• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mewujudkan partispasi masyarakat melalui pemberian akses dan

kesempatan dalam pembangunan;

Misi 7. Mewujudkan anggaran pendapatan dan belanja yang lebih

mengutamakan kesejahteraan masyarakat.

Untuk mendukung visi dan misi Walikota Mojokerto maka RSU Dr. Wahidin Sudiro Husodo Kota Mojokerto memilih misi yang

“ Mewujudkan SDM yang berkualitas melalui peningkatan akses dan kualitas pendidikan dan pelayanan kesehatan”

Adapun faktor – faktor yang menjadi penghambat pencapaian Visi Misi kepala daerah antara lain :

a. Kurangnya jumlah tenaga medis terutama dokter spesialis, dan tenaga penunjang medis sesuai standar rumah sakit klas B pendidikan

b. Peralatan kedokteran masih belum semua memenuhi standar utamanya peralatan spesialistik

c. Profesionalisme tenaga yang bekerja belum optimal

Adapun faktor – faktor yang menjadi pendorong pencapaian Visi Misi Kepala Daerah antara lain :

a. Sejak tahun 2014 RSU Dr. Wahidin Sudiro Husodo Kota Mojokerto sudah ditetapkan menjadi BLUD status penuh.

b. Letak dan akses RSU Dr. Wahidin Sudiro Husodo Kota Mojokerto yang strategis.

48

Renstra RSU Dr. WAHIDIN SUDIRO HUSODO TAHUN 2019–2023

versi SNARS dengan status paripurna dan telah ditetapkan sebagai rumah sakit klas B pendidikan.

d. RSU Dr. Wahidin Sudiro Husodo Kota Mojokerto mempunyai fasilitas yang memadai.

3.3 Telahaan Renstra Kementerian Kesehatan dan Renstra Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur

3.3.1 Telahaan Resntra Kementerian Kesehatan

Arah kebijakan dan strategi pembangunan kesehatan nasional tahun 2015-2019 merupakan bagian dari Rencana Jangka Panjang bidang Kesehatan (RPJPK) 2005-2025, yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan, kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud. Adapun Visi Kementerian Kesehatan 2015-2019 mengikuti visi dan misi Presiden Republik Indonesia yaitu “Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotongroyong”. Upaya untuk mewujudkan visi ini adalah melalui salah satu dari 7 misi pembangunan yaitu mewujudkan kualitas hidup manusia lndonesia yang tinggi, maju dan sejahtera.

Sehubungan dengan misi pembangunan tersebut, maka perlu dilakukan perencanaan yang terkait pembangunan bidang kesehatan melalui telahaan renstra Kementerian Kesehatan 2015 – 2019.

Dalam renstra tersebut telah ditetapkan tujuan Kementerian Kesehatan Tahun 2015 – 2019 ada 2 (dua) yaitu;

1) meningkatnya status kesehatan masyarakat dan;

2) meningkatnya daya tanggap (responsiveness) dan perlindungan masyarakat terhadap risiko sosial dan finansial di bidang kesehatan.

49

Renstra RSU Dr. WAHIDIN SUDIRO HUSODO TAHUN 2019–2023

Peningkatan status kesehatan masyarakat dilakukan pada semua kontinum siklus kehidupan (life cycle), yaitu bayi, balita, anak usia sekolah, remaja, kelompok usia kerja, maternal, dan kelompok lansia. Indikator Kementrian Kesehatan bersifat dampak (impact atau outcome) dalam peningkatan status kesehatan masyarakat, indikator yang akan dicapai adalah:

1) Menurunnya angka kematian ibu dari 359 per 100.00 kelahiran hidup (SP 2010), 346 menjadi 306 per 100.000 kelahiran hidup (SDKI 2012);

2) Menurunnya angka kematian bayi dari 32 menjadi 24 per 1.000 kelahiran hidup;

3) Menurunnya persentase BBLR dari 10,2% menjadi 8%;

4) Meningkatnya upaya peningkatan promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat, serta pembiayaan kegiatan promotif dan preventif;

5) Meningkatnya upaya peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat.

Sedangkan dalam rangka meningkatkan daya tanggap (responsiveness) dan perlindungan masyarakat terhadap resiko sosial dan finansial di bidang kesehatan, maka ukuran yang akan dicapai adalah:

1) Menurunnya beban rumah tangga untuk membiayai pelayanan kesehatan setelah memiliki jaminan kesehatan, dari 37% menjadi 10%

2) Meningkatnya indeks responsiveness terhadap pelayanan kesehatan dari 6,80 menjadi 8,00.

Sasaran strategis dalam pembangunan kesehatan tahun 2015-2019, yaitu; 1) Meningkatnya kesehatan masyarakat;

2) Meningkatnya pengendalian penyakit;

3) Meningkatnya akses dan mutu fasilitas pelayanan kesehatan;

4) Meningkatnya akses, kemandirian dan mutu sediaan farmasi dan alat kesehatan;

50

Renstra RSU Dr. WAHIDIN SUDIRO HUSODO TAHUN 2019–2023

6) Meningkatnya sinergitas antar kementerian/lembaga; 7) Meningkatnya daya guna kemitraan dalam dan luar negeri;

8) Meningkatnya integrasi perencanaan, bimbingan teknis dan pemantauan-evaluasi;

9) Meningkatnya efektivitas penelitian dan pengembangan kesehatan; 10) Meningkatnya tata kelola kepemerintahan yang baik dan bersih;

11) Meningkatnya kompetensi dan kinerja aparatur Kementerian Kesehatan; 12) Meningkatkan sistem informasi kesehatan integrasi.

Dari renstra Kementerian kesehatan untuk mencapai tujuan dan sasaaran sebagaimana yang dituangkan dalam indikator dalam sasaran pembangunan kesehatan, hambatan yang masih terjadi di RSU dr.Wahidin Sudiro Husodo Kota Mojokerto adalah

1. sistem rujukan berjenjang dengan sistim online yang masih belum optimal dalam pelayanan sehingga menimbulkan keterlambatan pengambilan keputusan untuk rujuk oleh tenaga kesehatan di pelayanan kesehatan dasar atau dari pihak pasien/keluarganya;

2. Masih lemahnya jejaring penanganan masalah kesehatan bagi penduduk miskin;

3. Belum optimalnya kegiatan promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat, serta pembiayaan kegiatan promotif dan preventif;

4. Masih rendahnya tingkat kesadaran masyarakat dalam menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

3.3.2 Telaahan Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014 – 2019.

Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur dalam mewujudkan misinya menetapkan tujuan sebagai berikut:

1) Dalam mewujudkan misi kesatu yaitu “ mendorong terwujudnya kemandirian masyarakat hidup sehat”, maka tujuan yang ingin dicapai adalah

51

Renstra RSU Dr. WAHIDIN SUDIRO HUSODO TAHUN 2019–2023

indikator : Persentase Desa Siaga Aktif Purnama Mandiri (PURI).

2) Dalam mewujudkan misi kedua yaitu “Mewujudkan, memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau”. Maka tujuan yang ingin dicapai adalah “Optimalisasi upaya kesehatan

secara sinergis, menyeluruh, terpadu, berkelanjutan, terjangkau dan bermutu bagi masyarakat” dengan indikator :

a. Angka Kematian Ibu (AKI) b. Angka Kematian Bayi (AKB)

3) Dalam mewujudkan misi ketiga yaitu “ Mewujudkan upaya pengendalian penyakit dan penanggulangan masalah kesehatan “ maka tujuan yang ingin dicapai adalah “Optimalisasi penanggulangan masalah gizi” dengan indikator Persentase Balita Gizi Buruk dan “Optimalisasi upaya

pengendalian penyakit dan masalah kesehatan akibat bencana” dengan

indikator Persentase Penanggulangan KLB Skala Provinsi < 48 jam serta

“Meningkatkan akses pada lingkungan yang sehat” dengan indikator

Persentase Akses Air Minum Berkualitas.

4) Dalam mewujudkan misi keempat yaitu “ Mendayagunakan sumber daya kesehatan”, maka tujuan yang ingin dicapai adalah “Optimalisasi

ketersedian, mutu, manfaat, dan keamanan sedian farmasi, alkes dan makanan” dengan indikator Persentase Sediaan Farmasi yang memenuhi

Syarat Kesehatan dan “Meningkatkan jumlah, jenis, mutu, pemerataan

dan pengembangan sumber daya kesehatan” dengan indikator Rasio

Dokter Umum dan Rasio Bidan serta “Pembiayaan Kesehatan dengan

jumlah mencukupi yang teralokasi secara adil” dengan indikator

Persentase Masyarakat Miskin Peserta Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda) Terintegrasi Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).

5) Dalam mewujudkan misi kelima yaitu “Menciptakan tata kelola upaya kesehatan yang baik dan bersih”, maka tujuan yang ingin dicapai adalah

52

Renstra RSU Dr. WAHIDIN SUDIRO HUSODO TAHUN 2019–2023

“Optimalisasi manajemen kesehatan untuk menunjang program kesehatan” dengan indikator Persentase temuan Laopran Hasil Pemeriksaan

(LHP) atas Penggunaan Anggaran Keuangan dan Aset yang Ditindaklanjuti. Sedangkan strategi yang ditempuh dalam Rencana Strategi Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur adalah

1. Masyarakat yang mandiri dan hidup sehat

2. Meningkatnya Pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau bagi masyarakat

3. Meningkatnya Penanggulangan masalah gizi yang optimal

4. Meningkatnya Upaya Pengendalian penyakit dan masalah kesehatan akibat bencana

5. Meningkatnya Akses pada lingkungan yang sehat

6. Meningkatnya sediaan farmasi, alkes, dan makanan bermutu, bermanfaat, dan aman

7. Terwujudnya Sumber daya kesehatan yang memadai, proporsional, dan handal 8. Meningkatnya pembiayaan kesehatan

9. Terwujudnya Tertib adminstrasi dan manajemen keuangan , aset , perencanaan dan evaluasi

3. 4 T elahaan Rencana T at a Ruang W ilayah (RT RW ) dan Kajian Lingk u ngan Hidup Strategis (KLHS).

Pemanfaatan rencana tata ruang pada lokasi RSU Dr. Wahidin Sudiro Husodo Kota Mojokerto akan diarahkan pada terwujudnya “Green Hospital”, dimana lahan terbuka hijau akan dimanfaatkan untuk penghijauan, dan (gardening). Hal ini sesuai dengan rencana tata ruang yang diatur dalam Peraturan Daerah nomor 4 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Mojokerto 2012 – 2032 dan berdasarkan izin lokasi nomor 050/01/417.411/KPPT/VIII/2009. Lokasi untuk pengembangan rumah sakit

53

Renstra RSU Dr. WAHIDIN SUDIRO HUSODO TAHUN 2019–2023

telah sesuai dengan wilayah perencanaan RTRW Kota Mojokerto yang meliputi seluruh wilayah administrasi Kota Mojokerto yang terdiri dari 3 (tiga) Keamatan dan 18 (delapan belas) Kelurahan. Selain itu dalam rencana kegiatan pengembangan rumah sakit keberadaan lokasi/lahan untuk pengembangan telah sesuai peruntukkannya sebagai fasilitas kesehatan sebagaimana yang tercantum pada pasal 17 yang menyatakan bahwa SPK B terpusat di Kecamatan Prajurit Kulon meliputi Kelurahan Prajurit Kulon, Kelurahan Pulorejo, Kelurahan Blooto dan Kelurahan Surodinawan dengan kegiatan utama : pusat pemerintahan lokal; perkantoran; pendidikan; kesehatan; olahraga; indsutri kecil/industri rumah tangga dan pertanian.

Meskipun lahan peruntukkannya sudah sesuai wilayah perencanaan RTRW Kota Mojokerto, akan tetapi yang menjadi implikasi dari RTRW RSU Dr. Wahidin Sudiro Husodo Kota adalah letak/lokasi rumah sakit yang dikelilingi oleh pemukiman penduduk sehingga dimungkinkan adanya permasalahan sosial.

Sedangkan dalam kajian lingkungan hidup strategis (KLHS) Lokasi yang digunakan dalam rencana kegiatan pengembangan rumah sakit adalah lahan kosong yang berada sebelah barat bangunan haemodialisa dan sampai utaranya tempat pembuangan sementara sampah. Perkiraan mengenai dampak dan resiko lingkungan yang terjadi adalah:

a. Permasalahan sampah

Permasalahan sampah dalam penanganannya dilakukan dengan memilah sampah organik dengan organik yang disertai dengan penyediaan tempat sampah organik dan anorganik. Sedangkan pembuangannya dilakukan dengan pengangkutan truk oleh dinas kebersihan dan pertamanan.

b. Permasalahan Limbah B3

Limbah infeksius yang dikeluarkan oleh sebuah rumah sakit termasuk limbah B3 yang sangat berbahaya bagi lingkungan sehingga penanganannya

54

Renstra RSU Dr. WAHIDIN SUDIRO HUSODO TAHUN 2019–2023

secara khusus sesuai dengan PP 101 Tahun 2014 tentang pengelolaan Limbah B3. Pengelolaan limbah B3 direncanakan dengan menambah alat pengolah limbah B3 berupa autoklaf tipe gravitasi atau tipe vakum dengan mensterilkan limbah B3 menjadi limbah non B3

c. Permasalahan limbah cair

Proses pelayanan di rumah sakit pasti menghasilkan limbah cair, limbah cair yang berasal dari kamar mandi atau yang berasal dari kamar pelayanan medis. Limbah cair ini sangat berbahaya bagi lingkungan terutama kualitas air permukaan sehingga diharuskan ada perlakuan khusus sebelum di salurkan ke badan air.

d. Permasalahan kualitas udara

Dengan semakin meningkatnya perkembangan rumah sakit akan diikuti pula semakin banyaknya pengunjung. Hal ini yang akan menimbulkan masalah dengan kualitas udara yang membutuhkan penanganan dengan cara penanaman pohon peneduh dan pelindung untuk menyerap polutan sebagai sarana penghijauan ruang terbuka hijau (RTH).

Program yang direncanakan dalam RPJMD dalam pelaksanaannya tetap memperhatikan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan, dengan memperhatikan RTRW dan tetap menjaga kelestarian lingkungan.

3.5 Penentuan Isu –Isu Strategis

Dalam kurun waktu lima tahun kedepan, RSU Dr. Wahidin Sudiro Husodo Kota Mojokertoakan menghadapi, mengantisipasi dan mengelola isu – isu strategis agar dapat bertahan dan mengelola pembangunan kesehatan berkelanjutan. Isu – isu strategis yang ditangani, meliputi:

a. Cost recovery Ratio (CRR) yang belum optimal;

b. Indeks Kepuasan Masyarakat yang berada dalam kategori kurang baik; c. Masih rendahnya pencapaian Standar Pelayanan Minimal (SPM)

55

Renstra RSU Dr. WAHIDIN SUDIRO HUSODO TAHUN 2019–2023

BAB IV

Dokumen terkait