• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian

3.4 Metode dan Teknik Analisis Data

Pada tahap pengkajian data digunakan metode padan, yaitu alat penentunya diluar bahasa, terlepas, dan tidak menjadi bagian dari bahasa (langue) yang bersangkutan (Sudaryanto, 1993:13).

Teknik yang digunakan dalam metode padan ialah teknik dasar. Teknik dasar adalah teknik pilah unsur penentu. Adapun alatnya ialah daya pilah, yang bersifat mental yang dimiliki oleh penelitinya (Sudaryanto, 1993:21). Teknik pilah unsur penentu (PUP) dengan daya pilah pembeda reaksi dipergunakan untuk mengetahui reaksi yang timbul pada mitra wicara yang disebabkan oleh adanya tindak tutur dalam percakapan. Dari reaksi yang muncul akan dapat diketahui apakah mitra wicara akan: (1) bertindak menuruti atau menentang apa yang diungkapkan oleh si pembicara; (2) berkata dengan isi yang informatif; (3) tergerak emosinya; (4) diam tetapi menyimak dan berusaha mengerti apa yang diucapkan oleh si pembica dan reaksi yang lain (Sudaryanto, 1993:25).

Contoh analisis data:

Penutur : Gabema jala horas, Raja Nami.

Banyak keturunan dan sehat selalu, Raja Kami.

Lawan Tutur : Gabema tutu jala horas Raja ni parboruon.

Banyak keturunan dan juga sehat selalu, Raja Kami.

Penutur : Mauliate godang dohonon nami, na ria manjangkon hami dibagasta na marsangap na martua on. Taringot diharoro nami Raja Nami, na adong do nasolot diate-ate nami. Nuaeng pe Raja Nami, ba nunggnga dipasiat boru munai anak nami. Ba tung asima roha muna Raja Nami, jangkon hamuma anak nami i gabe anak muna.

Kami berterima kasih banyak karena sudah dengan senang hati menerima kedatangan kami di tempat yang indah ini. Sekarang, anak dan borukita telah menjadi satu, maka dari itu kami memohon supaya Raja Kami menerima anak kami seperti anak sendiri.

Lawan Tutur : Olo amang, las do roha nami umbege hata muna i. Hami pe attong dipangido roha nami do dipadomu na marrokkap.

Iya amang, kami senang mendengarnya. Kami juga beharap yang berjodoh menjadi satu.

Penutur : Mauliate Raja Kami.

Terimakasih Raja Kami.

Lawan Tutur : Tangihon hamuma, asa diboto hamu godang ni sinamot, jadi pasahat hamuma godang ni sinamot Rp20.000.000,00, Botima!

Dengarkanlah biar kalian ketahui berapa banyak jumlah sinamotnya.

Berikanlah Rp20.000.000,00.

Penutur : Hamu Raja Nami, na patut do nian nadipangido muna i, alai ba tung so huboto hami do nuaeng manang tudia luluan nami songon nadipangido munai. Onma Raja Nami, ta oruima saotik nai, ta bahenma Rp15.000.000,00 sinamot i. Butima!

Wajar saja jika Raja Kami meminta Rp20.000.000,00. Hanya saja kami tidak tahu harus darimana mendapatkan uang sebanyak itu.

Beginilah Raja Kami, kurangilah sedikit menjadi Rp15.000.000,00.

Begitu.

Lawan Tutur : Toho raja nami. Alai hami pe ndada naso olo padaukhon. Ba bahen hamuma Rp18.000.000,00, oloi hamuma. Butima!

Benar Raja Kami. Tetapi bukannya kami tidak mau memberi keringanan. Kita jadikalah Rp18.000.000,00. Begitu!

Penutur : Dang naso olo hami Raja Nami. Jalo hamuma si Rp15.000.000,00 i.

Butima!

Bukan kami tidak mau Raja Kami. Terimalah yang Rp15.000.000,00.

Begitu!

Lawan Tutur : Hamu Raja ni boru nami, bah nungnga uli roha nami lao manjalo nadidok muna i, sai gabema hita jala horas.

Kalian Rajanya boru kami, dengan senang hati kami menerimanya.

Banyak keturunanlah kita dan sehat selalu.

Penutur : Mauliatema Raja Nami! Gabema hita jala horas. Jadi mangaradema suhut lao pasahathon sinamot godang na Rp15.000.000,00. pasahat hamuma.

Terimakasih Raja Kami! Banyak keturunanlah kita dan sehat selalu.

Jadi, bersiaplah pihak penerima istri untuk memberikan sinamot sebanyak Rp15.000.000,00. Berikanlah.

Jika contoh percakapan di atas dianalisis menurut teori Austin, maka:

Tindak Lokusi : Gabema jala horas Raja Nami.

Penutur memberikan salam kepada lawan tuturnya.

Tindak Ilokusi : Mengharapkan lawan tuturnya sehat selalu.

Tindak perlokusi : Efek yang timbul dari tindak lokusi dan ilokusi adalah bahwa

“Mauliate godang dohonon nami, na ria manjangkon hami di bagasta na marsangap na martua on. Taringot diharoro nami Raja Kami, na adong do nasolot di ate-ate nami. Nuaeng pe Raja Nami, ba nunggnga di pasiat boru munai anak nami. Ba tung asima roha muna Raja Nami, jangkon hamuma anak nami i gabe anak muna”. Terlihat dalam percakapan “Olo amang, las do roha nami umbege hata muna i. Hami pe attong dipangido roha nami do dipadomu na marrokkap”.

Kami berterimakasih banyak karena sudah dengan senang hati menerima kedatangan kami di tempat yang indah ini. Sekarang, anak dan borukita telah menjadi satu, maka dari itu kami memohon supaya Raja Kami menerima anak kami seperti anak sendiri. Lawan tutur mengiyakan dan berharap yang berjodoh menjadi satu.

Pada percakapan “Tangihon hamuma, asa diboto hamu godang ni sinamot, jadi pasahat hamuma godang ni sinamot Rp20.000.000,00”, Botima!

Tindak Lokusi : Berikanlah Rp20.000.000,00.

Tindak ilokusi :Lawan tutur ingin memberi tahu soal sinamot yang jumlahnya Rp20.000.000,00.

Tindak Lokusi : Mengucapkan terimakasih

Tindak ilokusi : Berkata pada lawan tutur bahwa mereka tidak sanggup memberikan dengan jumlah Rp20.000.000,00.

Tindak perlokusi: Efek yang ditimbulkan dari tindak lokusi dan tindak ilokusi adalah pada percakapan “godang ni sinamot Rp20.000.000,00”. menyatakan bahwa lawan tutur mempunyai keingininan. Namun si penutur tidak dapat memberikan sebanyak yang lawan tutur inginkan.

Pada contoh analisis data di atas, semua yang termasuk ke kategori tindak lokusi dikarenakan tindak lokusi itu sendiri merupakan tindak tutur yang menyatakan sesuatu dalam arti “berkata” atau tindak tutur yang bermakna dan dapat dipahami.

Pada contoh data tindak lokusi “ gabema jala horas Raja Nami”, tindak lokusi ini mempunyai makna memberikan salam dan juga dapat dipahami maksudnya.

Sedangkan tindak ilokusi yaitu tindak tutur yang diidentifikasikan dengan kalimat performatif eksplisit. Pada contoh di atas, tindak ilokusinya menyatakan sesuatu dengan cara jelas dan tidak berbelit-belit. Tindak perlokusi ialah tindak tutur yang berkenaan dengan adanya ucapan orang lain sehubungan analisis di atas, tindak perlokusinya muncul disebabkan adanya tindak lokusi dan tindak ilokusi.

Dokumen terkait