• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODOLOGI PENELITIAN

Metode penelitian yang dilakukan adalah metode eksperimental. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil dan Mutu (PAHAM) Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan Sumatera Utara, pada bulan Januari 2010 hingga April 2010.

3.1 Alat

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah satu unit alat Kromatografi Gas Simadzu 2010 dengan kolom Rtx-1® menggunakan detektor penangkap elektron (Laboratorium PAHAM Pusat Penelitian Kelapa Sawit Sumatera Utara), neraca analitik (Sartorius BL-2105), oven (Memmert), kapas, kertas saring, bola karet, rotary evaporator (BUCHI R-210), penangas air, desikator dan alat-alat gelas yaitu gelas tentukur (Pyrex), labu takar (Pyrex), pipet volume (Duran), pipet tetes, dan kolom kromatografi.

3.2 Bahan

Sampel berupa minyak sawit mentah yang diperoleh di Pusat Penelitian Kelapa Sawit Sumatera Utara dan minyak goreng kelapa sawit yang ada di pasaran di daerah Medan.

Bahan-bahan kimia yang digunakan adalah petroleum eter Ligroine (MERCK), n-heksan Lichrosolv (MERCK), Aluminium oksida 90 (MERCK),

natrium sulfat anhidrous p.a. (MERCK), dan pestisida standar klorpirifos (Dursban).

3.3 Rancangan Penelitian 3.3.1 Penyiapan Bahan

3.3.1.1 Pembuatan Aktifasi Penyerap Alumina

Diambil 300 g alumina, lalu dimasukkan ke dalam gelas beaker 500 ml. Kemudian dimasukkan ke dalam tanur. Diaktivasi pada suhu 400 0C selama 4 jam, lalu ditutup dengan aluminium voil dan dimasukkan ke dalam desikator. 3.3.1.2 Pembuatan Larutan Standar Klorpirifos 1000 µg/ml

Ditimbang sebanyak 100 mg standar klorpirifos, lalu dimasukkan ke dalam labu tentukur 100 ml. Kemudian ditambah dengan sedikit pelarut n- heksan, kocok hingga larut. Setelah larut, diencerkan lagi dengan pelarut sampai garis tanda.

3.3.1.3 Pembuatan Larutan Standar Klorpirifos 100 µg/ml

Dipipet 5 ml larutan standar klorpirifos 1000 µg/ml, lalu dimasukkan ke dalam labu tentukur 50 ml. Setelah itu, ditambahkan pelarut n-heksan sampai garis tanda.

3.3.1.4 Pembuatan Larutan Standar Klorpirifos 10 µg/ml

Dipipet 5 ml larutan standar klorpirifos 100 µg/ml, lalu dimasukkan ke dalam labu tentukur 50 ml. Setelah itu, ditambahkan pelarut n-heksan sampai garis tanda.

3.3.2 Analisis Kuantitatif

3.3.2.1 Penentuan Kondisi Optimum Kromatografi Gas

Kromatografi gas : Simadzu model 2010, dilengkapi dengan detektor penangkap elektron 63Ni

Kolom : Rtx-1®, ketebalan film 0,25 µ m, 15 m x 0,25 mm. Gas Pembawa : Gas Nitrogen

Laju Alir Gas Pembawa : 1,61 ml/menit

Temperatur Kolom : 150 0C ditahan selama 2 menit, lalu 300 0C ditahan selama 1 menit

Temperatur Injeksi : 325 0C Temperatur Detektor : 325 0C

3.3.2.2 Penentuan Deteksi Minimum Standar Klorpirifos

Dibuat standar klorpirifos dari 0,01 µg/ml; 0,02 µg/ml; 0,05 µg/ml; 0,1 µg/ml; 0,5 µg/ml; dan 1 µg/ml dari standar klorpirifos 10 µg/ml dengan melarutkannya ke dalam n-heksan. Kemudian masing-masing konsentrasi disuntikkan ke dalam sistem Kromatografi Gas dengan detektor penangkap elektron. Diamati konsentrasi terkecil yang mampu dideteksi oleh alat kromatografi gas dengan memunculkan area kromatogram pada waktu retensi tertentu.

3.3.2.3 Penentuan Kurva Kalibrasi Standar Klorpirifos

Jika batas deteksi minimum 0,02 µg/ml, dibuat standar klorpirifos dari 0,02 µg/ml; 0,04 µg/ml; 0,06 µg/ml; 0,1 µg/ml; 0,2 µg/ml; 0,4 µg/ml; 0,6 µg/ml; dan 1 µg/ml dengan melarutkannya ke dalam n-heksan. Kemudian masing-masing konsentrasi disuntikkan ke dalam sistem kromatografi gas.

3.3.2.4 Penentuan Uji Perolehan Kembali dan Clean-Up

Persen perolehan kembali ditentukan dengan menggunakan metode simulasi (spiked-placebo recovery) yaitu dibuat konsentrasi standar klorpirifos dalam minyak sawit yang bebas dari cemaran klorpirifos dengan konsentrasi 0,1 µg/ml; 0,2 µg/ml; 0,4 µg/ml; 0,6 µg/ml; dan 1 µg/ml, kemudian dikocok selama 30 menit.

Setelah itu, dilakukan elusi dari analit dimana kolom kromatografi dikemas dengan cara :

1. Alumina yang telah diaktifasi dibuburkan dengan petroleum eter, diaduk sampai alumina terbebas dari udara dan terbuburkan sempurna

2. Dimasukkan kapas ke dasar kolom, kemudian dialirkan petroleum eter secara kontinu sampai kapas terbebas dari gelembung udara

3. Dimasukkan 15 g alumina yang telah diaktifasi dan terbebas dari udara (2/3 tinggi kolom) kedalam kolom yang telah diisi kapas dengan pengaliran petroleum eter berkelanjutan. Kolom dipadatkan dengan mengetuk dinding kolom hingga alumina terdistribusi merata dalam kolom

4. Dialirkan terus petroleum eter selama 50 menit

5. Dimasukkan natrium sulfat anhydrous 1 gr ke dalam kolom, diratakan permukaannya

6. Dimasukkan 1 gr analit

7. Dielusi dengan 50 ml petroleum eter. Dikumpulkan eluat dalam rotary

evaporator

8. Dipekatkan pada suhu 65 oC hingga 1 ml

3.3.2.5 Penetapan Kadar Klorpirifos dalam Sampel

1. Alumina yang telah diaktifasi dibuburkan dengan petroleum eter, diaduk sampai alumina terbebas dari udara dan terbuburkan sempurna

2. Dimasukkan kapas ke dasar kolom, kemudian dialirkan petroleum eter secara kontinu sampai kapas terbebas dari gelembung udara

3. Dimasukkan 15 gr alumina yang telah diaktifasi dan terbebas dari udara (2/3 tinggi kolom) kedalam kolom yang telah diisi kapas dengan pengaliran petroleum eter berkelanjutan. Kolom dipadatkan dengan mengetuk dinding kolom hingga alumina terdistribusi merata dalam kolom

4. Dialirkan terus petroleum eter selama 50 menit

5. Dimasukkan natrium sulfat anhydrous 1 gr ke dalam kolom, diratakan permukaannya

6. Dimasukkan 1 gr sampel ke dalam kolom

7. Dielusi dengan 50 ml petroleum eter. Dikumpulkan eluat dalam rotary evaporator

8. Dipekatkan pada suhu 65 oC hingga 1 ml

9. Disuntikkan ke dalam sistem alat kromatografi gas

Kadar klorpirifos yang terdapat dalam larutan sampel (X) dihitung dengan mensubstitusikan luas puncak ke dalam persamaan regresi yang diperoleh dari kurva kalibrasi pada bagian 3.3.2.3 sebagai Y. Hasilnya lalu dikali volume larutan sampel (1 ml), kemudian dibagi dengan berat penimbangan sampel sehingga diperoleh kadar klorpirifos dengan satuan µg/g sampel. Rumus perhitungan kadar klorpirifos dalam sampel dituliskan sebagai berikut :

X(µg/ml)xVolume larutan sampel(ml) Berat penimbangan sampel(g)

KV = SB X

x 100%

Kadar klorpirifos dalam sampel (µg/g sampel)

3.3.3 Validasi Metode

3.3.3.1 Akurasi/Kecermatan

Akurasi ditentukan dengan menggunakan metode simulasi (spiked-placebo

recovery). Hasil dinyatakan dalam persen perolehan kembali.

Persen perolehan kembali dari analit dapat dihitung menurut persamaan berikut : % Perolehan kembali = A F C C x 100%

Keterangan : CF = konsentrasi analit yang diperoleh setelah penambahan larutan baku

CA = konsentrasi larutan baku yang ditambahkan (Harmita, 2004)

3.3.3.2 Presisi

Presisi metode penelitian dinyatakan oleh simpangan baku relatif (Relative

Standard Deviation (RSD) atau disebut juga koefisien variasi (KV) dari

serangkaian data. KV dapat dirumuskan sebagai berikut :

Keterangan:

SB = simpangan baku

X = kadar rerata klorpirifos (WHO, 1992) =

3.3.3.3 Batas Deteksi dan Batas Kuantitasi

Batas deteksi (Limit Of Detection/LOD) dan batas kuantitasi (Limit Of

Quantitation/LOQ) dihitung dari persamaan regresi kurva kalibrasi baku

pembanding. Batas deteksi dan batas kuantitasi dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Sy/x = 2 Yi) - (Y 2 −

n Batas Deteksi = Slope xSy/x 3 Batas Kuantitasi = Slope xSy/x 10

Keterangan: Sy/x = residual standard deviation/simpangan baku residual (WHO, 1992)

Dokumen terkait