• Tidak ada hasil yang ditemukan

Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara pada bulan Maret 2018 sampai Juli 2018. Rangkaian kegiatan yaitu diawali dengan pengambilan pucuk berasal dari pohon induk makadamia yang berumur 9 (sembilan) tahun di KHDTK Sipiso-piso, dilanjutkan dengan persiapan bahan, penanaman material stek, pemeliharaan dan pengamatan yang dilakukan di rumah kaca Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara.

Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pucuk dari tanaman dewasa yang berumur 9 (sembilan) tahun dengan kondisi baik, ZPT (Rootone-F), larutan dithane M-45, alkohol 70%, zeolit dan air bersih. Untuk media yang digunakan adalah campuran top soil:pasir perbandingan (1:1), top soil, serta pasir.

Adapun ZPT yang digunakan adalah tanpa Rootone-F, Rootone-F 200 ppm dan Rootone-F pasta.

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah sungkup propagasi, potray tempat penanaman stek, gunting stek, pisau cutter, ember perendaman, lempengan kuali untuk menggongseng media tanam, sendok untuk mengaduk larutan fungisida, sprayer untuk penyiraman tanaman, paranet 60% untuk menaungi tanaman, penggaris untuk mengukur akar stek, timbangan analitik, alat tulis, label untuk memberi tanda, kamera untuk mengambil gambar, sendok sebagai pengaduk.

Prosedur Penelitian Persiapan bahan stek

Persiapan bahan stek dilakukan dengan pengambilan pucuk muda pohon makadamia yang berumur 9 (sembilan) tahun di KHDTK Sipiso-piso. Pucuk yang dipilih sebagai bahan material stek memiliki kriteria cabang yang sehat dan terhindar dari hama dan penyakit. Adinugraha (2007) menyebutkan materi stek pucuk yang dipilih adalah cabang tunas yang memiliki pertumbuhan ke arah vertikal (ortotropik), cabang tunas yang bersifat plagiotropik sebaiknya tidak digunakan karena akan menghasilkan bibit yang tumbuhnya mendatar seperti cabang.

Persiapan Media Tanam

Media tanam yang digunakan yaitu top soil:pasir perbandingan 1:1 (v/v), pasir, dan top soil. Media disterilkan dengan cara menggongseng selama

20-30 menit diatas lempengan kuali dan disemprotkan larutan dithane M-45 dengan takaran 1 g/liter untuk menghindari tanaman terkontaminasi oleh jamur.

Pembuatan Stek

Pembuatan stek makadamia dilakukan dengan menggunakan gunting stek yang tajam dan higenis dengan cara menyemprotkan alkohol 70% terlebih dahulu sebelum digunakan. Apabila potongan stek ada yang pecah, harus dirapikan menggunakan pisau cutter untuk menghindari kerusakan stek.

Teknik Stek Pucuk

Pemotongan pucuk makadamia dilakukan dengan cara pemotongan diantara nodul (dua ruas daun). Daun yang terdapat pada bahan stek yang diambil dipotong dan disisakan 1/3 daun guna mengurangi penguapan. Bagian pangkal stek dipotong miring (45°). Hal ini dimaksudkan untuk besarnya permukaan

penyerapan air dan pertumbuhan akar yang maksimal. Pucuk makadamia yang akan distek direndam dalam larutan fungisida dengan perbandingan 1 gram fungisida dalam satu liter air selama 2 menit untuk menghindari serangan jamur.

Penanaman stek ditanam pada media yang telah disiapkan terlebih dahulu dan disusun dengan acakan yang telah dibuat secara lengkap. Kemudian dilakukan pembuatan lubang pada media yang bertujuan agar penanaman stek tidak mengalami kerusakan akibat gesekan. Setelah stek ditanam, media dipadatkan dengan menggunakan jari tangan, hal ini bertujuan agar stek yang ditanam tetap kokoh dan tidak mudah goyang. Selanjutnya diletakkan pada sungkup propagasi dan diletakkan pada rumah kaca. Hal ini bertujuan untuk menjaga kelembaban dan suhu agar selalu stabil.

Pemeliharaan

Pemeliharaan yang paling utama adalah penyiraman dan pemberantasan jamur. Penyiraman tanaman dilakukan secara periodik bertujuan untuk menjaga suhu dan kelembaban. Periodisitas penyiraman disesuaikan dengan umur bibit stek yaitu 2 kali seminggu sampai dengan stek berumur 2 minggu, 1 kali seminggu untuk stek umur 3 dan 4 minggu, dan 1 kali sebulan untuk stek yang berumur lebih dari 1 bulan. Penyiraman sungkup propagasi dilakukan 2 hari sekali pada siang hari guna menjaga suhu didalam sungkup propagasi. Penyiraman dilakukan dengan menggunakan sprayer halus. Apabila cuaca terlalu panas, penyiraman dilakukan secara maksimum agar kelembaban tetap terjaga dan daun tidak kering. Namun apabila cuaca terlalu dingin, maka penyiraman dapat dikontrol agar sungkup propagasi dan media tidak terlalu lembab. Potray tempat penanaman stek harus selalu dibersihkan dari tanaman gulma maupun rumput liar

yang tumbuh di dalamnya. Daun yang gugur harus dikeluarkan dari potray agar tidak memicu tumbuhnya jamur.

Pengamatan Stek

Pengamatan stek dilakukan setiap hari dengan memperhatikan kondisi lingkungan stek. Pengamatan diperlukan karena suhu dan kelembaban pada stek mempengaruhi keberhasilan stek. Apabila suhu tinggi, maka kondisi kelembaban pada stek berkurang, maka perlu dilakukan penyiraman. Pengontrolan kelembaban juga perlu dilakukan dikarenakan stek rentan terhadap serangan jamur. Terdapat beberapa parameter yang diamati dalam penelitian ini, yaitu:

a) Pengamatan persentase hidup

Persentase hidup adalah jumlah stek yang masih segar (hidup) dan tidak memperlihatkan gejala kematian dengan jumlah stek yang ditanam.

Persentase yang hidup dapat dihitung pada akhir penelitian dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

% hidup = x 100%

b) Pengamatan persentase stek berakar

Persentase stek berakar merupakan hasil perbandingan antara stek yang hidup dan berakar pada akhir penelitian terhadap jumlah seluruh bahan stek yang ditanam.

Persentase stek berakar dapat dihitung pada akhir penelitian dengan mengunakan rumus sebagai berikut :

% stek berakar = x 100%

c) Pertambahan jumlah daun

Jumlah daun yang dimaksud dalam penelitian ini adalah jumlah daun yang muncul setelah penanaman stek.

d) Pertambahan tinggi pucuk baru

Pertambahan tinggi pucuk baru stek merupakan selisih antara total tinggi bibit stek saat pengamatan dengan tinggi stek pada saat awal penanaman.

e) Pengamatan jumlah akar primer

Jumlah akar dilakukan dengan cara menghitung jumlah akar utama pada akhir pengamatan penelitian.

f) Pengamatan jumlah akar sekunder

Pengamatan jumlah akar dilakukan dengan cara menghitung jumlah cabang akar yang keluar dari akar utama pada akhir pengamatan penelitian.

g) Pengamatan panjang akar primer

Panjang akar diukur dengan penggaris dilakukan pada akhir penelitian, yaitu dengan cara diukur dari ujung akar pada akar yang terpanjang.

h) Pengamatan panjang akar sekunder

Pengamatan panjang akar sekunder diukur dengan penggaris dilakukan pada akhir penelitian, yaitu dengan cara diukur dari percabagan akar terpanjang yang berasal dari akar utama.

i) Analisis histologi akar

Sampel akar diambil dari stek pucuk makadamia yang sudah berakar.

Kemudian dipotong dengan menggunakan cutter, lalu dicuci dengan air mengalir hingga bersih dari sedimen. Bagian akar yang akan diamati diambil sekitar 1-1,5 cm dari ujung akar. Hanya satu sampel diambil yang akarnya cukup baik dan banyak. Selanjutnya akar dipotong melintang dan didokumentasikan menggunakan kamera dengan perbesaran 4.0x dan diamati bagian-bagiannya.

Analisis Data

Percobaan ini dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) Faktorial untuk 2 faktor. Masing-masing faktor terdiri atas tiga taraf perlakuan, setiap perlakuan terdiri atas 3 ulangan, dan setiap ulangan terdiri dari 5 unit amatan. Dengan demikian jumlah bahan yang digunakan adalah 135 stek.

Bahan stek diambil dari tegakan teridentifikasi. Faktor pertama (Faktor A) adalah media tanam yang digunakan terdiri dari: pasir : top soil perbandingan 1:1 (A1), pasir (A2) dan top soil (A3). Faktor kedua (Faktor B) adalah konsentrasi Rootone-F yang terdiri dari 3 tingkat konsentrasi Rootone-F yang berbeda yaitu tanpa Rootone-F (B0), penambahan Rootone-F 200 ppm atau 2 gr/L air (B1) dan penambahan Rootone-F pasta atau 600 gr/L air (B2). Sehingga jumlah stek yang ditanam adalah 3 x 3 x 15 = 135 stek pucuk.

Model umum rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap 2 Faktorial sebagai berikut :

Yijk = μ + Ai +Bj + ABij + Єijk keterangan :

i= A1, A2, A3, j= B0, B1, B2, dan K= banyak ulangan

Yijk = pengamatan pada perlakuan ke-i dan perlakuan ke-j dan ulangan ke-k μ = rataan umum

Ai = pengaruh faktor A (Media tanam) pada taraf ke-i

Bi = pengaruh faktor B (Zat Pengatur Tumbuh Rootone-F) pada taraf ke-j Abij = interaksi antara faktor A taraf ke-i dengan faktor B taraf ke-j

Єijk = pengaruh galat pada faktor A taraf ke-i, Faktor B taraf ke-j dan ulangan ke-k

Adapun kombinasi perlakuan yang diperoleh adalah A1B0, A1B1, A1B2 , A2B0, A2B1, A2B2, A3B0, A3B, A3B2. Selanjutnya data dianalisis dengan Analisis ragam (Anova), jika hasil yang diperoleh berpengaruh nyata maka dilakukan pengujian lanjutan menggunakan Uji DMRT (Duncan Multiple Range Test) pada taraf kepercayaan 95%. Jika hasil tidak berpengaruh nyata, dilakukan penilaian berdasarkan skoring pengaruh kombinasi perlakuan terhadap seluruh parameter untuk mencari perlakuan terbaik.

Skoring

Skoring ini dibagi 9 kelas (K) dengan lebar kelas adalah C = R/K, dimana R adalah nilai rata-rata terbesar suatu perlakuan dikurangi nilai rata-rata terkecilnya (Mulyani dkk., 1999).

Dokumen terkait