• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRAKTIKUM DASAR ILMU TANAH PENYI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "LAPORAN PRAKTIKUM DASAR ILMU TANAH PENYI"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM

DASAR ILMU TANAH

PENYIAPAN CONTOH TANAH

Oleh: Kelompok 2 Rombongan 3

Vivi Chafidhoh A1H012062

Faris Rahman A1H012061

Supriyatna A1H012063

Irviana Trisna R A1H012065

Yarsitri A1H012066

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS PERTANIAN PURWOKERTO

(2)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tanah mempunyai sifat sangat kompleks, terdiri atas komponen padatan yang berinteraksi dengan cairan, dan udara. Komponen pembentuk tanah yang berupa padatan, cair, dan udara jarang berada dalam kondisi kesetimbangan, selalu berubah mengikuti perubahan yang terjadi di atas permukaan tanah yang dipengaruhi oleh suhu udara, angin, dan sinar matahari.

Untuk bidang pertanian, tanah merupakan media tumbuh tanaman. Media yang baik bagi pertumbuhan tanaman harus mampu menyediakan kebutuhan tanaman seperti air, udara, unsur hara, dan terbebas dari bahan-bahan beracun dengan konsentrasi yang berlebihan. Dengan demikian sifat-sifat fisik tanah sangat penting untuk dipelajari agar dapat memberikan media tumbuh yang ideal bagi tanaman.

Pengambilan contoh tanah merupakan tahapan penting untuk penetapan sifat-sifat fisik tanah di laboratorium. Pengambilan contoh tanah untuk penetapan sifat-sifat fisik tanah dimaksudkan untuk mengetahui sifat-sifat fisik tanah pada satu titik pengamatan, misalnya pada lokasi kebun percobaan atau penetapan sifat fisik tanah yang menggambarkan suatu hamparan berdasarkan poligon atau jenis tanah tertentu dalam suatu peta tanah.

B. Tujuan

(3)

II. TINJAUAN PUSTAKA

Pengambilan contoh tanah dimaksudkan untuk memperoleh data karakteristik tanah yang tidak dapat diperoleh langsung dari pengamatan lapangan. Lokasi pengambilan contoh tanah harus dipilih sedemikian rupa sehingga dapat mewakili areal yang diambil contoh tanahnya.

Berdasarkan cara pemilihan lokasi pengambilan contoh tanah, dihasilkan beberapa macam contoh tanah, antara lain:

a. Contoh terduga (Judgement Sample)

Satu atau lebih contoh tanah yang diambil dipilih berdasarkan satuan pemetaan yang ditemui pada areal survei. Lokasi pengambilan contoh tanah ditentukan secara subyektif sehingga agak bias. Tingkat kepercayaan data yang diperoleh bisa tinggi bisa rendah tergantung dari tingkat pengalaman (keahlian) si pengambil contoh.

b. Contoh acak (Random Sample)

Contoh tanah diambil sedemikian rupa sehingga setiap tanah di dalam daerah survei mempunyai kesempatan yang sama. Pemilihan lokasi dilakukan dengan menggunakan tabel bilangan random. Satu pasangan angka random yang diperlukan untuk pemilihan lokasi contoh berdasarkan atas sistem koordinat.

c. Contoh acak bertingkat (Stratified Random Sample)

Pengelompokkan populasi dari yang heterogen ke strata homogen adalah suatu cara yang paling efektif untuk dapat meningkatkan akurasi pengambilan contoh. Hal ini berarti dapat meningkatkan akurasi atau mengurangi jumlah contoh tanah yang diperlukan apabila kita dapat mengelompokkan areal survei ke dalam areal yang seragam. Pemilihan lokasi pada masing-masing satuan pemetaan ditentukan dengan bilangan random.

d. Contoh sistematik (Systematic Sample)

(4)

merupakan cara yang paling mudah dan praktis terutama bagi tenaga yang kurang terampil.

Penetapan sifat fisik dan kimia tanah di laboratorium memerlukan tiga macam contoh tanah yaitu :

a. Contoh Tanah Utuh (Undisturbed Soil Sample) untuk penetapan bobot isi (bulk density), susunan pori tanah, pF, dan permeabilitas tanah.

b. Contoh Tanah Agregat Utuh (Undisturbed Soil Agregat) untuk penetapan stabilitas agregat.

c. Contoh Tanah Biasa (Disturbed Soil Sample), untuk penetapan kandungan air, tekstur angka Atterberg, dan sifat-sifat kimia.

Beberapa hal prinsip yang harus diperhatikan dalam pengambilan contoh tanah untuk penetapan sifat fisik tanah adalah sebagai berikut:

1. Penetapan di laboratorium dibandingkan metode lapangan

Penetapan di laboratorium sangat banyak keuntungannya dibandingkan dengan pengukuran di lapangan. Di laboratorium, semua fasilitas pendukung seperti, listrik, gas, dan air tersedia, serta suhu mudah dikontrol. Perlengkapan baku, seperti timbangan, dan oven lebih siap daripada di lapangan. Perlengkapan yang mahal dan canggih sering tidak digunakan di lapangan, karena pertimbangan cuaca, pencurian dan vandalisme, serta kerusakan alat akibat goncangan ketika diangkut. Selain itu, penetapan di laboratorium dapat menghemat waktu bekerja, contoh tanah dikumpulkan dari banyak lokasi yang berbeda, dan ditetapkan secara berurutan. Dibalik keunggulan tersebut, tidak semua sifat tanah dapat ditetapkan di laboratorium. Di dalam suatu penelitian neraca air, misalnya, kadar air dan potensi air tanah lebih baik dilakukan di lapangan karena intensitas pengamatan yang tinggi.

2. Kesalahan, keragaman, dan ketepatan

(5)

metode statistik. Tujuan dari penyajian bab ini adalah untuk menerangkan prinsip dasar statistik yang ada relevansinya dengan kesalahan dalam pengamatan, dan jumlah pengamatan dari suatu pengukuran. Pengukuran adalah kuantifikasi dari sesuatu yang dinilai, yang langsung dapat menjawab pertanyaan khusus dalam suatu percobaan. Implikasinya adalah kuantifikasi pada urutan-urutan kegiatan akan menghasilkan resultan hasil pengukuran. 3. Keragaman tanah di lapangan

Sifat-sifat tanah bervariasi menurut tempat dan waktu, yang dapat disebabkan oleh hasil akhir dari proses yang terjadi secara internal atau alami dan pengaruh dari luar, misalnya intervensi manusia. Proses yang sifatnya internal berkaitan dengan faktor-faktor geologi, hidrologi, dan biologi yang dapat mempengaruhi pembentukan tanah. Variabilitas sifat-sifat fisik tanah akibat dari proses alami dapat diregionalisasi dengan asumsi bahwa tempat yang berdekatan cenderung mirip atau mempunyai nilai yang tidak berbeda jauh, yang kemudian didelineasi menjadi satu poligon. Namun demikian, tingkat kemiripan tersebut sangat tergantung pada skala pengamatan, misalnya negara, km, atau hanya beberapa mm saja. Pengaruh luar terhadap sifat-sifat fisik tanah seperti pengolahan tanah dan jenis penggunaan lahan dapat diuraikan menurut ruang dan waktu. Pengolahan tanah, drainase, penutupan tajuk tanaman, dan bahan pembenah tanah dapat secara nyata mempengaruhi variasi hasil pengukuran baik menurut ruang maupun waktu. Sebagai contoh, pengolahan tanah adalah mencampur tanah, yang berarti cenderung mengurangi variasi berat isi tanah menurut ruang, namun, pengaruhnya berubah menurut waktu akibat proses pemadatan.

4. Contoh tanah pewakil

(6)
(7)

III. METODOLOGI

A. Alat dan Bahan

a. Alat

 Mortir dan penumbuknya

 Saringan (2 mm, 1 mm, 0,5 mm)

 Tambir untuk peranginan

 Kantong plastik

 Spidol untuk menulis tabel

 Alat tulis

b. Bahan

Contoh tanah terganggu yang telah diambil dari lapang dan sudah dikeringkan selama kurang lebih satu minggu.

B. Cara Kerja

1. Contoh tanah yang sudah dikeringkan ditumbuk dalam mortir secara hati-hati, kemudian diayak dengan saringan berturut-turut dari yang berdiameter 2 mm, 1 mm dan 0,5 mm. Contoh tanah yang tertampung diatas saringan 1 mm adalah contoh tanah yang berdiameter 2 mm, sedangkan yang lolos saringan 0,5 mm adalah contoh tanah halus (< 0,5 mm).

(8)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Macam contoh tanah : 1. Vertisol

2. Entisol 3. Andisol 4. Inceptisol 5. Ultisol

B. Pembahasan

Tanah adalah lapisan permukaan bumi yang secara fisik berfungsi sebagai tempat tumbuh & berkembangnya perakaran penopang tegak tumbuhnya tanaman dan menyuplai kebutuhan air dan udara; secara kimiawi berfungsi sebagai gudang dan penyuplai hara atau nutrisi (senyawa organik dan anorganik sederhana dan unsur-unsur esensial seperti: N, P, K, Ca, Mg, S, Cu, Zn, Fe, Mn, B, Cl); dan secara biologiberfungsi sebagai habitat biota (organisme) yang berpartisipasi aktif dalam penyediaan hara tersebut dan zat-zat aditif (pemacu tumbuh, proteksi) bagi tanaman, yang ketiganya secara integral mampu menunjang produktivitas tanah untuk menghasilkan biomass dan produksi baik tanaman pangan, tanaman obat-obatan, industri perkebunan, maupun kehutanan.

1. Tanah utuh

(9)

Gambar contoh tanah utuh 2. Tanah tidak utuh/terganggu

Contoh tanah terganggu lebih dikenal sebagai contoh tanah biasa (disturbed

soil sample), merupakan contoh tanah yang diambil dengan menggunakan

cangkul, sekop atau bor tanah dari kedalaman tertentu sebanyak 1-2 kg. Contoh tanah terganggu digunakan untuk keperluan analisis kandungan air, tekstur tanah, perkolasi, batas cair, batas plastis, batas kerut, dan lain-lain.

Gambar contoh tanah tidak utuh 3. Tanah agregat utuh

(10)

Gambar contoh tanah agregat utuh Prosedur pengambilan contoh tanah utuh antara lain:

1. Diatakan dan dibersihkan permukaan tanah dari rumput atau serasah.

2. Digali tanah sampai kedalaman tertentu (5-10 cm) di sekitar calon tabung/ring tembaga diletakkan, kemudian ratakan tanah dengan pisau.

3. Diletakan tabung/ring di atas permukaan tanah secara tegak lurus dengan permukaan tanah, kemudian dengan menggunakan balok kecil yang diletakkan di atas permukaan tabung, tabung ditekan sampai tiga per empat bagian masuk ke dalam tanah.

4. Diletakan tabung/ring lain di atas tabung pertama, dan tekan sampai 1 cm masuk ke dalam tanah.

5. Dipisahkan tabung/ring bagian atas dari tabung bagian bawah.

6. Digali tabung/ring menggunakan sekop. Dalam menggali, ujung sekop harus lebih dalam dari ujung tabung agar tanah di bawah tabung ikut terangkat. 7. Diiris kelebihan tanah bagian atas terlebih dahulu dengan hati-hati agar

permukaan tanah sama dengan permukaan tabung, kemudian ditutup tabung menggunakan tutup plastik yang telah tersedia. Setelah itu, iris dan potong kelebihan tanah bagian bawah dengan cara yang sama dan tabung ditutup. 8. Dicantumkan label di atas tutup tabung bagian atas contoh tanah yang berisi

informasi kedalaman, tanggal, dan lokasi pengambilan contoh tanah.

(11)

tentang lokasi, tanggal pengambilan, dan kedalaman tanah. Label ditempatkan di dalam atau di luar kantong plastik. Jika label dimasukkan ke dalam kantong plastik bersamaan dengan dimasukkannya contoh tanah, maka label dalam ini perlu dibungkus dengan kantong plastik kecil, agar informasi yang telah tercatat tidak hilang karena terganggu oleh kelembapan air tanah. Pengangkutan semua contoh tanah hendaknya berpegang kepada prinsip dasar, bahwa contoh tanah tidak boleh tercampur satu sama lain dan tidak mengalami perubahan apapun selama dalam perjalanan.

Pengambilan contoh tanah agregat utuh dengan cara bongkahan tanah dimasukkan ke dalam boks yang terbuat dari kotak seng, kotak kayu atau kantong plastik tebal. Dalam mengangkut contoh tanah yang dimasukkan ke dalam kantong plastik harus hati-hati, agar bongkahan tanah tidak hancur di perjalanan, dengan cara dimasukkan ke dalam peti kayu atau kardus yang kokoh. Untuk analisis IKA dibutuhkan 2 kg contoh tanah.

(12)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Pengambilan contoh tanah merupakan tahapan terpenting di dalam program uji tanah.

2. Ada tiga macam cara pengambilan contoh tanah, yaitu : contoh tanah utuh; contoh tanah tidak utuh/terganggu; contoh tanah dengan agregat utuh. 3. Contoh tanah yang tertampung di atas saringan 1 mm adalah contoh tanah

yang berdiameter 2 mm, seperti : Vertisol, Entisol dan Andisol.

4. Contoh tanah yang lolos saringan 0,5 mm adalah contoh tanah halus, seperti : Inceptisol dan Ultisol.

B. Saran

(13)

DAFTAR PUSTAKA

Agus, Cahyono . 2009 . Petunjuk Praktikum Ilmu TanahHutan . Fakultas Kehutanan UGM . Yogyakarta.

Ali, Kemas . 2005 . Dasar-dasar Ilmu Tanah . PT Raja Grafindo Persada . Jakarta.

Arsyad,S. 1979. Konservasi Tanah. Jurusan Tanah. Fakultas Pertanian.IPB.Bogor.

Bale, Anwar . Ilmu Tanah Hutan Program Diploma III . Fakultas Kehutanan UGM . Yogyakarta.

Hardjowigeno,Sarwono. 1987.Ilmu Tanah. Mediyatama. Sarana Perkasa. Jakarta

Mulyani, Mul . 2002 . Pengantar Ilmu Tanah (Terbentuknya Tanah dan Tanah

Pertanian) . Rineka Cipta . Jakarta .

Gambar

Gambar contoh tanah utuh
Gambar contoh tanah agregat utuh

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa jenis tanah atau permukaan lahan pada lokasi pengamatan adalah kering berpasir dengan sifat fisik klimatik dan

Sifat fisik tanah dari beberapa kelurahan di Kota palu seperti warna, kadar air, permeabilitas, bulk density, porositas dan tekstur tanah berbeda berbeda

Hal ini membuktikan bahwa pada tanah basa dengan kandungan bahan organic rendah, menyebabkan derajat kerut yang ditimbulkan besar.. Tanah yang memiliki derajat kerut pada

Pembuatan profil tanah, pengamatan sifat-sifat morfologi serta pengambilan contoh tanah untuk analisis sifat-sifat fisik, kimia dan mineralogi dilakukan sesuai dengan cara-cara

Manfaat dengan mengetahui pH tanah pada bidang pertanian adalah dengan mengetahui pH tanah akan menjadikan kegiatan pertanian lebih mudah karena telah mengetahui jenis maupun

Dalam keadaan lembab (KA tanah berada diantara keadaan kering (titik layu) dan kapasitas lapang), penetapan konsistensi tanah dilakukan dengan meremas massa tanah

Konsistensi dalam keadaan lembab ditentukan dengan meremas massa tanah yang berkadar air antara titik layu permanen dan kapasitas lapangan.. Lepas (l) : butir-butir tanah

Deskripsi Singkat MK • Konsep tanah di bidang pertanian • Bahan penyusun tanah, • Proses pembentukan tanah, • Sifat dan ciri tanah fisik, kimia dan biologi • Peranan