• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis penelitian

Jenis penelitian adalah survei deskriptif.

3.2 Populasi dan sampel

Populasi adalah siswa kelas IV, V dan VI SD Islam Namira dengan jumlah murid 85 orang dan SDN 060919 dengan jumlah murid 67 orang. Seluruh murid dijadikan sampel, jumlah sampel seluruhnya yaitu 152 orang. Penelitian dilakukan di SD Islam Namira karena adanya fasilitas klinik gigi dan di SDN 060919 tidak adanya fasilitas klinik gigi disekolahnya.

3.3 Variabel penelitian

1. Pernah pergi ke praktek dokter gigi

2. Perawatan yang pernah diperoleh di praktek dokter gigi

3. Rasa takut ke dokter gigi : berasal dari orang tua, dokter gigi dan lingkungan dokter gigi.

4. Status kesehatan gigi dan mulut : karies gigi dan OHI-S

3.4 Definisi operasional

1. Pernah ke praktek dokter gigi yaitu pergi ke dokter gigi untuk mendapatkan atau tidak mendapatkan perawatan.

2. Perawatan yang pernah diperoleh di praktek dokter gigi yaitu pencabutan gigi, penambalan gigi, pembersihan karang gigi, pengobatan gigi dan hanya pemeriksaan gigi saja.

3. Rasa takut ke dokter gigi yaitu : 3.1. Berasal dari orangtua

a. Dipaksa orang tua atau keluarga sebelum berangkat ke klinik agar anak mendapatkan atau tidak mendapatkan perawatan gigi.

b. Mendengar cerita tentang perawatan gigi dari orang tua atau keluarga yaitu mendengar pengalaman orang tua dan keluarga tentang perawatan gigi yang tidak menyenangkan.

c. Sikap orang tua yang menakut-nakuti anak yaitu mengancam anak dengan menggunakan perawatan gigi untuk menakut-nakuti jika anak melakukan kesalahan sehingga anak merasa takut.

d. Menyaksikan anggota keluarga yang sedang berobat yaitu pada saat anak melihat anggota keluarga yang sakit maka anak akan merasa sakit pula.

3.2. Berasal dari dokter gigi :

a. Sikap dokter gigi dan perawat gigi yang kaku, kurang sabar dan kurang menunjukkan kehangatan ketika merawat pasien.

b. Takut melihat dokter gigi atau perawat mengenakan pakaian jas putih. c. Pada saat dokter menyuruh untuk membuka mulut.

3.2. Berasal dari lingkungan klinik dokter gigi :

b. Pada saat duduk di kursi gigi dan melihat peralatan yang ada di kursi gigi seperti alat semprot, bor dan instrumen lainnya..

c. Pada saat akan dilakukan penyuntikan yaitu dokter memegang alat suntik dan siap untuk melakukan penyuntikan terhadap perawatan yang akan dilakukan.

d. Pada saat akan dilakukan penambalan yaitu pada saat gigi dibor dan memasukkan bahan tambalan pada gigi yang akan ditambal.

e. Pada saat akan dilakukan pencabutan gigi yaitu mencabut gigi yang sudah ada indikasi cabut atau dicabut karena karies.

f. Mencium bau obat-obatan atau bahan kimia berasal dari klinik yaitu mencium bau-bau yang mengandung bahan karakteristik dan tidak menyenangkan.

4. Status kesehatan gigi dan mulut yaitu :

4.1. Karies gigi dapat berbentukdecay,missingdanfilling.

Decay adalah penyakit jaringan gigi yang ditandai dengan kerusakan, mulai dari permukaan gigi hingga ke arah pulpa yang dapat dideteksi dengan sonde, yaitu :

a. Pit dan fisur berwarna kehitaman dan ujung sonde terasa menyangkut.

b. Jaringan permukaan gigi terasa lunak dan ujung sonde terasa masuk ke dalam.

Missingadalah gigi yang sudah dicabut karena karies atau indikasi cabut.

Fillingadalah gigi karies yang sudah ditambal.

4.2. Oral higiene adalah kebersihan gigi dan mulut anak yang diukur dari skor indeks debris dan indeks kalkulus. Indeks oral higiene yang digunakan adalah menurut Green dan Vermillion, yaitu indeks Oral Hygiene Simplified (OHI-S) yang merupakan penjumlahan dari indeks debris dan indeks kalkulus dengan kriteria :

a. Baik, apabila nilai OHIS antara 0-1,2. b. Sedang, apabila nilai OHIS antara 1,3-3. c. Kurang, apabila nilai OHIS antara 3,1-6.

3.5 Cara Pengumpulan Data

Pengumpulan data rasa takut terhadap perawatan gigi dilakukan di sekolah yang diperoleh dengan mewawancarai anak dengan mengisi kuesioner. Data status kesehatan gigi dan mulut diperoleh dengan memeriksa rongga mulut sampel yang telah dipilih.

Pemeriksaan karies gigi dilakukan dengan menggunakan kaca mulut datar dan sonde tajam setengah lingkaran dengan penerangan sinar matahari melalui jendela. Pemeriksaan dilakukan pada setiap gigi. Untuk gigi posterior, yang merupakan daerah penting adalah permukaan oklusal yang disebut dengan daerah fisur, serta permukaan bukal yang disebut daerah pit. Untuk gigi anterior, yang merupakan daerah penting adalah daerah singulum. Untuk mengetahui adanya karies di daerah proksimal dengan melihat adanya warna hitam, kemudian dipastikan dengan sonde. Indeks pengukuran karies yang digunakan adalah indeks DMFT menurut Klein.

Pemeriksaan oral higiene dilakukan dengan menggunakan kaca mulut dan sonde yang terbentuk setengah lingkaran serta menggunakan disclosing solution. Untuk mengukur indeks debris, sonde ditempatkan pada insisal gigi kemudian digerakkan ke arah mesial dan distal, selanjutnya bergerak ke arah gingiva setiap 1/3 permukaan gigi dan skor diberikan sesuai kriteria. Pengukuran indeks kalkulus

dahulu, kemudian digerakkan dari mesial ke distal dan naik ke arah insisal dan diberi skor sesuai kriteria. Indeks oral higiene yang digunakan adalah menurut Green dan Vermillion, yaitu indeks Oral Hygiene Simplified (OHI-S) yang terdiri atas indeks debris dan indeks kalkulus. Hasil pemeriksaan DMFT, debris, dan kalkulus dicatat pada formulir yang tersedia. Pemeriksaan dilakukan oleh tim yang terdiri atas pemeriksa dan pencatat. Dua hari sebelum penelitian dilakukan kalibrasi pada tim untuk menyamakan persepsi agar hasil yang diperoleh lebih baik.

3.6 Cara Pengolahan Data

Editing dilakukan pada semua kuesioner untuk memeriksa kelengkapan jawabannya. Diperiksa kembali apakah semua isian telah dijawab. Selanjutnya semua data yang diperoleh dipindahkan ke kartu kode menurut tujuan penelitian.

3.7 Analisis data

Analisis data dilakukan dengan cara :

1. Menghitung persentase pernah mendapatkan perawatan gigi dan jenis perawatan diperoleh.

2. Menghitung persentase rasa takut ke dokter gigi.. 3. Menghitung rata-rata pengalaman karies (DMF). 4. Menghitung rata-rata OHI-S.

Dokumen terkait