• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mewujudkan Sasaran

Dalam dokumen Diklat PIM IV pimp4PKT (Halaman 31-34)

BAB IV MEWUJUDKAN SASARAN DAN

A. Mewujudkan Sasaran

1. Motivasi

Adalah kegiatan mendorong gairah kerja dan memberikan semua kemampuan bawahan agar mau bekerja keras dan keterampilannya untuk mewujudkan sasaran organisasi secara berdaya guna dan berhasil.

2. Motive

Daya gerak dari dalam yang mendorong seseorang berbuat sesuatu. Pembangkit penimbul motive sehingga ia merupakan proses yang mendorong seseorang berprilaku dengan cara tertentu.

3. Penggerakan (motivating)

Penggerakan (motivating) dapat diartikan keseluruhan proses pemberian motive bekerja kepada para bawahan maupun kolega sedemikian rupa sehingga mereka mau bekerja

Setelah membaca Bab ini, peserta diklat diharapkan dapat memahami terwujudnya sasaran dengan cara memotivasi

Modul Diklatpim Tingkat IV 51 dengan ikhlas dan sungguh-sungguh demi tercapainya sasaran organisasi dengan efisien dan efektif.

Adapun tujuan motivasi:

a. Agar bawahan atau anak buah memahami sasaran organisasi

b. Meningkatkan kemampuan dan semangat kerja c. Mendapatkan dukungan dan bantuan bawahan d. Meningkatkan produktivitas kerja

e. Menjamin terwujudnya sasaran organisasi. Kalau seorang pimpinan berhasil dalam usahanya memotivasi bawahan, pada akhirnya sasaran organisasi akan terwujud.

Motivasi merupakan proses psikis yang mendorong orang untuk melakukan sesuatu dengan kesadaran. Motivasi dapat berasal dari diri sendiri maupun datang dari luar dirinya. Dalam menggerakkan orang, pemimpin menghadapi dua hal yang dapat mempengaruhi orang lain dalam pekerjaan, yaitu: kemauan dan kemampuan untuk bekerja. Ada orang yang mempunyai kemauan dalam melaksanakan pekerjaan tetapi kemampuannya terbatas, sebaiknya ada orang yang kemampuannya tinggi, tetapi kemauannya relatif sangat kecil, maka didalam menghadapi orang seperti ini peranan motivasi sangat penting, sedangkan terhadap orang yang mau tetapi tidak mampu bekerja maka peranan pendidikan dan pelatihan perlu menjadi pertimbangan seorang pemimpin.

Memberi motivasi kepada bawahan atau orang lain agar mereka secara sukarela mewujudkan sasaran adalah suatu

52 Pola Kerja Terpadu

hal yang sangat penting sekali, karena jalannya organisasi sebagian besar tergantung dari proses komunikasi antar anggotanya. Dari komunikasi ini akan timbul reaksi yang menunjang atau menghambat terwujudnya sasaran.

Oleh karena itu seorang pemimpin harus mempunyai pengetahuan dan memahami dasar-dasar perilaku manusia, sehingga akhirnya mampu menggerakkan bawahan atau orang lain untuk mewujudkan sasaran secara efektif dan efisien.

Adapun 4 (empat) prinsip dalam memotivasi bawahan: a. Mengikutsertakan bawahan,

b. Komunikasi dua arah yang sehat dan lancar, c. Keyakinan atas prestasi yang diperoleh, d. Adanya pengakuan yang timbal balik.

4. Teori Pendakatan Kebutuhan

Dalam bukunya yang berjudul “Motivation and Personality”. A.H Maslow mengemukakan teorinya sebagai berikut: kebutuhan merupakan dasar proses motivasi dan kebutuhan manusia itu tersusun dalam bentuk berjenjang (bertingkat-tingkat ).

Menurut A.H. Maslow, ada lima jenjang kebutuhan: a. Kebutuhan Fisik (physical needs).

Kebutuhan fisik merupakan kebutuhan pertama dari manusia atau kebutuhan primer.

Pada saat kebutuhan fisik terpenuhi, maka kebutuhan tersebut sudah tidak merupakan motivasi lagi dan muncul kebutuhan yang lebih tinggi sebagai motivasi, kebutuhan tersebut merupakan kebutuhan akan perlindungan atas bahaya, ancaman kemelaratan dan lain-lain.

c. Kebutuhan Sosial (Social needs).

Kebutuhan ini merupakan kebutuhan kepuasan untuk berkelompok, untuk diterima oleh teman, pergaulan, persahabatan, berorganisasi, kasih sayang dan sebagainya. d. Kebutuhan Penghargaan (Esteem needs).

Setelah kebutuhan tersebut di atas terpenuhi semua, motivasi berikut adalah kebutuhan akan penghargaan atau untuk dihargai, dihormati, kebutuhan akan kedudukan, reputasi atau nama baik.

Kecuali itu juga kebutuhan akan harga diri, kepercayaan akan diri sendiri, kebebasan, kepuasan akan pengetahuan dan kemampuan.

Kebutuhan akan penghargaan ini jarang dapat dipuaskan. Orang akan selalu berusaha mendapatkan kepuasan ini pada saat kebutuhan tersebut dianggap penting.

e. Kebutuhan Perwujudan Diri (Self Actualization needs). Kebutuhan untuk bisa mengembangkan bakat secara penuh, pengembangan kreasi dalam arti luas, kebutuhan akan pemenuhan cita-cita, keindahan, kemakmuran, kemashuran, dan keagamaan.

Mewujudkan sasaran pada hakekatnya adalah memberi dorongan kepada para penanggung jawab dalam Matriks

Rincian Kerja untuk bekerja dengan penuh rasa tanggung jawab dalam mewujudkan sasaran bersama.

Pimpinan dan penanggung gugat memegang peranan yang sangat penting dalam memberi motivasi dan menggerakan staf yang berada dalam lingkup tanggung jawabnya.

Ada 3 (tiga) hal penting dalam menumbuhkan motivasi kerja yaitu unsur manusia, sasaran, dan motivator.

Pertama, bahwa manusia mempunyai kebutuhan. Menurut Maslow seperti tersebut diatas, ada lima jenjang kebutuhan manusia, yaitu kebutuhan fisik, kebutuhan rasa aman, kebutuhan sosial, kebutuhan akan penghargaan, dan kebutuhan aktualisasi diri. Pemberian motivasi pada para penanggung jawab yang tertera pada Matrik Rincian Kerja hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan mereka.

Kedua, adalah sasaran. Sasaran adalah sesuatu yang harus diwujudkan. Agar sasaran menjadi motivator, maka sasaran harus jelas, realistik dan terukur. Pimpinan, dalam hal ini penang-gung gugat harus mampu menghadirkan sasaran menjadi satu keadaan yang bisa ditangkap oleh semua orang pada saat sekarang. Seolah-olah sasaran tersebut sudah selesai. Lingkungan kerja, dan dalam tim hendaknya mendorong orang untuk bekerja secara optimal.

Ketiga, adalah motivasi. Ada empat strategi dalam melaksanakan motivasi. Memperkaya pekerjaan (job

Modul Diklatpim Tingkat IV 55

enrichment). Caranya dengan mencoba menata kembali pekerjaan secara kreatif, sehingga memberi peluang kepada semua penanggung jawab untuk berkembang dan menjadi lebih dewasa dengan pelimpahan tanggung jawab secara jelas!

Perluasan kerja (job enlargement), antara lain dengan tukar menukar atau mutasi pekerjaan secara horizontal untuk menghilangkan kebosanan. Pembakuan pekerjaan (job standarization), dilakukan dengan membatasi jumlah dan jenis pekerjaan, dibakukan dan dilengkapi dalam meningkatkan efektivitas dan efisiensi kerja. Penyederhananaan pekerjaan (job simplification), dengan jalan mengurangi jumlah unsur tugas yang rumit. Pekerjaan disederhanakan dengan maksud agar produktivitas tinggi. Teknik tuntunan dan ajakan dapat dipergunakan pimpinan untuk meningkatkan partisipasi penanggung jawab dalam peningkatan penyelesaian paket kerja. Pimpinan dituntut untuk berkomunikasi tatap muka dengan staf, mendiskusikan pekerjaan secara terbuka dengan argumentasi rasional, penjelasan yang mudah ditangkap, sehingga semua orang menjadi puas bekerja dan bukan karena tekanan dan ancaman.

Dalam dokumen Diklat PIM IV pimp4PKT (Halaman 31-34)

Dokumen terkait