• Tidak ada hasil yang ditemukan

Metodologi Penelitian

A. Metodologi Penelitian 1. Metode Penelitian

Penelitian ini berjudul Penggunaan Metafor Pada Tiga Puisi Pilihan Goenawan Mohamad (Sebuah Kajian Stilistika). Dalam penelitian ini, metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang populer digunakan untuk ilmu-ilmu sosial (humaniora). Menurut Strauss & Corbin, penelitian kualitatif merupakan penelitian yang temuan-temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan lainnya.1 Penelitian ini mengolah jenis data lunak dan fleksibel. Hal ini memungkinkan adanya perubahan struktur data di tengah berlangsungnya proses penelitian.

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku persepsi, motifasi, yindakan, dan lain-lain secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa.2 Dalam penelitian kualitatif, instrumen utama penelitian adalah peneliti itu sendiri. Peneliti sendiri yang terjun ke lapangan dan berusaha sendiri mengumpulkan informasi. Peneliti mengumpulkan data yang kemudian disebut sebagai data kualitatif. Data kualitatif merupakan data yang berupa informasi kenyataan yang terjadi di lapangan. Data tersebut kemudian diolah peneliti untuk memperoleh jawaban atas masalah yang diangkat oleh peneliti. Sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan. Sedangkan data tambahan jika diperlukan berupa data tertulis dan foto.

1

Syamsuddin AR, Metode Penelitian Pendidikan Bahasa, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2006), Cet. I, hlm. 73.

2

Moleong, J Lexy, metodolagi Penelitian Kualitatif, (Bandung:PT Remaja Rosda Karya, 2009), Cet. 29, hlm. 6.

2. Teknik Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian berbasis content analysis. Artinya dokumen merupakan objek penelitian dalam penelitian ini. Dokumen yang diteliti berupa puisi-puisi pilihan Goenawan Mohamad. Data primer dari penelitian ini adalah tiga puisi dari puisi-puisi pilihan karya Goenawan Mohamad yaitu Di nara, Di Beranda Ini Angin Tak Kedengaran Lagi, dan Expatriate. Data tersebut diperoleh langsung dari buku teks yang berjudul Goenawan Mohamad Selected Poems yang ditulis oleh Laksmi Pamunjak.

Pada penelitian ini, penjelasan secara deskriptif dipilih oleh peneliti pada saat pengolahan data. Penjelasan secara dekskriptif merupakan ciri khas pada penelitian berbasis data kualitatif. Setiap data yang diperoleh dideskripsikan dalam bentuk bahasa dan kata-kata. Dalam penelitian ini, ada beberapa tahap yang dilalui pada saat menganalisis data, di antaranya:

a. Mengumpulkan data primer berupa puisi-puisi pilihan karya Goenawan Mohamad dari tahun 1961-2004. Data tersebut kemudian dijadikan sebagai populasi dalam penelitian ini;

b. Memilih tiga puisi dari populasi tersebut untuk dijadikan sampel penelitian;

c. Melakukan pembacaan secara intensif terhadap puisi-puisi yang menjadi sampel penelitian;

d. Mengumpulkan data-data tambahan sebagai pendukung data primer dalam penelitian. Data-data pendukung diperoleh dari buku-buku, dokumen, jurnal, data online, dan sebagainya;

e. Menganalisis secara cermat data-data yang dijadikan sampel dengan menggunakan kajian stilistika;

f. Menentukan kesimpulan terhadap hasil penelitian yang telah dilakukan.

3. Sumber Data

Pada penelitian ini, sumber data utama diperoleh dari buku yang berjudul Goenawan Mohamad Selected Poems yang diterjemahkan kedalam bahasa Inggris oleh Laksmi Pamunjak. Selain data primer, penelitian ini juga menggunakan data

sekunder yang diperoleh dari berbagai sumber berupa buku, jurnal, esei serta data online yang berkaitan dengan penelitian.

4. Prosedur Penelitian

Tahap-tahap yang dilakukan pada penelitian ini adalah:

a. Memilih dan menentukan sampel berupa puisi pilihan Goenawan Mohamad

b. Melakukan pembacaan intensif terhadap sampel penelitian c. Menemukan metafora yang terdapat pada sampel penelitian

d. Mencari fungsi dari metafora yang terdapat pada sampel penelitian

e. Memberikan kesimpulan tentang penggunaan metafor pada lima puisi pilihan Goenawan Mohamad.

5. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data pada suatu penelitian. Pada penelitian ini, instrumen yang digunakan adalah kartu pengumpul data. Tiap-tiap kartu diberikan kode sesuai dengan kebutuhan data. Kartu data berbentuk tabel digunakan untuk mempermudah mengumpulkan data.

Contoh

Nomor data Data Penjelasan

B. Tinjauan Pustaka

Penelitian ini merujuk pada penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Siti Puryanti mahasiswi Universitas Sebalas Maret yang berjudul Puisi Afterword Karya Goenawan Mohamad: Sebuah Pendekatan Stilistik. Pada penelitiannya, Siti Puryanti menerapkan seluruh komponen yang lazim digunakan dalam pendekatan stilistika. Hal ini cukup beralasan mengingat aspek yang diteliti serta hasil

penelitian bermuara pada tema, amanat dan nilai estetik pada puisi yang diteliti. Sedangkan pada penelitian ini menitikberatkan pada metafora, fungsi metafora, serta makna yang muncul dari penggunaan metafora pada puisi.

Perbedaan berikutnya adalah dari segi jumlah puisi yang dikaji. Pada penelitian yang dilakukan oleh saudari Siti Puryanti puisi yang dikaji berjumlah satu sedangkan pada penelitian ini jumlah puisi yang dikaji sebanyak tiga puisi.

C. Sistematika Penulisan

Sebagai panduan dalam penulisan skripsi ini, maka sistem penulisan perlu digunakan untuk memudahkan dalam proses penulisan. Penulisan skripsi ini terdiri dari 5 bab, yaitu:

Bab I Pendahuluan yang terbagi atas latar belakang, perumusan masalah pembatasan masalah, tujuan penelitian, metodologi penelitian, tinjauan pustaka, serta sistematikan penulisan.

Bab II Kajian teoretis yang terdiri dari pengertian metafora, ruang lingkup metafora, pengertian stilistika, ruang lingkup stilistika, serta pengertian puisi.

Bab III Biografi Penyair.

Bab IV Analisis data serta pembahasan penggunaan metafora pada puisi-puisi pilihan karya Goenawan Mohamad.

Bab V Penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran dari hasil penelitian.

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Biografi Penyair

Goenwan Mohamad merupakan penyair, budayawan, penulis esei, dan aktivis jurnalistik. Ia lahir di Batang, Jawa Tengah tanggal 29 Juli 1941. Mengikuti pendidikan di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia (1960-1964),

kemudian memperdalam pengetahuan di College d’Europe, Brugge, Belgia (1965

-1966), Universitas Oslo, Norwegia (1996), dan Universitas Harvard (1989-1990). Pernah menjadi wartawan Harian Kami (1966-1970), anggota Dewan Kesenian Jakarta (1968-1971), pemimpin redaksi majalah Exspress (1970-1971), anggota Badan Sensor Film (1969-1970), redaktur Horison (1967-1972; 1972-1992), pemimpin redaksi majalah Tempo (1971-1994), dan pemimpin redaksi majalah Zaman (1979-1985).

Ada beberapa penghargaan yang pernah diperoleh Goenawan Mohamad, di antaranya esai ”Alam Dalam Tangkapan Pertama Puisi” dan ”Agama Dalam

Penciptaan Seni”, mendapat hadiah pertama majalah Sastra tahun 1962. Esainya

”Revolusi sebagai Kesusastraan dan Kesusastraan sebagai Revolusi” dan

”Seribu Slogan dan Sebuah Puisi” mendapat hadiah pertama majalah Sastra

tahun 1963. eseinya Sex Sastra dan Kita mendapat penghargaan majalah Horison tahun 1969. Karyanya yang lain Manifetasi (kumpulan esai bersama Taufiq Ismail, M Saribi Afn, dan lain-lain, 1963), Parikesit (kumpulan esai, 1971), Potret Seorang Penyair Muda Sebagai si Malin Kundang (kumpulan esai, 1972), Catatan Pinggir (kumpulan esai, 1982), Catatan Pinggir 2 (kumpulan esai, 1989), Asmaradana (kumpulan sajak, 1992), Misalkan Kita Di Sarajevo (kumpulan sajak, 1998 terjemahannya bersama Taufiq Ismail dan Ali Audah), Penilaian Kembali Pemikiran Agama Dalam Islam (karya M. Iqbal, 1996).

Pada tahun tahun 2001, karya-karya puisi Goenawan Mohamad dibukukan dengan judul Sajak-Sajak Lengkap1961-2001. Buku ini memperoleh penghargaan KLA 2001. Penanda tangan Manifestasi Kebudayaan ini pernah menerima anugerah seni dari Pemerintah RI. Tahun 1991 menerima Hadiah Sastra Asean,

dan tahun 1992 menerima hadiah A. Teeuw. Goenawan Mohamad juga memperoleh penghargaan Ahmad Bakrie Award 2004 karena dianggap telah melakukan pengabdian panjang dalam bidang kesusastraan. Ia menjadikan bahasa Indonesia setara dengan bahasa yang telah tua dan mapan di dunia.

B. Temuan Penelitian

Pada penelitian ini, data primer yang telah ditemukan adalah sebagai berikut:

ND: 1

Di Nara

Para biku telah membungkam pasir dan lumut di sebuah bukit. Setelah itu, kuil hanya sebuah tafsir. Ada sesuatu yang tak perlu Terjanngkau, juga oleh aku dan engkau.

Barangkali rahasia

Akan memperpanjang tanda yang menghubungkan kita.

Kata akan aman di hutan ini.

Kijang-kijang akan lewat dalam kabut, di jalan yang tak transparan

oleh pagi, selalu pagi, dan sebab itu tak akan kita kisahkan lagi.

Aku ingat seseorang pernah berbisik: jangan meminta bulan

menyulap gelombang dari busut menjadi pantai dan lapang jadi laut. Keajaiban hanya terjadi ketika kita tak berharap,

Ketika kita tak di sini lagi.

2001 20

1. Kata Konkret dan Kata Abstrak

Pada penelitian ini, analisis yang pertama kali dilakukan adalah menemukan kata konkret dan kata abstrak pada tiap-tiap objek penelitian. Langkah pertama adalah memisahkan kata konkret dan abstrak yang terdapat pada sampel. Kata-kata konkret adalah Kata-kata yang merujuk pada objek yang ditangkap secara langsung oleh panca indra seperti mobil, motor, batu dan sebagainya. Sedangkan kata abstrak adalah kata yang merujuk kepada sifat, konsep, maupun gagasan. Kata konkret dan abstrak dari data 1 ditunjukkan pada tabel dibawah ini.

Tabel I

NO Kata Konkrit Arti

1 Biku Biksu

2 Pasir Butiran batu yang halus

3 Bukit Tumpukan tanah yang lebih tinggi dari pada tempat di sekitarnya, lebih rendah dari pada gunung.

4 Lumut Tumbuhan hijau atau kuning kecil-kecil yang banyak tumbuh membentuk bantalan pada batu, kayu, tanah, atau tembok. 5 Kuil Bangunan tempat memuja (menyembah) dewa

6 Hutan Tanah luas yang ditumbuhi banyak pohon liar. 7 Kijang Binatang menyusui sebangsa rusa kecil

8 Kabut Awan lembab yang melayang di permukaan tanah 9 Jalan Tempat untuk lalu lintas orang dan kendaraan 10 Gelombang Ombak besar yang bergulung-gulung di laut 11 Busut Gundukan tanah kecil berupa sarang anai-anai 12 Lapang Lebar, luas dan lega

13 Nara Nama tempat berdirinya 7 kuil yang terdapat di Jepang bagian selatan

Tabel II

NO Kata Abstrak Arti

1 Sesuatu Satu, hanya satu 2 Terjangkau Tercapai

3 Memperpanjang Menjadikan lebih panjang

4 Menghubungkan Menjadikan berhubungan, menyambungkan 5 Meminta Berkata-kata supaya diberi atau mendapat sesuatu 6 Menyulap Mengubah rupa barang dengan cara yang ajaib 7 Berharap Berkeinginan supaya terjadi

8 Terjadi Sudah dijadikan

9 Membungkam Membuat terdiam dengan menutup mulut 10 Lewat Melalui, menempuh

11 Berbisik Berkata dengan suara perlahan-lahan 12 Seseorang Seorang yang tidak dikenal

Pada tabel di atas, ditemukan 13 kata konkret dan 12 kata abstrak. Masing-masing kata tersebar pada struktur puisi yang berjudul Di Nara.

ND 2

Di Beranda Ini Angin Tak Kedengaran Lagi Di beranda ini angin tak kedengaran lagi.

Langit terlepas. Ruang menunggu malam hari. Kau berkata: pergilah sebelum malam tiba. Kudengar angin mendesak ke arah kita.

Di piano bernyanyi baris dari Rubayyat. Di luar detik dan kereta telah berangkat Sebelum bait pertama. Sebelum selesai kata. Sebelum hari tahu ke mana lagi akan tiba.

Akupun tahu: sepi kita semula

Bersiap kecewa, bersedih tanpa kata-kata. Pohon-pohon pun berbagi dingin di luar jendela Mengekalkan yang esok mungkin tak ada.

1966

1. Kata Konkret dan Kata Abstrak

Pada data 2, kata abstrak dan kata konkret terdapat pada tabel dibawah ini Tabel III

No Kata konkret Makna

1 Beranda Ruang beratap yang terbuka (tidak berdinding); teras 2 Langit Ruang luas yang terbentang di atas bumi

3 Piano Alat musik berdawai baja

4 Jendela Lubang yang dapat diberi tutup dan berfungsi sebagai tempat keluar masuk udara.

5 Rubayyat Puisi Melayu lama berasal dari Arab-Parsi, terdiri atas tujuh atau delapan baris dalam satu bait, bersajak dua-dua (aa/bb/cc/dd)

6 Kereta Kendaraan yang beroda dua atau empat (biasanya ditarik oleh kuda); kereta api; sepeda motor

7 Pohon-pohon Tumbuhan yang berbatang keras dan besar

8 Angin Gerakan udara dari daerah yang bertekanan tinggi ke daerah yang bertekanan rendah

9 Malam hari Waktu setelah matahari terbenam hingga matahari terbit

Tabel IV

No Kata Abstrak Makna

1 Kedengaran Dapat didengar; terdengar 2 Terlepas sudah lepas; sudah dilepaskan

3 Mendesak Mendorong dengan tubuh; menyesak hingga pihak lawan dsb mundur

4 Bersiap Bersedia-sedia dan berjaga-jaga (menghadapi sesuatu); mengatur segala sesuatu (untuk)

5 Bersedih Bersusah hati; berdukacita; merasa pilu (belas kasihan) 6 Berbagi Membagi sesuatu bersama; membagi diri; bercabang

7 Kecewa Kecil hati; tidak puas (karena tidak terkabul keinginannya, harapannya)

8 Dingin Bersuhu rendah apabila dibandingkan dengan suhu tubuh manusia; tidak panas; sejuk

9 Mengekalkan Memelihara (mengusahakan supaya kekal atau tetap selama-lamanya)

Pada data 2 ditemukan masing-masing 9 kata konkret dan 9 kata abstrak yang tersebar pada struktur fisik puisi yang berjudul Di Beranda Ini Angin Tak Kedengaran Lagi.

ND3

Expatriate

Akulah adam dengan mulut yang sepi Putra surgawi

yang damai, terlalu damai ketika bumi padaku melambai

Detik-detik bening memutih tengah malam ketika lembar-lembar asing terlepas dari buku harian

Dan esoknya terbukalah gapura: pagi tumbuh dalam kabut yang itu juga dan aku pergi

dengan senyum usia yang sunyi

Langkah akan bergegas antara pohonan lengang bersama baying-bayang unggas, bersama awan Sementara arus hari

menyusup-nyusup indra ini

(Adakah yang lebih tak pasti selain tanah-kelahiran yang ditinggalkan pergi anak tersayang)

1962

1. Kata Konkret dan Kata Abstrak

Pada data 4 kata konkret dan kata abstrak terdapat pada tabel berikut ini

Tabel V

No Kata Konkret Arti

1 Adam Nama manusia laki-laki pertama yang dijadikan oleh Tuhan

2 Mulut Rongga di muka, tempat gigi dan lidah, untuk memasukkan makanan (pada manusia atau binatang) 3 Bumi Planet tempat manusia hidup; dunia; jagat

4 Buku harian Catatan kegiatan yang harus dilakukan (buku harian identik dengan tulisan, peraturan)

5 Gapura Pintu besar untuk masuk pekarangan rumah (taman, dsb); pintu gerbang

7 Kabut Kelam; suram; tidak nyata; awan lembap yang melayang di dekat permukaan tanah

8 Pagi Bagian awal dari hari; waktu setelah matahari terbit hingga menjelang siang hari

Tabel VI

No Kata Abstrak Arti

1 Sepi Sunyi; lengang; tidak ada orang

2 Damai Tidak ada perang; tidak ada musuh; tentram; tenang 3 Melambai Mengayun-ayun turun naik (seperti daun-daunan tertiup

angin; menggerak-gerakkan tangan turun naik (untuk memanggil)

4 Detik-detik Waktu yang singkat; saat

5 Bening Bersih, putih, dan tidak bercampur tanah; jernih; berkilau 6 Memutih Tampak putih-putih; menjadi putih

7 Tumbuh Timbul (hidup) dan bertambah besar atau sempurna; sedang berkembang; timbul; terbit

8 Senyum Gerak tawa ekspresif yang tidak bersuara untuk menunjukkan rasa senang, gembira, suka

9 Sunyi Tidak ada bunyi atau suara apa pun; hening; senyap 10 Bergegas Bercepat-cepat; cepat-cepat; tergesa-gesa

11 Lengang Sunyi sepi; tidak ramai; tidak banyak orang

12 Bayang-bayang Ruang yang tidak kena sinar karena terlindungi benda

Pada data 4 ditemukan masing-masing 8 kata konkret dan 12 kata abstrak yang tersebar pada struktur fisik puisi yang berjudul Expatriate.

B. Analisis Data 1. Metafora

Metafora merupakan perbandingan langsung yang menghubungkan makna harfiah dan makna figuratif dalam karya sastra. Kemunculan metafora ditandai dengan hadirnya vehicle sebagai pembanding dan tenor sebagai yang dibandingkan. Kedua unsur tersebut dihubungkan oleh perangkai atau motif. Berdasarkan bentukannya, ada dua jenis metafora yaitu metafora eksplisit dan metafora implisit. Metafora eksplisit merupakan metafora yang unsur-unsur pembentuknya (tenor, vehicle, perangkai atau motif) ditampilkan langusng di

dalam kalimat. Sedangkan metafora implisit adalah metafora yang sebagian unsur pembentuknya terdapat di dalam teks kalimat, adapun sebagian yang lain terdapat di luar kalimat.

Ada beberapa langkah analisis yang dilakukan untuk menemukan metafora baik yang eksplisit maupun yang implisit serta mengidentifikasi fungsi-fungsi metafora tersebut. Langkah-langkah tersebut adalah analisis sintaksis, parafrase, dan analisis semantik

ND: 1

Di Nara

Para biku telah membungkam pasir dan lumut di sebuah bukit. Setelah itu, kuil hanya sebuah tafsir. Ada sesuatu yang tak perlu Terjanngkau, juga oleh aku dan engkau.

Barangkali rahasia

Akan memperpanjang tanda yang menghubungkan kita.

Kata akan aman di hutan ini.

Kijang-kijang akan lewat dalam kabut, di jalan yang tak transparan

oleh pagi, selalu pagi, dan sebab itu tak akan kita kisahkan lagi.

Aku ingat seseorang pernah berbisik: jangan meminta bulan

menyulap gelombang dari busut menjadi pantai dan lapang jadi laut. Keajaiban hanya terjadi ketika kita tak berharap,

Ketika kita tak di sini lagi.

a. Analisis Sintaksis

Analisis sintaksis digunakan untuk menemukan kohesi pada tataran frasa, kalimat dan wacana puisi secara keseluruhan . Analisis ini nantinya akan digunakan untuk mengidentifikasi metafora jenis eksplisit.

Para biku telah membungkam pasir dan lumut di sebuah bukit (tempat berdirinya sebuah kuil). Setelah itu, kuil hanya sebuah tafsir. Ada sesuatu (sebuah rahsia) yang tidak perlu (bisa) terjangkau oleh aku dan engkau (kita).

Barangkali (Mungkin sebuah) rahasia (itu) akan memperpanjang tanda (jarak) yang menghubungkan kita.

Kata (rahasia itu) akan aman di hutan (tempat) ini. Kijang-kijang akan lewat (ke) dalam kabut, pada (melalui sebuah) jalan yang tak (tidak) transparan oleh pagi, selalu pagi dan sebab itu tak akan kita kisahkan lagi.

Aku ingat seseorang pernah berbisik (kepadaku) (bahwa) jangan meminta bulan (untuk) menyulap gelombang dari (sebuah) busut dan lapang (tanah datar) menjadi laut. Keajaiban (itu) hanya (akan) terjadi ketika kita tak berharap (dan tidak) di sini lagi.

Setelah melakukan pembacaan heuristik dengan melakukan parafrase, maka metafora dapat diidentifikasi. Metafora pertama yang teridentifikasi adalah metafora eksplisit yang terdapat pada kalimat berikut ini.

Metafora eksplisit

(1) Para biku telah membungkam pasir dan lumut

Biku (tenor) telah membungkam (motif) pasir dan lumut (vehicle) di sebuah bukit.

(2) Setelah itu, kuil hanya sebuah tafsir

Kuil (tenor) sebuah (perangkai) tafsir (vehicle)

(3) Barangkali rahasia akan memperpanjang tanda yang menghubungkan kita Rahasia (vehicle) memperpanjang (motif) tanda (tenor)

(4) Jangan meminta bulan menyulap gelombang dari busut dan lapang jadi laut Menyulap (motif) gelombang (vehicle) busut (tenor)

lapang (tenor) jadi (perangkai) laut (vehicle)

Dari analisis sintaksis di atas, metafora diidentifikasi pada kalimat pertama, kedua, keempat, ketujuh, dan kedelapan. Metafora yang diidentifikasi adalah metafora jenis eksplisit karena unsur-unsur pembentukannya ditampilkan pada struktur teks atau kalimat.

Metafora Implisit

Metafora implisit adalah jenis metafora yang salah satu unsur pembentukannya berada di luar teks. Untuk memverifikasi unsur metafora yang ada di luar teks maka digunakan kohesi. Pada puisi di atas, metafora implisit yang dapat diidentifikasi adalah sebagai berikut.

1. Biku atau biksu secara harfiah berarti pemuka agama budha. Pemuka agama identik dengan kesucian, kemuliaan, serta otoritas dari kebaikan.

Biku (tenor) kesucian, kemuliaan, otoritas dari sebuah kebaikan (vehicle). Terlihat beberapa kemungkinan yang bisa menjadi pembanding dari kata biku, maka validasi pilihan vehicle terdapat pada kohesi dalam kaitannya dengan pilihan kata lain di dalam puisi ND1. Kata membungkam, rahasia, aman terkait dengan otoritas untuk menjaga, memelihara yang identik dengan peran biksu dalam masyarakat yaitu menjaga harmoni antara manusia, alam, dan tuhannya. Jadi pilihan vehicle yang tepat dari kata Biku adalah otoritas dari sebuah kebaikan. 2. Pasir secara harfiah berarti butir-butir batu yang halus. Pasir atau kersik-kersik halus yang mudah diterbangkan kemana-mana identik dengan sikap yang mudah terpengaruh, tidak punya pendirian, tidak memiliki jati diri.

Pasir (tenor) mudah terpengaruh, tidak punya pendirian, tidak memiliki jati diri (vehicle).

Ada beberapa kemungkinan yang bisa menjadi pembanding dari kata pasir. Maka validasi pilihan vehicle adalah kohesi pada kata-kata lain yang terdapat dalam puisi ND1. Kata kabut, jalan yang tak transparan, identik dengan sikap

atau perangai buruk manusia. Maka pilihan vehicle yang tepat dari kata pasir adalah keburukan.

3. Lumut secara harfiah memiliki arti tumbuhan yang tumbuh berkelompok membentuk bantalan pada batu, kayu, dan tumbuhan lain. Oleh karena itu, lumut identik dengan bebal, suka membebani orang lain, merugikan lingkungan disekitarnya.

Lumut (tenor) membebani orang lain, merugikan lingkungan sekitarnya, bebal (vehicle).

Ada beberapa pilihan yang bisa menjadi pembanding dari kata lumut. Validasi pilihanvehicle adalah kohesi pada kata-kata lain yang terdapat pada data ND1. Kata kabut, jalan yang tak transparan, identik dengan membebani orang lain, merugikan lingkungan serta perangai yang buruk dari manusia. Jadi pilihan vehicle yang tepat bagi kata lumut adalah keburukan.

4. Kuil secara harfiah memiliki makna bangunan tempat memuja/menyembah dewa. Kuil identik dengan agama, ibadah, ritual, sejarah, biksu.

Kuil (tenor) agama, ritual, sejarah, ibadah, biksu (vehicle).

Ada beberapa kemungkinan yang bisa menjadi pembanding dari kata kuil. Validasi pilihan vehicle adalah kohesi pada kata-kata lain yang terdapat pada data ND1. Kata tafsir, sesuatu yang tak terjangkau, rahasia, tanda, jarak, Nara identik dengan sejarah. Jadi pilihan vehicle yang tepat bagi kata kuil adalah sejarah.

5. Tafsir secara harfiah berarti keterangan atau penjelasan tentang ayat-ayat Al-Qur’an atau kitab suci yang lain. Tafsir identik dengan rahasia, penjelasan,

pemikiran, agama.

Tafsir (tenor) penjelasan, pemikiran, pendapat, rahasia, agama (vehicle) Ada beberapa kemungkinan yang bisa menjadi pembanding dari kata tafsir. Validasi pilihan vehicle adalah kohesi pada kata-kata lain yang terdapat pada data ND1. Kata tanda, hutan, kabut identik dengan rahasia. Jadi vehicle yang tepat bagi kata tafsir adalah rahasia.

6. Rahasia secara harfiah berarti sesuatu yang sengaja disembunyikan agar tidak diketahui orang lain. Rahasia identik dengan tersembunyi, gelap, tersimpan, misteri.

Rahasia (tenor) tersembunyi, gelap, tersimpan, misteri (vehicle).

Ada beberapa kemungkinan yang bisa menjadi pembanding dari kata rahasia. Validasi pilihan vehicle adalah kohesi pada kata-kata lain yang terdapat pada data ND1. Kata tanda, sesuatu yang tak terjangkau identik dengan misteri. Jadi vehicle bagi kata rahasia adalah misteri.

7. Tanda secara harfiah berarti yang menjadi alamat atau yang mengatakan sesuatu. Tanda identik dengan petunjuk, pengenal, ciri-ciri.

Tanda (tenor) petunjuk, pengenal, ciri-ciri (vehicle)

Ada beberapa kemungkinan yang bisa menjadi pembanding dari kata tanda. Validasi pilihan vehicle adalah kohesi pada kata-kata lain yang terdapat pada data ND1. kata rahasia, tafsir, kuil, hutan identik dengan petunjuk. Jadi vehicle bagi

Dokumen terkait