• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penelitian ini dilaksanakan di Balai Penelitian Tembakau Deli (BPTD) Sampali, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara pada ketinggian + 15 meter di atas permukaan air laut. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juli 2014 – Agustus 2014.

Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah bibit tembakau Deli varietas Deli-4 umur 40 hari, top soil, debu vulkanik yang diambil dari Gunung Sinabung, pupuk kompos, fungisida berbahan aktif mankozeb 80% dan insektisida berbahan aktif metomil 25%, air, polibeg ukuran 15 kg (40 x 50 cm), pupuk mix atau campuran ZA, ZK dan TSP (6:3:1) dengan dosis 10 g/tanaman..

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah handsprayer, gembor, timbangan, ember, cangkul, kalkulator, alat tulis, meteran, micrometer scrup, jangka sorong, label nama, kamera, penggaris, tali.

Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) faktorial dengan 2 faktor perlakuan. Perlakuan pada masing-masing faktor adalah sebagai berikut:

Faktor I: Pemberian Debu Vulkanik Gunung Sinabung yang terdiri dari 3 taraf : V0 = Pemberian Debu vulkanik sebanyak 0 gram/polibeg,

V1 = Pemberian Debu vulkanik sebanyak 500 gram/polibeg, V2 = Pemberian Debu vulkanik sebanyak 1000 gram/polibeg,

Faktor II: Dosis Pupuk Kompos (K) yang terdiri dari 4 taraf : K0 = 0 g Pupuk kompos/polibeg,

K1 = 250 g Pupuk kompos/polibeg, K2 = 500 g Pupuk kompos/polibeg, K3 = 750 g Pupuk kompos/polibeg,

Sehingga diperoleh 12 kombinasi perlakuan yaitu: V0K0 V1K0 V2K0 V0K1 V1K1 V2K1 V0K2 V1K2 V2K2 V0K3 V1K3 V2K3 Jumlah Ulangan : 3 ulangan Jumlah Plot : 36 plot

Ukuran Plot : 100 cm x 150 cm Jarak Antar Plot : 50 cm

Jarak Antar Blok : 70 cm Jumlah Tanaman Per Plot : 6 tanaman Jumlah Sampel Per Plot : 6 tanaman Jumlah Tanaman Pinggir : 84 tanaman Jumlah Sampel Seluruhnya : 216 tanaman Jumlah Tanaman Seluruhnya : 300 tanaman Ukuran Polibeg : 40 x 50 cm (15 kg)

Model Analisis Data

Data hasil penelitian dianalisis dengan sidik ragam dengan model linier sebagai berikut:

Yijk = µ + ρi + αj + βk + (αβ)jk+ εijk i = 1,2,3 j = 1,2,3 k = 1,2,3,4

Yijk = Hasil pengamatan pada blok ke-i yang diberi pupuk kompos pada taraf ke-j dan abu vulkanik pada taraf ke-k

µ = Nilai tengah perlakuan

ρi = Pengaruh blok pada taraf ke-i

αj = Pengaruh pemberian debu vulkanik pada taraf ke-j βk = Pengaruh dosis pupuk kompos pada taraf ke-k

(αβ)jk = Pengaruh interaksi perlakuan debu vulkanik pada taraf ke-j dan dosis pupuk kompos pada taraf ke-k

εijk = Pengaruh galat pada blok ke-I yang mendapat perlakuan debu vulkanik pada taraf ke-j dan dosis pupuk kompos pada taraf ke-k Perlakuan yang berpengaruh nyata dilanjutkan dengan uji berjarak ganda Duncan dengan taraf 5 % (Gomez dan Gomez, 1995).

Pelaksanaan penelitian Persiapan Areal Penelitian

Penelitian dilakukan di Balai Penelitian Tembakau Deli (BPTD) dengan luas areal 18 m x 6 m. Areal yang digunakan dibersihkan, kemudian permukaan tanah diratakan dibentuk plot dengan ukuran 100 cm x 150 cm untuk menempatkan polibeg.

Persiapan Bibit

Bibit yang digunakan pada percobaan ini adalah bibit tembakau Deli (Nicotiana tabacum L.) Varietas Deli-4 yang berumur 40 hari yang berasal dari pembibitan tembakau Deli PTPN II.

Persiapan Media Tanam

Media tanam yang digunakan pada penelitian ini adalah topsoil. Topsoil yang digunakan 13 kg per polibeg. Sebelum digunakan topsoil terlebih dahulu dibersihkan untuk menghilangkan kotoran-kotoran berupa batu-batu, dedaunan, dan tanah yang menggumpal.Analisis tanah dilakukan sebelum tanam dan sesudah tanaman tembakau dipanen.

Persiapan Debu Vulkanik dan Pupuk Kompos

Debu vulkanik yang digunakan berasal dari erupsi Gunung Sinabung. yang diperoleh dari Desa Kutarayat dan Kutagugung, Kecamatan Naman Teran, Kabupaten Karo, Sumatera Utara, Indonesia. Debu vulkanik diperoleh dengan cara mengumpulkan debu vulkanik hasil erupsi Gunung Sinabung yang menutupi areal pertanian disekitar desa tersebut dan memasukkannya kedalam karung. Debu vulkanik dianalisis untuk mengetahui kandungan yang terdapat didalamnya. Sedangkan pupuk kompos yang digunakan adalah pupuk kompos yang sudah

mengalami proses fermentasi. Sebelum digunakan pupuk kompos dianalisis terlebih dahulu untuk mengetahui kandungan yang terdapat didalam pupuk kompos tersebut.

Aplikasi Debu Vulkanik dan Pupuk Kompos

Aplikasi debu vulkanik dilakukan 1 hari sesudah tanam sesuai dengan perlakuan sedangkan pupuk kompos dicampur langsung dengan top soil sebelum tanam. Sebelum aplikasi kompos dan debu vulkanik dibersihkan terlebih dahulu untuk memisahkan kotoran-kotoran yang terdapat dalam debu vulkanik dan pupuk kompos tersebut. Top soil dan pupuk kompos dicampur sesuai perlakuan.

Penanaman Bibit

Penanaman dilakukan setelah bibit tumbuh sempurna yakni telah berumur 40 hari atau memiliki 3-4 helai daun sempurna. Sebelum di tanam terlebih dahulu dilakukan pengguntingan daun pada bibit hingga menyisakan satu helai daun sempurna dan primordia daun. Penanaman dilakukan dengan membenamkan bibit sedalam 2 cm satu per polibeg dan sesudah pupuk kompos diaplikasikan ke dalam media tanam.

Pemeliharaan Penyiraman

Penyiraman dilakukan dua kali sehari yaitu pada pagi hari sebanyak 1 liter dan sore hari sebanyak 1 liter atau sesuai dengan kondisi di lapangan.

Penyulaman

Penyulaman dilakukan untuk mengganti tanaman yang mati atau tidak tumbuh dan dilakukan mulai 7 hari setelah pindah tanam (HSPT) -- 17 HSPT (tutup kaki II). Penyulaman dilakukan sebanyak 2 kali.

Pemupukan

Pemupukan dilakukan dalam 1 tahap yakni dilakukan pada saat 1 hari sebelum tanam dengan menggunakan pupuk mix atau campuran ZA, ZK dan TSP (6:3:1) dengan dosis 10 g/tanaman.

Pengendalian Hama dan Penyakit

Pengendalian hama dan penyakit dilakukan sesuai dengan gejala yang terdapat di lapangan. Pengendalian dilakukan secara kimia dengan menggunakan fungisida berbahan aktif mankozeb 80% dan insektisida berbahan aktif metomil 25%.

Penyiangan dan Pembumbunan

Penyiangan dilakukan secara manual yakni dengan mencabut gulma yang tumbuh di dalam polibeg dan dilakukan sesuai dengan kondisi lapangan. Pembumbunan (tutup kaki) dilakukan pada umur 7 HSPT dan 16 HSPT

Panen (Kutip Daun)

Pengutipan daun dilakukan pada beberapa tahapan, yakni:

- 16 HSPT : kutip daun bibit, yakni dengan menyisakan satu daun bagian atas dan tunas pucuk.

- 30 HSPT kutip daun rusak, daun tua, daun bibit, dan daun yang lengket dengan tanah

- 44 HSPT : kutip daun pasir 1 (Z1) yakni dengan mengutip 2-3 lembar daun/pokok

- 47 HSPT : kutip pertama daun kaki 1 (VA1) yakni dengan mengutip 2-3 lembar daun/pokok

- 50 HSPT : kutip kedua daun kaki 1 (VA2) yakni dengan mengutip 2-3 lembar daun/pokok

Pengamatan Parameter Tinggi Tanaman (cm)

Tinggi tanaman diukur mulai 18 – 46 HSPT dengan interval pengamatan 1 minggu. Tinggi tanaman diukur mulai dari leher akar hingga titik tumbuh dengan menggunakan meteran, selanjutnya dibuat pacak ukur untuk pengamatan berikutnya.

Diameter Batang (mm)

Diameter batang diukur mulai 18 – 46 HSPT dengan interval pengamatan 1 minggu. Diameter batang diukur 1 cm diatas leher akar dengan menggunakan jangka sorong.

Jumlah Daun (helai)

Jumlah daun dihitung mulai 18 – 39 HSPT dengan interval pengamatan 1 minggu. Daun yang dihitung adalah daun yang telah berkembang sempurna yakni telah memiliki tangkai daun.

Tebal Daun Pasir (mm)

Tebal daun diukur pada 40 HSPT. Daun yang diukur adalah daun pasir terbaik yakni daun yang terletak pada duduk daun ke-1 sampai ke-6 dengan menggunakan micrometer scrup.

Tebal Daun Kaki I (mm)

Tebal daun diukur pada 40 HSPT. Daun yang diukur adalah daun kaki I terbaik yang terletak pada duduk daun ke-7 sampai ke-15 dengan menggunakan

micrometer scrup.

Luas Daun (cm2)

Luas daun diukur pada 8 Minggu Setelah Pindah Tanam (MSPT) atau setelah panen. Luas daun ditentukan dengan metode Gravimetri. Luas daun diketahui pada saat daun dipanen dengan cara :

- Luas kertas (Lk); Berat kertas (Bk)

- Maka luas kertas per berat (cm2/gr) =Lk/Bk

Setiap daun digambar pada kertas yang sudah diketahui luas kertas per berat kertas.

- Berat kertas replika daun (Bd). - Luas daun = Bd x (Lk/Bk)

Panjang Akar (cm)

Panjang akar diukur setelah panen (8 MSPT) yakni membersihkan tanaman dari sisa tanah kemudian diukur dengan menggunakan meteran. Bagian yang diukur dimulai dari pangkal akar hingga ujung akar.

Bobot Kering Tanaman (g)

Bobot kering tanaman diukur setelah panen 8 MSPT. Yakni dengan membersihkan tanaman dari sisa tanah kemudian diovenkan pada suhu 80OC selama 24 jam dalam amplop kertas cokelat berlubang.

Dokumen terkait