• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tempat dan Waktu

Lokasi pelaksanaan penelitian adalah di Kelurahan Situ Gede Kecamatan Bogor Barat Kota Bogor Jawa Barat dan Daerah Irigasi Cihea yang mencakup tiga kecamatan yaitu Kecamatan Ciranjang, Kecamatan Bojong Picung dan Kecamatan Haur Wangi yang terletak di Kabupaten Cianjur Jawa Barat. Lokasi penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3 Peta lokasi penelitian

Penelitian ini dimulai dengan survei awal yang dilaksanakan pada bulan September – Oktober 2010. Kemudian pengambilan data primer, pengumpulan data sekunder serta pengolahan data pada bulan November 2010 – Maret 2011.

Alat

Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah : a. STELLA (Kato T, 81047799147) b. Program komputer

c. Kuesioner yang akan digunakan untuk pengambilan data primer tentang kebutuhan masyarakat mengenai prasarana usahatani.

Pengumpulan Data

Pada tahap awal dilakukan survei ke lokasi penelitian untuk mengetahui kondisi lahan yang akan digunakan. Jenis data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Pengumpulan data primer dilakukan dengan cara Focus Group Discussion (FGD) dan wawancara dengan petani menggunakan kuesioner. FGD dan wawancara dilakukan kepada petani yang memiliki lahan di petak tersier hulu, tengah dan hilir. Responden dari masing-masing petak tersier minimal sebanyak 6 orang. Data sekunder didapatkan melalui dokumen ilmiah dari instansi pemerintah. Rincian data yang dibutuhkan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1 Data yang diperlukan dalam penelitian

No Data Satuan

1. Data Primer :

a. Kebutuhan prasarana saluran irigasi pipa b. Kebutuhan prasarana jalan usahatani

% % 2 Data Sekunder :

a. Luas lahan produktif b. Jumlah petani c. Efisiensi irigasi d. Indeks pertanaman e. Produksi lahan f. Produktivitas lahan g. Harga jual padi h. Harga jual beras

i. Harga jual kerupuk menir j. Biaya usahatani

k. Biaya pembangunan prasarana

ha KK % - Ton/ha/Tahun Ton/Tahun Rp Rp Rp Rp Rp

Model Dinamik

Langkah-langkah pendekatan sistematis dalam pemodelan simulasi dapat dilihat pada Gambar 4.

Mulai Analisis Kebutuhan Formulasi Permasalahan Sistem Identifikasi Sistem Pemodelan Sistem Simulasi Model Selesai STELLA

Diagram Sebab Akibat dan Black Box

A

A

Data Sekunder dan Observasi Lapangan Kuesioner Analisis Sensitivitas Ya Validasi Model Tidak

Gambar 4 Tahapan pendekatan sistem pengembangan prasarana usahatani tingkat tersier di lahan sawah beririgasi

1) Analisis kebutuhan

Analisis kebutuhan pengembangan prasarana usahatani dilakukan dengan cara wawancara dengan petani (kuesioner) dan survei lapang. Hal ini dititik beratkan pada kebutuhan prasarana on farm yaitu saluran irigasi pipa dan jalan usahatani sedangkan prasarana off farm yaitu RPC dan prasarana industri pangan. 2) Formulasi permasalahan sistem

Tahap formulasi permasalahan merupakan perumusan permasalahan ditimbulkan oleh prasarana usahatani yang tidak memadai di lahan sawah beririgasi di Situ Gede Bogor dan Cihea Cianjur. Formulasi masalah dilakukan berdasarkan hasil wawancara dan observasi.

3) Identifikasi sistem

Identifikasi sistem adalah tahap menentukan variabel-variabel yang tercakup di dalam sistem dan mempengaruhi kinerja sistem tersebut. Variabel-variabel tersebut ditentukan berdasarkan analisis kebutuhan dan formulasi permasalahan

yang telah dilakukan. Setelah itu ditentukan hubungan antara variabel-variabel tersebut, hubungan antara variabel dapat bersifat positif dan bersifat negatif. Hubungan tersebut kemudian diinterpretasikan dalam bentuk diagram sebab akibat.

Identifikasi sistem juga mencakup penentuan variabel input dan variabel output yang terdapat dalam model yang akan dibangun. Variabel input terbagi tiga yaitu input lingkungan, input terkendali dan input tak terkendali. Input lingkungan merupakan variabel dari luar sistem namun mempengaruhi kenerja sistem tersebut, input terkendali adalah variabel yang terdapat di dalam sistem yang nilainya dapat dikendalikan agar hasil kerja sistem baik sedangkan input yang tak terkendali adalah variabel yang nilainya mempengaruhi kinerja sistem namun nilainya tidak dapat dikendalikan.

Variabel output terbagi dua yaitu output dikehendaki dan output tak dikehendaki. Output dikehendaki adalah variabel output yang nilainya sesuai dengan tujuan sistem sedangkan output tak dikehendaki adalah nilai variabel output yang tidak sesuai denga tujuan sistem. Dari nilai pada parameter input yang ditentukan maka diharapkan output yang dihasilkan adalah output yang dikendaki, jika output yang dihasilkan adalah output yang tak dikehendaki maka perlu dilakukan manajemen pada input terkendali. Hal ini bertujuan agar output yang dihasilkan adalah output yang dikehendaki. Hubungan antara input dan output tersebut disajikan dalam diagram input-output (black box).

4) Pemodelan sistem

Variabel-variabel yang terlibat di dalam sistem digabungkan dalam bentuk bagan alir sebagai persiapan melakukan simulasi. Variabel-variabel tersebut dapat dibagi kedalam beberapa sub model. Model dinamik ini akan dibangun menggunakan STELLA.

5) Validasi model

Model yang telah dibangun akan diuji keakuratannya dengan menggunakan data-data yang didapatkan dari Daerah Irigasi Cihea Cianjur. Validasi dilakukan dua tahap yaitu validasi struktur model dan validasi perilaku model. Validasi struktur model dilakukan untuk melihat interaksi antara variabel. Validasi ini dilakukan pada beberapa variabel model yang dianggap dapat mewakili kerja

sistem. Validasi perilaku model dilakukan untuk mengetahui kinerja model dalam merepresentasikan sistem nyata. Validasi dilakukan dengan menggunakan uji t dua arah (two tail) pada taraf nyata 5 %. Jika hasilnya melebihi 5 % maka dilakukan pengecekan ulang terhadap identifikasi variabel sistem.

6) Analisis sensitivitas model

Sensitivitas model adalah respon model terhadap suatu stimulus. Respon ditunjukkan dengan perubahan prilaku/atau kinerja model. Stimulus diberikan dengan memberikan perlakuan tetentu pada unsur atau struktur model. Uji sensitivitas bertujuan untuk menjelaskan sensitivitas parameter, variabel dan hubungan antar variabel dalam model. Hasil uji sensitivitas ini dalam bentuk perubahan perilaku atau kinerja model digunakan untuk menganalisis efek intervensi terhadap model. Pada model pengembangan prasarana usahatani tingkat tersier di lahan sawah beririgasi, sensitivitas analisis dilakukan untuk existing condition dan untuk lahan yang terdapat pembangunan prasarana yang memadai. 7) Simulasi model

Model ini diaplikasikan dengan menggunakan data daerah irigasi Cihea Cianjur. Simulasi dilakukan untuk kondisi terkini dan simulasi untuk pembangunan prasarana usahatani tingkat tersier di lahan sawah beririgasi. Tolok ukur desain pengembangan prasarana usahatani yang optimal adalah persentase keuntungan petani yang dapat memenuhi kebutuhan hidup layak dan Gross B/C >1 sebagai indikator kelayakan pembangunan prasarana usahatani bedasarkan analisis kebutuhan yang telah dilakukan.

Analisis Kebijakan Berdasarkan Skenario

Analisis kebijakan dilakukan dengan beberapa skenario yang diambil berdasarkan analisis sensitivitas yang telah dilakukan. Skenario tersebut dibuat untuk mempengaruhi kerja sistem dalam mencapai tujuan. Dalam skenario tersebut terdapat kebijakan-kebijakan agar pembangunan prasarana usahatani tingkat tersier dapat terlaksana dan memberikan keuntungan kepada petani. Dalam penyusunan skenario terdapat beberapa asumsi yaitu pembangunan prasarana dilakukan secara bertahap, setiap petani memiliki luas lahan yang sama dan nilai inflasi sama tiap tahunnya.

Desain yang direkomendasikan adalah desain optimum yang dapat dihasilkan oleh model pengembangan prasarana usahatani tingkat tersier di lahan sawah beririgasi berdasarkan analisis kebutuhan prasarana yang telah dilakukan di Daerah Irigasi Cihea Cianjur dan Situ Gede Bogor. Desain optimum ini didapatkan berdasarkan hasil simulasi dengan menggunakan nilai parameter input Daerah Irigasi Cihea Cianjur. Output yang diharapkan adalah dapat diketahui berapa luas lahan rata-rata dan luas daerah irigasi minimal yang harus dimiliki petani Cihea Cianjur khususnya dan petani Indonesia pada umumnya. Setelah desain optimum didapatkan, maka hasil tersebut akan divisualisasikan dengan gambar layout pengembangan prasarana usahatani yang dibutuhkan dan diaplikasikan dilahan sawah Situ Gede Bogor.

Dokumen terkait