• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

H. Penelitian Terdahulu yang Relevan

I. Metodologi Penelitian

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Peneliti menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang yang dapat diamati.34 Jenis penelitian ini adalah studi kasus.

2. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian yaitu di Bank Wakaf Mikro Pesantren Buntet Mertapada Kulon, Astanajapura, Cirebon, Jawa Barat 45181, Indonesia

3. Sumber Data

Sumber data utama dalam penelitian ini ialah kata-kata, dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain.35 Data utama dalam penelitian ini adalah pernyataan atau jawaban yang disampaikan oleh subjek penelitian berdasarkan pertanyaan peneliti dengan merujuk pada fokus yang ada sebagai pedoman. Sumber data dalam penelitian ini adalah manusia yang terdiri dari ketua pengurus BWM Buntet Pesantren, manajer utama, staf marketing dan staf manajer BWM serta data tambahan yaitu dokumen yang berupa catatan tentang hal-hal yang berhubungan dengan Analisis SWOT dan BOS dalam menentukan strategi pengembangan BWM.

4. Prosedur dan Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan, kemudian prosedur pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

33 Hafiz Zahid Mahmood, Kausar Abbas, dan Mehreen Fatima, ‚Islamic Microfinance and Household Welfare Nexus: Empirical Investigation From Pakistan‛, Journal of Global Entrepreneurship Research 7, no. 18, 2017, h. 1-15.

34 Lexi J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung:PT. Remaja Rosdakarya, 2008), h. 4.

35 Lexi J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Pt. Remaja Rosdakarya, 2008), h. 157.

a. Wawancara (interview)

Definisi interview adalah percakapan dengan maksud tertentu oleh dua pihak, yaitu pewawancara sebagai pengaju/pemberi pertanyaan dan yang diwawancarai sebagai pemberi jawaban atas pertanyaan itu.36 Wawancara dapat dipergunakan dan diperlukan dalam penelitian apapun sebagai alat pengumpulan data, karena dengan wawancara dapat digali informasi-informasi yang dibutuhkan peneliti.

Metode ini mempunyai keunggulan tersendiri, artinya dalam pengadaan wawancara kebutuhan peneliti dapat direalisasikan termasuk mengungkap data yang masih belum jelas. Dalam penelitian ini objek wawancara adalah Pimpinan BWM Buntet Pesantren, Manajer, Supervisor, admin dan Nasabah dan juga masyarakat sekitar.

b. Observasi

Observasi merupakan teknik pengumpulan data dengan mengamati gejala yang tampak pada objek penelitian kemudian mencatatnya secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang sedang diteliti.37 Pengamatan dilakukan dengan pengumpulan data yang mudah dan tidak memerlukan keahlian yang luar biasa, namun memerlukan kecermatan yang optimal untuk menangkap suatu fenomena yang ditemui sehingga pengamatan dapat berjalan secara maksimal. Kegiatan observasi dilakukan dengan terbuka diketahui oleh subjek. Peneliti diberi kesempatan untuk mengamati peristiwa yang sedang terjadi.

c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah catatan tertulis yang disusun baik oleh lembaga maupun seseorang untuk menguji suatu peristiwa, dan berguna bagi sumber data, bukti, dan informasi alamiah. Dokumentasi bisa berupa catatan, secarik kertas yang berisi tulisan tentang kenyataan, bukti ataupun informasi maupun foto termasuk dokumen lainnya yang terkait dengannpersoalan penelitian, sehingga dokumenndalam hal ini dapattberupaaarsip.

5. Teknik pengolahan data

Setelah data yang diperlukan terkumpul dari lapangan, selanjutnya dilakukan pengolahan data. Proses dalam pengolahan data adalah sebagai berikut:

a. Editing adalah proses pemeriksaan kembali dari seluruh data yang diperoleh disertai dengan kelengkapan, kejelasan makna dan keselarasannya antara data yang ada dan relevansi dengan penelitian. Dalam hal ini penulis akan mengambil data yang akan dianalisis berdasarkan rumusan masalah saja.38 b. Organizing atau pengelompokan, pengelompokan data ini dilakukan untuk

memudahkan dalam menganalisis data. Pengelompokan dilakukan dengan menggabungkan data-data yang sejenis.

36 Basrowi Dan Suwandi, Memahami Penelitian Kualitaif (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), h. 127.

37 Buna’i, Penelitian Kualitatif (Pamekasan: Perpustakaan Stain Pamekasan, 2008), h. 92.

38 Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008), h. 217.

c. Penemuan hasil dengan cara menganalisis data yang telah diperoleh dari penelitian untuk mendapatkan kesimpulan mengenai kebenaran fakta yang ditemukan yang hasil akhirnya adalah sebuah jawaban dari rumusan masalah.

6. Analisis Data

Data yang dianalisis adalah data yang terhimpun dalam transkrip wawancara kemudian data yang terhimpun dianalisis dan interpretasikan. Dengan tujuan untuk memperoleh arti dan makna yang lebih luas dan mendalam terhadap hasil penelitian yang sedang dilakukan untuk dijadikan sebuah laporan tertulis.

Alat analisis yang digunakan adalah analisis SWOT yang merupakan akronim untuk kata-kata

strength

(kekuatan),

weakness

(kelemahan),

opportunities

(kesempatan),

threats

(ancaman),39 yang secara umum SWOT dikelompokkan menjadi dua lingkungan utama, yaitu Analisis lingkungan internal berupa kekuatan dan kelemahan dan analisis lingkungan eksternal berupa peluang dan ancaman.40 Selanjutnya hasil SWOT tersebut dikolaborasikan dengan Blue Ocean Strategy (BOS) untuk melihat prioritas strategi yang direkomendasikan kepada organisasi BWM Buntet Pesantren. Blue Ocean Strategy (BOS) adalah strategi yang menciptakan pasar baru yang tidak relevan dimana hanya dikuasai oleh perusahaan yang menggunakannya.41 Dalam memulai blue ocean strategy ada beberapa tahapan langkah yang harus dilakukan, antara lain: membuat kanvas strategi dan menerapkan kerangka kerja empat langkah yang terdiri dari faktor-faktor apa saja yang perlu dihapuskan, dikurangi, ditingkatkan dan diciptakan. Berdasarkan analisa kerangka kerja empat langkah, dibentuk ERRC (

Eliminate, Reduce, Raise and Create

)

Grid

atau kotak hapuskan-kurangi-tingkatkan-ciptakan untuk menciptakan strategi yang tepat. Berikut ini penjelasan teknik SWOT dan BOS yang akan digunakan untuk penelitian ini.

a) Analisis SWOT

Analisis SWOT (Strenght, Weakness, Opportunity, Threats) merupakan sebuah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman dalam suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis. Proses ini melibatkan penentuan tujuan yang spesifik dari spekulasi bisnis atau proyek dan mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang mendukung dan yang tidak dalam mencapai tujuan tersebut. Faktor internal memiliki dua analisa yaitu

Strength

dan

Weakness. Strength

merupakan Faktor internal yang mendukung perusahaan dalam mencapai tujuannya. Faktor pendukung dapat berupa sumber daya, keahlian, atau kelebihan lain yang mungkin diperoleh berkat sumber keuangan, citra, keunggulan di pasar, serta hubungan baik antara buyer dengan supplier. Sedangkan

Weakness

merupakan faktor internal yang menghambat perusahaan dalam mencapai tujuannya. Faktor penghambat

39 Sondang P. Siagian, Manajemen Stratejik, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2018), h.

172.

40 F.S. Handayani, ‚Manajemen Strategi Perusahaan Konsultan Golongan Kecil Dalam Menghadapi Era Kebebasan Investasi‛, Jurnal Penelitian Media Teknik Sipil IX, Juli 2009, h. 100-106.

41 Kim, W,Chan, Mauborgne, Dan Renee, Blue Ocean Strategy (Strategi Samudra Biru). (Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta, 2015), h. 47-52.

dapat berupa fasilitas yang tidak lengkap, kurangnya sumber keuangan, kemampuan mengelola, keahlian pemasaran, dan citra perusahaan.

Proses analisa dalam SWOT tidak hanya ditinjau dari faktor internal, tetapi juga dari sisi eksternal. Faktor eksternal meliputi

Opportunity

dan

Threat

.

Opportunity

merupakan faktor eksternal yang mendukung perusahaan dalam mencapai tujuannya. Faktor eksternal yang mendukung dapat berupa perubahan kebijakan, perubahan persaingan, perubahan teknologi dan perkembangan hubungan

supplier

dan

buyer

. Adapun

Threat

merupakan faktor eksternal yang menghambat perusahaan dalam mencapai tujuannya. Faktor eksternal tersebut dapat berupa masuknya pesaing baru, pertumbuhan pasar yang lambat, meningkatnya bargaining power daripada supplier dan buyer utama, perubahan teknologi, dan serta kebijakan baru.42

Analisis SWOT biasanya disusun dalam bentuk sebuah matriks. Kebanyakan para praktisi yang menggunakan analisis SWOT memiliki kekurangan dalam langkah-langkah menyusun strategi alternatif dari kekuatan dan kelemahan yang berhubungan dengan peluang dan ancaman yang ada43. Karenanya dibentuklah suatu matriks langkah-langkah SWOT untuk memudahkan analisis SWOT. Alat yang dipakai untuk menyusun faktor-faktor strategis perusahaan adalah matriks SWOT. Matriks ini dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya.44

42 Freddy Rangkuti, Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis, (Jakarta:PT.

Gramedia Pustaka Utama, 2010)

43 Ilma Fathnurfirda, Perancangan Strategi Industri Film Indonesia Menggunakan Metoda SWOT – AHP, Tesis, Fakultas Teknik Industri Universitas Indonesia Depok Juni 2012, h 21.

44 F. R. David, ‚Strategic Management: Concept and Cases‛ s.l.:Pearson. 2011

Tabel 1.2 Langkah penyusunan analisis SWOT dan Strategi45

Tahap 1. Siapkan profil perusahaan: (a) Jenis Bisnis, (b) Wilayah Geografis: (c) Situasi Kompetitif; (d) Orientasi Manajemen Atas

Tahap 4. Siapkan Audit SW di: a. Manajemen buat prediksi dan penilaian masa depan strategi yang akan dirumuskan dalam sebuah organisasi. Tahapan pertama melakukan identifikasi faktor strategis internal dan eksternal organisasi yang

45 H, Weihrich, ‚The TOWS matrix – A tool for situational analysis‛. Volume Long Range Planning. 1982

mempengaruhi organisasi berdasarkan observasi langsung dan wawancara.

Selanjutnya melakukan penilaian terhadap lingkungan internal organisasi dengan matriks IFE dan lingkungan eksternal dengan matriks EFE. Matriks IFE dan EFE terdiri dari kolom bobot, rating, dan total nilai yang merupakan hasil kali dari bobot dan rating. Untuk kolom bobot dan rating diisi sesuai dengan nilainya yang merupakan hasil dari pengelompokan faktor-faktor internal dan eksternal berdasarkan tingkat kepentingannya. Penentuan bobot diperoleh dari hasil kuesioner, respnden memberikan penilaian dari tidak penting hingga sangat penting.46 David menyatakan bahwa matriks IFE digunakan untuk mengetahui faktor-faktor internal perusahaan yang berkaitan dengan kekuatan dan kelemahan yang dihadapi perusahaan terdiri dari aspek sumber daya manusia, pemasaran, produksi dan operasi, keuangan dan akuntasi dan sistem informasi. Matriks EFE digunakan untuk mengevaluasi faktor-faktor eksternal perusahaan yang menyangkut persoalan ekonomi, politik dan pemerintahan, sosial budaya, teknologi, lingkungan, demografi, persaingan di pasar industri dimana perusahaan berada, serta data eksternal relevan lainnya. Hal ini penting karena faktor eksternal perusahaan berpengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap perusahaan.47 Berikut ini cara-cara penentuan matriks IFE dan EFE.

1) Membuat daftar internal dan eksternal yang diidentifikasi dalam proses audit internal dan eksternal.

2) Memberikan bobot pada setiap faktor dari 0.0 (tidak penting) sampai 1.0 (sangat penting). Bobot ini menunjukkan kepentingan relatif dari faktor tersebut agar berhasil dalam industri tersebut.

3) Memberikan peringkat 1 sampai 4 pada setiap faktor untuk menunjukkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi organisasi yang bersangkutan.

Variabel yang bersifat positif (kekuatan dan peluang) diberi nilai mulai dari +1 sampai dengan +4 (sangat baik) dengan membandingkannya dengan pesaing utama. Sedangkan variabel yang bersifat negatif (kelemahan dan ancaman), kebalikannya.

4) Mengalikan setiap bobot faktor dengan peringkat untuk menentukan nilai yang dibobot. Hasilnya berupa skor pembobotan untuk masing-masing faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 4,0

(outstanding)

sampai dengan 1,0

(poor)

. 5) Menjumlahkan nilai yang dibobot untuk setiap faktor untuk menentukan nilai

yang dibobot total bagi organisasi.

Dalam matriks IFE dan EFE, total nilai yang dibobot tertinggi untuk suatu organisasi adalah 4.0, sedangkan yang terendah adalah 1.0. Rata-rata nilai yang dibobot adalah 2.5. Total nilai yang dibobot yang jauh dari 2.5 merupakan ciri organisasi yang lemah secara internal, dan sebaliknya yang jauh diatas 2.5 menunjukkan posisi internal yang kuat. Total skor matriks IFE dan EFE dalam penelitian ini digunakan untuk menentukan kondisi BWM Buntet Pesantren saat

46 F. R. David, Teknik Membedah Analisis SWOT, Cet 18.,Jakarta, PT Gramedia, h. 29.

47 F. R. David, Manajemen Strategi Konsep, (Jakarta: Salemba empat, 2009)

ini. Hasil penilaian matriks tersebut selanjutnya akan dianalisis menggunakan Matriks Internal Eksternal (IE) untuk mengetahui posisi organisasi. Parameter yang digunakan dalam matriks IE meliputi parameter kekuatan internal dan pengaruh eksternal yang dihadapi. Berikut ini diagram matriks IE untuk melihat posisi BWM Buntet Pesantren di kuadran berapa.

Gambar 1.2 Kuadran Matriks IE Sumber: (Rusydiana dan Firmansyah, 2018) Keterangan:

1. Tumbuh dan Membangun (

Grow and Built)

: Strategi yang dilakukan adalah penetrasi pasar, pengembangan pasar, pengembangan produk, integrasi kebelakang, integrasi ke depan, dan integrasi horisontal.

2. Bertahan dan Menjaga (

Hold and Maintain)

: Strategi yang dilakukan adalah penetrasi pasar dan pengembangan produk.

3. Melepas atau Divestasi (

Harvest or Divest)

: Strategi yang dilakukan adalah likuidasi atau divestasi.

Tahap selanjutnya setelah penentuan posisi BWM menggunakan matriks IE adalah penyusunan matriks SWOT. Matriks SWOT disusun berdasarkan faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang diperoleh dari hasil analisis dan diskusi dengan pakar. Penyusunan matriks SWOT bertujuan untuk menyusun alternatif strategi yang dapat digunakan BWM berdasarkan penyesuaian faktor strategis internal dan eksternal organisasi. Matriks ini dapat menghasilkan empat set kemungkinan alternatif strategi. Berikut ini diagram matriks SWOT.

Faktor Internal

Strategi S-O adalah strategi yang disusun dengan cara menggunakan semua kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya.

Strategi W-O adalah strategi yang disusun dengan cara meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang yang ada

Strategi S-T adalah strategi yang disusun dengan cara menggunakan semua kekuatan untuk mengatasi ancaman

Strategi W-T adalah strategi yang disusun dengan cara meminimalkan kelemahan serta menghindari ancaman48

Dari matriks diatas dapat disimpulkan, bahwa untuk menghasilkan keputusan strategi yang efektif bagi organisasi, maka setidaknya keputusan tersebut mempunyai karakter sebagai berikut:

1. Mendukung visi dan misi organisasi 2. Mengeksplotasi peluang dan kekuatan 3. Menetralisir ancaman

4. Menghindari kelemahan b) Blue Ocean Strategy (BOS)

Blue ocean strategy (BOS) merupakan bagian dari strategi bisnis yang pertama kali ditemukan oleh W. Chan Kim dan Ranee Mauborgne. Strategi blue ocean lebih menekankan perusahaan atau lembaga untuk tidak memenangkan persaingan secara

head to head

dengan pesaing. Sehingga pada BOS nyaris tidak ada pesaing, karena dari awal dimulai sudah berani tampil beda dari pesaing. Pendekatan BOS

48 Freddy Rangkuti, SWOT Balanced Scorecard, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, cet ke 13, 2011), h. 223-224.

menekankan pada kesetaraan antara nilai dan inovasi. Perpaduan antara nilai dan inovasi menghendaki adanya cara-cara yang dilakukan untuk memberikan manfaat kepada nasabah dan lembaga. Untuk merumuskan BOS dapat menggunakan dua alat yaitu kanvas strategi dan kerangka kerja empat langkah.49 Kanvas strategi mengilustrasikan dua sumbu; sumbu vertikal menggambarkan tingkat penawaran kepada pelanggan atas masing-masing

competing factors

, sedangkan sumbu horizontal menggambarkan faktor-faktor persaingan pada industri. Sumbu vertikal dari kanvas strategi merangkum tingkat penawaran yang didapatkan pembeli di semua

competing factors

(Kim dan Mauborgne, 2015).50 Sedangkan kerangka kerja empat langkah, dengan cara menentukan faktor-faktor yang harus dikurangi, dihilangkan, ditingkatkan dan diciptakan. Dalam menciptakan ruang pasar baru dengan blue ocean strategy, dapat menggunakan kanvas strategi dan kerangka kerja empat langkah.51 Penentuan faktor-faktor yang harus dikurangi, dihilangkan, ditingkatkan dan diciptakan tersebut didapatkan dengan

in-depth interview

kepada partisipan. Setelah menentukan faktor-faktor yang harus dikurangi, dihilangkan, ditingkatkan dan diciptakan, maka akan terbentuk kanvas strategi baru dengan kurva yang menjauh dari persaingan (divergensi). Di dalam pembuatan kanvas strategi baru, dilakukan dengan

in-depth interview

kepada partisipan pada tahapan sebelumnya.

Dokumen terkait