• Tidak ada hasil yang ditemukan

Metodologi Penelitian

Dalam dokumen AL-KHASYYAH PERSPEKTIF AL-QUR AN (Halaman 44-48)

Latar Belakang

F. Metodologi Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analisis yang bersifat kualitatif. Metode ini pada dasarnya bertujuan untuk memahami dan menyelidiki data pokok dan data instrumen. Data pokoknya adalah ungkapan-ungkapan qurani, baik dalam bentuk ayat, kalusa, frasa ataupun kosa kata. Sedangkan data instrumen adalah data yang dipergunakan dalam rangka penafsiran data pokok.

Data ini terkait dengan ilmu-ilmu bantu tafsir seperti ilmu-ilmu riwayat dan ilmu dirayah.

2. Pendekatan dan Metode yang digunakan

Pendekatan yang digunakan dalam meneliti disertasi ini adalah pendekatan ilmu tafsir dengan metode mauḍūʻi. Metode mauḍuʻi menggunakan cara kerja, yakni:

a) menetapkan masalah yang dibahas. b) menghimpun ayat-ayat Al-Qur’an yang berkaitan dengan masalah yang ingin dibahas seperti penelitian ini membahas tentang al-khasyyah, c) menyusun ayat-ayat berdasarkan kronologis, serta sebab turunnya ayat tersebut, d) memahami korelasi ayat-ayat tersebut dalam masing-masing surahnya, e). menyusun tema bahasan di dalam kerangka yang tepat, sistimatis, sempurna, dan utuh, f) melengkapi pembahasan dengan uraian hadis, g) mempelajari ayat-ayat secara tematik dan menyeluruh dengan menghimpun ayat-ayat yang memiliki pengertian yang sama, atau mengkompromikan yang umum dan yang

khusus, yang mutlak dengan muqayyad, sehingga semuanya bertemu dalam satu muara, tanpa perbedaan atau pemaksaan dalam penafsiran52

3. Pengumpulan dan Sumber Data

Kitab-kitab yang dijadikan sebagai sumber data dan rujukan untuk mengetahui dan mengelaborasi judul disertasi ini adalah al-Mufradāt fī Gārib Al-Qur’an, dan Mufradāt Alfāẓ Al-Qur’an, karya al-Rāghib al-Aṣfahānīy. Penulis kedua kitab ini diakui sebagai pakar bahasa Al-Qur’an. Hal ini dapat dibuktikan karena pada umumnya para mufassir menjadikan kitab ini sebagai rujukan untuk mengetahui maksud kata-kata dalam ayat-ayat Al-Qur’an.

Di samping kitab-kitab tersebut, digunakan juga kamus bahasa Arab, seperti Lisān al-‘Arab, karya Ibn Manẓūr, Maqāyīs al-Lughah, karya Aḥmad ibn Fāris ibn Zakariyyā, dan al-Mu’jam al-Wasīṭ, karya Ibrāhīm Madkūr. Hal ini dimaksudkan agar pembahasan kata-kata dalam Al-Qur’an lebih lengkap dan mendalam.

Sumber lain yang dapat membantu penulis dalam penelitian ini adalah sejumlah kitab tafsir yang dianggap representatif, seperti kitab tafsir dengan jenis al-ma’ṡūr,53 yakni Jāmiʻ Bayān ‘an Ta’wil Āy Qur’ān karya Ṭabary, Tafsir al-Qur’ān al-Aẓīm karya Ibn Kaṡīr. Demikian juga dengan jenis tafsir al-ra’y54 yang

52‘Abd al-Ḥayy al-Farmāwī, al-Bidāyah fī al-Tafsīr al-Mauḍū‘i (Mesir: Maktabah Jamhūriyah, 1977), h. 36.37.

53al-Ma’ṡūr merupakan salah satu jenis penafsiran yang muncul pertama kali dalam sejarah khazanah intelektual Islam. Praktik penafsirannya adalah ayat-ayat yang terdapat dalam al-Qur’ān ditafsirkan dengan ayat-ayat lain, atau dengan riwayat dari Nabi saw, para sahabat dan juga dari tābi‘īn. Yang terakhir ini, ditemukan perbedaan pendapat. Sebagian ulama menggolongkan qawl tābi‘īn ini sebagai bagian dari riwayat, sedangkan yang lainnya mengkategorikannya kepada al-ra’yu saja. Lebih lengkapnya lihat Muḥammad Ḥusayn al-Żahabī, al-Tafsīr wa al-Mufassrūn, Jilid II (Cet. II;

t.t: Ḥuqūq al-Tab’ah Mahfūẓah li al-Mu’allif, 1976), h. 46-47.

54al-Ra’yu adalah penafsiran Al-Qur’an dengan ijtihad dan penalaran. Jenis Tafsir ini muncul sebagai sebuah metodologi pada periode akhir pertumbuhan tafsīr al-ma’ṡūr, meskipun telah terdapat

mudah ditemukan dan terkenal yakni Tafsīr Rūh Ma‘ānī fī Tafsīr Qur’ān al-Karīm wa al-Sabʻī al-Maṡānī karya al-Alūsī, Tafsīr Mafātiḥ al-Gaib karya Fakhruddīn al-Rāzī, Tafsīr al-Marāghiy karya Aḥmad Muṣṭafā al-Marāgī, al-Tafsīr al-Munīr fī al-Aqīdah wa asy-Syariʻah wa al-Manhaj karya Wahbah az-Zuhaily, Tafsīr Qur’ān Karīm (Tafsīr Manār) karya Muḥammad Rasyīd Riḍā, al-Mizān fī Tafsīr al-Qur’ān karya Muḥammad al-Ḥusain al-Ṭabāṭaba’ī, al-Jāmi li Aḥkām al-Qur’ān al-Karīm karya al-Qurṭubī. Tafsir al-Mishbah oleh M. Quraish Shihab, dan berbagai tafsir lainnya yang terkait dengan pembahasan penelitian ini.

4. Pengolahan dan Analisis Data

Jenis pengolahan data yang digunakan dalam disertasi ini adalah data kualitatif. Data yang telah didapatkan, baik terambil dari sumber primer maupun dari sumber sekunder akan diolah dan dianalisis. Untuk mengelola data dipakai teknik analisis, yakni: kosa kata qur’āni, frase qur’āni, klausa qur’āni, ayat-ayat qur’āni dan hubungan antara bagian-bagian tersebut dengan ayat sebelumnya.55 Analisis ini digunakan bertujuan untuk mengetahui makna yang sesungguhnya dari suatu ayat yang berkaitan dengan pembahasan disertasi ini. Agar disertasi ini lebih terarah, maka diusahakan semaksimal mungkin untuk mencari, menelusuri, dan menentukan ayat-ayat yang berbicara tentang al-khasyyah, lalu dianalisa makna yang terdapat dalam ayat-ayat tersebut.

upaya sebagai kaum muslimin yang menunjukkan bahwa mereka telah melakukan penafsiran dengan ijtihad, khususnya zaman sahabat sebagai tonggak munculnya ijtihad dan istimbāt, dan periode tābi‘īn.

Lihat Muḥammad Ḥusayn al-Żahabiy, al-Tafsīr wa al-Mufassrūn, Jilid II, h. 46-47.

55Mardan, Al-Qur’ān Sebuah Pengantar Memahami Al-Qur’ān Secara Utuh (Cet. I; Jakarta:

Pustaka Mapan, 2009), h. 287.

5. Teknik Interpretasi

Teknik interpretasi yang digunakan peneliti dalam penelitiannya berbeda-beda tergantung kepada tema yang dibahas. Adapun teknik interpretasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik interpretasi qurani, teknik interpretasi linguistik, dan teknik interpretasi sosiohistoris.

Teknik interpretasi qurani digunakan karena Al-Qur’an menjelaskan atau menafsirkan dirinya sendiri. Dengan kata lain, ayat-ayat Al-Qur’an saling terkait antara satu sama lain. Kadang-kadang dalam Al-Qur’an ditemukan satu ayat atau satu surah yang bersifat global, namun pada ayat atau surah yang lain dijelaskan secara terperinci. Teknik interpretasi ini juga digunakan untuk memahami keterkaitan atau titik temu antara satu kata dengan kata yang lain. Teknik interpretasi ini dapat diketahui melalui melalui hadis, pernyataan sahabat, dan ijtihad peneliti sendiri.

Teknik interpretasi linguistik digunakan untuk mencari asal usul kata yang dikaji kemudian menghubungkan antara satu kata dengan kata yang lain. Teknik interpretasi ini banyak mewarnai tulisan para penafsir khususnya di Indonesia, sebab penganut pendapat ini berpendapat bahwa segala sesuatu dalam bahasa Arab ada asal katanya.

Teknik interpretasi sosiohistoris digunakan untuk melihat sejarah sosial (kondisi historis) dan setting sosial pada saat ayat-ayat al-Qur’an yang diturunkan.

Teknik interpretasi ini bukanlah merupakan teknik interpretasi yang baru karena sudah banyak digunakan sejak dahulu dengan ilmu asbāb al-nuzūl, yaitu ilmu yang menjelaskan tentang sebab-sebab turunnya ayat.

Dalam dokumen AL-KHASYYAH PERSPEKTIF AL-QUR AN (Halaman 44-48)