• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY (TS TS) DENGAN MEMBUAT MIND MAPPING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY (TS TS) DENGAN MEMBUAT MIND MAPPING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN"

Copied!
190
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENGARUH PENERAPAN METODE

PEMBELAJARAN

TWO STAY TWO STRAY

(TS-TS)

DENGAN MEMBUAT

MIND MAPPING

TERHADAP

HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI

KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN

Skripsi

disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Kimia

oleh Idha Zuly Astutik

4301411008

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

(2)

ii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya menyatakan bahwa skripsi ini bebas plagiat, dan apabila di kemudian hari terbukti terdapat plagiat dalam skripsi ini, maka saya bersedia menerima sanksi yang sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan

Semarang, Juli 2015

(3)

iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang Panitia Ujian Skripsi pada :

Hari :

Tanggal :

Semarang,

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

(4)

iv

PENGESAHAN

Skripsi yang berjudul

Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Two Stay Two Stray (TS-TS) dengan membuat Mind Mapping terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan

disusun oleh

Idha Zuly Astutik 4301411008

telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi FMIPA UNNES pada tanggal 11 Agustus 2015.

Panitia

Ketua Sekretaris

Prof. Dr. Wiyanto, M.Si Dra. Woro Sumarni, M.Si NIP 196310121988031001 NIP 196507231993032001

Ketua Penguji

Drs. Wisnu Sunarto, M.Si NIP 195207291984031001

Anggota Penguji/ Anggota Penguji/

Pembimbing I Pembimbing II

(5)

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

 Bertahanlah dan berjuanglah sampai sukses! Allah menilai usaha kita, bukan hasilnya. Jangan putus asa karena hasil.

 Barang siapa yang menjadikan mudah urusan orang lain, pasti Allah akan memudahkannya di dunia dan di akhirat (HR Muslim).

 Allah senantiasa menolong hamba-Nya selama hamba-Nya itu suka menolong saudaranya (HR Muslim).

PERSEMBAHAN

 Kedua orang tuaku, Bapak Sugiyono dan Ibu Nursih yang telah memberikan kasih sayang, do’a dan pengorbanannya dalam hidupku

 Kedua kakakku Antok dan Adib, ketiga adikku Titik, Rio dan Aurel tercinta yang telah memberikan motivasi dan semangat dalam meraih cita-cita.

 Para guru peradaban yang telah memberikan banyak ilmunya

 Teman-teman rombel 2 pendidikan kimia 2011 yang aku cintai

(6)

vi

PRAKATA

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Two Stay Two Stray (TS-TS) dengan membuat Mind Mapping terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan”. Skripsi ini disusun untuk menyelesaikan Studi S1 untuk meraih gelar Sarjana Pendidikan Kimia. Atas segala bantuan dan dukungan yang diberikan, maka penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada :

1. Rektor Universitas Negeri Semarang.

2. Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan ijin penelitian.

3. Ketua Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan ijin penelitian.

4. Dra. Saptorini, M.Pi, Dosen Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, petunjuk dan saran yang sangat bermanfaat selama penyusunan skripsi ini,

5. Drs. Ersanghono Kusumo, M.S, Dosen Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, petunjuk dan saran yang sangat bermanfaat selama penyusunan skripsi ini,

6. Drs. Wisnu Sunarto, M.Si sebagai dosen penguji yang telah memberi banyak masukan untuk kesempurnaan skripsi ini,

7. Kepala SMA Negeri 10 Semarang yang telah memberikan ijin penelitian. 8. Puji Ningrum, S.Pd guru mata pelajaran kimia SMA Negeri 10 Semarang

yang telah banyak membantu terlaksananya penelitian, 9. Semua pihak yang telah membantu penyusunan skripsi ini.

Penulis berharap, semoga penelitian ini bermanfaat bagi pembaca pada khususnya dan perkembangan pendidikan Indonesia pada umumnya.

Semarang, Juli 2015

(7)

vii

ABSTRAK

Astutik, Idha, Zuly. 2015. Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Two Stay Two Stray (TS-TS) Dengan Membuat Mind Mapping Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Kelarutan Dan Hasil Kali Kelarutan. Skripsi, Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing Utama Dra. Saptorini, M.Pi dan Pembimbing Pendamping Drs. Ersanghono Kusumo, M.S.

Kata Kunci : Pengaruh, Mind Mapping, Two Stay Two Stray (TS-TS).

(8)

viii

ABSTRACT

Astutik, Idha, Zuly. 2015. The Effect of Application of Learning Method Two Stay Two Stray (TS-TS) To Make Mind Mapping for Learning Outcomes In the Matter solubility and solubility product. Skripsi, Department of Chemistry, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, State University of Semarang. Main supervisor Dra. Saptorini M.Pi and Assistant Supervisor Drs. Ersanghono Kusumo M.S.

Keywords: Effect, Mind Mapping, Two Stay Two Stray (TS-TS).

(9)

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL………... i

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN………... PERSETUJUAN PEMBIMBING………... ii iii HALAMAN PENGESAHAN………. iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN……….. v

PRAKATA……….………. vi

ABSTRAK……….………. vii

DAFTAR ISI………... ix

DAFTAR TABEL……….………….. xi

DAFTAR GAMBAR……….………. xii

DAFTAR LAMPIRAN……….……….. xiii

BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah………... 1

1.2 Rumusan Masalah………... 4

1.3 Pembatasan Masalah………... 5

1.4 Tujuan Penelitian……….. 1.5 Manfaat Penelitian……….... 1.6 Penegasan Istilah... 5 5 6 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Belajar, Hasil Belajar, Metode Pembelajaran, Materi ....………. 9

2.2 Hasil Penelitian yang Relevan... 21 2.3 Kerangka Berfikir………...

2.4 Hipotesis...

22 25 3. METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian……….. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian... 3.3 Populasi dan Sampel...

(10)

x

3.4 Variabel Penelitian... 3.5 Instrumen Penelitian... 3.6 Metode Pengumpul Data... 3.7 Teknik Analisis Data...

28 28 29 29 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian... ... 43

4.2 Pembahasan... ... 57

5 PENUTUP 5.1 Simpulan... ... 68

5.2 Saran... ... 68

DAFTAR PUSTAKA... 67

(11)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1 Nilai Rata-Rata Hasil Belajar Siswa...………. 3

3.1 Desain Penelitian………... 26

3.2 Jumlah Kelas dan Siswa Kelas XI IPA...………. 27

3.3 Kriteria Daya Pembeda Soal...………... 31

3.4 Kriteria Tingkat Kesukaran Soal...………... 31

3.5 Kriteria Soal Uji Coba...……… ... 32

3.6 Pedoman Koefisien Korelasi...………... 39

3.7 Kriteria Rata-Rata Skor Ranah Afektif...………. 40

3.8 Kriteria Rata-Rata Skor Ranah Psikomotorik...……….. 40

3.9 Kriteria Rata-Rata Skor Tiap Aspek Afektif dan Psikomotorik... 41

3.10 Kriteria Angket Tanggapan Siswa...……… 41

3.11 Kriteria Rata-Rata Skor Tiap Aspek Tanggapan Siswa...…….... 42

4.1 4.2 4.3 Data Awal Populasi...…….………... Hasil Uji Normalitas Data Awal..………...….………... Hasil Analisis Validitas Soal... 43 44 45 4.4 Hasil Analisis Daya Pembeda Butir Soal………... 46

4.5 Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Soal... 46

4.6 Data Nilai Posttest... 47 4.7

4.8

Hasil Uji Normalitas Data Nilai Posttest...………... Hasil Uji Kesamaan Dua Varian...………...

47 48 4.9

4.10 4.11

Hasil Uji Perbedaan Rata-Rata...………... Hasil Ketuntasan Belajar... ……...………... Rata-rata Nilai RanahAfektif...

49 49 51 4.12

4.13

Rata-rata Nilai Ranah Psikomotorik...……….

Hasil Angket Tanggapan Siswa...………....

(12)

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Kerangka Berfikir………... 24

4.1 Perbandingan Rata-Rata Skor Tiap Aspek Afektif... 52

4.2 Perbandingan Rata-Rata Skor Tiap AspekPsikomotorik... 53

(13)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Nilai UAS 3 Tahun Terakhir ………... 73

2. Daftar Nama Siswa... 74

3. Daftar Kelompok TS-TS... 75

4. Silabus………... 76

5. RPP Kelas Eksperimen...………... 78

6 RPP Kelas Kontrol...………... 97

7. Kisi-Kisi Soal Uji Coba...………... 114

8. Soal Uji Coba………... 118

9. Analisis Soal Uji Coba………...………... 129

10. Perhitungan Validitas Soal Uji Coba…...………... 134

11. 12. Perhitungan Daya Pembeda Soal Uji Coba ………... Perhitungan Indeks Kesukaran Soal Uji Coba ………... 137 138 13. Perhitungan Reliabilitas Soal Uji Coba …... 140

14. Daftar Nilai UAS Siswa ………... 141

15. Uji Normalitas Data Tahap Awal……... 142

16. Uji Homogenitas...………... 146

17. Soal Posttest…………..………….………...……..…... 147

18. 19. Daftar Nilai Posttest…………....………... Uji Normalitas Tahap Akhir...………...……...….. 152 153 20. Uji Kesamaan Dua Varian...…...….………... 155 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27.

Uji Perbedaan Rata-Rata... Hasil Ketuntasan Hasil Belajar...…...….………... Uji Pengaruh Antar Variabel dan Koefisien Determinasi... Pedoman Penilaian Ranah Afektif... Reliabilitas Ranah Afektif……..………...………….... Analisis Nilai Ranah Afektif Kelas Eksperimen dan Kontrol... Pedoman Penilaian Ranah Psikomotorik...

(14)

xiv 28.

29.

Reliabilitas Ranah Psikomotorik...…….... Analisis Nilai Ranah Psikomotorik Kelas Eksperimen dan Kontrol...

166

167 30.

31. 32. 33. 34.

Lembar Angket Tanggapan Siswa...…...….……… Reliabilitas Angket Tanggapan Siswa...…...….……….. Analisis Angket Tanggapan Siswa...…...….…………... Skema TS-TS...…...….………...…... Dokumentasi...…...….………...

(15)

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1

LATAR BELAKANG

Pendidikan merupakan suatu usaha sadar dan sistematis yang dilakukan oleh orang-orang yang diserahi tanggung jawab untuk mempengaruhi siswa agar mempunyai sifat dan sikap yang sesuai dengan cita-cita pendidikan (Munib, 2010: 34). Pendidikan memberikan kecakapan hidup agar siswa dapat memainkan perannya dimasa sekarang dan akan datang. Pendidikan dilakukan oleh keluarga, masyarakat dan pemerintah melalui kegiatan pengajaran, bimbingan dan latihan di sekolah maupun di luar sekolah. Pendidikan dapat mengembangkan kemampuan, ilmu pengetahuan dan teknologi serta meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia seperti yang diharapkan. Banyak perhatian khusus diarahkan kepada perkembangan dan kemajuan pendidikan guna meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan.

(16)

Hasil belajar merupakan perubahan perilaku atau sikap yang diperoleh siswa setelah mengalami aktivitas belajar (Rifa’i & Anni, 2011: 85). Hasil belajar merupakan ukuran keberhasilan siswa yang dinyatakan dalam bentuk nilai tes maupun non tes. Nilai tes dapat diperoleh dari tes ulangan harian, ulangan tengah semester dan ulangan akhir semester. Nilai non tes diambil dari keaktifan siswa saat pembelajaran, tugas terstruktur, pengamatan kinerja dan sikap. Penilaian berdasarkan tes mempunyai standar kelulusan yang telah ditetapkan yang disebut dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM). Apabila perolehan nilai siswa sama dengan atau diatas KKM, maka siswa tersebut dinyatakan tuntas dalam belajar.

Kimia merupakan salah satu mata pelajaran yang dianggap sulit karena mempelajari konsep-konsep dan hitungan matematis. Penggunaan metode dan model pembelajaran yang kurang cocok dengan materi bahan ajar akan mengakibatkan siswa mengalami kesulitan dalam mengikuti pembelajaran kimia. Pemilihan metode dan model mengajar tentunya disesuaikan dengan tujuan pembelajaran.

(17)

Tabel 1.1 Rata-Rata Nilai Hasil Belajar Siswa pada Materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan SMA Negeri 10 Semarang

Kelas Rata-Rata Nilai

2011/2012 2012/2013 2013/2014

XI IPA 1 67,92 70,34 72,12

XI IPA 2 78,21 69,95 69,78

XI IPA 3 66,36 77,15 70,24

XI IPA 4 70,54 72,56 71,62

KKM 75 77 77

Sumber : dokumentasi SMA N 10 Semarang

Data di atas menunjukkan masih banyaknya siswa yang hasil belajarnya masih rendah. Dengan demikian penguasaan materi oleh siswa belum maksimal.

Penguasaaan materi yang belum maksimal dapat dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yaitu dari siswa itu sendiri dan faktor eksternal yaitu dari lingkungan, sarana prasarana sekolah, suasana belajar, metode pembelajaran dan guru. Adanya hasil belajar yang rendah dapat dipengaruhi dari metode pembelajaran yang digunakan kurang bervariasi. Pada kegiatan pembelajaran guru masih menggunakan metode ceramah, sehingga siswa cenderung pasif dan kurang berminat saat mengikuti pembelajaran. Selain menggunakan metode ceramah guru juga menggunakan diskusi. Namun, saat diskusi berlangsung terlihat siswa masih pasif dan takut untuk mengemukakan pendapatnya, kerjasama dan tanggung jawab antar kelompok dalam mengerjakan tugas diskusi masih kurang. Maka dari itu perlu diterapkan metode pembelajaran yang dapat membuat siswa aktif dan berani mengemukakan pendapatnya, dapat mendorong siswa untuk bekerjasama dan bertanggung jawab, serta dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

(18)

saling membantu memecahkan masalah dan saling mendorong untuk berprestasi. Pada saat pembelajaran dibantu dengan pembuatan mind mapping sehingga siswa lebih mudah dalam mengingat dan memahami konsep dan meteri yang diajarkan. Hasil penelitian Yusuf (2012: 8), metode Two Stay Two Stray (TS-TS) dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Metode Two Stay Two Stray (TS-TS) membuat siswa lebih aktif dalam kegiatan belajar mengajar (Surianto, 2014: 207). Penelitian Imaduddin & Utomo (2012: 63), menunjukkan metode mind mapping sangat efektif dalam meningkatkan prestasi belajar fisika.

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang “Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Two Stay Two Stray (TS-TS) dengan Membuat Mind Mapping terhadap Hasil Belajar Siswa

pada Materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan”.

1.2

RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian diatas, maka permasalahan yang akan diteliti adalah : 1. Adakah pengaruh metode pembelajaran Two Stay Two Stray (TS-TS)

dengan membuat mind mapping terhadap hasil belajar siswa pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan?

(19)

1.3

PEMBATASAN MASALAH

Penelitian ini membatasi masalah sebagai berikut :

1. Materi yang dipilih dalam penelitian ini adalah kelarutan dan hasil kali kelarutan

2. Pembelajaran dilakukan dengan menggunakan metode pembelajaran Two Stay Two Stray (TS-TS) dengan membuat mind mapping untuk kelas eksperimen dan menggunakan metode konvensional untuk kelas kontrol. 3. Objek penelitian hanya dibatasi pada siswa kelas XI IPA semester genap

tahun ajaran 2014/2015 SMA Negeri 10 Semarang

1.4

TUJUAN PENELITIAN

Tujuan dari penelitian yang dilaksanakan ini sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui pengaruh metode Two Stay Two Stray (TS-TS) dengan membuat mind mapping terhadap hasil belajar siswa pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan

2. Untuk mengetahui besarnya pengaruh metode pembelajaran Two Stay Two Stray (TS-TS) dengan membuat mind mapping terhadap hasil belajar siswa pada kelarutan dan hasil kali kelarutan

1.5

MANFAAT PENELITIAN

(20)

1.5.1 Bagi Siswa

1. Sebagai sarana bertukar pikiran dan berdiskusi tentang materi yang sedang dipelajari, sehingga timbul sikap aktif dan kritis dengan teman sebaya

2. Menumbuhkan semangat kerjasama antar siswa karena keberhasilan individu merupakan tanggung jawab kelompok

3. Siswa lebih aktif dalam pembelajaran 4. Siswa lebih termotivasi dalam belajar 1.5.2 Bagi Guru

Memberikan alternatif metode pembelajaran yang dapat membuat siswa lebih aktif dalam belajar.

1.5.3 Bagi Sekolah

Memberikan masukan bagi sekolah agar lebih memperhatikan metode pengajaran yang lebih variatif sehingga siswa menjadi lebih aktif dalam belajar dan hasil belajarnya mencapai kriteria ketuntasan minimal, sehingga tujuan pendidikan mencerdaskan bangsa dapat tercapai.

1.5.4 Bagi Peneliti

Memperoleh pengetahuan variasi model pembelajaran yang dapat memperbaiki dan meningkatkan sistem pembelajaran di kelas sehingga dapat meminimalkan masalah-masalah yang terjadi dalam pembelajaran.

1.6

PENEGASAN ISTILAH

(21)

penegasan istilah dalam penelitian ini. Penegasan istilah dalam penelitian ini sebagai berikut :

1.6.1 Pengaruh

Berdasarkan software Kamus Besar Bahasa Indonesa (KBBI) offline, pengaruh merupakan daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan, atau perbuatan seseorang. Dalam penelitian ini pengaruh mengandung arti bahwa penerapan metode pembelajaran Two Stay Two Stray (TS-TS) dengan membuat mind mapping yang diperbandingkan terhadap pembelajaran melalui metode konvensional akan berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa.

1.6.2 Metode Pembelajaran Two Stay Two Stray (TS-TS)

Menurut Lie (2004: 61), Metode Two Stay Two Stary (TS-TS) merupakan metode pembelajaran yang dapat memberikan kesempatan kepada anggota kelompok yang berdiskusi untuk membagi hasil dan informasi kepada kelompok lain. Saat diskusi siswa diharapkan lebih aktif, baik sebagai penerima tamu yang menyampaikan hasil diskusi maupun sebagai tamu yang bertanya informasi kepada kelompok lain. Pada metode Two Stay Two Stary (TS-TS) siswa diajarkan keterampilan–keterampilan khusus agar dapat bekerjasama dengan baik didalam kelompok, seperti menjadi pendengar aktif, memberikan penjelasan kepada teman dengan baik, dan berdiskusi.

1.6.3 Mind Mapping

Mind mapping atau peta pikiran adalah suatu teknik yang memanfaatkan

(22)

untuk membentuk kesan (DePorter & Hernacki, 2008: 153). Pembutan mind mapping bertujuan untuk membangkitkan ide-ide orisinal dan memicu ingatan

dengan mudah sehingga siswa lebih mudah dalam memahami materi. 1.6.4 Two Stay Two Stray (TS-TS) dengan Membuat Mind Mapping

Metode pembelajaran Two Stay Two Stray (TS-TS) dengan membuat mind mapping merupakan sistem pembelajaran kelompok dengan tujuan agar siswa

dapat saling bekerjasama, bertanggung jawab, saling membantu memecahkan masalah, mendorong siswa untuk bertanya dan menjawab dan saling mendorong untuk berprestasi. Pada akhir proses diskusi dan pembagian informasi siswa membuat mind mapping untuk mempermudah dalam memahami konsep dari materi kelarutan dan hasil kali kelarutan.

1.6.5 Hasil Belajar

(23)

9

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1

LANDASAN TEORI

2.1.1 Belajar

Belajar merupakan perubahan perilaku seseorang yang terjadi sebagai akibat dari interaksi individu dengan lingkungannya. Belajar mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan oleh seseorang. Segala sesuatu yang dipelajari oleh seseorang dapat dilihat dari pola-pola perubahan perilakunya. Peranan penting belajar meliputi perkembangan, kebiasaan, sikap, keyakinan, tujuan, kepribadian dan bahkan persepsi orang (Rifai & Anni, 2011: 82-84).

(24)

10

Berdasarkan pengertian uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah perubahan perilaku seseorang akibat proses pengalaman yang telah dilakukannya. Perubahan perilaku merupakan tanda bahwa seseorang telah mengalami belajar. Perubahan perilaku tersebut sebagai perbandingan antara perilaku sebelum dan sesudah mengalami belajar. Belajar membuat seseorang yang belum tahu menjadi tahu.

Dalam belajar terdapat berbagai unsur yang saling terkait sehingga menghasilkan perubahan perilaku. Beberapa unsur dalam belajar adalah:

1. Peserta didik

Peserta didik dapat diartikan sebagai peserta didik, warga belajar dan peserta pelatihan yang sedang melakukan kegiatan. Dalam proses belajar, rangsangan (stimulus) yang diterima oleh peserta didik diorganisir di dalam syaraf, dan beberapa rangsangan yang di simpan di dalam memori. Kemudian memori tersebut diterjemahkan ke dalam tindakan yang dapat diamati seperti gerakan syaraf atau otot dalam merespon stimulus.

2. Rangsangan (stimulus)

Rangsangan (stimulus) adalah peristiwa yang merangsang penginderaan peserta didik.

3. Memori

(25)

4. Respon

Respon adalah tindakan yang diaktualisasikan memori. Respon dalam peserta didik diamati pada akhir proses belajar yang disebut perubahan perilaku.

Keempat unsur belajar tersebut dapat digambarkan sebagai berikut. Kegiatan belajar akan terjadi pada diri peserta didik apabila terdapat interaksi antara stimulus dengan isi memori, sehingga perilakunya berubah dari waktu sebelum ke setelah adanya stimulus tersebut. Apabila terjadi perubahan perilaku, maka perubahan perilaku tersebut itu menjadikan indikator bahwa peserta didik telah melakukan kegiatan belajar (Rifa’i & Anni, 2011: 82-84).

2.1.2 Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan perubahan perilaku atau sikap yang diperoleh seseorang setelah mengalami aktivitas belajar. Perolehan aspek-aspek perubahan perilaku tersebut tergantung pada apa yang dipelajari. Oleh karena itu apabila seseorang mempelajari pengetahuan tentang konsep, maka perubahan perilaku yang diperoleh adalah penguasaan konsep (Rifa’i & Anni, 2011: 85).

(26)

Menurut Bloom, sebagaimana dikutip oleh Rifa’i & Anni (2011: 86-89), menyampaikan tiga taksonomi yang disebut ranah belajar yaitu:

1. Ranah Kognitif: berkaitan dengan hasil berupa pengetahuan, kemampuan dan kemahiran intelektual. Ranah kognitif mencakup (1) pengetahuan (knowlegde), (2) pemahaman (comprehension), (3) penerapan (application), (4) analisis (analysis), (5) sintesis (synthesis), dan (6) penilaian (evaluation).

2. Ranah Afektif: berkaitan dengan perasaan, sikap, minat, dan nilai. Kategori afektif tujuannya mencerminkan hirarkhi yang berentangan dari keinginan untuk menerima sampai dengan pembentukan pola hidup. Kategori tujuan peserta didikan afektif adalah (1) penerimaan (receiving), (2) penanggapan (responding), (3) penilaian (valuing), (4) pengorganisasian (organization), dan (5) pembentukan pola hidup (organization by a have value complex).

3. Ranah Psikomotorik: berkaitan dengan kemampuan fisik seperti keterampilan psikomotorik dan syaraf, manipulasi objek dan koordinasi syaraf. Kategori ranah psikomotorik meliputi (1) persepsi (perception), kesiapan (set), (2) gerakan terbimbing (guided response), (3) gerakan terbiasa (mechanism), (4) gerakan kompleks (complex overt response), penyesuaian (adaptation), dan (5) kreativitas (originality).

2.1.3 Metode Two Stay Two Stray (TS-TS)

(27)

kelompok (Yusuf, 2012: 2). Menurut Lie (2004: 61), metode pembelajaran Two Stay Two Stary (TS-TS) merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif yang dapat memberikan kesempatan kepada anggota kelompok yang berdiskusi untuk membagi hasil dan informasi kepada kelompok lain.

Menurut Kagan (2012: 1138), model pembelajaran kooperatif Two Stay Two Stary (TS-TS) adalah dua orang siswa tinggal dan dua orang siswa bertamu

ke kelompok lain. Ini berfungsi sebagai pertukaran informasi dan hasil yang telah didapatkan untuk didiskusikan secara bersama. Metode pembelajaran Two Stay Two Stray (TS-TS) dapat menuntut siswa untuk aktif mempelajari sebuah konsep

melalui aktivitas pemecahan masalah, mengungkapkan ide, melakukan diskusi serta presentasi dalam sebuah kelompok. Setiap anggota kelompok memiliki peran dan tanggung jawabnya masing-masing, sehingga dalam kegiatan belajar pada masing-masing kelompok tidak ada siswa yang pasif dan tidak berkontribusi (Asna et.al., 2014: 124). Menurut Huda (2014: 207), metode pembelajaran Two Stay Two Stray (TS-TS) merupakan sistem pembelajaran kelompok dengan tujuan

agar siswa dapat saling bekerjasama, bertanggung jawab, saling membantu memecahkan masalah, dan mendorong satu sama lain untuk berprestasi.

Adapun langkah langkah metode pembelajaran Two Stay Two Stray (TS-TS) menurut Lie (2004: 61), sebagai berikut:

1. Siswa bekerja sama dalam kelompok berempat seperti biasa.

(28)

3. Dua siswa yang tinggal dalam kelompok bertugas membagikan hasil kerja dan informasi mereka ke tamu mereka.

4. Tamu mohon diri dan kembali ke kelompok mereka sendiri dan melaporkan temuan mereka dari kelompok lain.

5. Kelompok mencocokkan dan membahas hasil-hasil kerja mereka. 2.1.4 Mind Mapping

Mind mapping atau peta pikiran adalah suatu teknik yang memanfaatkan

keseluruhan otak dengan menggunakan citra visual dan prasarana grafis lainnya untuk membentuk kesan (DePorter & Hernacki, 2008: 153). Sedangkan menurut Buzan (2014: 5), mind mapping merupakan grafis representasi data atau pikiran. Mind mapping seperti diagram, sehingga cenderung untuk mengingat diagram

lebih mudah daripada mengingat panjang teks. Mind mapping juga merupakan metode mencatat kreatif yang memudahkan kita untuk mengingat banyak informasi.

Menurut Windura, sebagaimana dikutip oleh Imaduddin & Utomo (2012: 66), mind mapping adalah suatu teknis grafis yang dapat menyelaraskan proses belajar dengan cara kerja alami otak. Mind mapping melibatkan otak kanan sehingga proses pembuatannya menyenangkan. Mind mapping merupakan cara paling efektif dan efisien untuk memasukkan, menyimpan, dan mengeluarkan data dari otak kita.

(29)

menghasilkan ide-ide. Ide-ide yang dihasilkan akan dituangkan dalam bentuk peta pemikiran memungkinkan peserta didik lebih mudah mengingat materi.

Alamsyah (2009: 36), menyebutkan beberapa manfaat dari penggunaan mind mapping, antara lain:

1. Dapat melihat gambaran secara menyeluruh dengan jelas

2. Dapat melihat detail tanpa kehilangan benang merahnya antar topik 3. Terdapat pengelompok informasi

4. Menarik perhatian mata dan tidak membosankan 5. Memudahkan berkonsentrasi

6. Proses pembuatannya menyenangkan karena melibatkan warna, gambar-gambar dan lain-lain

7. Mudah mengingatnya karena ada penanda-penanda visualnya 2.1.5 Tinjauan Materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan

Kelarutan zat dalam air sangat beragam. Ada zat yang mudah larut dan ada pula zat yang sukar larut. Misalnya, zat yang memiliki kelarutan lebih besar dari 0,02 mol L-1 dianggap mudah larut, sedangkan yang lebih kecil dari nilai itu dianggap sukar larut. Pada umumnya kelarutan bertambah dengan kenaikan suhu, hal ini berlaku untuk zat padat. Kelarutan dari berbagai jenis zat juga dipengaruhi pH larutan.

1. Kelarutan

(30)

umumnya dinyatakan dalam gram L-1 atau mol L-1. Kelarutan dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu :

1) Jenis Pelarut

Terdapat dua jenis pelarut, yaitu; polar dan non-polar. Pelarut polar mempunyai kutub muatan, misalnya air (kutub H+ dan OH-). Sedangkan pelarut non-polar tidak mempunyai kutub muatan, misalnya benzena, minyak, dan eter. Senyawa polar mudah larut dalam pelarut polar, demikian pula senyawa non-polar lebih mudah larut dalam pelarut non-polar.

2) Suhu

Kelarutan zat padat dalam air akan semakin tinggi jika suhunya dinaikkan. Adanya panas mengakibatkan makin renggangnya jarak antarmolekul zat padat tersebut. Merengganggnya jarak antarmolekul pada molekul-molekul zat padat menjadikan kekuatan gaya antarmolekul menjadi lemah seningga mudah terlepas oleh adanya pengaruh gaya tarik molekul-molekul air. Berbeda dengan zat padat, kenaikan suhu akan menyebabkan kelarutasn gas dalam air berkurang. Hal ini disebabkan suhu yang meningkat mengakibatkan gas yang terlarut di dalam air akan terlepas meninggalkan air.

(Purba, 2006: 138) 2. Tetapan Hasil Kali Kelarutan (Ksp)

(31)

kelarutan. Tetapan hasil kali kelarutan (Ksp) dinyatakan sebagai hasil kali ion-ion (satuan Molar) dalam larutan jenuhnya, dengan masing-masing konsentrasi berpangkatkan bilangan koefisiennya. Secara umum persamaan keseimbangan larutan garam AxBy dengan kelarutan s adalah :

AxBy(s) x Ay+(aq) + y Bx-(aq)

Ksp AxBy = [ Ay+ ]x [ Bx+ ]y Contoh

(1) AgI(s) Ag+(aq) + I-(aq) …… Ksp Agr = [Ag+ ] [I-]

(2) PbCl2(s) Pb2+(aq) + 2 Cl-(aq)…. Ksp PbCl2 = [Pb2+ ] [Cl-]2

3. Hubungan Kelarutan (s) dengan Tetapan Hasil Kali Kelarutan (Ksp)

Kelarutan zat-zat yang sukar larut dapat ditentukan berdasarkan harga Ksp zat tersebut. Demikian pula harga Ksp dapat ditentukan jika konsentrasi ion-ion zat terlarut diketahui.

Pada larutan jenuh senyawa ion AxBy, jumlah zat di dalam larutan sama dengan harga kelarutannya dalam satuan mol Lˉ1. Senyawa yang terlarut akan mengalami ionisasi dalam sistem kesetimbangan.

Jika kelarutan PbCl2 = s mol Lˉ1, maka di dalam larutan terdapat s mol Lˉ1 Pb2+

dan 2s mol Lˉ1 Cl-seperti proses berikut :

PbCl2(s) Pb2+(aq) + 2 Cl-(aq)

Kelarutan s s 2s

y x x y x

y y

xB (s) xA (aq) yB (aq) Ksp [A ] [B ]

(32)

Maka : Ksp PbCl2 = [Pb2+] [Cl- ]2

= (s) (2s)2 = 4 s3

Contoh lain : AgBr(s) Ag+(aq) + Br-(aq)

Kelarutan s s s Ksp AgBr = [Ag+ ]([Br-]

= (s) (s) = s2

Maka :

Secara umum :

AxBy (s) x Ay+(aq) + y Bx-(aq)

Kelarutan s x.s y.s Maka : Ksp AxBy = [Ay+ ]x [Bx- ]y

= (x.s) (y.s)y = xx . yy s(x+y)

x dan y adalah koefisien dari ion-ion. 4. Pengaruh Ion Senama dalam Kelarutan

Pengaruh penambahan ion senama mengakibatkan kelarutan zat akan berkurang. Makin besar jumlah ion senama, makin kecil kelarutan senyawa tersebut. Kelarutan CaC2O4 dalam air = 4,8.10-5 mol L-1, sedangkan kelarutan

3

4

,s Ksp

sehingga

Ksp s

y x

y x

y

x

Ksp

s

(33)

CaC2O4 dalam CaCl2 0,15 M = 1,5.10-8 mol L-1. Kelarutan CaC2O4 dalam CaCl2

lebih kecil dibandingkan kelarutannya dalam air, sebab di dalam larutan terdapat ion Ca2+ yang berasal dari CaCl2. Reaksi yang terjadi pada larutan CaCl2 adalah:

CaC2O4(s) Ca2+(aq) + C2O42-(aq)

CaCl2(aq) Ca2+(aq) + 2Cl-(aq)

Berdasarkan azas Le Chatelier, jika konsentrasi zat pada kesetimbangan diubah maka akan terjadi pergeseran kesetimbangan. Dalam hal ini adanya ion Ca2+ dari CaCl2 akan menyebabkan pergeseran kesetimbangan ke kiri atau ke arah

CaC2O4(s), maka kelarutan CaC2O4 berkurang. Adanya ion Cl– tidak

mempengaruhi berarti hanya ion yang sama saja yang mempengaruhi.

Jadi dapat disimpulkan, bahwa ion senama akan memperkecil kelarutan. Akan tetapi, sebagaimana halnya kesetimbangan pada umumnya, ion senama tidak mempengaruhi harga tetapan hasil kali kelarutan selama suhu tidak berubah. 5. Hubungan Kelarutan dengan pH

Kelarutan senyawa elektrolit dapat diperbesar atau diperkecil dengan mengatur pH. Tingkat keasaman larutan (pH) dapat mempengaruhi kelarutan berbagai jenis zat. Suatu basa umumnya lebih larut dalam larutan yang bersifat asam, sebaliknya lebih sukar larut dalam larutan yang bersifat basa. Garam-garam yang berasal dari asam lemah akan lebih mudah larut dalam larutan yang bersifat asam kuat.

(34)

jenuhnya dapat ditentukan. Berarti, dengan mengetahui harga Ksp dari suatu zat, susunan konsentrasi ion-ion zat tersebut dalam larutan jenuhnya dapat ditentukan. Dengan demikian, pH larutan jenuhnya dapat ditentukan. Demikian juga sebaliknya, dengan mengetahui pH larutan jenuh suatu zat maka harga Ksp zat tersebut dapat ditentukan.

6. Reaksi Pengendapan

Ksp dapat digunakan sebagai tolak ukur memprediksi pengendapan zat dalam larutan. Percampuran dua jenis larutan elektrolit ada yang dapat membentuk endapan dan ada juga yang tidak membentuk endapan, tergantung pada konsentrasi ion-ion dipangkatkan koefisiennya. Hal ini bisa dilakukan dengan cara membandingan Ksp dengan Qc (hasil kali konsentrasi awal ion-ion dalam larutan).

Dalam proses yang kemungkinan membentuk endapan AxBy, dapat terjadi tiga kemungkinan, yaitu :

a. Jika Qc AxBy > Ksp AxBy, percampuran menghasilkan endapan (larutan lewat jenuh)

b. Jika Qc AxBy = Ksp AxBy, percampuran belum menghasilkan endapan

(larutan tepat jenuh atau akan mulai mengendap)

c. Jika Qc AxBy < Ksp AxBy, percampuran belum menghasilkan endapan

(larutan belum jenuh)

(35)

2.2

KAJIAN HASIL PENELITIAN YANG RELEVAN

Pada penelitian Asna et al., (2014: 129-140), menunjukkan bahwa metode Two Stay Two Stray (TS-TS) menggunakan media LKS dilengkapi molymod,

efektif terhadap prestasi belajar siswa. Prestasi siswa pada ranah kognitif dan ranah afektif untuk kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol. Penelitian Surianto & Nurkamto (2014: 2008), menyimpulkan bahwa Metode Two Stay Two Stray (TS-TS) membuat siswa lebih aktif dalam proses belajar mengajar dan pembelajaran menjadi lebih bermakna.

Yusuf (2012: 11), penerapan pembelajaran kooperatif model TS-TS terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa, sedangkan untuk penerapan model TS-TS pada kompetensi dasar membangun komitmen bagi dirinya dan orang lain hasil angket yang menyatakan bahwa siswa senang dengan model pembelajaran TS-TS terutama ketika bekerja sama dalam kelompok yang bervariasi karena dapat memupuk rasa saling menyayangi, pernyataan ini mendapatkan respon paling tinggi dari siswa. Terlihat ketika penerapan belajar berkelompok, siswa tampak lebih berminat mengikuti kegiatan belajar saat berdiskusi dengan temannya sendiri.

Penelitian Imaduddin dan Utomo (2012: 63), menunjukkan metode mind mapping sangat efektif dalam meningkatkan prestasi belajar fisika. Tee T.K. et.al

(36)

mapping membantu untuk meningkatkan kinerja siswa dalam mengajar Basic

Science and Technology (BST) dan harus digunakan di dalam kelas sebagai

pendekatan yang lebih baik untuk mengajar.

2.3

KERANGKA BERPIKIR

Proses pada pembelajaran kimia siswa dituntut untuk memahami konsep, materi dan penerapannya dalam soal-soal yang guru berikan. Jika siswa dapat memahami konsep dan materi yang guru ajarkan maka hasil belajar yang diperoleh akan baik. Namun, kenyataannya hasil belajar yang diperoleh siswa masih rendah dan di bawah kriteria ketuntasan minimal. Hal ini disebabkan oleh kurangnya penggunaan variasi metode pembelajaran dalam penyampaian materi. Metode yang digunakan cenderung bersifat konvensional. Selain itu siswa cenderung belum berani bertanya dan mengemukakan pendapatnya.

Pembelajaran kimia mengggunakan metode Two Stay Two Stray (TS-TS) dengan membuat mind mapping merupakan sistem pembelajaran kelompok dengan tujuan agar siswa dapat saling bekerjasama, bertanggung jawab, saling membantu memecahkan masalah, saling mendorong untuk berani bertanya dan mengemukakan pendapat sehingga mendorong untuk berprestasi. Pada saat pembelajaran dibantu dengan pembuatan mind mapping. Hal ini bertujuan agar siswa lebih mudah mengingat dan memahami konsep dan materi. Konsep dan materi yang baru saja siswa peroleh langsung dibuat catatan berbentuk mind mapping sesuai kreativitas mereka masing-masing sehingga siswa lebih mudah

(37)
(38)

Pembelajaran kimia di SMA Negeri 10 Semarang

Pembelajaran menggunakan metode

ceramah dan diskusi

Pembelajaran berpusat pada guru, kerjasama siswa rendah,

kurang berani bertanya

Mata pelajaran kimia dianggap sulit dan rumit

oleh sebagian siswa

Minat siswa dalam belajar rendah, sehingga hasil belajar

kimia rendah

Dilakukan penelitian

Kelas eksperimen Kelas kontrol

Pembelajaran berpusat pada

siswa Pembelajaran menggunakan

metode Two Stay Two Stray (TS-TS) dengan membuat

mind mapping

Pembelajaran menggunakan metode konvensional

Hasil belajar Hasil belajar

Dibandingkan

[image:38.595.122.557.102.778.2]

Ada pengaruh positif penggunaan metode Two Stay Two Stray (TS-TS) dengan membuat mind mapping

(39)

2.4

HIPOTESIS

Dalam penelitian ini peneliti merumuskan hipotesis bahwa:

(40)

26

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1

DESAIN PENELITIAN

[image:40.595.166.456.343.399.2]

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah pendekatan kuantitatif, dengan desain true experimental design berpola posttest-only control design Berikut tabel desain penelitiannya:

Tabel 3.1 Desain Penelitian

Kelas Perlakuan Keadaan Akhir

Eksperimen X T1

Kontrol Y T1

Keterangan:

X = Pembelajaran kimia menggunakan metode Two Stay Two Stray (TS-TS) dengan membuat mind mapping

Y = Pembelajaran kimia menggunakan metode konvensional T1 = Kelas eksperimen dan kelas kontrol diberi posttest

(Sugiyono, 2010: 113)

3.2

TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN

3.2.1 Tempat Penelitian

(41)

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian di SMA Negeri 10 Semarang dilaksanakan pada semester II tahun ajaran 2014/2015.

3.3

POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN

3.3.1 Populasi

[image:41.595.188.483.345.424.2]

Populasi dalam penelitian yang dilakukan adalah seluruh siswa kelas XI IPA SMA Negeri 10 Semarang yang terdiri dari 4 kelas yaitu XI IPA 1 sampai XI IPA 4. Jumlah siswa kelas XI IPA antara lain sebagai berikut:

Tabel 3.2 Jumlah Kelas dan Siswa Kelas XI IPA

No Kelas Jumlah siswa

1 XI IPA 1 38 siswa

2 XI IPA 2 36 siswa

3 XI IPA 3 38 siswa

4 XI IPA 4 37 siswa

3.3.2 Sampel

(42)

3.4

VARIABEL PENELITIAN

Variabel penelitian adalah obyek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian (Sugiyono, 2012: 3). Variabel yang digunakan adalah sebagai berikut :

3.4.1 Variabel Bebas

Variabel bebas dalam penelitian adalah metode pembelajaran. Pembelajaran Two Stay Two Stray (TS-TS) dengan membuat mind mapping pada kelas eksperimen dan pembelajaram konvensional pada kelas kontrol.

3.4.2 Variabel Terikat

Variabel terikat dalam penelitian adalah hasil belajar siswa pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan kelas XI.

3.4.3 Variabel Kontrol

Variabel kontrol dalam penelitian adalah kurikulum, materi, guru, bahan ajar, dan jumlah jam pelajaran yang sama.

3.5

INSTRUMEN PENELITIAN

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas 1. Lembar pengamatan ranah afektif

2. Lembar pengamatan ranah psikomotorik 3. Tes hasil belajar kognitif

(43)

3.6

METODE PENGUMPUL DATA

3.6.1. Metode Observasi

Metode observasi yang dilakukan mengenai pendataan gambaran umum lokasi penelitian dan kondisi pelaksanaan proses kegiatan belajar mengajar.

3.6.2. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi digunakan untuk mendapatkan informasi mengenai daftar nama-nama siswa yang akan menjadi sampel dan responden dalam uji coba instrumen penelitian, dan daftar nilai ujian akhir semester gasal mata pelajaran kimia kelas XI IPA Negeri 10 semarang tahun ajaran 2014/2015.

3.6.3. Metode Tes

Metode tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan yaitu melalui pelaksanaan posttest baik untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol.

3.6.4. Metode Angket

Metode angket digunakan untuk mengetahui tanggapan siswa tentang penerapan metode pembelajaran Two Stay Two Stray (TS-TS) dengan membuat mind mapping.

3.7

TEKNIK ANALISIS DATA

3.7.1 Analisis Instrumen Penelitian

(44)

3.7.1.1Validitas butir

Validitas butir dapat dihitung menggunakan rumus korelasi product moment yaitu sebagai berikut:

= ∑ − ∑ ∑

∑ 2− ∑ 2 ∑ 2−  2

Keterangan:

rxy = koefisien korelasi antara variabel dan variabel

N = jumlah siswa

X = skor butir soal (item) Y = skor total butir soal

Kriteria untuk melihat valid atau tidaknya dibandingkan dengan harga r pada tabel product moment dengan taraf signifikan 5%, suatu butir dikatakan valid jika harga rxy > rtabel (Arikunto, 2013: 87). Hasil analisis validitas butir soal

disajikan pada Tabel 4.3 3.7.1.2Daya Pembeda

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu butir soal dapat membedakan antara siswa yang telah menguasai materi yang ditanyakan dan siswa yang tidak/kurang/belum menguasai materi yang ditanyakan. Untuk mengetahui besar kecilnya angka indeks diskriminasi item (daya beda) dapat digunakan rumus sebagai berikut :

= −

Keterangan :

DB = daya pembeda soal

BA = banyaknya siswa kelas atas yang menjawab benar

BB = banyaknya siswa kelas bawah yang menjawab benar

JA = banyaknya siswa pada kelas atas

(45)

Klasifikasi daya pembeda disajikan dalam tabel berikut.

Tabel 3.3 Kriteria Daya Pembeda Soal

Interval Kriteria

0,00 < DP ≤ 0,20 Jelek

0,20 < DP ≤ 0,40 Cukup

0,40 < DP ≤ 0,70 Baik

0,70 < DP ≤ 1,00 Sangat baik

(Arikunto, 2013: 228) Hasil analisis daya beda butir soal disajikan pada Tabel 4.4

3.7.1.3Tingkat Kesukaran

Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sulit. Untuk mengetahui tingkat kesukaran dari suatu soal dapat menggunakan rumus sebagai berikut :

=

Keterangan :

IK = indeks kesukaran

B = banyak siswa yang menjawab soal dengan benar Js = jumlah seluruh siswa peserta tes

Tabel 3.4 Kriteria Tingkat Kesukaran Soal

Interval Kriteria

IK = 0,00 Sangat sukar

0,00 < IK ≤ 0,30 Sukar 0,30 < IK ≤ 0,70 Sedang 0,70 < IK < 1,00 Mudah

IK = 1,00 Sangat mudah

(Arikunto, 2013: 223) Hasil analisis indeks kesukaran butir soal disajikan pada Tabel 4.5

3.7.1.4Reliabilitas

(46)

dengan kenyataan (Arikunto, 2013: 100). Reliabilitas soal bentuk obyektif dihitung menggunakan rumus Kuder Richardson, yaitu KR-21.

11

=

1

(1

2

)

Keterangan :

r11 = reliabilitas tes secara keseluruhan

M = mean atau rerata skor k = jumlah butir soal St2

=

varian skor total

Setelah r11yang dihasilkan dikonsultasikan dengan aturan penetapan reliabel yang disajikan pada tabel berikut:

Tabel 3.5 Kriteria Soal Uji Coba

Interval Kriteria

r ≤ 0,20 Sangat rendah

0,20 < r ≤ 0,40 Rendah 0,40 < r ≤ 0,70 Sedang 0,70 < r ≤ 0,90 Tinggi 0,90 < r ≤ 1,00 Sangat tinggi

(Arikunto, 2013: 117) Hasil reliabilitas soal diperoleh harga r11 = 0,81. Nilai tersebut berada pada

interval 0,70 < r ≤ 0,90 yaitu dalam kategori tinggi. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 13.

3.7.1.5Analisis Lembar Observasi

3.7.1.5.1Validitas lembar observasi

(47)

3.7.1.5.2Reliabilitas lembar observasi

Untuk mencari reliabilitas lembar observasi, digunakan rumus inter raters reliability yaitu :

r11 =

Vp−Ve Vp + K−1 Ve Keterangan :

11 = reliabilitas instrumen Vp = varian person

Ve = varian error K = jumlah observer

Instrumen lembar observasi reliabel apabila r11 ≥ 0,7 (Mardapi, 2012: 88 – 89). Berdasarkan perhitungan reliabilitas lembar observasi afektif yang di muat pada Lampiran 25 diperoleh harga r11 = 0,89. Sedangkan reliabilitas lembar

observasi psikomotorik pada Lampiran 28 diperoleh harga 0,70. Karena r11 ≥ 0,7 maka instrumen lembar observasi tersebut reliabel.

3.7.1.6Analisis Lembar Angket

3.7.1.6.1Validitas Lembar Angket

(48)

3.7.1.6.2Reliabilitas Angket

Reliabilitas angket dapat dihitung menggunakan rumus α-Cronbach yaitu:

11 = −

1 1−

Σ 2

2

Keterangan:

r11 = reliabilitas instrumen

k = banyak butir pertanyaan atau butir soal ∑Sb2 = jumlah varian skor butir

St2 = varian total

Instrumen angket tanggapan siswa dikatakan reliabel jika r11 ≥ 0,7

(Arikunto, 2013: 122). Berdasarkan hasil perhitungan yang di maut pada Lampiran 31 diperoleh harga r11 = 0,89. Karena r11 ≥ 0,7 maka instrumen lembar

angket tersebut reliabel. 3.7.2 Analisis Data Awal

Analisis data tahap awal untuk mengetahui keadaan awal populasi. Pada analisis tahap awal digunakan uji normalitas dan uji homogenitas.

3.7.2.1Uji Normalitas

(49)

2= ( − ) 2

=1

Keterangan :

x2 = chi kuadrat

Oi = frekuensi hasil pengamatan

Ei = frekuensi yang diharapkan

k = jumlah kelas interval

Hipotesis yang diuji:

Ho : sebaran data populasi tidak berbeda dengan sebaran data normal

Ha : sebaran data populasi berbeda dengan sebaran data normal

Nilai x2hitung yang diperoleh kemudian dikonsultasikan dengan x2tabel dengan taraf

signifikan 5% dan derajat kebebasan (dk) = k – 3. H0 diterima jika x2 hitung <

x2tabel, maka data berdistribusi normal atau sebaran data populasi tidak berbeda

dengan sebaran data normal (Sudjana, 2005: 273). 3.7.2.2Uji Homogenitas

Uji Homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi berada pada homogenitas yang sama atau tidak. Uji Homogenitas dengan menggunakan uji Bartlett, dengan rumus :

2 = 10 { − ∑ log 2

Dengan 2 = ∑( −1) 2

∑( −1) = ( �

2) ( 1)

Keterangan :

x2 = besar homogenitas

si2 = varian masing-masing kelas

s = varian gabungan

ni = jumlah siswa dalam kelas

(50)

Harga x2hitung yang diperoleh kemudian dikonsultasikan dengan harga

x2tabel dengan taraf signifikan = 5% dan derajat kebebasan (dk)= k-1.

Hipotesis yang diuji:

H0 : populasi memiliki varian yang tidak berbeda (homogen)

Ha : populasi memiliki varian yang berbeda (tidak homogen)

Ho diterima jika nilai x2hitung<x2(1-α)(k-1). x2(1-α)(k-1) diperoleh dari distribusi chi

kuadrat dengan peluang (1- α) dan derajat kebebasan (dk) k-1 (Sudjana, 2005: 263).

3.7.3 Analisis Data Akhir

Analisis data tahap akhir untuk menguji kedua kelas setelah mendapat perlakuan yang berbeda kemudian diberikan posttest yang digunakan untuk menguji hipotesis penelitian.

3.7.3.1Uji Normalitas

Uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini dengan rumus Chi-kuadrat.

2= ( − )

2

=1

Keterangan:

x2 = chi kuadrat

Oi = frekuensi hasil pengamatan

Ei = frekuensi yang diharapkan

(51)

Hipotesis yang diuji:

H0 : sebaran data kelas eksperimen maupun kelas kontrol tidak berbeda dengan

sebaran data normal

Ha : sebaran data kelas eksperimen maupun kelas kontrol berbeda dengan sebaran

data normal

Nilai x2hitung yang diperoleh kemudian dikonsultasikan dengan x2tabel dengan taraf

signifikan 5% dan derajat kebebasan (dk)= k–3. H0 diterima jika x2hitung < x2tabel,

maka data berdistribusi normal atau sebaran data populasi tidak berbeda dengan sebaran data normal (Sudjana, 2005: 273).

3.7.3.2Uji Kesamaan Dua Varian

Uji kesamaan dua varian untuk mengetahui kesamaan varian dari kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Hipotesis yang diajukan yaitu:

H0 : varian kedua kelas sampel tidak berbeda

Ha : varian kedua kelas sampel berbeda

Rumus yang digunakan sebagai berikut:

=

Kriteria H0 diterima, jika Fhitung < Ftabel, maka dapat dikatakan kedua kelas

memiliki varian yang sama sehingga diuji dengan uji t. Jika Fhitung > Ftabel, maka

(52)

3.7.3.3Uji Perbedaan Rata-Rata

Uji hipotesis dilakukan dengan statistik satu pihak, yaitu uji rata-rata pihak kanan. Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah hasil belajar siswa kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol.

Berdasarkan uji kesamaan dua varian :

1. Jika dua kelas mempunyai varian tidak berbeda (S12 = S22) digunakan rumus

t. 2 1 1 1 2 1 n n s x x t  

dengan 2 = 1−1 12+( 2−1 22 1+ 2−2

2. Jika dua kelas mempunyai varian yang berbeda (S12 ≠ S22) digunakan

Rumus t’.

′ ℎ �=

2 1 x

x

�12 1

+ �22 2

Keterangan:

1

x = rata-rata nilai kelas eksperimen

2

x = rata-rata nilai kelas kontrol

2 1

s = varian data kelas eksperimen

2 2

s = varian data kelas kontrol

s2 = varian gabungan

n1 = jumlah siswa kelas eksperimen

n2 = jumlah siswa kelas kontrol

(Sudjana, 2005: 238) 3.7.3.4Ketuntasan Belajar

(53)

telah mencapai KKM (Mulyasa, 2007: 254). Nilai KKM untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah 77.

Rumus yang digunakan sebagai berikut:

% = ℎ � ≥77

ℎ 100%

3.7.3.5Uji Pengaruh antar Variabel

Rumus yang digunakan untuk pengaruh analisis antar variabel adalah:

= 1

xx2 .

.�

Keterangan :

rb = koefisien biserial 1

x = rata-rata nilai hasil belajar kelas eksperimen

2

x = rata-rata nilai hasil belajar kelas kontrol

p = proporsi pengamatan pada kelas eksperimen = 1

1+ 2

q = proporsi pengamatan pada kelas kontrol = 1-p

u = tinggi ordinat luasan pada kurva normal yang luasnya = p Sy = simpangan baku untuk semua nilai dari kedua kelas

[image:53.595.172.451.531.626.2]

Tingkat hubungan antar variabel dapat dilihat pada Tabel 3.6 Tabel 3.6 Pedoman Koefisien Korelasi Biserial Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 0,20 – 0,399 0,40 – 0,599 0,60 – 0,799 0,80 – 1,000

Sangat rendah Rendah Sedang Kuat Sangat kuat

(Sugiyono, 2010 : 216) 3.7.3.6Penentuan Koefisien Determinasi

(54)

dengan membuat mind mapping terhadap hasil belajar. Rumusnya secara umum adalah:

KD = rb2 x 100% Keterangan :

KD = koefisien determinasi

rb = indeks determinasi yang diperoleh dari harga rb koefisien biserial.

3.7.3.7Analisis Data Hasil Belajar Ranah Afektif dan Psikomotorik

Analisis data hasil belajar ranah afektif dan psikomotorik bertujuan untuk mengetahui nilai afektif dan psikomotorik siswa baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol.

Hasil pengamatan dari kelas eksperimen dan kelas kontrol dianalisis secara deskriptif dengan rumus sebagai berikut:

[image:54.595.155.469.520.594.2]

= ℎ x 100 Kriteria hasil pengamatan siswa yaitu:

Tabel 3.7 Kriteria Rata-Rata Skor Afektif Siswa

Rentang Kriteria

23 – 28 18 - 22 13 - 17 7 – 12

Sangat baik Baik Cukup Kurang

Tabel 3.8 Kriteria Rata-Rata Skor Psikomotorik Siswa

Rentang Kriteria

17 – 20 13 - 16

9 - 12 5 - 8

Sangat baik Baik Cukup Kurang

[image:54.595.156.468.634.708.2]
(55)

Tiap aspek dari afektif dan psikomotorik siswa baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol dianalisis untuk mengetahui rata-rata tiap aspek dalam satu kelas. Rumus yang digunakan adalah:

Rata-rata tiap aspek = ℎ ℎ

[image:55.595.146.499.302.376.2]

Skor rata-rata tiap aspek dalam penilaian afektif dan psikomotorik dapat dilihat pada Tabel 3.9

Tabel 3.9 Kriteria Rata-Rata Skor Tiap Aspek Afektif dan Psikomotorik

Rata-Rata Kriteria

3,28 – 4,00 2,52 – 3,27 1,76 – 2,51 1,00 - 1,75

Sangat baik Baik Cukup Kurang

(Sugiyono, 2010: 137) 3.7.3.8Analisis Data Angket

Angket yang digunakan untuk mengukur tanggapan siswa pada kelas eksperimen yang menggunakan metode pembelajaran Two Stay Two Stray (TS-TS) dengan membuat mind mapping. Analisis data angket menggunakan skala Likert, dengan pilihan tanggapan TS (Tidak Setuju), KS (Kurang Setuju), S

(setuju) dan SS (sangat setuju). Dengan skor untuk TS = 1, KS = 2, S = 3, dan SS = 4. Kriteria hasil angket tanggapan siswa sebagai berikut:

Tabel 3.10 Kriteria Lembar Angket Tanggapan Siswa

Rentang Kriteria

43 – 52 33 - 42 23 - 32 13 – 22

[image:55.595.157.468.604.683.2]
(56)

Tiap aspek dari angket tanggapan siswa baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol dianalisis untuk mengetahui rata-rata tiap aspek dalam satu kelas. Rumus yang digunakan adalah:

Rata-rata tiap aspek = ℎ ℎ

[image:56.595.142.479.300.375.2]

Skor rata-rata tiap aspek dalam penilaian angket tanggapan siswa dapat dilihat pada Tabel 3.11

Tabel 3.11 Kriteria Rata-Rata Skor Tiap Aspek Angket Tanggapan Siswa

Rata-Rata Kriteria

3,28 – 4,00 2,52 – 3,27 1,76 – 2,51 1,00 - 1,75

Sangat baik Baik Cukup Kurang

(57)

43

BAB 4

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1

HASIL PENELITIAN

Berdasarkan pengumpulan data dan penelitian yang telah dilakukan di SMA Negeri 10 Semarang dilakukan analisis data untuk mengetahui hasil penelitian. Analisis data yang dilakukan yaitu analisis data awal dan analisis data akhir. Hal tersebut akan menghasilkan simpulan apakah hipotesis yang diajukan ditolak atau diterima.

4.1.1 Hasil Analisis Data Tahap Awal

Hasil analisis data tahap awal digunakan untuk mengetahui keadaan awal populasi. Data yang digunakan untuk analisis tahap awal diambil dari nilai Ulangan Semester Gasal Kimia kelas XI IPA pada tahun ajaran 2014/2015. Pada analisis tahap awal digunakan uji normalitas dan uji homogenitas.

Tabel 4.1 Data Awal Populasi

Kelas N Rata-rata SD Skor

Tertinggi

Skor Terendah

XI IPA 1 38 79,11 9,46 95 51

XI IPA 2 36 75,17 12,41 95 45

XI IPA 3 XI IPA 4

38 37

75,11 80,73

12,88 8,81

95 96

50 62

(58)

4.1.1.1Hasil Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh terdistribusi normal atau tidak, dan untuk menentukan uji selanjutnya memakai uji statistik parametrik atau non parametrik. Jika data berdistribusi normal maka perhitungan selanjutnya menggunakan uji parametrik, sedangkan apabila data tidak berdistribusi normal maka perhitungan menggunakan uji non parametrik. Uji normalitas menggunakan uji chi-kuadrat.

Kriteria pengujiannya jika x2 hitung < x2tabel , maka data berdistribusi normal

[image:58.595.117.504.392.478.2]

(sebaran data populasi tidak berbeda dengan sebaran data normal). Hasil perhitungan uji normalitas data tahap awal dapat dilihat pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas Data Awal No. Kelas χ2hitung χ2tabel Kriteria

1 XI IPA 1 3,88 7,81 Berdistribusi normal 2 XI IPA 2 4,11 7,81 Berdistribusi normal 3

4

XI IPA 3 XI IPA 4

6,03 6,08

7,81 7,81

Berdistribusi normal Berdistribusi normal (Sumber: olah data hasil penelitian)

Berdasarkan hasil analisis tersebut dipeoleh x2hitung untuk tiap kelas kurang

dari x2tabel dengan dk dan α masing-masing sebesar 5% yaitu 7,81, sehingga dapat

disimpulkan bahwa semua kelas berdistribusi normal atau sebaran data populasi tidak berbeda dengan sebaran data normal, uji statistika yang digunakan selanjutnya adalah uji statistik parametrik. Perhitungan uji normalitas data tahap awal terdapat pada Lampiran 15.

4.1.1.2Hasil Uji Homogenitas

(59)

pengambilan sampel dari populasi yang dapat dilakukan secara cluster random sampling atau tidak. Uji homogenitas menggunakan uji Bartlett. Berdasarkan

hasil analisis data diperoleh x2hitung dan x2tabel sebesar 7,76 dan 7,81 dengan dk dan

α sebsar 3 dan 5%, sehingga diperoleh x2hitung < x2tabel. Hal tersebut menunjukkan

bahwa populasi memiliki varian yang tidak berbeda, sehingga pengambilan sampel dapat dilakukan dengan teknik cluster random sampling. Perhitungan uji homogenitas selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 16.

4.1.1.3Hasil Uji Coba Soal

4.1.1.3.1 Validitas Butir

[image:59.595.106.518.424.508.2]

Berdasarkan data hasil uji coba soal, diperoleh data untuk validitas soal seperti pada Tabel 4.3.

Tabel 4.3 Hasil Analisis Validitas Uji Coba Soal

Kriteria Nomor Soal Uji Coba

Valid 1, 2, 5, 7, 9, 14, 15, 18, 21,22, 23, 25, 27, 29, 31, 33, 34, 35, 37, 38, 40, 42, 43, 44, 45, 47, 49, 50

Tidak Valid 3, 4, 6, 8, 10, 11, 12, 13, 16, 17, 19, 20, 24, 26, 28, 30, 32, 36, 39, 41, 46, 48

Perhitungan untuk validitas soal uji coba selengkapnya ditunjukkan pada Lampiran 10.

4.1.1.3.2 Daya Pembeda

(60)
[image:60.595.114.511.118.229.2]

Tabel 4.4 Hasil analisis daya beda butir soal

Interval Kriteria

Jelek 1, 4, 6, 8, 10, 12, 13,14, 16, 17, 18, 19, 20, 26, 28, 30, 36, 39, 40, 41, 45, 46, 48

Cukup 2, 3, 5, 9, 11, 15, 21, 22, 27, 29, 31, 32, 33, 35, 37, 42, 44, 47, 49, 50

Baik 7, 23, 24, 34, 38, 43

Sangat baik 25

Perhitungan untuk daya pembeda soal uji coba selengkapnya ditunjukkan pada Lampiran 11.

4.1.1.3.3 Tingkat Kesukaran

Berdasarkan data hasil uji coba soal, diperoleh data untuk tingkat kesukaran soal seperti pada Tabel 4.5.

Tabel 4.5 Hasil analisis indeks kesukaran butir soal Interval Kriteria

Sangat sukar -

Sukar 3, 11, 21, 29, 30, 31, 42, 44

Sedang 2, 5, 7, 9, 17, 19, 23, 25, 26, 27, 28, 34, 38, 39, 40, 41, 49

Mudah 1, 4, 6, 8, 10, 12, 13, 14, 15, 16, 18, 20, 22, 24, 32, 33, 35, 36, 37, 43, 45, 46, 47, 48, 50 Sangat mudah -

Perhitungan untuk validitas soal uji coba selengkapnya ditunjukkan pada Lampiran 12.

4.1.1.3.4 Reliabilitas

Hasil reliabilitas soal diperoleh harga r11 sebesar 0,81. Nilai tersebut

(61)

4.1.2 Hasil Analisis Data Tahap Akhir

[image:61.595.108.530.319.379.2]

Analisis data tahap akhir bertujuan untuk menjawab hipotesis yang telah diajukan. Data yang digunakan adalah data hasil belajar siswa, baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Uji yang dilakukan adalah uji normalitas, uji kesamaan dua varian, uji perbedaan rata-rata, uji ketuntasan belajar, uji pengaruh antar variabel, penentuan koefisien determinasi, analisis nilai ranah afektif, psikomotorik dan angket. Hasil analisis nilai posttest yaitu sebagai berikut:

Tabel 4.6 Data Nilai Posttest

Kelas N

Rata-rata SD

Nilai Tertinggi

Nilai Terendah

Eksperimen 37 85,73 10,31 100 56

Kontrol 37 76,49 8,42 88 56

4.1.2.1Hasil Uji Normalitas

Hasil uji normalitas data nilai posttest dapat dilihat pada Tabel 4.7 Tabel 4.7 Hasil Uji Normalitas Data Nilai Posttest

Kelas ��hitung DK ��tabel Kriteria

Eksperimen 6,99 3 7,81 Berdistribusi Normal

Kontrol 6,81 3 7,81 Berdistribusi Normal

Berdasarkan hasil analisis tersebut diperoleh hasil x2 hitung kurang dari untuk

setiap data x2tabel maka dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal

(62)

4.1.2.2Hasil Uji Kesamaan Dua Varian

[image:62.595.133.487.251.310.2]

Uji kesamaan dua varian digunakan untuk mengetahui kesamaan varian dari kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hasil analisis perhitungan uji kesamaan dua varian data posttest data dilihat pada Tabel 4.8

Tabel 4.8 Hasil Uji Kesamaan Dua Varian Data Nilai Posttest Kelas N Varian Fhitung Ftabel Kriteria

Eksperimen 37 106,26

1,497 1,940 Varian tidak berbeda

Kontrol 37 70,98

Berdasarkan pengolahan data yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa data posttest pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol mempunyai varian yang sama pada taraf signifikasi 5% dan diperoleh Fhitung sebesar 1,497

kurang dari Ftabel 1,940. Perhitungan uji kesamaan dua varian terdapat pada

Lampiran 20.

4.1.2.3Hasil Uji Perbedaan Rata-Rata

Uji perbedaan rata-rata menggunakan satu pihak kanan, uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah rata-rata nilai siswa kelas eksperimen lebih baik dari kelas kontrol. Berdasarkan uji kesamaan dua varian menunjukkan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki varian yang tidak berbeda sehingga menggunakan rumus t.

(63)
[image:63.595.106.519.125.241.2]

Tabel 4.9 Hasil Uji Perbedaan Rata-Rata Satu Pihak Kanan

Kelas N

Rata-Rata

DK thitung ttabel Kriteria

Eksperimen 37 85,73

72 4,22 1,99

Rata-rata nilai kelas eksperimen lebih baik dari kelas kontrol

Kontrol 37 76,49

Pada perhitungan uji perbedaan rata-rata satu pihak kanan diperoleh thitung

lebih dari ttabel, maka dapat disimpulkan bahwa rata-rata nilai kelas eksperimen

lebih baik daripada kelas kontrol. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 21.

4.1.2.4Ketuntasan Belajar

Perhitungan ketuntasan belajar bertujuan untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Persentase ketuntasan belajar siswa dapat dilihat pada Tabel 4.10

Tabel 4.10 Hasil Ketuntasan Belajar

Kelas N

Rata-Rata

Siswa Tuntas

Siswa tidak tuntas

Persentase Kriteria

Eksperimen 37 85,73 32 5

20

86% 46%

Tuntas Tidak Tuntas

Kontrol 37 76,49 17

[image:63.595.103.518.497.574.2]
(64)

4.1.2.5Hasil Uji Pengaruh Antar Variabel

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah metode pembelajaran Two Stay Two Stray (TS-TS) dengan membuat mind mapping. Variabel terikatnya adalah hasil belajar siswa pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan. Untuk menentukan besarnya pengaruh metode pembelajaran TS-TS dengan membuat mind mapping terhadap hasil belajar digunakan koefisien korelasi biserial.

Berdasarkan data diperoleh besarnya x1 = 85,73; x2= 76,49; Sy = 10,44;

p = 0,50; q = 0,50 dan u = 0.3988, sehingga dari hasil perhitungan diperoleh besarnya koefisien korelasi biserial sebesar 0,62 dengan dikategorikan kuat. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 23.

4.1.2.6Hasil Penentuan Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi adalah koefisisen yang menyatakan berapa persen (%) besarnya pengaruh metode pembelajaran Two Stay Two Stray (TS-TS) dengan membuat mind mapping terhadap hasil belajar.

Berdasarkan perhitungan diperoleh besarnya koefisien korelasi biserial hasil belajar (rb) sebesar 0,62, sehingga besarnya koefisien determinasi (KD)

adalah 37,89 %. Jadi, besarnya pengaruh penerapan metode pembelajaran Two Stay Two Stray (TS-TS) dengan membuat mind mapping terhadap hasil belajar

(65)

4.1.3 Hasil Analisis Deskriptif Hasil Belajar Ranah Afektif, Ranah Psikomotorik dan Angket

4.1.3.1Hasil Analisis Deskriptif Hasil Belajar Ranah Afektif

[image:65.595.107.522.338.532.2]

Penilaian dilakukan dengan menilai afektif (sikap) siswa selama kegiatan belajar mengajar di kelas. Berdasarkan data dari observasi yang dilakukan selama pembelajaran dengan menggunakan instrumen berupa lembar observasi ranah afektif, diperoleh hasil rata-rata skor ranah afektif siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol serta kategorinya yang tersaji pada Tabel 4.11

Tabel 4.11 Rata-Rata Nilai Ranah Afektif pada Kelas Eksperimen dan Kontrol

No Aspek

Kelas eksperimen Kelas kontrol Nilai

rerata

Kriteria Nilai rerata

Kriteria 1 Kehadiran di kelas 4 Sangat baik 4 Sangat baik 2 a. Kedisiplinan waktu 3,89 Sangat baik 3,84 Sangat baik

3 Kerjasama 3,51 Sangat baik 3,11 Baik

4 Tanggung jawab 3,32 Sangat baik 3,22 Baik

5 Perhatian mengikuti pelajaran

3,13 Baik 3,11 Baik

6 7

Keaktifan bertanya dan menjawab pertanyaan Menghargai pendapat orang lain

3,13 3,08

Baik Baik

3,00 3,05

Baik Baik

(66)
[image:66.595.131.496.111.327.2]

Gambar 4.1 Perbandingan Rata-Rata skor tiap Aspek Ranah Afektif

Hasil perhitungan jumlah skor kelas juga menunjukkan bahwa jumlah skor ranah afektif siswa kelas eksperimen (24,08) lebih baik daripada kelas kontrol (23,32). Kedua kelas tersebut dinyatakan tuntas dengan kriteria sangat tinggi. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 26.

4.1.3.2Hasil Analisis Deskriptif Hasil Belajar Ranah Psikomotorik

Penilaian dilakukan dengan menilai psikomotorik (keterampilan) siswa selama kegiatan praktikum di laboratorium. Berdasarkan data dari observasi yang dilakukan selama pembelajaran dengan menggunakan instrumen berupa lembar observasi psikomotorik, diperoleh hasil rata-rata skor tiap aspek ranah psikomotorik siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol serta kategorinya yang tersaji pada Tabel 4.12

0 1 2 3 4 5

1 2 3 4 5 6 7

rata

-r

ata

sko

r

aspek

Perbandingan Rata-Rata Skor tiap Aspek

Ranah Afektif

kelas eksperimen

(67)
[image:67.595.109.519.128.366.2]

Tabel 4.12 Rata-rata Nilai Ranah Psikomotorik pada kelas eksperimen dan kontrol

No Aspek

Kelas eksperimen Kelas kontrol Nilai

rerata

Kriteria Nilai rerata

Kriteria 1 Kesia

Gambar

Tabel Halaman
Tabel 1.1 Rata-Rata Nilai Hasil Belajar Siswa pada Materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan SMA Negeri 10 Semarang
Gambar 2.1  Bagan Kerangka Berpikir
Tabel 3.1 Desain Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Penerapan

Alhamdulillah, Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga dapat menyelesaikan penelitian dan

Alhamdulillah, segala puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala nikmat, rahmat dan hidayah-Nya sehingga skripsi dengan judul “ Penerapan

Segala puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas lindungan,rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Penerapan

Puji syukur Alhamdulillah atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada hamba-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

Puji Syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik hidayah, dan inayah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan saya rahmat dan karunia-Nya sehingga saya diberi kesempatan untuk menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Pengaruh

Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul