• Tidak ada hasil yang ditemukan

3.3 Desain Penelitian

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan desain asosiatif kausal. Peneliti menganalisis pengaruh Economic Value Added (EVA), Earnings Per Share

(EPS), dan Debt to Equity Ratio (DER) terhadap harga saham, dimana EVA, EPS, dan DER merupakan variabel yang mempengaruhi, sedangkan harga saham merupakan variabel yang dipengaruhi.

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian 3.2.1 Populasi

Menurut Sekaran (2006:122) menyatakan “Populasi merupakan kumpulan semua elemen dalam populasi di mana sampel diambil”. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI tahun 2009-2011. Adapun jumlah populasi dalam penelitian ini sebanyak 31 perusahaan dengan periode penelitian selama tiga tahun.

3.2.2 Sampel

Menurut Sekaran (2006:122) menyatakan “Sampel adalah sebagian dari populasi yang terdiri atas sejumlah anggota yang dipilih dari populasi”. Adapun kriteria pengambilan sampel yang ditetapkan oleh peneliti adalah sebagai berikut : 1. Perusahaan perbankan tersebut terdaftar di BEI pada tahun 2009, 2010, dan

2. Perusahaan perbankan tersebut menerbitkan dan mempublikasikan laporan keuangan tahunan auditan selama periode pengamatan.

3. Perusahaan perbankan tersebut memiliki laba positif selama masa periode penelitian.

4. Perusahaan perbankan tersebut memiliki saham yang aktif diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia pada periode pengamatan.

Berdasarkan kriteria yang dikemukakan diatas, peneliti mengambil 24 perusahaan perbankan sebagai sampel, sehingga jumlah seluruh sampel adalah 72 sampel. Perusahaan-perusahaan yang terdaftar di BEI pada tahun 2011 disajikan dalam Tabel 3.1.

Tabel 3.1.

Daftar Populasi dan Sampel Penelitian

No. Kode Kriteria Sampel

1 2 3 4 1. AGRO     Sampel 1 2. INPC     Sampel 2 3. BBKP     Sampel 3 4. BNBA     Sampel 4 5. BPAP   x  6. BACA     Sampel 5 7. BBCA     Sampel 6 8. BNGA     Sampel 7 9. BDMN  x   10. BAEK     Sampel 8 11. SDRA     Sampel 9 12. BNII   x  13. BJBR    x 14. BKSW     Sampel 10 15. BMRI     Sampel 11 16. MAYA     Sampel 12 17. MEGA     Sampel 13 18. BCIC     Sampel 14 19. BBNI     Sampel 15

20. NISP     Sampel 16 21. BBNP     Sampel 17 22. PNBN     Sampel 18 23. BNLI     Sampel 19 24. BEKS   x  25. BBRI     Sampel 20 26. BSIM    x 27. BSWD     Sampel 21 28. BBTN    x 29. BTPN     Sampel 22 30. BVIC     Sampel 23 31. MCOR     Sampel 24 Sumbe

Daftar Sampel Perusahaan

NO. Nama Perusahaan Kode

1. Bank Agro Niaga Tbk AGRO

2. Bank Artha Graha Internasional Tbk. INPC

3. Bank Bukopin Tbk. BBKP

4. Bank Bumi Arta Tbk. BNBA

5. Bank Capital Indonesia Tbk. BACA 6. Bank Central Asia Tbk. BBCA

7. Bank CIMB Niaga Tbk. BNGA

8. Bank Ekonomi Raharja Tbk BAEK 9. Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk. SDRA

10. Bank Kesawan Tbk. BKSW

11. Bank Mandiri (Persero) Tbk. BMRI 12. Bank Mayapada Internasional Tbk. MAYA

13. Bank Mega Tbk. MEGA

14. Bank Mutiara Tbk. BCIC

15. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. BBNI

16. Bank NISP OCBC Tbk. NISP

17. Bank Nusantara Parahyangan Tbk. BBNP 18. Bank Pan Indonesia Tbk. PNBN

19. Bank Permata Tbk. BNLI

20. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. BBRI

21. Bank Swadesi Tbk. BSWD

22. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk. BTPN 23. Bank Victoria Internasional Tbk. BVIC 24. Bank Windu Kentjana Internasional Tbk. MCOR

3.3 Jenis dan Sumber Data 3.3.1 Jenis Data

Dalam penelitian ini jenis data yang dipergunakan adalah data sekunder. Data sekunder adalah data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan baik oleh pihak pengumpul data primer atau oleh pihak lainnya (Umar, 2011). Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data time series untuk semua variabel yang meliputi harga saham perusahaan perbankan, EVA, EPS, dan DER. Data-data time series disebut juga data deret waktu, merupakan sekumpulan data dari suatu fenomena tertentu yang diperoleh dalam beberapa interval waktu tertentu, misalnya tahunan. Periode dalam penelitian ini dimulai dari tahun 2009, 2010 dan 2011.

3.3.2 Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini meliputi EVA, EPS, DER dan harga saham perusahaan perbankan diolah oleh peneliti sendiri dan dari situs

Bursa Efek Indonesia dengan periode waktu tiga tahun (2009-2011).

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 3.4.1 Teknik dokumentasi

Dokumentasi adalah pengumpulan data yang bersumber pada benda-benda tertulis (Arikunto, 2002). Pengumpulan data berdasarkan dokumen atau laporan tertulis yang terpublikasi dan dapat dipertanggungjawabkan. Pencarian data secara

dokumentatif dapat melalui media cetak, website, blog ilmiah, laporan hasil riset dan lain-lain. Melalui teknik dokumentasi akan diperoleh laporan keuangan bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

3.4.2 Teknik studi pustaka (Library research)

Library Research yaitu pengumpulan informasi pada literatur-literatur yang relevan dan mendukung materi yang dibahas. Pencarian library research

dapat melalui buku teks/e-book, jurnal/e-journal, karya tulis ilmiah, skripsi, tesis, disertasi.

3.5 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Variabel-variabel dalam penelitian ini dapat digambarkan dan didefinisikan secara operasional sebagai berikut :

3.5.1 Variabel Dependen

Variabel dependen yaitu harga saham. Harga saham merupakan harga saham yang terjadi dipasar bursa pada saat tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar. Nilai pasar ini ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham yang bersangkutan di pasar bursa (Jogiyanto, 2003).

3.5.2 Variabel Independen

3.5.2.1 Economic Value Added (EVA)

EVA merupakan indikator tentang adanya perubahan nilai dari suatu investasi. EVA mengukur nilai tambah yang dihasilkan suatu perusahaan dengan cara mengurangi biaya modal yang timbul sebagai akibat investasi yang dilakukan.

Langkah-langkah untuk menghitung EVA (Rokhayati dalam Rahman Hakim, 2006):

1. Menghitung Net Operating After Tax (NOPAT) Rumus:

NOPAT = Laba (rugi) Usaha – Pajak Keterangan:

Laba usaha adalah laba operasi perusahaan dari suatu current operating yang merupakan laba sebelum bunga. Pajak yang digunakan dalam perhitungan EVA adalah pengorbanan yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam penciptaan nilai tersebut.

2. Menghitung Invested Capital

Rumus:

Invested Capital = Total Hutang dan Ekuitas – pinjaman Jangka Pendek Tanpa Bunga

Keterangan:

Total hutang dan ekuitas menunjukkan beberapa bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan utang. Pinjaman jangka pendek tanpa bunga merupakan pinjaman yang digunakan perusahaan yang pelunasan maupun pembayarannya akan dilakukan dalam jangka pendek (satu tahun sejak tanggal neraca) dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan, dan atas pinjaman itu tidak dikenai bunga, seperti hutang usaha, hutang pajak, biaya yang masih harus dibayar, dan lain-lain.

Rumus:

WACC = [(D x rd) (1 – Tax) + (E x re)] Notasi:

Total Modal (D) = Total Hutang

Total Hutang +Total Ekuitas

x 100%

Cost of Debt (rd) = Beban Bunga

Total Hutang

x 100%

Tingkat Modal dan Ekuitas (E) = Total Ekuitas

Total Hutang +Total Ekuitas x 100%

Cost of Equity (re) = Laba Bersih Setelah Pajak

Total Ekuitas x 100%

Tingkat Pajak (Tax) = Beban Pajak

Laba Bersih Sebelum Pajak x 100%

4. Menghitung Capital Charges

Rumus:

Capitas Charges = WACC x Invested Capital

5. Menghitung Economic Value Added (EVA) Rumus:

EVA = NOPAT – Capital Charges

Atau

3.5.2.2 Earnings Per Share (EPS)

EPS adalah rasio pasar yang menunjukkan bagian laba untuk setiap saham. Nilai EPS dalam penelitian ini berasal dari perbandingan antara laba bersih setelah pajak dengan jumlah yang beredar. Rasio ini secara sistematis dapat di formulasikan sebagai berikut (Darmadji dan Hendy, 2006):

Earnings Per Share (EPS) = Laba Bersih

Jumlah Saham Beredar

3.5.2.3 Debt to Equity Ratio (DER)

DER adalah rasio utang yang digunakan untuk mengukur tingkat penggunaan hutang terhadap modal sendiri yang dimiliki oleh perusahaan. Nilai DER dalam penelitian ini berasal dari perbandingan antara total utang dengan modal sendiri. Rasio ini secara sistematis dapat diformulasikan sebagai berikut (Darmadji dan Hendy, 2006):

Debt to Equity Ratio (DER) = Total Utang

Modal Sendiri

Berikut ini pada tabel 3.2 akan menjelaskan definisi operasional variabel: Tabel 3.2.

Definisi Operasional Variabel

No Variabel Pengertian Skala Pengukuran 1. Economic value added (EVA) Ukuran kinerja keuangan yang memperhitungkan kepentingan pemilik modal

Rupiah EVA = NOPAT – (WACC x

2. Earnings per share (EPS)

Perbandingan antara laba bersih setelah pajak

dengan jumlah saham yang beredar

Rasio

EPS = Laba Bersih

Jumlah Saham Beredar

3. Debt to

equity ratio

(DER)

Rasio utang yang digunakan untuk mengukur tingkat penggunaan hutang terhadap modal sendiri yang dimiliki oleh perusahaan.

Rasio

DER = Total Utang

Modal Sendiri

4. Harga Saham

Harga suatu saham pada pasar yang sedang berlangsung.

Rupiah Kebijakan pasar

3.6 Metode Analisis Data

Pada penelitian ini, metode analisis data dilakukan dengan menggunakan metode analisis statistik dan menggunakan software SPSS versi 15. Pengujian statistik dalam penelitian ini terdiri dari pengujian asumsi klasik dan pengujian hipotesis.

3.6.1 Pengujian Asumsi Klasik

Pengujian asumsi klasik yang digunakan yaitu: uji normalitas, multikolinearitas, autokorelasi dan heteroskedastisitas yang secara rinci dapat dijelaskan sebagai berikut:

3.6.1.1 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel dependen dan variabel independen mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah yang memiliki distribusi data normal/mendekati normal. Pengujian normalitas ini dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu dengan analisis grafik dan analisis statistik (Ghozali, 2011).

3.6.1.2 Uji Multikolinearitas

Menurut Ghozali (2011) uji ini bertujuan menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Pada model regresi yang baik antar variabel independen seharusnya tidak terjadi kolerasi. Untuk mendeteksi ada tidaknya multikoliniearitas dalam model regresi diilakukan dengan melihat nilai tolerance dan nilai variance inflation factor (VIF) yang dapat dilihat dari output SPSS. Sebagai dasar acuannya dapat disimpulkan:

a. Jika nilai tolerance > 10 persen dan nilai VIF < 10, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolineritas antar variabel bebas dalam model regresi.

b. Jika nilai tolerance < 10 persen dan nilai VIF > 10, maka dapat disimpulkan bahwa ada multikolinaeritas antar variabel bebas dalam model regresi.

3.6.1.3 Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi maka dinamakan ada

problem autokorelasi. Model regresi yang baik adalah yang bebas autokorelasi. Untuk mendeteksi autokorelasi, dapat dilakukan uji statistik melalui uji Durbin-Watson (DW test) (Ghozali, 2011).

DW test sebagai bagian dari statistik non–parametrik dapat digunakan untuk menguji korelasi tingkat satu dan mensyaratkan adanya intercept

(konstanta) dalam model regresi dan tidak ada variabel lagi diantara variabel independen. DW test dilakukan dengan membuat hipotesis:

a. H0 : tidak ada autokorelasi ( r = 0 ) b. Ha : ada autokorelasi ( r ≠ 0 )

Dasar pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi adalah:

a. Bila nilai DW terletak diantara batas atas atau upper bound (du) dan (4-du) maka koefisien autokorelasi = 0, berari tidak ada autokorelasi.

b. Bila nilai DW lebih rendah daripada batas bawah atau lower boun (dl) maka koefisien autokorelasi > 0, berarti ada autokorelasi positif.

c. Bila nilai DW lebih besar dari (4-dl) maka koefisien autokorelasi < 0, berarti ada autokorelasi negatif.

d. Bila nilai DW terletak antara du dan dl atau DW terletak antara (4-du) dan (4-dl), maka hasilnya tidak dapat disimpulkan.

3.6.1.4 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Model regresi yang baik adalah yang terjadi homoskedastisitas

atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Untuk mendeteksi adanya heteroskedastisitas dilakukan dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (ZPRED) dengan residualnya (SRESID).

Dasar analisisnya:

a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang membentuk suatu pola tertentu, yang teratur (bergelombang, melebar, kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.

b. Jika tidak ada pola tertentu serta titik–titik menyebar diatas dan dibawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

3.6.2 Analisis Regresi Berganda

Teknik analisis yang digunakan adalah model regresi linier berganda yang persamaannya dapat dituliskan sebagai berikut:

Y = a + β1 X1 + β 2 X2 + β3 X3 + e Keterangan:

Y = Harga saham

X1 = Economic Value Added (EVA) X2 = Earnings Per Share (EPS) X3 = Debt to Equity Ratio (DER) A = Konstanta

β1-β3 =Koefisien regresi dari setiap variable independen e = Error

Nilai koefisien regresi disini sangat menentukan sebagai dasar analisis, mengingat penelitian ini bersifat fundamental method. Hal ini berarti jika koefisien b bernilai positif (+) maka dapat dikatakan terjadi pengaruh searah antara variabel bebas (independen) dengan variabel terikat (dependen), setiap kenaikan nilai variabel bebas akan mengakibatkan kenaikan variabel terikat. Demikian pula sebaliknya, bila koefisien nilai b bernilai negatif (-), hal ini menunjukkan adanya pengaruh negatif dimana kenaikan nilai variabel bebas akan mengakibatkan penurunan nilai variabel terikat.

3.6.3 Pengujian Hipotesis

Ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual dapat diukur dari goodness of fit nya. Secara statistik, setidaknya ini dapat diukur dari nilai koefisien determinansi, nilai statistik F dan nilai satistik t. Perhitungan statistik disebut signifikan secara statistik, apabila uji nilai statistiknya berada dalam daerah kritis (daerah dimana H0 ditolak). Sebaliknya, disebut tidak signifikan bila uji nilai statistiknya berada dalam daerah dimana H0 diterima.

3.6.3.1 Uji t (Parsial)

Uji t dilakukan untuk mengetahui pengaruh masing-masing tingkat

Economic Value Added (EVA), Earnings Per Share (EPS), dan Debt to Equity Ratio (DER) terhadap harga saham perusahaan perbankan di BEI. Langkah– langkah pengujian yang dilakukan adalah dengan pengujian dua arah, sebagai berikut (Gujarati, 2010):

Ha diterima berarti terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel independen terhadap variabel dependen (risiko investasi) secara parsial.

b. Menentukan tingkat signifikansi (α) sebesar 0,05

c. Membandingkan thitung dengan ttabel. Jika thitung lebih besar dari ttabel maka Ha diterima. Nilai thitung dapat dicari dengan rumus (Gujarati, 2010):

thitung = Koefisien regresi

Standar deviasi

1. Bila – ttabel < - thitung dan thitung < ttabel, variabel bebas (independen) secara individu tak berpengaruh terhadap variabel dependen.

2. Bila thitung > ttabel dan –thitung < -ttabel, variabel bebas (independen) secara individu berpengaruh terhadap variabel dependen.

d. Berdasarkan probabilitas Ha akan diterima jika nilai probabilitasnya kurang dari 0,05 (α).

e. Menentukan variabel independen mana yang mempunyai pengaruh paling dominan terhadap variabel dependen. Hubungan ini dapat dilihat dari koefisien regresinya.

3.6.3.2 Uji F (Simultan)

Uji F dilakukan untuk melihat pengaruh variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel tidak bebas. Tahapan uji F sebagai berikut:

a. Merumuskan Hipotesis (Ha)

Ha diterima berarti terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel independen terhadap variabel dependen secara simultan.

c. Membandingkan Fhitung dengan Ftabel

Nilai Fhitung dapat dicari dengan rumus (Gujarati, 1999):

Fhitung = R2 / ( k - 1 )

( 1 - R2 ) / ( N – k ) dimana:

R2 = Koefisien determinasi K = Banyaknya koefisien regresi N = Banyaknya observasi

1. Bila Fhitung < Ftabel, variabel bebas secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.

2. Bila Fhitung > Ftabel, variabel bebas secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen.

d. Berdasarkan probabilitas

Dengan menggunakan nilai probabilitas, Ha akan diterima jika probabilitas kurang dari 0,05.

e. Menentukan nilai koefisien determinasi, dimana koefisien ini menunjukkan seberapa besar variabel independen pada model yang digunakan mampu menjelaskan variabel dependennya.

3.6.3.3 Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui keeratan hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Nilai R2 terletak antara 0 sampai dengan 1 (0 ≤ R 2 ≤ 1). Tujuan menghitung koefisien determinasi adalah untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat.

Perhitungan nilai koefisien deteminasi ini diformulasikan sebagai berikut:

R2= ESS

TSS

Dimana:

R2 = Koefisien determinasi majemuk (multiple coeficient of determinant), yaitu proporsi variabel terikat yang dapat dijelaskan oleh variabel bebas secara bersama-sama.

ESS = Explained Sum of Squares, atau jumlah kuadrat yang dijelaskan atau variabel nilai variabel terikat yang ditaksir di sekitar rata-ratanya.

TSS = Total Sum of Squares, atau total variabel nilai variabel terikat sebenarnya di sekitar rata-rata sampelnya.

Bila R2 mendekati 1 (100%), maka hasil perhitungan menunjukkan bahwa makin baik atau makin tepat garis regresi yang diperoleh. Sebaliknya jika nilai R2 mendekati 0 maka menunjukkan semakin tidak tepatnya garis regresi untuk mengukur data observasi.

BAB IV

Dokumen terkait