TINJAUAN PUSTAKA
2.1 LANDASAN TEORI .1Belajar
2.1.3 Metode Two Stay Two Stray (TS-TS)
Metode pembelajaran Two Stay Two Stary (TS-TS) merupakan metode pembelajaran yang bertujuan untuk meningkatkan kerja sama siswa dalam
kelompok (Yusuf, 2012: 2). Menurut Lie (2004: 61), metode pembelajaran Two Stay Two Stary (TS-TS) merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif yang dapat memberikan kesempatan kepada anggota kelompok yang berdiskusi untuk membagi hasil dan informasi kepada kelompok lain.
Menurut Kagan (2012: 1138), model pembelajaran kooperatif Two Stay Two Stary (TS-TS) adalah dua orang siswa tinggal dan dua orang siswa bertamu ke kelompok lain. Ini berfungsi sebagai pertukaran informasi dan hasil yang telah didapatkan untuk didiskusikan secara bersama. Metode pembelajaran Two Stay Two Stray (TS-TS) dapat menuntut siswa untuk aktif mempelajari sebuah konsep melalui aktivitas pemecahan masalah, mengungkapkan ide, melakukan diskusi serta presentasi dalam sebuah kelompok. Setiap anggota kelompok memiliki peran dan tanggung jawabnya masing-masing, sehingga dalam kegiatan belajar pada masing-masing kelompok tidak ada siswa yang pasif dan tidak berkontribusi (Asna et.al., 2014: 124). Menurut Huda (2014: 207), metode pembelajaran Two Stay Two Stray (TS-TS) merupakan sistem pembelajaran kelompok dengan tujuan agar siswa dapat saling bekerjasama, bertanggung jawab, saling membantu memecahkan masalah, dan mendorong satu sama lain untuk berprestasi.
Adapun langkah langkah metode pembelajaran Two Stay Two Stray (TS-TS) menurut Lie (2004: 61), sebagai berikut:
1. Siswa bekerja sama dalam kelompok berempat seperti biasa.
2. Setelah selesai, dua siswa dari masing-masing kelompok akan meninggalkan kelompoknya dan masing-masing bertamu ke kelompok yang lain.
3. Dua siswa yang tinggal dalam kelompok bertugas membagikan hasil kerja dan informasi mereka ke tamu mereka.
4. Tamu mohon diri dan kembali ke kelompok mereka sendiri dan melaporkan temuan mereka dari kelompok lain.
5. Kelompok mencocokkan dan membahas hasil-hasil kerja mereka. 2.1.4 Mind Mapping
Mind mapping atau peta pikiran adalah suatu teknik yang memanfaatkan keseluruhan otak dengan menggunakan citra visual dan prasarana grafis lainnya untuk membentuk kesan (DePorter & Hernacki, 2008: 153). Sedangkan menurut Buzan (2014: 5), mind mapping merupakan grafis representasi data atau pikiran. Mind mapping seperti diagram, sehingga cenderung untuk mengingat diagram lebih mudah daripada mengingat panjang teks. Mind mapping juga merupakan metode mencatat kreatif yang memudahkan kita untuk mengingat banyak informasi.
Menurut Windura, sebagaimana dikutip oleh Imaduddin & Utomo (2012: 66), mind mapping adalah suatu teknis grafis yang dapat menyelaraskan proses belajar dengan cara kerja alami otak. Mind mapping melibatkan otak kanan sehingga proses pembuatannya menyenangkan. Mind mapping merupakan cara paling efektif dan efisien untuk memasukkan, menyimpan, dan mengeluarkan data dari otak kita.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa mind mapping merupakan cara kreatif bagi peserta didik untuk mencatat pelajaran dan
menghasilkan ide-ide. Ide-ide yang dihasilkan akan dituangkan dalam bentuk peta pemikiran memungkinkan peserta didik lebih mudah mengingat materi.
Alamsyah (2009: 36), menyebutkan beberapa manfaat dari penggunaan mind mapping, antara lain:
1. Dapat melihat gambaran secara menyeluruh dengan jelas
2. Dapat melihat detail tanpa kehilangan benang merahnya antar topik 3. Terdapat pengelompok informasi
4. Menarik perhatian mata dan tidak membosankan 5. Memudahkan berkonsentrasi
6. Proses pembuatannya menyenangkan karena melibatkan warna, gambar-gambar dan lain-lain
7. Mudah mengingatnya karena ada penanda-penanda visualnya 2.1.5 Tinjauan Materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan
Kelarutan zat dalam air sangat beragam. Ada zat yang mudah larut dan ada pula zat yang sukar larut. Misalnya, zat yang memiliki kelarutan lebih besar dari 0,02 mol L-1 dianggap mudah larut, sedangkan yang lebih kecil dari nilai itu dianggap sukar larut. Pada umumnya kelarutan bertambah dengan kenaikan suhu, hal ini berlaku untuk zat padat. Kelarutan dari berbagai jenis zat juga dipengaruhi pH larutan.
1. Kelarutan
Kelarutan (solubility) adalah jumlah maksimum suatu zat yang dapat larut dalam sejumlah tertentu pelarut/larutan pada suhu tertentu. Satuan kelarutan
umumnya dinyatakan dalam gram L-1 atau mol L-1. Kelarutan dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu :
1) Jenis Pelarut
Terdapat dua jenis pelarut, yaitu; polar dan non-polar. Pelarut polar mempunyai kutub muatan, misalnya air (kutub H+ dan OH-). Sedangkan pelarut non-polar tidak mempunyai kutub muatan, misalnya benzena, minyak, dan eter. Senyawa polar mudah larut dalam pelarut polar, demikian pula senyawa non-polar lebih mudah larut dalam pelarut non-polar.
2) Suhu
Kelarutan zat padat dalam air akan semakin tinggi jika suhunya dinaikkan. Adanya panas mengakibatkan makin renggangnya jarak antarmolekul zat padat tersebut. Merengganggnya jarak antarmolekul pada molekul-molekul zat padat menjadikan kekuatan gaya antarmolekul menjadi lemah seningga mudah terlepas oleh adanya pengaruh gaya tarik molekul-molekul air. Berbeda dengan zat padat, kenaikan suhu akan menyebabkan kelarutasn gas dalam air berkurang. Hal ini disebabkan suhu yang meningkat mengakibatkan gas yang terlarut di dalam air akan terlepas meninggalkan air.
(Purba, 2006: 138) 2. Tetapan Hasil Kali Kelarutan (Ksp)
Pada suatu larutan elektrolit, zat-zat yang terlarut akan terionisasi dan menghasilkan kation dan anion. Elektrolit sukar larut, ion-ion terlarutnya berada dalam larutan jenuh dan membentuk kesetimbangan heterogen dengan padatannya. Tetapan kesetimbangan yang baru disebut tetapan hasil kali
kelarutan. Tetapan hasil kali kelarutan (Ksp) dinyatakan sebagai hasil kali ion-ion (satuan Molar) dalam larutan jenuhnya, dengan masing-masing konsentrasi berpangkatkan bilangan koefisiennya. Secara umum persamaan keseimbangan larutan garam AxBy dengan kelarutan s adalah :
AxBy(s) x Ay+(aq) + y Bx-(aq) Ksp AxBy = [ Ay+ ]x [ Bx+ ]y
Contoh
(1) AgI(s) Ag+(aq) + I-(aq) …… Ksp Agr = [Ag+ ] [I-] (2) PbCl2(s) Pb2+(aq) + 2 Cl-(aq)…. Ksp PbCl2 = [Pb2+ ] [Cl-]2 3. Hubungan Kelarutan (s) dengan Tetapan Hasil Kali Kelarutan (Ksp)
Kelarutan zat-zat yang sukar larut dapat ditentukan berdasarkan harga Ksp zat tersebut. Demikian pula harga Ksp dapat ditentukan jika konsentrasi ion-ion zat terlarut diketahui.
Pada larutan jenuh senyawa ion AxBy, jumlah zat di dalam larutan sama dengan harga kelarutannya dalam satuan mol Lˉ1
. Senyawa yang terlarut akan mengalami ionisasi dalam sistem kesetimbangan.
Jika kelarutan PbCl2 = s mol Lˉ1
, maka di dalam larutan terdapat s mol Lˉ1
Pb2+ dan 2s mol Lˉ1
Cl-seperti proses berikut :
PbCl2(s) Pb2+(aq) + 2 Cl-(aq) Kelarutan s s 2s y x x y x y y xB (s) xA (aq) yB (aq) Ksp [A ] [B ] A       
Maka : Ksp PbCl2 = [Pb2+] [Cl- ]2 = (s) (2s)2 = 4 s3
Contoh lain : AgBr(s) Ag+(aq) + Br-(aq) Kelarutan s s s Ksp AgBr = [Ag+ ]([Br-] = (s) (s) = s2 Maka : Secara umum :
AxBy (s) x Ay+(aq) + y Bx-(aq) Kelarutan s x.s y.s Maka : Ksp AxBy = [Ay+ ]x [Bx- ]y
= (x.s) (y.s)y = xx . yy s(x+y)
x dan y adalah koefisien dari ion-ion. 4. Pengaruh Ion Senama dalam Kelarutan
Pengaruh penambahan ion senama mengakibatkan kelarutan zat akan berkurang. Makin besar jumlah ion senama, makin kecil kelarutan senyawa tersebut. Kelarutan CaC2O4 dalam air = 4,8.10-5 mol L-1, sedangkan kelarutan
3 4 ,s Ksp sehingga  Ksp s y x y x
y
x
Ksp
s 
)
(
)
(
CaC2O4 dalam CaCl2 0,15 M = 1,5.10-8 mol L-1. Kelarutan CaC2O4 dalam CaCl2
lebih kecil dibandingkan kelarutannya dalam air, sebab di dalam larutan terdapat ion Ca2+ yang berasal dari CaCl2. Reaksi yang terjadi pada larutan CaCl2 adalah:
CaC2O4(s) Ca2+(aq) + C2O42-(aq) CaCl2(aq) Ca2+(aq) + 2Cl-(aq)
Berdasarkan azas Le Chatelier, jika konsentrasi zat pada kesetimbangan diubah maka akan terjadi pergeseran kesetimbangan. Dalam hal ini adanya ion Ca2+ dari CaCl2 akan menyebabkan pergeseran kesetimbangan ke kiri atau ke arah CaC2O4(s), maka kelarutan CaC2O4 berkurang. Adanya ion Cl– tidak mempengaruhi berarti hanya ion yang sama saja yang mempengaruhi.
Jadi dapat disimpulkan, bahwa ion senama akan memperkecil kelarutan. Akan tetapi, sebagaimana halnya kesetimbangan pada umumnya, ion senama tidak mempengaruhi harga tetapan hasil kali kelarutan selama suhu tidak berubah. 5. Hubungan Kelarutan dengan pH
Kelarutan senyawa elektrolit dapat diperbesar atau diperkecil dengan mengatur pH. Tingkat keasaman larutan (pH) dapat mempengaruhi kelarutan berbagai jenis zat. Suatu basa umumnya lebih larut dalam larutan yang bersifat asam, sebaliknya lebih sukar larut dalam larutan yang bersifat basa. Garam-garam yang berasal dari asam lemah akan lebih mudah larut dalam larutan yang bersifat asam kuat.
Kelarutan suatu zat dapat ditentukan dari harga Ksp zat tersebut. Sebaliknya, harga Ksp suatu zat dapat diperoleh dari kelarutan zat tersebut. Jika kelarutan suatu zat diketahui, maka sususna konsentrasi ion-ion zat tersebut dalam larutan
jenuhnya dapat ditentukan. Berarti, dengan mengetahui harga Ksp dari suatu zat, susunan konsentrasi ion-ion zat tersebut dalam larutan jenuhnya dapat ditentukan. Dengan demikian, pH larutan jenuhnya dapat ditentukan. Demikian juga sebaliknya, dengan mengetahui pH larutan jenuh suatu zat maka harga Ksp zat tersebut dapat ditentukan.
6. Reaksi Pengendapan
Ksp dapat digunakan sebagai tolak ukur memprediksi pengendapan zat dalam larutan. Percampuran dua jenis larutan elektrolit ada yang dapat membentuk endapan dan ada juga yang tidak membentuk endapan, tergantung pada konsentrasi ion-ion dipangkatkan koefisiennya. Hal ini bisa dilakukan dengan cara membandingan Ksp dengan Qc (hasil kali konsentrasi awal ion-ion dalam larutan).
Dalam proses yang kemungkinan membentuk endapan AxBy, dapat terjadi tiga kemungkinan, yaitu :
a. Jika Qc AxBy > Ksp AxBy, percampuran menghasilkan endapan (larutan lewat jenuh)
b. Jika Qc AxBy = Ksp AxBy, percampuran belum menghasilkan endapan (larutan tepat jenuh atau akan mulai mengendap)
c. Jika Qc AxBy < Ksp AxBy, percampuran belum menghasilkan endapan (larutan belum jenuh)