• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mewujudkan Kota Bogor Yang Sejahtera

Dalam dokumen BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang (Halaman 40-45)

PERMASALAHAN DAN ISU ISU STRATEGIS PERANGKAT DAERAH

3. Mewujudkan Kota Bogor Yang Sejahtera

Kota Bogor Yang Sejahtera adalah suatu kondisi Kota dimana kehidupan masyarakatnya aman, tentram, damai, adil dan makmur. Dalam perspektif sosial ekonomi, sejahtera dihubungkan dengan kemudahan masyarakat untuk menjagkau pelayanan dalam rangka pemenuhan kebutuhan hidup masyarakat. Kondisi adil dan makmur dapat diukur dari tingkat pemerataan kesejahteraan masyarakatnya. Semakin rendah kesenjangan sosial ekonomi masyarakat merupakan tolok ukur dari keberhasilan perwujudan kota yang sejahtera.

41

Kota yang sejahtera dapat terwujud apabila kondisi perekonomian masyarakat kota meningkat. Ekonomi masyarakat yang adil dan sejahtera sebagaimana dicita-citakan akan dapat diwujudkan dengan upaya meningkatkan daya saing dan produktivitas ekonomi daerah. Dengan memperhatikan penjabaran misi Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bogor di atas, maka Sekretariat DPRD Kota Bogor memiliki keterkaitan tugas dan fungsi dengan misi kedua. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tupoksi Sekretariat DPRD Kota Bogor yaitu penyelenggaraan administrasi kesekretariatan dan keuangan, mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi DPRD, serta menyediakan dan mengkoordinasikan tenaga ahli yang diperlukan oleh DPRD dalam melaksanakan hak dan fungsinya sesuai dengan kebutuhan.

Faktor penghambat pencapaian misi kedua dari Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bogor terpilih antara lain kualitas sumber daya manusia belum sesuai dengan kompetensinya, kuantittas sumber daya manusia yang belum tercukupi dan perubahan perundang- undangan/regulasi teknis.

Faktor pendorong pencapaian misi kedua dari Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bogor terpilih yaitu sebagai fasilitator kemitraan antara Pemerintah Kota dengan DPRD dalam penyelenggaraan pemerintah daerah yang baik serta DPRD merupakan lembaga legislatif daerah yang memiliki tiga fungsi strategis yaitu legislasi, anggaran dan pengawasan.

3.3 Telaahan Renstra Kementrian/Lembaga dan Renstra PD Provinsi

Rencana Strategis Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Bogor 2019- 2024 baik secara langsung maupun tidak langsung tidak terkait dengan Rencana Strategis Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Jawa Barat, karena secara teknis Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Bogor tidak berkaitan secara organisatoris (tidak ada hirarki) dengan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Jawa Barat. Hal itu sesuai dengan kedudukan dan fungsi MPR,

42

DPR, DPD dan DPRD seperti yang diatur dalam Undang -Undang Nomor 17 Tahun 2014.

Berdasarkan penjabaran di atas, Sekretariat DPRD Kota Bogor kedudukannya tidak secara langsung berada di bawah Sekretariat DPRD Provinsi Jawa Barat dan tidak bertanggung jawab langsung juga terhadap pelaksanaan tugasnya, namun dari tugas pokok dan fungsinya hampir sama.

3.4 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bogor Tahun 2011-2031 dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)

Kedudukan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota dalam penyelenggaran pemerintahan daerah adalah sebagai pedoman dalam:

a. Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) dan rencana sektoral lainnya;

b. Penyusunan rencana rinci tata ruang;

c. Pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatanruang di daerah; d. Penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi;

e. Penataan ruang kawasan strategis;

f. Perwujudan keserasian pembangunan antar sektor/ urusan; dan g. Perwujudan keterpaduan dan pemerataan pembangunan di setiap WP.

Fungsi Sekretariat DPRD dalam memfasilitasi Perda Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) adalah memfasilitasi DPRD dalam pembahasan mulai dari:

1. Fasilitasi dalam rapat paripurna penyampaian perda;

2. Fasilitasi pembahasan perda melalui rapat-rapat, koordinasi dan konsultasi serta peninjauan lapangan; dan

3. Fasilitasi dalam rapat paripurna penetapan Perda Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW).

43

Selain itu, Sekretariat DPRD memfasilitasi DPRD dalam pengawasan pelaksanaan penerapan atas Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah.

Faktor penghambat dalam segi pembentukan produk hukum Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) adalah terbaginya fungsi anggota DPRD dalam berbagai Alat Kelengkapan Dewan (AKD), Panitia Khusus (Pansus) dan fungsi DPRD sehingga waktunya hampir bersamaan dengan agenda pembahasan raperda RTRW. Sedangkan dalam segi pengawasan kurangnya data dan informasi sehingga pengawasan kurang efektif, dimana permasalahan tata ruang muncul setelah adanya laporan dari masyarakat dan dalam setiap pembahasan, terdapat Dinas teknis tidak menyampaikan permasalahannya.

Faktor pendukung dalam segi pembentukan produk hukum adalah tersedianya anggaran yang memadai dalam pembahasan Perda, terdapatnya alokasi penyediaan tenaga ahli yang membantu DPRD dalam pembahasan penataan ruang. Sedangkan dalam segi pengawasan adalah fungsi pengawasan dalam DPRD memungkinkan DPRD melaksanakan pengawasan secara rinci dan konkrit baik dalam peninjauan langsung maupun rapat dengan dinas teknis pelaksana kebijakan tata ruang.

3.5 Penentuan Isu-isu Strategis

Dalam proses perencanaan, isu- isu strategis merupakan mutlak harus ditentukan. Keberhasilan mengidentifikasi isu-isu strategis dengan tepat pada gilirannya akan membuat perencanaan disusun menjadi tepat sasaran, efektif, dapat diterima oleh pihak- pihak terkait dan dapat dipertanggungjawabkan. Dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah, Serta

44

Tata Cara Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah dijelaskan yang dimaksud isu strategis adalah suatu kondisi yang berpotensi menjadi masalah maupun menjadi peluang suatu daerah di masa datang. Isu strategis lebih berorientasi pada masa depan. Suatu hal yang belum menjadi masalah saat ini, namun berpotensi akan menjadi masalah daerah pada suatu saat dapat dikategorikan sebagai suatu isu strategis. Selain itu isu strategis juga dapat dimaknai sebagai potensi daerah yang belum terkelola dan jika dikelola secara tepat dapat menjadi potensi modal pembangunan yang signifikan.

Isu-isu strategis yang mempengaruhi permasalahan pelayanan Sekretariat DPRD yang akan ditangani melalui Renstra Perangkat Daerah Sekretariat DPRD dan sudah disepakati dalam pembahasan Forum Perangkat Daerah adalah sebagai berikut:

1. Peningkatan kompetensi Sumber Daya Aparatur Sekretariat DPRD untuk memenuhi semakin tingginya standar kinerja DPRD melalui pemanfaatan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta pengembangan dan pembinaan tim kerja yang solid dalam rangka mewujudkan Sekretariat DPRD sebagai institusi yang kapabel di bidangnya;

2. Mengoptimalkan ketersediaan sarana dan prasarana serta pengembangan kelembagaan Sekretariat DPRD untuk mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi DPRD sebagai lembaga perwakilan;

3. Belum tersedianya standar/manual/pedoman dalam rangka penyelenggaraan pelayanan dan dukungan sesuai standar terhadap penyelenggaraan tugas dan fungsi DPRD;

4. Seringnya perubahan kebijakan/regulasi dalam aplikasi penyelenggaraan kesekretariatan dan keuangan;

5. Makin tingginya tuntutan peningkatan kualitas dan efektifitas pelayanan serta dukungan, yang dibebankan kepada Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Bogor guna peningkatan kapasitas DPRD dalam menjalankan tugas dan fungsinya.

45 BAB IV

Dalam dokumen BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang (Halaman 40-45)

Dokumen terkait