• Tidak ada hasil yang ditemukan

3.1. Desain Penelitian

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan desain asosiatif kausal. Peneliti menganalisis pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus terhadap Belanja Daerah, dimana Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus merupakan variabel yang mempengaruhi, sedangkan Belanja Daerah merupakan variabel yang dipengaruhi.

3.2. Populasi dan Sampel Penelitian 3.2.1.Populasi

Populasi adalah sekelompok orang, kejadian, sesuatu yang mempunyai karakteristik tertentu. (Erlina, 2008:74). Adapun jumlah populasi dalam penelitian ini sebanyak 11 kabupaten / kota dengan periode penelitian selama 5 tahun (2007 -2011).

3.2.2.Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang digunakan untuk memperkirakan karakteristik populasi (Erlina, 2008:74). Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik non-probability sampling dengan cara purposive sampling yaitu “teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.” (Erlina, 2008:83)

Adapun kriteria pengambilan sampel yang ditetapkan oleh peneliti adalah sebagai berikut :

1. Kabupaten/kota mempublikasikan laporan Realisasi APBD selama periode pengamatan tahun 2007-2011 kepada Dirjen Perimbangan Keuangan Daerah.

2. Kabupaten/kota yang mempunyai unsur variabel yang diteliti pada periode tahun 2007-2011.

Yang memenuhi kriteria sebagai sampel sebanyak 7 x 5 tahun = 35 sampel. Data yang digunakan adalah data sekunder bersumber dari dokumen Laporan Realisasi APBD yang diperoleh dari situs Dirjen Perimbangan Keuangan Daerah

melalu

Tabel 3.1.

Daftar Populasi dan Sampel Penelitian

No Kabupaten/ Kota Kriteria Sampel 1 2 1. Kab.Batanghari   Sampel 1 2. Kab.Bungo   Sampel 2 3. Kab.Kerinci  X - 4. Kab.Merangin   Sampel 3

5. Kab.Muaro Jambi   Sampel 4

6. Kab.Sarolangun   Sampel 5

7. Kab.Tanjung Jabung Barat  X -

8. Kab.Tanjung Jabung Timur  X -

9. Kab.Tebo   Sampel 6

10. Kota Jambi   Sampel 7

11. Kota Sungai Penuh X X -

3.3. Jenis dan Sumber Data 3.3.1. Jenis Data

Dalam penelitian ini jenis data yang dipergunakan adalah data sekunder. Data sekunder adalah data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan baik oleh pihak pengumpul data primer atau oleh pihak lainnya (Husein, 2011). Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data time series untuk semua variabel yang meliputi Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus dan Belanja Daerah. Data-data time series disebut juga data deret waktu, merupakan sekumpulan data dari suatu fenomena tertentu yang diperoleh dalam beberapa interval waktu tertentu, misalnya tahunan. Periode dalam penelitian ini dimulai dari tahun 2007, 2008, 2009, 2010 dan 2011.

3.3.2.Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini meliputi Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus, dan Belanja Daerah yang diperoleh dari Laporan Tahunan APBD dan Laporan Realisasi APBD melalui situs

3.4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 3.4.1.Teknik dokumentasi

Dokumentasi adalah pengumpulan data yang bersumber pada benda-benda tertulis (Arikunto, 2002). Pengumpulan data berdasarkan dokumen atau laporan

tertulis yang terpublikasi dan dapat dipertanggungjawabkan. Pencarian data secara dokumentatif dapat melalui media cetak, website, blog ilmiah, laporan hasil riset dan lain-lain. Melalui teknik dokumentasi akan diperoleh jumlah Belanja Daerah, Realisasi Pendapatan Asli Daerah, Realisasi Dana Alokasi Umum, Realisasi Dana Alokasi Khusus yang tercantum pada laporan keuangan Realisasi APBD dari masing-masing kabupaten/kota yang di ada di Provinsi Jambi.

3.4.2.Teknik studi pustaka (Library research)

Library Research yaitu pengumpulan informasi pada literatur-literatur yang relevan dan mendukung materi yang dibahas. Pencarian library research dapat melalui buku teks/e-book, jurnal/e-journal, karya tulis ilmiah, skripsi, tesis, disertasi.

3.5. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Variabel-variabel dalam penelitian ini dapat digambarkan dan didefinisikan secara operasional sebagai berikut :

3.5.1.Variabel Dependen

Variabel dependen yaitu Belanja Daerah. Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, “Belanja Daerah adalah sebagai kewajiban pemerintah daerah yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan bersih”.

3.5.2.Variabel Independen

3.5.2.1. Pendapatan Asli Daerah

PengertianPendapatan Asli Daerah berdasarkan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pusat dan Daerah Pasal 1 angka 18 bahwa “Pendapatan Asli Daerah, selanjutnya disebut (PAD) adalah pendapatan yang diperoleh daerah yang dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan”. Pendapatan Asli Daerah merupakan sumber penerimaan daerah asli yang digali di daerah tersebut untuk digunakan sebagai modal dasar pemerintah daerah dalam membiayai pembangunan dan usaha-usaha daerah untuk memperkecil ketergantungan dana dari pemerintah pusat. Pendapatan Asli Daerah terdiri dari Pajak Daerah, Retribusi Daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain Pendapatan Daerah yang sah. Variabel Pendapatan Asli Daerah diukur dengan rumus :

PAD = Pajak Daerah + Retribusi Daerah + Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan + Lain-lain PAD yang Sah.

3.5.2.2. Dana Alokasi Umum

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pusat dan Daerah, Dana Alokasi Umum, selanjutnya disebut DAU adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan kemampuan keuangan antar-daerah unuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi.

3.5.2.3. Dana Alokasi Khusus

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pusat dan Daerah, Dana Alokasi Khusus, selanjutnya disebut DAK adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah tertentu dengan tujuan untuk membantu mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah dan sesuai dengan prioritas nasional.

Berikut ini pada tabel 3.2. akan menjelaskan definisi operasional variabel: Tabel 3.2.

Definisi Operasional Variabel

No Variabel Pengertian Pengukuran Pengukur

an Skala 1 Belanja

Daerah

Belanja Daerah adalah sebagai kewajiban pemerintah daerah yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan bersih. -Belanja Daerah=Belanja langsung + Belanja tidak langsung. -dinyatakan dalam angka(satuan moneter Rupiah) Skala Rasio 2 Pendapa tan Asli Daerah Penerimaan yang diperoleh daerah dari sumber-sumber di dalam daerahnya sendiri yang dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan peraturan Perundang-undangan yang berlaku.

-Pendapatan Asli Daerah = Pajak Daerah + Retribusi Daerah + Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan + Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah

-dinyatakan dalam angka(satuan moneter Rupiah)

Skala Rasio

3 Dana Alokasi Umum

Dana Alokasi Umum, selanjutnya disebut DAU adalah dana yang

bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan kemampuan keuangan antar-daerah unuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan

desentralisasi.

Besarnya Dana Alokasi Umum = 26% x APBN -dinyatakan dalam angka(satuan moneter Rupiah) Skala Interval 4 Dana Alokasi Khusus

Dana Alokasi Khusus, selanjutnya disebut DAK adalah dana yang

bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah tertentu dengan tujuan untuk membantu mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah dan sesuai dengan prioritas nasional. -dinyatakan dalam angka(satuan moneter Rupiah) Skala Interval

3.6. Metode Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan pengujian dengan pengjian asumsi klasik dan pengujian hipotesis dengan menggunakan software SPSS 18. Pengujian hipotesis dilakukan dengan metode analisa regresi linier berganda. Analisis regresi berganda di gunakan untuk menganalisa data lebih dari dua variable penelitian. Penggunaan metode analisis regresi dalam pengujian hipotesis, terlebih dahulu diuji apakah model tersebut memenuhi asumsi klasik atau tidak. Model regresi linier berganda dikatakan model yang baik jika model

tersebut memiliki asumsi normalitas data dan terbebas dari asumsi-asumsi klasik statistik baik multikolinieritas, autokorelasi dan heterokedastisitas. Model persamaan regresi yang digunakan untuk menguji hipotesis yang berbunyi Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum dan Dana Aloksai Khusus berpengaruh terhadap Belanja Daerah di Provinsi Jambi adalah sebagai berikut :

Y = a + b1X1 + b2X2i+ b3X3+e Keterangan: Y = Belanja Daerah

a = Konstanta

X1 = Jumlah PAD

X2 = Jumlah DAU

X3 = Jumlah DAK

b1 = Koefisien Regresi Pendapatan Asli Daerah b2 = Koefisien Regresi Dana Alokasi Umum b3 = Koefisien Regresi Dana Alokasi Khusus

e = error (pemgganggu)

3.6.1.Pengujian Asumsi Klasik

Pengujian asumsi klasik yang digunakan yaitu: uji normalitas, multikolinearitas, autokorelasi dan heteroskedastisitas yang secara rinci dapat dijelaskan sebagai berikut:

3.6.1.1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel dependen dan variabel independen mempunyai distribusi normal atau

tidak. Model regresi yang baik adalah yang memiliki distribusi data normal/mendekati normal. Pengujian normalitas ini dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu dengan analisis grafik dan analisis statistik (Ghozali, 2011).

3.6.1.2. Uji Multikolinearitas

Menurut Ghozali (2011) uji ini bertujuan menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Pada model regresi yang baik antar variabel independen seharusnya tidak terjadi kolerasi. Untuk mendeteksi ada tidaknya multikoliniearitas dalam model regresi diilakukan dengan melihat nilai tolerance dan nilai Variance Inflation Factor (VIF) yang dapat dilihat dari output SPSS. Sebagai dasar acuannya dapat disimpulkan:

a. Jika nilai tolerance > 10 persen dan nilai VIF < 10, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolineritas antar variabel bebas dalam model regresi.

b. Jika nilai tolerance < 10 persen dan nilai VIF > 10, maka dapat disimpulkan bahwa ada multikolinaeritas antar variabel bebas dalam model regresi.

3.6.1.3. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi maka dinamakan ada problem autokorelasi. Model regresi yang baik adalah yang bebas autokorelasi. Untuk mendeteksi autokorelasi, dapat dilakukan uji statistik melalui uji Durbin-Watson (DW test) (Ghozali, 2011).

DW test sebagai bagian dari statistik non–parametrik dapat digunakan untuk menguji korelasi tingkat satu dan mensyaratkan adanya intercept (konstanta) dalam model regresi dan tidak ada variabel lagi diantara variabel independen. DW test dilakukan dengan membuat hipotesis:

a. Ho : tidak ada autokorelasi ( r = 0 ) b. Ha : ada autokorelasi ( r ≠ 0 )

Dasar pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi adalah:

a. Bila nilai DW terletak diantara batas atas atau upper bound (du) dan (4– du) maka koefisien autokorelasi = 0, berari tidak ada autokorelasi. b. Bila nilai DW lebih rendah daripada batas bawah atau lower boun (dl)

maka koefisien autokorelasi > 0, berarti ada autokorelasi positif.

c. Bila nilai DW lebih besar dari (4-dl) maka koefisien autokorelasi < 0, berarti ada autokorelasi negatif.

d. Bila nilai DW terletak antara du dan dl atau DW terletak antara (4-du) dan (4-dl), maka hasilnya tidak dapat disimpulkan.

3.6.1.4. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedasitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Model regresi yang baik adalah yang terjadi homokedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Untuk mendeteksi adanya heterokedastisitas dilakukan dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (ZPRED) dengan residualnya (SRESID).

Dasar analisisnya:

a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang membentuk suatu pola tertentu, yang teratur (bergelombang, melebar, kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.

b. Jika tidak ada pola tertentu serta titik–titik menyebar diatas dan dibawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

Analisis dengan grafik plot memiliki kelemahan yang cukup signifikan karena jumlah pengamatan mempengaruhi hasil ploting. Semakin sedikit jumlah pengamatan, semakin sulit untuk mengintepretasikan hasil grafik plot.

3.6.2. Analisis Regresi Berganda

Teknik analisis yang digunakan adalah model regresi linier berganda yang persamaannya dapat dituliskan sebagai berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2i+ b3X3+e Keterangan: Y = Belanja Daerah

a = Konstanta

X1 = Jumlah PAD

X2 = Jumlah DAU

X3 = Jumlah DAK

b1 = Koefisien Regresi Pendapatan Asli Daerah b2 = Koefisien Regresi Dana Alokasi Umum b3 = Koefisien Regresi Dana Alokasi Khusus

e = error (pemgganggu)

Nilai koefisien regresi disini sangat menentukan sebagai dasar analisis, mengingat penelitian ini bersifat fundamental method. Hal ini berarti jika koefisien b bernilai positif (+) maka dapat dikatakan terjadi pengaruh searah antara variabel bebas (independen) dengan variabel terikat (dependen), setiap kenaikan nilai variabel bebas akan mengakibatkan kenaikan variabel terikat. Demikian pula sebaliknya, bila koefisien nilai b bernilai negatif (-), hal ini menunjukkan adanya pengaruh negatif dimana kenaikan nilai variabel bebas akan mengakibatkan penurunan nilai variabel terikat.

3.6.3.Pengujian Hipotesis

Ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual dapat diukur dari goodness of fit nya. Secara statistik, setidaknya ini dapat diukur dari nilai koefisien determinansi, nilai statistik F dan nilai satistik t. Perhitungan statistik disebut signifikan secara statistik, apabila uji nilai statistiknya berada dalam daerah kritis (daerah dimana Ho ditolak). Sebaliknya, disebut tidak signifikan bila uji nilai statistiknya berada dalam daerah dimana Ho diterima.

3.6.3.1. Uji t (Parsial)

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel indepeden mempengaruhi variabel dependen secara signifikan. Bentuk pengujiannya adalah:

Ho : b1,b2,b3=0 , artinya Pendapatan Asli Daerah, Dana Aloksi Umum, Dana Alokasi Khusus secara Parsial tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Belanja Daerah.

Ho : b1,b2,b3≠0 , artinya Pendapatan Asli Daerah, Dana Aloksi Umum, Dana Alokasi Khusus secara Parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Belanja Daerah.

Pengujian dilakukan dengan menggunakan uji-t dengan tingkat pengujian

pada α 5% derajat kebebasan (degree of freedom) atau df=(n-k). Kriteria pengambilan keputusan :

Ho diterima Jika t hitung < t tabel

Ha diterima jika t hitung > f tabel

3.6.3.2. Uji F (Simultan)

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah variabel-variabel independen secara bersama-sama mempengaruhi variabel dependen secara signifikan. Pengujian simultan ini menggunakan uji-F, yitu dengan membandingkan antara nilai signifikansi F dengan nilai signifikansi yang digunakan yaitu 0,05.

Bentuk pengujiannya adalah:

Ho : b1,b2,b3=0 , artinya Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus secara bersama-sama tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Belanja Daerah.

Ha : b1,b2,b3≠0 , artinya Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Belanja Daerah.

Kriteria pengambilan keputusan : Ho diterima Jika t hitung < t tabel

Ha diterima jika t hitung > f tabel

3.6.3.3. Koefisien Determinasi (R2)

Pengujian Koefisien Determinasi (R2) digunakan untuk mengukur proporsi atau persentase sumbangan variabel independen yang diteliti terhadap variasi naik turunnya variabel independen. Koefisien determinasi berkisar antar nol sampai dengan satu (0≤ R2≤1). Hal ini berarti R2

= 0 menunjukkan tidak adanya pengaruh antara variabel independen dengan variabel dependen, bila R2 semakin besar mendekati 1, menunjukkan semakin kuatnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dan bila R2 semakin kecil mendekati nol maka dapat dikatakan semakin kecilnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.

BAB IV

Dokumen terkait