• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kerangka Pemikiran dan Hipotesis

Memasuki era global, demi memenuhi tuntutan kebutuhan pemustaka, suka atau tidak, perpustakaan harus segera mengubah identitasnya, dari perpustakaan konvensional menjadi perpustakaan digital. Jika tidak, maka perpustakaan tersebut akan ditinggalkan pemustakanya. Oleh karena itu, Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian dikembangkan menjadi perpustakaan digital. Disamping mempertahankan layanan manualnya. Seperti diketahui bahwa perpustakaan digital bukan hanya mengelola informasi pengetahuan dalam bentuk tercetak dan terekam, tetapi juga mengelola pengetahuan yang terdapat dalam diri para pakar.

Dalam sistem perpustakaan digital, pemustaka bukan saja dapat memanfaatkan sumber-sumber informasi lengkap yang berbentuk teks, gambar, audio atau video berformat digital, namun pemustaka dapat pula membagi dan menyebarluaskan informasi yang dimilikinya kepada masyarakat atau kalangan tertentu. Sehubungan dengan itu, diperlukan suatu sistem yang dapat mengakomodir kebutuhan pengelolaan yang maksimal. Untuk mencapai hal itu, diperlukan sumber daya informasi yang memadai, SDM yang memiliki keahlian dan keterampilan dalam mengolah informasi, serta aplikasi teknologi informasi dan komunikasi.

Sesuai dengan visi, misi dan tugasnya, maka kompetensi utama PUSTAKA adalah penyediaan dan penyebaran informasi (diseminasi) ilmu pengetahuan dan teknologi pertanian. Untuk itu berbagai kegiatan dan usaha telah dilakukan. Mulai dari pengumpulan berbagai sumber informasi yang sesuai dengan kompetensi utama PUSTAKA, baik tercetak, terekam maupun dalam format digital maupun multimedia. Selain itu secara proaktif PUSTAKA telah pula menyebarluaskan informasi (proses diseminasi) ilmu pengetahuan dan teknologi pertanian melalui beragam media dan saluran, misalnya melalui penerbitan warta/buletin/jurnal dan melalui media elektronik.

Sejalan dengan kemajuan dan perkembangan teknologi informasi, maka penyebarluasan informasi (diseminasi) teknologi pertanian yang dilakukan PUSTAKA telah diarahkan kepada penggunaan teknologi informasi yang memudahkan penggunanya untuk mendapatkan informasi yang dimaksud. Strategi penyebaran informasi (diseminasi) iptek pertanian dioperasionalkan melalui pemanfaatan berbagai metode dan pengembangan media elektronik melalui perpustakaan yang berbasis digital.

Diseminasi teknologi pertanian melalui pengembangan perpustakaan digital di PUSTAKA Bogor sudah berlangsung lebih dari lima tahun, dan dalam kurun waktu lima tahun terakhir pengadaan bahan pustaka dalam betuk tercetak sudah tidak dilakukan. Disamping melakukan alih format koleksi tercetak ke format digital, pembelian dan pertukaran informasi dilakukan dengan lembaga-lembaga internasional dalam bentuk off-line dan on-line. Sebanyak 650 judul jurnal ilmiah hasil penelitian pertanian dalam bentuk on-line yang dilanggan melalui Proquest,

Science Direct, TEEAL dan CABI sudah dimanfaatkan oleh para peneliti dan

pemustaka lain di seluruh Indonesia. Jaringan internet yang dikembangkan perpustakaan binaan PUSTAKA telah terintegrasi dalam sistem jaringan perpustakaan pertanian telah dimanfaatkan oleh para peneliti, penyuluh, perekayasa, staf dan pengguna lain disekitar perpustakaan-perpustakaan unit kerja yang tersebar di seluruh provinsi di Indonesia.

Untuk mengetahui dan menganalisis apakah penyebaran informasi di bidang pertanian melalui perpustakaan digital di PUSTAKA Bogor sudah efektif, perlu dilakukan penelitian. Dalam penelitian ini, terdapat empat peubah yang dipandang perlu diketahui dan dianalisis, yaitu karakteristik personal pemustaka, aksesibilitas terhadap informasi, intensitas komunikasi dan efektivitas penyebaran informasi di bidang pertanian melalui perpustakaan digital. Kerangka pemikiran penelitian ini terdapat pada Gambar 3.

Peubah Bebas Peubah Tak Bebas

Gambar 3. Hubungan karakteristik pemustaka, aksesibilitas informasi dan intensitas komunikasi dengan efektivitas penyebaran informasi di bidang pertanian melalui perpustakaan digital

KARAKTERISTIK PEMUSTAKA 1. Umur

2. Jenis Kelamin 3. Pendidikan Formal 4. Pendidikan non formal 5. Program Studi

6. Kekosmopolitan

7. Aktivitas Sosial EFEKTIVITAS PENYEBARAN INFORMASI DI BIDANG PERTANIAN MELALUI PERPUSTAKAAN DIGITAL

1. Kinerja layanan

2. Ketersediaan database hasil penelitian pertanian

3. Ketersediaan fasilitas akses informasi

4. Jumlah fasilitas penelusuran

5. Kesesuaian informasi yang dicari

6. Kepuasan terhadap hasil yang dicapai AKSESIBILITAS INFORMASI 1. Jenis informasi 2. Sumber informasi 3. Frekuensi ke perpustakaan 4. Cara penelusuran

5. Subjek yang dicari 6. Waktu penelusuran

INTENSITAS KOMUNIKASI 1. Frekuensi Interaktif

2. Frekuensi Diskusi 3. Terpaan media massa 4. Jumlah karya tulis

Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran yang dikemukakan pada Gambar 3, maka dalam penelitian ini ditetapkan hipotesis berikut :

H1 : Terdapat keragaman pemustaka di PUSTAKA Bogor dari sudut karakteristik, aksesibilitas informasi, intensitas komunikasi, dan efektivitas penyebaran informasi di bidang pertanian melalui perpustakaan digital.

H2 : Terdapat hubungan nyata dan positif antara peubah karakteristik pemustaka dengan peubah efektivitas penyebaran informasi di bidang pertanian melalui perpustakaan digital

H3 : Terdapat hubungan nyata dan positif antara peubah aksesibilitas informasi dengan peubah efektivitas penyebaran informasi di bidang pertanian melalui perpustakaan digital

H4 : Terdapat hubungan nyata dan positif antara peubah intensitas komunikasi dengan peubah efektivitas penyebaran informasi di bidang pertanian melalui perpustakaan digital

H5 :Terdapat hubungan nyata dan positif antara peubah karakteristik pemustaka, aksesibilitas informasi dan intensitas komunikasi secara bersama-sama dengan efektivitas penyebaran informasi di bidang pertanian melalui perpustakaan digital

H6 :Terdapat hubungan nyata dan positif antara ketiga peubah bebas: karakteristik, aksesibilitas informasi, dan intensitas komunikasi pemustaka.

Jika hasil uji statistik menunjukkan adanya hubungan yang nyata pada taraf 5% dan sangat nyata pada taraf 1 %, maka hipotesis tersebut diterima, sebaliknya jika hubungan antar peubah yang diteliti tidak menunjukkan adanya hubungan sangat nyata dan nyata, maka hipotesis tersebut ditolak.

Lokasi dan waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian (PUSTAKA) Bogor. Pengambilan dan pengumpulan data dilaksanakan pada bulan Maret - Juni 2008.

Desain Penelitian

Penelitian ini dirancang sebagai penelitian survei deskriptif korelasional, yaitu melihat pada suatu kelompok yang diteliti, hubungan antara peubah secara mendalam, mendetail dan komprehensif (Faisal, 1982). Rakhmat (2005) juga menerangkan bahwa dalam penelitian yang bersifat menerangkan bertujuan untuk menguji adanya hubungan antar berbagai peubah yang akan diteliti.

Dalam penelitian ini peubah bebas yang digunakan adalah karakteristik pemustaka, aksesibilitas informasi dan intensitas komunikasi, sedangkan peubah tidak bebasnya adalah efektivitas penyebaran informasi di bidang pertanian melalui perpustakaan digital PUSTAKA Bogor. Indikator dan parameter setiap peubah yang diteliti, ditetapkan berdasarkan pengamatan dan studi literatur, sehingga jumlah indikator dan parameter setiap peubah dibatasi.

Peubah karakteristik pemustaka meliputi: umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, pendidikan non formal, program studi, kekosmopolitan, dan aktivitas sosial. Peubah aksesibilitas terhadap informasi meliputi : jenis informasi, sumber informasi, , frekuensi ke perpustakaan, cara penelusuran, subjek yang dicari dan waktu penelusuran. Peubah intensitas komunikasi meliputi : frekuensi interaktif, frekuensi diskusi, terpaan media massa, jumlah karya tulis dan langganan media massa. Selanjutnya peubah efektivitas penyebaran informasi di bidang pertanian melalui perpustakaan digital meliputi : kinerja layanan, ketersediaan database hasil pertanian, ketersediaan fasilitas akses informasi, jumlah fasilitas penelusuran, kesesuaian informasi yang dicari dan kepuasan terhadap hasil yang dicapai.

Populasi dan Contoh

Dalam buku Singarimbun (1989), disebutkan bahwa populasi adalah jumlah keseluruhan dari unit analisa yang ciri-cirinya akan diduga. Sedang menurut

Rakhmat (2005), kumpulan obyek penelitian disebut populasi, dan dalam penelitian, objek penelitian ini disebut satuan analisis atau unsur-unsur populasi. Populasi dalam penelitian ini adalah pemustaka di PUSTAKA Bogor.

Pada penelitian ini, pengambilan contoh dilakukan dengan non probability

sampling dengan teknik convinience sampling/available sampling yaitu teknik

penentuan sampel berdasarkan kemudahan data yang dimiliki populasi. Periset bebas memilih siapa saja anggota populasi yang mempunyai data melimpah dan mudah diperoleh periset (Kriyantoro, 2007). Dalam penelitian ini penetapan contoh dilakukan berdasarkan pemustaka yang datang ke PUSTAKA Bogor sebanyak 82 orang yang semuanya mahasiswa. Alasan pemilihan mahasiswa sebagai contoh adalah karena menurut data yang diperoleh di PUSTAKA , sebagian besar pemustaka yang mengunjungi PUSTAKA selama satu tahun terakhir adalah mahasiswa disusul dengan pelajar, peneliti dan lainnya. Sementara jumlah mahasiswa yang datang rata-rata 80 orang perbulan. Untuk itu dalam penelitian ini penulis mengambil contoh mahasiswa yang datang pada bulan Juni 2008 yang jumlahnya 82 orang.

Pengumpulan data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh secara langsung dari pemustaka di PUSTAKA melalui wawancara yang berpedoman pada pertanyaan-pertanyaan yang telah disusun dalam kuesioner secara terstruktur. Arikunto (1993). Penyusunan pertanyaan dalam kuesioner dilakukan secara terbuka dan tertutup. Wawancara juga dilakukan kepada Kepala dan staf perpustakaan di PUSTAKA Bogor. Sedangkan data sekunder diperoleh melalui telaah dokumen dan telaah pustaka dari berbagai sumber terkait dengan tujuan penelitian.

Validitas dan Reliabilitas

Validitas Instrumen menunjukan sejauhmana suatu alat ukur itu telah mengukur apa yang akan diukur. Titik berat dari uji coba validitas instrumen adalah pada validitas isi yang dilihat dari (1) apakah instrumen tersebut telah mampu mengukur instrument yang akan diukur, (2) apakah informasi yang dikumpulkan

telah sesuai dengan konsep yang telah digunakan (Kerlinger , 2003). Selain instrumen atau alat ukur, validitas data juga ditentukan oleh keadaan responden pada saat diwawancara dan juga si pewawancara itu sendiri (Singarimbun, 1989).

Reliabilitas Instrumen adalah suatu istilah yang dipakai untuk menunjukan sejauhmana hasil pengukuran relatif konsisten apabila pengukuran diulangi untuk kedua kalinya atau lebih (Ancok dalam Singarimbun ,1989). Reliabilitas (keterandalan) instrumen dilakukan dengan cara uji coba kuesioner. Upaya untuk memperkuat keterandalan instrumen tersebut dilakukan dengan cara mengoptimalkan keragaman kesalahan dengan mengungkapkan pertanyaan secara tepat, memberikan pertanyaan pendukung dengan satu pertanyaan yang sama macam dan mutunya, serta memberikan petunjuk pengisian kuesioner secara tepat dan jelas. Uji coba dilakukan untuk melihat sejauhmana pertanyaan dan atau pernyataan dalam kuesioner dapat dipahami, sehingga tidak menimbulkan bias jawaban ( Kerlinger 2003).

Uji validitas dan reliabilitas instrumen dalam penelitian ini dilakukan kepada 20 pemustaka yang datang ke PUSTAKA pada bulan Mei 2008. Validitas instrumen menggunakan uji Rank Spearman pada taraf α = 0,05 dan diolah dengan menggunakan SPSS for Windows 16.0. Hasil uji validitas didapatkan nilai untuk peubah karakteristik pemustaka, aksesibilitas informasi, dan intensitas komunikasi serta efektivitas penyebaran informasi di bidang pertanian melalui perpustakaan digital seluruhnya 0,94

Hasil uji coba instrumen dengan menggunakan uji Cronbach Alpha didapatkan nilai reliabilitas untuk peubah karakteristik pemustaka 0,75, aksesibilitas informasi 0,83, Intensitas komunikasi 0,82 dan efektivitas penyebaran informasi di bidang pertanian melalui perpustakaan digital 0, 87. Secara keseluruhan nilai reliabilitas tersebut adalah 0,82.

Dengan demikian seluruh item pertanyaan baik peubah bebas (X) maupun peubah tak bebas (Y) yang digunakan, dinyatakan sangat valid dan sangat reliabel. karena pada level α = 0.05, rentang kesangat handalan berada antara 0,80-1,00 (Triton, 2006)

Definisi Operasional

Untuk memudahkan penganalisaan dan penerjemahan data, serta menghindari persepsi yang berbeda atas pembatasan permasalahan, maka seluruh peubah dalam penelitian didefinisikan secara operasional yaitu :

1. Karakteristik pemustaka adalah ciri-ciri yang melekat pada peribadi responden, meliputi umur, jenis kelamin, pendidikan formal, pendidikan non formal, program studi, kekosmopolitan dan aktivitas sosial.

a. Umur adalah usia responden yang dihitung sejak dilahirkan sampai dengan saat wawancara penelitian dilakukan, dikategorikan di atas atau sama dengan usia rata-rata dan dibawah usia rata-rata. Usia rataan ditentukan dari jumlah usia responden dibagi banyaknya responden.

b. Jenis kelamin adalah perbedaan status biologis responden, dikategorikan laki-laki dan perempuan.

c. Tingkat pendidikan adalah proses belajar formal di sekolah atau perguruan tinggi yang sedang diikuti responden pada saat wawancara, dikategorikan , Diploma dan Sarjana (S1, S2, S3)

d. Pendidikan non formal, adalah jumlah kursus, pelatihan dan sejenisnya yang pernah diikuti responden selama satu tahun terakhir, dikategorikan di atas sama dengan rataan dan di bawah rataan. Nilai rataan ditentukan dari jumlah kursus dibagi banyaknya responden.

e. Program Studi adalah jurusan yang diambil oleh responden di perguruan tinggi, dikategorikan pertanian, peternakan, kehutanan dan sebagainya. f. Kekosmopolitan adalah keterbukaan seseorang terhadap informasi melalui

hubungannya dengan sumber-sumber informasi selama satu bulan terakhir, dikategorikan kurang 3 kali, 3 sampai 5 kali, lebih dari 5 kali per bulan. g. Aktivitas Sosial adalah aksesibilitas terhadap kegiatan sosial

kemasyarakatan yang diikuti responden saat penelitian dilakukan, dikategorikan kerohanian, kesenian, olah raga dan sebagainya.

2. Aksesibilitas Informasi adalah ketepatan dan kecepatan responden dalam mengakses berbagai informasi yang dibutuhkan. Aksesibilitas informasi ini

dilihat melalui peubah jenis informasi, sumber informasi, frekuensi ke perpustakaan, cara penelusuran, subjek yang dicari dan waktu penelusuran.. a. Jenis informasi adalah berbagai bentuk informasi yang dapat diakses

responden, dikategorikan bentuk informasi bibliografi, abstrak dan artikel. b. Sumber informasi, adalah media/orang yang sering digunakan responden

dalam mencari informasi. Dikategorikan media cetak (SK, mjl, folder dsb) , media elektronik (televisi, radio, internet dsb) dan personal (dosen, peneliti, mahasiswa lainnya)

c. Frekuensi ke perpustakaan, adalah banyaknya kunjungan responden ke perpustakaan dalam satu bulan. Dikategorikan rendah (kurang dari 3 kali), sedang (3 – 5 kali) dan tinggi (lebih dari 6 kali).

d. Cara penelusuran adalah cara pencarian informasi/subjek yang bersumber dari manual dan elektronik. Dikategorikan manual (indeks, abstrak, bibliografi, katalog) dan elektronik (Browsing, OPAC, download , upload file)

e. Subyek yang dicari adalah informasi hasil penelitian yang ditelusur sesuai kebutuhan. Dikategorikan tanaman pangan, holtikultura, perkebunan, Peternakan mekanisasi pertanian, sosek dan lainnya

f. Waktu penelusuran adalah lamanya melakukan penelusuran informasi dalam satu kali penelusuran. Dikategorikan rendah (kurang dari 1 jam). sedang (1-2 jam) dan tinggi (lebih dari 2 jam),

3. Intensitas Komunikasi adalah aktifitas responden dalam berinteraksi baik secara interpersonal, kelompok maupun massa yang diukur melalui frekuensi interaktif, frekuensi diskusi, terpaan media massa, jumlah karya tulis dan langganan media komunikasi.

a. Frekuensi interaktif adalah jumlah komunikasi dengan individu dalam upaya memperoleh informasi yang dicari baik dengan dosen maupun dengan mahasiswa lainnya. Dikategorikan tinggi (lebih dari 5 kali), sedang (3 – 5 kali), rendah (kurang dari 3 kali)

b. Frekuensi diskusi adalah jumlah komunikasi yang diikuti baik diskusi kelompok maupun seminar. Dikategorikan. tinggi (lebih dari 5 kali), sedang (3 – 5 kali), rendah (kurang dari 3 kali)

c. Terpaan media massa adalah jumlah penggunaan media massa oleh responden dalam memperoleh informasi yang dicari. Dikategorikan. tinggi (lebih dari 5 kali), sedang (3 – 5 kali ), rendah (kurang dari 3 kali)

d. Jumlah karya tulis adalah banyaknya karya tulis baik dalam bentuk jurnal, laporan, makalah yang ditulis dan dipresentasikan dalam tiga bulan terakhir. Dikategorikan. tinggi (lebih dari 5 buah), sedang (3 – 5 buah), rendah (kurang dari 3 buah)

e. Langganan media massa adalah banyaknya media massa yang dilanggan responden setiap hari. Dikategorikan. tinggi (lebih dari 5buah), sedang (3 – 5 buah ), rendah (kurang dari 3 buah)

4. Efektivitas penyebaran informasi di bidang pertanian melalui perpustakaan digital adalah efektivitas penyebaran informasi teknologi pertanian melalui perpustakaan berbasis teknologi informasi dan komunikasi yang dilihat dari persepsi responden terhadap kinerja layanan, ketersediaan database hasil penelitian pertanian, ketersediaan fasilitas akses informasi, jumlah fasilitas penelusuran, kesesuaian informasi yang dicari dan kepuasan terhadap hasil yang dicapai. Pengukuran setiap peubah tidak bebas ini menggunakan skala Likert dengan nilai negatif sampai pada positif, yaitu 1 (tidak memuaskan), 2 (kurang memuskan), 3 (cukup memuaskan), 4 (memuaskan), dan 5 (sangat memuaskan). a. Kinerja layanan adalah persepsi responden terhadap layanan yang diberikan yang dilihat dari keramahan, keterampilan dan keahlian petugas serta keamanan dan kenyamanan ruang .

b. Ketersediaan database hasil penelitian adalah pendapat responden tentang database atau pangkalan data yang disediakan yang meliputi Bibliografis, Abstrak, Indeks dan Fulltexts

c. Ketersediaan fasilitas akses informasi adalah pendapat responden tentang ketersediaan fasilitas untuk akses informasi elektronik yang meliputi

fasilitas internet, OPAC, buku tamu, fasilitas untuk fotokopi, download dan untuk penelusuran.

d. Jumlah fasilitas penelusuran adalah penilaian responden terhadap fasilitas penelusuran yang tersedia yang diukur dengan sangat memadai, memadai, cukup memadai, kurang memadai dan tidak memadai.

e. Kesesuaian informasi yang dicari adalah penilaian responden terhadap kesesuaian informasi yang diperoleh, diukur sangat sesuai, sesuai, cukup sesuai, kurang sesuai dan tidak sesuai.

f. Kepuasan terhadap hasil yang dicapai adalah pendapat responden terhadap hasil yang dicapai dari perolehan informasi yang dicari.

Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan dan analisis data dilakukan atas dua tahap, yaitu sebelum instrumen dijadikan alat pengumpul data (uji validitas dan reliabilitas) dan setelah instrumen sahih sebagai alat pengumpul data. Data dianalisis secara diskriptif berupa distribusi frekuensi dan analisis inferensial. Untuk menentukan adanya hubungan antar peubah bebas dengan peubah terikat digunakan uji Korelasi Rank

Spearman (Arikunto, 1998) berikut :

6 ΣD2 Rhoxy = ________________ N (N2 – 1) Dimana :

Rhoxy = Koefisien Korelasi Rank Spearman D = Beda antar jenjang setiap subyek N = Banyaknya subyek (contoh)

Dokumen terkait