• Tidak ada hasil yang ditemukan

Metodologi Penelitian

Dalam dokumen Media dan Isu Keistimewaan DIY (Halaman 65-77)

a. Jenis Penelitian

Penelitian ini berusaha untuk mengungkapkan suatu keadaan sebagaimana adanya. Hasil penelitian ditekankan pada pemberian gambaran secara obyektif tentang keadaan yang sebenarnya dari obyek yang diteliti. Oleh karena itu bentuk penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif yang bermaksud memberikan gambaran secara sistematis, aktual, dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi tertentu.

Pada prinsipnya dengan metode deskriptif, data-data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar dan bukan angka. Dengan demikian laporan penelitian ini berupa kutipan data untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Jadi Penelitian deskriptif kualitatif untuk menyusun gambaran mengenai obyek apa yang diteliti dengan terlebih dahulu peneliti mengumpulkan data di lokasi penelitian, lalu data itu diolah dan diartikan untuk kemudian dianalisa dari data yang telah disajikan, dalam arti hasil penelitian ini lebih menekankan mengenai berita seputar isu Keistimewaan DIY khususnya penyelesaian RUU Keistimewaan Yogyakarta yang sampai saat ini belum jelas nasibnya, dan menilainya dalam pemberitaan yang dimuat pada harian Kompas dan Koran Tempo pada edisi Desember 2010-Januari 2011.

commit to user

b.Obyek Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis memilih harian Kompas dan Koran Tempo sebagai obyek penelitian, khususnya pada edisi Desember 2010 – Januari 2011, dengan alasan:

1. Harian Kompas dan Koran Tempo merupakan surat kabar skala nasional yang memiliki rating tinggi, dengan mayoritas pembaca dari kalangan terpelajar dan berpendidikan tinggi,

2. Guna mengetahui penerapan standar kebenaran, matrik obyektifitas, dan batasan-batasan serta unsur-unsur lainnya, yang digunakan oleh wartawan harian Kompas dan Koran Tempo dalam mengolah dan menyuguhkan berita, dimana kedua media cetak tersebut dikenal sering menyuguhkan isi pemberitaan yang kritis dan logis, dengan bahasa santun namun cerdas.

3. Dalam kurun waktu Desember 2010 sampai Januari 2011 tersebutlah isu seputar keistimewaan Yogyakarta kencang berhembus, dan menjadi topik hangat dikalangan masyarakat yang hingga kini RUU Keistimewaan Yogyakarta sendiri belum diketahui penyelesaiannya.

c. Jenis dan Sumber Data

Dalam penyusunan laporan penelitian, peneliti membutuhkan berbagai macam data yang relevan dan mendukung penelitian. Data tersebut bisa dalam bentuk apa saja, berasal dari sumber mana saja yang terpercaya dan teruji validitasnya, dan tentunya sesuai dengan topik penelitian. Adapun jenis dan

commit to user

sumber data yang digunakan dalam penelitian ini dibagi kedalam 2 bentuk, yaitu data primer dan data sekunder.

1. Data Primer

Sumber data primer yaitu sumber data yang langsung dari sumber aslinya yaitu para informan dari hasil wawancara dan observasi untuk mendapatkan data primer. Dalam penelitian ini data primer diperoleh dari observasi isi pemberitaan yang dimuat di harian Kompas dan Koran Tempo (teks berita), guna melihat bagaimana kedua media tersebut mengkonstruksikan realitas peristiwa atau membingkai (mem-frame) isu Keistimewaan Yogyakarta terkait polemik RUU Keistimewaan Yogyakarta dalam pemberitaannya.

Selain itu juga melakukan wawancara dengan wartawan yang bersangkutan, yakni wartawan harian Kompas dan Koran Tempo yang meliput serta menulis berita seputar isu keistimewaan DIY.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah sumber data penelitian yang diperoleh Peneliti secara tidak langsung dari sumber aslinya, akan tetapi dari sumber lain di luar informan yang sudah diolah, maupun melalui studi kepustakaan. Sumber data sekunder diantaranya adalah buku, catatan, laporan historis yang tersusun dalam arsip yang dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan, peraturan perundang-undangan dan dokumen- dokumen yang peneliti butuhkan dalam penelitian ini.

commit to user

Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini ialah:

a. Isi piagam kedudukan Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Sri Paku Alam VIII tertanggal 19 Agustus 1945 dari Presiden RI. b. Isi amanat Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Amanat Sri Paku

Alam VIII tertanggal 5 September 1945 (yang dibuat sendiri- sendiri secara terpisah).

c. Isi amanat Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Sri Paku Alam VIII tertanggal 30 Oktober 1945 (yang dibuat bersama dalam satu naskah).

d. UUD 1945 pasal 18.

d. Validitas Data

Guna melihat kemantapan dan kebenaran dari data yang berhasil digali, dikumpulkan, dan dicatat dalam kegiatan penelitian, Peneliti harus menentukan cara-cara yang dianggap tepat untuk mengembangkan validitas data yang diperoleh. Validitas merupakan jaminan bagi kemantapan simpulan dan tafsiran makna sebagai hasil penelitian. Untuk menguji keabsahan data yang terkumpul tersebut, perlu menggunakan teknik trianggulasi, yaitu pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang di luar data untuk keperluan pengecekan atau sebagai perbandingan terhadap data itu.Trianggulasi sendiri merupakan cara yang paling umum digunakan bagi peningkatan validitas dalam penelitian kualitatif. Teknik Trianggulasi yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Trianggulasi sumber, yaitu diperoleh melalui perbandingan hasil wawancara

commit to user

dengan wartawan yang meliput dan menulis berita seputar isu keistimewaan DIY di harian Kompas dan Koran Tempo dengan tulisan sang wartawan itu sendiri yang dituangkan dalam pemberitaan, guna mengetahui penerapan standar kebenaran, matrik obyektifitas, dan batasan-batasan serta unsur-unsur lainnya, yang digunakan oleh wartawan harian Kompas dan Koran Tempo dalam mengolah dan menyuguhkan berita. Lebih tepatnya melakukan kroscek dan perbandingan terhadap drajat kepercayaan akan suatu informasi yang didapat melalui waktu dan alat yang berbeda. Hal tersebut dapat dicapai dengan 44:

a. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara.

b. Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatakan secara pribadi.

c. Membandingkan apa yang dikatakan orang dengan tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu.

d. Membandingkan hasil wawancara dengan isi dokumen yang berkaitan.

Trianggulasi sumber disini dilakukan dengan dengan jalan menggali informasi dari satu narasumber tertentu, dari kondisi aktifitas yang menggambarkan perilaku orang, atau dari sumber yang berupa catatan atau arsip dan dokumen yang memuat catatan yang berkaitan dengan data yang Peneliti maksud45.

44

Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2004 45

H.B. Sutopo, Metodologi Penelitian Kualitatif, Sebelas Maret University Press, Surakarta, 2002, hal. 79-80

commit to user

Wawancara Informan

Data Content Analysis Dokumen / Arsip Observasi Aktivitas

Sumber : H.B Sutopo, Metodologi Penelitian Kualitatif

e. Teknik Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa data secara kualitatif dengan menggunakan teknik analisis framing model Pan Kosicki. Analisis framing model Pan Kosicki berasumsi, bahwa setiap berita mempunyai frame yang berfungsi sebagai pusat organisasi ide. Frame merupakan suatu ide yang dihubungkan dengan elemen yang berbeda dalam teks berita; kutipan sumber, latar informasi, pemakaian kata / kalimat tertentu ke dalam teks secara keseluruhan. Frame berhubungan dengan makna, makna suatu peristiwa dapat dilihat dari perangkat tanda yang dimunculkan dalam teks.

Dalam model Pan Kosicki perangkat framing dibagi menjadi empat struktur besar, yaitu46:

1. Sintaksis

Dalam pengertian umum, Sintaksis adalah susunan kata atau frase dalam kalimat. Struktur sintaksis dalam wacana berita berhubungan dengan bagaimana wartawan menyusun peristiwa, pernyataan, opini, kutipan, pengamatan atas peristiwa kedalam bentuk susunan umum berita. Bentuk sintaksis yang paling populer adalah struktur piramida

46

commit to user

terbalik yang dimulai dengan judul headline, lead, episode, latar, dan penutup. Struktur semantik ini dapat diamati dari bagan berita, yang terdiri dari :

a. Headline

Merupakan aspek sintaksis dari wacana berita dengan tingkat kemenonjolan yang tinggi yang menunjukkan kecenderungan berita. Headline digunakan untuk menunjukan bagaimana wartawan mengkonstruksi suatu isu, seringkali dilakukan dengan menekankan makna tertentu lewat pemakaian tanda tanya untuk menunjukkan sebuah perubahan dan tanda kutip untuk menunjukkan adanya jarak perbedaan.47

b. Lead

Lead atau teras berita adalah kalimat pembuka dari sebuah berita dan memegang peranan penting dalam sebuah berita. Lead yang baik umumnya memberikan sudut pandang dari berita, menunjukkan perspektif tertentu dari peristiwa yang diberitakan. c. Latar

Latar merupakan bagian berita yang dapat mempengaruhi makna yang ingin ditampilkan wartawan. Latar umumnya ditampilkan di awal sebelum pendapat wartawan yang sebenarnya muncul dengan maksud mempengaruhi dan memberi kesan bahwa pendapat wartawan sangat beralasan.

47

Keny Goshom and Oscar H. Gandy, “Race, Risk and Responsibility: editorial Constrain in the Framing of Inequality”, Journal of Communication, (Vol. 45, No. 2, 1995), hlm. 144-145. dalam Eriyanto, Op.Cit, hal. 258

commit to user

d. Sumber

Bagian ini dalam penulisan berita dimaksudkan untuk membangun objektivitas-prinsip keseimbangan yang tidak memihak. Ia juga merupakan bagian berita yang menekankan bahwa apa yang ditulis oleh wartawan bukan pendapat wartawan semata, melainkan pendapat dari orang yang mempunyai otoritas tertentu. Pengutipan sumber menjadi perangkat framing didasarkan atas tiga hal, yakni:

Mengklaim validitas atau kebenaran dari pernyataan yang dibuat dengan mendasarkan diri pada klaim otoritas akademik.

Menghubungkan poin tertentu dari pandangannya kepada pejabat yang berwenang.

Mengecilkan pendapat atau pandangan tertentu yang dihubungkan dengan kutipan atau pandangan mayoritas sehingga pandangan tersebut tampak sebagai menimpang.

2. Skrip

Skrip berhubungan dengan cara bertutur wartawan dalam mengemas peristiwa/cara wartawan dalam mengisahkan peristiwa ke dalam bentuk berita. Skrip merupakan salah satu strategi wartawan dalam mengkonstruksi berita, yakni bagaimana suatu peristiwa dipahami melalui cara tertentu dengan menyusun bagian-bagian dengan urutan

commit to user

tertentu. Skrip memberikan tekanan mana yang didahulukan, dan bagian mana yang bisa kemudian sebagai strategi untuk menyembunyikan informasi penting. Upaya penyembunyian tersebut dilakukan dengan menempatkan di bagian akhir agar terkesan kurang menonjol.

Ada dua hal yang menyebabkan laporan berita sering disusun sebagai suatu cerita, yaitu:

Banyak laporan berita yang berusaha menunjukkan hubungan, peristiwa yang ditulis merupakan kelanjutan dari peristiwa sebelumnya.

Berita umumnya mempunyai orientasi menghubungkan teks yang ditulis dengan lingkungan komunal pembaca.

Bentuk umum dari struktur skrip sendiri adalah dengan pola 5W+1H (who-siapa, what-apa, when-kapan, where-dimana, why-mengapa, dan how-bagaimana).

3. Tematik

Tematik berhubungan dengan cara wartawan mengungkapkan pandangannya atas peristiwa kedalam proposisi, kalimat atau hubungan antarkalimat yang membentuk teks secara keseluruhan. Bagi Pan Kosicki berita mirip sebuah pengujian hipotesis, karena peristiwa yang diliput, sumber yang dikutip, dan pernyataan yang

commit to user

diungkapkan digunakan untuk membuat dukungan yang logis bagi hipotesis yang dibuat.

Perangkat Tematik memiliki beberapa element yang dapat diamati, diantaranya adalah koherensi. Koherensi adalah pertalian atau jalinan antarkata, proposisi atau kalimat. Dengan menggunakan koherensi, dua buah kalimat atau proposisi yang menggambarkan fakta yang berbeda dapat dihubungkan. Koherensi memiliki beberapa macam, antara lain:

Koherensi sebab akibat, yaitu proposisi atau kalimat satu dipandang akibat atau sebab dari proposisi yang lain. Ditandai dengan kata penghubung ”sebab” atau ”karena”. Koherensi penjelas,yaitu proposisi atau kalimat satu dilihat sebagai penjelas proposisi atau kalimat lain. Ditandai dengan kata hubung ”dan” atau ”lalu”.

Koherensi pembeda, yaitu proposisi atau kalimat satu dipandang kebalikan atau lawan dari proposisi atau kalimat lain. Ditandai dengan kata hubung ”dibandingkan” atau ”sedangkan”.

4. Retoris

Retoris berhubungan dengan cara wartawan menekankan arti tertentu yang ingin ditonjolkan ke dalam berita. Struktur ini menggambarkan pilihan-pilihan gaya bahasa yang disusun oleh para jurnalis dalam

commit to user

hubungannya dengan akibat yang diharapkan. Struktur ini akan melihat bagaimana wartawan memakai pilihan kata, idiom, grafik,

methapor, pengandaian, dan gambar yang dipakai bukan hanya mendukung tulisan, melainkan juga menekankan arti tertentu kepada pembaca, meningkatkan kemenonjolan pada sisi tertentu dan meningkatkan gambaran yang diinginkan dari suatu berita. Struktur retoris dari wacana berita juga menunjukkan kecenderungan bahwa apa yang disampaikan tersebut adalah suatu kebenaran.

Tabel 3. Struktur Perangkat Analisis Berita Model Pan Kosicki

STRUKTUR PERANGKAT FRAMING UNIT YANG DIAMATI

SINTAKSIS

Cara wartawan menyusun fakta

1. Skema berita Headline, lead, latar informasi, kutipan, sumber, pernyataan, penutup SKRIP Cara wartawan mengisahkan fakta 2. Kelengkapan berita 5 W + 1 H TEMATIK Cara wartawan menulis fakta 3. Detail 4. Maksud kalimat, hubungan 5. Nominalisasi antar kalimat 6. Koherensi 7. Bentuk kalimat 8. Kata ganti Paragraf, proposisi RETORIS Cara wartawan menekankan fakta 9. Leksikon 10. Grafis 11. Metafor 12. Pengandaian

Kata, idiom, gambar/foto, grafik

*Kerangka Framing Pan Kosicki 48

48

Alex Sobur, "Analisis Teks Media: Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis Framing", ROSDA, Bandung, 2001, hal. 176

commit to user

Berdasarkan hasil teks data, Model Pan Kosicki (Zhongdan Pan dan Gerald M. Kosocki) adalah model analisis yang paling mendekati karena memiliki empat alat analisis yang terdiri dari Sintaksis, Skrip, Tematik, dan Retoris seperti yang dipaparkan di atas.

commit to user

Dalam dokumen Media dan Isu Keistimewaan DIY (Halaman 65-77)

Dokumen terkait