• Tidak ada hasil yang ditemukan

pengambilan sampel tanah di lapangan

N/A
N/A
Hestiana Putri

Academic year: 2024

Membagikan "pengambilan sampel tanah di lapangan"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Laporan Praktikum Dasar Dasar Ilmu Tanah Pengambilan Sampel Tanah di Lapangan

Oleh

Nama: Hestiana Putri No BP : 2010231008

Kelas : DDIT – B

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS ANDALAS

2021

(2)

1. Tinjauan Pustaka

Tanah adalah suatu volume massa tanah yang diambil dari suatu bagian tubuh tanah (horizon/lapisan/solum) dengan sifat-sifat yang akan diteliti. Sifat-sifat fisika tanah, dapat kita analisis melalui dua aspek, yaitu disperse dan fraksinasi.

Menurut Hardjowigeno (1992), teknik pengambilan contoh tanah ada 4 cara, yaitu : 1. Contoh tanah utuh (undisturbed soil sample), digunakan untuk penetapan-penetapan berat volume (bulk density), porositas tanah, kurva pH dan permeableitas.

2. Contoh tanah dengan agregrat utuh (undisturbed soil agregrat) digunakan untuk penetapan agregrat dan nilai COLE (Coeffisient of Linear Extensibility).

3. Cntoh tanah terganggu atau tidak utuh (disturbed soil sample), digunakan untuk penetapan- penetapan kadar air, tekstur, konsistensi dan batas-batas angka atterberg, warna dan

sebagainya.

4. Contoh tanah dari suatu profil yaitu gabungan dari cara pengambilan contoh tanah utuh, tanah agregrat utuh, dan tanah terganggu/tidak utuh.

Fraksinasi adalah penganalisisan sifat-sifat fisika tanah dengan cara memisahkan butir-butir primer tanah tersebut. Untuk mencari dan atau mengetahui sifat fisik tanah, kita dapat menggunakan pengambilan contoh tanah dengan tiga cara, yaitu : tidak terusik, terusik, agregat tidak terusik.

Menurut (Soegiman (1982), untuk mencari dan atau mengetahui sifat fisik tanah, kita dapat menggunakan pengambilan contoh tanah dengan tiga cara, yaitu :

1) Contoh tanah tidak terusik, yang diperlukan untuk analisis penetapan berat isi atau berat volume, agihan ukuran pori, dan untuk permeabilitas

2) Contoh tanah terusik, yang diperlukan untuk penetapan kadar lengas, tekstur, tetapan atterberg, kenaikan kapiler, sudut singgung, kadar lengas kritik, indeks patahan,

konduktivitas hidroulik tak jenuh, luas permukaan, erodibilitas tanah menggunakan hujan tiruan.

3) Contoh tanah dalam keadaan agregat tidak terusik, yang diperlukan untuk penetapan agihan ukuran agregrat dan derajat kemantapan agregrat.

Tanah terdapat dimana-mana, tetapi kepentingan orang terhadap tanah berbeda-beda.

Seorang ahli pertambangan menganggap tanah sebagai sesuatu yang tidak berguna karena menutupi barang tambang yang dicarinya. Demikian pula seorang ahli jalan menganggap tanah adalah bagian permukaan bumi yang lembek sehingga perlu dipasang batu-batu di permukaannya agar menjadi kuat. Dalam kehidupan sehari-hari tanah diartikn sebagai wilayah darat dimana diatasnya dapat digunakan untuk berbagai usaha misalnya, pertanian, peternakan, mendirikan bangunan, dan lain-lain (Hardjowigeno,2015).

(3)

Sebelum meneliti lebih lanjut mengenai tanah, perlu dilakukan pengambilan contoh tanah yang akan dianalisa. Hasil analisa tanah yang diperoleh akan sangat bergantung pada beberapa faktor. Contoh tanah yang baik hanya akan diperoleh jika pengambilannya memperhatikan syarat-syarat seperti :

1. Dengan memperhatikan perbedaan dalam hal topografi, sifat atau watak tanah, warna anah, dan perbedaan lain yang menimbulkan kelalaian.

2. Merupakan contoh tanah individual yang banyaknya tergantung dari keadaan lokasi setempat.

3. Contoh dari tanah khusus, seperti tanah sekitar perumahan, jalan, selokan, supaya jangan diambil atau sama sekali tidak boleh dimanfaatkan untuk analisa (Mulyani, 2004).

Dengan memperhatikan ketiga persyaratan diatas, analisa yang kita lakukan dapat diharapkan akan memberikan hasil yang baik. Dengan hasil analisia yang diperoleh dapat ditafsir tentang status unsur hara yang terkandung dalam tanah, sifat-sifat tanah dan tindakan yang perlu dilakukan untuk mengatasi gejala defisiensinya (Mulyani, 2004).

analisis tanah, pengambilan contoh tanah harus mewakili suatu areal tertentu. Contoh tanah yanh dianalisis untuk suatu jenis hara hanya memerlukan beberapa gram saja.

Olehkarena itu, kesalahan dalam pengambilan contoh tanah menyebabkan kesalahan dalam evaluasi dan interpretasi. Pengambilan contoh tanah umumnya dengan berjalan sambil mengambil contoh berupa irisan tipis dari suatu lahan ( Rosmarkam dan Widya, 2002)

Pengambilan contoh tanah meliputi dua macam sampel yaitu sampel tanah utuh menggunakan ring sampel dan tanah biasa. Sampel tanah utuh digunakan untuk analisa sifat fisik tanah meliputi berat berat isi tanah, struktur tanah dan permeabilitas tanah, sedangkan sampel tanah biasa digunakan untuk analisa tekstur tanah dan kandungan bahan organik tanah. Sedangkan analisa di lapang diantaranya melakukan pengukuran panjang dan kemiringan lereng, pengamatan komoditas tanaman serta tindakan pengelolaannya. Selain data tersebut diperlukan juga data klimatologi yakni data curah hujan guna menghitung guna perhitungan erosivitas hujan ( Arifin, 2010 ).

Contoh tanah dibedakan atas contoh tanah terganggu (disturbed soil sample) yang digunakan untuk menganalisis sifat fisika dan kimia seperti struktur, pH, kapasitas tukar kation, kandungan gipsum, dan lain – lain, dan contoh tanah tidak terganggu (undisturbed soil sample) untuk penentuan sifat fisika khusus seperti bobot isi, permeabilitas, untuk analisis mikromorfologi, dan sebagai alat peraga untuk pengajaran (Tan, 1996).

Pada kegiatan survei dan pemetaan tanah, contoh tanah terganggu diambil dari tiap – tiap horizon yang ada dalam satu pedon. Namun demikian apabila horizon terlalu tipis (< 10 cm) maka tidak perlu diambil contohnya. Sebaliknya apabila suatu horizon terlalu tebal ( misalnya lebih dari 50 cm ), maka pengambilan contoh tanah harus dibagi dua atau tiga sub horizon. Sebelum contoh tanah diambil, maka bidang profil tanah yang akan diambil contohnya harus dibersihkan terlebih dahulu dari bahan – bahan yang berasal dari horizon lain. Semua peralatan yang akan digunakan untuk mengambil contoh tanah harus bersih,

(4)

demikian pula dengan kantong plastik yang akan digunakan untuk mengangkut contoh tanah harus berasal dari kantong yang baru yang belum pernah digunakan untuk keperluan lain ( Rayes, 2006 ).

Contoh tanah utuh adalah contoh tanah yang diambil menggunakan ring atau tabung, untuk penetapan sifat fisika tanah seperti bobot isi, permeabilitas, dan daya hantar hidrolik.

Pengambilan contoh tanah utuh ini biasanya dilakukan pada lahan yang berpotensi untuk pengembangan pertanian dengan lereng <25% dan merupakan satuan tanah utama. Contoh tanah ini umumnya diambil pada dua kedalaman, yaitu pada setiap horizon atau lapisan, bukan kedalaman tertentu. Ring untuk pengambilan contoh tanah utuh memiliki ukuran tertentu. Bagian bawah ring harus tajam untuk memudahkan masuknya ring ke dalam tanah sehingga ring selalu dalam posisi vertikal untuk menghindari terjadinya perubahan volume tanah atau pemadatan (Rayes, 2006).

2. Bahan dan Alat yang dibutuhkan:

1. Bor, Cangkul, Sekop, Cutter, meteran, pisau commando, dan munsell

2. Ring samples dari bahan kuningan atau stainless steel (diameter ± 7 cm & tinggi 4 cm). Ring harus tajam salah satu ujungnya agar mudah masuk ke dalam tanah dan bisa memotong akar tanaman.

3. Ring yang representative yaitu yang mempunyai area ratio < 10%

Area ratio = [Ө luar2 - Ө dalam2]/(Ө dalam2) < 10%

4. Plastik transparan, triplek, karet dan kotak kayu atau kaleng (tin) yang berukuran lebih besar dari ring, karung, spidol, label, cellotape, botol air, dll.

3. Prosedur Kerja

• Pengambilan Contoh Tanah Utuh

1. Tentukan area yang akan disampel, apakah bekas pengolahan tanah atau tanah virgin, dsb tergantung tujuan kita, tapi jangan di atas timbunan sampah, atau di pinggir jalan, tanah galian dan sebagainya, karena tidak akan mewakili daerah sekitarnya.

2. Catat lokasi, jenis tanah, kondisi permukaan tanah dan vegetasi yang tumbuh pada area penyampelan

3. Bersihkan permukaan tanah dari rumput, dan bahan organik segar lainnya

4. Sebaiknya penyampelan dilakukan pada saat kadar air tanah sekitar kapasitas lapang.

Bilamana tanah terlalu kering, dilakukan penyiraman sampai tanah jenuh, kemudian ditutup dengan plastic hitam agar evaporasi tidak terjadi dan ditunggu 1 x 24 jam. Atau bila tanah terlalu basah, sebaiknya di tunggu dulu sampai agak kering.

5. Gali tanah disekitar lokasi sampai ke dalaman tertentu, sesuai tujuan penyampelan eg. 0-10 cm dan 10-20 cm. (Gambar 3).

(5)

6. Benamkan satu buah ring sampai terbenam, lalu ring II diatas ring I sampai kurang lebih 3 cm dari permukaan tanah untuk kedalaman tanah 0-10 cm. Pembenaman ini harus vertical, serta ring harus punya jarak yang sama ke permukaan tanah (0 cm) dan ke batas 10 cm.

7. Lalu potong tanah di bawah ring (± 10 cm dari permukaan tanah untuk penyampelan 10 cm) dengan sekop, dan bersihkan dengan cutter.

8. Untuk sample 10-20 cm, buang lapisan tanah atas 0-10 cm, lalu lakukan seperti point 4,5,6 diatas.

9. Tanah yang dibawa adalah tanah yang hanya dalam ukuran ring sample, lalu pasang tutup ring.

10. Bila tak ada tutupnya, ring sample dan tanah dimasukkan ke dalam kotak metal dan ditutup rapi, atau dilapisi plastic pada kedua permukaan ring agar tidak menguap kandungan airnya lalu ditempelkan triplek agar tanah tidak rusak dan ikat dengan karet. Ring samples disusun dalam kotak kayu atau kaleng.

11. Beri label masing masing sample: nama praktikan/group, nomor ulangan, kedalaman sample, jenis tanah, lokasi, tanggal pengambilan sampel

• Pengambilan contoh tanah terganggu

1. Bersihkan vegetasi di atas tanah menggunakan cangkul 2. Letakkan bor belgi tegak lurus di atas tanah

3. putar bor bolgi searah jarum jam sambil di tekan ke tanah sampai kedalaman 0-20 hingga 20-40

4. Diangkat dan di keluarkan bor belgi lalu di tekan mata pisau bor belgi dan di keluarkan tanahnya

5. urutkan berdasarkann kedalamannya

6 Tanah yang telah di susun di atas kertas di ukur menggunakan meteran 7. langkah akhir dilakukan analisis labor

4. Pembahasan

Peran dan fungsi tanah dalam budidaya tanaman antara lain adalah sebagai salah satu komponen sistem lahan, tanah mempunyai beberapa fungsi esensial. Salah satunya adalah sebagai tempat hidup (habitat) organisme, dari tingkat rendah (renik) sampai tingkat tinggi.

Sebagai habitat organisme, tanah berperan vital dalam memasok salah satu faktor penting pertumbuhan dan perkembangan tanaman, yaitu unsur hara (Munawar, 2011).

Menurut Kemas Ali Hanafiah (2005), tanah pada masa kini sebagai media tumbuh tanaman didefinisikan sebagai “lapisan permukaan bumi yang secara fisik berfungsi sebagai tempat tumbuh-berkembangnya perakaran penompang tegak tumbuhnya tanaman dan penyuplai kebutuhan air dan udara secara kimiawi berfungsi sebagai gudang dan penyuplai hara atau nutrisi (senyawa organik dan anorganik sederhana dan unsur-unsur esensial seperti N, P, K, Ca, Mg, S, Cu, Zn, Fe, Mn, B, Cl, dan lain-lain) dan secara biologis berfungsi sebagai habitat biota (organisme) yang berpartisipasi aktif dalam penyediaan hara tersebut dan zat-zat aditif (pemacu tumbuh, proteksi) bagi tanaman, yang ketiganya secara integral

(6)

mampu menunjang produktivitas tanah untuk menghasilkan biomass dan produksi baik tanaman pangan, obat-obatan, industri perkebunan, maupun kehutanan. ”

Atas dasar definisi ini maka tanah sebagai media tumbuh mempunyai empat fungsi utama, yaitu :

1. Tempat tumbuh dan berkembangnya perakaran yang mempunyai dua peran utama, yaitu : Penyokong tegak tumbuhnya trubus (bagian atas) tanaman ,Sebagai penyerap zat-zat yang dibutuhkan tetanaman

2. Penyedia kebutuhan primer tanaman untuk melaksanakan aktivitas metabolismenya, baik selama pertumbuhan maupun untuk berproduksi, meliputi air, udara dan unsur-unsur hara 3. Penyedia kebutuhan sekunder tanaman yang berfungsi dalam menunjang aktivitasnya supaya berlangsung optimum, meliputi zat-zat aditif yang diproduksi oleh biota terutama mikroflora tanah seperti :

• Zat-zat pemacu tumbuh (hormone, vitamin dan asam-asam organic khas)

• Antibiotik dan toksin yang berfungsi sebagai anti hama-penyakit tanaman di dalam tanah dan

• Senyawa-senyawa atau enzim yang berfungsi dalam penyediaan kebutuhan primer tersebut atau transformasi zat-zat toksik eksternal seperti pestisida dan limbah industry berbahaya

4. Habitat biota tanah, baik yang berdampak positif karena terlibat langsung atau tak

langsung dalam penyediaan kebutuhan primer dan sekunder tanaman tersebut, maupun yang berdampak negative karena merupakan hama-penyakit tanaman.

Macam-macam contoh tanah berdasarkan cara pengambilan :

Pengambilan contoh tanah sangat berpengaruh terhadap tingkat kebenaran hasil analisis sifat fisik dan sifat kimia tanah. Ada tiga cara pengambilan contoh tanah yaitu :

1. Contoh tanah utuh (undisturbed soil sampel), digunakan untuk penetapan berat jenis tanah, berat jenis partikel, porositas tanah, kurva pf, dan permeabilitas tanah.

2. Contoh tanah tidak utuh ( disturbed soil sampel), digunakan untuk penetapan kadar air tanah, tekstur tanah, konsistensi, warna, dan analisis kimia tanah.

3. Contoh tanah dengan agregat utuh (undisturbed soil agregate), digunakan untuk penetapan kemantapan agregat, pontesi mengembang dan mengkerut yang dinyatakan dengan nilai COLE (coofficient of linear extencibility).

5. Kesimpulan

Pengambilan contoh tanah meliputi dua macam sampel yaitu sampel tanah utuh menggunakan ring sampel dan tanah biasa. Sampel tanah utuh digunakan untuk analisa sifat fisik tanah meliputi berat berat isi tanah, struktur tanah dan permeabilitas tanah, sedangkan sampel tanah biasa digunakan untuk analisa tekstur tanah dan kandungan bahan organik tanah.

(7)

Daftar Pustaka

Ali Hanafiah, Kemas. 2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Rajagrafindo Persada: Jakarta Arifin, M. 2010. Kajian Sifat FisikaTanah dan Berbagai Penggunaan Lahan dalam

Hubungannya dengan Pendugaan Erosi Tanah. Jurnal Pertanian MAPETA Vol.XII.(2) : 72 –144

Hardjowigeno Sarwono. 2015. Ilmu Tanah. Akademika Pressindo : Jakarta Maeda T,

Takenaka H, Warkentin BP. 1977. Physical Properties of Allophane Soils. Adv Agron 29 : 229-264

Mulyani, Mul. 2004. Analisis Tanah, Air, dan Jaringan Tanaman. PT Asdi Mahasatya : Jakarta

Munawar, Ali. 2011. Kesuburan Tanah dan Nutrisi Tanaman. IPB Press : Bogor

Rayes, M.L. 2006. Deskripsi Profil Tanah di Lapangan. Unit Penerbitan Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Rosmarkam Afandie dan Nasih Widya Yuwono. 2002. Ilmu Kesuburan Tanah. Kanisius : Yogyakarta

Sudjadi M., Widjik, dan M. Soleh. 1971. Penuntun Analisa Tanah, bagian Kesuburan Tanah.

Lembaga Penelitian Tanah Bogor

Tan, Kim. H. 1996. Soil Sampling, Preparation and Analysis. Marcel Dekker, Inc: New York

Referensi

Dokumen terkait

Sampel tanah diambil dengan tiga cara yaitu pengambilan contoh tanah utuh, pengambilan contoh tanah agregat utuh dan pengambilan contoh tanah terganggu yang dilakukan

Pengambilan contoh tanah dengan metode SRS lebih sederhana, mudah dan cepat serta data yang diperoleh akan dapat mencerminkan keadaan tanah yang sebenarnya, jika contoh tanah

Pengambilan contoh tanah dengan metode SRS lebih sederhana, mudah dan cepat serta data yang diperoleh akan dapat mencerminkan keadaan tanah yang sebenarnya, jika contoh tanah

Dari hasil analisis P-potensial contoh tanah dan evaluasi kreteria sifat kimia tanah menurut Staf Pusat Penelitian Tanah (1983) dan BPP Medan (1982) yang dapat

Kemudian dilakukan pengambilan contoh tanah untuk mengetahui beberapa sifat fisik tanah seperti tekstur, warna, kedalaman efektif, permeabilitas, Bahan Organilq pH,

adanya perubahan dari komposisi komunitas, populasi dan aktivitas mikroba tanah. Vegetasi tumbuhan merupakan faktor penting sebagai penentu jenis tanah, sifat,

PEMBAHASAN Pengumpulan contoh tanah untuk mengetahui sifat-sifat fisik tanah dimaksudkan untuk mengetahui sifat-sifat fisik tanah pada suatu lokasi tertentu, seperti tempat percobaan

Pengambilan Sampel Tanah Terganggu Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan Sampel tanah diambil dengan menggunakan sekop atau bor tanah... Mulai Siapkan alat dan bahan yang akan