METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Metode Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei. Menurut Singarimbun dan Effendi (1995), penelitian survei adalah penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dengan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok dan mengumpulkan data mengenai faktor-faktor yang berkaitan dengan variabel penelitian secara umum menggunakan metode statistik.
Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Menurut Kuncoro (2003) bahwa penelitian deskriptif kuantitatif meliputi pengumpulan data untuk menguji hipotesis atau menjawab pertanyaan mengenai status terakhir dari subjek penelitian.
Sifat penelitian adalah penelitian penjelasan (explanatory research). Sugiyono
(2005) menyatakan bahwa penelitian explanatory merupakan penelitian yang
bermaksud menjelaskan kedudukan variabel-variabel yang diteliti serta hubungannya antara satu variabel dengan variabel yang lain.
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kantor Pusat PT Perkebunan Nusantara I (Persero) Langsa, yang beralamat di Jalan Kebun Baru Langsa. Waktu penelitian dilakukan dari bulan April sampai Agustus 2011.
3.3. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai pada Kantor Pusat PT Perkebunan Nusantara I (Persero) Langsa yang berjumlah 254 orang.
Jumlah sampel dapat ditentukan dengan menggunakan rumus Slovin (Umar,
2008) dengan rumus sebagai berikut:
2 ) ( 1 N e N n   dimana: n= jumlah sampel N= jumlah populasi
e = tingkat kesalahan dalam pengambilan sampel
Dengan populasi (N) sebanyak 254 orang dan tingkat kesalahan (e) sebesar 10%, maka besarnya sampel (n) adalah:
2 ) 10 . 0 ( 254 1 254   n
n = 71,75 (dibulatkan menjadi 72 orang)
Dengan demikian sampel dalam penelitian ini adalah 72 orang. Untuk menentukan besarnya sampel pada tiap strata maka dapat menggunakan rumus sebagai berikut (Nazir, 2003)
xn N Ni ni
Keterangan:
ni = jumlah sampel ke i Ni = jumlah populasi ke i N = jumlah total populasi
n = jumlah sampel total yang diinginkan
Penggolongan pengambilan sampel penelitian berdasarkan bagian dengan menggunakan rumus adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1. Perincian Pengambilan Jumlah Sampel Penelitian
No. Golongan Populasi
(orang) Sampel (orang) 1. I 157 45 72 254 157  x 2. II 97 27 72 254 97  x Jumlah 254 72
Sumber: PTPN I, 2011 (Data Diolah)
Adapun teknik pengambilan sampel yang dipergunakan dengan cara pengambilan secara acak sederhana atau Simple Random Sampling(SRS).
3.4. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Wawancara (interview) yang dilakukan dengan pihak yang berhak dan berwenang
untuk memberikan data dan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian di Kantor Pusat PT Perkebunan Nusantara I (Persero) Langsa.
2. Daftar pertanyaan (questionaire) diberikan kepada pegawai di Kantor Pusat PT Perkebunan Nusantara I (Persero) Langsa yang menjadi responden pada penelitian ini.
3. Studi dokumentasi dilakukan dengan mengumpulkan dan mempelajari data pendukung berupa dokumen-dokumen di Kantor Pusat PT Perkebunan Nusantara I (Persero) Langsa, dan juga dari situs internet serta jurnal yang berkaitan dengan penelitian ini.
3.5. Jenis dan Sumber Data
Jenis dan sumber data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah:
1. Data Primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dari wawancara (interview) dan daftar pertanyaan (questionaire).
2. Data Sekunder yaitu data yang diperoleh dari studi dokumentasi.
3.6. Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel 3.6.1. Identifikasi Variabel Hipotesis Pertama
Hipotesis pertama dalam penelitian ini adalah komunikasi, komitmen organisasi, dan insentif berpengaruh terhadap kinerja pegawai pada Kantor Pusat PT Perkebunan Nusantara I (Persero) Langsa.
Dari hipotesis pertama, maka variabel bebas (X) terdiri dari: komunikasi (X1), komitmen organisasi (X2), dan insentif (X3), sedangkan variabel terikat (Y) adalah Kinerja Pegawai.
3.6.2. Definisi Operasional Variabel Hipotesis Pertama
Definisi operasional variabel hipotesis pertama adalah sebagai berikut:
1. Komunikasi (X1) adalah penyampaian atau pertukaran informasi antar pegawai baik secara lisan atau tulisan di Kantor Pusat PT Perkebunan Nusantara I (Persero) Langsa.
2. Komitmen organisasi (X2) adalah derajat yang mana pegawai percaya dan menerima tujuan-tujuan organisasi dan akan tetap tinggal atau tidak akan meninggalkan organisasi.
3. Insentif (X3) adalah imbalan tunai selain gaji yang dibayarkan organisasi kepada pegawai karena prestasi kerja pegawai melebihi standar yang ditentukan oleh organisasi.
4. Kinerja pegawai (Y) adalah hasil kerja yang dicapai oleh seorang pegawai di Kantor Pusat PT Perkebunan Nusantara I (Persero) Langsa sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi.
Definisi operasional masing-masing variabel dapat dilihat pada Tabel 3.2. berikut ini.
Tabel 3.2. Definisi Operasionalisasi Variabel Hipotesis Pertama
Variabel Definisi Operasional Indikator Pengukuran
Komunikasi (X1)
Proses dimana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi dengan satu
sama lainnya, yang pada
gilirannya akan tiba pada saling pengertian yang mendalam.
1. Komunikasi atasan dengan bawahan
2. Komunikasi antar pegawai 3. Kemampuan berkomunikasi
Skala Likert
Komitmen organisasi (X2)
Derajat yang mana pegawai percaya dan menerima tujuan- tujuan organisasi dan akan tetap
tinggal atau tidak akan
meninggalkan organisasi.
1. Rasa memiliki
2. Tanggung jawab pekerjaan
3. Menjaga keanggotaan
dalam organisasi
Skala Likert
Insentif (X3) Imbalan tunai selain gaji yang
dibayarkan organisasi kepada pegawai karena prestasi kerja pegawai melebihi standar yang ditentukan oleh organisasi.
1. Insentif dalam bentuk uang 2. Tunjangan Hari Raya 3. Penghargaan
4. Fasilitas kerja
Skala Likert
Kinerja pegawai (Y)
Hasil kerja yang dicapai oleh seorang pegawai di Kantor Pusat PT Perkebunan Nusantara I (Persero) Langsa sesuai dengan
wewenang dan tanggung
jawabnya dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi.
1. Penyelesaian pekerjaan tepat waktu
2. Motivasi kerja
3. Inisiatif dalam bekerja 4. Kemampuan bekerja sama
Skala Likert
3.6.3. Identifikasi Variabel Hipotesis Kedua
Hipotesis kedua dalam penelitian ini adalah karakteristik pekerjaan, peluang karier dalam perusahaan, dan dukungan perusahaan berpengaruh terhadap komitmen organisasi pada Kantor Pusat PT Perkebunan Nusantara I (Persero) Langsa.
Dari hipotesis kedua, maka variabel bebas (X) terdiri dari: karakteristik pekerjaan (X1), peluang karier dalam perusahaan (X2), dan dukungan perusahaan (X3), sedangkan variabel terikat (Y) adalah komitmen organisasi.
3.6.4. Definisi Operasional Variabel Hipotesis Kedua
Definisi operasional dari masing-masing variabel pada hipotesis kedua adalah sebagai berikut:
1. Karakteristik pekerjaan (X1) merupakan pengaturan dan pemberian tanggung jawab dalam pekerjaan kepada pegawai.
2. Peluang karier dalam perusahaan (X2)
Dalam hal ini perusahaan memberikan peluang untuk memberikan promosi secara terbuka kepada pegawai serta memberikan alternatif untuk memperoleh karier yang lebih baik kepada pegawai.
3. Dukungan perusahaan (X3)
Dalam hal ini perusahaan melakukan berbagai macam cara membantu pegawai baru belajar dan menjadikan mereka anggota perusahaan yang produktif.
4. Komitmen organisasi (Y) adalah derajat yang mana pegawai percaya dan menerima tujuan-tujuan organisasi dan akan tetap tinggal atau tidak akan meninggalkan organisasi.
Definisi operasional masing-masing variabel dapat dilihat pada Tabel 3.3. berikut ini.
Tabel 3.3. Definisi Operasionalisasi Variabel Hipotesis Kedua
Variabel Definisi Operasional Indikator Pengukuran
Karakteristik pekerjaan (X1)
Pengaturan dan pemberian
tanggung jawab dalam pekerjaan kepada pegawai. 1. Pengaturan pekerjaan 2. Pemberian tanggung jawab Skala Likert Peluang karier dalam perusahaan (X2)
Perusahaan memberikan peluang untuk memberikan promosi secara terbuka kepada pegawai serta memberikan alternatif untuk memperoleh karier yang lebih baik kepada pegawai.
1. Peluang promosi secara terbuka
2. Peluang karier pegawai dalam perusahaan
Skala Likert
Dukungan perusahaan (X3)
Perusahaan melakukan berbagai macam cara membantu pegawai baru belajar dan menjadikan mereka anggota perusahaan yang produktif.
1. Pelaksanaan diklat
2. Kesempatan belajar Skala Likert
Komitmen organisasi (Y)
Derajat yang mana pegawai percaya dan menerima tujuan- tujuan organisasi dan akan tetap
tinggal atau tidak akan
meninggalkan organisasi. 1. Rasa memiliki 2. Tanggung jawab pekerjaan 3. Menjaga keanggotaan dalam organisasi Skala Likert
3.7. Uji Validitas dan Reliabilitas
Uji validitas dan reliabilitas instrumen dalam penelitian ini akan dilakukan kepada 30 (tiga puluh) pegawai di Kantor Pusat PT Perkebunan Nusantara I (Persero) Langsa di luar dari responden yang dijadikan sebagai sampel penelitian. Menurut Umar (2008), “untuk uji validitas dan reliabilitas instrumen jumlah responden minimal 30 orang, agar distribusi skor (nilai) akan lebih mendekati kurva normal”. Untuk melakukan pengujian validitas dan reliabilitas instrumen dilakukan dengan menggunakan software Statistical Package for Social Science(SPSS) versi 17.
3.7.1. Uji Validitas
Validitas data penelitian ditentukan oleh proses pengukuran yang akurat. Suatu instrumen pengukur dikatakan valid jika instrumen tersebut mengukur apa yang seharusnya diukur. Dengan perkataan lain, instrumen tersebut dapat mengukur
construct sesuai dengan yang diharapkan peneliti. Menurut Sugiyono (2005), “Jika nilai validitas setiap pertanyaan lebih besar dari nilai koefisien korelasi (r) 0,30 maka butir pertanyaan dianggap sudah valid”.
Berikut dijelaskan satu per satu hasil pengujian validitas instrumen penelitian untuk masing-masing variabel yang diteliti.
Tabel 3.4. Hasil Uji Validitas Instrumen Komunikasi
No Indikator Pertanyaan Corrected Item-
Total Correlation Keterangan
1.
Komunikasi antara atasan dengan bawahan di Kantor Pusat PT Perkebunan Nusantara I (Persero) Langsa
.899
Valid 2. Komunikasi antar pegawai di Kantor Pusat PT
Perkebunan Nusantara I (Persero) Langsa .819 Valid
3. Kemampuan berkomunikasi pegawai dengan
pegawai lain ataupun dengan atasan .898 Valid
Sumber: Hasil Penelitian, 2011 (Data Diolah)
Dari Tabel 3.4. menunjukkan bahwa nilai Correlated Item-Total Correlation
pada setiap butir pertanyaan untuk variabel komunikasi seluruhnya lebih besar dari 0,30. Sugiyono (2005) yang menyatakan bahwa bila nilai korelasi di bawah 0,30 maka butir pertanyaan tersebut tidak valid atau memiliki validitas konstruk yang tidak baik. Maka dapat disimpulkan bahwa variabel komunikasi adalah valid karena nilai terendah adalah 0,819 atau lebih besar dari 0,30.
Tabel 3.5. Hasil Uji Validitas Instrumen Komitmen Organisasi
No Indikator Pertanyaan Corrected Item-
Total Correlation Keterangan
1. Rasa memiliki yang ada pegawai atas
perusahaan .418 Valid
2. Pelaksanaan tanggung jawab pegawai atas
pekerjaan .515 Valid
3. Tingkat kesadaran para pergawai dalam menjaga
keanggotan pada organisasi .474 Valid
Sumber: Hasil Penelitian, 2011 (Data Diolah)
Dari Tabel 3.5. menunjukkan bahwa nilai Correlated Item-Total Correlation pada setiap butir pertanyaan untuk variabel komitmen organisasi seluruhnya lebih besar dari 0,30. Maka dari hasil uji validitas variabel komitmen organisasi, dinyatakan bahwa seluruh variabel komitmen organisasi adalah valid karena nilai terendah adalah 0,418 atau di atas 0,30.
Tabel 3.6. Hasil Uji Validitas Instrumen Insentif
No Indikator Pertanyaan Corrected Item-
Total Correlation Keterangan
1.
Kesesuaian antara insentif yang diberikan kepada pegawai dalam bentuk uang dengan hasil kerja yang dicapai
.776
Valid 2. Kesesuaian antara Tunjangan Hari Raya yang
diberikan kepada pegawai dengan hasil pekerjaan? .932 Valid
3. Kesesuaian antara pemberian penghargaan kepada
pegawai dengan prestasi kerja pegawai .773 Valid
4.
Kesesuaian antara pemberian fasilitas kerja kepada pegawai dengan kebutuhan pegawai dalam upaya meningkatkan prestasi kerja pegawai?
.930
Valid Sumber: Hasil Penelitian, 2011 (Data Diolah)
Dari Tabel 3.6. menunjukkan bahwa nilai Correlated Item-Total Correlation
pada setiap butir pertanyaan untuk variabel insentif seluruhnya lebih besar dari 0,30. Maka dari hasil uji validitas variabel insentif dapat dilihat nilai terendah adalah 0,773 dan lebih besar dari 0,30 sehingga variabel insentif dapat disimpulkan valid.
Tabel 3.7. Hasil Uji Validitas Instrumen Kinerja Pegawai
No Indikator Pertanyaan Corrected Item-
Total Correlation Keterangan
1. Ketepatan waktu pegawai dalam melaksanakan
tugas yang diberikan .839 Valid
2. Ketelitian pegawai dalam menyelesaikan
pekerjaan .822 Valid
3. Upaya pegawai dalam mencapai target kerja
yang telah ditentukan .788 Valid
4. Kepatuhan pegawai mengikuti instruksi kerja
yang diberikan atasan .844 Valid
5. Inisiatif pegawai dalam menyelesaikan
pekerjaan .535 Valid
6. Kemampuan kerja sama pegawai dengan rekan-
rekan sekerja .597 Valid
Sumber: Hasil Penelitian, 2011 (Data Diolah)
Dari Tabel 3.7. menunjukkan bahwa nilaiCorrelated Item-Total Correlation
pada setiap butir pertanyaan untuk variabel kinerja seluruhnya lebih besar dari 0,30. Maka dapat disimpulkan bahwa variabel kinerja pegawai adalah valid karena nilai terendah adalah 0,535 atau lebih besar dari 0,30.
Tabel 3.8. Hasil Uji Validitas Instrumen Karakteristik Pekerjaan
No Indikator Pertanyaan Corrected Item-
Total Correlation Keterangan
1. Pengaturan pekerjaan dalam perusahaan .855 Valid
2. Penyusunan rencana kerja dalam perusahaan .900 Valid
3. Pembagian kerja dalam perusahaan .884 Valid
Sumber: Hasil Penelitian, 2011 (Data Diolah)
Dari Tabel 3.8. menunjukkan bahwa nilai Correlated Item-Total Correlation
pada setiap butir pertanyaan untuk karakteristik pekerjaan seluruhnya lebih besar dari 0,30. Dilihat dari hasil uji validitas variabel karakteristik pekerjaanCorrelated Item- Total Correlation yang terendah adalah 0,855 jadi dapat disimpulkan bahwa seluruh variabel karakteristik pekerjaan adalah valid.
Tabel 3.9. Hasil Uji Validitas Instrumen Peluang Karir dalam Perusahaan
No Indikator Pertanyaan Corrected Item-
Total Correlation Keterangan
1. Pelaksanaan promosi pegawai dalam perusahaan .548 Valid
2. Peluang karir yang diberikan perusahaan kepada
setiap pegawai .530 Valid
3. Peluang karier pegawai dalam perusahaan .504 Valid
Sumber: Hasil Penelitian, 2011 (Data Diolah)
Dari Tabel 3.9. menunjukkan bahwa nilai Correlated Item-Total Correlation
pada setiap butir pertanyaan untuk variabel peluang karir dalam perusahaan seluruhnya lebih besar dari 0,30. Maka dapat disimpulkan bahwa variabel peluang karir dalam perusahaan adalah valid karena nilai terendah adalah 0,504 atau lebih besar dari 0,30.
Tabel 3.10. Hasil Uji Validitas Instrumen Dukungan Perusahaan
No Indikator Pertanyaan Corrected Item-
Total Correlation Keterangan
1. Pelaksanaan diklat oleh perusahaan .711 Valid
2. Pemberian peluang kepada pegawai untuk
mengikuti diklat oleh perusahaan? .897 Valid
3. Pelaksanaan kesempatan belajar yang ditetapkan
perusahaan? .688 Valid
4. Pemberian kesempatan belajar kepada pegawai oleh
perusahaan? .896 Valid
Sumber: Hasil Penelitian, 2011 (Data Diolah)
Dari Tabel 3.10. menunjukkan bahwa nilaiCorrelated Item-Total Correlation
pada setiap butir pertanyaan untuk variabel dukungan perusahaan seluruhnya lebih besar dari 0,30. Maka dapat disimpulkan bahwa variabel dukungan perusahaan adalah valid karena nilai terendah adalah 0,711 atau lebih besar dari 0,30.
3.7.2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas sebenarnya adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban dari responden terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.
Ghozali (2005) menyatakan bahwa pengukuran reliabilitas dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:
1. Repeated Measure atau pengukuran ulang dilakukan dengan cara memberikan kuesioner (pertanyaan) yang sama pada waktu yang berbeda, dan kemudian dilihat apakah responden tetap konsisten dengan jawabannya.
2. One Shot atau pengukuran sekali saja dilakukan dengan cara hanya sekali saja kuesioner diberikan kepada responden dan kemudian hasilnya dibandingkan pertanyaan lain atau mengukur korelasi antar jawaban pertanyaan.
Pengujian reliabilitas kuesioner dalam penelitian ini menggunakan one shot
atau pengukuran sekali saja dan untuk pengujian reliabilitasnya digunakan uji statistik
Cronbach Alpha. Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha> 0,60.
Hasil pengujian reliabilitas instrumen variabel dapat dilihat pada Tabel 3.11. berikut:
Tabel 3.11. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Variabel
Instrumen Variabel Nilai
Cronbach’s Alpha
Batas
Reliabel Keterangan
Komunikasi .938 0,60 Reliabel
Komitmen organisasi .657 0,60 Reliabel
Insentif .937 0,60 Reliabel
Kinerja pegawai .903 0,60 Reliabel
Karakteristik perusahaan .942 0,60 Reliabel
Peluang karir dalam perusahaan .709 0,60 Reliabel
Dukungan perusahaan .909 0,60 Reliabel
Sumber: Hasil Penelitian, 2011 (Data Diolah)
Dari Tabel 3.11. menunjukkan bahwa nilai Cronbach’s Alpha dari setiap instrumen variabel pada penelitian memiliki nilai > 0,60 dengan demikian dapat dinyatakan bahwa instrumen komunikasi, komitmen organisasi, insentif, kinerja pegawai, karakteristik pekerjaan, peluang karier dalam perusahaan, dan dukungan perusahaan, adalah reliabel.
3.8. Metode Analisis Data
3.8.1. Model Analisis Data Hipotesis Pertama
Model analisis data yang digunakan untuk hipotesis pertama adalah analisis regresi berganda, dengan formulasi sebagai berikut:
Y = a + b1Χ1+ b2Χ2+ b3Χ3 + e dimana : Y = Kinerja pegawai a = konstanta X1 = Komunikasi X2 = Komitmen organisasi
X3 = Insentif
b1, b2, b3 = Koefisien regresi, i = 1, 2, 3 e = term of error
Pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen diuji dengan tingkat kepercayaan (confidence interval) 95% atau α = 5%. Kriteria pengujian hipotesis secara serempak (simultan) adalah sebagai berikut:
H0 : b1, b2, b3 = 0 (Komunikasi, komitmen organisasi dan insentif secara serempak tidak berpengaruh terhadap kinerja pegawai di Kantor Pusat PT Perkebunan Nusantara I (Persero) Langsa).
H1 : b1, b2, b3 ≠ 0 (Komunikasi, komitmen organisasi dan insentif secara serempak berpengaruh terhadap kinerja pegawai di Kantor Pusat PT Perkebunan Nusantara I (Persero) Langsa).
Untuk menguji hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak digunakan statistik F (F test). Rumus yang digunakan untuk statistik F (F test) adalah:
F = Mean Square Regression Mean Square Error
Jika Fhitung < Ftabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak, dan jika Fhitung > Ftabel, maka H0ditolak dan H1diterima.
Kriteria pengujian hipotesis secara parsial adalah sebagai berikut:
H0 : bi = 0 (Komunikasi, komitmen organisasi dan insentif tidak berpengaruh secara parsial terhadap kinerja pegawai di Kantor Pusat PT Perkebunan Nusantara I (Persero) Langsa)
H1 : bi≠ 0 (Komunikasi, komitmen organisasi dan insentif berpengaruh secara parsial terhadap kinerja pegawai di Kantor Pusat PT Perkebunan Nusantara I (Persero) Langsa)
dimana i = 1, 2, 3
Untuk menguji hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak digunakan statistik t (uji dua sisi). Rumus yang digunakan untuk statistik t (t test) adalah sebagai berikut: i i Sb b t  dimana:
bi = nilai koefisien variabel independen (Xi) Sbi= standard errordari variabel independen (Xi)
Jika thitung< ttabel, maka H0diterima dan H1ditolak, dan jika thitung> ttabel, maka H0ditolak dan H1diterima.
Pengujian hipotesis secara simultan maupun parsial dilakukan dengan menggunakan software pengolahan data Statistical Package for Social Sciences
(SPSS) versi 17.
3.8.2. Model Analisis Data Hipotesis Kedua
Model analisis data yang digunakan untuk hipotesis kedua adalah analisis regresi berganda, dengan formulasi sebagai berikut:
Y = a + b1Χ1+ b2Χ2+ b3Χ3 + e dimana :
Y = Komitmen organisasi a = konstanta
X1 = Karakteristik pekerjaan
X2 = Peluang karier dalam perusahaan X3 = Dukungan perusahaan
b1, b2, b3 = Koefisien regresi, i = 1, 2, 3 e = term of error
Pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen diuji dengan tingkat kepercayaan (confidence interval) 95% atau α = 5%. Kriteria pengujian hipotesis secara serempak (simultan) adalah sebagai berikut:
H0 : b1, b2, b3 = 0 (Karakteristik pekerjaan, peluang karier dalam perusahaan, dan dukungan perusahaan secara serempak tidak berpengaruh terhadap komitmen organisasi pada Kantor Pusat PT Perkebunan Nusantara I (Persero) Langsa).
H1 : b1, b2, b3 ≠ 0 (Karakteristik pekerjaan, peluang karier dalam perusahaan, dan dukungan perusahaan secara serempak berpengaruh terhadap komitmen organisasi pada Kantor Pusat PT Perkebunan Nusantara I (Persero) Langsa).
Untuk menguji hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak digunakan statistik F (F test). Rumus yang digunakan untuk statistik F (F test) adalah:
F = Mean Square Regression Mean Square Error
Jika Fhitung < Ftabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak, dan jika Fhitung > Ftabel, maka H0ditolak dan H1diterima.
Kriteria pengujian hipotesis secara parsial adalah sebagai berikut:
H0 : bi = 0 (Karakteristik pekerjaan, peluang karier dalam perusahaan, dan dukungan perusahaan tidak berpengaruh secara parsial terhadap komitmen organisasi pada Kantor Pusat PT Perkebunan Nusantara I (Persero) Langsa).
H1 : bi ≠ 0 (Karakteristik pekerjaan, peluang karier dalam perusahaan, dan dukungan perusahaan berpengaruh secara parsial terhadap komitmen organisasi pada Kantor Pusat PT Perkebunan Nusantara I (Persero) Langsa).
dimana i = 1, 2, 3
Untuk menguji hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak digunakan statistik t (uji dua sisi). Rumus yang digunakan untuk statistik t (t test) adalah sebagai berikut: i i Sb b t  dimana:
bi = nilai koefisien variabel independen (Xi) Sbi= standard errordari variabel independen (Xi)
Jika thitung< ttabel, maka H0diterima dan H1ditolak, dan jika thitung> ttabel, maka H0ditolak dan H1diterima.
menggunakan software pengolahan data Statistical Package for Social Sciences
(SPSS) versi 17.
3.9. Uji Asumsi Klasik 3.9.1. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Dalam uji t dan uji F diasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Ghozali (2005) menyatakan bahwa, ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik.
1. Analisis Grafik
Untuk melihat normalitas residual dilakukan dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan ploting data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data residual normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya. 2. Analisis Statistik
Uji normalitas dengan grafik dapat menyesatkan kalau tidak hati-hati secara visual kelihatan normal, pada hal secara statistik bisa sebaliknya. Oleh sebab itu dianjurkan di samping uji grafik dilengkapi dengan uji statistik. Salah satu uji statistik yang dapat digunakan untuk menguji normalitas residual adalah uji statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S).
3.9.2. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel independen. Menurut Ghozali (2005) bahwa; jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol. Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas di dalam model regresi dapat dilihat dari nilai tolerancedan Variance Inflation Factor
(VIF), jika nilai tolerance< 0,10 atau nilai VIF > 10 berarti terdapat multikolinieritas.
3.9.3. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variancedari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika
variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas.
Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Heteroskedastisitas dapat diuji dengan menggunakan metode grafik, yaitu dengan melihat ada tidaknya pola tertentu yang tergambar pada grafik. Jika pola titik-titik yang terbentuk membentuk pola teratur (bergelombang, melebar, kemudian menyempit) maka telah terjadi heteroskedastisitas pada model regresi. Sebaliknya, jika tidak terbentuk pola yang jelas dimana titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi, (Ghozali, 2005).