• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

METODOLOGI PENELITIAN

Pada bagian metode penelitian ini akan dijelaskan tentang lokasi dan subjek penelitian, metode penelitian, devinisi operasional, intrumen penelitian, proses pengembangan intrumen, teknik pengumpulan data, dan analisis data.

A. Lokasi dan subjek penelitian

Penelitian dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Pangestu Kecamatan Sukalarang Kabupaten Sukabumi. Menurut Suharsimi Arikunto (1986: 102), yang dimaksud “subjek penelitian adalah sumber data penelitian atau responden”. Dalam penelitian ini yang menjadi subjek adalah peserta didik kelas IV Sekolah Dasar Negeri Pangestu Kecamatan Sukalarang Kabupaten Sukabumi. Peserta didik yang dijadikan subjek penelitian berjumlah 40 peserta didik, terdiri dari 22 laki-laki dan 18 perempuan.

Alasan dipilihnya lokasi dan subjek penelitian tersebut karena Sekolah Dasar Negeri Pangestu Kecamatan Sukalarang Kabupaten Sukabumi merupakan tempat peneliti bertugas sehari-hari sebagai tenaga pendidik, peneliti sudah mengenal situasi dan kondisi baik peserta didik, pendidik maupun lingkungan sekolah tersebut.

B. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Metode ini dipilih dengan alasan karena permasalahan dalam kegiatan belajar mengajar sering sering muncul baik dri pihak pendidik, peserta didik, bahan ajar, metode pembelajaran, serta media yang digunakan

46

Wawan Juandi, 2014

Peningkatan Kemampuan Reproduksi Menyimak Intensif Melalui Model Pembelajaran Pemrosesan Informasi Dengan Media Audio Visual

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dalam pembelajaran. Penelitian tindakan kelas menawarkan suatu cara baru untuk memperbaiki dan meningkatkan kemampuan atau profesionalisme pendidik dalam kegiatan belajar mengajar di kelas. Pemilihan metode penelitian di atas didasarkan pada pendapat Mohammad Asrori (2011: 6) yang menyatakan bahwa “penelitian tindakan kelas adalah suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu untuk memperbaiki dan meningkatkan praktik pembelajaran di kelas secara lebih berkualitas.” Suatu hal yang menyangkut perbaikan ini dilakukan dengan melaksanakan tindakan untuk mencari solusi atas permasalahan yang diangkat dari kegiatan sehari-hari di kelas.

David Hopkins (2011: 87) mendefinisikan Penelitian Tindakan Kelas sebagai bentuk penyelidikan refleksi diri yang dilaksanakan oleh para partisipan dalam situasi-situasi sosial. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Kemmis (2003) dalam (Wiriaatmadja 2009: 12) yaitu peneltian tindakan adalah sbuah bentuk inkuiri relative yang dilakukan secara kemitraann mengenai situasi social tertentu (termasuk Pendidikan) utuk meningkatkan rasionalitas dan keadilan dari praktek social dan pemahaman tentang praktek.

Penggunaan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan menggunakan metode kualitatif dengan proses pengambilan data secara deskripsi analitik, mendeskripsikan sedetail mungkin berwujud kata-kata dan tidak mengadakan perhitungan. Seperti dinyatakan Miles dan Huberman dalam (Ali 2011: 414) pada penelitian kualitatif data yang muncul berwujud kata-kata dan penelitian kualitatif tidak mengadakan perhitungan. Selain itu, peneliti bermaksud memahami situasi pembelajaran secara mendalam, tentang kemampuan menyimak intensif ditinjau dari segi reproduksi menyimak melalui pembelajaran dengan media audio visual. Tujuan penelitian dengan menggunakan metode ini untuk memperoleh gambaran umum mengenai subjek penelitian (Creswell, 2010: 294).

47

Wawan Juandi, 2014

Peningkatan Kemampuan Reproduksi Menyimak Intensif Melalui Model Pembelajaran Pemrosesan Informasi Dengan Media Audio Visual

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Adapun prosedur penelitian yang menggunakan media audio visual terdiri atas tiga tahapan, yakni sebagai berikut.

1. Studi awal prapengembangan media audio visual.

Pada tahap ini, peneliti melakukan studi awal yang meliputi analisis teori berupa konsep-konsep media audio visual, komunikasi interaksional, serta analisis pembelajaran bersiklus. Selain itu, kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah analisis kebutuhan peserta didik dan pendidik sekaitan dengan pembelajaran menyimak intensif. Kegiatan-kegiatan ini dilakukan sebagai dasar pencarian dan pengumpulan data untuk dijadikan bahan bagi tahapan selanjutnya, yakni pengembangan media audio visual sebagai bahan pembelajaran.

2. Pengembangan

Berdasarkan data yang terkumpul dari tahap pertama, pada tahap kedua ini peneliti melakukan pengembangan media audio visual sebagai media yang akan digunakan dalam pembelajaran.

Media audio visual ini dirancang dalam bentuk desain media pembelajaran berupa prinsip-prinsip dan langkah-langkah pembelajaran. Media audio visual pembelajaran ini selanjutnya divalidasi melalui timbangan pakar. Pemilihan pakar sebagai tim validasi didasarkan pada kepakaran dalam disiplin ilmu Bahasa Indonesia, khususnya dalam bidang menyimak; pengalaman dalam bidang pendidikan dan pengajaran Bahasa Indonesia; dan kepakaran dalam bidang metodologi penelitian, khususnya dalam bidang instrumen penelitian yang berkaitan dengan konsep media audio visual dalam pembelajaran menyimak intensif.

48

Wawan Juandi, 2014

Peningkatan Kemampuan Reproduksi Menyimak Intensif Melalui Model Pembelajaran Pemrosesan Informasi Dengan Media Audio Visual

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pada tahap ketiga ini, media audio visual pembelajaran yang sudah dirancang dan sudah divalidasi diujicobakan. Uji coba dilakukan pada peserta didik IV Sekolah Dasar Negeri Pangestu Kecamatan Sukalarang Sukabumi.

Hasil uji coba kemudian dikaji dan dianalisis untuk kemudian dilihat keunggulan dan kelemahannya. Hasil tersebut menjadi bahan refleksi untuk selanjutnya direvisi agar penggunaan media audio visual yang lebih sempurna.

Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa penelitian tindakan kelas sangat besar manfaatnya karena langsung mengacu pada sasarannya, yaitu melakukan upaya perbaikan praktik pembelajaran untuk memperbaiki kondisi yang ada pada saat pembelajaran berlangsung. Sebagai mana yang dikemukakan (Iskandar 2012: 9). Pendidik atau dosen yang profesional hendaknya mampu mengajar sekaligus meneliti sebagai upaya pengejewantahan profesionalnya sebagai keberlangsungan proses belajar yang dilakukan.

Penelitian tindakan kelas mempunyai beberapa ciri atau karakteristik, seperti yang dikemukakan Mohammad Asrori (1998 : 7) terdapat empat ciri atau karakteristik penelitian tindakan kelas, yaitu:

Pertama, penelitian tindakan kelas dilaksanakan oleh pendidik sendiri.

Sebagai pengelola program di kelas, pendidik merupakan sosok yang mengenal medan lapangan tempat dia mengajar. Oleh karena itu, pendidik kelas inilah yang mengetahui dan mengenal situasi kelasnya termasuk masalah yang ada di dalamnya.

Kedua, penelitian tindakan kelas berangkat dari permasalahan faktual.

Permasalahan faktual adalah permasalahan yang timbul dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari yang dihadapi oleh pendidik.

Ketiga, adanya tindakan-tindakan yang perlu dilakukan untuk memperbaiki proses belajar mengajar di kelas yang bersangkutan. Tindakan-tindakan yang diambil dalam rangka melakukan perubahan menuju ke perbaikan

49

Wawan Juandi, 2014

Peningkatan Kemampuan Reproduksi Menyimak Intensif Melalui Model Pembelajaran Pemrosesan Informasi Dengan Media Audio Visual

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ini harus direcanakan secara cermat. Karena ada tindakan-tindakan inilah, maka tindakan ini disebut sebagai penelitian tindakan kelas.

Keempat, penelitian tindakan kelas bersifat kolaboratif. Pendekatan

kolaboratif diterapkan untuk menciptakan adanya hubungan kerja kesejawatan. Pendidik dan dosen LPTK misalnya, dapat melakukan penelitian tindakan kelas secara kolaboratif. Mereka meneliti bersama apa yang dikerjakan dan belajar bersama dari apa yang dikerjakan. Dalam hal ini, pendidik bukan satu-satunya peneliti, tapi ada orang lain yang terlibat dan mereka merupakan satu tim yang sama posisinya.

Berdasarkan pendapat di atas, maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas media audio visual Cohen dan Manion. Adapun langkah-langkahnya meliputi: perecanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi (Asrori, 1999: 88). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam gambar dibawah ini.

Gambar 3.1

Rangkaian Langkah-langkah PTK

Sejalan dengan pendapat diatas Menurut Arikunto (2009) ada beberapa ahli yang mengemukakan model penelitian dengan bagan yang berbeda, namun secara garis besar terdapat 4 tahap yang lazim dilalui, yaitu (1) perencanaan, (2) pelaksanaan (3) Pengamatan, (4) Refleksi.

Pelaksanaan Perencanaan

Refleksi

50

Wawan Juandi, 2014

Peningkatan Kemampuan Reproduksi Menyimak Intensif Melalui Model Pembelajaran Pemrosesan Informasi Dengan Media Audio Visual

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Prosedur yang ditempuh dalam pembelajaran dengan keterampilan berbahasa menyimak untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik tentang menyimak dalam pelajaran Bahasa Indonesia di Kelas IV Sekolah Dasar Negeri Pangestu Kecamatan Sukalarang Kabupaten Sukabumi meliputi tiga kegiatan, yaitu : (1) orientasi dan identifikasi masalah; (2) pelaksanaan tindakan penelitian yang meliputi: (a) perencanaan; (b) pelaksanaan; (c) observasi; (d) refleksi.

Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan dalam bentuk proses berdaur (siklus). Berikut adalah alur penelitian yang akan dilaksanakan.

Gambar 3.2

51

Wawan Juandi, 2014

Peningkatan Kemampuan Reproduksi Menyimak Intensif Melalui Model Pembelajaran Pemrosesan Informasi Dengan Media Audio Visual

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Untuk lebih jelasnya, maka penjabaran alur PTK dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Orientasi dan Identifikasi Masalah

Pada tahap ini peneliti mencermati, mengidentifikasi dan menemukan adanya masalah dalam pembelajaran bahasa Indonesia Sekolah Dasar Negeri Pangestu Kecamatan Sukalarang Kabupaten Sukabumi. Identifikasi masalah terutama dilakukan terhadap permasalahan-permasalahan yang terkait dengan aktivitas peserta didik dan pendidik dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di Kelas IV Sekolah Dasar Negeri Pangestu Kecamatan Sukalarang Kabupaten Sukabumi. Lebih khusus lagi identifikasi dilakukan terhadap hasil belajar peserta didik mengenai menyimak.

Orientasi dan identifikasi masalah yang dilakukan oleh peneliti bersama peneliti mitra adalah sebagi berikut:

a. Melakukan kegiatan orientasi di Sekolah Dasar Negeri Pangestu Kecamatan Sukalarang Kabupaten Sukabumi yang berkaitan dengan keadaan sekolah, pendidik, dan peserta didik serta permasalahan pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas IV Sekolah Dasar Negeri Pangestu Kecamatan Sukalarang Kabupaten Sukabumi.

b. Mengidentifikasi masalah dengan cara menerapkan skala prioritas dari sejumlah permasalahan dalam pelajaran Bahasa Indonesia terutama yang berkaitan dengan materi menyimak melalui pembelajaran dengan keterampilan berbahasa menyimak.

2. Pelaksanaan Tindakan Penelitian

Pelaksanaan penelitian yang dimaksud adalah langkah realistik yang ditempuh oleh peneliti bersama peneliti mitra (observer) di lapangan. Pelaksanaan tindakan penelitian dilakukan berdasarkan perencanaan tindakan penelitian yang

52

Wawan Juandi, 2014

Peningkatan Kemampuan Reproduksi Menyimak Intensif Melalui Model Pembelajaran Pemrosesan Informasi Dengan Media Audio Visual

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

telah ditetapkan, berfokus pada implementasi pembelajaran dengan keterampilan berbahasa menyimak untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik mengenai menyimak dalam pelajaran Bahasa Indonesia.

Setiap tindakan pada masing-masing siklus terdiri dari empat tahap kegiatan, yang terdiri dari kegiatan: (a) perencanaan; (b) pelaksanaan; (c) observasi; dan (d) refleksi.

Keempat tahap kegiatan yang dilakukan pada setiap siklus tindakan adalah sebagai berikut :

a. Perencanaan (Planning)

Kegiatan perencanaan meliputi tahapan sebagai berikut: (1) membuat rencana pembelajaran berdasarkan prioritas masalah, yaitu materi kemampuan menyimak intensif ditinjau dari segi reproduksi menyimak melalui pembelajaran dengan media audio visual; (2) mempersiapkan sumber dan media pembelajaran yang akan digunakan; (3) membicarakan prosedur pelaksanaan pembelajaran tentang menyimak; dan (4) menyusun instrumen-instrumen yang akan digunakan dalam penelitian, berupa:

1)Media Audio

Media Audio visual yang digunakan untuk membantu peserta didik dalam memahami materi pelajaran.

2)Lembar reproduksi

Lembar reproduksi Peserta didik berupa langkah-langkah untuk menuntun peserta didik dalam mengobservasi ide pokok yang disimak yang berhubungan dengan materi pembelajaran dan menyimpulkan materi.

53

Wawan Juandi, 2014

Peningkatan Kemampuan Reproduksi Menyimak Intensif Melalui Model Pembelajaran Pemrosesan Informasi Dengan Media Audio Visual

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4)Instrumen untuk mengobservasi pelaksanaan pembelajaran (pendidik dan peserta didik) Instrumen untuk mengobservasi kegiatan pendidik dan peserta didik dalam pelaksanaan pembelajaran, didalamnya mengobservasi aktifitas pendidik dan peserta didik dari kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir pembelajaran.

b. Pelaksanaan (acting)

Dalam pelaksanaan tindakan, peneliti melaksanakan pembelajaran mengenai kemampuan menyimak intensif ditinjau dari segi reproduksi menyimak melalui pembelajaran dengan media audio visual. Selain itu, observer mencatat berbagai temuan selama kegiatan pembelajaran sebagai bahan refleksi untuk pelaksanaan tindakan penelitian berikutnya.

c. Observasi (observing)

Peneliti berkolaborasi dengan peneliti mitra atau observer melakukan observasi, analisis, dan refleksi terhadap pelaksanaan pembelajaran. Untuk keperluan analisis, dilakukan pemeriksaan lembar observasi. Hasil observasi dijadikan sebagai rencana tindakan selanjutnya.

d. Refleksi (reflecting)

Pada tahap ini, peneliti melakukan analisis dan refleksi terhadap data yang terkumpul selama kegiatan pembelajaran. Hasil analisis dan refleksi setiap siklus dijadikan bahan untuk perencanaan tindakan berikutnya sampai akhiranya ditetapkan hasil penelitian semua siklus.

C. Definisi Konsep

1. Kemampuan Reproduksi Menyimak Intensif

Reproduksi menyimak adalah mengaktifkan kembali hal-hal yang telah dicamkan (Sumardi Suryabrata: 2004: 50). Dalam reproduki bisa digolongkan

54

Wawan Juandi, 2014

Peningkatan Kemampuan Reproduksi Menyimak Intensif Melalui Model Pembelajaran Pemrosesan Informasi Dengan Media Audio Visual

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kepada mengingat kembali (recall), dan mengenal kembali (recognition) merupakan paparan yang berupa catan, membuat hasil karya yang sama maknanya dalam bentuk puisi dan drama.

Ketentua reproduksi menyimak sebagai mana dilihat dari tujuan menyimak dan pokok-pokok membuat reproduksi adalah: menuliskan judul, mengidentifikasi gagasan utama, kesesuaian isi yang dimaksud (dari tayangan yang disajikan), susunan gagasan yang asli, gaya tatabahasa dan tanda baca. Sedangkan evaluasi kemampuan bahasa pada umumnya lebih dikaitkan secara terbatas dengan tingkat keberhasilan pembelajaran yang telah diselenggarakan (Soenardi 2008: 5).

Kemampuan Menyimak Intensif merupakan kegiatan menyimak yang dilakukan dengan sungguh-sungguh dan dengan tingkat konsentrasi yang tinggi untuk kemampuan memahami bahan yang disimak. Berikut ini adalah hal-hal yang berkaitan dengan menyimak intensif, yaitu: (1) menyimak intensif pada dasarnya menyimak pemahaman, (2) menyimak intensif memerlukan tingkat konsentrasi pikiran dan perasaan yang tinggi. (3) menyimak intensif pada dasarnya memahami bahasa formal, dan (4) Menyimak intensif memerlukan reproduksi materi yang disimak.

2. Model Pembelajaran Pemrosesan Informasi

Model pembelajaran pemrosesan informasi merupakan salah satu model pembelajaran yang berdasarkan pada teori (Rusman, 2012:137-139). Menurutnya, model pemrosesan informasi berdasarkan pada teori belajar kognitif (Piaget) dan berorientasi pada kemampuan siswa memproses informasi yang dapat memperbaiki kemampuannya. Teori pemrosesan informasi ini sendiri dipelopori

55

Wawan Juandi, 2014

Peningkatan Kemampuan Reproduksi Menyimak Intensif Melalui Model Pembelajaran Pemrosesan Informasi Dengan Media Audio Visual

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

oleh Robert Gagne (1985). Asumsinya adalah pembelajaran merupakan faktor yang sangat penting dalam perkembangan.

Selain itu, Rusman (2012: 139) juga mengemukakan bahwa perkembangan merupakan hasil kumulatif dari pembelajaran. Dalam pembelajaran terjadi proses penerimaan informasi yang kemudian diolah, sehingga menghasilkan output dalam bentuk hasil belajar. Menurutnya, dalam pemrosesan informasi terjadi interaksi antara kondisi internal (keadaan individu, proses kognitif) dan kondisi-kondisi ekternal (rangsangan dari lingkungan) dan interaksi antar keduanya akan menghasilkan hasil belajar. Pembelajaran merupakan keluaran dari pemrosesan informasi yang berupa kecakapan manusia (human capitalities) yang terdiri dari: (1) informasi verbal; (2) kecakapan intelektual; (3) strategi kognitif; (4) sikap; dan (5) kecakapan motorik.

3. Pembelajaran Dengan Audio Visual

Media audio visual disebaut juga sebagai media video. Media audio visual merupakan media yang digunakan untuk menyampaikan pesan pembelajaran. Dalam media audio visual terdapat dua unsur yang saling bersatu yaitu audio dan visual. Adanya unsur audio memungkinkan peserta didik untuk dapat menerima pesan pembelajaran melalui pendengaran, sedangkan unsur visual memungkinkan penciptakan pesan belajar melalui bentuk visualisasi.

Menurut Ronal Anderson (1994: 99), media video adalah merupakan rangkaian gambar elektronis yang disertai oleh unsur suara audio juga mempunyai unsur gambar yang dituangkan melalui pita video (video tape). Rangkaian gambar elektronis tersebut kemudian diputar dengan suatu alat yaitu video

cassette recorder atau video player.

D. Instrumen Penelitian

56

Wawan Juandi, 2014

Peningkatan Kemampuan Reproduksi Menyimak Intensif Melalui Model Pembelajaran Pemrosesan Informasi Dengan Media Audio Visual

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Reproduksi menyimak peserta didik untuk melihat kemampuan peserta didik dalam membuat rangkuman hasil belajar dengan menggunakan media audio visual.

2. Lembar observasi untuk mengobservasi pelaksanaan pembelajaran (pendidik dan peserta didik) Instrumen untuk mengobservasi kegiatan pendidik dan peserta didik dalam pelaksanaan pembelajaran, didalamnya mengobservasi aktifitas pendidik dan peserta didik dari kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir pembelajaran.(terlampir)

3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ) untuk mendeskripsikan bagaimana perencanaan pembelajaran kemampuan menyimak intensif ditinjau dari segi reproduksi menyimak melalui pembelajaran dengan media audio visual.( terlampir ).

4. Pedoman penilaian reproduksi menyimak dari hasil tayangan media audio visual.( terlampir).

E. Proses Pengembangan Intrumen

Dalam proses pengembangan intrumen peneliti terlebih dahulu membuat pensekoran kemampuan reproduksi peserta didik yang dirangkum dari buku Komposisi yang disesuaikan dengan kemampuan peserta didik di Sekolah Dasar.. Pedoman pensekoran kemampuan reproduksi ini meliputi. menuliskan judul, mengidentifikasi gagasan utama, kesesuaian isi yang dimaksud (dari tayangan yang disajikan), susunan gagasan yang asli, gaya tatabahasa dan tanda baca. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam lampiran.

.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian tidak hanya satu tetapi menggunakan multi teknik atau multi intrumen (Nana Syaodih, 2010:

57

Wawan Juandi, 2014

Peningkatan Kemampuan Reproduksi Menyimak Intensif Melalui Model Pembelajaran Pemrosesan Informasi Dengan Media Audio Visual

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut.

1. Reproduksi menyimak peserta didik untuk menilai kemampuan peserta didik dalam memahami materi inti dari hasil belajar dengan menggunakan media audio visual.

2. Observasi

Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah observasi partisipatif yaitu peneliti melakukan observasi sambil ikut serta dalam kegiatan yang sedang berjalan. Observasi merupakan cara untuk mendapatkan informasi dengan cara mengamati objek secara cermat dan terencana. Hal-hal yang dianggap penting selama proses pembelajaran dicatat dalam lembar observasi ini. Observasi dilakukan dengan tujuan mendapatkan informasi tentang proses pembelajaran kemampuan menyimak intensif ditinjau dari segi reproduksi menyimak melalui pembelajaran dengan media audio visual.

3. Dokumentasi

Peneliti membuat dokumentasi terhadap setiap kegiatan yang dilakukan, mulai dari siklus pertama setiap pertemuan sampai siklus kedua dan siklus ketiga

Alat pengumpulan data dalam Peneltian Tindakan Kelas ini meliputi: hasil reproduksi peserta didik, observasi, dan dokumentasi serta diskusi sebagaimana berikut ini:

1. Reproduksi menggunakan lembaran reproduksi yang telah disediakan, lembaran tertulis untuk mengukur kemampuan peserta didik menyimak hasil tayangan dilihat dari segi menuliskan judul, mengidentifikasi gagasan utama, kesesuaian isi yang dimaksud (dari tayangan yang disajikan), kesesuaian penyusunan dengan gagasan yang asli, gaya tatabahasa dan tanda baca.

58

Wawan Juandi, 2014

Peningkatan Kemampuan Reproduksi Menyimak Intensif Melalui Model Pembelajaran Pemrosesan Informasi Dengan Media Audio Visual

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Observasi menggunakan lembar observasi untuk mengukur proses penyampaian pembelajaran, aktifitas pendidik dan peserta didik dengan perencanaan yang telah disusun.

3. Refleksi dan diskusi antara peneliti dengan obserfer tentang kegiatan pembelajaran.

Setelah data hasil penelitian terkumpul, data tersebut diolah dan dianalisis menggunakan teknik analisis secara deskriptif dengan menggunakan teknik persentase. Analisis dilakukan pada setiap siklus pembelajaran dengan tahap-tahap sebagai berikut :

1. Seleksi Data

Data yang terkumpul dari hasil observasi diseleksi sesuai dengan relevansi tujuan penelitian.

2. Klasifikasi Data

Data yang terkumpul berdasarkan hasil seleksi, kemudian diklasifikasikan berdasarkan urutan logis untuk disajikan secara sistematis berdasarkan urutan siklus.

3. Prosentase Data

Langkah selanjutnya adalah melakukan prosentase data terhadap data yang sudah diklasifikasi sebelumnya.

4. Interpretasi Data

Data yang sudah dianalisis kemudian diinterpretasikan berdasarkan tingkat pencapaiannya.

59

Wawan Juandi, 2014

Peningkatan Kemampuan Reproduksi Menyimak Intensif Melalui Model Pembelajaran Pemrosesan Informasi Dengan Media Audio Visual

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Data yang dikumpulkan pada setiap kegiatan dari pelaksanaan setiap siklus dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan teknik persentase untuk melihat kecendrungan yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran.

1. Peningkatan kemampuan reproduksi menyimak intensif dengan model pembelajaran pemrosesan infomasi dan media audio visual hasil reproduksi menyimak dalam mengidentifikasi menuliskan judul, mengidentifikasi gagasan utama, kesesuaian isi yang dimaksud (dari tayangan yang disajikan), kesesuaian penyusunan dengan gagasan yang asli, gaya tatabahasa dan tanda baca, dinilai dengn pedoman penskoran, skor yang peroleh dibagi skor ideal dikalikan seratus persen. Kemudian dibuatkan tabel dan grafiknya setiap siklus.

2. Hasil observasi rekan sejawat dianalisis serta dijabarkan deskripsikan secara jelas untuk menjadi acuan pada siklus berikutnya.

3. Data yang didapat dari observasi, proses pembelajaran dan reproduksi peserta didik didekripsikan secara objektif.

Wawan Juandi, 2014

Peningkatan Kemampuan Reproduksi Menyimak Intensif Melalui Model Pembelajaran Pemrosesan Informasi Dengan Media Audio Visual

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Dokumen terkait