PENINGKATAN KEMAMPUAN REPRODUKSI MENYIMAK INTENSIF MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PEMROSESAN
INFORMASI DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL
(Penelitian Tindakan Kelas Peserta Didik kelas IV SD Negeri Pangestu Kecamatan Sukalarang Kabupaten Sukabumi)
TESIS
diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan
Program Studi Pendidikan Dasar
oleh Wawan Juandi
NIM 1204722
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DASAR SEKOLAH PASCASARJANA
PENINGKATAN KEMAMPUAN REPRODUKSI MENYIMAK INTENSIF MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PEMROSESAN INFORMASI
DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL
Oleh Wawan Juandi
S.Pd Universitas Islam Nusantara, 2008
Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Sekolah Pascasarjana
Program Studi Pendidikan Dasar
© Wawan Juandi 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
Maret 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:
Pembimbing I,
Dr. Isah Cahyani, M.Pd.
NIP. 19640707 198901 2 001
Pembimbing II
Dr. Hj. Ernawulan Syaodih, M. Pd
NIP. 19651001 199802 2 001
Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Dasar
Dr. Hj. Ernawulan Syaodih, M. Pd
Wawan Juandi, 2014
Peningkatan Kemampuan Reproduksi Menyimak Intensif Melalui Model Pembelajaran Pemrosesan Informasi Dengan Media Audio Visual
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PENINGKATAN KEMAMPUAN REPRODUKSI MENYIMAK INTENSIF MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PEMROSESAN INFORMASI
DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL
WAWAN JUANDI NIM 1204722
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kemampuan awal menyimak peserta didik sebagai bahan dasar penelitian, keterampilan menyimak sebagai salah satu keterampilan berbahasa lisan yang bersifat reseptif perlu dimiliki peserta didik Sekolah Dasar agar mampu berkomunikasi secara lisan dan tertulis. Peran tersebut semakin penting bila dikaitkan dengan tuntutan kemajuan caturtunggal dalam abad informasi. Pengajaran Bahasa Indonesia di tingkat Sekolah Dasar yang bertumpu pada kemampuan keterampilan berbahasa menyimak (listening
skils), berbicara (speaking skills), membaca (reading skills), dan menulis (writing skills), membuat perencanaan pembelajaran model pemrosesan informasi dengan
Wawan Juandi, 2014
Peningkatan Kemampuan Reproduksi Menyimak Intensif Melalui Model Pembelajaran Pemrosesan Informasi Dengan Media Audio Visual
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Wawan Juandi, 2014
Peningkatan Kemampuan Reproduksi Menyimak Intensif Melalui Model Pembelajaran Pemrosesan Informasi Dengan Media Audio Visual
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
Halaman
PERNYATAAN ... i
ABSTRAK ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iv
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Identifikasi Masalah Penelitian ... 5
C. Rumusan Masalah Penelitian ... 6
D. Tujuan Penelitian ... 6
E. Manfaat Penelitian ... 7
F. Struktur Organisasi Tesis ... 8
BAB II KEMAMPUAN REPRODUKSI MENYIMAK INTENSIF, MODEL PEMBELAJARAN PEMROSESAN INFORMASI, MEDIA AUDIO VISUAL... 10
A. Reproduksi Menyimak ... 10
1. Pengertian Reproduksi Menyimak ... 10
2. Teknik Reproduksi ... 10
3. Ketentuan reproduksi ... 12
4. Pengertian Menyimak ... 13
5. Unsur-unsur Dasar Menimak ... 15
Wawan Juandi, 2014
Peningkatan Kemampuan Reproduksi Menyimak Intensif Melalui Model Pembelajaran Pemrosesan Informasi Dengan Media Audio Visual
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
7. Jenis-jenis Menyimak ... 18
8. Tujuan Menyimak... 23
9. Proses Menyimak ... 24
B. Model Pembelajaran Pemrosesan Informasi ... 22
1. Komponen-komponen dalam Pemrosesan Informasi ... 22
2. Fase Proses Pembelajaran Pemrosesan Informasi ... 30
3. Kejadian Intruksional dalam Pemrosesan Informasi ... 32
C. Media Audio Visual... 35
4. Karakteristik Media Audio Visual ... 39
5. Peran Media Ajar dalam Proses Pembelajaran ... 40
6. Lankah-lankah dalam Penerapan Media Audio Visual ... 41
BAB III METODE PENELITIAN ... 45
A. Lokasi dan Subjek ... 45
B. Metode Penelitian ... 45
1. Orientasi dan Identifikasi Masalah ... 50
2. Pelaksanaan Tindakan Penelitian ... 51
C. Definisi Konsep ... 53
D. Instrumen Penelitian ... 55
E. Proses Pengembangan Intrumen ... 55
F. Teknik Pengumpulan Data ... 55
G. Analisis Data... 57
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 59
Wawan Juandi, 2014
Peningkatan Kemampuan Reproduksi Menyimak Intensif Melalui Model Pembelajaran Pemrosesan Informasi Dengan Media Audio Visual
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Propil Kemampuan Awal ... 59
2. Rencana Tindakan ... 62
3. UraianTindakan ... 64
4. Pelaksanaan ... 65
a. Penelitian Tindakan Siklus I ... 65
b. Penelitian Tindakan Siklus II ... 74
c. Penelitian Tindakan Siklus III ... 84
5. Kemampuan Menuliskan Judul ... 95
6. Identifikasi gagasan utama ... 96
7. Penggunaan kalimat tunggal ... 97
8. Kesesuaian Isi ... 98
9. Penyelesaian Reproduksi ... 99
B. Pembahasan ... 126
1. Pelaksanaan Pembelajaran ... 126
2. Reproduksi Menyimak intensif ... 129
3. Hambatan-Hambatan Pembelajaran ... 130
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 131
A. Kesimpulan ... 131
B. Saran ... 132
DAFTAR PUSTAKA ... 134
Wawan Juandi, 2014
Peningkatan Kemampuan Reproduksi Menyimak Intensif Melalui Model Pembelajaran Pemrosesan Informasi Dengan Media Audio Visual
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR TABEL
Halaman
4.1 Hasil rata-rata reproduksi menyimak intensif Pra Siklus ... 60
4.2 Rencana Perbaikan Pembelajaran siklus I ... 66
4.3 Hasil reproduksi menyimak intensif dengan media audio visual Peserta didik siklus I ... 69
4.4 Rencana Perbaikan Pembelajaran siklus II ... 63
4.5 Hasil reproduksi menyimak intensif Dengan media audio visual peserta didik siklus II... 76
4.6 Rencana Perbaikan Pembelajaran siklus III ... 79
4.7 Rata-rata skor nilai reproduksi peserta didik tiap siklus ... 86
Wawan Juandi, 2014
Peningkatan Kemampuan Reproduksi Menyimak Intensif Melalui Model Pembelajaran Pemrosesan Informasi Dengan Media Audio Visual
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR GAMBAR
Halaman
3.1 Rangkaian Langkah-langkah PTK ... 49
3.2 Alur Penelitian Tindakan Kelas ... 50
4.1 Kemampuan Reproduksi peserta didik pra siklus ... 61
4.2 Uraian tindakan ... 64
4.3 Perbandingan hasil reproduksi menyimak intensif dengan media audio visual peserta didik pra siklus dengan siklus I ... 71
4.4 Perbandingan hasil reproduksi menyimak intensif dengan media audio visual peserta didik pra siklus dengan siklus I dan II ... 81
4.5 Perbandingan skor reproduksi menyimak antar siklus... 91
4.6 Kemampuan menuliskan judul ... 95
4.7 Identifikasi gagasan utama ... 96
4.8 Penggunaan kalimat tunggal ... 97
4.9 Kesesuaian isi ... 98
4.10 Penyelesaian hasil reproduksi ... 99
Wawan Juandi, 2014
Peningkatan Kemampuan Reproduksi Menyimak Intensif Melalui Model Pembelajaran Pemrosesan Informasi Dengan Media Audio Visual
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
A-1 Rencana Perbaikan Pelaksanaan Pemblajaran Siklus I ... 137
A-2 Rencana Perbaikan Pemblajaran Siklus II ... 143
A-3 Rencana Perbaikan Pemblajaran Siklus III ... 150
A-4 Kriteria Penilaian Reproduksi ... 157
A-5 Lembar Reproduksi Siswa ... 159
A-6 Format Daftar Nilai Reproduksi ... 160
A-7 Format Observasi Tindakan Pendidik ... 162
B-1 Daftar Nilai Hasil Pra Siklus ... 166
B-2 Daftar Nilai Hasil Siklus I ... 168
B-3 Daftar Nilai Hasil Siklus II ... 170
B-4 Daftar Nilai Hasil Siklus III ... 172
B-5 Hasil Observasi Tindakan Pendidik Siklus I ... 174
B-6 Hasil Observasi Tindakan Pendidik Siklus I ... 178
B-7 Hasil Observasi Tindakan Pendidik Siklus II ... 182
B-8 Hasil Observasi Tindakan Pendidik Siklus II ... 186
B-9 Hasil Observasi Tindakan Pendidik Siklus III ... 190
B-10 Hasil Observasi Tindakan Pendidik Siklus III ... 194
D1 Hasil reproduksi Peserta Didik ... 198
D-1 Photo Pelaksanaan Penelitian di SDN Pangestu ... 204
Wawan Juandi, 2014
Peningkatan Kemampuan Reproduksi Menyimak Intensif Melalui Model Pembelajaran Pemrosesan Informasi Dengan Media Audio Visual
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB 1
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Penelitian
Menyimak adalah salah satu keterampilan berbahasa yang sangat penting,
disamping membaca, berbicara, dan menulis. Komunikasi tidak akan dapat
berlangsung dengan lancar tanpa keterampilan menyimak. Keterampilan
menyimak merupakan faktor yang sangat penting bagi keberhasilan seseorang
untuk memahami keterampilan berbahasa yang lain. Apabila kemampuan
seseorang dalam menyimak kurang, dapat dipastikan dia tidak dapat
mengungkapkan topik yang didengar dengan baik. Dalam proses menyimak,
seseorang tidak memusatkan perhatian pada setiap kata yang disimaknya
melainkan inti pesan yang tersimak. Misalnya sewaktu kita menyimak acara di
radio, kita hanya menangkap beberapa hal dan tidak dapat menangkap beberapa
hal yang lain. Tidak tertangkapkan beberapa hal itu disebabkan oleh kurang
perhatian, kurang tertarik pada topik, atau kurang efisien dalam menyimak.
Keterampilan menyimak harus dikuasai oleh peserta didik di sekolah
dasar, karena menyimak bermakna mendengarkan dengan penuh perhatian serta
apresiasi (Russel & Russells dalam Tarigan, 1986: 30), karena menyimak secara
langsung berkaitan dengan seluruh proses belajar peserta didik Sekolah Dasar
pada semua pelajaran. Keberhasilan seorang peserta didik dalam belajar di
sekolah sangat ditentukan oleh penguasaan kemampuan menyimak. Seberapa baik
menyimak memiliki sebuah dampak yang sangat besar (Hermawan 2012: 29).
Peserta didik yang tidak bisa menyimak dengan baik akan mengalami kesulitan
dalam mengikuti kegiatan belajar secara keseluruhan.
Peran tersebut semakin penting bila dikaitkan dengan tuntutan kemajuan
2
Wawan Juandi, 2014
Peningkatan Kemampuan Reproduksi Menyimak Intensif Melalui Model Pembelajaran Pemrosesan Informasi Dengan Media Audio Visual
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
skils) diajarkan paling pertama dalam pengajaran Bahasa Indonesia di tingkat
Sekolah Dasar baru diteruskan pada keterampilan berbahasa berbicara (speaking
skills), membaca (reading skills), dan menulis (writing skills).
Menyimak merupakan proses menangkap pesan atau gagasan yang
disajikan melalui pendengaran. Menyimak adalah suatu proses kegiatan
mendengarkan lambang lisan-lisan dengan penuh perhatian, pemahaman,
apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi, serta
memahami makna komunikasi yang tidak disampaikan oleh si pembicara melalui
ujaran atau bahasa lisan (Tarigan, 1991: 4).
Menyimak sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk
memperluas wawasan, pengetahuan maupun hanya untuk kesenangan. Dalam
kehidupan banyak komunikasi banyak dilakukan secara lisan sehingga
kemampuan menyimak sangat penting dimiliki oleh setiap pemakai bahasa. Hal
ini sependapat dengan telaah yang dilakukan oleh Paul T. Rankin pada tahun 1926
yang melaporkan bahwa 42 % waktu penggunaan bahasa tertuju pada menyimak
(Tarigan, 1984: 12).
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa menyimak mendominasi
kegiatan berbahasa yang lain, dengan keterampilan lainnya. Hal ini
dilatarbelakangi oleh begitu pentingnya keterampilan menyimak sebagai bentuk
berbahasa produktif secara lisan yang dinilai lebih keterampilan menyimak
menjadi satu keterampilan yang dianggap perlu mendapat perhatian lebih
dibandingkan efektif digunakan dalam berkomunikasi dan menyampaikan
pendapat. Pernyataan tersebut diperkuat oleh pernyataan Nurgiyantoro (2009:
277) yakni bahwa bahasa lisan lebih fungsional dalam kehidupan sehari-hari.
Menyimak merupakan langkah awal penguasaan informasi keilmuan,
namun menyimak masih dianggap aktivitas kurang penting. Hal tersebut masih
kecilnya penguasaan hasil belajar bahasa Indonesia pada khususnya dan pelajaran
3
Wawan Juandi, 2014
Peningkatan Kemampuan Reproduksi Menyimak Intensif Melalui Model Pembelajaran Pemrosesan Informasi Dengan Media Audio Visual
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Begitu banyak ilmu yang dapat diserap dari hasil menyimak. Satu masalah
yang dihadapi pendidikan di Indonesia sehingga berimbas pada rendahnya mutu
sumber daya masyarakat Indonesia, hal ini diduga karena penguasaan
keterampilan berbahsa baik menyimak, berbicara, membaca, dan menulis itu
kurang. Peneliti berpendapat hal tersebut dapat dikatakan bahwa keterampilan
menyimak sangatlah perlu diberikan kepada peserta didik. Dengan menguasai
keterampilan menyimak, maka peserta didik dapat memperoleh informasi dari
bahan simakan. Namun dalam pencapaian harapan tersebut, banyak hambatan
atau kendala dalam pelajaran Bahasa Indonesia di sekolah pada umumnya. Seperti
kenyataan yang dihadapi bahwasanya kemampuan peserta didik dalam menyimak,
khususnya mengungkapkan kembali isi berita sangat kurang.
Rendahnya minat menyimak peserta didik sekolah dasar dapat dilihat dari
hasil perolehan rata-rata nilai UN yang diperoleh Sekolah Dasar Negeri Pangestu
dua tahun terahir hanya mencapai 6,50 dan 6,87, itu pun dari pelajaran bahasa
Indonesia secara keseluruhan, hal tersebut berdampak pada rendahnya kualitas
pendidikan kita, sehingga berdampak pula pada rendahnya kualitas sumber daya
manusianya sendiri, sebab kepintara daya nalar seseorang salah satunya
ditentukan oleh baik tidaknya menyimak permasalahan yang ada.
Rendahnya minat menyimak peserta didik peneliti menduga kurang
meratanya hasil informasi yang di peroleh oleh peserta didik di kelas. Salah satu
upaya kreatif dalam melaksanakan pembelajaran yang menggunakan kurikulum
berbasis kompetensi dan menyongsong kurikulum baru di Sekolah yang harus
diperhatikan oleh kaum pendidik dan lembaga pendidikan serta stakeholder
lainnya adalah berusaha untuk menciptakan situasi yang dapat mendongkrak
minat menyimak peserta didik.
Pendidik belum mengunakan media audio visual sebagai media dalam
pembelajaran, itu hal itu terbukti dari hasil wawancara dengan teman sejawat
4
Wawan Juandi, 2014
Peningkatan Kemampuan Reproduksi Menyimak Intensif Melalui Model Pembelajaran Pemrosesan Informasi Dengan Media Audio Visual
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
peralatan yang akan digunakan. Padahal fasilitas yang disediakan oleh pemerintah
dan lembaga lain sudah memfasilitasi peralatan yang lengkap tinggal kreativitas
pendidik mempergunakannya.
Media audio visual dapat mempermudah peserta didik menyimak secara
merata, apalagi dipadukan dengan model yang dianggap tepat untuk mengatasi
permasalahan yang telah diuraikan sebelumnya adalah model yang bukan hanya
berorientasi pada proses, melainkan juga yang sekaligus berorientasi pada hasil
yang dapat diukur dengan nilai. Sebagaimana yang diuraikan Aunurrahman
(2009:143) yang menyatakan bahwa ukuran keberhasilan mengajar pendidik
utamanya terletak pada terjadi tidaknya peningkatan hasil belajar siswa. Untuk
mengatasi rendahnya kemampuan peserta didik mengungkapkan reproduksi hasil
menyimak dari pengajaran menyimak, maka perlu mencari upaya pemecahannya.
Dalam penelitian ini, peneliti mencoba menggunakan media audio visual berupa
televisi atau infokus dengan didukung oleh model pembelajaran pemrosesan
informasi. Alasan peneliti menggunakan media audio visual ini dengan
pertimbangan media mudah diperoleh dan dapat menunjang peneliti dalam
pengajaran menyimak.
Kelebihan media video menurut Ronald Anderson (1994: 103) dipararkan
bahwa media (a) dapat digunakan untuk klasikal atau individual, (b) dapat
digunakaan seketika, (c) dapat digunakan secara berulang, (d) dapat menyajikan
materi secara fisik tidak dapat bicara kedalam kelas, (e) dapat menyajikan objek
yang bersifat bahaya, (f) dapat menyajikan obyek secara detail, (g) tidak
memerlukan ruang yang terlalu gelap, (h) dapat di perlambat dan di percepat, dan
(i) dpapat menyajikan gambar dan suara.
Hal tersebut dijelaskan pula oleh Mustafa (2008: 12) “ketersediaan objek dan peralatan bermain menentukan permainan apa yang akan dilakukan”. Dengan demikian media pembelajaran dapat membantu peningkatan prestasi belajar
5
Wawan Juandi, 2014
Peningkatan Kemampuan Reproduksi Menyimak Intensif Melalui Model Pembelajaran Pemrosesan Informasi Dengan Media Audio Visual
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
para pendidik meningkatkan kemampuan menyikmak lebih intensif karena lebih
beragam, dengan meningkatkan kemampuan menyimak intensif diduga hasil
belajar peserta didik akan meningkat pula.
Hal senada dijelaskan media sebagai suatu alat atau sejenisnya yang dpat
dipergunakan sebagai pembawa pesan dalam suatu kegiatan pembelajaran
(Burhanudin 2010: 3). Dipertegas oleh pendapat (Munadi 2008: 114) bahwa
media audio visual adalah alat yang ampuh untuk meningkatkan menyimak
intensif karena lebih banyak menggunakan aspek emosinya dibanding aspek
rasionalnya.
Kemampuan menyimak dapat ditunjukkan melalui pembelajaran
sebagaimana yang diungkapkan oleh Pajrina (2013) melalui penelitianya yang
dituangkan dalam tesis berpendapat bahwa melalui pendekatan contextual
teaching and learning, dapat meningkatkan keterampilan menyimak cerita dalam
mata pelajaran bahasa Indonesia.
Selain dari hasil penelitian terdahulu, penulis juga menganggap bahwa
pembelajaran menyimak memang masih belum berjalan secara efektif. Keadaan
tersebut tergambar dari hasil wawancara dengan beberapa pendidik yang
menyatakan bahwa sulit melakukan pembelajaran menyimak secara merata karena
keterbatasan media. Dalam hal ini, pada saat pembelajaran menyimak, hanya
beberapa peserta didik saja yang mampu menyimak dengan baik dan dapat
mereproduksi hasil simakan.
Untuk memperbaharui pembelajaran kemampuan reproduksi menyimak
intensif, peneliti menggunakan media audio visual untuk mendukung model
pembelajaran pemrosesan informasi. Sejauh mana kemampuan mereproduksi
hasil menyimak intensif dengan menggunakan media audio visual, dapat
meningkat?
Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk melakukan
6
Wawan Juandi, 2014
Peningkatan Kemampuan Reproduksi Menyimak Intensif Melalui Model Pembelajaran Pemrosesan Informasi Dengan Media Audio Visual
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Menyimak Intensif Melalui Model Pembelajaran Pemrosesan Informasi Dengan
Media Audio Visual” (Penelitian Tindakan Kelas pada peserta didik kelas IV Sekolah Dasar Negeri Pangestu Kecamatan Sukalarang Kabupaten Sukabumi).
B. Identifikasi Masalah Penelitian
Dari latar belakang di atas, maka dapat dikemukakan beberapa masalah di
antaranya sebagai berikut.
1. Masih lemahnya kemampuan peserta didik dalam reproduksi menyimak
intensif pada peserta didik kelas IV Sekolah Dasar Negeri Pangestu
Kecamatan Sukalarang Kabupaten Sukabumi.
2. Masih rendahnya hasil reproduksi menyimak peserta didik kelas IV
Sekolah Dasar Negeri Pangestu Kecamatan Sukalarang Kabupaten
Sukabumi, nampak dari setiap ahir pembelajaran kemudian dievaluasi
hasil reproduksi menyimak yang dicapai belum memuaskan.
3. Kurangnya penggunaan media audio visual dalam pembelajaran
menyimak intensif untuk meningkatkan kemampuan menyimak peserta
didik kelas IV Sekolah Dasar Negeri Pangestu Kecamatan Sukalarang
Kabupaten Sukabumi.
C. Rumusan Masalah Penelitian
Masalah pokok yang telah diungkapkan di atas dirumuskan secara rinci
dalam bentuk pertanyaan. “Apakah kemampuan reproduksi menyimak intensif melalui pembelajaran pemrosesan informasi dengan menggunakan media audio
visual dapat meningkat?”
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka pertanyaan penelitian disusun
7
Wawan Juandi, 2014
Peningkatan Kemampuan Reproduksi Menyimak Intensif Melalui Model Pembelajaran Pemrosesan Informasi Dengan Media Audio Visual
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Bagaimana profil awal kemampuan awal reproduksi menyimak intensif
peserta didik sebelum mempergunakan model pembelajaran pemrosesan
informasi dengan media audio visual?
2. Bagaimana rencana model pembelajaran pemrosesan informasi dengan
media audio visual dalam meningkatkan kemampuan reproduksi
menyimak intensif?
3. Bagaimana proses model pembelajaran pemrosesan informasi dengan
audio visual dalam meningkatkan kemampuan reproduksi menyimak
intensif?
4. Bagaimana proses perbaikan model pembelajaran pemrosesan informasi
dengan audio visual dalam meningkatkan kemampuan reproduksi
menyimak intensif?
5. Seberapa tinggi kemampuan reproduksi menyimak intensif peserta didik
setelah menggunakan model pembelajaran pemrosesan informasi dengan
media audio visual?
D. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan penelitian yang telah diungkapkan di atas,
maka tujuan penelitian ini diungkapkan sebagai berikut:
1. untuk mengetahui profil awal kemampuan reproduksi menyimak intensif
peserta didik sebelum mempergunakan model pembelajaran pemrosesan
informasi dengan media audio visual kelas IV Sekolah Dasar Negeri
Pangestu Kecamatan Sukalarang Kabupaten Sukabumi,
2. mendeskripsikan perencanaan model pembelajaran pemrosesan informasi
dengan media audio visual dalam meningkatkan kemampuan reproduksi
menyimak intensif peserta didik kelas IV Sekolah Dasar Negeri Pangestu
8
Wawan Juandi, 2014
Peningkatan Kemampuan Reproduksi Menyimak Intensif Melalui Model Pembelajaran Pemrosesan Informasi Dengan Media Audio Visual
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. memperbaiki proses model pembelajaran pemrosesan informasi dengan
media audio visual dalam meningkatkan kemampuan reproduksi
menyimak intensif peserta didik kelas IV Sekolah Dasar Negeri Pangestu
Kecamatan Sukalarang Kabupaten Sukabumi,
4. mendeskripsikan proses perbaikan model pembelajaran pemrosesan
informasi dengan media audio visual dalam meningkatkan kemampuan
reproduksi menyimak intensif
5. mendeskripsikan peningkatan reproduksi menyimak intensif peserta didik
setelah menggunakan model pembelajaran pemrosesan informasi dengan
media audio visual peserta didik kelas IV Sekolah Dasar Negeri Pangestu
Kecamatan Sukalarang Kabupaten Sukabumi.
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, baik yang
bersifat teoretis, maupun yang bersifat praktis. Adapun manfaat-manfaat yang
diharapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Manfaat Teoretis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah perbendaharaan model
pembelajaran pemrosesan infrmasi dengan media pembelajaran yang
efektif digunakan dalam pembelajaran, khususnya dalam pembelajaran
menyimak. Pemrosesan informasi dan media belajar dapat dikembangkan
dengan pengombinasian konsep-konsep lain sebagai model pembelajaran
yang praktis. Media pembelajaran audio visual dapat mengunakan VCD,
televisi ternyata dapat dimanfaatkan sebagai konsep pembelajaran di
dalam kelas.
2. Manfaat Praktis
Secara praktis penelitian ini diharapkan mampu menjadi sebuah solusi
9
Wawan Juandi, 2014
Peningkatan Kemampuan Reproduksi Menyimak Intensif Melalui Model Pembelajaran Pemrosesan Informasi Dengan Media Audio Visual
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
baik itu untuk pihak guru, pihak peserta didik, maupun untuk
praktisi-praktisi dan peneliti-peneliti di bidang pembelajaran.
a. Untuk guru, penelitian ini diharapkan:
1) memberikan petunjuk praktis tentang alternatif media
pembelajaran dalam mengoptimalkan kegiatan pembelajaran
menyimak;
2) menjadi sebuah solusi dalam mengatasi kesulitan-kesulitan yang
timbul selama kegiatan pembelajaran menyimak.
b. Untuk peserta didik, penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan:
1) kualitas pembelajaran menyimak melalui alternatif media
pembelajaran;
2) kemampuan peserta didik dalam menyimak, khususnya dalam
menanggapi dan memberikan kritik.
c. Untuk peneliti-peneliti, penelitian ini diharapkan menjadi peluang
penelitian lanjutan atau penelitian terkait lain yang sejenis untuk
menemukan dan meningkatkan hasil pembelajaran yang lebih baik dan
variatif.
F. Stuktur Organisasi Tesis
BAB I PENDAHULUAN
Pada Bab I Tersusun atas: Latar belakang masalah, identifikasi masalah
penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan
struktur organisasi tesis.
10
Wawan Juandi, 2014
Peningkatan Kemampuan Reproduksi Menyimak Intensif Melalui Model Pembelajaran Pemrosesan Informasi Dengan Media Audio Visual
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Bagian Bab II ini berisikan tentang konsep dasar atau teori-teori para ahli
tentang menyimak intensif, reproduksi menyimak serta penggunaan media audio
visual yang dijadikan sebagai landasan peneliti dalam melakukan penelitian di
lapangan.
BAB III METODE PENELITIAN
Bab III merupakan uraian berkenaan dengan langkah-langkah atau metode
yang digunakan peneliti untuk mencari data, mengumpulkan data, juga
menganalisis data.
Hal yang dikaji terdiri dari lokasi dan subjek penelitian, desain penelitian,
metode penelitian, definisi operasional, intrumen penelitian, prosedur penelitian,
teknik mengumpulkan data, tehnik pengumpul data intrumen pengumpul data
analisis data.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini merupakan uraian tentang hasil penelitian dan perubahan
berdasarkan hasil temuan di lapangan berkenaan dengan bagaimana penelitian
tentang kemampuan menyimak intensif ditinjau dari reproduksi menyimak
melalui pembelajaran dengan menggunakan media audio visual. Dilanjutkan
dengan pembahasan berdasarkan data dan sumber referensi yang mendukung
penelitian pada kajian teoritis.
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
Bagian ini merupakan bagian dalam bentuk simpulan dari sebuah tulisan
penelitian, dimana penulis memaknai penelitian yang dilakukan dan saran atas
11
Wawan Juandi, 2014
Peningkatan Kemampuan Reproduksi Menyimak Intensif Melalui Model Pembelajaran Pemrosesan Informasi Dengan Media Audio Visual
45
Wawan Juandi, 2014
Peningkatan Kemampuan Reproduksi Menyimak Intensif Melalui Model Pembelajaran Pemrosesan Informasi Dengan Media Audio Visual
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Pada bagian metode penelitian ini akan dijelaskan tentang lokasi dan
subjek penelitian, metode penelitian, devinisi operasional, intrumen penelitian,
proses pengembangan intrumen, teknik pengumpulan data, dan analisis data.
A. Lokasi dan subjek penelitian
Penelitian dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Pangestu Kecamatan
Sukalarang Kabupaten Sukabumi. Menurut Suharsimi Arikunto (1986: 102), yang
dimaksud “subjek penelitian adalah sumber data penelitian atau responden”.
Dalam penelitian ini yang menjadi subjek adalah peserta didik kelas IV Sekolah
Dasar Negeri Pangestu Kecamatan Sukalarang Kabupaten Sukabumi. Peserta
didik yang dijadikan subjek penelitian berjumlah 40 peserta didik, terdiri dari 22
laki-laki dan 18 perempuan.
Alasan dipilihnya lokasi dan subjek penelitian tersebut karena Sekolah
Dasar Negeri Pangestu Kecamatan Sukalarang Kabupaten Sukabumi merupakan
tempat peneliti bertugas sehari-hari sebagai tenaga pendidik, peneliti sudah
mengenal situasi dan kondisi baik peserta didik, pendidik maupun lingkungan
sekolah tersebut.
B. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian
Tindakan Kelas (PTK). Metode ini dipilih dengan alasan karena permasalahan
dalam kegiatan belajar mengajar sering sering muncul baik dri pihak pendidik,
46
Wawan Juandi, 2014
Peningkatan Kemampuan Reproduksi Menyimak Intensif Melalui Model Pembelajaran Pemrosesan Informasi Dengan Media Audio Visual
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dalam pembelajaran. Penelitian tindakan kelas menawarkan suatu cara baru untuk
memperbaiki dan meningkatkan kemampuan atau profesionalisme pendidik dalam
kegiatan belajar mengajar di kelas. Pemilihan metode penelitian di atas didasarkan
pada pendapat Mohammad Asrori (2011: 6) yang menyatakan bahwa “penelitian
tindakan kelas adalah suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan
melakukan tindakan-tindakan tertentu untuk memperbaiki dan meningkatkan praktik pembelajaran di kelas secara lebih berkualitas.” Suatu hal yang menyangkut perbaikan ini dilakukan dengan melaksanakan tindakan untuk
mencari solusi atas permasalahan yang diangkat dari kegiatan sehari-hari di kelas.
David Hopkins (2011: 87) mendefinisikan Penelitian Tindakan Kelas
sebagai bentuk penyelidikan refleksi diri yang dilaksanakan oleh para partisipan
dalam situasi-situasi sosial. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Kemmis (2003)
dalam (Wiriaatmadja 2009: 12) yaitu peneltian tindakan adalah sbuah bentuk
inkuiri relative yang dilakukan secara kemitraann mengenai situasi social tertentu
(termasuk Pendidikan) utuk meningkatkan rasionalitas dan keadilan dari praktek
social dan pemahaman tentang praktek.
Penggunaan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan
menggunakan metode kualitatif dengan proses pengambilan data secara deskripsi
analitik, mendeskripsikan sedetail mungkin berwujud kata-kata dan tidak
mengadakan perhitungan. Seperti dinyatakan Miles dan Huberman dalam (Ali
2011: 414) pada penelitian kualitatif data yang muncul berwujud kata-kata dan
penelitian kualitatif tidak mengadakan perhitungan. Selain itu, peneliti bermaksud
memahami situasi pembelajaran secara mendalam, tentang kemampuan
menyimak intensif ditinjau dari segi reproduksi menyimak melalui pembelajaran
dengan media audio visual. Tujuan penelitian dengan menggunakan metode ini
untuk memperoleh gambaran umum mengenai subjek penelitian (Creswell, 2010:
47
Wawan Juandi, 2014
Peningkatan Kemampuan Reproduksi Menyimak Intensif Melalui Model Pembelajaran Pemrosesan Informasi Dengan Media Audio Visual
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Adapun prosedur penelitian yang menggunakan media audio visual terdiri
atas tiga tahapan, yakni sebagai berikut.
1. Studi awal prapengembangan media audio visual.
Pada tahap ini, peneliti melakukan studi awal yang meliputi analisis teori
berupa konsep-konsep media audio visual, komunikasi interaksional, serta analisis
pembelajaran bersiklus. Selain itu, kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah
analisis kebutuhan peserta didik dan pendidik sekaitan dengan pembelajaran
menyimak intensif. Kegiatan-kegiatan ini dilakukan sebagai dasar pencarian dan
pengumpulan data untuk dijadikan bahan bagi tahapan selanjutnya, yakni
pengembangan media audio visual sebagai bahan pembelajaran.
2. Pengembangan
Berdasarkan data yang terkumpul dari tahap pertama, pada tahap kedua ini
peneliti melakukan pengembangan media audio visual sebagai media yang akan
digunakan dalam pembelajaran.
Media audio visual ini dirancang dalam bentuk desain media pembelajaran
berupa prinsip-prinsip dan langkah-langkah pembelajaran. Media audio visual
pembelajaran ini selanjutnya divalidasi melalui timbangan pakar. Pemilihan
pakar sebagai tim validasi didasarkan pada kepakaran dalam disiplin ilmu Bahasa
Indonesia, khususnya dalam bidang menyimak; pengalaman dalam bidang
pendidikan dan pengajaran Bahasa Indonesia; dan kepakaran dalam bidang
metodologi penelitian, khususnya dalam bidang instrumen penelitian yang
berkaitan dengan konsep media audio visual dalam pembelajaran menyimak
intensif.
48
Wawan Juandi, 2014
Peningkatan Kemampuan Reproduksi Menyimak Intensif Melalui Model Pembelajaran Pemrosesan Informasi Dengan Media Audio Visual
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pada tahap ketiga ini, media audio visual pembelajaran yang sudah
dirancang dan sudah divalidasi diujicobakan. Uji coba dilakukan pada peserta
didik IV Sekolah Dasar Negeri Pangestu Kecamatan Sukalarang Sukabumi.
Hasil uji coba kemudian dikaji dan dianalisis untuk kemudian dilihat
keunggulan dan kelemahannya. Hasil tersebut menjadi bahan refleksi untuk
selanjutnya direvisi agar penggunaan media audio visual yang lebih sempurna.
Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa penelitian tindakan kelas
sangat besar manfaatnya karena langsung mengacu pada sasarannya, yaitu
melakukan upaya perbaikan praktik pembelajaran untuk memperbaiki kondisi
yang ada pada saat pembelajaran berlangsung. Sebagai mana yang dikemukakan
(Iskandar 2012: 9). Pendidik atau dosen yang profesional hendaknya mampu
mengajar sekaligus meneliti sebagai upaya pengejewantahan profesionalnya
sebagai keberlangsungan proses belajar yang dilakukan.
Penelitian tindakan kelas mempunyai beberapa ciri atau karakteristik,
seperti yang dikemukakan Mohammad Asrori (1998 : 7) terdapat empat ciri atau
karakteristik penelitian tindakan kelas, yaitu:
Pertama, penelitian tindakan kelas dilaksanakan oleh pendidik sendiri.
Sebagai pengelola program di kelas, pendidik merupakan sosok yang mengenal
medan lapangan tempat dia mengajar. Oleh karena itu, pendidik kelas inilah yang
mengetahui dan mengenal situasi kelasnya termasuk masalah yang ada di
dalamnya.
Kedua, penelitian tindakan kelas berangkat dari permasalahan faktual.
Permasalahan faktual adalah permasalahan yang timbul dalam kegiatan
pembelajaran sehari-hari yang dihadapi oleh pendidik.
Ketiga, adanya tindakan-tindakan yang perlu dilakukan untuk
memperbaiki proses belajar mengajar di kelas yang bersangkutan.
49
Wawan Juandi, 2014
Peningkatan Kemampuan Reproduksi Menyimak Intensif Melalui Model Pembelajaran Pemrosesan Informasi Dengan Media Audio Visual
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ini harus direcanakan secara cermat. Karena ada tindakan-tindakan inilah, maka
tindakan ini disebut sebagai penelitian tindakan kelas.
Keempat, penelitian tindakan kelas bersifat kolaboratif. Pendekatan
kolaboratif diterapkan untuk menciptakan adanya hubungan kerja kesejawatan.
Pendidik dan dosen LPTK misalnya, dapat melakukan penelitian tindakan kelas
secara kolaboratif. Mereka meneliti bersama apa yang dikerjakan dan belajar
bersama dari apa yang dikerjakan. Dalam hal ini, pendidik bukan satu-satunya
peneliti, tapi ada orang lain yang terlibat dan mereka merupakan satu tim yang
sama posisinya.
Berdasarkan pendapat di atas, maka metode yang digunakan dalam penelitian
ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas media audio visual Cohen dan
Manion. Adapun langkah-langkahnya meliputi: perecanaan, pelaksanaan,
observasi dan refleksi (Asrori, 1999: 88). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam
gambar dibawah ini.
Gambar 3.1
Rangkaian Langkah-langkah PTK
Sejalan dengan pendapat diatas Menurut Arikunto (2009) ada beberapa
ahli yang mengemukakan model penelitian dengan bagan yang berbeda, namun
secara garis besar terdapat 4 tahap yang lazim dilalui, yaitu (1) perencanaan, (2)
pelaksanaan (3) Pengamatan, (4) Refleksi.
Pelaksanaan Perencanaan
Refleksi
50
Wawan Juandi, 2014
Peningkatan Kemampuan Reproduksi Menyimak Intensif Melalui Model Pembelajaran Pemrosesan Informasi Dengan Media Audio Visual
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Prosedur yang ditempuh dalam pembelajaran dengan keterampilan
berbahasa menyimak untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik tentang
menyimak dalam pelajaran Bahasa Indonesia di Kelas IV Sekolah Dasar Negeri
Pangestu Kecamatan Sukalarang Kabupaten Sukabumi meliputi tiga kegiatan,
yaitu : (1) orientasi dan identifikasi masalah; (2) pelaksanaan tindakan penelitian
yang meliputi: (a) perencanaan; (b) pelaksanaan; (c) observasi; (d) refleksi.
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan dalam bentuk proses berdaur
(siklus). Berikut adalah alur penelitian yang akan dilaksanakan.
Gambar 3.2
51
Wawan Juandi, 2014
Peningkatan Kemampuan Reproduksi Menyimak Intensif Melalui Model Pembelajaran Pemrosesan Informasi Dengan Media Audio Visual
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Untuk lebih jelasnya, maka penjabaran alur PTK dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1. Orientasi dan Identifikasi Masalah
Pada tahap ini peneliti mencermati, mengidentifikasi dan menemukan
adanya masalah dalam pembelajaran bahasa Indonesia Sekolah Dasar Negeri
Pangestu Kecamatan Sukalarang Kabupaten Sukabumi. Identifikasi masalah
terutama dilakukan terhadap permasalahan-permasalahan yang terkait dengan
aktivitas peserta didik dan pendidik dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di
Kelas IV Sekolah Dasar Negeri Pangestu Kecamatan Sukalarang Kabupaten
Sukabumi. Lebih khusus lagi identifikasi dilakukan terhadap hasil belajar peserta
didik mengenai menyimak.
Orientasi dan identifikasi masalah yang dilakukan oleh peneliti bersama
peneliti mitra adalah sebagi berikut:
a. Melakukan kegiatan orientasi di Sekolah Dasar Negeri Pangestu
Kecamatan Sukalarang Kabupaten Sukabumi yang berkaitan dengan
keadaan sekolah, pendidik, dan peserta didik serta permasalahan
pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas IV Sekolah Dasar Negeri
Pangestu Kecamatan Sukalarang Kabupaten Sukabumi.
b. Mengidentifikasi masalah dengan cara menerapkan skala prioritas dari
sejumlah permasalahan dalam pelajaran Bahasa Indonesia terutama
yang berkaitan dengan materi menyimak melalui pembelajaran dengan
keterampilan berbahasa menyimak.
2. Pelaksanaan Tindakan Penelitian
Pelaksanaan penelitian yang dimaksud adalah langkah realistik yang
ditempuh oleh peneliti bersama peneliti mitra (observer) di lapangan. Pelaksanaan
52
Wawan Juandi, 2014
Peningkatan Kemampuan Reproduksi Menyimak Intensif Melalui Model Pembelajaran Pemrosesan Informasi Dengan Media Audio Visual
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
telah ditetapkan, berfokus pada implementasi pembelajaran dengan keterampilan
berbahasa menyimak untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik mengenai
menyimak dalam pelajaran Bahasa Indonesia.
Setiap tindakan pada masing-masing siklus terdiri dari empat tahap
kegiatan, yang terdiri dari kegiatan: (a) perencanaan; (b) pelaksanaan; (c)
observasi; dan (d) refleksi.
Keempat tahap kegiatan yang dilakukan pada setiap siklus tindakan adalah
sebagai berikut :
a. Perencanaan (Planning)
Kegiatan perencanaan meliputi tahapan sebagai berikut: (1) membuat
rencana pembelajaran berdasarkan prioritas masalah, yaitu materi kemampuan
menyimak intensif ditinjau dari segi reproduksi menyimak melalui pembelajaran
dengan media audio visual; (2) mempersiapkan sumber dan media pembelajaran
yang akan digunakan; (3) membicarakan prosedur pelaksanaan pembelajaran
tentang menyimak; dan (4) menyusun instrumen-instrumen yang akan digunakan
dalam penelitian, berupa:
1)Media Audio
Media Audio visual yang digunakan untuk membantu peserta didik dalam
memahami materi pelajaran.
2)Lembar reproduksi
Lembar reproduksi Peserta didik berupa langkah-langkah untuk menuntun
peserta didik dalam mengobservasi ide pokok yang disimak yang
berhubungan dengan materi pembelajaran dan menyimpulkan materi.
53
Wawan Juandi, 2014
Peningkatan Kemampuan Reproduksi Menyimak Intensif Melalui Model Pembelajaran Pemrosesan Informasi Dengan Media Audio Visual
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4)Instrumen untuk mengobservasi pelaksanaan pembelajaran (pendidik dan
peserta didik) Instrumen untuk mengobservasi kegiatan pendidik dan
peserta didik dalam pelaksanaan pembelajaran, didalamnya mengobservasi
aktifitas pendidik dan peserta didik dari kegiatan awal, kegiatan inti, dan
kegiatan akhir pembelajaran.
b. Pelaksanaan (acting)
Dalam pelaksanaan tindakan, peneliti melaksanakan pembelajaran
mengenai kemampuan menyimak intensif ditinjau dari segi reproduksi menyimak
melalui pembelajaran dengan media audio visual. Selain itu, observer mencatat
berbagai temuan selama kegiatan pembelajaran sebagai bahan refleksi untuk
pelaksanaan tindakan penelitian berikutnya.
c. Observasi (observing)
Peneliti berkolaborasi dengan peneliti mitra atau observer melakukan
observasi, analisis, dan refleksi terhadap pelaksanaan pembelajaran. Untuk
keperluan analisis, dilakukan pemeriksaan lembar observasi. Hasil observasi
dijadikan sebagai rencana tindakan selanjutnya.
d. Refleksi (reflecting)
Pada tahap ini, peneliti melakukan analisis dan refleksi terhadap data yang
terkumpul selama kegiatan pembelajaran. Hasil analisis dan refleksi setiap siklus
dijadikan bahan untuk perencanaan tindakan berikutnya sampai akhiranya
ditetapkan hasil penelitian semua siklus.
C. Definisi Konsep
1. Kemampuan Reproduksi Menyimak Intensif
Reproduksi menyimak adalah mengaktifkan kembali hal-hal yang telah
54
Wawan Juandi, 2014
Peningkatan Kemampuan Reproduksi Menyimak Intensif Melalui Model Pembelajaran Pemrosesan Informasi Dengan Media Audio Visual
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kepada mengingat kembali (recall), dan mengenal kembali (recognition)
merupakan paparan yang berupa catan, membuat hasil karya yang sama maknanya
dalam bentuk puisi dan drama.
Ketentua reproduksi menyimak sebagai mana dilihat dari tujuan
menyimak dan pokok-pokok membuat reproduksi adalah: menuliskan judul,
mengidentifikasi gagasan utama, kesesuaian isi yang dimaksud (dari tayangan
yang disajikan), susunan gagasan yang asli, gaya tatabahasa dan tanda baca.
Sedangkan evaluasi kemampuan bahasa pada umumnya lebih dikaitkan secara
terbatas dengan tingkat keberhasilan pembelajaran yang telah diselenggarakan
(Soenardi 2008: 5).
Kemampuan Menyimak Intensif merupakan kegiatan menyimak yang
dilakukan dengan sungguh-sungguh dan dengan tingkat konsentrasi yang tinggi
untuk kemampuan memahami bahan yang disimak. Berikut ini adalah hal-hal
yang berkaitan dengan menyimak intensif, yaitu: (1) menyimak intensif pada
dasarnya menyimak pemahaman, (2) menyimak intensif memerlukan tingkat
konsentrasi pikiran dan perasaan yang tinggi. (3) menyimak intensif pada
dasarnya memahami bahasa formal, dan (4) Menyimak intensif memerlukan
reproduksi materi yang disimak.
2. Model Pembelajaran Pemrosesan Informasi
Model pembelajaran pemrosesan informasi merupakan salah satu model
pembelajaran yang berdasarkan pada teori (Rusman, 2012:137-139). Menurutnya,
model pemrosesan informasi berdasarkan pada teori belajar kognitif (Piaget) dan
berorientasi pada kemampuan siswa memproses informasi yang dapat
55
Wawan Juandi, 2014
Peningkatan Kemampuan Reproduksi Menyimak Intensif Melalui Model Pembelajaran Pemrosesan Informasi Dengan Media Audio Visual
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
oleh Robert Gagne (1985). Asumsinya adalah pembelajaran merupakan faktor
yang sangat penting dalam perkembangan.
Selain itu, Rusman (2012: 139) juga mengemukakan bahwa perkembangan
merupakan hasil kumulatif dari pembelajaran. Dalam pembelajaran terjadi proses
penerimaan informasi yang kemudian diolah, sehingga menghasilkan output
dalam bentuk hasil belajar. Menurutnya, dalam pemrosesan informasi terjadi
interaksi antara kondisi internal (keadaan individu, proses kognitif) dan
kondisi-kondisi ekternal (rangsangan dari lingkungan) dan interaksi antar keduanya akan
menghasilkan hasil belajar. Pembelajaran merupakan keluaran dari pemrosesan
informasi yang berupa kecakapan manusia (human capitalities) yang terdiri dari:
(1) informasi verbal; (2) kecakapan intelektual; (3) strategi kognitif; (4) sikap; dan
(5) kecakapan motorik.
3. Pembelajaran Dengan Audio Visual
Media audio visual disebaut juga sebagai media video. Media audio visual
merupakan media yang digunakan untuk menyampaikan pesan pembelajaran.
Dalam media audio visual terdapat dua unsur yang saling bersatu yaitu audio dan
visual. Adanya unsur audio memungkinkan peserta didik untuk dapat menerima
pesan pembelajaran melalui pendengaran, sedangkan unsur visual memungkinkan
penciptakan pesan belajar melalui bentuk visualisasi.
Menurut Ronal Anderson (1994: 99), media video adalah merupakan
rangkaian gambar elektronis yang disertai oleh unsur suara audio juga mempunyai
unsur gambar yang dituangkan melalui pita video (video tape). Rangkaian
gambar elektronis tersebut kemudian diputar dengan suatu alat yaitu video
cassette recorder atau video player.
D. Instrumen Penelitian
56
Wawan Juandi, 2014
Peningkatan Kemampuan Reproduksi Menyimak Intensif Melalui Model Pembelajaran Pemrosesan Informasi Dengan Media Audio Visual
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Reproduksi menyimak peserta didik untuk melihat kemampuan peserta
didik dalam membuat rangkuman hasil belajar dengan menggunakan
media audio visual.
2. Lembar observasi untuk mengobservasi pelaksanaan pembelajaran
(pendidik dan peserta didik) Instrumen untuk mengobservasi kegiatan
pendidik dan peserta didik dalam pelaksanaan pembelajaran, didalamnya
mengobservasi aktifitas pendidik dan peserta didik dari kegiatan awal,
kegiatan inti, dan kegiatan akhir pembelajaran.(terlampir)
3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ) untuk mendeskripsikan
bagaimana perencanaan pembelajaran kemampuan menyimak intensif
ditinjau dari segi reproduksi menyimak melalui pembelajaran dengan
media audio visual.( terlampir ).
4. Pedoman penilaian reproduksi menyimak dari hasil tayangan media audio
visual.( terlampir).
E. Proses Pengembangan Intrumen
Dalam proses pengembangan intrumen peneliti terlebih dahulu membuat
pensekoran kemampuan reproduksi peserta didik yang dirangkum dari buku
Komposisi yang disesuaikan dengan kemampuan peserta didik di Sekolah Dasar..
Pedoman pensekoran kemampuan reproduksi ini meliputi. menuliskan judul,
mengidentifikasi gagasan utama, kesesuaian isi yang dimaksud (dari tayangan
yang disajikan), susunan gagasan yang asli, gaya tatabahasa dan tanda baca.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam lampiran.
.
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian tidak hanya
57
Wawan Juandi, 2014
Peningkatan Kemampuan Reproduksi Menyimak Intensif Melalui Model Pembelajaran Pemrosesan Informasi Dengan Media Audio Visual
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai
berikut.
1. Reproduksi menyimak peserta didik untuk menilai kemampuan peserta
didik dalam memahami materi inti dari hasil belajar dengan menggunakan
media audio visual.
2. Observasi
Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah observasi partisipatif
yaitu peneliti melakukan observasi sambil ikut serta dalam kegiatan yang
sedang berjalan. Observasi merupakan cara untuk mendapatkan informasi
dengan cara mengamati objek secara cermat dan terencana. Hal-hal yang
dianggap penting selama proses pembelajaran dicatat dalam lembar
observasi ini. Observasi dilakukan dengan tujuan mendapatkan informasi
tentang proses pembelajaran kemampuan menyimak intensif ditinjau dari
segi reproduksi menyimak melalui pembelajaran dengan media audio
visual.
3. Dokumentasi
Peneliti membuat dokumentasi terhadap setiap kegiatan yang dilakukan,
mulai dari siklus pertama setiap pertemuan sampai siklus kedua dan siklus
ketiga
Alat pengumpulan data dalam Peneltian Tindakan Kelas ini meliputi: hasil
reproduksi peserta didik, observasi, dan dokumentasi serta diskusi sebagaimana
berikut ini:
1. Reproduksi menggunakan lembaran reproduksi yang telah disediakan,
lembaran tertulis untuk mengukur kemampuan peserta didik menyimak
hasil tayangan dilihat dari segi menuliskan judul, mengidentifikasi
gagasan utama, kesesuaian isi yang dimaksud (dari tayangan yang
disajikan), kesesuaian penyusunan dengan gagasan yang asli, gaya
58
Wawan Juandi, 2014
Peningkatan Kemampuan Reproduksi Menyimak Intensif Melalui Model Pembelajaran Pemrosesan Informasi Dengan Media Audio Visual
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Observasi menggunakan lembar observasi untuk mengukur proses
penyampaian pembelajaran, aktifitas pendidik dan peserta didik dengan
perencanaan yang telah disusun.
3. Refleksi dan diskusi antara peneliti dengan obserfer tentang kegiatan
pembelajaran.
Setelah data hasil penelitian terkumpul, data tersebut diolah dan dianalisis
menggunakan teknik analisis secara deskriptif dengan menggunakan teknik
persentase. Analisis dilakukan pada setiap siklus pembelajaran dengan
tahap-tahap sebagai berikut :
1. Seleksi Data
Data yang terkumpul dari hasil observasi diseleksi sesuai dengan relevansi
tujuan penelitian.
2. Klasifikasi Data
Data yang terkumpul berdasarkan hasil seleksi, kemudian diklasifikasikan
berdasarkan urutan logis untuk disajikan secara sistematis berdasarkan
urutan siklus.
3. Prosentase Data
Langkah selanjutnya adalah melakukan prosentase data terhadap data yang
sudah diklasifikasi sebelumnya.
4. Interpretasi Data
Data yang sudah dianalisis kemudian diinterpretasikan berdasarkan tingkat
pencapaiannya.
59
Wawan Juandi, 2014
Peningkatan Kemampuan Reproduksi Menyimak Intensif Melalui Model Pembelajaran Pemrosesan Informasi Dengan Media Audio Visual
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Data yang dikumpulkan pada setiap kegiatan dari pelaksanaan setiap
siklus dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan teknik persentase untuk
melihat kecendrungan yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran.
1. Peningkatan kemampuan reproduksi menyimak intensif dengan model
pembelajaran pemrosesan infomasi dan media audio visual hasil
reproduksi menyimak dalam mengidentifikasi menuliskan judul,
mengidentifikasi gagasan utama, kesesuaian isi yang dimaksud (dari
tayangan yang disajikan), kesesuaian penyusunan dengan gagasan yang
asli, gaya tatabahasa dan tanda baca, dinilai dengn pedoman penskoran,
skor yang peroleh dibagi skor ideal dikalikan seratus persen. Kemudian
dibuatkan tabel dan grafiknya setiap siklus.
2. Hasil observasi rekan sejawat dianalisis serta dijabarkan deskripsikan
secara jelas untuk menjadi acuan pada siklus berikutnya.
3. Data yang didapat dari observasi, proses pembelajaran dan reproduksi
Wawan Juandi, 2014
Peningkatan Kemampuan Reproduksi Menyimak Intensif Melalui Model Pembelajaran Pemrosesan Informasi Dengan Media Audio Visual
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil temuan serta analisis data pada penelitian ini dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut: Pertama, Kemampuan peserta didik dalam
reproduksi menyimak intensif yang meliputi komponen menuliskan judul,
mengidentifikasi gagasan utama, penggunaan kalimat tunggal, kesesuaian isi
yang dimaksud (dari tayangan yang disajikan) saebelum mempergunakan media
audio visual hasil yang dicapai kurang memuaskan terbukti dari hasil yang
diperoleh dengan rata-rata sedang.
Kedua peneliti membuat rancangan dengan mengkopi beberapa kaset
VCD yang sesuai dengan materi kelas IV kedalam note book untuk dicoba
digunakan. Kemudian peneliti mencoba menyusun perangkat pembelajaran yang
harus di persiapkan berdasarkan materi pembelajaran yang berkaitan dengan
standar kopetensi dan kompetensi dasar serta indikator yang ada pada program
semester kelas IV.
Dengan pembelajaran pemrosesan informasi peserta didik dapat
memahami menuliskan judul, mengidentifikasi gagasan utama, Penggunaan
kalimat tunggal, kesesuaian isi yang dimaksud (dari tayangan yang disajikan),
penyelesaian sebuah reproduksi yang meliputi gaya, tatabahasa, dan tanda baca.
Penilaian yag dilakukan dengan memlihat hasil catatan siswa dengan rentang nilai
1-5.
Ketiga, penggunaan model pembelajaran informasi dalam penerapan
media pembelajaran audio visual mengikuti skenario pembelajaran yang telah
disusun. Berdasarkan analisis dan pembahasan hasil diketahui bahwa penerapan
media ini cukup meningkatkan motivasi peserta didik dalam beajar menyimak.
Hal ini dibuktikan dengan kemampuan menuliskan judul meningkat dari rata-rata
skor 2,30 sebelum siklus I menjadi menjadi 4,70 dengan peningkatan 48 %.
132
Wawan Juandi, 2014
Peningkatan Kemampuan Reproduksi Menyimak Intensif Melalui Model Pembelajaran Pemrosesan Informasi Dengan Media Audio Visual
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Penggunaan kalimat tunggal meningkat dari 2,77 menjadi 3,25 peningkatanya
sekitar 9,6 %. Kesesuaian isi meningkat dari rata-rata skor 2,75 menjadi 3,40 atau
sekitar 13 %.
Keempat, profil kemampuan peserta didik dalam menyimak antara
sebelum dan sesudah diketahui mengalami peningkatan. Dari hasil analisis profil
kemampuan akhir peserta didik dalam menyimak, diperoleh simpulan bahwa pada
umumnya peserta didik telah mampu meningkatkan kemampuannya dalam
berbagai aspek. Dari segi reproduksi, peserta didik telah mampu menuliskan
judul, mengidentifikasi gagasan utama, penggunaan kalimat tunggal, kesesuaian
isi dengan yang ditayangkan, dan daam penyelesaian reproduksi yang meliputi
gaya, tatabahasa dan tanda baca.
B. Saran
Berdasarkan simpulan yang diperoleh dari penelitian yakni penggunaan
media media audio visual untuk meningkatkan reproduksi menyimak efektif
dalam meningkatkan kemampuan menyimak peserta didik, penulis memberikan
beberapa saran berkaitan penelitian ini. Adapun saran itu adalah sebagai berikut.
1. Pembelajaran akan efektif jika sebelumnya dilakukan perencanaan yang
matang. Oleh karena itu, para pendidik hendaknya melakukan persiapan
terlebih dahulu sebelum melaksanakan proses pembelajaran. Sebagai salah
satu bentuk perencanaan, pendidik dapat mencoba menerapkan media
audio visual dengan terlebih dahulu menyiapkan materi atau bahan yang
relevan dengan tujuan pembelajaran. Karena pada dasarnya media audio
visual berlandaskan pada pengetahuan peserta didik dalam memori, maka
pendidik hendaknya memilih bahan-bahan yang dapat merangsang
pengetahuan peserta didik.
2. Pendidik seyogyanya, menerapkan media audio visual pada pokok
bahasan yang lainnya, karena penggunaan media ini berpengaruh baik
133
Wawan Juandi, 2014
Peningkatan Kemampuan Reproduksi Menyimak Intensif Melalui Model Pembelajaran Pemrosesan Informasi Dengan Media Audio Visual
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
semangat belajar pada peserta didik dalam pelajaran bahasa Indonesia.
Pengunaan media audio visual dapat menginformasikan materi peljaran
dengan jelas.
3. Untuk penelitian selanjutnya, karena berbagai keterbatasan dalam
pelaksanaan penelitian, penelitian dengan media audio visual dapat dikaji
dan bahkan dikembangkan ulang agar dapat menjadi media pembelajaran
Wawan Juandi, 2014
Peningkatan Kemampuan Reproduksi Menyimak Intensif Melalui Model Pembelajaran Pemrosesan Informasi Dengan Media Audio Visual
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Ali, M. (2011). Memahami riset prilaku dan sosial. Bandung: Pustaka Cendikia Utama.
Ariani, F. (2006). Keterampilan menyimak. Depdiknas Ditjen PMPTK PPPG Bahasa.
Arikunto, S. (2001). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Anderson, RH. (1994). Pemilihan dan pengembangan media video Pembelajaran. Terjemahan Yusufhadi Miarso, dkk. Jakarta: Grafindo Pers.
Arsyad, M. (1994). Bahasa dan proses pengejaran menyimak. Jakarta: Departemen P dan K Dirjen Dikdasmen. PPPG Bahasa.
Arsyad, A. (2002). Media pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Asmani, Ma’mur J. (2011). Tuntunan lengkap metodologi praktis penelitian
Tindakan. Jakarta: Diva Press.
Asyhar, R. (2011). Kreatif mengembangkang pembelajaran. Jakarta: GP. Press.
Asrori, M. (2009). Penelitian tindakan pelas.Bandung: Kacana Prima.
Astuti. (2002). Menyimak. Jakarta: Depdikbud.
BSNP. (2006) Standar isi. Jakarta: BSNP.
Burhanudin. Elita. Wibowo, Hari, Irmawati. (2010), Media. Jakarta: Kemendiknas Dirjen PMPTK
Creswell. JW. (2010). Research design. pendekatan kualitatif, kuantitatif, dan
mixed. Terjemahan: Achmad Fawaid. Jakarta: Bumi Aksara.
Dahar, R.W. (2011). Teori-teori belajar & pembelajaran. Jakarta: Erlangga
135
Wawan Juandi, 2014
Peningkatan Kemampuan Reproduksi Menyimak Intensif Melalui Model Pembelajaran Pemrosesan Informasi Dengan Media Audio Visual
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Fathurohman, P. Sutikno, S, (2010), Strategi belajar mengajar melalui
penanaman konsep umum & konsep islam, Bandung, Rafika Aditama.
Hakiim, L. (2012). Perencanaan pembelajaran. Bandung: Wacana Prima.
Hermawan, H. (2012). Menyimak keterampilan berkomunikasi yang terabaikan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Holt, J. (2012). How children learn. Terjemahan: Fransiska Wahyu Ari Sosilowati. Jakarta: Erlangga.
Iskandar. (2012). Peneilitian Tindakan Kelas. Jakarta: GP Press Group.
Kamidjan dan Suyono. (2000). Menyimak. Jakarta: Depdiknas. Dirjen Dikdasmen Direktorat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama.
Keraf, G. (2001). Komposisi. Semarang: Bina Putra.
Depdiknas. (2006). Kurikulum 2006 bagi Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas
Musthafa, B. (2008). Dari riterasi dini ke literasi teknologi. Bandung: Yayasan Crest.
Nurgiyantoro, B. (2012). Penilaian dalam pengajaran bahasa dan sastra berbasis
kompetensi. Yogyakarta: BPFE.
Ramadhy, S. (2012). Bagaimana mengembangkan kecerdasan? ( metode baru
untuk mengoptimalkan Fungsi Otak Manusia, Bandung: Sarana
Pancakarya Nusa.
Rasyid, H dan Mansur. (2013). Penilaian hasil belajar. Bandung: Wacana Prima.
Rohani, A. (1997). Media instruksional edukatif, Jakarta, Rineka Cipta.
Rusman. (2012). Model-model pembelajaran: mengembangkan profesionalisme
guru. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Safari. (1997). Pengujian dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: Jembatan.
136
Wawan Juandi, 2014
Peningkatan Kemampuan Reproduksi Menyimak Intensif Melalui Model Pembelajaran Pemrosesan Informasi Dengan Media Audio Visual
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Schunk, D. H. (2012). Learning theories an educational perspective. Terjemahan: Eva Hamdiah dan Rahmat Fajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sukidi, Basrowi, Suranto. (2010). Manajemen Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Insan Cendikia.
Susilana, Rudi dan Riana, Cepi, (2013), Media pembelajaran hakikat,
pengembangan, pemanfaaatan, dan penilaian. Bandung: Wacana Prima.
Tarigan, DH.(1987). Teknik pengajaran keterampilan berbahasa. Bandung: Angkasa.
Tarigan, D. (1984). Menyimak sebagai suatu aspek keterampilan berbahasa. Departemen P dan K. Ditjen Dikdasmen. PPPG Bahasa.
Tarigan, H. (1981). Menyimak sebagai suatu keterampilan berbahasa. Bandung: Angkasa.
---. (1981). Menulis sebagaai suatu keterampilan berbahasa. Bandung: Angkasa.
Trianto. (2012). Mendesain model pembelajaran inovatif-progresif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Uno, B Hamzah. (2012. Assesment pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Widoyoko, PE. (2009). Evaluasi program pembelajaran panduan praktis bagi
pendidik dan calon pendidik. Jogyakarta: Pustaka Pelajar.