• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

METODOLOGI PENELITIAN

Metode Penentuan Daerah Penelitian

Daerah penelitian ini ditentukan secara purposive yaitu penentuan sampel berdasarkan pertimbangan–pertimbangan tertentu disesuaikan dengan tujuan penelitian (Singarimbun, M, 1995). Lokasi penelitian terpilih di Desa Nagalingga, Kecamatan Merek, Kabupaten Karo, dengan pertimbangan Kecamatan Merek yang berada di Kabupaten Karo merupakan pusat kawasan agropolitan Sumatera Utara, dan Desa Nagalingga yang berada di Kecamatan Merek merupakan salah satu desa lokalitas percontohan agropolitan.

Metode Penarikan Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah petani yang bermukim dan melakukan kegiatan usahataninya di Desa Nagalingga. Penduduk Desa Nagalingga berjumlah 137 KK, terdiri dari 122 KK adalah petani, dan 15 KK bukan petani. Jumlah sampel ditentukan sebanyak 30 orang petani (25% dari populasi) dengan pertimbangan populasi bersifat homogen atau rata-rata memiliki karakter yang sama. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode Simple Random Sampling (Sampling Acak Sederhana) yakni sampel diambil sedemikian rupa sehingga setiap unit penelitian dari populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel (Singarimbun, M, 1995).

Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematik dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan. Adapun data yang dikumpulkan pada penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekuder. Data primer diperoleh dari keluarga dan anak petani di lokalitas percontohan melalui wawancara langsung dengan menggunakan daftar pertanyaan (kuesioner) yang telah dipersiapkan sebelumnya. Data sekunder diperoleh dari lembaga atau instansi terkait yaitu Kantor Kepala Desa Nagalingga, Kantor Kecamatan Merek, dan instansi-instansi terkait lainnya serta literatur yang berhubungan dengan penelitian ini (Pabundu, M, 2006).

Metode Analisis Data

1. Untuk tujuan 1 dianalisis dengan metode deskriptif yaitu dengan melihat data perkembangan realisasi program agropolitan di daerah penelitian.

2. Untuk tujuan 2 dianalisis dengan teknik penskalaan likert yaitu dengan pemberian skor pada setiap pilihan jawaban. Untuk pernyataan positif: Sangat Yakin (SY) diberi skor 5, Yakin (Y) diberi skor 4, Ragu-ragu (R) diberi skor 3, Tidak Yakin (TY) diberi skor 2, Sangat Tidak Yakin (STY) diberi skor 1. Untuk pernyataan negatif: Sangat Yakin (SY) diberi skor 1, Yakin (S) diberi skor 2, Ragu-ragu (R) diberi skor 3, Tidak Yakin (TY) diberi skor 4, Sangat Tidak Yakin (STY) diberi skor 5.

Pengukuran sikap petani sampel terhadap program agropolitan adalah dapat digunakan dengan menggunakan rumus Likert yaitu:

T = 50 + 10

[

xs x

]

Keterangan :

T = Skor standart x = Skor responden

x = Skor rata-rata responden s = Deviasi standart skor kelompok Kriteria Pengujian :

T ≥ 50 = Sikap petani sampel adalah positif T < 50 = Sikap petani sampel negatif

(Azwar, 2005).

3. Untuk tujuan 3 dianalisis dengan Rank Spearman, dengan rumus:

Berdasarkan perhitungan nilai rs yang nantinya didapat melalui analisis di atas, maka akan diperkirakan kekuatan korelasinya. Berikut adalah tabel interpretasi terhadap nilai r hasil analisis korelasi:

Tabel 2. Interpretasi Terhadap Nilai r Hasil Analisis Korelasi

Interval Nilai r* Interpretasi

0,001 – 0,200 Korelasi Sangat lemah

0,201 – 0,400 Korelasi Lemah

0,401 – 0,600 Korelasi Cukup Kuat

0,601 – 0,800 Korelasi Kuat

0,801 – 1,000 Korelasi Sangat Kuat

*)Interpretasi berlaku untuk nilai positif maupun negatif (Triton, 2006).

Pada uji dua arah (sig. 2-tailed), dengan alat bantu SPSS (Statistic Product and Service Solution):

Dengan kriteria uji sebagai berikut:

Sig < (0.05)………..H0 ditolak, H1 diterima Sig > (0.05)………..H0 diterima, H1 ditolak (Sugiyono, 2008).

Dimana :

H1 : Ada hubungan antara karakteristik faktor sosial dan faktor ekonomi dengan sikap petani terhadap program agropolitan.

H0 : Tidak ada hubungan antara karakteristik faktor sosial dan faktor ekonomi dengan sikap petani terhadap program agropolitan.

Tabel 3. Variabel dan Parameter Sikap Petani Terhadap Program Agropolitan.

NO Variabel Parameter

1. Sub Sistem Agribisnis Hulu

a. Pupuk

b. Bibit c. Alsintan

d. Tenaga Kerja

1. Ketersediaan pupuk (jenis dan volume

2. Jaminan mutu pupuk 3. Jaminan harga pupuk

1. Ketersediaan bibit

1. Ketersediaan alsintan 2. Jaminan kualitas alsintan

1. Peningkatan mutu dan keterampilan tenaga kerja pertanian

2. Sub Sistem Produksi a. Lahan

b. Budidaya

1. Meningkatnya perluasan areal tanam

1. Meningkatnya penerapan teknologi budidaya yang baru

2. Meningkatnya produktivitas

3. Menurunnya biaya produksi dan lebih efisien

3 Sub Sistem Pengolahan

Hasil

1. Ada produk olahan dari bahan baku segar

2. Meningkatnya pengetahuan dan keterampilan petani di bidang

pengolahan hasil

3. Munculnya usaha-usaha baru di bidang industri pengolahan hasil 4. Bertambahnya pendapatan usaha

keluarga petani

4 Sub Sistem Pemasaran 1. Meningkatnya jumlah produk yang dipasarkan diluar sentra produksi (ekspor)

2. Adanya jaminan pasar dan kontinuitas jumlah produk yang dipasarkan

3. Adanya jaminan dan stabilitas harga produk yang dipasarkan

4. Meningkatnya standarisasi kualitas dari produk yang dipasarkan

5. Semakin kuatnya posisi tawar petani

6. Semakin terbukanya informasi tentang pemasaran hasil

5 Subsistem Penunjang 1. Semakin mudahnya transportasi mengangkut hasil produksi dan sarana produksi

2. Semakin meningkatnya kegiatan penyuluhan pertanian

3. Semakin meningkatnya akses bantuan permodalan

Definisi dan Batasan Operasional

Untuk menghindari kesalahpahaman dalam mengartikan hasil penelitian ini, maka dibuat beberapa definisi dan batasan operasional sebagai berikut :

Definisi

1. Program adalah suatu kumpulan tindakan yang akan dilaksanakan, yang didalamnya terdapat tahap-tahap kegiatan yang dibutuhkan dalam bentuk perencanaan tindakan.

2. Program yang diteliti adalah program agropolitan, yaitu program pembangunan kota dan kawasan pertanian, di mana kota berfungsi melayani daerah sekitarnya (hinterland) dan daerah sekitarnya adalah merupakan wilayah pertanian atau kawasan daerah sentra produksi pertanian

3. Sikap petani adalah pencerminan dorongan-dorongan yang datang dari dalam diri petani dan reaksi terhadap stimulus yang menghasilkan pengaruh atau penolakan, penilaian suka atau tidak suka, kepositifan dan kenegatifan terhadap suatu obyek yaitu program agropolitan.

4. Sikap positif adalah sikap yang cenderung menyukai, mendekati bahkan mengharapkan kejadian objek tertentu.

5. Sikap negatif adalah sikap yang cenderung membenci, menjauhi keberadaan objek tertentu.

6. Lokalitas agropolitan merupakan unit terkecil dari suatu kawasan agropolitan yang berfungsi sebagai kawasan sentra produksi.

7. Tingkat kosmopolitan merupakan tingkat keterbukaan petani terhadap dunia luar yang diukur berdasarkan banyaknya melakukan kunjungan keluar serta penggunaan sarana informasi melalui media cetak dan media elektronik.

8. Tingkat pendidikan adalah jumlah tahun pendidikan formal yang pernah ditempuh petani yang dinyatakan dalam tahun.

9. Tenaga kerja adalah tenaga yang dihitung dari banyaknya anggota keluarga yang masuk dalam usia produktif 15 tahun – 64 tahun.

10. Total pendapatan adalah hasil yang diperoleh seluruh anggota keluarga petani dari usahatani dan di luar usahatani dalam satu tahun yang dijawab responden dalam kuisioner.

Batasan Operasional

1. Daerah penelitian berada di Desa Nagalingga, Kecamatan Merek, Kabupaten Karo.

2. Tahun penelitian adalah tahun 2010.

3. Responden penelitian adalah petani yang bermukim dan melakukan kegiatan usahataninya di Desa Nagalingga.

DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN

Dokumen terkait