• Tidak ada hasil yang ditemukan

III.1. Program Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada sampel tanah yang tidak berikan bahan stabilisasi dan pada tanah yang diberikan bahan stabilisasi yakni dengan bahan stabilisasi berupa penambahan semen dan fly ash dengan berbagai variasi pencampuran.

Program penelitian yang disusun oleh peneliti dalam penelitian ini meliputi pekerjaan persiapan, pekerjaan uji laboratorium dan analisis hasil uji laboratorium terhadap data stabilisasi lereng yang telah ditentukan. Skema program penelitian dapat dilihat pada Diagram Alir Penelitian dalam Gambar 3.1.

Gambar 3.1. Diagram Alir Penelitian

Mulai

Persiapan Studi Literatur Penyediaan Bahan

Tanah Fly Ash (FA)

Semen (PC)

1. Uji Kadar Air 2. Uji Berat Jenis 3. Uji Atterberg 4. Analisa Saringan 5. Uji Proctor Standar

Pembentukan Benda Uji 1. Kombinasi campuran

2% PC + 2% FA 2% PC + 4% FA 2% PC + 6% FA

2. Lakukan pemeraman (curing time) selama 0 hari, 4 hari, 7 hari

3. Pemadatan dengan Proctor Standar

Uji Triaxial CU Analisis Data Lab

Analisis Stabilitas Lereng dengan hasil uji Triaxial CU

Kesimpulan dan Saran Selesai

III.2. Pekerjaan Persiapan

Adapun pekerjaan persiapan yang dilakukan oleh peneliti dalam penelitian ini yakni :

• Mencari literatur yang berkaitan dengan tanah lempung yang distabilisasi dengan semen dan fly ash, literatur mengenai pengujian triaxial serta literatur mengenai perhitungan stabilisasi lereng.

• Pengambilan sampel tanah

Sampel tanah yang dipakai dalam penelitian ini diambil dari Jalan Raya Medan Tenggara, Sumatera Utara. Tanah yang diambil termasuk tanah lempung dengan kadar air rendah – sedang.

• Pengadaan semen

Semen yang dipakai adalah jenis semen type Portland dengan merk dagang Semen Padang (PPC / Portland Pozzolan Cement).

• Pengadaan serbuk fly ash

Fly ash yang dipakai adalah fly ash Tipe F (menurut ASTM C618- 96), hasil pembakaran batu bara yang diperoleh dari PT. Adhi Karya yang berada di daerah Patumbak, Deli Serdang, Sumatera Utara.

III.3. Proses Sampling

Adapun pengambilan (proses) sampling tanah terganggu (asli) yang diperoleh dari lapangan adalah dengan cara melakukannya dari tanah yang berada ± 30cm dari muka tanah. Hal ini dimaksudkan agar humus dan akar-akar tanaman

yang ada dapat terangkat dan tidak terikut dalam tanah yang akan dipakai. Adapun prosedur sampling yang dilakukan adalah :

• Menentukan lokasi tanah yang akan dilakukan sampel, yaitu di Jalan Raya Medan Tenggara, Medan, Sumatera Utara

• Melakukan pembersihan humus dan akar-akar tanaman yakni ± 30cm dari muka tanah.

• Melakukan pengambilan sampel tanah yang akan digunakan dengan memasukkan ke dalam karung goni untuk memudahkan pekerjaan pemindahan ke laboratorium.

III.4. Pekerjaan Laboratorium III.4.1. Uji Sifat Fisik Tanah

Dalam penelitian ini penulis menggunakan pengujian laboratorium untuk mengetahui sifat-sifat fisik dari tanah asli yang digunakan dalam penelitian ini. Hal ini dilakukan agar peneliti dapat mengetahui karakteristik serta sifat-sifat tanah yang akan diuji. Adapun pengujian-pengujian di laboratorium yang dilakukan untuk memperoleh nilai serta sifat fisik tanah diantaranya adalah :

• Uji Kadar Air ( Water Content Test )

• Uji Berat Jenis ( Specific Gravity Test )

• Uji Berat Volume ( Volume Weight Test )

• Uji batas-batas Atterberg ( Atterberg Limit )

III.4.2. Uji Sifat Mekanis Tanah III.4.2.1. Uji Proctor Standar

Peneliti dalam hal ini turut melakukan pengujian pada sampel tanah asli yang berguna untuk mengetahui sifat mekanis dari tanah tersebut. Adapun sifat mekanis yang dilakukan pada tanah asli adalah :

• Uji Proctor Standar ( Standart Compaction Test )

Pengujian ini diperlukan agar dapat mengetahui besar kadar air optimum serta mengetahui berat isi kering maksimum. Hal ini sangat diperlukan karena dalam proses pencampuran (mix design) yang akan dilakukan dapat diibaratkan bahwa tanah asli yang telah dicampur yang bersifat sebagai tanah disturbed

dianggap memiliki kepadatan lapangan dan kadar air lapangan seperti tanah

undisturbed.

Dalam proses sebelum pencampuran tanah asli dengan bahan stabilisator perlu dilakukan pemeraman (curing time). Curing time dimaksudkan agar bahan stabilisator yang telah bercampur dengan tanah tersebut dalam sepenuhnya memberikan efek dan bereaksi dengan tanah tersebut. Perlunya dilakukan variasi pemeraman yang berguna sebagai bahan perbandingan untuk melihat nilai kekuatan yang dimiliki oleh campuran tanah tersebut, manakah lama pemeraman yang lebih menghasilkan kekuatan yang lebih besar.

Pembuatan benda uji dilakukan dengan cara trial error, yang dimaksud dengan membuat sampel tanah undisturbed menjadi disturbed dengan cara mengupayakan kadar air campuran tanah, semen dan fly ash sama dengan sampel tanah asli. Hal ini dilakukan berulang-ulang sehingga didapat ukuran kadar air

keduanya yang relatif sama. Jika sampel dengan kadar air yang pas sudah didapat maka dapat dilakukan pengujian selanjutnya. Namun secara teori jika suatu tahan dicampur dengan semen maka campuran tersebut akan mengalami absorbsi air berlebih sehingga perlunya diperhitungkan berapa penambahan air yang diperlukan pada setiap variasi pencampuran benda uji. Menurut PBI 1971, untuk mengetahui besar penambahan air yang diperlukan dalam penambahan semen adalah sebesar 5% dari berat semen yang ditambahkan. Hal ini diartikan bahwa dalam penambahan 100gr semen diperlukan penambahan air sebesar 5% x 100gr = 20 ml dalam pencampuran sehingga absorbsi oleh semen dapat diperhitungkan.

III.4.2.2. Uji Triaxial CU (Consolidated Undrained)

Pengujian selanjutnya adalah pengujian yang dilakukan tidak pada tanah asli saja namun juga pada tanah yang telah dicampur. Pengujian triaxial CU ini ditujukan untuk memperoleh nilai kohesi dan nilai sudut geser dalam tanah yang digunakan dalam perhitungan kekuatan daya dukung.

III.5. Analisis Data Laboratorium

Setelah seluruh data-data yang diperoleh baik dari pengujian sifat fisik dan sifat mekanis kemudian dilakukan pengumpulan data serta pemilahan data yang diperoleh. Setelah data dikumpulkan kemudian dilakukan analisa data hasil pengujian laboratorium dengan data stabilisasi lereng yang telah ditentukan agar dapat diketahui mix design mana yang memberikan kekuatan yang lebih besar.

BAB IV

Dokumen terkait