• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Nutrisi Ternak Unggas Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Penelitian ini dilakukan dari bulan Februari sampai Juni 2007.

Materi Ternak

Ternak yang digunakan pada penelitian ini adalah itik lokal umur 20 minggu, yang berasal dari peternak di daerah Parung, Bogor, sebanyak 48 ekor yang siap bertelur dengan bobot badan 1.144-1.538 g. Itik tersebut dibagi secara acak ke dalam 4 perlakuan dan 4 ulangan, setiap ulangan terdiri atas 3 ekor itik. Itik dipelihara selama 6 minggu.

Kandang dan Peralatan

Kandang yang digunakan pada penelitian ini adalah kandang cage sebanyak 16 petak. Setiap cage diberi satu tempat air minum dan tempat pakan bambu serta kandang dilengkapi dengan sebuah lampu pijar 100 watt.

Peralatan yang digunakan selama penelitian adalah timbangan, tempat pakan dan minum yang terbuat dari bambu, egg tray, oven, ember, gayung, label, termometer, gunting, kantong plastik, dan selang air.

Ransum

Ransum yang digunakan terdiri dari jagung, dedak, MBM, tepung ikan, bungkil kedelai, minyak, CaCO3, L-lysin, Dl-methionin dan premiks. Komposisi ransum yang digunakan disusun berdasarkan standar kebutuhan itik periode layer menurut Leesons dan Summers (2005), yaitu dengan kandungan energi metabolis 2.850 kkal/kg dan protein 16%. Susunan dan kandungan nutrisi ransum disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2. Komposisi, Harga Ransum dan Kandungan Nutrien Ransum Itik Periode Layer Berdasarkan Perhitungan

Bahan Makanan Harga (Rp/kg)* R1 R2 R3 R4 ---(%)--- Jagung 3.000 56 56 56 56 Dedak Padi 1.900 13 10,02 7,75 6 Bungkil kedelai 8.800 11,03 8,66 5 2,26 Tepung Ikan 7.000 7 7 7 7 MBM 6.800 1,85 1,85 1,85 1,85 TDK** 16.600 0 5 10 15 Minyak 5.000 4,2 4,7 5,63 5,7 CaCO3 1.200 6,32 6,16 6,01 5,60 L-lysin 58.000 0 0 0,09 0,14 Dl-methionin 58.000 0,10 0,11 0,17 0,21 Premiks 28.000 0,5 0,5 0,5 0,24 Total 100 100 100 100 Harga Ransum (Rp/kg) 3.997,28 4.590,98 5.187,47 5.721,08 Kandungan nutrien ransum berdasarkan perhitungan :

R1 R2 R3 R4 EM (kkal/kg) 2.851,84 2.852,12 2.862,28 2.852,52 Bahan kering (%) 87,03 86,74 86,53 86,17 Serat kasar (%) 3,59 3,86 4,11 4,50 Protein kasar (%) 16,07 16,30 16,05 16,28 P tersedia (%) 0,40 0,39 0,38 0,38 Lemak kasar (%) 8,95 9,22 10 10 Ca (%) 3 3 3 2,9 As. Linoleat (%)*** 1,76 1,64 1,54 1,47 Lysin (%) 0,88 0,80 0,78 0,75 Methionin (%)*** 0,43 0,42 0,45 0,46 Meth + Sistin (%)*** 0,69 0,66 0,66 0,65 Keterangan : (*) Harga bahan makanan bulan Mei 2008

(**) Tepung Daun Katuk

(**) Hasil pergitungan tanpa kandungan nutrisi daun katuk

Metode Perlakuan

Penelitian ini menggunakan empat macam ransum dengan tiga ulangan, masing-masing ulangan terdiri dari tiga ekor itik. Perlakuan dibedakan berdasarkan level pemberian tepung daun katuk yang berbeda dalam ransum, yakni :

R1 = Ransum Kontrol (tidak mengandung Tepung Daun Katuk) R2 = Ransum mengandung 5% Tepung Daun Katuk

R3 = Ransum mengandung 10% Tepung Daun Katuk R4 = Ransum mengandung 15% Tepung Daun Katuk Rancangan Percobaan

Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) empat perlakuan, 3 ulangan dengan tiga ekor itik untuk setiap ulangan. Model matematika dari rancangan tersebut adalah sebagai berikut (Steel dan Torrie, 1993) :

Yij = µ + βi +

ε

ij Keterangan :

Yij =Respon percoban dari perlakuan ke-i dan ulangan ke-j µ = Nilai rataan umum dari perlakuan

βi = Efek perlakuan ke-i

ε

ij = Pengaruh error (galat) ke-i dan ulangan ke-j

Data yang diperoleh dianalisis secara stastitik dengan menggunakan ANOVA dan jika menunjukan pengaruh nyata dilanjutkan dengan uji jarak Duncan.

Pembuatan Tepung Daun Katuk

Pembuatan tepung daun katuk dilakukan dengan cara pelayuan daun katuk selama kurang lebih 24 jam di dalam ruangan (kering udara). Kemudian dikeringkan dengan menggunakan oven bersuhu 60˚C selama 24 jam. Daun katuk yang cukup kering kemudian digiling hingga halus. Tepung daun dianalisis kandungan nutriennya dengan analisis proksimat, Ca, P dan energi bruto. Hasil analisis tepung daun katuk dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Komposisi Nutrien Tepung Daun Katuk*(As fed) Nutrien Jumlah (%) Bahan Kering 82,41 Abu 7,76 Protein Kasar 33,11 Serat Kasar 15,52 Lemak Kasar 3,51 Beta-N 22,51 Ca 1,38 P total 0,44 P non phytat** 0,132

Energi Bruto (kkal/kg) 4.028

Energi Metabolis (kkal/kg)*** 1.610

Keterangan : (*) Hasil analisis Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan (2007).

(**) P non phytat = 0,3 x P total

(***) Hasil estimasi Energi Metabolis Berdasarkan NRC (1994), dengan rumus :

EM = 39,15DM-39,15ash-9,72CP-63,81CF

Pembuatan Ransum Perlakuan

Setiap bahan yang memiliki komposisi dalam jumlah besar yaitu jagung, bungkil kedelai, dedak padi dan tepung ikan dimasukan ke dalam hopper. Kemudian bahan tersebut diangkut melalui bucket elevator ke dalm mesin mixer, sedangkan bahan- bahan dengan komposisi dalam jumlah kecil seperti CaCO3, minyak, MBM, premiks, L-lysin dan Dl-methionin dimasukan langsung ke dalam mesin mixer. Selanjutnya bahan-bahan tersebut mengalami proses pencampuran (mixing) selama 10 menit. Bahan-bahan yang telah melalui mixing dikeluarkan ke dalam surge bin dan diangkut oleh screw convenyor kemudian dimasukan ke dalam mesin pellet (pelleter).

Bahan-bahan yang telah masuk ke dalam mesin pellet mengalami proses pemanfaatan melalui suatu lubang disebut die dan proses penekanan sampai akhirnya terbentuk pellet. Pellet yang terbentuk kemudian dialirkan melalui bucket elevator ke dalam mesin cooler ditempatkan ke dalam karung plastik yang kuat untuk menjaga mutu pellet.

Peubah yang diamati

1. Konsumsi Ransum (gram/ekor/hari)

Konsumsi ransum dihitung dari selisih ransum yang diberikan setiap awal minggu dengan sisa ransum pada akhir minggu.

2. Konsumsi Energi Metabolis (EM) (kkal/ekor/hari)

Konsumsi Energi Metabolis dihitung dari konsumsi pakan (gram/ekor/hari) dikalikan dengan kandungan energi metabolis ransum penelitian.

3. Konsumsi Protein (gram/ekor/hari)

Konsumsi protein dihitung dari konsumsi pakan (gram/ekor/hari) dikalikan dengan kandungan protein ransum penelitian.

4. Produksi Telur Duck Day (%)

Produksi Duck day dihitung dari jumlah telur yang diproduksi selama satu minggu dengan jumlah itik yang ada pada minggu tersebut.

5. Produksi Massa Telur (gram/ekor/hari)

Produksi massa telur itik dihitung dengan cara mengalikan produksi telur Duck day (%) dengan bobot telur harian (gram/ekor/hari).

6. Bobot telur (gram/butir)

Bobot telur dihitung dari produksi telur itik/hari. 7. a. Konversi Ransum terhadap Produksi Massa Telur

konsumsi ransum (gram/ekor/hari) pro

=

duksi massa telur (gram/ekor/hari)

Konversi ransum dihitung dari jumlah ransum yang dikonsumsi dengan berat total telur selama penelitian.

b. Konversi Ransum terhadap Jumlah Butir Telur jumlah konsumsi ransum

= jumlah butir telur

Konversi ransum dihitung berdasarkan dari jumlah ransum yang dikonsumsi dengan jumlah telur yang diproduksi selama penelitian.

Prosedur Pemeliharaan

Sebelum digunakan, kandang terlebih dahulu dibersihkan dan dilakukan pengapuran. Itik ditimbang bobot badannya terlebih dahulu agar diketahui bobot badan awal sebelum diberi perlakuan. Penimbangan bobot badan dilakukan untuk digunakan dalam pengacakan perlakuan. Untuk mengurangi cekaman stres dan panas diberi larutan Vita Stres baik sebelum dan sesudah penimbangan. Setiap hari dilakukan kegiatan pembersihan yaitu pada kandang, tempat pakan dan tempat air minum, serta pemberian pakan dan air minum. Penelitian dilakukan selama 6 minggu. Di akhir penelitian, penimbangan bobot badan kembali dilakukan untuk mengetahui bobot badan akhir itik setelah diberi perlakuan.

Cara Pemberian Pakan

Pakan yang diberikan sesuai kebutuhan hidup itik yaitu 150 gram/ekor/hari, diberikan 2 kali yaitu pada jam 07.00 pagi dan jam 17.00 sore yang masing-masing 75 gram/ekor. Pakan diberikan dalam bentuk pellet pada tempat pakan yang tersedia. Air minum diberikan ad libitum. Seminggu sekali dilakukan penimbangan sisa pakan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dokumen terkait