• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN

Metode penelitian terdiri dari langkah-langkah penelitian untuk merancang suatu database terdistribusi berbasis ponsel untuk pencarian kerja dan tenaga kerja di sektor informal. Dimana sistem yang dirancang diharapkan dapat meningkatkan kesempatan kerja bagi pekerja informal pada area pekerjaan lebih luas, lebih cepat dan lebih sesuai dengan keahlian. Adapun jabaran penjelasan meliputi gambaran umum sistem, pemodelan sistem, tahapan pemilihan spesifikasi sistem dan tahapan perancangan prototip sistem.

3.1. Gambaran Umum Ponsel

Sistem ini merupakan sistem untuk menentukan pasangan mandor dan tukang yang cocok berdasarkan kriteria yang telah diinputkan oleh para mandor dan tukang. Setiap ponsel mandor dan tukang yang telah tergabung dalam komunitas ini akan

memiliki kesempatan yang sama untuk mengakses sistem. Sebuah token akan

dibangkitkan dan diedarkan dari satu ponsel ke ponsel lainnya dimana transaksi pada

peredaran token dapat diasumsikan seperti transaksi Peer To Peer (P2P) yang

ilustrasinya dapat dilihat pada Gambar 3.1.

Token berisi sekumpulan bit perintah untuk dijalankan oleh ponsel yang

perintah yang diminta oleh sistem juga berhak untuk meminta layanan sistem.

Layanan sistem ini contohnya pencarian kerja oleh tukang dan pencarian pekerja oleh mandor. Permintaaan layanan ini kemudian dibentuk menjadi sekumpulan bit perintah yang dikirimkan sebagai token baru ke ponsel berikutnya.

Sistem dapat berjalan secara otomatis tanpa terlalu memerlukan campur tangan pengguna sistem. Peran pengguna sistem hanya menginput daftar pekerjaan/ kerja yang dicari kemudian sistemlah yang akan menentukan pasangan mandor dan tukang yang sesuai berdasarkan kriteria pencarian. Selain pengedaran token, sistem juga bertanggung jawab untuk proses lainnya seperti pendaftaran anggota baru, sinkronisasi data dan lain sebagainya. Dimana penjelasan lebih lanjut tentang proses ini akan dibahas pada pemodelan sistem.

3.2. Pemodelan Sistem

Terdapat bebera pa proses dasar untuk mendukung jalannya sistem yaitu proses pendaftaran/penerimaan anggota komunitas baru, proses pencarian kerja/pekerja dan proses bangkitkan token. Tidak semua proses akan dilakukan oleh setiap ponsel, namun proses akan dibagi ke beberapa ponsel berdasarkan pengguna sistem. Terdapat 3 pengguna sistem yaitu Mandor, Tukang dan Koordinator. Masing- masing pengguna sistem memiliki tugas dan wewenang namun tetap saling terintegrasi dengan pengguna sistem lainnya. Pemodelan sistem pada penelitian ini digambarkan dalam 2 model yaitu use case dan diagram class.

a. Diagram use case sistem

Secara umum tugas dan wewenang pengguna sistem dapat diilustrasikan pada diagram use case seperti Gambar 3.2.

Menerima Anggota Baru Koordinator Bangkitkan Token Mendaftar Mencari Pekerja Mandor Edarkan Token Mencari Kerja Mendaftar Tukang Edarkan Token

b. Diagram kelas sistem

Diagram kelas bertujuan untuk mendeskripsikan jenis-jenis obyek dalam sistem dan bagaimana hubungan antar kelas terjadi. Pada Gambar 3.3 akan dijabarkan secara rinci perancangan kelas pada penelitian ini. Terdapat 5 kelas yaitu

Koordinator, Tukang, Mandor, Token dan Pekerjaan. Dimana masing-masing

kelas memiliki atribut dan operasi yang berbeda-beda. Seorang anggota komunitas baik itu tukang maupun mandor hanya memiliki 1 orang koordinator.

Sedangkan koordinator dapat memiliki banyak tukang dan mandor. Token hanya

dapat dibangkitkan oleh koordinator, sedangkan tukang dan mandor bertugas

untuk mengedarkan token yang telah dibangkitkan oleh koordinator. Kelas

pekerjaan merupakan kelas yang menghubungkan antara mandor dan tukang. Seorang mandor dapat mendaftarkan kriteria pekerja yang dicari lebih dari satu dan seorang tukang dapat mencari kriteria pekerjaan yang dicari lebih dari satu. Kedua daftar kriteria ini akan dibandingkan dalam kelas pekerjaan, jika terjadi kecocokan maka dapat ditampilkan dengan memanggil fungsi tampilkan pekerjaan yang ada pada kelas pekerjaan.

Gambar 3.3 Diagram kelas sistem

Token

- Int IdAnggota penerima - Int waktu_datang - Int waktu kirim

Tukang - Int NoId - String NoKTP - String Nama - String Alamat - String NoHP - Byte kriteria - Byte upah - String tgl_mulai - String tgl_akhir - Void Mendaftar() - Void Update_Kriteria() - Void Cari_Kerja() - Void Dapat_Kerja() - Void Lihat_Pekerjaan() - Void Terima_Token() - Void Konfirmasi_Token() - Void Tunggu_Konfirmasi () Koordinator - String NoKTP - String Nama - String Alamat - String NoHP - Void Anggota_Daftar() - Void Anggota_Update() - Void Bangkitkan_Token() - Void Bangkit_NoIdAnggota() - Void Lihat_Pekerjaan() - Void Tunggu_Konfirmasi() Pekerjaan - Int idTukang - Int idMandor - String NoPro - Byte kriteria - Byte upah - String Tgl_Mulai - String Tgl_Akhir - Void Tampilkan_Pekerjaan() Mandor - Int NoId - String NoKTP - String Nama - String Alamat - String NoHP - Byte kriteriaPekerja - Byte upahPekerja - String tgl_mulai - String tgl_akhir - Int jum - Void Mendaftar() - Void Update_Kriteria() - Void Cari_Pekerja() - Void Dapat_Pekerja() - Void Lihat_Pekerja() - Void Terima_Token() - Void Mengonfirmasi_Token() - Void Tunggu_Konfirmasi () 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1..* 1..* * * Mengedarkan Mengedarkan Membangkitkan token

3.3. Pemilihan Spesifikasi Sistem

Tahapan ini bertujuan untuk menentukan pilihan spesifikasi sistem yang sesuai dengan situasi dan kondisi di lapangan [13]. Skema dari tahapan ini dapat dilihat pada Gambar 3.4.

Analisa Jenis Pengaksesan Perancangan Sistem Analisa Ketergantungn Sistem Observasi Pengguna Sistem

• Siapa yang akan menggunakan sistem ini?

• Bagaimana latar belakang ekonomi pengguna sistem?

• Kategori yang digunakan pengguna sistem : a. Smartphone Ponsel Biasa Analisa Kategori Ponsel Untuk Perancangan Sistem

• Bagaimana pengaksesan yang dapat dijalankan oleh ketegori ponsel pengguna sistem?

SMS GPRS Bluetooth InfraRed Voice Lainnya

Bagaimana Cara Pengaksesan

Spesifikasi

Sistem

Observasi Ketergantungan Sistem

• Apakah sistem tergantung pada suatu operator atau merk ponsel tertentu?

Gambar 3.4 Pemilihan spesifikasi sistem

Berdasarkan Gambar 3.4 dapat dilihat terdapat beberapa kategori yang diteliti untuk menentukan pilihan spesifikasi sistem yaitu pengguna sistem, cara pengaksesan sistem dan ketergantungan sistem.

3.3.1. Observasi pengguna sistem

Pengguna sistem merupakan salah satu objek yang menentukan pilihan spesifikasi perancangan. Observasi dilakukan terhadap beberapa buruh bangunan yang tersebar di Kota Medan dan Kota Banda Aceh dengan cara pengamatan langsung di lapangan. Para buruh di wawancara atau diminta untuk mengisi

quesionaire (Lampiran 1). Observasi bertujuan untuk mengetahui latar belakang para buruh bangunan seperti jumlah rata-rata upah yang didapat, berapa lama waktu yang diperlukan untuk mendapatkan suatu proyek pekerjaan, kriteria apa saja yang mempengaruhi pencarian kerja, jenis keahlian tukang, seberapa besar pengaruh ponsel dalam mendukung pencarian kerja, jenis ponsel yang digunakan dan jenis layanan yang sering digunakan.

Setelah proses wawancara dilakukan maka hasil wawancara direkapitulasi untuk kemudian di analisa. Salah satu hasil analisa yaitu mendapatkan jenis ponsel yang umum digunakan oleh para buruh bangunan. Ada dua kategori yang mungkin

yaitu ponsel bertipe smartphone dan ponsel biasa. Setelah kategori ponsel didapatkan, maka perancangan sistem dapat ditentukan untuk menyesuaikan perancangan sistem dengan kategori ponsel yang dimiliki oleh para buruh. Misalnya kapasitas memori dan ukuran layar untuk ponsel biasa lebih terbatas dibandingkan dengan ponsel bertipe smartphone oleh sebab itu perancangan sistem tidak boleh terlalu berat dan kompleks.

3.3.2. Observasi cara aksesibilitas sistem

Observasi cara pengaksesan sistem berdasarkan kategori ponsel yang digunakan oleh para buruh bangunan. Contoh misalkan untuk kategori ponsel

smartphone terdapat banyak pilihan cara pengaksesan seperti SMS, Voice, GPRS (General Packet Radio Service), WiFi (Wireless Fidelity) , Bluetooth, infra red dan lain sebagainya. Sedangkan untuk ponsel kategori biasa pilihan cara pengaksesan terbatas hanya pada SMS, GPRS dan Voice. Masing-masing cara pengaksesan diperbandingkan untuk dilihat kelebihan dan kekurangannya. Hasil perbandingan kemudian dianalisa untuk kemudian ditentukan cara pengaksesan yang paling sesuai.

3.3.3. Observasi teknologi pendukung sistem

Pada tahapan ini, observasi dilakukan untuk menentukan teknologi pendukung sistem.

3.3.4. Observasi ketergantungan sistem

Observasi dilakukan untuk mencari tipe ponsel apa saja yang mendukung sistem.

3.4. Perancangan Prototip Sistem

Perancangan prototip sistem dilakukan berdasarkan hasil dari tahapan pemilihan spesifikasi sistem melalui suatu pemodelan sistem. Terdapat 2 tahapan

proses pada pemodelan sistem yaitu perancangan database dan perancangan sistem

Gambar 3.5 Perancangan prototip sistem 3.4.1. Perancangan database

Pada perancangan sistem ini, terdapat 7 tabel yang saling teritegrasi. Tidak semua ponsel pengguna sistem memiliki ketujuh tabel ini. Setiap tabel pada masing- masing ponsel pengguna sistem harus memiliki nama yang konsisten untuk memudahkan proses sinkronisasi data. Ketujuh tabel tersebut dapat dilihat pada

Perancangan Database

• Perancangan Database Lokal

• Perancangan Database Global

Prototip

Sistem

Spesifikasi Sistem Pemodelan Sistem Fragmentasi Replikasi Fragmentasi &Replikasi Alokasi Data • Terpusat • Terdistribusi

Manajemen Direktori

Data dikirim ke site pengolahan Transaksi dikirim ke dan diolah di lokasi data

Transmisi dan Query Data

• Fully Conected Network

• partially connected network

• tree structure network

• ring network

• Star Network

• Lainnya

Observasi Konfigurasi Jaringan

• Bagaimana perancangan sistem terdistribusi yang sesuai dengan spesifikasi sistem?

Observasi Sistem

Analisa

Model Sistem

penjelasan di bawah ini.

a. Tabel Data Pribadi

Tabel 3.1 menampilkan Tabel Data pribadi yang berisi data pribadi pemilik ponsel. Semua pengguna sistem mempunyai tabel ini di dalam ponsel mereka. Pengguna sistem lainnya dapat mengetahui data pribadi salah seorang

anggota komunitas dengan mengakses tabel ini dengan primary key Id

Anggota.

Nama Field

Panjang

data Keterangan

NoId 2 byte NoId Anggota merupakan pengenal anggota

komunitas, terdiri dari 2 byte data, sehingga dalam satu komunitas maksimal memiliki anggota 65536 ataupun tergantung dari kapasitas ponsel.

NoKTP 12 byte Nomor kartu tanda penduduk (KTP)

Nama 20 byte Nama lengkap

Alamat 30 byte Alamat

Kode Keahlian

4 bit Kode keahlian terdiri dari 4 bit data biner, kode ini

sama dengan kode pengirim pada tabel 3.2

b. Tabel Anggota

Tabel Anggota diilustrasikan seperti pada Tabel 3.2. Tabel ini terdiri dari field NoId dan nomor ponsel anggota. tabel ini dapat dikatakan sebagai index untuk pengiriman token. Dimana token diedarkan berdasarkan urutan

NoId dari tabel ini. Semua anggota komunitas memiliki tabel ini di dalam ponselnya. Setiap ada anggota baru maka data nomor ponselnya akan diinputkan ke dalam tabel anggota ini.

Tabel 3.1 Anggota Nama Field Panjang data Keterangan NoId Anggota

2 byte Nomor Id Anggota sesuai dengan Tabel Data_Pribadi

NoPonsel 12 byte Nomor ponsel anggota

c. Tabel Spesifikasi Tukang

Tabel Spesifikasi Tukang dideskripsikan seperti pada Tabel 3.3. Tabel 3.3 terdiri dari 2 field yaitu Kode Keahlian dan daftar NoId Anggota. Terdapat 11 kode keahlian tukang seperti yang telah dijelaskan pada Tabel 3.3, sehingga ada 11 record tetap pada tabel ini yaitu field Kode Keahlian.

Sedangkan field daftar NoId_Anggota berisi Id-Id tukang yang termasuk dalam kode keahlian tersebut. Setiap ponsel tukang hanya perlu memiliki daftar Id tukang yang memiliki kode keahlian yang sama dengannya. Sehingga tabel ini di fragmentasi baris per baris dan dikirimkan ke tukang yang memiliki kode keahlian yang sama.

Tabel 3.2 Spesifikasi tukang

Nama Field Panjang

data

Keterangan

Kode Keahlian 4 bit Berisi kode keahlian tukang

Daftar NoId 2 byte

dikalikan jumlah anggota

Berisi daftar NoId-NoId tukang yang mempunyai keahlian yang sama dengan field kode_keahlian

Tabel Cari Kerja (Tabel 3.4) adalah tabel yang hanya ada di ponsel tukang. Tukang dapat mencari kriteria pekerjaan dengan mengisi tabel ini. Kriteria pekerjaan meliputi wilayah pekerjaan, upah tanggal mulai dan tanggal akhir pekerjaan.

Nama Field Panjan g data

Keterangan

Wilayah 2 bit Berisi kode wilayah pencarian kerja, 00 untuk kode

Aceh,

01 untuk kode Sumut dan kode 10 untuk Aceh dan Sumut

Upah 2 bit Berisi kode upah, kode 00 untuk upah di bawah

Rp.50.000, kode 01 untuk upah antara Rp.50.000 – Rp. 75.000, sedangkan kode 10 untuk upah diatas Rp. 75.000.

Tgl_Mulai 3 byte Berisi kode tanggal dimulainya proyek pekerjaan

e. Tabel Cari Pekerja

Tabel Cari Pekerja berisi kriteria pekerja yang dicari oleh seorang mandor. Tabel ini terdiri dari 7 fields, dimana penjelasannya dapat dilihat pada Tabel 3.5.

Selain berada di ponsel mandor, fragmentasi tabel ini juga dikirimkan ke ponsel

tukang. Fragmentasi tabel berdasarkan kode keahlian, sehingga setiap mandor

membutuhkan pekerja dengan kriteria keahlian tukang tertentu, sistem akan

mengirimkan fragmentasi tabel ke ponsel tukang yang memiliki kriteria keahlian

yang sama.

Nama Field Panjang data

Keterangan

Id Proyek 1 byte Id_proyek adalah nomor identitas proyek pekerjaan,

Id_proyek ini merupakan gabungan NoId Mandor yang mencari pekerja dengan auto number.

Kode Keahlian 4 bit Berisi kode keahlian spesifikasi pekerja yang dicari

mandor

Wilayah 2 bit Berisi kode wilayah pencarian pekerja, 00 untuk pekerja

di Aceh, 01 untuk pekerja di Sumut dan kode 10 untuk pekerja Aceh atau Sumut

Upah 2 bit Berisi kode upah, kode 00 untuk upah di bawah

Rp.50.000, kode 01 untuk upah antara Rp.50.000 – Rp. 75.000, sedangkan kode 10 untuk upah diatas Rp. 75.000.

Tgl Mulai 3 byte Berisi kode tanggal dimulainya proyek pekerjaan

Tgl Akhir 3 byte Berisi kode tanggal berakhirnya proyek pekerjaan

Jumlah 1 byte Jumlah pekerja yang dibutuhkan untuk kode keahlian

f. Tabel Daftar Pekerjaan

Tabel Daftar Pekerjaan (Tabel 3.6) adalah tabel yang berisi daftar pekerjaan yang didapat oleh seorang tukang. Tabel ini merupakan jadwal pekerjaan yang diperoleh oleh seorang tukang. Semua ponsel tukang akan memiliki tabel ini namun isi tabel dapat berbeda antara 1 tukang dengan tukang lainnya.

Nama Field Panjan g data

Keterangan

Id Proyek 1 byte Id_proyek adalah nomor identitas proyek pekerjaan,

Id_proyek ini merupakan gabungan NoId Mandor yang memberikan proyek pekerjaan dengan auto number kode proyek.

Wilayah 2 bit Berisi kode wilayah proyek pekerjaan yang didapat

Upah 2 bit Berisi kode upah pekerjaan per hari

Tgl Mulai 3 byte Berisi kode tanggal dimulainya proyek pekerjaan

Tgl Akhir 3 byte Berisi kode tanggal berakhirnya proyek pekerjaan

g. Tabel Daftar Pekerja

oleh seorang mandor untuk suatu proyek pekerjaan. Semua ponsel mandor memiliki tabel ini namun isi tabel dapat berbeda antara 1 mandor dengan mandor lainnya. Terdapat 6 fields seperti pada Tabel 3.7.

Nama Field Panjang data

Keterangan

Id Proyek 1 byte Id_proyek adalah nomor identitas proyek pekerjaan,

Id_proyek ini merupakan gabungan NoId Mandor yang memberikan proyek pekerjaan dengan auto number kode proyek.

NoId 2 byte Merupakan NoId tukang yang mendapatkan pekerjaan

Wilayah 2 bit Berisi kode wilayah proyek pekerjaan

Upah 2 bit Berisi kode upah pekerjaan per hari

Tgl Mulai 3 byte Berisi kode tanggal dimulainya proyek pekerjaan

3.4.2. Perancangan sistem terdistribusi

Sistem yang akan dibangun merupakan database terdistribusi dengan memanfaatkan teknologi jaringan ponsel. Data yang didistribusikan adalah data global dimana ada beberapa pilihan kebijakan yang dapat mempengaruhi efisiensi sistem dalam mendistribusikan maupun untuk mengumpulkan kembali data global dari setiap ponsel. Dari Gambar 3.5 dapat dilihat terdapat empat kategori yang akan diteliti untuk menentukan pilihan kebijakan sistem terdistribusi yaitu alokasi data, transmisi data dan pemrosesan query, manajemen direktori, dan konfigurasi jaringan. Berikut adalah uraiannya.

a. Alokasi data

Dalam perancangan database terdistribusi, salah satu yang menjadi

pertimbangan untuk mencapai efisiensi adalah cara alokasi data. Ada 2 pilihan cara untuk menyimpan atau menempatkan data yaitu partisi dan replikasi [25]. Cara partisi yaitu database dibagi ke dalam sejumlah partisi yang disjoint dan masing-masing ditempatkan di site yang berbeda. Sedangkan replikasi, database digandakan dan

hasil replikasi ditempatkan di seluruh site atau pada sebagian site. Hal yang

mempengaruhi pemilihan lokasi data diantara lain kompleksitas menjaga integritas data, mekanisme menjamin avaibility data jika salah satu atau lebih ponsel anggota

komunitas tidak aktif atau down, Kedua metode ini memiliki kelebihan dan

kekurangannya masing-masing. Untuk itu dalam penelitian ini dicari alokasi data yang cocok dengan cara eksperimen dan studi literatur.

b. Transmisi data dan pemrosesan query

Transmisi data dan pemrosesan query berkaitan dengan perancangan

algoritma yang menganalisa request dan mengkonversikannya menjadi sekumpulan

instruksi untuk manipulasi data. Pada database terdistribusi terdapat 2 cara transmisi data yaitu [25]:

• Data dikirim ke site pengolahan (yang melakukan transaksi)

• Transaksi dikirim ke dan diolah di lokasi data

Pemilihan cara transmisi data tergantung dengan beberapa faktor, contohnya cara pertama tidaklah efisien untuk ukuran data yang terlalu besar. Selain cara transmisi data, pada database terdistribusi juga harus dipikirkan cara yang paling efisien untuk menentukan strategi pendistribusian query pada jaringan. Contoh faktor

yang menentukan pemilihan pemrosesan query adalah biaya komunikasi dan

ketersediaan fasiltas. Pada penelitian ini karena database di sebar pada media ponsel,

pilihan komunikasi data adalah SMS, GPRS, WIFI dan lain sebagainya. Pada

penelitian ini diobservasi cara komunikasi dan perancangan algoritma pendistribusian query yang sesuai dengan situasi dan kondisi di lapangan.

c. Manajemen direktori

Dalam database terdistribusi sebuah direktori mengandung informasi yang

menjelaskan item data seperti deskripsi data dan lokasi data. Permasalahan dalam manajemen direktori yaitu pemilihan lokasi penyimpanan direktori seperti apakah

direktori disimpan didalam DBMS global atau disimpan secara lokal dalam masing- masing site. Selain itu apakah manjemen direktori dipusatkan pada satu site atau pada beberapa site [24]. Pada penelitian ini pemilihan manajemen memori dilakukan dengan cara studi literatur dan ekperimen.

d. Konfigurasi jaringan

Site dalam database terdistribusi dihubungkan secara fisik dengan berbagai

cara. Beberapa pilihan konfigurasi seperti fully connected network, partially

connected network, tree structure network, ring network dan Star Network [26]. Beberapa faktor yang mempengaruhi pilihan konfigurasi adalah kompleksitas dan efisiensi biaya. Pada penelitian ini juga diteliti lebih lanjut konfigurasi jaringan yang paling cocok untuk sistem yang dibangun ini.

Dokumen terkait