• Tidak ada hasil yang ditemukan

C. Distribusi Jawaban Responden

5. Minat Beli Konsumen

konsumen untuk melakukan pembelian terhadap suatu produk tertentu. 1. Sering memperhatikan produk 2. Mengetahui perbedaan produk 3. Menyukai keunggulan produk

4. Meyakini kualitas produk 5. Keinginan mencoba membeli produk Tingkat persetujuan konsumen terhadap indikator minat beli konsumen Interval

G. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Sugiyono (1999: 72) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa reguler FISIP Universitas Lampung yang secara rinci dapat dilihat pada Tabel 2.

37 Tabel 2. Jumlah Mahasiswa Laki-laki Program Reguler Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Lampung Tahun 2010

No Jurusan Reguler (orang) 1 Administrasi Bisnis 222 2 Administrasi Negara 225 3 Komunikasi 269 4 Pemerintahan 259 5 Sosiologi 237 Jumlah 1.212

Sumber: Siakad online Unila, 2010

Berdasarkan Tabel 2 diketahui bahwa total mahasiswa reguler laki-laki FISIP Universitas Lampung yang terdaftar di SIAKAD ONLINE berjumlah 1.212 orang.

2. Sampel

Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling

dengan rumus sebagai berikut:

2 2 2 2 2 S Z Nd S NZ n   (Suparmoko, 1987: 42) Keterangan: n = Jumlah sampel N = Jumlah populasi Z = Derajat kepercayaan (2,25) S2 = Varian sampel (5%) d = Derajat penyimpangan (5%)

Populasi dalam penelitian ini adalah total mahasiswa reguler laki-laki FISIP UNILA yang terdaftar di SIAKAD Onliner tahun 2010 berjumlah 1.212 orang. Dengan demikian besarnya sampel yang akan diambil adalah:

2 2 2 2 2 S Z Nd S NZ n   ) 05 , 0 )( 25 , 2 ( ) 05 , 0 ( 1212 ) 05 , 0 )( 25 , 2 ( 1212 2 2 2  

93,44 dibulatkan menjadi 93 orang

H. Teknik Pengambilan Sampel

Penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sample. Menutut Arikunto (1989: 117), purposive sample adalah mengambil subjek sampel bukan didasarkan atas strata, random atau daerah tertentu, tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu. Teknik ini biasanya dilakukan karena beberapa pertimbangan, misalnya keterbatasan waktu, tenaga, dan dana sehingga tidak dapat mengambil sampel yang besar dan jauh.

Berdasarkan pendapat tersebut maka yang menjadi kriteria sampel yang menjadi dasar pertimbangan dalam penelitian ini adalah:

1. Mahasiswa reguler FISIP Unila 2. Berjenis kelamin laki-laki 3. Berusia 20--25 tahun . 4. Merokok bukan Clas Mild 5. Mengetahui promosi Clas Mild

39

I. Teknik Pengujian Instrumen

Pengujian instrumen penelitian berupa uji validitas dan reliabilitas kuisioner dilakukan sebelum penelitian dilaksanakan (pra riset). Hal ini bertujuan agar kuisioner benar-benar layak diberikan kepada responden utama yang menjadi sampel penelitian ini. Uji coba kuisioner diberikan kepada 30 orang responden di luar responden utama, namun memiliki kriteria yang sama dengan sampel utama. Hasil jawaban uji coba kuisioner tersebut dihitung dengan uji validitas dan uji reliabilitas.

1. Uji Validitas

Validitas adalah keadaan yang menggambarkan tingkat kevalidan atau kesahihan dari suatu instrumen (Arikunto, 1989: 160). Untuk mengetahui tingkat validitas kuisioner digunakan rumus korelasi product moment dengan formula sebagai berikut: } ) ( }( ) ( { ) )( ( 2 2 2 2 Y Y n X X n Y X XY n rXY            Keterangan:

rXY = Koefisien korelasi X dengan Y

X = Nilai skor per butir pertanyaan

Y = Total nilai skor seluruh pertanyaan

n = besar sampel

Proses perhitungan data dengan rumus korelasi product moment tersebut menggunakan program SPSS 13.0. Hasil perhitungan uji validitas dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Hasil Uji Validitas Kuisioner untuk 30 Sampel Responden Pra Riset No Variabel No. Soal r hitung r tabel Kesimpulan

1 X1 1 0,779 0,361 Valid 2 0,789 0,361 Valid 3 0,871 0,361 Valid 4 0,750 0,361 Valid 2 X2 1 0,657 0,361 Valid 2 0,818 0,361 Valid 3 0,651 0,361 Valid 3 X3 1 0,769 0,361 Valid 2 0,752 0,361 Valid 3 0,755 0,361 Valid 4 0,730 0,361 Valid 4 X4 1 0,612 0,361 Valid 2 0,730 0,361 Valid 3 0,755 0,361 Valid 5 Y 1 0,691 0,361 Valid 2 0,703 0,361 Valid 3 0,826 0,361 Valid 4 0,822 0,361 Valid 5 0,724 0,361 Valid

Sumber: Data diolah, 2010

Tabel 3 memperlihatkan bahwa seluruh pertanyaan yang ada dalam kuisioner memiliki nilai koefisien korelasi product moment lebih besar dari yang signifikan pada tingkat alpha 0,01. Hal ini berarti seluruh pertanyaan dikatakan valid dan siap digunakan sebagai instrumen penelitian.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas merupakan tingkat kehandalan alat ukur (kuesioner). Kuesioner yang reliabel adalah kuesioner yang apabila dicocokan berulang-ulang pada kelompok yang sama akan menghasilkan data yang sama. Cara mengukurnya dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach dengan formula sebagai berikut:

41 2 2 11 1 1 t b x k k r       Keterangan :

r

11 = Reliabilitas Instrumen

k = Banyaknya butir pertanyaan atau soal b2 = Jumlah varians butir pertanyaan t2 = Varians Total

Hasil perhitungan reliabilitas instrumen diuji menggunakan tabel r pada taraf signifikan 5 persen dengan kriteria instrumen dinyatakan reliabel bila nilai r

hitung lebih besar dari r tabel. Proses perhitungan data dengan rumus Alpha Cronbach menggunakan program SPSS 13.0. Hasil perhitungan uji reliabilitas dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Hasil Uji Reliabilitas Kuisioner untuk 30 Sampel Responden Pra Riset

No Variabel r hitung r tabel Kesimpulan

1 X1 0,805 0,361 Reliabel

2 X2 0,511 0,361 Reliabel

3 X3 0,742 0,361 Reliabel

4 X4 0,470 0,361 Reliabel

5 Y 0,807 0,361 Reliabel

Sumber: Data diolah, 2010

Tabel 3 memperlihatkan bahwa nilai-nilai r lebih besar dari pada variabel terikat sebesar 0,890 lebih besar dari nilai r tabel sebesar 0,361 pada taraf signifikan 5 persen yang berarti berarti seluruh pertanyaan dikatakan reliabel dan siap digunakan sebagai instrumen penelitian.

J. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data penelitian ini menggunakan model analisis regresi linier berganda dengan rumus:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + et

Keterangan:

Y = Minat beli konsumen

a = konstanta b = koefisien regresi X1 = periklanan X2 = promosi penjualan X3 = penjualan perorangan X4 = publisitas et = kesalahan pengganggu

Proses perhitungan rumus regresi linier berganda tersebut menggunakan melalui program SPSS 13.0.

1. Uji Asumsi Klasik

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah model estimasi telah memenuhi kriteria ekometrik dalam arti tidak terjadi penyimpangan yang cukup serius dari asumsi-asumsi yang diperlukan.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Model yang baik

43 adalah memiliki distribusi normal atau mendekati normal (Gujarati, 2003:102). Untuk mengujinya akan digunakan alat uji normalitas, yaitu dengan melihat

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual. Dasar pengambilan keputusan Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual adalah:

1) Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

2) Jika data menyebar jauh dan garis diagonal atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas (Santoso, 2000:214).

Berdasarkan hasil perhitungan analisis regresi linier berganda dengan Program SPSS 13.0 dapat diketahui hasil uji normalitas melalui Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual yang dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4. Hasil Uji Normalitas melalui Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

Gambar 4 memperlihatkan bahwa data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, sehingga berdasarkan kriteria pengujian dapat disimpulkan bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas

b. Uji Autokorelasi

Autokorelasi yaitu terjadinya korelasi (hubungan) diantara anggota- anggota sampel pengamatan yang diurutkan berdasarkan waktu. Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah di setiap model regresi ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode sebelumnya (t-1). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Untuk mengetahui apakah terjadi atau tidak terjadi autokorelasi dalam suatu model regresi, digunakan Durbin-Watson test dengan angka signifikan pada 0,05. Jika nilai DW terletak diantara du dan 4-du (du<DW<4-du), maka autokorelasi sama dengan nol dan dapat diartikan tidak ada autokorelasi (Gujarati, 2003:420). Nilai du

merupakan batas atas data yang diperoleh dari tabel DW statistik yang terletak pada perpotongan antara baris yang menunjukkan jumlah pengamatan dengan kolom yang memuat jumlah variabel bebas.

Berdasarkan hasil perhitungan analisis regresi linier berganda dengan Program SPSS 13.0 diketahui nilai uji autokorelasi yang ditampilkan dari nilai

Durbin-Watson dan hasilnya dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Hasil Uji Autokorelasi

DW Du 4-du Keterangan

1,910 1,755 2,245 Signfikan pada alpha 0,05

45 Tabel 5 memperlihatkan bahwa nilai DW (1,910) terletak diantara nilai dU

(1,755) dan nilai 4-dU (2,245), sehingga berdasarkan kriteria pengujian dapat disimpulkan tidak ada autokorelasi antarvariabel bebas dalam model regresi secara signifikan pada tingkat alpha 0,05.

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas adalah untuk melihat apakah terdapat ketidaksamaan varians dari residual satu ke pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang memenuhi persyaratan adalah di mana terdapat kesamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap atau disebut homoskedastisitas. Untuk mengetahui apakah terjadi atau tidak terjadi heteroskedastisitas dalam suatu model regresi yaitu dengan melihat grafik

scatterplot (Santoso, 2000: 210). Dasar pengambilan keputusannya adalah:

1) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik (point-point) yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang), maka telah terjadi heteroskedastisitas.

2) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

Berdasarkan hasil perhitungan analisis regresi linier berganda dengan Program SPSS 13.0 dapat diketahui hasil uji heteroskedastisitas melalui grafik

Gambar 5. Hasil Uji Heteroskedastisitas melalui Scatter Plot

Sumber: Data diolah, 2010

Gambar 5 memperlihatkan bahwa tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, sehingga berdasarkan kriteria pengujian dapat disimpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas dalam model regresi.

d. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas adalah untuk melihat ada atau tidaknya korelasi yang tinggi antara variabel-variabel bebas dalam suatu model regresi linear berganda (Gujarati, 2003:328). Jika ada korelasi yang tinggi di antara variabel-variabel bebasnya, maka hubungan antara variabel bebas terhadap variabel terikatnya menjadi terganggu. Untuk melihat apakah ada multikolinearitas dalam penelitian ini, maka akan dilihat dari Variance Inflation Factor (VIF) dan Tolerance. Pedoman suatu model regresi yang bebas multikolinearitas adalah:

47 2) Mempunyai angka tolerance dibawah angka 1.

Berdasarkan hasil perhitungan analisis regresi linier berganda dengan Program SPSS 13.0 diketahui nilai uji multikolinearitas yang ditampilkan dari nilai Tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor) dan hasilnya dapat dilihat pada Tabel 6

Tabel 6. Hasil uji multikolinearitas

Variabel Collinierity Statistic

Tolerance VIF

Periklanan (X1) 0,770 1,299

Promosi Penjualan (X2) 0,763 1,311

Penjualan Perorangan (X3) 0,575 1,738

Publisitas (X4) 0,537 1,861

Sumber: Data diolah, 2010

Tabel 6 memperlihatkan bahwa seluruh nilai Tolerance berada di bawah angka 1 dan seluruh nilai VIF di bawah angka 2, sehingga berdasarkan kriteria pengujian dapat disimpulkan model regresi bebas dari multikolinearitas.

2. Uji Hipotesis

a. Uji parsial

Uji parsial dilakukan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel bebas secara sendiri-sendiri terhadap variabel terikat dengan menggunakan uji t

pada tingkat kepercayaan 95 persen dengan derajat kebebasan (dk) = n - k - 1. Besaran pengaruh parsial masing-masing variabel bebas akan dilihat dari hasil pemangkatan nilai koefisien korelasi parsialnya.

b. Uji Keseluruhan

Uji keseluruhan dilakukan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikat dengan menggunakan uji F pada tingkat kepercayaan 95 persen dengan derajat kebebasan (dk1) = k - 1 dan (dk2) = n - k - 1. Besaran pengaruh keseluruhan variabel bebas

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Fisip Unila

1. Sejarah

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) merupakan salah satu fakultas yang ada di Universitas Lampung (Unila). FISIP Unila secara resmi berdiri tanggal 15 November 1995 tahun 1995 berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 0333/O/1995 tentang Pembukaan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Progrom studi yang diberikan pada awal pendirian adalah Program Studi Sosiologi dan Ilmu Pemerintahan. Kemudian pada tahun 1997 berdiri Program Studi Ilmu Komunikasi.

Seiring dengan semakin berkembangnya kebutuhan masyarakat terhadap tenaga kerja terampil, maka sejak tahun akademik 1998/1999 FISIP Unila membuka Program Diploma 3 yaitu Administrasi Perkantoran, Hubungan Masyarakat, dan Perpustakaan, Dokumentasi dan Informasi. Pada tahun yang sama, FISIP Unila juga kembali membuka program studi strata satu yaitu Ilmu Administrasi Negara dan Ilmu Administrasi Niaga. Kemudian, pada tahun 2002 FISIP Unila membuka program ekstensi non reguler strata satu yaitu Program Studi Sosiologi, Ilmu Pemerintahan, dan Ilmu Komunikasi. (Unila, 2008:5)

2. Filosopi

Filosopi FISIP Unila merupakan dasar pertimbangan dalam memilih alternatif, gerakan, dan langkah dalam mewujudkan Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu:

a. Berorientasi pada kepuasan pelanggan

b. Bertumpu pada organisasi dan menejemen yang profesional c. Peningkatan kualitas secara berkelanjutan

d. Bekerja berdasarkan perencanaan top down-bottom up

e. Lingkungan kerja yang kondusif (Unila, 2008:6)

3. Visi dan Misi

a. Visi

Mengacu pada Visi Universitas Lampung dan kondisi nyata yang ada di FISIP Unila, maka visi FISIP Unila 2001--2010 adalah “Terwujudnya FISIP sebagai lembaga pendidikan yang mandiri, pusat pengembangan ilmu-ilmu sosial, terakreditasi tinggi (A), menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas, berdaya saing tinggi, mandiri, berbudaya, dan mampu menerangkan, memprediksi, dan mengarahkan proses perubahan sosial”. (Unila, 2008:7)

b. Misi

Dalam rangka mencapai visi di atas, FISIP Unila memiliki misi antara lain:

51 1. Menyelenggarakan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat yang berkualitas serta mendukung pelaksanaan dan memenuhi kebutuhan masyarakat

2. Membentuk insan akademik yang beretika, profesional, dan mengembangkan kultur akademik yang kondusif dan dinamis.

3. Menambah dan meningkatkan prasarana dan sarana serta mengembangkan manajemen pendidikan tinggi yang profesional.

4. Menggalang kerja sama kemitraan strategis dengan pihak lain. (Unila, 2008:7)

4. Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai FISIP Unila adalah:

1. Menghasilkan lulusan yang berkualtas, beretikam bermoral, berdaya saing tinggi, serta memiliki kepekaan terhadap perubahan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta masalah-masalah sosial.

2. Mengamalkan ilmu pengetahuan melalui pendidikan, riset dan pengabdian untuk mendukung pelaksanaan pembangunan dan pemenuhan kebutuhan mastarakat.

3. Melakukan evaluasi diri dan meningkatkan akreditasi semua jurusan/program studi yang ada di lingkungan FISIP.

4. Mengembangkan budaya akademis dan menciptakan suasana yang kondusif, dinamis, dan demokratis.

5. Mengembangkan jaringan kerjasama kemitraan dengan semua pihak (Unila, 2008:7)

5. Organisasi

Organisasi FISIP Unila dipimpin oleh seorang Dekan yang dibantu oleh Pembantu Dekan I, Pembantu Dekan II, dan Pembantu Dekan III. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Organisasi FISIP Unila

Kepengurusan Pejabat

Pimpinan Dekan

Pembantu Dekan I Pembantu Dekan II Pembantu Dekan III Pelaksana Administratif Kabag Tata Usaha

Kabag Kepegawaian Kasubbag Pendidikan Kasubbag Kemahasiswaan

Kasubbag Perlengkapan dan Umum Pelaksana Akademik Ketua Jurusan Pemerintahan

Ketua Jurusan Sosiologi

Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi Ketua Jurusan Administrasi Negara Ketua Jurusan Administrasi Binsis Ketua Prodi Administrasi Perkantoran Ketua Prodi Kehumasan

Ketua Prodi Pusdokinfo

Pelaksana Penunjang Ketua Laboratorium Pemerintahan Ketua Laboratorium Sosiologi

Ketua Laboratorium Ilmu Komunikasi Ketua Laboratorium Administrasi Negara Ketua Laboratorium Administrasi Bisnis Sumber: Unila, 2008:8

6. Kemahasiswaan

FISIP Unila memiliki beberapa organisasi kemahasiswaan yang disediakan sebagai wadah pengembangan kemampuan mahasiswa berorganisasi, yaitu:

53 1. Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM)

2. Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM)

3. Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) : LPM Republica, LSSP Cendekia, FSPI, Cakrawala

4. Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ): Pemerintahan, Sosiologi, Komunikasi, Administrasi Negara, Administrasi Bisnis.

5. Himpunan Mahasiswa Diploma (HMD): Administrasi Perkantoran, Kehumasan, dan Puskodikinfo.

(Unila, 2008:10)

7. Tenaga Kependidikan

Tenaga kependidikan di FISIP Unila meliputi:

a. Dosen yaitu seseorang yang berdasarkan pendidikan dan keahliannya diangkat oleh Unila dengan tugas mengajar di Unila. Saat ini FISIP Unila memiliki 104 dosen yang tersebar dalam Jurusan Sosiologi sebanyak 22 orang, Pemerintahan 23 orang, Komunikasi 22 orang, Administrasi Negara 18 orang dan Administrasi Bisnis 19 orang.

b. Tenaga administrasi adalah tenaga pelaksana administrasi baik administrasi umum dam keuangan maupun akademik. Saat ini FISIP Unila memiliki 26 orang tenaga administrasi.

(Unila, 2008:11)

8. Mahasiswa

Mahasiswa FISIP Unila tersebar ke dalam 5 jurusan program strata satu dan 3 program diploma tiga. Khusus untuk program strata satu reguler, hingga

saat ini jumlah mahasiswa FISIP Unila mencapai 1.731 orang yang meliputi Jurusan Administrasi Bisnis sebanyak 317 orang, Administrasi Negara sebanyak 322 orang, Komunikasi sebanyak 384 orang, Pemerintahan sebanyak 370 orang, dan Sosiologi sebanyak 338 orang. (Unila, 2008:12)

B. Karakteristik Responden

Responden penelitian ini adalah mahasiswa S1 Reguler FISIP Unila berjenis kelamin laki-laki yang terdaftar pada SIAKAD Online Universitas Lampung tahun 2010, dengan total sampel yang diambil sebanyak 93 orang.

1. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Hasil perhitungan distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan usia dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Usia Frekuensi Proporsi

(Tahun) (orang) (persen)

20 24 25,81 21 17 18,28 22 14 15,05 23 15 16,13 24 11 11,83 25 12 12,90 Total 93 100,00

Sumber: Data diolah, 2010

Tabel 8 memperlihatkan bahwa karakteristik responden berdasarkan usia berkisar antara 20 tahun sampai 25 tahun dengan proporsi usia terbesar berada pada kelompok usia 20 tahun sebesar 25,81 persen, sedangkan yang terendah berada pada kelompok usia 24 tahun sebesar 11,83 persen.

55

2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jurusan

Hasil perhitungan distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan jurusan dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Jurusan

Jurusan Frekuensi Proporsi

(orang) (persen) Administrasi Bisnis 21 22,58 Administrasi Negara 19 20,43 Komunikasi 20 21,51 Sosiologi 16 17,20 Pemerintahan 17 18,28 Total 93 100,00

Sumber: Data diolah, 2010

Tabel 9 memperlihatkan bahwa dari lima jurusan yang ada di FISIP Unila yaitu Administrasi Bisnis, Adminstrasi Negara, Komunikasi, Sosiologi, dan Pemerintahan, proporsi karakteristik responden berdasarkan jurusan terbesar berada pada jurusan Administrasi Bisnis sebanyak 22,58 persen, sedangkan terendah pada jurusan Sosiologi sebanyak 17,20 persen.

3. Karakteristik Responden Berdasarkan Angkatan

Hasil perhitungan distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan angkatan dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Angkatan

Angkatan Frekuensi Proporsi

(Tahun) (orang) (persen)

2005 20 21,51 2006 18 19,35 2007 19 20,43 2008 21 22,58 2009 15 16,13 Total 93 100,00

Tabel 10 memperlihatkan bahwa proporsi karakteristik responden berdasarkan angkatan terbesar berada pada angkatan 2008 sebanyak 22,58 persen, diikuti angkatan 2005 sebanyak 21,51 persen, angkatan 2007 sebanyak 20,43 persen, angkatan 2006 sebanyak 19,35 persen dan angkatan 2009 sebanyak 16,13 persen.

C. Distribusi Jawaban Responden

Distribusi frekuensi jawaban responden dikelompokkan berdasarkan variabel penelitian yaitu periklanan (X1), promosi penjualan (X2), penjualan perorangan (X3), publisitas (X4), dan minat beli konsumen (Y) yang hasilnya akan diuraikan sebagai berikut:

1. Periklanan

Variabel periklanan memiliki empat indikator pertanyaan yaitu (1) iklan Clas Mild di televisi, (2) iklan Clas Mild di radio, (3) iklan Clas Mild di surat kabar, dan (4) iklan Clas Mild di Billboard. Berikut diuraikan hasil distribusi frekuensi jawaban responden berdasarkan empat indikator tersebut:

a. Iklan Clas Mild di televisi

Hasil distribusi frekuensi jawaban responden tentang tayangan iklan Clas Mild di televisi dapat dililhat pada Tabel 11.

57 Tabel 11. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden tentang Pernyataan terhadap

Iklan Clas Mild di Televisi

Jawaban Frekuensi Proporsi Bobot Nilai Bobot

(orang) (persen) (Frekuensi x bobot)

Sangat Setuju 27 29,03 5 135

Setuju 44 47,31 4 176

Ragu-Ragu 13 13,98 3 39

Tidak Setuju 8 8,60 2 16

Sangat Tidak Setuju 1 1,08 1 1

Total 93 100,00 367

Sumber: data diolah, 2010

Tabel 11 memperlihatkan bahwa total nilai bobot pernyataan iklan Clas Mild di televisi sebesar 367. Dari 93 orang responden, sebanyak 29,03 persen menyatakan sangat setuju, 47,31 persen setuju, 13,98 persen ragu-ragu, 8,60 persen tidak setuju, dan 1,08 persen sangat tidak setuju. Hasil ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden setuju dengan pernyataan menyukai tayangan iklan Clas Mild di televisi karena dalam tayangan tersebut digambarkan suasana konser musik atau olah raga football america yang tidak berjalan akibat terlalu banyak bicara sehingga sesuai dengan tema iklan yang diangkat yaitu “Talk less, Do more”.

b. Iklan Clas Mild di radio

Hasil distribusi frekuensi jawaban responden tentang iklan Clas Mild di radio dapat dililhat pada Tabel 12.

Tabel 12. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden tentang Pernyataan terhadap Iklan Clas Mild di Radio

Jawaban Frekuensi Proporsi Bobot Nilai Bobot

(orang) (persen) (Frekuensi x bobot)

Sangat Setuju 12 12,90 5 60

Setuju 35 37,63 4 140

Ragu-Ragu 28 30,11 3 84

Tidak Setuju 15 16,13 2 30

Sangat Tidak Setuju 3 3,23 1 3

Total 93 100,00 317

Tabel 12 memperlihatkan bahwa total nilai bobot pernyataan iklan Clas Mild di radio sebesar 317. Dari 93 orang responden, sebanyak 12,90 persen menyatakan sangat setuju, 37,63 persen setuju, 30,11 persen ragu-ragu, 16,13 persen tidak setuju, dan 3,23 persen sangat tidak setuju. Hasil ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden setuju dengan pernyataan menyukai iklan Clas Mild di radio dimana dalam iklan Clas Mild di radio juga diperdengarkan suasana konser musik atau olah raga football america yang tidak jalan-jalan akibat terlalu banyak bicara sehingga sesuai dengan tema iklan yang diangkat yaitu “Talk less, Do more”.

c. Iklan Clas Mild di Surat Kabar

Hasil distribusi frekuensi jawaban responden tentang tayangan iklan Clas Mild di surat kabar dapat dililhat pada Tabel 13.

Tabel 13. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden tentang Pernyataan terhadap Iklan Clas Mild di Surat Kabar

Jawaban Frekuensi Proporsi Bobot Nilai Bobot

(orang) (persen) (Frekuensi x bobot)

Sangat Setuju 11 11,83 5 55

Setuju 39 41,94 4 156

Ragu-Ragu 29 31,18 3 87

Tidak Setuju 11 11,83 2 22

Sangat Tidak Setuju 3 3,23 1 3

Total 93 100,00 323

Sumber: data diolah, 2010

Tabel 13 memperlihatkan bahwa total nilai bobot pernyataan iklan Clas Mild di surat kabar sebesar 323. Dari 93 orang responden, sebanyak 11,83 persen menyatakan sangat setuju, 41,94 persen setuju, 31,18 persen ragu-ragu, 11,83 persen tidak setuju, dan 3,23 persen sangat tidak setuju. Hasil ini menunjukkan

59 bahwa sebagian besar responden setuju dengan pernyataan menyukai iklan Clas Mild di surat kabar dimana gambar yang ditampilkan dalam ukuran diatas setengah halaman koran, suasana konser musik atau olah raga football america

yang tidak jalan-jalan akibat terlalu banyak bicara sehingga sesuai dengan tema iklan yang diangkat yaitu “Talk less, Do more”.

d. Iklan Clas Mild di Billboard

Hasil distribusi frekuensi jawaban responden tentang iklan Clas Mild di

billboard dapat dililhat pada Tabel 14.

Tabel 14. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden tentang Pernyataan terhadap Iklan Clas Mild di Billboard

Jawaban Frekuensi Proporsi Bobot Nilai Bobot

(orang) (persen) (Frekuensi x bobot)

Sangat Setuju 19 20,43 5 95

Setuju 44 47,31 4 176

Ragu-Ragu 20 21,51 3 60

Tidak Setuju 4 4,30 2 8

Sangat Tidak Setuju 6 6,45 1 6

Total 93 100,00 345

Sumber: data diolah, 2010

Tabel 14 memperlihatkan bahwa total nilai bobot pernyataan iklan Clas Mild di billboard sebesar 323. Dari 93 orang responden, sebanyak 20,43 persen menyatakan sangat setuju, 47,31 persen setuju, 21,51 persen ragu-ragu, 4,30 persen tidak setuju, dan 6,45 persen sangat tidak setuju. Hasil ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden setuju dengan pernyataan menyukai iklan Clas Mild di billboard dimana iklan Clas Mild yang ditampilkan tentang suasana konser musik atau olah raga football america yang tidak jalan-jalan akibat terlalu

banyak bicara tersebut, diletakkan pada beberapa tempat papan reklame yang berukuran besar.

Rangkuman nilai bobot seluruh pertanyaan variabel periklanan dapat dilihat pada Tabel 15.

Tabel 15. Rangkuman nilai bobot seluruh pertanyaan variabel periklanan.

No Bobot Soal 1 367 2 317 3 323 4 345

Sumber: data diolah, 2010

Dokumen terkait