• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIVITAS PENYEBARAN INFORMASI DI BIDANG PERTANIAN MELALUI PERPUSTAKAAN DIGITAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "EFEKTIVITAS PENYEBARAN INFORMASI DI BIDANG PERTANIAN MELALUI PERPUSTAKAAN DIGITAL"

Copied!
147
0
0

Teks penuh

(1)

PERTANIAN MELALUI PERPUSTAKAAN DIGITAL

(Kasus Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian)

SITI MARYAM

SEKOLAH PASCA SARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2008

(2)

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN

SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis Efektivitas Penyebaran Informasi di bidang pertanian melalui Perpustakaan Digital (Kasus pada Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian) adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal dan dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.

Bogor, Agustus 2008

Siti Maryam

(3)

SITI MARYAM. The diffusion Effectiveness of Agricultural Through Digital Library (Case in Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian Bogor). Under direction of H. MUSA HUBEIS and MAKSUM.

The research was conducted to know and analyse the difussion effectiveness of agricultural through digital library. The characteristic, information accessibility and communication intensity of library user and the correlation of their variables was analysed partially or simultaneously. The research location was performed at Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian (PUSTAKA) Bogor, and done from March until June 2008. This research was designed by using a survey method with correlation descriptive. Data collected by questionnaire and the samples were taken by employing a non-probability sampling method with convenience sampling, involving 82 respondents which consists the library user of university student. The analysis was done by descriptive frequency and inferential analysis with Rank Spearman correlation by SPSS 16.0 for windows program. The result showed that the characteristic, information accessibility and communication intensity of library user by together didn’t show significantly correlation with the diffution effectiveness of agricultural through digital library at PUSTAKA Bogor. It means the user come to the library to look for the information what they need, it doesn’t show correlation with the availability of facilities at PUSTAKA. However the correlation occurring between the characteristic of library user and information accessibilities was shown significantly. The diffusion of agricultural through digital library at PUSTAKA Bogor has already run effectively. Therefore, it can be as a reference for the same library to other libraries in Indonesia for developing the digital library. The digital library of PUSTAKA should promote to the public with publicity and advertisement, especially through television as the digital library being complete and modern in agriculture sector.

Key words : The diffusion effectiveness, digital library, characteristic, information accessibility, communication intensity and PUSTAKA

(4)

SITI MARYAM. Efektivitas Penyebaran Informasi di bidang Pertanian melalui Perpustakaan Digital (Kasus pada Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian Bogor). Dibimbing oleh H. MUSA HUBEIS dan MAKSUM.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis (1) Karakteristik, Aksesibilitas informasi dan Intensitas Komunikasi pemustaka, serta Efektivitas penyebaran informasi di bidang pertanian melalui perpustakaan digital; (2) Hubungan antara Karakteristik pemustaka dengan Efektivitas penyebaran informasi di bidang pertanian pertanian melalui perpustakaan digital; (3) Hubungan antara Aksesibilitas informasi pemustaka dengan Efektivitas penyebaran informasi di bidang pertanian melalui perpustakaan digital (4) Hubungan antara Intensitas Komunikasi dengan Efektivitas penyebaran informasi di bidang pertanian melalui perpustakaan digital; dan (5) Hubungan antara karakteristik pemustaka, aksesibilitas informasi pemustaka dan intensitas Komunikasi pemustaka secara bersama-sama dengan Efektivitas penyebaran informasi di bidang pertanian melalui perpustakaan digital di PUSTAKA Bogor.

Penelitian dilaksanakan di Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian (PUSTAKA) Bogor, sejak bulan Maret sampai Juni 2008. Desain penelitian berupa survei diskriptif korelasional dengan kuesioner sebagai alat pengumpul data primer. Pengambilan contoh dilakukan dengan teknik non-probability sampling menggunakan cara convinience sampling, dengan jumlah contoh 82 orang pemustaka yang semuanya mahasiswa.

Data dianalisis secara deskriptif berupa distribusi frekuensi dan analisis inferensial, untuk melihat sejauhmana situasi peubah dilihat dari peubah lainnya. Analisis inferensial dilakukan dengan uji statistik untuk menjelaskan secara logis keterkaitan antar peubah tersebut melalui analisis korelasi Rank Spearman dengan program SPSS 16.0 for windows.

Hasil penelitian secara diskriptif menunjukkan bahwa Pemustaka mahasiswa dalam penelitian ini tergolong usia muda dengan perbandingan perempuan lebih banyak daripada laki-laki dan sebagian besar sedang menjalankan pendidikan formalnya di program sarjana khususnya S1 dengan program studi yang diambilnya lebih banyak yang berada di luar bidang pertanian. Selain pendidikan formal yang ditekuni, kegiatan non formal seperti kursus, pelatihan dan sejenisnya banyak ditekuni pemustaka. Berdasarkan kekosmopolitan dan aktivitas sosialnya, pemustaka tergolong kosmopolit dan sebagian besar mengikuti kegiatan sosial kemasyarakatan di bidang kerohanian. Berbagai sumber informasi banyak diakses responden dari mulai media cetak terutama buku dan majalah, media elektronik yang sebagian besar memilih internet dan melalui sumber informasi yang bersifat personal terutama dengan teman mahasiswa. Jenis informasi yang diakses responden lebih banyak berupa artikel lengkap dari pada bibliografi, abstrak atau yang lainnya. Perpustakaan kampus lebih sering didatangi responden daripada perpustakaan lainnya. Sementara

(5)

sampai 2 jam dengan subjek yang dicari lebih banyak di luar bidang pertanian seperti manajemen, komputer, sosial ekonomi (sosek) dan sebagainya. Intensitas komunikasi yang dilakukan responden melalui komunikasi interaktif lebih banyak dilakukan kepada teman mahasiswa daripada dengan dosen dan frekuensi diskusi kelompok lebih banyak dari pada seminar. Terpaan media massa baik melalui radio, televisi maupun surat kabar, jumlah karya tulis yang dihasilkan dan dipresentasikan dalam tiga bulan terakhir serta langganan media massa sebagian besar responden relatif rendah. Efektivitas penyebaran informasi di bidang pertanian melalui perpustakaan digital di PUSTAKA Bogor berdasarkan kinerja layanan, ketersediaan database hasil penelitian pertanian, ketersediaan fasilitas akses informasi, jumlah fasilitas penelusuran, kesesuaian dan ketersediaan informasi maupun kepuasan hasil yang dicapai di PUSTAKA sebagian besar pemustaka berpendapat cukup memuaskan (69,67%) sampai memuaskan (74,19%). Bila dilihat dari presentasi skor maka efektivitas penyebaran informasi di bidang pertanian melalui perpustakaan digital di PUSTAKA Bogor berada pada kategori skor yang tinggi (70,74%).

Secara umum karakteristik responden tidak ada hubungannya dengan efektivitas penyebaran informasi di bidang pertanian melalui perpustakaan digital. Responden mencari informasi bukan karena berbagai fasilitas yang terdapat di PUSTAKA, tapi karena sebagai mahasiswa umumnya, perpustakaan adalah salah satu tempat untuk mencari informasi yang dibutuhkan dalam menyelesaikan tugas-tugas perkuliahannya dan PUSTAKA adalah perpustakaan khusus yang menyediakan koleksi dan informasi yang dibutuhkan mahasiswa yang banyak berkaitan dengan bidang pertanian. Aksesibilitas informasi responden tidak menentukan pandangannya terhadap efektivitas penyebaran informasi di bidang pertanian melalui perpustakaan digital. Kecepatan dan ketepatan responden dalam mengakses informasi yang dicari dan didapatkan tidak selalu tergantung dengan adanya berbagai fasilitas yang ada di PUSTAKA, akan tetapi seringnya responden ke PUSTAKA akan membawa penilaian yang positif terhadap kegiatan penyebaran informasi di bidang pertanian tersebut. Walaupun intensitas komunikasi tidak menentukan penilaian responden terhadap efektivitas penyebaran informasi di bidang pertanian melalui perpustakaan digital, aktifivitas responden dalam pencarian informasi yang dibutuhkan membawa persepsi yang positif terhadap kegiatan penyebaran informasi di bidang pertanian. Seringnya berkomunikasi secara interpersonal dengan sumber-sumber informasi dan banyaknya karya tulis yang dihasilkan membawa responden untuk selalu menggunakan PUSTAKA dalam memenuhi kebutuhan akan informasi yang dicarinya.

Secara umum, karakteristik responden, aksesibilitas informasi dan intensitas komunikasi tidak berhubungan nyata dan positif dengan efektivitas penyebaran informasi di bidang pertanian melalui perpustakaan digital. Hal ini disebabkan responden tidak mempersoalkan kinerja layanan maupun berbagai ketersediaan fasilitas yang ada di PUSTAKA, mereka cenderung mencari informasi yang berkaitan dengannya sepanjang informasi itu ada di PUSTAKA. Responden juga tidak menjadikan PUSTAKA ini sebagai satu-satunya tempat untuk memperoleh informasi, karena di era globalisasi ini berbagai informasi sangat mudah didapatkan, khususnya

(6)

antar peubah bebas menunjukkan hanya karakteristik responden yang menentukan kecepatan dan ketepatannya dalam mengakses informasi yang dibutuhkan, akan tetapi tidak mempengaruhi aktifitasnya dalam pencarian informasi. Hal ini menunjukkan responden sesuai dengan karakteristiknya memerlukan aksesibilitas yang tinggi dalam memperoleh informasi yang dibutuhkan. Pencarian informasi dengan melakukan intensitas komunikasi yang sudah dilakukan harus dibarengi dengan ketersediaan berbagai sarana dan fasilitas pengaksesan yang memadai.

Selain internet, fasilitas penelusuran elektronik seperti CD-ROM dan OPAC harus lebih disosialisasikan agar fungsi PUSTAKA sebagai perpustakaan digital lebih optimal. Dari hasil penelitian, penyebaran informasi di bidang pertanian melalui perpustakaan digital yang diterapkan PUSTAKA Bogor sudah cukup efektif. Hal ini bisa dijadikan referensi bagi perpustakaan sejenis di seluruh Indonesia dalam upaya mengembangkan perpustakaan digital. Ketersediaan perangkat TIK untuk penelusuran, download, dan komunikasi data yang ada di PUSTAKA perlu disesuaikan dengan intensitas dan jumlah pengguna (pemustaka), termasuk kecepatan aksesnya. Tidak hanya kepada peneliti di lingkungan Badan Litbang Pertanian, Perpustakaan digital PUSTAKA perlu lebih dipromosikan kepada masyarakat luas dengan publikasi dan iklan melalui media massa terutama televisi sebagai perpustakaan terlengkap dan termodern di bidang pertanian.

Kata kunci : Efektivitas, penyebaran informasi di bidang pertanian, perpustakaan digital, karakteristik, aksesibilitas informasi, intensitas komunikasi dan PUSTAKA

(7)

©Hak cipta milik IPB, tahun 2008 Hak Cipta dilindungi Undang-Undang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB

Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis dalam bentuk apapun tanpa izin IPB

(8)

(Kasus Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian)

SITI MARYAM

Tesis

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada

Program Studi Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2008

(9)
(10)

Judul Tesis : Efektivitas Penyebaran Informasi di bidang pertanian melalui Perpustakaan Digital (Kasus pada Pusat

Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian)

Nama : Siti Maryam

NIM : I 353060051

Disetujui Komisi Pembimbing

Prof. Dr. Ir. Musa Hubeis, MS, Dipl.Ing. DEA Drs. Maksum, MSi. Ketua Anggota

Diketahui

Ketua Program Studi Dekan Sekolah Pascasarjana Komunikasi Pembangunan

Pertanian dan Pedesaan

Prof. Dr. Ir. Sumardjo, M.S. Prof. Dr. Ir. Khairil A. Notodiputro, M.S.

(11)

PRAKATA

Alhamdulillahhirobbilalamin, puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahNya, tesis berjudul “ Efektivitas penyebaran Informasi di bidang Pertanian melalui Perpustakaan Digital (Kasus pada Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Pertanian Bogor)” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada Program Studi Komunikasi Pembangunan Pertanian Pedesaan (KMP), Sekolah Pascasarjana IPB dapat diselesaikan.

Penyelesaian tesis ini tidak akan berjalan lancar tanpa adanya bantuan dan doa dari berbagai pihak, maka dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan penghargaan dan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Prof.Dr.Ir.H Musa Hubeis, MS, Dipl. Ing, DEA selaku ketua komisi pembimbing dan Bapak Drs. Maksum, MSi selaku anggota komisi pembimbing, karena di sela-sela kesibukannya, dengan segala kesabaran, dedikasi dan motivasi dalam memberikan bimbingan telah memberi arahan dan masukan sejak pemilihan topik hingga tersusunnya tesis ini.

Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Dr.Drh.Syahrun Hamdani Nasution yang telah bersedia menjadi penguji luar komisi dalam ujian tesis, Prof. Dr.Ir. H. Sumardjo, MS selaku Ketua Program Studi KMP dan seluruh dosen pengasuh mata kuliah yang telah memberikan ilmunya kepada penulis, serta staf sekretariat KMP, khususnya Mba Lia yang banyak membantu penulis dalam administrasi.

Kepada Kepala Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian Bogor beserta staff, penulis mengucapkan terimakasih atas ijin dan bantuannya dalam pengumpulan data penelitian, begitu juga kepada pemustaka mahasiswa di PUSTAKA yang mau menjawab dengan jujur dan ikhlas berbagai pertanyaan yang penulis ajukan.

(12)

David, penulis mengucapkan terima kasih atas dukungan dan doa. Kebersamaan, kesetiakawanan dan persaudaraan yang telah terjalin selama ini tidak akan penulis lupakan.

Penghargaan dan terimakasih yang tulus diucapkan kepada suami tercinta Aa Bambang AS, dan anak-anak tersayang, Dea, Tia dan Fabi, sebagai motivator utama penulis dalam menyelesaikan studi ini. Kepada Umi, bapak, adik-adik dan seluruh keluarga yang telah memberikan doa dan dukungannya, penulis ucapkan terima kasih.

Penulis menyadari bahwa tesis ini masih banyak kekurangan, maka semua masukan baik pendapat, kritik maupun saran dari semua pihak sangat penulis hargai guna penyempurnaan tesis ini. Semoga tesis ini bermanfaat bagi pihak-pihak yang memerlukan. Amin

Bogor, Agustus 2008 Penulis

(13)

Penulis dilahirkan di Jakarta, pada tanggal 27 Desember 1965 dan merupakan anak pertama dari lima bersaudara dengan ayah H. Ibrahim Abdullah dan ibu Hj. Zenab Sholihat.

Sejak SD sampai sekolah menengah (SMP dan SMA), semuanya penulis jalankan di Jakarta. Setelah tamat SMA N 38 Jakarta pada tahun 1984, penulis melanjutkan pendidikan di Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jakarta, Fakultas Ilmu Komunikasi dan lulus pada tahun 1989. Pada tahun yang sama dengan kelulusan tersebut, penulis ditawarkan untuk menjadi staf pengajar di almamater tempat penulis menimba ilmu dan enam bulan kemudian menjadi dosen tetap di sana sampai tahun 1995.

Tahun 1990 penulis menikah dengan Aa Bambang AS dan dikaruniai putra dan putri, Idealisa Fitriana Aina, Fath Perfectia Aslima dan Quadiliba Alfarabi. Karena kesibukan penulis dalam mengurus anak-anak yang masih kecil, pada tahun 1995 penulis memutuskan untuk berhenti menjadi dosen tetap di IISIP Jakarta dan pada tahun 1997 mulai bekerja di Universitas Sahid Jakarta sebagai dosen luar biasa sampai sekarang.

Tahun 2006 penulis mempunyai kesempatan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang S2 di Institut Pertanian Bogor dengan mendalami studi Komunikasi Pembangunan.

(14)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ··· vi

DAFTAR GAMBAR ··· vii

DAFTAR LAMPIRAN ··· viii

PENDAHULUAN ··· 1

Latar Belakang Penelitian ··· 1

Perumusan Masalah ··· 8

Tujuan Penelitian ··· 9

Manfaat Penelitian ... 10

Ruang Lingkup Penelitian ... 10

TINJAUAN PUSTAKA ··· 11

Komunikasi ··· 11

Informasi··· 15

Teknologi Informasi dan Komunikasi··· 18

Efektivitas Penyebaran Informasi di bidang pertanian ··· 21

Perpustakaan Digital ··· 25

Sumber Daya Perpustakaan ··· 28

Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian ··· 34

Model Pencarian Informasi ··· 37

METODOLOGI PENELITIAN ··· 41

Kerangka Pemikiran dan Hipotesis ··· 41

(15)

Pengumpulan Data ··· 46

Validitas dan Reliabilitas··· 46

Definisi Operasional··· 48

Pengolahan dan Analisis Data ··· 51

HASIL DAN PEMBAHASAN ··· 52

Gambaran Umum PUSTAKA Bogor ... 52

Karakteristik Pemustaka ... 63

Aksesibilitas Informasi ... 67

Intensitas Komunikasi ... 74

Efektivitas Penyebaran Informasi di Bidang Pertanian melalui Perpustakaan Digital ... 78

Hubungan antara Karakteristik Pemustaka, Aksesibilitas Informasi dan Intensitas Komunikasi dengan Efektivitas Penyebaran Informasi Pertanian melalui Perpustakaan Digital ………... 95

KESIMPULAN DAN SARAN ... 102

Kesimpulan ... 102

Saran ... 103

DAFTAR PUSTAKA ... 105

(16)

DAFTAR TABEL

No. Halaman

1. Trend perpustakaan ditinjau dari koleksi yang dimiliki ... 25 2. Keadaan koleksi PUSTAKA sampai tahun 2007 ... 55 3. Distribusi responden menurut karakteristik pemustaka ... 63 4. Aksesibilitas informasi berdasarkan berbagai sumber informasi

yang diakses responden ... 67 5. Aksesibilitas informasi berdasarkan berbagai jenis informasi

yang diakses responden ... 69 6. Aksesibilitas informasi berdasarkan frekuensi ke perpustakaan

yang diakses responden ... 70 7. Aksesibilitas informasi berdasarkan berbagai cara penelusuran

yang diakses responden ... 71 8. Aksesibilitas informasi berdasarkan berbagai subjek yang

dicari responden ... 72 9. Aksesibilitas informasi berdasarkan waktu yang digunakan

responden dalam menelusur informasi yang dicari ... 73 10. Distribusi intensitas komunikasi responden ... ... 74 11. Efektivitas penyebaran informasi di bidang pertanian berdasarkan

Persepsi responden terhadap kinerja layanan PUSTAKA ... 80 12. Efektivitas penyebaran informasi di bidang pertanian berdasarkan

pendapat responden terhadap ketersediaan database hasil penelitian

(17)

di PUSTAKA ... 83 14. Efektivitas penyebaran informasi di bidang pertanian berdasarkan

pendapat responden terhadap jumlah fasilitas penelusuran

di PUSTAKA ... 85 15. Efektivitas penyebaran informasi di bidang pertanian berdasarkan

penilaian responden terhadap kesesuaian dan ketersediaan informasi

di PUSTAKA ... 86 16. Efektivitas penyebaran informasi di bidang pertanian berdasarkan

Pendapat responden terhadap kepuasan hasil yang dicapai... 86 17. Efektivitas penyebaran informasi di bidang pertanian melalui

perpustakaan digital PUSTAKA berdasarkan keseluruhan rataan skor 87 18.Hubungan peubah karakteristik responden dengan peubah

efektivitas penyebaran informasi di bidang pertanian melalui

perpustakaan digital ... 89 19.Hubungan peubah aksesibilitas informasi dengan peubah

efektivitas penyebaran informasi di bidang pertanian melalui

perpustakaan digital ... 90 20.Hubungan peubah intensitas komunikasi dengan peubah

efektivitas penyebaran informasi di bidang pertanian melalui

perpustakaan digital …... 93 21. Hubungan antar peubah karakteristik ,aksesibilitas informasi,

intensitas komunikasi dan efektivitas penyebaran informasi ………. 95

22. Hubungan peubah karakteristik pemustaka dengan

peubah aksesibilitas informasi pemustaka ………... 97 23. Hubungan peubah karakteristik pemustaka dengan

peubah intensitas komunikasi pemustaka ………... 99 24.. Hubungan peubah aksesibilitas informasi dengan

(18)

DAFTAR GAMBAR

No. Halaman

1. Kebijakan pengembangan TIK... 20 2. Model pencarian informasi ... 38

3. Hubungan karakteristik pemustaka, aksesibilitas terhadap

informasi dan intensitas komunikasi dengan efektivitas penyebaran informasi di bidang pertanian melalui perpustakaan digital ... 43 4. Struktur organisasi PUSTAKA ... 53

(19)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Halaman

1. Surat ijin penelitian ... 108

2. Kuesioner penelitian... 111

3. Data deskriptif hasil penelitian ... 119

4. Uji validitas dan realibilitas... 121

(20)

PENDAHULUAN

Latar Belakang Penelitian

Pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi secara intensif untuk pembangunan pertanian hanya dapat dilakukan apabila ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) di bidang tersebut dan bidang terkait lainnya dapat dihimpun dan dikelola dengan baik, sehingga mudah ditemukan kembali melalui sistem penelusuran (retrieval) yang tepat. Dewasa ini sistem temu kembali informasi sangat mudah dilakukan, terutama dengan berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Kemajuan TIK telah mampu menjawab permasalahan komunikasi yang diakibatkan oleh faktor jarak dan waktu. Terciptanya suatu sistem jaringan informasi global yang dikenal dengan internet, juga mampu mewujudkan sistem komunikasi data secara cepat, tepat dan akurat.

Dalam kurun 10 tahun terakhir, kemajuan TIK telah dimanfaatkan dengan baik dalam bidang perpustakaan, dokumentasi dan informasi oleh berbagai institusi pemerintah, swasta, perguruan tinggi, sekolah, maupun perorangan. Dalam perkembangannya, teknologi informasi sudah dan akan mengarah pada teknologi dengan ciri-ciri konvergensi, miniaturisasi, embedded, on demand, grid, intellegent,

wireless inter networking, open source, seamles integration dan umbiquitous

(Kementrian Negara Ristek, 2006).

Perkembangan masyarakat dan kemajuan teknologi informasi dari tahun ke tahun menyebabkan perpustakaan tidak lagi hanya menghimpun dan meminjamkan buku, melainkan juga bahan-bahan telaah lainnya, baik dalam bentuk database elektronik, CD-ROM, media visual maupun media audio visual. Menurut Effendy (2000), hal tersebut menunjukkan bahwa fungsi perpustakaan tidak lagi semata-mata sebagai sarana edukatif dan rekreatif, tetapi juga sebagai sarana informatif,

kreatif dan inovatif.

Perpustakaan tidak hanya berkorelasi dengan penemuan-penemuan baru dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi tetapi juga berkorelasi dengan jumlah penduduk, tingkat literasi dan kebiasaan membaca. Konsekuensinya, jika

(21)

jumlah penduduk meningkat, tingkat literasi harus meningkat, taraf kebiasaan membaca mesti meningkat dan pada gilirannya wajar pula jika perpustakaan berkembang, baik dalam jumlahnya maupun dalam kelengkapannya (Effendy, 2000).

Perkembangan teknologi informasi, juga telah menimbulkan perubahan besar pada cara seseorang dalam memanfaatkan data, informasi dan pengetahuan. Perpustakaan adalah tempat dimana masyarakat dapat melakukan hal tersebut, karena kompetensi utama perpustakaan adalah penyediaan dan penyebaran informasi iptek. Sebagaimana dikemukakan oleh Ratnaningsih (1998) bahwa perpustakaan merupakan sarana penyediaan informasi dan pelestarian kebudayaan yang penting untuk keperluan pendidikan, penelitian dan pengembangan ilmu pada pembangunan nasional. Selanjutnya Ratnaningsih (1998) menyatakan bahwa perpustakaan adalah suatu lembaga pendidikan non formal yang menyediakan koleksi dan informasi yang beraneka ragam dan berguna untuk mengubah cara berpikir, bertingkah laku dan berperasaan dalam menghadapi proses kehidupan yang selalu berubah. Perubahan tersebut harus senantiasa dihadapi dan diikuti perkembangannya baik oleh lembaga perpustakaannya maupun pustakawannya.

Di era globalisasi ini, informasi memainkan peranan yang sangat menentukan. Berbagai informasi baik isi maupun jenisnya sangat mudah didapat. Informasi yang banyak dicari publik di era ini yang pada mulanya berkisar pada informasi yang bersifat ringan, bergeser pada hal-hal yang lebih serius dan berat, seperti, temuan-temuan baru (inovasi) atau hasil rekayasa di bidang teknologi terapan (industri, pertanian, makanan, peternakan, wisata, bisnis, informasi, pusat dokumentasi dan sebagainya) (Suryana dalam Koswara, 1998)

Informasi yang berisi berbagai hasil temuan baru seperti teknologi di bidang pertanian sangat banyak dibutuhkan oleh pengguna yang berkecimpung di dalamnya, hal ini menjadikan informasi tersebut banyak diburu dan dimanfaatkan oleh masyarakat pertanian. Dengan demikian diseminasi informasi teknologi pertanian ini sangat perlu dioptimalkan agar tepat guna dan tepat sasaran.

(22)

Terbukanya pasar global dan peningkatan selera konsumen ke arah mutu produk pertanian yang lebih tinggi merupakan tantangan yang harus ditanggapi secara sistematis, antara lain dengan mengoptimalkan kegiatan diseminasi (penyebarluasan informasi) hasil penelitian dan teknologi pertanian melalui berbagai media, baik media cetak (buku, prosiding, jurnal,brosur, leaflet atau folder dan poster), media elektronik (televisi, radio, CD, surat elektronik, dan internet) maupun melalui tatap muka (seminar, lokakarya, workshop atau apresiasi dan advokasi) ( Setiabudi dalam PUSTAKA, 2007).

Perpustakaan merupakan suatu lembaga yang mengurusi hal-hal yang berkaitan dengan informasi dari sejak menghimpun, mengolah sampai mendesiminasikan informasi kepada para penggunanya. Perkembangan yang sangat pesat di dunia ilmu pengetahuan dan teknologi juga membawa pengaruh pada layanan perpustakaan, sehingga kemajuan teknologi, terutama teknologi informasi harus bisa di adaptasi oleh perpustakaan.

Namun demikian, kondisi perpustakaan di Indonesia secara umum masih memprihatinkan, 90% diantaranya belum memiliki infrastruktur lengkap termasuk sumber daya manusia (Hartanto dalam Perpustakaan Nasional R.I. 2005). Mentalitas dan wawasan keilmuan sumber daya manusia perpustakaan (pustakawan) juga menjadi salah satu kendala bagi terwujudnya layanan prima perpustakaan. Kondisi di atas mempengaruhi mutu pelayanan kepada pengguna (pemustaka), sehingga pelayanan pada sebagian perpustakaan di Indonesia masih ada yang kurang sesuai dengan harapan pemustakanya.

Rendahnya tingkat koordinasi dan komunikasi antar perpustakaan dalam pemanfaatan bersama sumber daya informasi, menyebabkan sistem layanan informasi menjadi tidak optimal, kurang efektif dan kurang efisien (Maksum, 2007). Selanjutnya dikemukakan bahwa hal tersebut disebabkan oleh rendahnya tingkat kompetensi para pengelola perpustakaan (pustakawan dan petugas perpustakaan) dalam hal pendidikan, keahlian dan keterampilan dalam pengelolaan sistem informasi (management information system) dan aplikasi teknologi informasi (management information technology).

(23)

Peran perpustakaan dalam proses belajar, diseminasi informasi dan iptek di dalam masyarakat perlu dioptimalkan. Optimalisasi tersebut dilakukan dengan cara memenuhi keinginan dan kebutuhan dari para pemustakanya melalui penyediaan pelayanan yang memuaskan.

Pelayanan perpustakaan merupakan salah satu pintu masuk bagi terjadinya proses belajar, transfer informasi, ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut. Hal ini memungkinkan apa yang dimiliki seseorang melalui perpustakaan dapat dimanfaatkan oleh orang lain. Dengan pelayanan bermutu akan tercipta suasana menyenangkan, sehingga interaksi pengguna dengan perpustakaan dapat terjadi berulang-ulang. Seperti halnya, para peneliti dan penyuluh pertanian yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia, selain menghasilkan informasi juga memerlukan informasi. Melalui sistem layanan digital yang dikembangkan perpustakaan dimana para peneliti dan penyuluh berada, dapat dilakukan komunikasi data/informasi melalui jaringan internet dengan cara pemanfaatan e-mail, SMS Center, upload maupun download.

Untuk mewujudkan hal tersebut, berbagai kegiatan dan usaha harus dilakukan. Mulai dari pengumpulan beragam sumber-sumber informasi yang sesuai dengan kompetensi utama perpustakaan, baik yang terekam, tercetak maupun dalam format digital dan multimedia. Beragam format informasi tersebut kemudian dikelola dengan sistem modern agar dapat dimanfaatkan dengan mudah dan cepat oleh pemustaka.

Memasuki era digital, demi memenuhi tuntutan kebutuhan pemustaka, perpustakaan mulai mengembangkan sistem layanan digital, atau dikenal dengan perpustakaan digital (digital library). Menurut Deegan (2002) perpustakaan digital adalah ”From a research perspective, digital libraries are content collected and

organized on behalf of user communities. From a library perspective, digital librarie are institutions that provide information services in digital formats”.

Sedangkan menurut Asms dalam Deegan, (2002), perpustakaan digital adalah: ”A

(24)

is stored in digital formats and accessible over a network. A crucial part of this definition is that the information is managed”.

Dari dua definisi di atas dapat disimpulkan bahwa perpustakaan digital memiliki ciri-ciri : (1) memakai teknologi yang memiliki kemampuan mengintegrasikan dan menyebarkan informasi dalam format digital; (2) memiliki koleksi digital yang mencakup data dan informasi di lingkungan internal maupun eksternal perpustakaan; (3) merupakan kegiatan mengkoleksi dan mengatur sumber daya digital yang dikembangkan bersama-sama untuk memenuhi kebutuhan pemustaka. Dengan demikian, untuk membangun sebuah perpustakaan digital diperlukan tiga faktor utama, yaitu ketersediaan informasi dalam format digital yang memadai, ketersediaan SDM yang memiliki keahlian dalam mengelola informasi dan TIK, serta tersedianya infrastruktur TIK yang memadai.

Betapapun moderennya teknologi informasi, hanyalah setumpukan mesin yang hanya berfungsi sebagai alat komunikasi maupun penyebaran informasi yang tidak bisa bergerak, ia hanya berfungsi apabila digerakkan oleh manusia. Oleh karena itu, dikatakan oleh Prijosaksono dan Sembel dalam Maksum (2007), betapapun unggulnya sebuah produk, atau seberapa kuatnya sebuah kasus hukum, kesuksesan tidak akan pernah diperoleh tanpa penguasaan ketrampilan komunikasi yang efektif. Disinilah letak pentingnya kemampuan mengembangkan komunikasi yang efektif sebagai salah satu keterampilan yang amat diperlukan dalam rangka pengembangan diri, baik secara personal maupun profesional. Paling tidak seorang petugas perpustakaan atau pustakawan harus menguasai empat jenis ketrampilan dasar dalam berkomunikasi, yaitu menulis membaca (bahasa tulisan) dan mendengar berbicara (bahasa lisan).

Empati adalah cara komunikasi tertinggi yang perlu dikuasai oleh seorang pustakawan atau petugas perpustakaan, karena harus melakukan komunikasi dengan telebih dahulu mengerti, memahami karakter dan maksud tujuan pemustakanya, kebaikan dan sopan santun dalam suatu hubungan interaksi. Demikian dengan janji seorang pustakawan untuk memenuhi kebutuhan pemustakanya adalah deposito besar; melanggar janji adalah menanam keburukan atau ketidakpercayaan.

(25)

Integritas harus dijunjung tinggi oleh petugas pelayanan perpustakaan, karena integritas merupakan fondasi utama dalam membangun komunikasi yang efektif. Tidak ada persahabatan atau teamwork tanpa ada kepercayaan (trust), dan tidak akan ada kepercayaan tanpa ada integritas. Integritas mencakup hal-hal yang lebih dari sekadar kejujuran (honesty). Kejujuran mengatakan kebenaran atau menyesuaikan kata-kata dengan realitas. Integritas adalah menyesuaikan realitas dengan kata-kata dan bersifat aktif, sedangkan kejujuran bersifat pasif.

Identifikasi masalah

Dewasa ini, kemajuan TIK sudah menjadi kebutuhan primer bagi masyarakat. Oleh karena itu, perpustakaan yang tidak mau mengubah identitasnya dari sistem konvensional ke sistem digital akan ditinggalkan oleh masyarakat pemustaka. Sehubungan dengan hal tersebut, Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian selanjutnya disebut PUSTAKA adalah salah satu institusi yang berada di bawah Badan Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Pertanian, Departemen Pertanian yang berdasarkan SK Menteri Pertanian No 299, 2005 salah satu tugasnya adalah melaksanakan pembinaan perpustakaan di seluruh unit kerja Departemen Pertanian. Pengembangan perpustakaan digital di PUSTAKA telah dimulai sejak tahun 1980-an, dimulai dengan membangun infrastruktur jaringan internet dan pangkalan data hasil penelitian pertanian (PUSTAKA, 2006).

Disamping pembangunan pangkalan data, PUSTAKA memiliki sejumlah koleksi elektronik dalam bentuk on-line dan off-line seperti ROM, CD-Interaktif, VCD dan audio visual lainnya yang berisi informasi bibliografis, abstrak dan fulltext tentang hasil penelitian pertanian dan biologi, baik yang dihasilkan di dalam negeri maupun di luar negeri, sedangkan dalam bentuk on-line berupa langganan majalah elektronik (e-journal) yang berisi jurnal bidang pertanian dan bidang terkait lainnya. Seluruh informasi elektronik ada di PUSTAKA dan jurnal ilmiah yang telah diregistrasi telah dimuat dalam website (www.pustaka-deptan.go.id) yang dapat diakses oleh para peneliti Badan Litbang Pertanian di masing-masing unit kerjanya. Sedangkan untuk pemustaka lainnya, jurnal-jurnal tersebut dapat diakses melalui on-line atau media cetak apabila pemustaka datang

(26)

ke perpustakaan unit kerja Badan Litbang Pertanian yang tersebar di seluruh provinsi di Indonesia (PUSTAKA, 2006).

Layanan informasi yang dikembangkan PUSTAKA tidak hanya dalam bentuk jaringan internet, intranet, dan local area network (LAN), juga dikembangkan dalam bentuk pembinaan SDM agar memiliki keahlian dan keterampilan komunikasi. Pada dasarnya pelayanan perpustakaan adalah pelayanan publik, dimana keterampilan komunikasi, kemampuan empati, keramahan, sopan santun, kemampuan membaca pikiran dan keinginan pemustaka, menjadi pegangan utama petugas perpustakaan, disamping kemampuan menganalisis dan mensintesis pokok permasalahan atau subyek informasi yang dicari pemustaka.

Pada umumnya, pengunjung PUSTAKA berasal dari lembaga-lembaga yang berada di wilayah Jakarta dan Bogor. Jumlah pengunjung perpustakaan sampai dengan akhir Desember 2006 mencapai 4.292 orang, sedangkan jumlah permintaan penelusuran mencapai 567 orang. Pemustaka lebih didominasi oleh pengguna yang datang langsung (87,96 %) yang terdiri atas pelajar, mahasiswa, peneliti, petugas dari instansi pemerintah, ilmuwan, pustakawan dan pengguna lain (swasta atau petani). Mahasiswa merupakan pengguna terbanyak yang mengunjungi PUSTAKA dalam 3 tahun terakhir yaitu 53 % di tahun 2005, 29% tahun 2006 dan 27% tahun 2007 (PUSTAKA, 2007). Walaupun secara statistik pengguna mahasiswa ini cenderung menurun karena berbagai media khususnya internet kini banyak diakses, PUSTAKA tetap merupakan salah satu perpustakaan khusus yang menjadi tujuan dalam pencarian informasi berkaitan dengan bidang pertanian yang merupakan salah satu kebutuhan mereka dalam menyelesaikan tugas-tugas perkuliahan maupun dalam pembuatan karya ilmiah.

Berdasarkan fokus dan lokus latar belakang di atas, maka untuk mengetahui sejauhmana hubungan antara karakteristik personal pemustaka, aksesibilitas terhadap informasi dan intensitas komunikasi dengan efektivitas penyebaran informasi di bidang pertanian melalui perpustakaan digital di PUSTAKA perlu dilakukan penelitian.

(27)

Penelitian ini penting mengingat di era globalisasi kemajuan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) telah berdampak nyata terhadap perkembangan informasi, perubahan sikap dan perilaku masyarakat yakni timbulnya perubahan besar-besaran pada cara manusia dalam memanfaatkan data dan informasi. Hal ini mengakibatkan kecepatan, ketepatan dan akurasi menjadi peubah penting dalam sistem pencarian informasi. Keadaan tersebut menjadi tantangan dan peluang bagi lembaga pelayanan publik, diantaranya PERPUSTAKAAN.

Salah satu perpustakaan yang tergolong maju dalam penyediaan informasi yang berbasis TIK adalah PUSTAKA, hal ini didasarkan pada hasil pengamatan dan studi literatur pada berbagai situs perpustakaan khusus dan perpustakaan lembaga pemerintah, PUSTAKA merupakan salah satu institusi pemerintah yang paling memenuhi syarat untuk dijadikan obyek dan lokasi penelitian. Hal tersebut dilihat dari kemampuan sumber daya perpustakaan (SDM, Informasi, Infra struktur dan sistem layanan) dalam menyebarkan informasi di bidang pertanian sudah berbasis digital. Dengan demikian penelitian ini sangat erat keterkaitan dengan bidang studi komunikasi pembangunan pertanian dan pedesaan yang ditekuni peneliti. Sehingga dapat memberi kontribusi dalam pengembangan ilmu komunikasi, khususnya bidang informasi dan perpustakaan.

Perumusan Masalah

Untuk mengetahui apakah proses penyebaran informasi di bidang pertanian melalui perpustakaan digital di PUSTAKA Bogor ini efektif atau telah memenuhi kebutuhan dan harapan pemustaka, maka perlu dilakukan penelitian. Dalam penelitian ini istilah penguna perpustakaan disebut Pemustaka. Pemustaka adalah istilah baru yang telah ditetapkan dalam UU Perpustakaan No 143 tahun 2007, dimana Pemustaka adalah istilah pengganti bagi pengguna perpustakaan.

Berdasarkan uraian dalam latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan yang akan diteliti, yaitu :

1. Bagaimanakah karakteristik, aksesibilitas informasi dan intensitas komunikasi pemustaka, serta efektivitas penyebaran informasi di bidang pertanian melalui perpustakaan digital di PUSTAKA Bogor ?

(28)

2. Seberapa besar hubungan antara karakteristik pemustaka dengan efektivitas penyebaran informasi di bidang pertanian melalui perpustakaan digital di PUSTAKA Bogor ?

3. Seberapa besar hubungan antara aksesibilitas terhadap informasi dengan efektivitas penyebaran informasi di bidang pertanian melalui perpustakaan digital di PUSTAKA Bogor ?

4. Seberapa besar hubungan antara intensitas komunikasi dengan efektivitas penyebaran informasi di bidang pertanian melalui perpustakaan digital di PUSTAKA Bogor ?

5. Seberapa besar hubungan antara karakteristik pemustaka, aksesibilitas informasi dan intensitas komunikasi secara bersama-sama dengan efektivitas penyebaran informasi di bidang pertanian melalui perpustakaan digital di PUSTAKA Bogor ?

6. Seberapa besar hubungan antara ketiga peubah bebas : karakteristik, aksesibilitas informasi, dan intensitas komunikasi pemustaka di PUSTAKA Bogor ?

Tujuan Penelitian

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penyebaran informasi di bidang pertanian melalui perpustakaan digital di PUSTAKA Bogor. Secara spesifik bertujuan :

1. Mengetahui dan menganalisis karakteristik, aksesibilitas informasi, dan intensitas komunikasi pemustaka serta efektivitas penyebaran informasi di bidang pertanian melalui perpustakaan digital di PUSTAKA Bogor.

2. Mengetahui dan menganalisis hubungan antara karakteristik pemustaka dengan efektivitas penyebaran informasi di bidang pertanian melalui perpustakaan digital di PUSTAKA Bogor

3. Mengetahui dan menganalisis hubungan antara aksesibilitas terhadap informasi dengan efektivitas penyebaran informasi di bidang pertanian melalui perpustakaan digital di PUSTAKA Bogor

(29)

4. Mengetahui dan menganalisis hubungan antara intensitas komunikasi dengan efektivitas penyebaran informasi di bidang pertanian melalui perpustakaan digital di PUSTAKA Bogor .

5. Mengetahui dan menganalisis hubungan antara karakteristik pemustaka, aksesibilitas informasi dan intensitas komunikasi secara bersama-sama dengan efektivitas penyebaran informasi di bidang pertanian melalui perpustakaan digital di PUSTAKA Bogor.

6. Mengetahui dan menganalisis hubungan antara peubah bebas : karakteristik pemustaka dan aksesibilitas informasi dengan intensitas komunikasi di PUSTAKA Bogor.

Manfaat Penelitian

Secara akademik, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam penelitian dan pengembangan keilmuan di bidang komunikasi, khususnya bidang informasi dan perpustakaan. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan mampu memberi masukan bagi PUSTAKA Bogor serta perpustakaan unit kerja lingkup Departemen Pertanian dalam mengembangkan perpustakaan digital. Manfaat ini secara umum merupakan referensi bagi perpustakaan sejenis di seluruh Indonesia dalam upaya mengembangkan perpustakaan digital.

Ruang Lingkup Penelitian

Penyebaran informasi di bidang pertanian melalui perpustakaan digital merupakan suatu proses komunikasi yang memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. Informasi di bidang pertanian memegang peranan penting dalam proses pembangunan pertanian. Tersedianya berbagai sumber informasi yang akan mendesiminasikan (menyebarkan) atau menyampaikan informasi di bidang pertanian dapat mempercepat kemajuan usaha pertanian di pedesaan. Perpustakaan adalah salah satu sumber informasi yang dimaksud dan PUSTAKA sebagai perpustakaan khusus di bidang pertanian telah memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam menyebarkan berbagai informasi di bidang pertanian. Untuk itu ruang lingkup penelitian ini adalah komunikasi, informasi dan perpustakaan digital.

(30)

Ruang lingkup penelitian ini difokuskan pada bagaimana karakteristik personal, aksesibilitas informasi dan intensitas komunikasi pemustaka serta efektivitas penyebaran informasi pertanian melalui perpustakaan digital PUSTAKA Bogor. Selain itu penelitian juga diarahkan untuk melihat keeratan hubungan antara keempat peubah tersebut.

TINJAUAN PUSTAKA

Komunikasi

Manusia telah berkomunikasi selama puluhan ribu tahun. Sebagian besar waktu jaga manusia digunakan untuk berkomunikasi, hal ini diperkuat oleh Tubbs and Moss (1994), bahwa 83,5% manusia menggunakan waktunya untuk berkomunikasi. Dengan demikian manusia akan selalu terlibat dalam tindakan komunikasi. Tindakan komunikasi dapat terjadi dalam beberapa konteks kehidupan manusia, mulai dari kegiatan yang bersifat individual, diantara dua orang atau lebih, kelompok, keluarga, organisasi dalam konteks publik secara lokal, regional dan global atau melalui media massa (Effendy, 2003). Oleh karena itu, Devito (1997) menyatakan bahwa dalam kontek komunikasi setidaknya ada tiga dimensi, yaitu dimensi fisik, dimensi sosial-psikologis dan dimensi temporal. Tempat dimana komunikasi berlangsung disebut dimensi fisik, tata hubungan status dimana komunikasi berlangsung dan aturan budaya berlaku disebut dimensi sosial-psikologis. Sedangkan waktu hitungan tertentu (kurun waktu) dimana komunikasi berlangsung disebut temporal.

Komunikasi adalah suatu proses dimana dua orang atau lebih melakukan pertukaran informasi antara satu dengan lainnya, yang pada gilirannya akan tiba saling pengertian yang mendalam (Prodjosaputro, 1978). Definisi ini menjelaskan hakekat suatu hubungan dengan adanya suatu pertukaran informasi (pesan), diharapkan akan terjadi perubahan sikap, tingkah laku dan kebersamaan dalam menciptakan saling pengertian di antara orang-orang yang ikut serta dalam suatu proses komunikasi (Wursanto, 1987). Komunikasi juga merupakan suatu tingkah laku, perbuatan atau kegiatan penyampaian yang mengandung arti atau makna. Suatu bagian sentral dari segala sesuatu yang dilakukan. Komunikasi akan menjadi

(31)

buruk, karena adanya hambatan komunikasi atau karena tidak ada komunikasi sama sekali. Berhasil tidaknya interaksi antar manusia adalah sebagai akibat langsung dari kesanggupan atau ketidaksanggupan untuk berkomunikasi (Robbins, 1986).

Dalam berkomunikasi orang dapat berbuat, berfikir atau merasakan suatu cara tertentu adanya respon atau reaksi orang yang diajak berkomunikasi. Respon atau reaksi orang yang diajak berkomunikasi adalah umpan balik yang dapat ditangkap dan diterjemahkan ke dalam bahasa penerima, sejauh respon dan reaksi tersebut dimengerti oleh pemberi pesan atau komunikator. Respon itu sendiri dapat terjadi secara langsung maupun tidak tergantung dari bentuk komunikasi yang digunakan (Effendy, 2004). Komunikator yang efektif harus peka terhadap semua tanda-tanda yang memberitahu atau mengisyaratkan kepadanya bagaimana pendengarnya bereaksi.

Untuk mencapai komunikasi yang efektif, umpan balik sangat diperlukan, namun tidak selalu memberikan hasil yang positif, karena adakalanya umpanbalik merupakan gangguan. Orang seringkali menghadapi terjadinya umpan balik dalam suatu komunikasi, tapi kemudian tidak ada melakukan sesuatu untuk mendorong timbulnya untuk menerima atau menafsirkannya (Robbins, 1986). Menurut Effendy (2003), komunikasi adalah upaya sistematis untuk pembentukan pendapat dan sikap. Menurut Schraam dan Kincaid (1977), tujuan dasar dalam komunikasi antar manusia adalah mencapai pengertian bersama yang lebih luas dan mendalam.

Komunikasi tentang apa, dikomunikasikan kepada siapa, bilamana, mengapa dan bagaimana, selalu merupakan pertimbangan dan penentu dalam merancang suatu pesan agar dapat sampai kepada yang dituju. Dengan demikian karakteristik pesan yang dikomunikasikan harus jelas, lengkap, memiliki metode yang tepat, diulang seperlunya, dirasakan bermanfaat bagi kedua belah pihak, relevan dan terpercaya.

Menurut Harold D. Lasswell (seorang ilmuwan politik Amerika) dalam McQuail dan Windahl (1985), cara untuk menggambarkan dengan tepat sebuah tindak komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan; who, says

(32)

populer dan banyak digunakan dalam riset-riset komunikasi, dan jawaban dari pertanyaan paradigmatik Lasswell tersebut menurut Effendy (2003) merupakan unsur-unsur dalam proses komunikasi, yaitu Communicator (komunikator),

message (pesan), media (media), receiver (komunikan/penerima) dan effect (efek).

Komunikator adalah seseorang atau sekelompok orang yang menyampaikan pikirannya atau perasaannya kepada orang lain, dan komunikator dapat bertindak secara individu atau secara kolektif yang melembaga (Soekartawi, 1988). Sedangkan pesan atau message adalah lambang yang bermakna (meaningful

symbols), yakni lambang yang membawakan pikiran, atau perasaan komunikator

(Cutlip and Center, 1971) dan pesan dapat disampaikan dalam berbagai bentuk seperti perintah, saran, usul, pengumuman, surat edaran dan sebagainya.

Menurut Effendy (1992), komunikan adalah seseorang atau sejumlah orang yang menjadi sasaran komunikasi ketika komunikator menyampaikan pesannya. Sejumlah orang yang dijadikan sasaran itu dapat merupakan kelompok kecil maupun kelompok besar, bersifat homogen atau heterogen. Kelompok homogen adalah komunikan yang terdiri dari orang-orang yang relatif mempunyai kesamaan baik dalam usia, pendidikan maupun sistem sosial seperti, pelajar, mahasiswa, bintara dan lain-lain. Sementara kelompok heterogen sebaliknya. Perbedaan dalam besar kecilnya kelompok beserta sifatnya menghendaki komunikator melakukan gaya dan teknik berbeda dalam melakukan komunikasi.

Media adalah sarana untuk menyalurkan pesan-pesan yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan. Media digunakan dalam komunikasi apabila komunikan berada di tempat yang jauh dari komunikator dan/atau jumlahnya banyak (Effendy,1992). Sementara itu, efek adalah tanggapan, respons atau reaksi dari komunikan ketika menerima pesan dari komunikator, dan jawaban lisan atau tertulis dari individu yang memberi respon (tanggapan) ini oleh Sunarjo (1997) disebut opini. Efek ini adalah akibat dari proses komunikasi (Wursanto, 1987).

Efek diklasifikasikan menjadi efek kognitif (cognitive effect), jika menyangkut pikiran atau nalar, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu dan dari tidak mengerti menjadi mengerti; efek afektif (affective effect), yang menyangkut

(33)

perasaan dari tidak senang menjadi senang, dari menolak menjadi menerima, dan efek konatif atau perilaku (conative behavioral effect) apabila dikaitkan dengan perilaku, misalnya dari kondisi malas menjadi rajin dan dari pembangkang menjadi penurut (Effendy, 1992). Dalam ilmu komunikasi, terutama dalam membahas opini publik, pengertian opini, persepsi, sikap dan perilaku tidak dapat dipisahkan (Sunarjo, 1997).

Pembangunan pada dasarnya merupakan upaya untuk melakukan suatu perubahan demi tercapainya tujuan yang diinginkan. Dengan demikian pembangunan menuntut semua pihak dalam masyarakat untuk ikut berpartisipasi baik dalam pemberian input, pelaksanaan dan pemanfaatan hasil yang akan diperoleh, maka komunikasi antar pihak-pihak yang terlibat di dalamnya sangat diperlukan. Astrid Susanto dalam Mardikanto (1987) menyatakan bahwa Komunikasi Pembangunan merupakan proses yang mengajak masyarakat untuk berani meninggalkan sesuatu (yang telah diketahui kebaikan dan keburukannya) untuk menggantikannya dengan sesuatu yang baru (yang belum secara pasti diketahui kebaikannya).

Pengertian yang dikemukakan oleh Astrid seperti itu tentu saja tidak berarti bahwa komunikasi pembangunan hanya bertujuan untuk menyampaikan pesan-pesan pembangunan atau memasyarakatkan program pembangunan, tetapi yang lebih penting adalah menumbuhkan partisipasi semua pihak (sesuai kedudukan dan fungsinya masing-masing) untuk melibatkan diri secara aktif dalam proses pembangunan. Ditambahkan oleh Mardikanto (1987), Komunikasi pembangunan adalah proses komunikasi yang memiliki karakteristik :

1. Menyampaikan atau menginformasikan kepada masyarakat tentang adanya kegiatan pembangunan yang sedang diupayakan oleh pemerintah.

2. Menumbuhkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya kegiatan pembangunan bagi perbaikan mutu hidup atau peningkatan kesejahteraan seluruh lapisan masyarakat.

3. Menumbuhkan kesadaran dan menggerakkan masyarakat untuk berpartisipasi dalam proses pembangunan yang sedang diupayakan pemerintah

(34)

4. Mengajak dan mendidik masyarakat untuk berperilaku dan menerapkan ide-ide serta teknologi yang sudah terpilih guna tercapainya tujuan pembangunan yang telah ditetapkan

5. Memelihara partisipasi masyarakat tersebut secara berkelanjutan demi perbaikan mutu hidup yang lebih baik di masa-masa mendatang.

Inti dari setiap upaya pembangunan adalah tercapainya perbaikan mutu hidup segenap warga masyarakat melalui proses perubahan dalam berbagai aspek kehidupan yang mencakup ekonomi, politik dan sosial budaya. oleh karena itu pesan yang harus dikomunikasikan di dalam proses komunikasi pembangunan haruslah sesuatu yang mampu mendorong atau yang diperlukan untuk berlangsungnya perubahan-perubahan, sekaligus memiliki sifat-sifat pembaharuan yang disebut dengan sifat inovatif (Mardikanto, 1987).

Rogers and Shoemaker (2003) menyebutkan An Innovation is an idea,

practice, or object that is perceived as a new by an individual or other unit of adoption. Sedangkan Gwin and Lionberger (1982) mengartikan inovasi tidak

sekedar sebagai suatu yang baru yang dirasakan oleh seseorang atau (individu) saja, tetapi lebih luas dari itu, yakni sesuatu yang dinilai baru oleh sekelompok masyarakat atau sesuatu yang baru menurut lokalitas tertentu.

Pengertian baru di sini, mengandung makna bukan sekedar baru diketahui dalam artian pikiran (kognitif), akan tetapi karena belum dapat diterima secara luas dalam artian sikap (attitude), dan juga baru dalam artian diputuskan untuk dilaksanakan atau digunakan. Dalam hal ini pengertian inovasi tidak hanya terbatas pengertian benda atau barang hasil produksi, tetapi mencakup ideology, kepercayaan, sikap hidup, informasi dan perilaku atau gerakan-gerakan menuju kepada proses perubahan di dalam kehidupan masyarakat.

Informasi

Menurut Claude Shannon dalam Pendit, dkk (2005), informasi adalah simbol-simbol yang dipertukarkan dalam komunikasi antar manusia, dimana alat atau saluran komunikasi mengirim simbol-simbol itu dari satu titik ke titik lain di tempat

(35)

lainnya. Informasi bersumber atau bermula dari suatu kejadian. Selanjutnya Pendit mengatakan bahwa informasi adalah sesuatu yang dibawa oleh bahasa manusia dalam komunikasi yang seringkali menjurus pada pengertian informasi sebagai bagian tak terpisahkan dari pesan (message), atau sebagai isi dari sebuah pesan. Seringkali informasi dalam pengertian ini diartikan sama dengan pesan itu sendiri.

Sementara itu Wersig dalam Pendit, dkk (2005) memberi 6 pengertian tentang informasi ini sebagai berikut : (1) Struktur : struktur semesta adalah informasi; (2) Pengetahuan : Pengetahuan yang dikembangkan dari persepsi adalah informasi; (3) Pesan : informasi adalah pesan itu sendiri; (4) Makna : makna yang dikenakan ke data adalah informasi; (5) Efek : informasi adalah efek dari sebuah proses tertentu- pengurangan ketidakpastian, atau sebuah perubahan pengetahuan atau penyelesaian keadaan pengetahuan anomaleous di benak penerima; (6) Proses : informasi adalah proses dan pada umumnya berupa proses transfer (perpindahan).

Menjelang tahun 2000 dan pasca tahun 2000, dalam era globalisasi ini, informasi yang dicari publik, paradigma yang tadinya berkisar pada bahan-bahan perlengkapan, subjek utama suatu pekerjaan/kegiatan pendidikan, lapangan kerja dan sebagainya bergeser pada hal-hal seperti berikut (Suryana dalam Koswara, 1998):

1. Temuan-temuan baru (inovasi) atau hasil rekayasa di bidang keilmuan teknologi terapan (industri, pertanian, makanan, peternakan, wisata, bisnis dan sebagainya.

2. Penciptaan lingkungan kerja berbasis komputer (wirausaha) yang menjanjikan masa depan (usaha kecil, menengah dan usaha berskala besar) yang bernilai ekspor.

3. Informasi kesempatan kerja, pendidikan dan keterampilan

4. Informasi tentang pembangunan ekonomi pedesaan dan perkotaan 5. Peta politik bangsa-bangsa atau negara berkembang

6. Sistem program jadi (telah terprogram) tinggal pakai, misalnya sistem penelusuran informasi, sistem transaksi layanan sirkulasi dan sebagainya.

(36)

Menurut Muchyidin dalam Koswara (1998), dalam fenomena yang multi dimensional, dikenal enam komponen informasi yang masing-masing memiliki sifat , karakteristik dan kekhasan tersendiri yaitu :

a. Absolute information, yang merupakan “pohonnya” informasi, yaitu jenis

informasi yang disajikan dengan suatu jaminan dan tidak membutuhkan informasi lebih lanjut.

b. Substitutional information, yaitu jenis informasi yang merujuk kepada kasus

dimana konsep informasi digunakan untuk sejumlah informasi. Dalam pengertian ini, informasi kadangkala digantikan dengan istilah “komunikasi”

c. Philosophic information, yaitu jenis informasi yang berkaitan dengan

konsep-konsep yang menghubungkan informasi pada pengetahuan dan kebijakan.

d. Subjective information, yaitu jenis informasi yang berkaitan dengan

perasaan dan emosi manusia . Kehadiran informasi ini bergantung pada orang yang menyajikannya.

e. Objective information, yaitu jenis informasi yang merujuk pada karakter

logis informasi-informasi tertentu.

f. Cultural information, yaitu informasi yang memberi penekanan pada

dimensi kultural.

Dalam dunia perpustakaan, informasi merupakan hasil proses dari metadata. Pengetahuan yang dikelola melalui kaidah-kaidah perpustakaan belum menjadi informasi, atau baru berupa data, setelah proses inputing ke dalam sistem komputer dan diekstrak ke dalam sistem penyimpanan data (database), kemudian data tersebut dapat diakses melalui komputer penelusuran, maka keluarannya berupa informasi.

Dalam Grand Design PUSTAKA (2006) dikemukakan bahwa informasi berbeda dengan data. Informasi adalah data yang telah diolah dan disajikan dalam konteks yang bermanfaat bagi pengguna. Oleh karena itu, untuk menentukan data apa yang harus dihimpun dan disimpan, tergantung dari informasi apa yang

(37)

diperlukan oleh pengguna maupun pengelola sistem informasi. Data yang dihimpun dapat berupa teks, citra (image), audio atau video. Selanjutnya dikemukakan bahwa sumber daya data meliputi semua fakta-fakta hasil pengukuran, pengamatan, perhitungan atau transaksi yang perlu dihimpun dan disimpan untuk mendukung keseluruhan aktivitas sistem informasi.

Teknologi Informasi dan Komunikasi

Teknologi informasi dan komunikasi sebagai bagian dari ilmu pengetahuan dan teknologi, secara umum adalah semua teknologi yang berhubungan dengan pengambilan, pengumpulan, pengolahan, penyimpanan, penyebaran dan penyajian informasi. Teknologi ini merupakan hasil perpaduan dari dua teknologi yang sebelumnya dikembangkan secara terpisah, yaitu komputer untuk data digital dan komunikasi untuk suara. Didorong oleh perkembangan teknologi mikroelektronika, perbedaan antara keduanya menjadi tidak terlalu berarti (Kementerian Negara Ristek, 2006).

Teknologi informasi dan teknologi komunikasi perkembangannya paling pesat dibanding dengan teknologi-teknologi lain dan dipercaya belum kelihatan titik jenuhnya dalam beberapa dekade terakhir, bahkan semakin mengagumkan. Dalam perkembangannya, teknologi informasi sudah dan akan mengarah pada teknologi dengan ciri-ciri konvergensi, miniaturisasi, embedded, on demand, grid, intellegent,

wireless inter networking, open source, seamles integration dan umbiquitous

(Kementerian Negara Ristek, 2006).

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi di tingkat nasional tergolong cepat. Kekuatan yang menjadi pendorong percepatan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi antara lain disebutkan dalam Kementerian Negara Ristek (2006) adalah : (1) Indonesia mempunyai jumlah tenaga kerja yang cukup besar, terampil dan berpengalaman; (2) Industri besar di bidang teknologi informasi dan komunikasi sudah melakukan investasi di Indonesia (IBM, Microsoft, INTEL, Oracle, SUN Microsystem, dan lain-lain.); (3) Secara alamiah telah terbentuk pengelompokan industri teknologi informasi dan komunikasi yang berpotensi membangun klaster, antara lain : wilayah Priangan (Bandung High Tech

(38)

Valley – BHTV, RICE Bali, Toba Group, Pulau Batam; (4) Industri pendukung

seperti Integrated Circuit (IC), Computerary Tube (CRT)), Liquid Computer

Display (LCD), Hand Phone, Camera Digital, Lensa digital, Personal Computer Board (PCB), Komponen plastik, komponen casting sudah diproduksi di Indonesia;

(5) telah tersedia infrastruktur walaupun belum merata di seluruh nusantara.

Selain faktor kekuatan, terdapat beberapa kelemahan dalam pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi, antara lain : (1) lingkungan usaha belum sepenuhnya kondusif, terutama belum adanya kepastian hukum; (2) dukungan riset dan pengembangan transfer teknologi masih lemah, karena terbatasnya pembiayaan; (3) belum tersedianya Standar Nasional Indonesia (SNI) bagi produk teknologi informasi dan komunikasi; (4) pasar ekspor masih terbatas; (5) terbatasnya SDM yang profesional; (6) ketergantungan barang modal, komponen dan bahan baku import masih tinggi; (7) potensi usaha berbasis teknologi informasi dan komunikasi belum dikembangkan secara optimal; (8) tingginya tingkat pembajakan piranti perangkat lunak (Kementerian Negara Ristek, 2006). Sementara itu dikemukakan oleh Ristek beberapa peluang pengembangan dan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi, seperti: (1) membaiknya perekonomian nasional; (2) semangat reformasi dan demokrasi, (3) berkembangnya ekonomi baru, (4) meningkatnya akses informasi, dan (5) adanya globalisasi yang dapat memperluas jaringan kerjasama.

Selain adanya peluang yang terbuka, terdapat tantangan yang harus dihadapi dalam pengembangan teknologi informasi dan komunikasi, diantaranya (1) menyelaraskan kebijakan pembangunan teknologi informasi dan komunikasi dengan kebijakan ekonomi; (2) meningkatkan SDM baik mutu maupun kuantitas; (3) meningkatkan pemahaman pentingnya budaya informasi; (4) meningkatkan peranan dunia usaha besar, menengah dan kecil dalam bidang teknologi informasi dan komunikasi; (5) meningkatkan kemampuan dalam pengelolaan Hak Kekayaan Intelektual (HKI). Selanjutnya model strategi pencapaian dan manfaat pengembangan teknologi informasi dan komunikasi yang dikembangkan Kementrian Negara Ristek dapat dilihat pada Gambar 1.

(39)

TUJUAN STRATEGI PENCAPAIAN MANFAAT

Gambar 1. Kebijakan Pengembangan TIK (Kementerian Negara Ristek, 2006)

Mewujudkan TIK agar dapat mendukung iptek sebagai kekuatan utama peningkatan kesejahteraan yang

berkelanjutan dan peradaban bangsa

Infrastruktur Informasi

1.Jaringan informasi dan sistem telekomunikasi

2. Information exchange 3. Digital broadcasting

4.Perangkat keras (komputer,

internet, network device) 5.Community access point

Sistem Aplikasi

1.Sistem operasi 2.Aplikasi

3.Bahasa pemerograman

4.Open source

5.Simulasi dan komputasi

Kandungan Informasi

1.Repository and information sharing 2.Creative digital 3.Data security 4.e-services  Meningkatnya kontribusi TIK terhadap

perekonomian per tahun  Meningkatnya penetrasi

internet di kalangan masyarakat

 Meningkatnya

produktivitas aplikasi dari IT import menjadi IT ekspor

 Meningkatnya pemanfaatan TIK

 Meningkatnya basis data dan informasi  Meningkatnya kewirausahaan TIK  Meningkatnya keamanan data  Meningkatnya kecerdasan bangsa

Pengembangan regulasi dan standardisasi

1.Regulasi menghadapi konvergensi TIK

2.Pengembangan sistem insentif 3.Standardisasi peralatan TIK

4.Universal Services Obligation

Pengembangan SDM dan Kelembagaan

1.Trainning, education and research center

2.Kurikulum TIK 3.Sertifikasi

4.Pemberdayaan software house

local

5..Business incubator & company center

6.Seminar dan publikasi 7.Pembangunan ICT park/zone

 Meningkatnya lapangan kerja baru  Meningkatnya kemampuan SDM dalam pengembangan dan pemahaman TIK  Meningkatnya pemanfaatan TIK  Terciptanya iklim yang

kondusif dlm pengembangan TIK  Terciptanya standardisasi

peralatan TIK, yang sesuai dengan tingkat pengembangan internasional

(40)

Efektivitas Penyebaran informasi di bidang pertanian

Era globalisasi dan pasar bebas menuntut kemampuan Departemen Pertanian, khususnya Badan Litbang Pertanian untuk menghasilkan produk-produk pertanian yang berdaya saing tinggi baik di pasar nasional maupun internasional. Oleh karena itu sistem pengelolaan dan pemanfaatan informasi ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) menjadi informasi mutakhir dan relevan dengan masalah yang dihadapi pengguna serta dapat diakses secara cepat perlu dikembangkan.

Informasi teknologi pertanian memegang peranan penting dalam proses pembangunan pertanian. Tersedianya berbagai sumber informasi yang akan mendesiminasikan (menyebarkan) atau menyampaikan informasi teknologi pertanian dapat mempercepat kemajuan usaha pertanian di pedesaan.

Upaya penyampaian informasi pembangunan, khususnya bidang pertanian yang dikemas secara terarah, terencana dan periodik kepada kelompok masyarakat ini diharapkan dapat mempercepat proses meningkatnya pengetahuan, kesadaran memilih dan melakukan kegiatan untuk turut mensukseskan pembangunan nasional. Seperti dikatakan Ross (1985), pesan pembangunan yang dikemas dengan memperhatikan : (1) introduction yang meliputi attention, interest, overview dan

impression, (2) body meliputi information, vizualisation, (3) conclusion meliputi review dan reinforcement, akan diterima dan kemudian mendorong khalayak untuk

melaksanakan isi pesan.

Selain itu pada era globalisasi dan informasi dewasa ini, perkembangan informasi iptek sangat pesat seiring dengan kemajuan teknologi informasi. Informasi merupakan kebutuhan pokok bagi masyarakat luas, baik peneliti, dosen, mahasiswa maupun pengguna jasa informasi lainnya.

Terbukanya pasar global dan peningkatan selera konsumen ke arah mutu produk pertanian yang lebih tinggi merupakan tantangan yang harus ditanggapi secara sistematis, antara lain dengan mengoptimalkan kegiatan diseminasi

(41)

(penyebarluasan informasi) hasil penelitian dan teknologi pertanian melalui berbagai media, baik media cetak (buku, prosiding, jurnal, brosur, leaflet atau folder dan poster), media elektronik (televisi, radio, CD, surat elektronik, dan internet) maupun melalui tatap muka (seminar, lokakarya, workshop atau apresiasi dan advokasi) ( Setiabudi dalam PUSTAKA, 2007).

Sesuai dengan kompetensi utama perpustakaan adalah penyediaan dan penyebaran informasi ilmu pengetahuan dan teknologi, maka perpustakaan yang mengkhususkan diri pada bidang pertanianpun haruslah dapat menyediakan dan mendiseminasikan teknologi pertanian. Untuk itu berbagai kegiatan dan usaha harus dilakukan dengan memanfaatkan berbagai metode dan pengembangan perpustakaan sehingga tujuan dari proses penyebaran informasi di bidang pertanian ini dapat tercapai dengan baik.

Dalam proses seseorang mencari informasi yang dibutuhkan, satu faktor penting adalah aksesibilitas dan usaha yang diperlukan untuk memperoleh akses kepada informasi. Faktor ini ditentukan oleh apa yang disebut “ hukum usaha terkecil”. Menurut hukum usaha terkecil, orang-orang dan berbagai organisasi menghabiskan sesedikit mungkin sumber daya yang dimiliki (waktu, uang, atau usaha) untuk mendapatkan informasi. Seringkali ketika seseorang menyiapkan sebuah dokumen, ada kebutuhan untuk informasi yang lebih akurat dan mutakhir. Reaksi yang umum terjadi adalah orang itu akan mencari informasi itu pada dokumen yang dimilikinya, walaupun orang itu mengetahui kecil kemungkinan mendapatkannya dari dokumen itu. Kebanyakan orang mencoba cara ini bahkan ketika mengetahui dimana dapat memperoleh informasi yang tepat, hanya karena sumber yang diketahui berada pada lokasi yang kurang menyenangkan ( berada jauh dari jangkauannnya) dibandingkan dengan materi yang ada ditangan. Dalam sebuah lingkungan kerja, individu-individu bertanya kepada koleganya sebelum berkonsultasi dengan berbagai sumber daya informasi resmi (PUSTAKA, 2006)

Proses penyebaran informasi ini akan berlangsung efektif bila hasil-hasil penelitian tentang teknologi pertanian tersebut dapat diakses melalui berbagai sumber informasi dan dimanfaatkan dengan baik oleh pemustaka. Hal tersebut dapat dilihat bila pemustaka merasa puas dengan layanan informasi yang diberikan

Gambar

Gambar 1. Kebijakan Pengembangan TIK (Kementerian Negara Ristek, 2006)
Gambar 2 . Model Pencarian Informasi ( McQuail dan Windahl , 1985)
Gambar 3. Hubungan karakteristik pemustaka, aksesibilitas informasi dan intensitas  komunikasi dengan efektivitas penyebaran informasi di bidang pertanian  melalui perpustakaan digital
Gambar 4. Struktur Organisasi PUSTAKA berdasarkan Permentan 229/2005  (PUSTAKA, 2006)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Resin penukar ion pada Sistem Air Bebas Mineral berfungsi untuk mengambil pengotor yang tidak dikehendaki dengan cara reaksi pertukaran ion yang mempunyai tanda

Tanpa mengurangi aspek teknis, tulisan ini menyoroti pengurangan kandungan semen di dalam adukan beton dalam jumlah yang cukup besar sampai mencapai 55 %

Sementara praktek mudhârabah di perbankan syari‟ah saat ini, bank berfungsi sebagai lembaga intermediari memudhârabahkan dana shahibul mal yang jumlahnya banyak

kiprok ini juga mengatur tegangan yang mengalir pada lampu kepala tipe AC yaitu ketika motor hidup dan lampu depan dinyalakan maka arus AC dari spull penerangan akan menuju ke

Tujuan yang kedua adalah meningkatkan penyelenggaraan pemerintahan yang baik dan bersih dengan sasaran peningkatan partisipasi aktif masyarakat serta meningkatkan

Guna meningkatkan kenyamanan dan kemudahan penggunaan ashitaba maka diformulasikan granul effervescent, dengan tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh variasi

Simpulan hasil penelitian ini dapat dikemukakan sebagai berikut; 1) hasil pengujian menunjukkan motivasi, insentif dan disiplin kerja secara bersama-sama berpengaruh terhadap

Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan tingkat pengetahuan dengan cakupan pelayanan antenatal dimana ibu dengan tingkat pengetahuan tinggi memiliki kemungkinaan