• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

K. Minat Beli Konsumen

perusahaan juga harus terus menerus mengembangkan produknya.

Iklan, kualitas dan harga suatu produk merupakan suatu hal yang harus dipertimbangkan oleh produsen dalam menciptakan suatu produ k. Karena hal-hal tersebut merupakan hal-hal yang sangat mempengaruhi minat beli konsumen terhadap suatu produk, dalam hal ini produk oli Top One. Dengan melihat hal itu, maka perusahaan harus cermat dalam mengamati bahwa strategi yang ditetapkan untuk periklanan, penetapan harga, kualitas suatu produk tidaklah sama dan berbeda-beda tergantung dari prilaku konsumen dan karakteri stik konsumen dalam melakukan pembelian.

Pada hakikatnya seorang pembeli sesuatu bukanlah hanya sekedar ingin memiliki sesuatu tersebut. Seseorang mengkonsumsi barang atau jasa karena barang atau jasa tersebut dapat mereka pergunakan sebagai alat untuk memuaskan kebutuhan atau keinginannya, dengan kata lain seseorang membeli barang atau jasa bukanlah hanya sekedar karena fisik dari barang itu semata -mata, melainkan karena manfaat yang ditimbulkan olehnya. Oleh sebab itu prod usen harus mampu mempertahankan kualitas dan manfaat produk dalam suatu merek, serta perlunya perhatian terhadap harga yang ditawarkan dari suatu produk atau jasa untuk bertahan dalam persaingan, terutama untuk merek yang telah lama dikenal oleh masyarakat.

Saat ini telah banyak produk oli yang mempunyai ciri fisik yang hampir sama dengan produk oli Top One, dengan menampilkan iklan yang boleh dikatakan memberikan tawaran -tawaran dan persaingan yang ketat terhadap oli ini, maka dalam penelitian ini penu lis akan meneliti mengenai iklan, kualitas, dan harga oli Top One. Berangkat Dari keadaan diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian terhadap masalah tersebut, untuk itu penulis mengambil judul “Pengaruh Iklan, Kualitas dan Harga produk Oli Top One terhadap Minat Beli Konsumen”. Studi pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah iklan, kualitas, dan harga produk berpengaruh secara simulta n terhadap Minat Beli konsumen ?

2. Apakah iklan, kualitas, dan harga produk berpengaruh secara parsial terhadap Minat Beli konsumen ?

C. Batasan Masalah

Dalam penelitian ini hanya akan dibahas tiga faktor yang mempengaruhi minat beli konsumen yaitu iklan, kualitas, harga produk dan faktor lain yang mempengaruhi minat beli produk tidak akan dibahas.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui pengaruh secara simultan iklan, kualitas dan harga produk terhadap minat beli konsumen.

2. Untuk mengetahui pengaruh secara parsial iklan, kualitas dan harga produk terhadap minat beli konsumen.

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan tambahan referensi bagi perusahaan Oli Top One. Sehingga perusahaan nantinya dapat merencanakan strategi pemasaran produk yang lebih baik dimasa yang akan datang.

2. Bagi Universitas

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan referensi di perpustakaan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan dapat digunakan untuk menambah pengetahuan pembaca.

3. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapakan dapat menambah pengetahuan dan pengalaman penulis serta dapat membandingkan pengetahuan yang telah diperoleh penulis selama studi dengan keadaan nyata atau riil.

BAB II LANDASAN TEORI A. Pemasaran

1. Pengertian Pemasaran

Dari sejumlah definisi pemasaran yang ditawarkan, dapat dibedakan antara definisi sosial dan definisi manajerial. Definisi sosial menunjukkan peran yang dimainkan oleh pemasaran di masyarakat. Seorang pemasar mengatakan bahwa peran pemasaran adalah

“menghasilkan standar hidup yang lebih tinggi”. Berikut ini ada sebuah

definisi sosial yang sesuai, yaitu pemasaran adalah suatu proses sosial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain (Kotler, 2000:9).

Untuk definisi manajerial, pemasaran sering digambarkan

sebagai “seni menjual produk”. Akan tetapi, orang heran ketika mereka

mendengar bahwa bagian yang paling penti ng dari pemasaran adalah bukan penjualan. Penjualan itu hanya merupakan puncak kecil gunung es pemasaran. Peter Drucker (dalam Kotler, 2000 : 9) mengatakan bahwa orang dapat mengasumsikan bahwa akan selalu ada kebutuhan akan penjualan. Akan tetapi, tujuan pemasaran bukan untuk memperluas penjualan hingga kemana -mana. Tujuan pemasaran adalah untuk mengetahui dan memahami pelanggan sedemikian rupa sehingga produk atau jasa itu cocok dengan pelanggan dan selanjutnya menjual dirinya

sendiri. Idealnya, pemasaran hendaknya menghasilkan seorang pelanggan yang siap untuk membeli. Semua yang dibutuhkan selanjutnya adalah menyediakan produk atau jasa itu.

2. Manajemen Pemasaran

Apabila manajemen pemasaran melakukan pekerjaannya dengan baik dalam mengidentifikasikan kebutuhan konsumen, mengembangkan produk dan menetapkan harga secara tepat, mendistribusikan dan mempromosikan secara efektif, maka akan sangat mudah menjual barang-barang hasil produksi perusahaan. Kegiatan pemasaran ini haruslah di koordinasikan dan dikelola dengan cara yang baik. Dalam perusahaan, dikenal istilah manajemen pemasaran yang menurut Kotler (1990:7) adalah analisis, perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian atas program yang dirancang untuk menciptakan, membentuk dan mempertahankan pertukaran yang menguntungkan dengan pembeli sasaran untuk maksud mencapai tujuan -tujuan organisasional.

Jadi manajemen pemasaran dapat dirumuskan sebagai suatu proses manajemen yang meliputi penganalisaan, perencanaan, penerapan dan pengawasan kegiatan p emasaran yang dilakukakan oleh perusahaan.

B. Konsep Pemasaran

Konsep Pemasaran adalah falsafah bisnis yang muncul untuk menantang konsep-konsep sebelumnya. Walaupun mempunyai sejarah yang panjang, prinsip-prinsip pokoknya baru sepenuhnya terwujud pada pertengahan tahun 1950 -an.

Menurut Kotler (2000:22) konsep pemasar an mengatakan bahwa kunci untuk mencapai tujuan organisasi terdiri dari penentuan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran serta memberikan kepuasan yang diharapkan secara lebih efektif dan efisien dibandingkan para pesaing.

Konsep pemasaran telah diungkapk an dengan berbagai cara : 1. Temukan keinginan pasar dan penuhilah

2. Buatlah apa yang dapat dijual dan jangan berusaha menjual apa yang dapat anda buat

3. Cintailah pelanggan, bukan produk anda 4. Lakukanlah menurut cara anda

5. Andalah yang menentukan

6. Melakukan segalanya dalam batas kemampuan kami untuk menghargai uang pelanggan yang sarat dengan nilai, mutu dan kepuasan.

Theodore Levitt dari Harvard (dalam Kotler, 2000 : 22) menggambarkan perbedaan pemikiran yang kontras anrtara konsep penjualan dan pemasaran, yaitu penjualan berfokus pada kebutuhan penjual, sedangkan pemasaran berfokus pada kebutuhan pelanggan. Penjualan memberi perhatian pada kebutuhan penjual untuk mengubah produknya menjadi uang tunai, sedangkan pemasaran mempunyai gagasan untuk

memuaskan kebutuhan pelanggan lewat sarana -sarana produk dan keseluruhan kelompok barang yang dihubungkan dengan hal menciptakan, menyerahkan dan akhirnya mengkonsumsinya.

C. Merek (Brand)

Merek adalah nama, istilah, tanda, simbol atau rancangan, atau kombinasi dari semua ini yang dimaksud untuk mengidentifikasi (Kotler dan Armstrong, 2001:357). Nama merek (brand name) diperlukan untuk membedakan dalam memasarkan produk hasil suatu pabrik ya ng satu dengan pabrik yang lainnya. Dalam perkembangan bisnis yang sangat pesat ini nama merek semakin menduduki peranan yang besar. Seringkali nama merek tertentu digunakan sebagai penilai kualitas produk perusahaan oleh banyak pembeli. Merek dapat digolo ngkan atas dasar beberapa hal, yaitu (Kotler dan Armstrong, 2001:357) :

1. Dasar pemilikan

a. Merek produsen yakni merek yang dimiliki oleh produsen. b. Merek distributor yakni merek yang dimiliki oleh distributor. 2. Dasar geografis

a. Merek nasional yaitu merek yang berlaku secara nasional.

b. Merek internasional yaitu merek yang berlaku untuk internasional c. Merek regional yaitu merek yang hanya berlaku untuk daerah tertentu

3. Dasar pentingnya merek

a. Merek primer adalah merek untuk produk yang berkualitas tinggi dan biasanya untuk kepentingan promosi.

b. Merek sekunder adalah merek yang diciptakan untuk tujuan tertentu atau sering juga digunakan untuk menjual produk yang berkualitas rendah.

4. Atas dasar banyaknya produk yang menggunakan merek. Merek dalam hal ini digolongkan menjadi:

a. Merek individual adalah merek untuk satu macam produk saja. b. Merek kelompok adalah merek untuk beberapa produk (family).

Bagi konsumen, masalah mer ek merupakan hal yang pokok sebelum memutuskan untuk membeli barang, kebanyakan konsumen yang akan membeli cenderung mengutamakan pada merek dagang yang sudah terkenal, apalagi menyangkut kualitas produk yang akan dibeli. Terkadang harga sering kurang diperhatikan oleh konsumen yang tertarik dan fanatik terhadap suatu merek dagang yang sudah terkenal.

Bagi perusahaan dengan digunakannya merek dagang, diharapkan agar konsumen mempunyai kesan positif terhadap barang yang dihasilkannya. Merek atau sering diken al dengan istilah Brand oleh American Marketing Association (dalam Ifnu, 1997:37) dirumuskan sebagai berikut :

Brand adalah suatu nama, istilah, simbol atau desain atau kombinasinya, yang dimaksudkan untuk memberi tanda pengnenal barang atau jasa dari seseorang atau sekelompok penjual dan untuk membedakannya dari barang -barang yang dihasilkan oleh pesaing.

D. Perilaku Konsumen

American marketing Association (dalam O lson dan Peter,1999:6-9)

mendefinisikan prilaku konsumen sebagai “interaksi dinamis antara

pengaruh dan kognisi, p erilaku, dan kejadian disekitar kita dimana manusia melakukan aspek pertukaran dalam hidup mere ka”. Paling tidak ada tiga ide penting dalam definisi diatas:

1. Perilaku konsumen adalah dinamis

Pertama, definisi diatas menekankan bahwa perilaku konsumen itu dinamis. Ini berarti bahwa seorang konsumen, grup konsumen, serta masyarakat luas selalu berubah dan bergerak sepanjang waktu.

Dalam hal pengembangan strategi pemasaran, sifat dinamis perilaku konsumen menyiratkan bahwa seseorang tidak boleh berharap bahwa suatu strategi pemasaran yang sama dapat memberikan hasil yang sama disepanjang waktu, pasar, dan industri. Disamping itu, suatu strategi yang berhasil pada titik tertentu dapat saja gagal t otal dititik yang lain. Dengan demikian, sifat dinamis perilaku konsumen adalah hal yang membuat pengembangan strategi pemasaran menjadi tugas yang menarik maupun menantang.

2. Perilaku Konsumen Melibatkan Interaksi.

Hal kedua yang ditekankan dari defini si perilaku konsumen adalah keterlibatan interaksi antara pengaruh dan kognisi, perilaku, dan kejadian disekitar. Ini berarti bahwa untuk memahami konsumen dan mengembangkan strategi pemasaran yang tepat kita harus memahami apa yang mereka pikirkan (kognis i) dan mereka rasakan (pengaruh), apa

yang mereka lakukan (perilaku), dan apa serta dimana (kejadian disekitar) yang mempengaruhi serta dipengaruhi oleh apa yang dipikirkan, dirasa, dan dilakukan konsumen.

3. Perilaku Konsumen Melibatkan Pertukaran

Hal terakhir yang ditekankan dalam perilaku konsumen dalam definisi perilaku konsumen adalah pertukaran diantara para individu. Hal ini membuat definisi perilaku konsumen tetap konsisten dengan definsi pemasaran yang sejauh ini juga menekankan pertukaran. Kenya taannya, peran pemasaran adalah untuk menciptakan pertukaran dengan konsumen melalui formulasi dan penerapan strategi pemasaran.

E. Iklan

1. Pengertian Periklanan

Apa yang di sebut sebagai pemasaran (marketing) sebenarnya lebih dari sekedar mendistribus ikan barang dari para produsen pembuatnya kepada para konsumen pemakainya. Pemasaran sesungguhnya meliputi semua tahapan, yakni mulai dari penciptaan produk hingga kepelayanan purna jual setelah transaksi penjualan itu sendiri terjadi. Salah satu tahapan d alam pemasaran tersebut adalah periklanan. Tahapan-tahapan tersebut bagaikan mata rantai yang saling berhubungan dan jalinannya akan terputus jika salah satu mata rantai itu lemah. Dengan demikian, periklanan merupakan tahap yang sangat penting, sama pentingnya dengan mata rantai yang lain dari proses pemasaran. Keberhasilan mata rantai yang satu sangat menentukan keberhasilan yang lain (Jefkins,1997:1).

Sedangkan Praktisi Periklanan Inggris (dalam Jefkins,1997:5) mendefinisikan istilah periklanan merupakan pesan-pesan penjualan yang paling persuasif yang diarahkan kepada para calon pembeli yang paling potensial atas produk barang atau jasa tertentu dengan biaya yang semurah-murahnya.

Strategi pemasaran banyak berkaitan dengan komunikasi. Periklanan merupakan salah satu bentuk khusus komunikasi untuk memenuhi fungsi pemasaran. Untuk dapat menjalankan fungsi pemasaran, maka apa yang harus dilakukan dalam kegiatan periklanan tentu saja harus lebih dari sekedar memberikan informasi kepada khalayak. Periklanan ha rus mampu membujuk khalayak ramai agar berperilaku sedemikian rupa sesuai dengan strategi pemasaran perusahaan untuk mencetak penjualan dan keuntungan. Periklanan harus mampu mengarahkan konsumen membeli produk -produk yang oleh departemen pemasaran telah d irancang sedemikian rupa, sehingga diyakini dapat memenuhi kebutuhan atau keinginan pembeli. Singkatnya, periklanan harus dapat mempengaruhi pemilihan dan keputusan pembeli (Jefkins,1997:15).

2. Periklanan Sebagai Proses Komunikasi

Periklanan adalah komun ikasi bukan pribadi yang dijalankan

melalui media yang dibayar atas usaha yang jelas. Istilah ”periklanan” berbeda dengan ”iklan”. Iklan adalah beritanya itu sendiri, sedangkan

periklanan adalah prosesnya, yaitu program kegiatan untuk mempersiapkan berita tersebut dan untuk menyebarluaskan kepada

pasar. Masyarakat perlu diberitahukan tentang siapa (sponsor) yang mensponsori iklan tersebut. Dalam hal ini pembayaran dilakukan oleh sponsor kepada media yang membawa berita tersebut.

Untuk pasar target tertentu, ada enam jenis pokok sasaran periklanan. Masing-masing jenis umumnya paling berguna untuk menerapkan jenis strategi pemasaran tertentu. Karenanya, jika lebih dari satu sasaran ditetapkan, maka penting untuk memastikan bahwa ber bagai sasaran tersebut sesuai dengan strategi pemasaran. Menurut Josep P.G. dan Gordon W. Paul (dalam Kotler, 1997:234), jenis -jenis sasaran tersebut adalah:

a. Kesadaran(Awareness).

Kesadaran akan produk dan pengertian akan konsep dasar produk harus ada sebelum sikap yang diharapkan terhadap merk tertentu dikembangkan. Saran kesadaran ini juga diperlukan bila pelanggan memerlukan informasi tentang bagaimana cara membeli atau bagaimana dapat memperoleh lebih banyak informasi tentang produk.

b. Mengingatkan(Reminder to use).

Untuk produk discresioner (produk yang dibeli secara tidak reguler) yang pola pemakainya tidak tertentu, strategi yang tepat adalah merangsang permintaan primer dengan menaikkan tingkat pemakaian. Peran pokok iklan dalam pelaksanaan strategi ini adalah menggunakan produk atau mena mbah persediaan produk.

Sasaran ini dirancang untuk mendukung strategi permintaan primer guna menarik pemakai baru atau untuk meningkatkan jumlah pemakai. Untuk mencapai sasaran ini, iklan mungkin menunjukkan bagaimana suatu produk dapat dimanfaatkan untuk penggunaan lain -lain (dalam hal bentuk baru) bagaimana produk itu dapat memecahkan masalah pembeli.

d. Mengubah persepsi tentang pentingnya atribut merek

Agar suatu atribut tersebut dalam proses pemilihan oleh pembeli, maka atribut tersebut haruslah penting dan para pembeli harus merasakan bahwa alternatif -alternatif produk yang ada berbeda berdasarkan sejauh mana alternatif -alternatif tersebut mempunyai atribut yang dimaksud. Karenanya, bila suatu produk memili ki atribut yang unik dan bilamana produk tersebut dikaitkan dengan manfaat yang dikehendaki konsumen, maka mungkin akan tepat untuk menetapkan sasaran ini.

e. Mengubah keyakinan tentang merek

Jika suatu atribut sudah dianggap penting, maka pembeli akan meneliti sejauh mana tipe-tipe merek atau produk alternatif memiliki atribut tersebut. Karenanya, sasaran iklan disini adalah meningkatkan nilai produk di mata konsumen dalam hal atribut yang dianggap penting atau mengubah penilaian relatif dari produk -produk pesaing dalam hal atribut tersebut

f. Mengukuhkan sikap

Dengan memberikan keyakinan kepada pelanggan bahwa mere k tersebut terus menerus memberikan tingkat kepuasan tinggi untuk manfaat yang penting. Iklan dapat mengukuhkan sikap dengan demikian juga mempertahankan kesukaan akan merek (brand preference)dan kesetiaan akan merek.

Tujuan periklanan berdasarkan sasara nnya yaitu (Kotler, 1997:236) :

1). Periklanan Informatif

Adalah iklan yang mempunyai sifat menginformasikan dan tujuannya adalah untuk membentuk permintaan pertama.

2). Periklanan Persuasif

Adalah iklan yang bersifat meyakinkan calon konsumen. Iklan ini menjadi penting pada tahap kompetitif, dimana sasaran perusahaan adalah membangun perusahaan selektif. Beberapa periklanan persuasif telah beralih ke jenis periklanan perbandingan atribut spesifik dengan satu atau beberapa merek lain di kelas produk yang sama.

3). Iklan Pengingat

Adalah iklan yang sangat penting bagi produk yang sudah mapan untuk mengingatkan konsumen untuk membeli. Bentuk iklan yang berhubungan dengan ini adalah iklan penguat, yang bertujuan meyakinkan pembeli sekarang bahwa mereka melakukan pilihan yang benar.

Tujuan periklanan yang utama adalah menjual atau meningkatkan penjualan barang, jasa, atau ide. Adanya kegiatan periklanan sering mengakibatkan terjadinya penjualan dengan segera, meskipun banyak juga penjualan yang baru terjadi pada waktu mendatang. Dari segi lain, tujuan periklanan yang riil mengadakan komunikasi secara efektif pada proses periklanan.

F. Kualitas

Salah satu nilai utama yang diharapkan oleh pelanggan dari pemasok adalah kualitas produk dan jasa yang tinggi. Keba nyakan pelanggan tidak lagi bersedia menerima atau mentoleransi kualitas yang biasa -biasa saja. Jika perusahaan ingin bertahan dalam persaingan, apalagi ingin memperoleh laba, mereka tidak mempunyai pilihan lain kecuali meningkatkan kualitas produk yang dijual.

Menurut mantan dirut G.E., John F.Welch, Jr (dalam Ul rich dan Eppinger 2001 : 105) Kualitas merupakan jaminan terbaik bagi kita atas kesetiaan pelanggan, pertahanan terkuat kita dalam menghadapai pesaing asing, dan satu-satunya jalan menuju pertumbuhan dan pendapatan yang langgeng. Hasrat untuk menghasilkan barang-barang terbaik dipasar dunia telah mendorong beberapa Negara dan kelompok Negara untuk memberikan penghargaan kepada perusahaan -perusahaan yang menjadi contoh praktek kualitas terbaik.

Terdapat hubungan yang erat antara kualitas produk dan minat b eli pelanggan. Semakin tinggi level kualitas menyebabkan semakin tinggi kepuasan pelanggan, dan berpotensi untuk menarik minat pelanggan.

Beberapa pakar mendefinisikan kualitas sebagai kesesuaian dengan penggunaan, kesesuaian dengan persyaratan, bebas peny impangan dan sebagainya. Menurut American Society for Quality Control (dalam Ulrich dan Eppinger 2001 : 106), kualitas adalah keseluruhan fitur dan sifat produk atau pelayanan yang berpengaruh pada kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan ata u yang tersirat. Itu jelas merupakan definisi kualitas yang berpusat pada pelanggan.

Para pemasar memainkan beberapa peran dalam membantu perusahaan mereka mendefinisikan dan memberikan barang dan jasa yang berkualitas tinggi kepada para pelanggan sasaran, yaitu :

1. Mereka bertanggung jawab untuk secara benar mengidentifikasi kebutuhan dan tuntutan pelanggan.

2. Mereka harus mengkomunikasikan harapan pelanggan secara benar kepada perancang produk.

3. Mereka harus memastikan bahwa pesanan pelanggan dip enuhi secara benar dan tepat waktu.

4. Mereka harus memastikan bahwa pelanggan telah menerima intruksi, pelatihan, dan bantuan teknis yang tepat dalam penggunaan produk. 5. Mereka harus tetap berhubungan dengan pelanggan setelah penjualan

untuk memastikan bahwa pelanggan tersebut puas dan akan tetap puas. 6. Mereka harus mengumpulkan gagasan pelanggan guna perbaikan produk

dan pelayanan serta memnyampaikan gagasan itu kepada departemen -departemen perusahaan yang tepat.

Jika semua pemasar melakukan kegia tan ini, maka mereka telah banyak menunjang ke manajemen kualitas total dan menyebabkan kepuasan yang akan menarik minat pelanggan.

G. Harga

Harga merupakan pengorbanan riel dan materil yang diberikan oleh konsumen untuk memperoleh atau memiliki produk, dengan mempertimbangkan variab el membanding-bandngkan harga sebelum membeli produk, memilih produk yang harga dasarnya murah, memilih produk yang harganya sebanding dengan kualitasny a.

Harga bisa diungkapkan dengan berbagai istilah, misalnya iuran, tariff, sewa, bunga, premium, komisi, upah, gaji, honorarium, SPP. Dari sudut pandang pemasaran, harga merupak an satuan moneter atau ukuran lainnya (termasuk barang dan jasa lainnya) yang dibutuhkan agar memperoleh hak kepemilikan atau penggunaan suatu barang atau jasa (Tjiptono, 1997 :151). Pengertian ini sejalan dengan konsep pertukaran (exchange) dalam pemasaran.

Harga adalah sejumlah nilai yang ditukarkan konsumen dengan manfaat dari memiliki atau menggunakan produk atau jasa yang nilainya ditetapkan oleh pembeli dan penjual melalui tawar -menawar, atau ditetapkan oleh penjual untuk satu harga yang sama terhadap semua pembeli.

Untuk itu harga memegang peranan penting dalam memasarkan suatu produk. Hal ini dapat dipahami karena bagaimanapun juga barang atau jasa yang ditawarkan oleh suatu perusahaan harus dijual sesuai dengan sasaran yang hendak dicapai, yaitu produknya dapat dipasarkan.

Menurut Kotler dan Armstrong (dalam Tjiptono, 1997:154 -155) secara umum ada dua faktor utama yang perlu dipertimbangkan d alam menetapkan harga, yaitu :

1. Faktor Internal Perusahaan a. Tujuan Pemasaran Perusahaan

Tujuan pemasaran tersebut bisa berupa maksimalisasi laba, mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan, meraih pangsa pasar yang besar, menciptakan kepemipinan dalam hal kualitas, mengatasi persaingan, melaksanakan tanggung jawab sosial.

b. Strategi Bauran Pemasaran

Harga hanyalah salah satu komponen dari bauran pemasaran. Harga perlu dikoordinasikan dan saling mendukung dengan bauran pemasaran lainnya, yaitu produk, distribusi dan promosi.

c. Biaya

Biaya merupakan faktor yang menentukan harga minimal yang harus ditetapkan agar perusahaan tidak mengalami kerugian. Oleh karena itu, setiap perusahaan pasti menaruh perhatian besar pada aspek struktur biaya.

d. Organisasi

Manajemen perlu memutuskan siapa didalam organisasi yang harus menetapkan harga. Setiap perusahaan me ngalami masalah penetapan harga menurut caranya masing -masing. Pada perusahaan kecil, umumnya penetapan harga ditentukan oleh manajer puncak, sedangkan

pada perusahaan besar, seringkali masalah penetapan harga ditangani oleh divisi atau manajer suatu lini produk.

2. Faktor Lingkungan Eksternal a. Sifat Pasar dan Permintaan

Setiap perusahaan perlu memahami sifat pasar dan permintaan yang dihadapinya, apakah termasuk pasar persaingan sempurna, persaingan monopolistik, oligopoli, atau monopoli. Faktor lai n yang tidak kalah pentingnya adalah elastisitas permintaan.

b. Persaingan

Menurut Porter (dalam Tjiptono, 1997 :156) ada lima kekuatan pokok yang berpengaruh dalam persaingan suatu industri, yaitu persaingan dalam industri yang bersangkutan, produk subs titusi, pemasok, pelanggan, dan ancaman pendatang baru. Informasi -informasi yang dibutuhkan untuk menganalisis karakteristik persaingan yang dihadapi antara lain meliputi :

1). Jumlah Perusahaan dalam industri

2). Ukuran relatif setiap anggota dalam indust ri

Dokumen terkait