• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penelitian ini dilaksanakan dari bulan September 2008 sampai Januari 2009. Semua kegiatan dilakukan di Laboratorium Ilmu Nutrisi Ternak Perah, Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.

Materi

Hewan Percobaan

Ternak yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 24 ekor domba Garut betina dengan rata-rata bobot badan domba 27,7 ± 2,24 Kg, berumur rata-rata 2 tahun dan telah beranak satu kali.

Alat yang Digunakan

Peralatan yang digunakan pada penelitian ini adalah kandang metabolis individu, tempat pakan, tempat minum, wadah penampung feses, kain kasa,

stopwatch, termometer digital, timbangan 100 kg, timbangan pakan 5 kg, tambang dan timbangan analitik 500 g dengan ketelitian 0,0001 g.

Ransum Percobaan

Ransum yang digunakan berupa ransum basal dengan bahan-bahan terdiri atas jagung kuning, bungkil kedelai, bungkil kelapa, dedak padi, minyak jagung, urea, ZnSO4 dan jerami jagung. Jerami jagung yang digunakan sebelumnya dicacah, dijemur dibawah terik matahari selama ± 5-6 hari. Jerami jagung yang telah kering kemudian digiling sampai halus.

Pengaturan nilai Nisbah Kation Anion Ransum (NKAR) dilakukan menggunakan CaSO4 dan CaCl2 sehingga nilai NKAR menjadi -10. Suplemen Cr-organik yang digunakan dihasilkan melalui fermentasi jerami padi dan serat sawit yang telah diberi Cr hingga 3000 ppm dengan Ganoderma lucidum.

Bahan baku dan komposisi ransum percobaan yang digunakan selama penelitian ini disajikan pada Tabel 1.

14 Tabel 1. Komposisi Bahan Pakan dan Kandungan Nutrien Ransum

Bahan Pakan Jumlah (%BK)

Konsentrat Jagung kuning 19,65 Bungkil kedelai 13,60 Bungkil kelapa 8,00 Dedak padi 21,50 Minyak jagung 2,00 Urea 0,25 Hijauan Jerami jagung 35,00 Total 100,00 Nutrien Bahan Kering 86,53 Protein Kasar 13,50 Serat Kasar 17,00 NDF 66,74 ADF 42,18 TDN 67,60

Tabel 2. Kandungan Kromium pada Ransum Penelitian* Mineral (g/kg BK ransum) Perlakuan RA RB RC RD RE RF Anorganik 3ppm Organik Jerami Sawit 3ppm 3ppm Organik Jerami padi 3ppm 3ppm * Hasil Perhitungan

Keterangan : RA = Ransum Basal (RB), RB = RB + 3ppm Anorganik, RC = RB + 3ppm Organik Jerami Padi, RD = RB + 3ppm Organik Sawit, RE = RPKAR + 3ppm Cr-Organik Jerami Padi, RF = RPKAR + 3ppm Cr-Cr-Organik Sawit.

Pengaturan nilai Neraca Kation Anion Ransum (NKAR) menggunakan CaSO4 dan CaCl2 sehingga nilai NKAR menjadi -10. Kandungan garam dari ransum basal tersaji pada Tabel 3.

Tabel 3. Kandungan Garam-Garam dalam Ransum Penelitian* Mineral (g/kg BK ransum) Perlakuan RA RB RC RD RE RF CaSO4 9,88 9,88 ZnSO4 0,124 0,124 0,124 0,124 0,124 0,124 CaCl2 0,159 0,159 * Hasil Perhitungan

Keterangan : RA = Ransum Basal (RB), RB = RB + 3ppm Anorganik, RC = RB + 3ppm Organik Jerami Padi, RD = RB + 3ppm Organik Sawit, RE = RPKAR + 3ppm Cr-Organik Jerami Padi, RF = RPKAR + 3ppm Cr-Cr-Organik Sawit.

RancanganPercobaan

Percobaan meggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan enam perlakuan dan empat kelompok. Pengelompokan domba didasarkan pada bobot badan ternak. Perlakuan yang diberikan adalah: RA = Ransum Basal (RB), RB = RB + Kromium anorganik, RC = RB + Kromium organik jerami, RD = RB + Kromium organik sawit, RE = Ransum PKAR + Cr Organik jerami padi, RF = Ransum PKAR + Cr organik sawit. Ransum percobaan diberikan kepada setiap kelompok domba secara acak. Model matematis yang digunakan sebagai berikut:

Yij = μ + pi + kj + єij

Keterangan :

Yij = Nilai pengamatan dari perlakuan ke-i dan kelompok ke-j,. μ = Nilai rataan umum

pi = Efek perlakuan ransum ke-i (1,2,3,4,5,6), kj = Efek kelompok ternak ke-j (1,2,3,4),.

єij = Pengaruh galat percobaan yang mendapat perlakuan ke-i pada kelompok ke-j

16

Prosedur

Produksi Kromium Organik

Suplemen kromium organik didapatkan dari laboratorium nutrisi ternak perah. Kromium organik dihasilkan melalui fermentasi jerami padi dan serat sawit yang telah diberi kromium anorganik dengan Ganoderma lucidum.

Pemeliharaan Ternak

Ternak dipelihara dalam kandang metabolis selama delapan minggu. Tiga minggu pertama sebagai masa adaptasi pakan (preliminary) dan lima minggu selanjutnya dilakukan pengambilan data. Pemberian pakan (BK) 3% dari bobot badan, dilakukan pada pukul 07.00 – 07.30 WIB dan pukul 14.00 – 14.30 WIB, sedangkan air minum diberikan secara ad libitum.

Koleksi Feses

Koleksi feses dilakukan selama tujuh hari berturut-turut setelah ternak domba melewati masa preliminary selama tiga minggu. Feses ditampung dengan menggunakan kain kasa yang dipasang di bawah lantai kandang metabolis dan setiap 24 jam feses ditimbang. Sampel feses dari setiap ekor domba diambil sebanyak 100 g. Sampel feses kemudian dikeringkan pada terik matahari sebelum dibawa ke laboratorium. Selama periode pemberian pakan, sampel pakan diambil dan disatukan pada akhir percobaan. Pada akhir percobaan sampel feses yang sudah kering dari setiap domba digabungkan kemudian digiling menggunakan saringan 2 mm. Kadar air dan kadar serat pakan dan feces dianalisis di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan.

Peubah yang Diamati Konsumsi

Ternak dapat mencapai tingkat penampilan produksi tertinggi sesuai dengan potensi genetiknya bila memperoleh nutrien yang dibutuhkannya sehingga pengukuran konsumsi sangat penting. Pengukuran konsumsi ransum setiap hari

selama penelitian. Konsumsi ransum harian dihitung dengan cara mengukur jumlah pakan yang diberikan dikurangi dengan pakan sisa.

Palatabilitas

Palatabilitas didefinisikan sebagai respon yang diberikan oleh ternak terhadap pakan yang diberikan. Palatabilitas pakan diukur dengan memberikan sejumlah besar pakan secara serentak pada pagi hari selama 15 menit. Sisa pakan kemudian ditimbang sehingga diketahui jumlah pakan yang dikonsumsi.

Pertambahan Bobot Badan

Pertambahan bobot badan dinyatakan dalam gram/ekor. Pertambahan bobot badan merupakan selisih antara bobot badan akhir dikurangi dengan bobot badan awal selama penelitian.

Kecernaan Nutrien

Kecernaan atau ketersediaan nutrien dalam bahan makanan untuk diserap oleh saluran pencernaan banyak tergantung pada status dan produktivitas atau fungsi fisiologis ternak. Pengukuran kecernaan nutrient meliputi kecernaan bahan kering, kecernaan serat pakan, kecernaan ADF dan kecernaan NDF.

Analisis Data

Data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan The SAS System for Windows 9.1 dengan menggunakan sidik ragam (ANOVA). Apabila hasil analisis menunjukkan berbeda nyata maka perbedaan rataan konsumsi, palatabilitas, pertambahan bobot badan (PBB), dan kecernaan pada setiap perlakuan selanjutnya diuji menggunakan uji jarak DUNCAN (Mattjik dan Sumertajaya, 2000).

18

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dokumen terkait