• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

B. Uji Normalitas

3. Minat Mahasiswa FKIP Menjadi Guru

Tabel IV.4

Hasil Uji Normalitas Minat Mahasiswa FKIP Menjadi Guru

MNT N 148 Normal Parameters(a,b ) Mean 25.14 Std. Deviation 1.883 Most Extreme Differences Absolute .103 Positive .103 Negative -.103 Kolmogorov-Smirnov Z 1.252

Asymp. Sig. (2-tailed) .087

a Test distribution is Normal. b Calculated from data.

Dari hasil pengujian diatas dapat disimpulkan bahwa variable Minat mahasiswa FKIP menjadi guru adalah normal, karena Asymptotic Sign (2 tailed) sebesar 0,087 >0.05.

C. Uji Linearitas

Pengujian linieritas digunakan untuk mengetahui apakah ada hubungan yang linier diantara masing-masing variabel bebas dengan variabel terikat. Pengujian linieritas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan program SPSS. Berikut adalah hasil rangkuman dari pengujian linieritas:

Tabel IV.5

Hasil Pengujian Linieritas

Variabel df F hitung F tabel Keterangan

PM 10:136 0,936 1,90 Linier

PPL II 10:136 1,169 1,190 Linier

Pengujian linieritas untuk hubungan Pengajaran Mikro dengan Minat mahasiswa FKIP menjadi guru, diperoleh F hitung sebesar 0,936 sedangkan nilai F tabel dengan db pembilang 10 dan penyebut 136 dengan taraf signifikan 5%diperoleh nilai F tabel 1,90. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hubungan Pengajaran Mikro dengan Minat mahasiswa FKIP menjadi guru adalah linier, karena F hitung< F tabel. Pengujian linieritas untuk Program Pengalaman Lapangan di sekolah dengan Minat mahasiswa FKIP menjadi guru diperoleh F hitung sebesar 1,169 sedangkan nilai F tabel dengan db pembilang 10 dan penyebut 136 dengan taraf signifikan 5% diperoleh F tabel 1,90. Dapat disimpulkan bahwa hubungan PPL II dengan Minat mahasiswa FKIP menjadi guru adalah linier, karena F hitung < F tabel.

D. Deskripsi Data Penelitian

Pendeskripsian data penelitian berfungsi untuk mengungkapkan ciri-ciri data dari setiap penelitian. Pendeskripsian dalam variable ini meliputi: Pengajaran Mikro (PPL I), Program Pengalaman Lapangan II dan Minat Mahasiswa FKIP Menjadi Guru. Pendeskripsian dilakukan dengan menggunakan PAP tipe II.

1. Data Pengajaran Mikro (PPL I)

Data dikelompokkan menjadi 5 kategori yaitu Sangat positif, Positif, Cukup positif, Tidak positif, dan Sangat tidak positif. Perhitungan dengan menggunakan PAP tipe II dapat dilihat di BAB III.

Tabel IV.6

Deskripsi Data Pengajaran Mikro

No Interval

Skor

Frekuensi Persentase Keterangan

1 48 - 56 23 15,54 Sangat Positif

2 42 – 47 97 65,54 Positif

3 38 – 41 22 14,86 Cukup Positif

4 33 – 37 6 4,05 Tidak Positif

5 14 - 32 0 0 Sangat tidak Positif

Jumlah 148 100

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa variable Pengajaran Mikro dengan kategori positif memiliki porsentase terbanyak sebesar 65,54%, dan yang terendah adalah Tidak positif sebesar 4,05 sedangkan sisanya yaitu sebesar 30,4% masuk kategori yang lain. Dengan demikian, sebagian besar Pengajaran Mikro adalah Positif.

2. Data Program Pengalaman Lapangan II

Data dikelompokkan menjadi 5 kategori yaitu Sangat positif, Positif, Cukup positif, Tidak positif, dan Sangat tidak positif. Pendeskripsian dapat dilakukan dengan menggunakan PAP tipe II dan dapat dilihat pada BAB III.

Tabel IV. 7

Deskripsi Data Program Pengalaman Lapangan II

No Interval Skor Frekuensi Persentase Keterangan

1 27 – 32 18 12,16 Sangat Positif

2 24 – 26 85 57,43 Positif

3 21 – 23 43 29,05 Cukup Positif

4 19 – 20 2 1,35 Tidak Positif

5 8 - 18 0 0 Sangat tidak Positif

Jumlah 148 100

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa variabel Program Pengalaman Lapangan II dengan kategori positif memiliki porsentase terbanyak yaitu sebesar 57,43%, dan terendah adalah Kategori tidak positif sebesar 1,35%, sedangkan sisanya sebesar 41,21% masuk dalam kategori yang lain. Dengan demikian sebagian besar Program Pengalaman Lapangan II adalah positif.

3. Data Minat Mahasiswa FKIP Menjadi Guru.

Data dikelompokkan menjadi 5 kategori yaitu Sangat tinggi, Tinggi, Cukup tinggi, Tidak tinggi, dan Sangat tidak tinggi. Perhitungan dapat menggunakan PAP tipe II, dan dapat dilihat pada BAB III.

Tabel IV. 8

Deskripsi Data Minat Mahasiswa FKIP Menjadi Guru

No Interval skor Frekuensi Persentase Keterangan

1 27 – 32 33 22,30 Sangat tinggi

2 24 – 26 87 58,78 Tinggi

3 21 – 23 27 18,24 Cukup tinggi

4 19 – 20 1 0,68 Tidak tinggi

5 8 - 18 0 0 Sangat tidak tinggi

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa, variabel Minat Mahasiswa FKIP Menjadi Guru dengan kategori tinggi memiliki porsentase terbanyak sebesar 58,78%, dan terendah adalah kategori tidak tinggi sebesar 0,68%. Dengan demikian sebagian besar Minat Mahasiswa FKIP Menjadi Guru tinggi.

E. Uji Hipotesis

Setelah semua prasyarat terpenuhi, selanjutnya uji hipotesis. Untuk menentukan uji hipotesis menggunakan korelasi pearson. Penggunaan hipotesis selengkapnya tampak seperti dibawah ini.

a. Hubungan Pengajaran Mikro Dengan Minat Mahasiswa FKIP Menjadi

Guru

Ho : Tidak ada hubungan positif antara Pengajaran Mikro dengan minat mahasiswa FKIP menjadi guru.

Ha : Ada hubungan positif antara Pengajaran Mikro dengan minat mahasiswa FKIP menjadi guru.

Berikut adalah hasil uji korelasi sederhana hubungan Pengajaran Mikro dengan minat Mahasiswa FKIP menjadi guru, dengan menggunakan SPSS 12.00:

Tabel IV.9

Hasil Uji Korelasi Hubungan Pengajaran Mikro Dengan Minat Menjadi Guru PM MN PM Pearson Correlation 1 .112 Sig. (2-tailed) . .175 N 148 148 MN Pearson Correlation .112 1 Sig. (2-tailed) .175 . N 148 148

Hasil pengujian hipotesis menggunakan Product Moment

menunjukkan r hitung sebesar 0,112 lebih kecil dari r tabel sebesar 0,159. Oleh karena nilai r hitung yang lebih kecil dari r tabel pada tingkat signifikansi 2 tailed 0,175 yang lebih besar dari 0,05 maka Ha ditolak.

Hubungan antara Pengajaran Mikro dengan Minat mahasiswa FKIP menjadi guru ditentukan oleh r hitung sebesar 0,112 tergolong sangat rendah karena terletak pada kategori 0,001 – 0,200.

b. Hubungan Program Pengalaman Lapangan II Dengan Minat Mahasiswa

FKIP Menjadi Guru

Ho : Tidak ada hibungan positif antara Program Pengalaman Lapangan II dengan Minat mahasiswa FKIP menjadi guru.

Ha : Ada hubungan positif antara Program Pengalaman Lapangan II dengan Minat mahasiswa FKIP menjadi guru.

Berikut adalah hasil uji korelasi sederhana hubungan Program Pengalaman Lapangan II di sekolah dengan minat mahasiswa FKIP menjadi guru, dengan menggunakan SPSS 12.00.

Tabel IV.10

Hasil Uji Korelasi Hubungan PPLII Dengan Minat Menjadi Guru

PPL2 MN PPL2 Pearson Correlation 1 .062 Sig. (2-tailed) . .453 N 148 148 MN Pearson Correlation .062 1 Sig. (2-tailed) .453 . N 148 148

Hasil pengujian hipotesis menggunakan Product Moment

menunjukkan r hitung sebesar 0,062 lebih kecil dari r tabel sebesar 0,159. Oleh karena nilai r hitung yang lebih kecil dari r tabel pada tingkat signifikansi 2 tailed 0,453 yang lebih besar dari 0,05 maka Ha ditolak.

Hubungan antara Program Pengalaman Lapangan II dengan minat mahasiswa FKIP menjadi guru ditentukan oleh r hitung sebesar 0,062 tergolong sangat rendah karena terletak pada kategori 0,001 – 0,200.

c. Hubungan Pengajaran Mikro dan Program Pengalaman Lapangan II

Dengan Minat Mahasiswa FKIP Menjadi Guru.

Ho : Tidak ada hubungan positif antara Pengajaran Mikro dan Program Pengalaman Lapangan II dengan Minat mahasiswa FKIP menjadi guru.

Ha : Ada hubungan positif antara Pengajaran Mikro dan Program Pengalaman Lapangan II dengan Minat mahasiswa FKIP menjadi guru.

Berikut adalah hasil uji korelasi ganda mengenai Hubungan Pengajaran Mikro dan Program Pengalaman II dengan minat mahasiswa FKIP menjadi guru.

Tabel IV.11

Tabel Uji Korelasi Ganda Hubungan Pengajaran Mikro dan PPL II Dengan Minat Mahasiswa FKIP Menjadi Guru.

Model Summary(b) Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .121(a ) .015 .001 1.880 a Predictors: (Constant), PPL, PM b Dependent Variable: MM ANOVA(b) Model Sum of

Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 7.653 2 3.827 1.083 .341(a) Residual 512.428 145 3.534 Total 520.081 147 a Predictors: (Constant), PPL, PM b Dependent Variable: MM Coefficients(a) Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error 1 (Consta nt) 21.525 2.673 8.052 .000 PM .060 .047 .105 1.264 .208 PPL .046 .081 .047 .565 .573 a Dependent Variable: MM

Dari hasil perhitungan korelasi ganda diperoleh R sebesar 0,121 yang terletak pada kategori sangat rendah dan positif. Hasil pengujian koefisien korelasi menunjukkan bahwa harga F sebesar 1,083 dengan tingkat signifikansi 0,341. Oleh karena F hitung lebih besar dari F tabel, maka korelasi antara variabel bebas dengan variabel terikat ditolak dan tidak signifikan. Hasil dari analisis regresi ganda dengan nilai koefisien korelasi ganda (R) sebesar 0,121 dan nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,015, berdasarkan perhitungan pada lampiran diperoleh sumbangan efektif masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat adalah sebagai berikut:

Tabel IV.12

Rangkuman Hasil Perhitungan Sumbangan Efektif dan Relatif

No Nama Variabel Sumbangan

Relatif

Sumbangan Efektif

1 Pengajaran Mikro 70,10% 1,0515%

2 PPL II 29,90% 0,4485%

F. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Hubungan Pengajaran Mikro Dengan Minat Mahasiswa FKIP Menjadi

Guru

Hasil penelitian menunjukkan tidak adanya hubungan positif yang signifikan antara Pengajaran Mikro dengan minat mahasiswa FKIP menjadi guru. Hasil ini didukung oleh perhitungan koefisien korelasi sebesar 0,112 dan hasil perhitungan statistik yang menunjukkan bahwa nilai probabilitas koefisien korelasi ( ) = 0,175 lebih besar dari =0,05. Dengan demikian

hipotesis yang menyatakan bahwa ada hubungan antara Pengajaran Mikro dengan minat mahasiswa FKIP menjadi guru ditolak.

Deskripsi Pengajaran Mikro menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa memiliki persepsi yang cukup positif (97 mahasiswa dari 148 mahasiswa atau 65,54%). Pengajaran Mikro merupakan salah satu cara latihan praktek mengajar yang dilakukan dalam proses belajar mengajar yang dimikrokan, untuk membentuk atau mengembangkan ketrampilan mengajar. (La Sulo, 1980).

Deskripsi minat menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa memiliki minat yang tinggi (87 mahasiswa atau 58,78%). Minat adalah sesuatu yang pribadi dan berhubungan erat dengan sikap. Minat menyebabkan seseorang giat melakukan menuju kesesuatu yang telah menarik minatnya, minat tidak datang begitu saja tetapi minat melalui suatu proses. Minat adalah kecendrungan dalam diri subyek yang merasa tertarik pada bidang atau hal tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam bidang itu. (Winkel,1991)

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara Pengajaran Mikro dengan minat mahasiswa menjadi guru. Artinya bahwa, dengan adanya pengalaman mahasiswa dalam mengikuti Program Pengajaran Mikro belum tentu meningkatkan minat mahasiswa tersebut untuk menjadi guru. Dari hasil deskripsi data yang bertolak belakang dengan hasil pengujian hipotesis, deskripsi data untuk pengajaran mikro sebagian besar mahasiswa memiliki persepsi yang cukup positif dan minat menunjukkan bahwa sebagian

besar mahasiswa memiliki minat yang tinggi, hal ini terjadi karena kurangnya kesempatan mahasiswa untuk mengikuti latihan mengajar dalam pengajaran mikro sehingga pengalaman atau ketrampilan yang dia dapat dari pengajaran mikro kurang. Pada saat mengikuti mata kuliah pengajaran mikro mahasiswa juga mungkin tidak serius, artinya mahasiswa mengikuti matakuliah pengajaran mikro hanya untuk mendapat nilai yang bagus karena pengajaran mikro merupakan sarat untuk mengikuti mata kuliah PPL II .

Kurangnya minat mahasiswa untuk menjadi guru dikarenakan untuk meningkatkan atau menumbuhkan minat seseorang dibutuhkan proses atau pengalaman yang banyak. Setiap orang membutuhkan pengalaman atau ketrampilan yang lebih banyak agar minatnya tumbuh. Untuk menumbuhkan minat mahasiswa menjadi guru tidak hanya didorong atau diberikan pengalaman dalam mengikuti pengalaman mengajar saja, tapi juga dengan mata kuliah lain yang dapat meningkatkan pengetahuan mahasiswa sebagai calon guru. Untuk dapat menjadi guru, seseorang tidak hanya dibekali oleh pengalaman atau ketrampilan mengajar saja, tapi dibutuhkan pengetahuan atau wawasan yang luas. Pengetahuan ini kelak dapat menjadi pegangan mahasiswa dalam menjalankan tugasnya sebagai seorang guru.

2. Hubungan Program Pengalaman Lapangan II Dengan Minat Mahasiswa

FKIP Menjadi Guru.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara Program Pengalaman Lapangan II dengan minat mahasiswa

FKIP menjadi guru. Hal ini didukung oleh perhitungan dengan menggunakan korelasi sebesar 0,062 dan hasil perhitungan statistik yang menunjukkan bahwa nilai probabilitas koefisien korelasi ( ) = 0,435 lebih besar dari = 0,05. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan bahwa ada hubungan yang positif antara Program Pengalaman Lapangan II dengan minat mahasiswa FKIP menjadi guru ditolak.

Deskripsi Program Pengalaman Lapangan di sekolah menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa memiliki presepsi yang cukup positif terhadap Program Pengalaman Lapangan II (85 mahasiswa atau 57,43%). Program Pengalaman Lapangan II adalah suatu program dalam pendidikan prajabat guru, yang dirancang untuk melatih para calon guru menguasai kemampuan keguruan yang utuh dan terintegrasi, sehingga setelah menyelesaikan pendidikannya mereka siap untuk secara mandiri mengemban tugas sebagai seorang guru. (Suparno,1992)

Deskripsi minat menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa memiliki minat yang tinggi (87 mahasiswa atau 58,78%). Minat adalah sesuatu yang pribadi dan berhubungan erat dengan sikap. Minat menyebabkan seorang giat melakukan menuju kesesuatu yang yang telah menarik minatnya, minat tidak datang begitu saja tetapi minat melalui suatu proses. Minat adalah kecenderungan dalam diri subyek yang merasa tertarik pada bidang atau hal tertentu dan meresa senang berkecimpung dalam bidang tersebut.

(Winkel,1991). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Program Pengalaman II tidak memiliki hubungan yang positif dengan minat mahasiswa FKIP menjadi guru. Hal ini terjadi karena ketidakseriusan mahasiswa dalam mengikuti PPL II. Mahasiswa mengikuti PPL II hanya karena PPL II merupakan mata kuliah yang harus ditempuh atau diambil oleh mahasiswa FKIP sehingga dia kurang memahami dan menghayati tugas dari seorang guru. Hal ini berdampak pada pengisian kuesioner yang tidak sesuai dengan kondisi yang sebenarnya.

Untuk menumbuhkan minat mahasiswa menjadi guru tidak hanya didukung oleh pengalaman menjadi guru melalui PPL II, tapi dibutuhkan kemauan dan keseriusan mahasiswa sendiri. Tambahan bekal pengetahuan yang memadai bagi mahasiswa perlu didapat dan pengalaman mengajar perlu dia alami guna menumbuhkan minat mahasiswa untuk menjadi guru. Untuk meningkatkan minat mahasiswa menjadi guru dibutuhkan proses dan latihan yang banyak yaitu melalui mata kuliah lain selain PPL I dan PPL II. Dengan memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk presentasi di depan kelas untuk setiap mata kuliah akan menumbuhkan kepercayaan diri dan meningkatkan ketrampilan dalam menyampaikan materi.

3. Hubungan Pengajaran Mikro dan Program Pengalaman Lapangan II

Dengan Minat Mahasiswa FKIP Menjadi Guru

Hasil penelitian menunjukkan tidak adanya hubungan positif yang signifikan antara Pengajaran Mikro dan PPL II dengan minat mahasiswa FKIP

menjadi guru. Hasil ini didukung oleh perhitungan koefisien korelasi ganda yang menghasilkan nilai R sebesar 0,121 yang terletak pada kategori sangat rendah dan positif karena terletak antara 0,001 – 0,200, sedangkan koefisien determinasi (R Square 0,015). Hasil pengujian koefisien korelasi menunjukkan harga F hitung sebesar 1,083 dengan tingkat signifikansi 0,341 (>0,05), sedangkan F tabel dengan df (2:145) pada taraf signifikansi 5% diperoleh F tabel sebesar 3,06. Dari hasil pengujian tersebut menunjukkan bahwa korelasi antara variabel bebas dengan variabel terikat adalah tidak signifikan. Hal ini terjadi karena kurang banyaknya pengalaman dan kesempatan mahasiswa dalam mengikuti ketrampilan mengajar baik pada saat mengikuti pengajaran mikro maupun saat mengikuti praktek PPL II. Pengawasan dan bimbingan dari pihak sekolah dan dosen pembimbing saat mengikuti ketrampilan mengajar juga kurang sehingga mahasiswa tidak memahami tugas dan tanggung jawab serta ketrampilan yang harus dimiliki oleh seorang guru.

Hasil perhitungan berdasarkan sumbangan relatif dan sumbangan efektif menunjukkan bahwa variabel bebas Pengajaran Mikro memiliki sumbangan relatif sebesar 70,10% dan fariabel Program Pengajaran Lapangan II memiliki sumbangan relatif sebesar 29,90% terhadap variabel terikat minat mahasiswa FKIP menjadi guru. Sedangkan sumbangan efektif dari variabel bebas terhadap variabel terikat yaitu variabel Pengajaran Mikro memiliki sumbangan efektif sebesar 1,0515% dan Program Pengalaman Lapangan II

memiliki sumbangan efektif sebesar 0,4485% terhadap variabel terikat minat mahasiswa FKIP menjadi guru, dan sisanya dijelaskan oleh faktor lain. Menurut Gunarso (1995:68) minat adalah sesuatu yang pribadi dan berhubungan erat dengan sikap. Minat dan sikap merupakan dasar bagi prasangka dan minat juga penting dalam mengambil keputusan. Minat dapat ditimbulkan dengan cara; membangkitkan suatu kebutuhan; menghubungkan dengan pengalaman masa lampau; memberikan kesempatan untuk mendapatkan hasil yang lebih baik. Efendi dan Praja (1993:72)

Untuk meningkatkan minat mahasiswa menjadi guru dibutuhkan pengalaman mengajar yaitu pengalaman mengajar seperti Pengajaran Mikro dan PPL II, tapi selain itu dibutuhkan juga faktor lain seperti suatu proses dan sikap atau kesadaran seseorang serta pengetahuan yang luas sebagai bekal untuk menjadi seorang guru. Minat juga dapat dipengaruhi oleh tingkat kematangan pilihan seseorang terhadap sesuatu yang ia minati. Menurut L. Crow (1991), perubahan pilihan minat pada diri seseorang dapat digunakan untuk melihat tingkat kematangan pilihan minatnya maupun jiwa dan pribadinya.

Pengalaman mengajar baik yang dilakukan di kampus maupun terjun lansung ke sekolah, dapat melatih para calon guru untuk menguasai kemampuannya dalam mengajar sehingga suatu saat mereka siap untuk menjalankan tugasnya untuk menjadi seorang guru dan untuk menumbuhkan minat mahasiswa menjadi seorang guru dibutuhkan suatu proses dan sikap

serta kematangan dari pribadi itu sendiri terhadap pilihannya. Jadi dalam menumbuhkan minat mahasiswa menjadi seorang guru tidak hanya dilihat dari pengalaman mengajar saja tetapi juga dapat dipengaruhi oleh faktor lain yang dapat mendorong terjadinya minat tersebut.

64

BAB V

KESIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis data dan pembahasan yang telah dilaksanakan, Hubungan Pengajaran Mikro dan Program Pengalaman Lapangan II dengan minat mahasiswa FKIP menjadi guru, penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Tidak ada hubungan antara Pengajaran Mikro dengan minat mahasiswa FKIP menjadi guru. Hal ini ditunjukkan dengan koefisien korelasi r sebesar 0,112 dan hasil perhitungan statistik yang menunjukkan bahwa nilai probabilitas koefisien korelasi 0,175. Artinya, dengan adanya pengalaman Pengajaran Mikro belum tentu dapat meningkatkan minat mahasiswa FKIP untuk menjadi guru.

2. Tidak ada hubungan antara Program Pengalaman Lapangan II dengan Minat mahasiswa FKIP menjadi guru. Hal ini dapat ditunjukkan dengan hasil penelitian koefisien korelasi sebesar 0,062 dan hasil perhitungan statistik yang menunjukkan bahwa nilai probabilitas koefisien korelasi sebesar 0,435. Artinya bahwa dengan adanya Program Pengalaman Lapangan II, belum tentu dapat meningkatkan minat mahasiswa FKIP menjadi guru.

3. Tidak ada hubungan yang positif dan signifikan antara Pengajaran Mikro dan Program Pengalaman Lapangan II dengan minat mahasiswa FKIP menjadi

guru. Hal ini ditunjukkan dengan koefisien korelasi ganda diperoleh R sebesar 0,121 dan haraga F sebesar 1,083 dengan tingkat signifikansi 0,341. Kesimpulan dari penelitian ini berarti bahwa meskipun secara bersama sama Pengajaran Mikro dan Program Pengalaman Lapangan II tidak dapat meningkatkan minat mahasiswa FKIP menjadi guru.

B. Keterbatasan Penelitian

Penulis menyadari bahwa dalam melakukan penelitian dan pengujian hasil penelitian ini memiliki katerbatasan waktu, tenaga dan biaya sehingga penelitian hanya dilakukan pada mahasiswa FKIP Universitas Sanata Dharma angkatan 2005, dan menggunakan metode purposive sampling. Responden yang menjadi obyek penelitian hanya angkatan 2005 yang masih aktif. Hal tersebut dikarenakan sebagian besar angkatan 2005 tidak mengambil kuliah lagi.

C. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka peneliti mencoba mengajukan beberapa saran sebagai berikut:

1. Bedasarkan hasil penelitian pertama, bahwa tidak ada hubungan Pengajaran Mikro dengan Minat mahasiswa FKIP menjadi guru, Penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa tidak memandang Pengajaran Mikro sebagai alat untuk meningkatkan minat mereka menjadi guru. Minat menjadi guru dapat dikembangkan oleh mahasiswa tidak hanya mengikuti mata kuliah Pengajaran Mikro saja tetapi dengan didukung oleh mata kuliah lain atau Faktor lain yang berhubungan dengan seperti factor gaji , factor

social dll. Dengan demikian penulis menyarankan bahwa untuk meningkatkan minat mahasiswa menjadi guru hendaknya dosen membiasakan mahasiswa untuk sering mengadakan presentasi dalam setiap mata kuliah dan mahasiswa juga sering mengikuti seminar yang membahas mengenai profesi guru sehingga dapat meningkatkan minat mahasiswa menjadi guru. Selain itu minat juga dapat dikembangkan dengan menjadi tentor di lembaga belajar sehingga dengan ketrampilan yang didapat serta pengalaman yang dialami mahasiswa, dapat menumbuhkan minat mahasiswa untuk menjadi seorang guru.

2. Berdasarkan hasil penelitian kedua, bahwa tidak ada hubungan yang positif antara Program Pengalaman Lapangan II dengan minat mahasiswa FKIP menjadi guru. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa untuk meningkatkan minat mahasiswa tidak hanya ditentukan oleh Program Pengalaman Lapangan II saja. Hendaknya dalam mengembangkan minat menjadi guru, mahasiswa sesering mungkin mengikuti kegiatan UKM yang diadakan di kampus seperti menjadi panitia dalam kegiatan olimpiade yang diadakan di kampus dan kegiatan lain yang dapat menumbuhkan sikap kepemimpinan dan meningkatkan kepercayaan diri serta pengetahuan untuk menjadi guru sehingga dari pengalaman tersebut dapat meningkatkan minat mahasiswa untuk menjadi guru.

3. Berdasarkan hasil penelitian ketiga yang menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara Pengajaran Mikro dan Program Pengalaman Lapangan II dengan minat mahasiswa FKIP menjadi guru. Dari penelitian ini dapat

disimpulkan bahwa untuk meningkatkan minat mahasiswa menjadi guru tidak hanya ditentukan oleh Pengajaran Mikro dan Program Pengalaman Lapangan II. Oleh sebab itu maka peneliti menyarankan bahwa untuk meningkatkan minat mahasiswa menadi guru hendaknya mahasiswa mengikuti seminar –

seminar tentang keguruan, mahasiswa juga hendaknya berperan aktif dalam kegiatan yang diadakan oleh prodi maupun fakultas sehingga melatih mahasiswa untuk bersosialisasi dan melatih diri untuk berkomunikasi serta menjadi pribadi yang percaya diri sehingga dengan demikian dapat meningkatkan minat mahasiswa untuk menjadi guru.

68

Arikunto, Suharsimi. 1990. Manajemen Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.

---. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Entang, M. 1980. Program Pengalaman Lapangan. Jakarta: Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Gilarso, T. 1986. program Pengalaman Lapangan. Ygyakarta: Andi offset Hadi, Sutrisn.2004. Analisis Regresi. Yogyakarta: Andi offset.

---.1987. Statistik Jilid II. Ygyakarta: Yayasan Penerbitan Fakultas Psikolgi UGM.

Hasibuan, J.J. 1988. Proses Belaar Mengajar Ketrampilan Dasar Pengaaran Mikro.

Bandung: Ramada. Karya CV.

Hasan, Iqbal.2004. Analisis Data Penelitian Dengan Statistik. Jakarta: PT Bumi Akasara. Masido. 1991. Pengukuran dan Penilaian Pencapaian Hasil Belajardi sekolah

Nurdin, Muhamad. 2008. Kiat Mengajar Guru Prfesinal. Yogyakarta: AR-RUZZ. Media. Siger, Kurt. 1987. Membina Hasrat Belajar di sekolah. Bandung: Remada Karya.

Sudjana. 1989. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru.

Sulo, S.L.LA. 1984. Pengajaran Mikro. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Sunaryo, dkk. 1984. Hasil Studi Implementasi Program Pengalaman Lapangan. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Suparno, Anah S. 1992. program Pengalaman Lapangan. Jakarta: Depertemen

Dokumen terkait