 % = Bmf (50) x 100 % = 15,82 % BFA 7,0995

 % Pasir = BP x 100 % = 1,943 x 100 % = 27,37 % BFA 7,0995

 % Debu = Fm (0) + Fm (5) + Fm (17) = 40,5253 + 4,8904 + 11,5937 = 56,8094

= 56,81 %

6. Perhitungan C-Organik dan bahan organik tanah

%C-Organik = 20,2 (blanko-contoh) x 0,5 N x 0,30 Berat contoh tanah 0,77

Blanko =12,8 mm

Titrasi = 7,6

7. Dokumentasi pengamatan profil tanah

(56)

Gambar

Gambar 2. Segitiga Tekstur
Gambar 3. Contoh pengambilan Sampel tanah utuh di keluranahan Mamboro
Table 6. Hasil penetapan warna tanah dari beberapa lapisan
Table 7. Hasil Penetapan Kadar Air Tanah dari beberapa Kelurahan di Kota Palu
+4

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan tanah hutan dan perkotaan memiliki sifat fisik tanah yang berbeda baik dari testur tanah, permeabilitas tanah, porositas tanah dan lapisan tanahnya..

Kajian tentang sifat fisikayang meliputi tekstur tanah, kerapatan massa tanah, kerapatan partikel tanah, porositas tanah, permeabilitas tanahdan sifat kimia tanah yang

bahan organik dan sifat fisik tanah (Bulk Density, Tekstur, Suhu ) pada lahan. tanaman kopi (Coffea Sp.) di beberapa Kecamatan di

Sifat-sifat fisik tanah seperti bobot isi, porositas, infiltrasi, permeabilitas serta sifat-sifat kimia tanah seperti bahan organik dan pH tanah mengalami perbaikan seiring

Parameter yang diamati meliputi tekstur tanah, bahan organik, tebal tanah, porositas tanah, ukuran pori tanah, permeabilitas tanah dan air tersedia.. Kata Kunci : Sifat

Hasil Analisa Tekstur Tanah dan Bahan Organik Tanah.. Perhitungan Bulk Density , Particle Density

Pengambilan contoh tanah untuk penetapan sifat-sifat fisik tanah dimaksudkan untuk mengetahui sifat-sifat fisik tanah pada satu titik pengamatan, misalnya pada lokasi kebun

Selain itu, penetapan warna tanah juga merupakan bagian penting dari praktikum ilmu tanah untuk memahami sifat fisik tanah secara lebih mendalam Dengan mempelajari warna tanah dan pH