• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIFITAS BAWANG MERAH TERHADAP PENURUNAN

METODOLOGI PENELITIAN III.1. Tempat dan Waktu

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2012 di Laboratorium Fisika Dasar FMIPA UNHAS, Jl. Perintis Kemerdekaan KM 11, Tamalanrea, Makassar, Sulawesi Selatan.

III.2 Alat dan Bahan III.2.1 Alat

1. Wadah 2. Thermometer

3. Gelas ukur 100 mL 4. Pipet tetes

5. Neraca timbangan 6. Batang Pengaduk

7. Pemanas (Water heater/kompor listrik) 8. Stopwatch

9. pH Ukur III.2.2. Bahan

1. Bawang Merah

2. Ekstrak bawang merah 3. Air (H2O)

4. Minyak Kelapa 5. Tissue

III.3. Langkah Kerja

II.3.1. Mengukur waktu penurunan suhu sistem campuran air hangat dengan Bawang Merah

1. Mengambil Bawang merah kemudian dibakar dan ditimbang, lalu kepruk sampai memipih dan dicampur dengan minyak kelapa;

2. Bawang merah tersebut kemudian diukur suhunya;

3. Air suling dituangkan kedalam wadah pencampuran + pengaduk yang sudah ditimbang kemudian dipanaskan hingga mencapai suhu 52 0C;

4. Mengukur temperatur air dalam wadah pencampuran dengan menggunakan termometer;

5. Mengambil 2 siung bawang merah yang akan diukur kalor jenisnya, kemudian memasukkan bahan yang sudah ditimbang tersebut ke dalam kalorimeter; 6. Mencatat temperaturnya tiap 2 atau 3

detik hingga suhu konstan.

II.3.2. Mengukur waktu penurunan suhu sistem campuran air hangat dengan Ekstrak Bawang Merah

1. Menimbang bawang merah yang sudah di ekstrak kemudian diukur suhunya (T1); 2. Air suling dituangkan kedalam wadah

pencampuran + pengaduk yang sudah ditimbang kemudian dipanaskan hingga mencapai suhu 52 0C;

3. Mengukur temperatur air dalam wadah pencampuran dengan menggunakan termometer (T2);

4. Mengambil ekstrak bawang merah yang akan diukur kalor jenisnya, kemudian memasukkan bahan yang sudah ditimbang tersebut ke dalam kalorimeter;

5. Mencatat temperaturnya tiap 2 atau 3 detik hingga suhu konstan (T3).

II.3.3 Mengukur pH Bawang Merah

1. Mengambil Bawang merah kemudian dibakar dan ditimbang, lalu kepruk sampai memipih dan dicampur dengan minyak goreng atau minyak kelapa; 2. Di ukur pH bawang merah dengan

menggunakan pHmeter;

II.3.4 Mengukur pH Ekstrak Bawang Merah 1. Mengambil Bawang merah yang telah di

ekstrak ;

2. Di ukur pH bawang merah dengan menggunakan pHmeter;

III.4. Bagan Alur Penelitian

Gambar III.1 Bagan Alur Penelitian HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Hasil Penelitian

IV.1.1 Pengukuran waktu penurunan suhu campuran air hangat dengan Bawang Merah dan campuran air hangat dengan Ekstrak

Dicampu r dengan Menimbang E. B. Merah dgn variasi Menimbang B. Merah dgn variasi Mula

- Bawang Merah (Allium cepa) - Air Suling (H2O) - Minyak Kelapa - Wadah - pH Ukur Air Suling dipanaskan dengan suhu 51oC Ekstraksi Bawang Merah Bawang Merah dibakar Pembaha san Kesimpulan Selesa i

Bawang Merah (Allium cepa var. ascalonicum)

Dari pengamatan yang dilakukan diperoleh hasil seperti yang terlihat pada tabel IV. Adapun langkah awal yang harus dilakukan untuk mendapatkan data waktu penurunan suhu campuran air hangat dengan bawang merah adalah disiapkan alat dan bahan. Alat yang digunakan adalah wadah tempat meletakan air hangat, thermometer untuk mengukur tinggi rendahnya suhu benda atau sampel, stopwatch untuk menghitung waktu selama sampel berada dalam wadah, ketel uap untuk memanaskan air dengan hingga suhu mencapai 51oC, timbangan untuk menimbang massa benda atau sampel, sedangkan bahan-bahan yang digunakan adalah Bawang Merah dan Ekstrak Bawang Merah. Tabel IV.1 dibawah ini menunjukkan data rata-rata hasil perhitungan pengambilan sampel bawang merah (Allium cepa) sebagai berikut :

Tabel IV.1

Data Sampel Bawang Merah (Allium cepa var. ascalonicum)dengan massa terhadap waktu

rata-rata

Massa (gram) Waktu (detik)

5 10 15 20 25 155,00 131,25 129,25 92,00 88,50 Sumber : Data Hasil Penelitian

Tabel IV.2

Data Sampel Ekstrak bawang Merah (Allium cepa var. ascalonicum) dengan massa

terhadap waktu rata-rata

Massa (gram) Waktu (detik)

4,50 9,10 13,60 17,90 22,30 171,50 147,50 163,75 193,50 182,75 Sumber : Data Hasil Penelitian

IV.1. 2. Pengukuran pH Bawang Merah dan Ekstrak Bawang Merah (Allium cepa var. ascalonicum)

Setelah dilakukan pengambilan data waktu penurunan suhu campuran air hangat dengan bawang merah (Allium cepa var. ascalonicum) dilanjutkan dengan mengukur pH bahan bawang merah tersebut. Adapun alat yang digunakan untuk mengukur pH adalah pH meter air.

Adapun hasil pengukuran pH bahan dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel IV.3

pH Bawang Merah (Allium cepa var. ascalonicum)

pH

Bawang Merah Ekstrak Bawang Merah

5 4,5

Sumber : Data Hasil Penelitian IV.2 Pembahasan

IV.2.1 Hubungan Massa Sampel Bawang Merah Terhadap Waktu Rata-rata Pada tabel IV.1 menunjukkan bahwa setiap penambahan sampel bawang merah dengan massa 5 gram dibutuhkan waktu rata-rata sebesar 155 detik untuk menurunkan suhu 1oC dengan kisaran waktu diantara 140-160 detik, sedangkan untuk sampel yang bermassa 10 gram dibutuhkan waktu rata-rata sebesar 131detik, dan untuk penambahan berat sampel dengan massa 15 gram waktu rata-rata yang dibutuhkan untuk menurunkan suhu 1oC adalah 129 detik dengan kisaran waktu diantara 120-140 detik, dan untuk sampel bawang merah dengan massa 20 gram untuk menurunkan suhu 1oC dibutuhkan waktu rata-rata sebesar 98 detik sedangkan untuk sampel dengan massa 25 gram waktu yang dibutuhkan adalah 89 detik. Perbedaan kelima berat sampel lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar Grafik IV.1 berikut ini :

Gambar IV.1 Grafik Hubungan Massa Terhadap Waktu Rata-rata Sampel Bawang Merah

Grafik diatas menerangkan bahwa makin besar massa yang diberikan pada sampel Bawang

0 50 100 150 200 0 10 20 30 Waktu ( D e tik) Massa (gram) Bawang Merah (Allium cepa)

Merah maka waktu yang dibutuhkan untuk menurunkan suhu 1oC akan semakin kecil. IV.2.2 Hubungan Massa Sampel Ekstrak

Bawang Merah Terhadap Waktu Rata-rata

Tabel IV.2 menerangkan bahwa untuk berat sampel dengan massa 4,5 gram menunjukkan waktu yang dibutuhkan untuk menurunkan suhu sebanyak 1oC sebesar 172 detik dengan kisaran waktu antara 150-200 detik sedangkan sampel dengan massa 9,1 gram menunjukkan penurunan waktu sebesar 148 detik yaitu dengan daerah kisaran antara 100-150 detik sedangkan untuk berat sampel dengan massa 13,6 gram terdapat kenaikan waktu yang dibutuhkan untuk menurunkan suhu 1oC sebesar 164 detik yang jauh lebih besar dibandingkan dengan berat sampel dengan massa 9,1 gram, sedangkan untuk sampel ekstrak bawang merah dengan massa 17,1 gram terdapat pertambahan waktu yang jauh lebih besar dibandingkan dengan ke empat berat sampel (4,5 gram, 9,1 gram, 13,6 gram, 22,3 gram) yaitu dengan waktu rata-rata sebesar 194 detik, namun pada berat sampel 22,3 gram terdapat penurunan waktu sebesar 183 detik. Perbedaan kelima berat sampel Ekstrak Bawang Merah lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar grafik IV.2 berikut ini :

Gambar IV.2. Grafik Hubungan Massa Terhadap Waktu Rata-rata Sampel Ekstrak Bawang Merah

Grafik diatas menerangkan bahwa untuk masing-masing berat sampel memiliki variasi waktu yang berbeda-beda untuk menurunkan suhu sebanyak 1oC, setiap penambahan berat sampel pada ekstrak bawang merah memiliki perpindahan waktu yang tidak teratur seiring dengan bertambahnya massa yang diberikan

pada sampel ekstrak bawang merah tersebut, hal ini disebabkan ekstrak bawang merah tidak memiliki lagi kandungan alliin yang berfungsi untuk menurunkan suhu. Senyawa alliin akan menguap bila bawang tergerus pada suhu lebih besar dari 20°C.

Bawang merah sering digunakan untuk kompres. Hal ini disebabkan bawang merah mengandung senyawa Allylcysteine sulfoxide (Alliin) yaitu sejenis senyawa sulfur organik. Senyawa Alliin mempunyai sifat mudah menguap pada suhu 20°C hingga 40°C. Kandungan Alliin pada bawang merah merupakan nomor dua terbanyak setelah bawang putih.

Bawang merah bila digerus akan melepaskan enzim alliinase yang berfungsi sebagai katalisator untuk alliin yang akan bereaksi dengan senyawa lainnya. Reaksi akan terjadi secara cepat dalam waktu 10 – 60 detik. Agar supaya reaksi ini tidak cepat terjadi, maka pada gerusan bawang ditambahkan minyak. Di lain pihak, ekstrak bawang merah sudah tidak mengandung alliin atau dengan kata lain senyawa alliin sudah terurai menjadi thiosulfinat. Akibatnya, fungsi penurunan suhu yang dilakukan oleh senyawa alliin sudah tidak ada. Oleh sebab itu kalor jenis bawang merah ada yaitu 0,9 kkal/kg°C (16), tetapi tidak ada untuk ekstrak bawang merah. Lihat tabel IV.4. Bila dibandingkan dengan es dalam fungsinya sebagai bahan penurun panas atau kompres, maka bawang merah akan lebih baik, karena nilai kalor jenisnya yang lebih besar dari es (0,5 kal/g.oC )(3).sehingga lebih bersifat isolator. Di lain pihak, penggunaan ekstrak bawang merah sebagai bahan penurun suhu tidak menghasilkan efek, atau dengan kata lain penambahan ekstrak bawang merah pada air hangat tidak akan mempercepat penurunan suhu. Lihat tabel IV.4.

Tabel IV.4

Data Waktu Penurunan Suhu dari Air Hangat Dibandingkan dengan Data Waktu

Penurunan Suhu Campuran Air Hangat dengan Ekstrak Bawang Merah.

Campuran Ekstrak (detik) Air Hangat (detik) 107 110 175 173 197 199 224 221

Sumber : Data Hasil Penelitian 0 50 100 150 200 250 0 5 10 15 20 25 W aktu (Deti k) Massa (gram)

Ekstrak Bawang Merah

Tabel IV.5

Efektivitas Penurunan Suhu dari Bawang Merah Asli dan Ekstrak Bawang Merah

Bawang Merah (detik) Ekktrak Bawang Merah (detik) 0,282 0,347 0,412 0,819 0,973 1,012 0,989 1,014

Sumber : Data Hasil Penelitian

PENUTUP

Dokumen terkait