Sistem pasokan bahan baku dalam suatu agroindustri merupakan salah satu faktor yang penting untuk menjaga kelangsungan proses produksi. Sistem pasokan ini merupakan integrasi kegiatan dari pengadaan pasokan bahan baku hingga menjadi produk yang didistribusikan ke konsumen. Sistem pasokan ini melibatkan beberapa pihak yang memiliki keterkaitan.
Model rantai pasokan didesain agar terjadi integrasi yang sinergis antara petani pemasok bahan baku kelapa dan agroindustri kelapa yang diusahakan secara terpadu. Kontribusi peran masing-masing pelaku dalam rantai pasokan juga merupakan hal yang menarik untuk dikaji sehingga dapat mendorong upaya pengusahaan pasokan bahan baku yang berkelanjutan dan agroindustri kelapa terpadu yang mampu memenuhi kebutuhan konsumen untuk pasar domestik maupun pasar ekspor.
Permintaan bahan baku untuk agroindustri kelapa terpadu kemungkinan memiliki persyaratan spesifik yang berkaitan dengan sumber asal pasokan yang diinginkan. Oleh sebab itu akan terjadi aliran permintaan dan aliran pasokan bahan baku. Menurut Evans dan Danks (1998), faktor yang mempengaruhi manajemen rantai pasokan adalah : strategi sumber pengelolaan permintaan dan penawaran serta integrasi pasokan yang akan membentuk struktur dan variabilitas yang berciri sesuai dengan aliran bahan baku.
Analisis deskriptif / kualitatif pada sistem pasokan bahan baku dan permintaan bahan baku diperlukan untuk melengkapi model ini. Simulasi dilakukan dengan beberapa asumsi untuk meminimisasi biaya rantai pasokan agroindustri kelapa terpadu yang dirancang yang terdiri dari biaya transportasi, biaya persediaan, biaya distribusi. Model yang didesain selanjutnya dapat diimplementasikan sehingga dapat memberikan manfaat untuk pengembangan agroindustri kelapa terpadu.
Keterkaitan hubungan dalam jaringan konfigurasi rantai pasokan yang melibatkan pemasok, agroindustri hingga konsumen untuk pasar domestik. maupun pasar ekspor yang menunjukkan aliran bahan secara konseptual tergambar pada diagram di bawah ini. Diagram yang menggambarkan kerangka
konseptual penelitian yang mendasari perancangan model berdasarkan pola aliran bahan baku yang berimplikasi pada biaya dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
Gambar 7 Kerangka Konseptual Penelitian
Pemasok Agroindustri Konsumen Pasar Domestik/Ekspor
Kebun Kelapa Pasokan Buah kelapa butir Transportasi Pasokan Persediaan Buah kelapa butir Persediaan Buah kelapa butir Pengolahan daging buah kelapa Persediaan Produk Persediaan Produk Transportasi Produk Konsumen
Model yang mempertimbangkan Total biaya rantai pasokan
Transportasi Buah kelapa butir Pengolahan Air kelapa Pengolahan Sabut kelapa Pengendalian Biaya Persediaan dan Pasokan
Pengendalian biaya persediaan produk Pengendalian biaya distribusi Pengolahan
Adapun diagram alir kerangka berpikir dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
Gambar 8 Diagram Alir Kerangka Pemikiran Mulai
Tujuan merancang suatu model rantai pasokan untuk agroindustri
kelapa terpadu
Analisis deskriptif kualitatif, studi pustaka Mempelajari sistem pasokan
agroindustri kelapa secara menyeluruh
Identifikasi dan penentuan produk prospektif
Identifikasi kebutuhan model rantai pasokan
Identifikasi faktor yang mempengaruhi total biaya rantai
Pendapat pakar, dengan metode rangking dan pendekatan kriteria Bayes, studi pustaka
Studi pustaka dan wawancara
Menyusun kerangka model rantai pasokan Menyusun skenario dan formulasi
model rantai pasokan
Simulasi model rantai pasokan
Verifikasi dan validasi model Rencana implementasi model
Selesai
Kesimpulan dan Saran
Studi pustaka dan wawancara Simulasi dengan softwareStella 9.14 Causal Loop Diagram Stock Flow Diagram Formulasi Simulasi Model Dinamis
Pendekatan Pemodelan
Model rantai pasokan terdiri atas beberapa kajian yaitu: sistem pasokan bahan baku dari pemasok yaitu petani kelapa maupun pedagang pengumpul, sistem transportasi bahan baku unit pengolahan, sistem persediaan bahan baku sebelum diolah menjadi aneka produk prospektif, sistem produksi, sistem distribusi produk ke konsumen untuk industri hilir maupun untuk pasar domestik maupun pasar ekspor.
Skenario konsep konfigurasi didasarkan atas penyederhanaan jaringan rantai pasokan bahan baku dari industri kelapa yang dilakukan secara parsial. Skema jaringan rantai pasokan untuk industri pengolahan kelapa secara parsial, masing-masing meliputi aliran bahan baku berupa buah kelapa segar, aliran bahan baku berupa air kelapa, aliran bahan baku sabut kelapa dan aliran bahan baku tempurung. Industri-industri pengolahan kelapa secara parsial yang dipilih merupakan industri pengolahan kelapa yang menghasilkan produk-produk prospektif dari hasil identifikasi.
Jaringan konfigurasi rantai pasokan secara skematis untuk masing-masing bagian dari buah kelapa yang diolah secara parsial selanjutnya akan disederhanakan dalam bentuk konfigurasi konsep secara terpadu dengan harapan aliran pasokan bahan baku akan lebih efisien dengan semakin sedikit aktor yang berperan dan jarak lokasi untuk masing-masing unit pengolahan yang semakin dekat. Hal ini dengan harapan agar total biaya rantai pasokan menjadi seminimal mungkin. Upaya ini dilakukan karena petani selaku pemasok utama tidak memiliki posisi tawar dengan tidak mempunyai hubungan langsung dengan industri atau unit pengolahan kelapa, justru pedagang pengumpul yang memiliki posisi tawar yang cukup besar. Hal inilah yang direduksi sehingga petani dan industri pengolahan kelapa memiliki hubungan yang bersifat kemitraan ataupun kelembagaan yang saling menguntungkan, sehingga petani diuntungkan dan industri pengolahan kelapa dapat memperoleh pasokan bahan baku yang kontinyu sehingga proses produksi juga berlangsung kontinyu dan konsumen pengguna produk dapat memperoleh produk dengan tepat jumlah dan waktu pula.
Gambar 9 Skenario Konsep Konfigurasi Rantai Pasokan Agroindustri Kelapa Terpadu
Tatalaksana Penelitian
Prosedur Penelitian
Penelitian dilakukan menggunakan pendekatan tujuan dalam memahami manajemen rantai pasokan. Identifikasi permasalahan digunakan untuk memetakan hubungan sebab akibat dengan melihat berbagai hal yang mempengaruhi struktur dalam jaringan rantai pasokan yang terkait dengan hal-hal yang mempengaruhi peningkatan biaya rantai pasokan. Selanjutnya dilakukan formulasi manajemen rantai pasokan dalam sebuah model dan melakukan suatu analisis sistem. Simulasi model dilakukan untuk memperoleh total biaya rantai pasokan yang minimal dilakukan dengan menggunakan softwareStella.
Tahapan pendekatan tujuan yang dilakukan meliputi : 1. Formulasi model konseptual
2. Spesifikasi model kuantitatif
Pasar domestik Pasar Ekspor
Pemasok Pedagang l Petani kelapa Konsumen Industri Hilir
Produk prospektif olahan primer Agroindustri Kelapa Terpadu
3. Evaluasi model 4. Penggunaan model
Tahapan penggunaan model ini dikembangkan simulasi rantai pasokan dari beberapa asumsi yang mendasari skenario rantai pasokan yang berimplikasi pada total biaya rantai pasokan. Simulasi ini bermanfaat untuk menentukan strategi yang dapat digunakan rantai pasokan untuk mencapai keunggulan dalam nilai.
Pengamatan rantai pasokan untuk agroindustri kelapa terpadu dilakukan melalui penelusuran pustaka dan internet untuk memperoleh data pendukung, juga pemahaman terhadap kondisi real dari agroindustri kelapa terpadu yang akan dipelajari. Langkah berikutnya berupa tahapan pemodelan sistem dinamis untuk jaringan rantai pasokan dengan fokus untuk agroindustri kelapa terpadu. Perancangan model secara simultan dilakukan dengan pemahaman terhadap rantai pasokan tersebut. Pemodelan diharapkan dapat merepresentasikan model nyata rantai pasokan agroindustri kelapa terpadu.
Model yang dirancang merupakan model dinamis dengan simulasi model untuk mencapai tujuan yang diinginkan berupa total biaya rantai pasokan yang minimal. Model yang dirancang ini merupakan abstraksi pasokan yang dimulai dari kedatangan buah kelapa butir, pengangkutan, sampai dengan pengolahan produk hingga didistribusikan ke konsumen.
Identifikasi dan penentuan produk prospektif dilakukan dengan pendapat pakar melalui pembuatan kuesioner yang selanjutnya diisi berdasarkan pendapat pakar. Isian untuk kuesioner berupa pemberian daftar perangkingan untuk beberapa produk dari hasil olahan kelapa. Adapun pemilihan produk prospektif dengan memberikan rangking/peringkat berdasarkan pada beberapa kriteria yang dirunut dari pustaka.
Metode rangking dilakukan dengan memberikan peringkat untuk produk yang diidentifikasi secara urut sejumlah urutan produk tersebut. Penyusunan peringkat dilakukan secara numerik dari 1 sampai dengan jumlah produk. Pemberian peringkat didasarkan pada masing-masing kriteria.
Penilaian pemilihan produk didasarkan pada kriteria Bayesian dengan asumsi masing-masing produk memiliki peluang yang sama. Penilaian pemilihan produk berdasarkan kriteria di atas dilakukan melalui urutan pemilihan prioritas
faktor akan ditabulasi sebagai dasar perhitungan untuk menentukan alternatif pilihan produk prospektif (Marimin, 2004)
Perhitungan alternatif pilihan masing-masing produk berdasarkan kriteria yang ada dilakukan dengan menggunakan teknik berdasarkan kriteria bayes
Penilaian alternatif ini dihitung berdasarkan bobot masing-masing kriteria. Kriteria-kriteria ini dianggap memiliki peluang bobot yang sama sehingga pemberian peringkat dalam perhitungan menjadi suatu hal yang penting.
Identifikasi kebutuhan untuk model rantai pasokan dilakukan dengan studi pustaka dan wawancara dengan pakar dari pelaku agroindustri dan dinas terkait. Wawancara dapat dilakukan dengan beberapa media, untuk keperluan penyusunan model.
Sumber Informasi
Sumber informasi berupa informasi yang bersifat primer dan sekunder. Sumber informasi primer diperoleh dari penjelasan pelaku dalam agroindustri kelapa. Metode pengumpulan data dilakukan wawancara langsung dengan pelaku agroindustri kelapa. Sumber informasi sekunder diperoleh dari dinas perindustrian dan perdagangan, Direktorat jenderal perkebunan, APCC, BPS dan laporan penelitian serta sumber pendukung kepustakaan yang lain serta penelusuran data melalui internet.
Waktu dan Tempat Penelitian
Waktu penelitian dilakukan Februari 2009 hingga Nopember 2009, diawali dengan studi pendahuluan untuk pemantapan usulan. Desain model dilakukan di Laboratorium Bisnis dan Aplikasi Industri Departemen TIN Fateta IPB. Wilayah yang digunakan sebagai observasi dan simulasi model dinamis adalah Kabupaten Ciamis Propinsi Jawa Barat.
POTENSI BAHAN BAKU AGROINDUSTRI KELAPA TERPADU