• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif, yang bertujuan untuk menggambarkan pengetahuan perawat dan bidan dalam penatalaksanaan nyeri pasien pasca operasi seksio caesaria di Rumah Sakit Umum Sundari Medan.

4.2. Populasi dan Sampel

Populasi dari penelitian ini adalah seluruh perawat dan bidan yang bertugas diruang rawat inap bersalin di Rumah Sakit Umum Sundari Medan yang berjumlah 25 orang, dengan latar belakang pendidikan AKPER, AKBID, dan SPK.

Sampel pada penelitian ini adalah semua jumlah dijadikan populasi. Hal ini sesuai dengan pendapat Arikunto (2006), yang menyatakan bahwa subjeknya kurang dari 100 orang, maka lebih baik diambil semuanya, sehingga penelitian ini merupakan penelitian populasi. Jadi, tehnik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah total sampling.

4.3. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Sundari Medan.

Rumah Sakit Sundari Medan merupakan salah satu rumah sakit pendidikan dan rumah sakit rujukan. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2009.

4.4. Pertimbangan Etik Penelitian

Penelitian ini terdapat beberapa hal yang berkaitan dengan permasalahan etik, yaitu memberi penjelasan kepada calon responden penelitian tentang tujuan penelitian dan prosedur pelaksanaan penelitian. Penelitian ini dilakukan setelah proposal disetujui oleh institusi pendidikan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dan izin pengumpulan data diperoleh dari direktur rumah sakit. Peneliti mengakui hak-hak responden dalam menyatakan kesediaan atau ketidaksediaan untuk dijadikan objek penelitian. Lembar persetujuan (informed consent) ditandatangani berdasarkan keinginan objek penelitian. Untuk menjaga kerahasiaan responden, peneliti tidak akan mencantumkan nama responden pada lembar pengumpulan data (kuesioner) yang disi oleh responden. Lembar tersebut hanya diberi nomor kode tertentu. Kerahasiaan informasi yang diberikan oleh responden dijamin oleh peneliti (Nursalam, 2003).

4.5. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa kuisioner yang akan dikembangkan berdasarkan kerangka penelitian yang telah disusun. Lembar kuisioner terdiri dari dua bagian yaitu bagian pertama data demografi yang meliputi nama (inisial), usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan dan lama bekerja. Bagian kedua adalah kuisioner tingkat pengetahuan perawat dan bidan dalam penatalaksanaan nyeri pasien pasca operasi seksio caesaria, dengan jenis pertanyaan tertutup yang hanya merupakan pilihan jawaban a, b, c, atau d. Salah satu dari keempat pilihan jawaban merupakan jawaban yang benar dan yang

lainnya adalah jawaban yang salah. Untuk jawaban benar diberi skor 1 dan jawaban salah diberi skor 0. Nilai maksimum yang di dapat dari setiap jawaban di kali dengan jumlah soal yaitu 20 × 1 = 20, dan untuk nilai minimum dari setiap jawaban juga dikali dengan jumlah soal yaitu 20 × 0 = 0

Untuk penentuan kategori pada tingkat pengetahuan digunakan rumus (Sudjana,1992) dengan rumus :

Rentang P =

Banyak kelas

Berdasarkan rumus di atas maka tingkat pengetahuan perawat dan bidan diklasifikasikan ke dalam 3 kelas yaitu tingkat pengetahuan baik, cukup, dan kurang baik, sehingga panjang kelasnya adalah 6 dengan batas interval sebagai berikut : Tingkat pengetahuan baik (14-20), pengetahuan cukup (7-13), pengetahuan kurang baik (0-6).

4.6. Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data dilakukan setelah mengajukan permohonan izin pelaksanaan penelitian pada institusi pendidikan (Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara), kemudian mendapat izin dari Rumah Sakit Umum Sundari Medan, kemudian menjelaskan kepada calon responden tentang tujuan penelitian, manfaat dan proses pengisian kuisioner sebelum menanyakan kesediaannya untuk menjadi responden. Setelah diisi, kuisioner dikumpulkan kembali oleh peneliti dan diperiksa kelengkapannya. Apabila ada yang tidak lengkap, maka harus dilengkapi hari itu juga, dan selanjutnya data dikumpulkan untuk dianalisa.

4.7. Uji Validitas dan Reliabilitas

Validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan dan kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas yang rendah. Suatu instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat (Arikunto, 2006). Uji validitas instrumen pada penelitian ini dilakukan oleh staf perawat di salah satu Rumah Sakit Swasta di Medan. .

Penelitian ini menggunakan uji reliabilitas konsistensi internal karena memiliki kelebihan yaitu pemberian instrumen hanya satu kali dengan satu bentuk instrumen kepada suatu objek studi (Dempsey & Dempsey, 2002). Uji reliabilitas instrumen bertujuan untuk mengukur konsistensi instrumen sehingga dapat digunakan untuk penelitian berikutnya dalam ruang lingkup yang sama. Instrumen atau alat ukur yang baik adalah alat ukur yang memberikan hasil yang sama bila digunakan beberapa kali pada kelompok subjek yang sama (Azwar, 2003). Untuk variabel pengetahuan uji reliabilitas dilakukan terhadap 10 responden dengan menggunakan rumus Kuder Richardson (KR-21) dengan jumlah pertanyaan 20 dengan hasil uji reliabilitas 0,663 dimana lebih besar dari r tabel = 0,632, maka instrumen ini dikatakan reliabel.

4.8. Analisa Data

Setelah data terkumpul maka peneliti melakukan analisa data, melalui beberapa tahapan, antara lain tahap pertama editing yaitu memeriksa kelengkapan identitas responden serta memastikan bahwa semua pertanyaan telah diisi sesuai

petunjuk, tahap kedua coding yaitu memberi kode atau angka tertentu pada kuisioner untuk mempermudah tabulasi dan analisa data, tahap ketiga processing yaitu memasukkan data dari kuisioner kedalam program komputer dengan menggunakan komputerisasi yakni program SPSS, tahap keempat cleaning yaitu memeriksa kembali data yang telah dimasukkan untuk mengetahui ada kesalahan atau tidak.

Data setelah ditabulasi diberi nilai sesuai dengan jawaban yang diberikan responden. Untuk variabel pengetahuan skala ukur yang digunakan adalah skala ordinal yang dimana hasilnya akan dibagi menjadi tiga kategori tingkat pengetahuan yaitu : pengetahuan kurang baik (0-6), cukup (7-13), dan baik (14-20). Untuk uji parametrik yang dipakai adalah uji reliabilitas dengan menggunakan KR-21. Selanjutnya data demografi dan variabel pengetahuan akan disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi.

BAB 5

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Penelitian

Dalam bab ini diuraikan hasil penelitian mengenai pengetahuan perawat dan bidan dalam penatalaksanaan nyeri pasien pasca operasi seksio caesaria. Pengumpulan data dilakukan pada bulan Desember 2009 terhadap 25 responden di Rumah Sakit Umum Sundari Medan. Penyajian data hasil penelitian meliputi deskripsi karakteristik responden dan deskripsi pengetahuan perawat dan bidan dalam penatalaksanaan nyeri pasien pasca operasi seksio caesaria.

5.1.1. Karakteristik Responden

Pada hasil penelitian akan diuraikan tentang gambaran data demografi 25 responden yang meliputi usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, pengalaman kerja, dan riwayat mengikuti pelatihan manajemen nyeri non farmakologis. Selain data demografi, diuraikan juga pengetahuan perawat dan bidan dalam penatalaksanaan nyeri pasien pasca operasi seksio caesaria di Rumah Sakit Umum Sundari Medan.

Pada tabel 2 dapat dilihat bahwa seluruh responden berusia 20 – 40 tahun dan berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 25 responden

(100%). Mayoritas tingkat pendidikannya AKPER yaitu sebanyak 19 responden (76%). Mayoritas responden memiliki pengalaman kerja selama 1 – 5 tahun yaitu sebanyak 12 responden (48 %). Mayoritas responden tidak pernah mengikuti pelatihan atau seminar tentang manajemen nyeri nonfarmakologis yaitu sebanyak 24 responden (96%).

Tabel 2. Distribusi Frekuensi dan Persentasi berdasarkan Karakteristik Responden (N = 25)

Karakteristik Responden Frekuensi Persentase Usia a. < 20 tahun b. 20 - 40 tahun c. > 40 tahun Jenis Kelamin a. Laki-laki b. Perempuan Tingkat Pendidikan a. SPK b. AKPER c. AKBID Pengalaman Kerja a. < 1 tahun b. 1 tahun – 5 tahun c. > 5 tahun

Riwayat mengikuti pelatihan/seminar tentang manajemen nyeri non farmakologis a. Ya b. Tidak - 25 - - 25 3 19 3 3 12 10 1 24 - 100 % - - 100 % 12 % 76 % 12 % 12 % 48 % 40 % 4 % 96 %

5.1.2. Pengetahuan Perawat dan Bidan dalam Penatalaksanaan Nyeri Pasien Pasca Operasi Seksio Caesaria

Tabel 3. Deskripsi Pengetahuan Perawat dan Bidan dalam Penatalaksanaan Nyeri Pasien Pasca Operasi Seksio Caesaria Berdasarkan Tingkat Pendidikan Perawat (N = 25)

Tingkat Pendidikan

Pengetahuan Jumlah

Baik Cukup Kurang Baik

SPK 1 2 - 3

AKPER 9 10 - 19

Tabel 3 di atas menunjukkan bahwa dari 3 responden dengan latar belakang pendidikan SPK diketahui pengetahuan cukup sebanyak 2 responden dan pengetahuan baik 1 responden, untuk latar belakang pendidikan AKPER dari 19 responden dengan pengetahuan cukup sebanyak 10 responden dan lainnya dengan pengetahuan baik, sedangkan untuk latar belakang pendidikan AKBID dari 3 responden mempunyai pengetahuan cukup 1 responden dan pengetahuan baik 2 responden.

Tabel 4. Deskripsi Pengetahuan Perawat dan Bidan dalam Penatalaksanaan Nyeri Pasien Pasca Operasi Seksio Caesaria Berdasarkan Pengalaman Kerja Perawat (N = 25)

Pengalaman Kerja

Pengetahuan Jumlah

Baik Cukup Kurang Baik

< 1 thn - 3 - 3

1 – 5 thn 7 5 - 12

>5 thn 5 5 - 10

Tabel 4 di atas menerangkan bahwa dari 3 responden dengan pengalaman kerja < 1 tahun semuanya mempunyai pengetahuan yang cukup, untuk responden dengan pengalaman kerja 1 – 5 tahun mempunyai pengetahuan baik sebanyak 7 responden dan pengetahuan cukup sebanyak 5 responden, sedangkan untuk responden dengan pengalaman kerja > 5 tahun memiliki pengetahuan baik sebanyak 5 responden dan pengetahuan cukup sebanyak 5 responden.

Tabel 5. Deskripsi Pengetahuan Perawat dan Bidan dalam Penatalaksanaan Nyeri Pasien Pasca Operasi Seksio Caesaria.

Pengetahuan Frekuensi Persentase

a. Baik b. Cukup c. Kurang baik 12 13 - 48 % 52 % - Total 25 100 %

Tabel 5 menunjukkan bahwa mayoritas pengetahuan perawat dan bidan dalam penatalaksanaan nyeri pasien pasca operasi Seksio Caesaria dengan hasil penelitian yang diperoleh dari responden yang menjawab pernyataan dengan skor 7-13 termasuk dalam tingkat pengetahuan cukup yaitu sebanyak 13 responden (52%).

5.2. Pembahasan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden (19 responden/76%) berlatar belakang tingkat pendidikan AKPER. Dari 19 responden dengan latar belakang pendidikan Akper tersebut, hanya 9

responden (47%) yang mempunyai tingkat pengetahuan baik dan 10 responden (52%) mempunyai tingkat pengetahuan cukup, maka pengetahuan perawat di rumah sakit tersebut mempunyai pengetahuan yang cukup ini terjadi karena kurangnya pengetahuan perawat dalam melakukan penatalaksanaan nyeri pasien pasca operasi seksio caesaria. Hal ini didukung oleh pernyataan Budiningsih (2005) bahwa pengetahuan bukan sesuatu yang sudah ada dan tersedia dan sementara orang lain tinggal menerimanya. Pengetahuan adalah sebagai suatu pembentukan yang terus menerus oleh seseorang yang setiap saat mengalami reorganisasi karena adanya pemahaman-pemahaman baru, maka diharapkan bagi setiap perawat ataupun bidan dapat menambah pengetahuannya melalui informasi yang ada disekitarnya.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua responden berusia antara

20-40 tahun yaitu 25 responden (100%) menurut Notoadmodjo (2003) di dalam pendidikan terjadi proses pertumbuhan, perkembangan, atau perubahan

ke arah yang lebih dewasa, baik dan matang pada diri individu jadi, pengetahuan seseorang bertambah sesuai dengan pertambahan usia.

Pengetahuan umumnya datang dari pengalaman, bisa didapat dari informasi yang disampaikan oleh guru, orang tua, teman, buku, dan surat kabar. Selain itu, lingkungan juga akan membentuk kepribadian seseorang dimana lingkungan banyak menyediakan informasi yang dapat menambah pengetahuan seseorang. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (Notoadmodjo, 2003). Pernyataan ini mendukung hasil penelitan bahwa mayoritas responden mempunyai pengalaman kerja selama 1 – 5 tahun yaitu sebanyak 12 responden (48%) dengan pengetahuan baik sebanyak 7 responden, pengetahuan cukup sebanyak 5 responden dan tidak ada perawat yang mempunyai pengetahuan tidak baik, untuk pengalaman kerja

< 5 tahun yaitu sebanyak 10 responden (40%) dengan pengetahuan baik 5 responden dan pengetahuan cukup 5 responden, hal ini dapat dinyatakan bahwa

pengalaman kerja < 5 tahun tidak mendukung untuk memiliki pengetahuan yang lebih baik, maka hal ini dapat di ungkapkan oleh Notoadmodjo (2003) bahwa melalui pendidikan seseorang akan memperoleh pengetahuan, apabila semakin tinggi tingkat pendidikan, maka hidup akan semakin berkualitas, dimana seseorang akan berfikir logis dan memahami informasi yang diperolehnya.

Pengalaman juga merupakan sumber pengetahuan atau pengalaman merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Oleh sebab itu, pengalaman pribadi dapat digunakan sebagai upaya memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi (Notoadmodjo, 2003).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden tidak pernah mengikuti pelatihan/seminar tentang manajemen nyeri secara non farmakologis yaitu sebanyak 24 responden (96%). Menurut Potter & Perry (2005), bahwa semakin banyak informasi yang diterima oleh seseorang maka semakin meningkat pula pengetahuan yang dimilikinya.

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa hal-hal yang diketahui perawat atau bidan yaitu cara-cara untuk mengurangi rasa nyeri pasien pasca operasi seksio caesaria yang meliputi tehnik non farmakologis yaitu : tehnik distraksi, relaksasi dan hipnoterapi, hal ini didukung oleh semua pernyataan yang diberikan dapat dijawab dengan baik dengan hasil penelitian yang diperoleh dari responden yang menjawab pernyataan dengan skor 7-13 termasuk dalam tingkat pengetahuan cukup yaitu sebanyak 13 responden (52%) dan skor 14-20 termasuk dalam tingkat pengetahuan baik yaitu sebanyak 12 responden (48%).

Pernyataan lain juga dijelaskan bahwa intervensi untuk mengurangi ketidaknyamanan atau nyeri selama persalinan yaitu intervensi farmakologis nyeri non farmakologis perawat berperan besar dalam penanggulangan nyeri non farmakologis dengan menggunakan tehnik relaksasi bernafas. Nyeri persalinan yang disebabkan oleh rasa nyeri, takut dan tegang dapat dikurangi diredakan dengan berbagai metode yaitu menaikkan pengetahuan ibu tentang hal-hal yang akan terjadi pada suatu persalinan, menaikkan kepercayaan diri dan relaksasi pernafasan. Tehnik relaksasi bernafas merupakan tehnik pereda nyeri yang banyak memberikan masukan terbesar karena tehnik relaksasi dalam persalinan dapat mencegah kesalahan yang berlebihan pasca persalinan. Adapun relaksasi bernafas selama proses persalinan dapat mempertahankan komponen sistem saraf simpatis

(SSO) dalam keadaan homeostatis sehingga tidak terjadi peningkatan suplai darah, mengurangi kecemasan dan ketakutan agar ibu dapat beradaptasi dengan nyeri selama proses persalinan (Grahacendikia, 2009).

Menurut hasil penelitian Purnama (2005) menjelaskan bahwa perawatan luka merupakan tindakan untuk mencegah infeksi dan mempercepat penyembuhan luka. Namun dalam pelaksanaannya dapat meningkatkan intensitas nyeri. Untuk mengurangi nyeri digunakan manajemen nyeri baik secara farmakologis maupun non farmakologis. Secara non farmakologis ada berbagai tehnik seperti stimulus dan massage kutaneus, distraksi, terapi es dan panas, hypnotis dan relaksasi. Tehnik distraksi dilakukan dengan pengalihan dengar yaitu dengan mendengarkan musik yang berirama klasik, sedangkan tehnik relaksasi dengan menggunakan nafas abdomen dengan frekuensi lambat dan berirama.

Pengetahuan perawat ataupun bidan dapat lebih baik dengan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi agar dapat menambah pengetahuannya dan mendapat informasi tentang penatalaksanaan nyeri pasien pasca operasi seksio caesaria. Hal ini dijelaskan oleh Potter & Perry (2005) bahwa Pengetahuan merupakan informasi dan penemuan yang bersifat kreatif untuk mempertahankan pengetahuan baru, dimana perawat dapat menggunakan kemampuan rasional logis dan pemikiran kritis untuk menganalisis informasi yang diperoleh melalui pembelajaran tradisional, pencarian informasi, belajar dari pengalaman, penelitian ide terhadap disiplin ilmu lain, dan pemecahan masalah untuk menentukan terminologi tindakan keperawatan. Selain itu, perawat dapat menggunakan kemampuan penyelidikan ilmiah untuk mengidentifikasi dan menyelidiki masalah klinis, profesional atau pendidikan.

BAB 6

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Dari hasil penelitian tentang pengetahuan perawat dalam penatalaksanaan nyeri pada pasien seksio caesaria di Rumah Sakit Umum Sundari Medan dapat diambil kesimpulan dan saran sebagai berikut :

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan uraian pembahasan dapat disimpulkan bahwa dari 25 responden perawat yang bertugas di ruang bersalin Rumah Sakit Umum Sundari Medan menggambarkan 12 responden (48%) memiliki pengetahuan baik dan 13 responden (52%) memiliki pengetahuan cukup.

Dari hasil yang diperoleh maka peneliti menyimpulkan bahwa pengetahuan perawat dalam penatalaksanaan nyeri pada pasien seksio caesaria di Rumah Sakit Umum Sundari telah memiliki pengetahuan yang cukup dalam hal penatalaksanaan nyeri. Terlihat dari 20 pernyataan yang ada pada kuisioner bisa dijawab dengan baik.

6.2. Rekomendasi

6.2.1. Pihak Rumah Sakit

Dari hasil penelitian yang didapat maka penulis merekomendasikan agar pihak rumah sakit mengadakan suatu pelatihan atau seminar kepada seluruh perawat tentang penatalaksanaan nyeri non farmakologis pada pasien pasca operasi. Dengan hasil penelitian yang didapat yaitu dari 25 responden hanya

12 responden yang mempunyai pengetahuan cukup maka, direkomendasikan bagi seluruh perawat rumah sakit dengan mempunyai pengalaman lebih dari 5 tahun agar dapat meneruskan pendidikannya kejenjang yang lebih tinggi lagi agar dapat menambah pengetahuannya, karena pengetahuan merupakan informasi dan penemuan yang bersifat kreatif dan perawat dapat menggunakan kemampuan penyelidikan ilmiah untuk mengidentifikasi dan menyelidiki masalah klinis, professional atau pendidikan.

6.2.2. Penelitian Selanjutnya

Hendaknya peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian tentang penatalaksanaan nyeri pada pasien pasca operasi secara umum tidak hanya pada pasien pasca operasi seksio caesaria saja dan jumlah respondennya diperbanyak lagi.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi, (2006). Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek, Edisi Revisi VI, Jakarta : Rineka Cipta.

Asmadi, (2008). Teknik Prosedural Keperawatan : Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien, Jakarta : Salemba Medika.

Azwar, S, (2003). Reliabilitas dan Validitas, Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Barbara. C. Long. (1996). Perawatan Medikal Bedah : suatu Pendekatan Proses Keperawatan, Bandung : Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan Pajajaran.

Bobak, Lowdermilk, Jensen, (2004). Buku Ajar Keperawatan Maternitas, Edisi Keempat, Volume Kedua, Jakarta : EGC.

Brunner & Suddart, (2001). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Edisi Kedelapan, Volume Kesatu, Jakarta : EGC.

Budiningsih. A, (2005). Belajar dan Pembelajaran, Jakarta : Rineka Cipta.

Burroughs, A & Leifer, G, (2001). Maternity Nursing : an Introductory Text. (Eight Edition). Philadelphia : W.B. Saunders Company.

Depkes, RI, (2007). Apa Itu Operasi Caesar, Dibuka Pada Website http//www.litbang.depkes.go.id/actual/kliping/caesar280107.htm.

Dempsey & Dempsey, (2002). Riset Keperawatan Buku Ajar dan Latihan, Edisi Keempat, Jakarta : EGC.

Dwi Purnama, (2005). Pengaruh Tehnik Relaksasi Bernafas Terhadap Respon Adaptasi Nyeri Pada Pasien Inpartu Kala I, Dibuka Pada Website http://grahacendikia.wordpress.com/2009/03/27.

Ganong, (1998). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Edisi Ketujuhbelas, Jakarta : EGC.

Grahacendikia, (2009). Perbedaan Perubahan Intensitas Nyeri selama Perawatan Luka Operasi antara Pasien yang Menggunakan Tehnik Distraksi dan

Relaksasi, Dibuka Pada Website

http://grahacendikia.wordpress.com/2009/03/27.

Hidayat Alimul Aziz, (2006). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia : Aplikasi Konsep dan Proses Keperawatan, Jakarta : Salemba Medika.

Kasdu, D, (2003). Operasi Caesar Masalah dan Solusinya, Jakarta : Puspa Swara. Mander, R, (2004). Nyeri Persalinan, Jakarta : EGC.

Mochtar, R, (2001). Sinopsis Obstetri, Jakarta : EGC.

Niven, N, (2000). Psikologi Kesehatan : Pengantar Untuk Perawat Profesional Kesehatan Lain, Edisi Kedua, Jakarta : EGC.

Nursalam, (2003). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan, Jakarta : Salemba Medika.

Nursalam, (2008). Pendidikan Dalam Keperawatan, Jakarta : Salemba Medika. Notoatmodjo, S, (2003). Pendidikan dan Prilaku Kesehatan, Jakarta : Rineka

Cipta.

Oxorn, H, (2003). Ilmu Kebidanan Patologi dan Fisiologi Persalinan Human of Labor and Birth, Jakarta : Yayasan Essentia Medica.

Potter & Perry, (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan, Konsep, Proses dan Praktik, Edisi Keempat, Volume Kedua, Jakarta : EGC.

Priharjo, R, (1993). Perawatan Nyeri Pemenuhan Aktifitas Istirahat Pasien, Jakarta : EGC.

Safitri, D, (2008). Mengapa Harus Caesar, Dibuka Pada Website http//manfaatkesehatan.blogspot.com/2008/08/mengapa-harus

caesar.html.

Setiawati, S, (2008). Proses Pembelajaran Dalam Pendidikan Kesehatan, Jakarta : Trans Info Media.

Simpson, Kathleen Rice, (2001). Perinatal Nursing : Association of Women’s Health, Obstetric and Neonatal Nursing (AWHONN). (Second Edition). Philadelphia : Lippincott.

Sudjana, (1992). Metode Statistika, Edisi Kelima, Bandung : Tarsito. Tamsuri, (2006). Konsep dan Penatalaksanaan Nyeri, Jakarta : EGC.

Wikipedia, (2009). Bedah Caesar, Dibuka Pada Website

L

A

M

P

I

R

A

N

Lampiran 1

FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Judul Penelitian : Pengetahuan Perawat Dalam Penatalaksanaan Nyeri Pasien Pasca Operasi Seksio Caesaria di Rumah Sakit Umum Sundari Medan.

Peneliti : Dinni Suweni

Saya adalah mahasiswa S1 Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara yang melakukan penelitian dengan tujuan untuk mengidentifikasi Pengetahuan Perawat Dalam Penatalaksanaan Nyeri Pasien Pasca Operasi Seksio Caesaria di Rumah Sakit Umum Sundari Medan. Penelitian ini merupakan salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Untuk keperluan tersebut saya mohon kesediaan saudara untuk menjadi responden dalam penelitian ini. Dan saya mohon kesediaan saudara untuk mengisi kuisioner dengan jujur dan apa adanya. Jika bersedia, silahkan menandatangani lembar persetujuan ini sebagai bukti kesukarelaan.

Partisipasi saudara dalam penelitian bersifat sukarela, sehingga saudara bebas untuk mengundurkan diri setiap saat tanpa ada sanksi apapun. Identitas pribadi saudara dan semua informasi yang diberikan akan dirahasiakan dan hanya akan dipergunakan untuk penelitian ini. Dan saya ucapkan terima kasih atas partisipasi yang telah diberikan dalam penelitian ini.

Tanda tangan :

Hari/ Tanggal :

Lampiran 2

INSTRUMEN PENELITIAN

Instrumen ini dibagi menjadi 2 bagian. Bagian pertama berhubungan dengan data demografi perawat di Rumah Sakit Umum Sundari, bagian kedua berhubungan dengan pengetahuan perawat dalam penatalaksanaan nyeri pasien pasca operasi seksio caesaria.

Tanggal :

No.responden :

Petunjuk pengisian

1. Menjawab setiap pertanyaan yang tersedia dengan memberikan tanda check list (√) pada tempat yang disediakan

2. Menjawab semua pertanyaan yang ada

3. Mengisi setiap pertanyaan dengan satu jawaban

4. Bertanya kepada peneliti bila saudara kurang mengerti

Bagian 1 : Data Demografi

Kode (diisi peneliti) :

Inisial responden :

Usia : tahun

Jenis kelamin : 1. ( ) Laki-laki 2. ( ) Perempuan Tingkat pendidikan : 1. ( ) SPK

2. ( ) AKPER 3. ( ) AKBID Lama bekerja : 1. ( ) < 1 tahun

2. ( ) 1-5 tahun 3. ( ) > 5 tahun

Riwayat mengikuti pelatihan / seminar tentang manajemen nyeri secara non farmakologis : ( ) Ya ( ) Tidak

Bagian 2 :

Kuisioner Pengetahuan Perawat Dalam Penatalaksanaan Nyeri Pada Pasien Pasca Operasi Seksio Caesaria.

Petunjuk pengisian:

a. Menjawab setiap pertanyaan yang tersedia dengan memberikan tanda silang (X) pada tempat yang disediakan.

b. Menjawab semua pertanyaan yang ada.

c. Mengisi setiap pertanyaan dengan satu jawaban. d. Bertanya kepada peneliti bila saudara kurang mengerti.

1. Pengkajian awal untuk mengatasi nyeri dalam penatalaksanaan nyeri pada ibu post operasi seksio caesaria ;

a. Mengembangkan koping dengan interval nyeri pasca operasi yang lama. b. Perawatan luka insisi.

c. Pemantauan tanda-tanda vital dan mengukur intensitas nyeri d. Memberikan intervensi penghilang nyeri.

2. Peran perawat dalam tindakan keperawatan pada ibu yang mengalami nyeri post operasi seksio caesaria, yaitu ;

a. Mengubah respon fisiologis.

b. Untuk mengevaluasi respons klien terhadap terapi.

c. Membantu meredakan nyeri dengan memberikan intervensi penghilang

Dokumen terkait