• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan pengajaran mikro dan program pengalaman lapangan di sekolah dengan minat mahasiswa FKIP menjadi guru : studi kasus mahasiswa Universitas Sanata Dharma Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan angkatan 2005 - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Hubungan pengajaran mikro dan program pengalaman lapangan di sekolah dengan minat mahasiswa FKIP menjadi guru : studi kasus mahasiswa Universitas Sanata Dharma Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan angkatan 2005 - USD Repository"

Copied!
133
0
0

Teks penuh

(1)

i

HUBUNGAN PENGAJARAN MIKRO DAN PROGRAM

PENGALAMAN LAPANGAN II DI SEKOLAH DENGAN MINAT

MAHASISWA FKIP MENJADI GURU

Studi kasus Mahasiswa Universitas Sanata Dharma Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Angkatan 2005

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Oleh:

Agnes Putri Santosa 041334056

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)
(3)
(4)

iv

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan Karya Ku ini Kepada;

Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria

Yang selalu menyertai, melindungiku, yang selalu

mendengarkan dan mengabulkan doa ku .

Kedua orang tuaku Lid Fina Inul dan Kristianus Genor

(5)

v

MOTO

Menempatkan Tuhan Didepan Sesuatu Yang

Diprioritaskan Akan Menghasilkan Buah Yang

Berlimpah

Belajar Menerima Kerapuhan Akan

Mendapatkan Sesuatu Yang Indah

(6)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 12 Februari 2010 Penulis

(7)

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Agnes Putri Santosa

Nomor Mahasiswa : 041334056

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul

Hubungan Pengajaran Mikro dan Program Pengalaman Lapangan II Di Sekolah dengan Minat Mahasiswa FKIP Menjadi Guru.

Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal: 12 Februari 2010 Yang menyatakan

(8)

vii

KATA PENGANTAR

Terimakasih kepada Tuhan Yesus Kristus atas bimbingan dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai tugas akhir perkuliahan di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

Skripsi ini berjudul “Hubungan Pengajaran Mikro dan Program Pengalaman Lapangan II di Sekolah dengan Minat Mahasiswa FKIP Menjadi Guru”.Tujuan

penulisan skripsi ini untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa banyak pihak yang telah membantu secara moril maupun materil dalam penulisan skripsi ini, sehingga pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Rektor Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Romo Ir. P. Wiryono, SJ serta staf karyawan yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas kepada penulis mengikuti dan menyelesaikan perkuliahan.

2. Bapak Drs. T. Sarkim, M. Ed., Ph. D, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidkan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

(9)

viii

4. Bapak L. Saptono, S.Pd., M.Si selaku ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi, Unversitas Sanata Dharma.

5. Bapak Ig. Bondan Suratno, S.Pd., M.Si. selaku Dosen Pembimbing yang selalu sabar memberikan bimbingan, dukungan, saran dan meluangkan waktu untuk penyelesaian skripsi ini.

6. Staf Pengajar Program Studi Pendidikan Akuntansi yang telah memberikan tambahan ilmu pengetahuan selama proses perkuliahan.

7. Kedua orang tuaku yang kucinta dan kusayang Kristianus Genor dan Lid Fina Inul serta kakak dan adikku yang selalu memberikan doa yang tiada hentinya, dukungan, semangat dan perhatian kepada penulis selama kuliah dan penyelesaian skripsi ini.

8. Tanta Wiwik dan Om Rafael yang telah memberikan semangat, Doa dan perhatian selama kuliah dan penyelesaian skripsi.

9. Temen-temen kuliah Vivin, Sisil, Nova, Ana, Lia, Santi, Flori, Eli, Via, Dwi, Fina, Nining, Rika, dan Tanti yang selalu memberi semangat, belajar dan bermain bersama selama kuliah.

(10)

ix

11.Perpustakaan Universitas Sanata Dharma yang sudah menyediakan berbagai macam buku dan media yang membantu penyusunan skripsi ini.

12.Semua pihak yang telah memberikan semangat dukungan dan membantu penyusunan skripsi yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Yogyakarta, Februari 2010 Penulis

(11)

x

ABSTRAK

HUBUNGAN PENGAJARAN MIKRO DAN PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN II DI SEKOLAH DENGAN MINAT MAHASISWA FKIP

MENJADI GURU

Agnes Putri Santosa Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2010

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Hubungan antara Pengajaran Mikro dengan Minat Mahasiswa FKIP Menjadi Guru, (2) Hubungan antara PPL II di Sekolah dengan Minat Mahasiswa FKIP Menjadi Guru, (3) Hubungan antara Pengajaran Mikro dan PPL II di Sekolah dengan Minat Mahasiswa FKIP Menjadi Guru. Populasi penelitian ini adalah para mahasiswa FKIP Universitas Sanata Dharma yang sudah mengikuti PPL. Sampel penelitian ini sejumlah 633 mahasiswa diambil dengan menggunakan teknik purposive sampling. Data dikumpulkan dengan menggunakan koesioner dan dianalisis dengan menggunakan korelasi pearson.

(12)

xi

ABSTRACT

THE RELATIONSHIP BETWEEN MICRO TEACHING AND THE SECOND FIELDWORK PROGRAMME IN SCHOOL WITH THE INTEREST OF THE STUDENTS OF FACULTY OF TEACHER TRAINING AND EDUCATION IN

BEING A TEACHER

Agnes Putri Santosa Sanata Dharma University

Yogyakarta 2010

This research aims to find out: (1) the relationship between micro teaching and the interest of the students of Faculty of Teacher Training and Education in being a teacher; (2) the relationship between the second fieldwork program and the interest of the students of Faculty of Teacher Training and Education in being a teacher; and (3) the relationship between micro teaching and the second fieldwork program and the interest of the students of Faculty of Teacher Training and Education in being a teacher. The population of the research was the students of faculty of Teacher Training and Education of Sanata Dharma University who had taken the second fieldwork program. The research samples were 633 students taken by applying purposive sampling. The data were collected by using questionnaire and analyzed by Pearson correlation method.

Based on the analysis, it is concluded that: (1) there isn’t any positive

correlation between the Micro Teaching and the interest of the students of Faculty of Teacher Training and Education in being a teacher, the probability is 0,175; (2) there

(13)

xii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

MOTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

ABSTRAK ... x

ABSTRACT ... xi

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Batasan Masalah ... 5

C. Rumusan Masalah ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 5

(14)

xiii

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori ... 7

1. Pengajaran Mikro ... 7

2. Program Pengalaman Lapangan di sekolah ... 11

3. Minat Menjadi Guru ... 14

a. Pengertian Minat ... 14

b. Pengertian Guru ... 17

B. Kerangka Berpikir ... 18

1. Hubungan Pengajaran Mikro dengan Minat Menjadi Guru ... 18

2. Hubungan PPL II di Sekolah dengan Minat Menjadi Guru ... 19

3. Hubungan Pengajaran Mikro dan PPL II di Sekolah Dengan Minat Menjadi Guru ... 20

C. Hipotesis ... 21

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 23

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 23

C. Populasi Penelitian dan Sampel ... 23

1. Populasi Penelitian ... 23

2. Sampel Penelitian ... 24

D. Variabel Penelitian dan Pengukuran... 25

E. Teknik Pengumpulan Data ... 26

(15)

xiv

G Uji Validitas Dan Reliabilitas... 29

1. Uji Validitas ... 30

a. Uji Validitas Variabel Pengajaran Mikro ... 31

b. Uji Validitas Variabel PPL II di Sekolah ... 32

c. Uji Validitas Variabel Minat Mahasiswa FKIP Menjadi Guru ... 33

2. Uji Reliabilitas ... 34

H Tehnik Analisis Data ... 36

1. Uji Persyaratan Analisis ... 36

2. Analisis Deskriptif ... 38

3. Pengujian Hipotesis ... 41

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Responden ... 46

B. Uji Normalitas ... 46

1. Pengajaran Mikro... 47

2. PPL II di Sekolah ... 47

3. Minat Mahasiswa FKIP Menjadi Guru ... 48

C. Uji Linieritas ... 48

D. Deskripsi Data Penelitian ... 49

1. Data Pengajaran Mikro ... 50

(16)

xv

3. Data Minat Mahasiswa FKIP Menjadi Guru ... 51

E. Uji Hipotesis... 52

a. Hubungan Pengajaran Mikro dengan Minat Mahasiswa FKIP Menjadi Guru... 52

b. Hubungan PPL II di Sekolah Dengan Minat Mahasiswa FKIP Menjadi Guru... 53

c. Hubungan Pengajaran Mikro dan PPL II di Sekolah dengan Minat Mahasiswa FKIP Menjadi Guru ... 54

F. Pembahasan Hasil Penelitian ... 56

1. Hubungan Pengajaran Mikro Dengan Minat Mahasiswa FKIP Menjadi Guru... 56

2. Hubungan PPL II dengan Minat Mahasiswa FKIP Menjadi Guru . 58 3. Hubungan Pengajaran Mikro dan PPL II di Sekolah dengan Minat Mahasiswa FKIP Menjadi Guru ... 60

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 64

B. Keterbatasan Penelitian... 65

C. Saran ... 65

DAFTAR PUSTAKA ... 68

(17)

xvi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel III.1 Jumlah Sampel Mahasiswa FKIP Angkatan 2005... 24

Tabel III.2 Kisi-kisi Instrumen Pengajaran Mikro ... 27

Tabel III.3 Kisi-kisi Instrumen PPL II ... 28

Tabel III.4 Kisi-kisi Instrumen Minat Menjadi Guru ... 28

Tabel III.5 Skor Pernyataan Kuesioner Untuk Instrumen Pengajaran Mikro Dan PPL II ... 29

Tabel III.6 Skor Pernyataan Kuesioner Untuk Instrumen Minat Menjadi Guru ... 29

Tabel III.7 Hasil Uji Validitas Pengajaran Mikro ... 32

Tabel III.8 Hasil Uji Validitas PPL II ... 33

Tabel III.9 Hasil Uji Validitas Minat Mahasiswa FKIP Menjadi Guru ... 33

Tabel III.10 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen ... 35

Tabel III.11 PAP Tipe II ... 38

Tabel III.12 Hasil Pengujian Deskripsi Data Variabel Pengajaran Mikro ... 39

Tabel III.13 Hasil Pengujian Deskripsi Data Variabel PPL II ... 40

Tabel III.14 Hasil Pengujian Deskripsi Data Variabel Minat Mahasiswa FKIP Menjadi Guru... 40

Tabel III.15 Tabel Tingkat Hubungan Korelasi Antara Variabel ... 42

Tabel IV. 1 Tabel Jumlah Sampel Mahasiswa FKIP Angkatan 2005 ... 46

Tabel IV. 2 Hasil Uji Normalitas Pengajaran Mikro... 47

(18)

xvii

Tabel IV. 4 Hasil Uji Normalitas Minat Mahasiswa FKIP Menjadi Guru ... 48

Tabel IV. 5 Hasil Pengujian Linieritas ... 49

Tabel IV 6 Deskripsi Data Pengajaran Mikro ... 50

Tabel IV. 7 Deskripsi Data PPL II ... 51

Tabel IV. 8 Deskripsi Data Minat Mahasiswa FKIP Menjadi Guru ... 51

Tabel IV. 9 Hasil Uji Korelasi Hubungan Pengajaran Mikro Dengan Minat Mahasiswa FKIP Menjadi Guru ... 53

Tabel IV.10 Hasil Uji Korelasi Hubungan PPL II Dengan Minat Mahasiswa FKIP Menjadi Guru ... 54

Tabel IV.11 Tabel Uji Korelasi Ganda Hubungan Pengajaran Mikro dan PPL II Dengan Minat Mahasiswa FKIP Menjadi Guru ... 55

(19)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian ... 69

Lampiran 2 Data Validitas dan Reliabilitas Penelitian ... 75

Lampiran 3 Data Induk Penelitian ... 78

Lampiran 4 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ... 93

Lampiran 5 Hasil Uji Normalitas dan Linieritas ... 96

Lampiran 6 Korelasi Product Moment dan Analisis Korelasi Ganda ... 98

(20)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Ketrampilan keguruan merupakan unsur penting bagi setiap guru maupun calon guru sebelum siap berdiri di depan kelas. Oleh karena itu, lembaga pendidikan yang tugasnya menyiapkan calon-calon guru wajib memberi bekal kepada mahasiswa dalam menguasai ketrampilan-ketrampilan dasar keguruan disamping pematangan bidang studi. Proses latihan ketrampilan keguruan tersebut dinamakan Program Pengalaman Lapangan sebagai unsur penting dari kelompok matakuliah Proses Belajar Mengajar.

(21)

Seperti dalam kenyataannya, dalam mempersiapkan calon guru yang provesional, pihak Universitas khususnya FKIP memberikan latihan-latihan ketrampilan kepada mahasiswa yang dilakukan dalam bentuk kegiatan praktek matakuliah kelompok proses belajar mengajar (PBM) dengan menggunakan fasilitas micro teaching yang sudah tersedia. Dengan mengikuti matakuliah micro teaching dapat melatih mahasiswa untuk mempersiapkan diri dalam mengikuti Program Pengalaman Lapangan di sekolah, dan dengan menguasai lebih dahulu komponen kegiatan mengajar maka mahasiswa akan siap mengikuti kegiatan mengajar di sekolah dan siap berhadapan lansung dengan siswa di sekolah. Dalam hal ini matakuliah micro teaching sangat membantu mahasiswa sebagai calon guru dalam mempersiapkan diri dalam menjalani tugas-tugas guru di sekolah, serta memiliki pemahaman dan ketrampilan yang diperlukan sebelum calon guru tersebut berlatih mengajar di sekolah. Selanjutnya dengan adanya kesempatan untuk mengikuti Program Pengalaman Lapangan di sekolah, dengan mengalami dan menghadapi secara lansung siswa dan kegiatan yang dilakukan seorang guru di sekolah, mahasiswa akan memiliki ketrampilan untuk menjadi seorang guru.

(22)

lulusannya dapat melaksanakan tugasnya sebagai tenaga kependidikan dengan memperlihatkan kemampuannya berdasarkan oleh penguasaan bahan, ketahanan profesional, penguasaan proses, serta kemampuan penguasaan diri, dan didasari oleh sikap kependidikan yang mantap. Oleh karena itu, pelaksanaan PPL dilakukan sesudah mahasiswa memperoleh bekal yang memadai dalam berbagai bidang yang berkaitan dengan tugasnya sebagai seorang guru. Hal itu telah dilakukan oleh pihak Universitas, sebelum mahasiswa calon guru terjun ke sekolah untuk mengikuti PPL II, pihak Universitas memberikan bekal kepada mahasiswa dengan memberikan matakuliah dasar keahlian yang berkaitan dengan tugasnya sebagai seorang guru dan memberikan matakuliah bidang studi sesuai dengan prodinya masing-masing, sehingga mahasiswa benar-benar siap mengikuti PPL II di sekolah.

(23)

teman-teman sendiri dan bahkan mengikuti pengalaman mengajar di sekolah, sebenarnya semua itu membuat saya sadar bahwa “Orang akan dapat melakukan sesuatu yang

menurutnya tidak mungkin dapat ia lakukan, apabila ia berani mencoba, mau belajar,dan terus berusaha” dan sampai saat ini setelah saya mengikuti praktek

micro teaching dan PPL II di sekolah, saya pun yakin bahwa suatu saat saya akan bisa menjadi seorang guru dan itupun sudah menjadi cita-cita saya sekarang. Hal ini menjadi salah satu bukti bahwa dengan diberikannya kesempatan diadakannya PPL I dan PPL II di sekolah dapat menumbuhkan dan meningkatkan minat mahasiswa untuk menjadi seorang guru, karena dengan adanya pengalaman tersebut dapat menumbuhkan keberanian dan kepercayaan diri mahasiswa untuk menjadi pribadi yang utuh dan bertanggung jawab.

Keberhasilan mahasiswa dalam pencapaian sikap kependidikan yang mantap dipengaruhi oleh banyak pihak, antara lain: Pihak mahasiswa itu sendiri, Pihak fakultas keguruan (khususnya dosen pembimbing), dan pihak sekolah sebagai tempat pelaksanaan PPL II. Kaitannya dengan menjadi guru, bahwa dengan adanya kesempatan atau pengalaman yang didapatkan mahasiswa setelah mengikuti pengajaran mikro dan PPL II, maka mahasiswa calon guru akan berminat untuk menyelesaikan studinya di fakultas keguruan untuk menjadi guru yang memiliki ketrampilan keguruan.

(24)

Teaching) dan Program Pengalaman Lapangan II di Sekolah dengan Minat

Mahasiswa FKIP Menjadi Guru”.

B. Batasan Masalah

Berbagai faktor yang mempengaruhi minat menjadi guru diantaranya: faktor internal (dari dalam diri mahasiswa) dan faktor eksternal. Penelitian ini akan memfokuskan pada pembelajaran micro teaching dan pelaksanaan PPL II di sekolah untuk menumbuhkan minat mahasiswa menjadi seorang guru.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah ada hubungan pengajaran mikro (Mikro Teaching) dengan minat mahasiswa FKIP menjadi guru?

2. Apakah ada hubungan Program Pengalaman Lapangan II di sekolah dengan minat mahasiswa FKIP menjadi guru.

3. Apakah ada hubungan antara pengajaran Micro Teaching dan Program Pengalaman Lapangan II di sekolah dengan minat mahasiswa FKIP menjadi guru?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan penelitian ini adalah untuk menyediakan bukti tentang:

(25)

2. Ada tidaknya hubungan PPL II di sekolah dengan minat mahasiswa FKIP menjadi guru.

3. Ada tidaknya hubungan antara pengajaran Mikro Teaching dan PPL II di sekolah dengan minat mahasiswa FKIP menjadi guru.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain:

1. Sebagai masukan bagi FKIP Universitas Sanata Dharma, khususnya Program Studi Akuntansi dalam usaha untuk meningkatkan minat mahasiswa untuk menjadi guru.

(26)

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

Penelitian ini bila dilihat dari judulnya, terdapat 3 variabel teori, dimana teori ini harus dikaji lebih lanjut. Berikut 3 variabel teori yang dikaji:

1. Pengajaran Mikro (Mikro Teaching)

(27)

(calon guru) dapat menguasai setiap komponen satu persatu dalam situasi mengajar yang disederhanakan.

Berdasarkan pengertian pengajaran mikro, J.J Hasibuan (1988) mengemukakan beberapa ciri-ciri penting dalam pengajaran mikro: Pengajaran mikro berarti dalam skala kecil. Skala kecil dapat berkaitan dengan ruang lingkup materi pelajaran, waktu, siswanya dan ketrampilannya; Sebagaian kecil ketrampilan mengajar yang kompleks akan dipelajari lebih mendalam dan teliti; Pengajaran mikro adalah pengajaran yang sebenarnya. Calon guru harus membuat persiapan mengajar, melaksanakan pengajaran berdasarkan rencana yang dibuat, mengelola kelas, dan sebagainya; Pengajaran mikro juga berarti belajar yang sesungguhnya. Ditinjau dari calon guru, dia belajar bagaimana mengajar, sedangkan dari siswanya akan memperoleh atau belajar sesuatu, sesuai dengan tujuan pengajaran yang dirumuskan oleh calon guru; Untuk mendapatkan hasil rekaman yang akurat, pengajaran mikro harus dilengkapi dengan alat-alat perekam video maupun radio.

(28)

a) Dapat membuat persiapan mengajar yang baik b) Dapat mengungkapkan pengertian yang jelas.

c) Dapat membawakan pelajaran dengan sikap dan gaya sesuai dengan provesinya

d) Dapat berbicara dengan lancar di depan kelas

e) Dapat melakukan ketrampilan membuka dan menutup pelajaran f) Dapat mengajukan pertanyaan dengan cara yang benar

g) Dapat memberikan dorongan dan motivasi kepada siswa h) Dapat mengajar dengan berbagai variasi

i) Dapat menggunakan alat-alat pelajaran dengan benar dan tepat

j) Dapat mengamati pelaksanaan latihan ketrampilan keguruan secara obyektif dan kritis

k) Dapat memerankan sebagai supervisor, siswa maupun observer l) Dapat menerapkan semua teori tentang didaktik

m) Memiliki rasa percaya akan diri sendiri

Sedangkan tujuan pengajaran mikro menurut Dwight ellen adalah : a) Bagi mahasiswa calon guru

1. Memberi pengalaman mengajar yang nyata dan latihan sejumlah ketrampilan dasar mengajar secara terpisah

(29)

3. Memberikan kemungkinan bagi calon guru untuk mendapatkan bermacam-macam ketrampilan dasar mengajar serta memahami kapan dan bagaimana ketrampilan itu diterapkan.

b) Bagi guru

1. Memberikan penyegaran dalam program pendidikan

2. Guru mendapat pengalaman mengajar yang bersifat individual demi perkembangan profesinya

3. Mengembangkan sikap terbuka bagi guru terhadap pembaharuan yang berlansung di pranata pendidikan.

Menurut Gilarso (1986), komponen ketrampilan keguruan dalam pengajaran mikro antara lain :

1. Membuka dan menutup pelajaran (set eduction and closure) 2. Menjelaskan (explaining)

3. Bertanya (guestioning)

4. Memberi penguatan (reinforcement) 5. Mengadakan variasi (variation)

(30)

1. Bahwa dengan menguasai terlebih dahulu komponen kegiatan mengajar, akan dapat dilaksanakan kegiatan mengajar secara keseluruhan yang bersifat kompleks itu.

2. Bahwa dengan menyederhanakan situasi maka perhatian dapat ditujukan sepenuhnya kepada pembinaan ketrampilan tertentu (khusus) yang merupakan komponen dari kegiatan mengajar.

3. Bahwa dengan menyederhanakan situasi latihan maka lebih dimungkinkan untuk mengadakan observasi yang lebih saksama dengan pencatatan yang lebih teliti.

2. Program Pengalaman Lapangan di Sekolah

Menurut Suparno (1992), Program Pengalaman Lapangan adalah suatu program dalam pendidikan prajabatan guru, yang dirancang untuk melatih para calon guru menguasai kemampuan keguruan yang utuh dan terintegrasi, sehingga setelah menyelesaikan pendidikannya mereka siap untuk secara mandiri mengemban tugas sebagai guru. Pada dasarnya, kemampuan profesional keguruan yang terbentuk melalui pendidikan prajabatan itu memiliki 2 sisi yang saling menunjang yaitu kemampuan untuk melaksanakan tugas dan mengenal batas-batas kemampuan serta kesiapan dan kemampuan-kemampuan sumber yang dapat membantu mengatasi keterbatasan kemampuan melaksanakan tugas tersebut.

(31)

mahasiswa yang mencakup latihan mengajar dan tugas kependidikan serta terbimbing dan terpadu untuk memenuhi syarat pembentukan profesi kependidikan. Kegiatan praktek pengalaman tersebut meliputi kegiatan latihan mengajar, mengenal siswa, pengelolaan sekolah, sebagai yang telah ditetapkan dalam pedoman yang dikeluarkan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Sedangkan menurut buku Pedoman Program Pelaksanaan Pengalaman Lapangan, Program Pengalaman Lapangan dirancang untuk melatih para calon guru agar menguasai kecakapan keguruan secara lengkap dan terintegrasi. Program ini meliputi latihan pembelajaran dan latihan melaksanakan tugas-tugas kependidikan selain pembelajaran.

(32)

a. Pengenalan lapangan

Tahap ini bertujuan untuk mengakrapkan mahasiswa calon guru dengan dunia sekolah, melalui observasi dan penghayatan lansung sebagai aspek ‘’kehidupan’’ di sekolah.

b. Latihan ketrampilan terbatas

Dalam tahap ini, mahasiswa calon guru diberi kesempatan untuk menguasai ketrampilan mengajar secara terbatas melalui latihan dan pengajaran mikro, baik yang berlansung dalam situasi yang sebenarnya (menggunakan murid SMA/SMK) maupun yang berlansung dalam situasi buatan.

c. Latihan terbimbing

Pada tahap ini, mahasiswa calon guru mulai berlatih mengintegrasikan berbagai kemampuan keguruan secara utuh dalam situasi yang sebenarnya, dibawah bimbingan para pembimbing.

d. Latihan mandiri

Pada tahap ini, mahasiswa calon guru diberi kesempatan untuk berperan sebagai guru kelas dengan bimbingan yang sangat minimal, bahkan bila mungkin tanpa bimbingan.

Suparno (1992) juga mengemukakan beberapa tujuan akhir dari Program Pengalaman Lapangan yaitu:

(33)

b. Menguasai berbagai ketrampilan mengajar terbatas

c. Mampu menerapkan berbagai kemampuan keguruan secara utuh dan terintegrasi dalam situasi yang sebenarnya dibawah bimbingan para pembimbing.

d. Mampu menerapkan berbagai kemampuan keguruan secara utuh dan terintegrasi dalam situasi yang sebenarnya dengan bimbingan yang minimal atau bahkan tanpa bimbingan.

e. Mampu menarik pelajaran dari penghayatan dan pengalamannya selama latihan melalui refleksi yang merupakan salah satu ciri penting pekerjaan profesional.

3. Minat Menjadi Guru

a. Pengertian Minat

(34)

suatu obyek berdasarkan penilaian terhadap obyek itu sebagai obyek berharga atau tidak berharga.

Menurut I.L. Pasaribu dan B. Simanjuntak(1986:47) dalam W.S. Winkel (1991), minat adalah suatu sikab subyek terhadap obyek atas dasar adanya Kebutuhan dan kemungkinan terpenuhinya Kebutuhan itu. Minat dan prilaku tersebut ditentukan oleh minat. Minat adalah kelanjutan dari dorongan kegiatan dimana anak tampak keinginannya untuk mengetahui sesuatu.

Minat merupakan sumber motivasi yang mendorong orang untuk melakukan apa yang mereka inginkan bila mereka bebas memilih (Hurlock, 1995:144). Minat terbagi menjadi 3 aspek (Hurlock,1995:144) sbb:

a. Aspek kognitif

Berdasarkan pengalaman pribadi dan apa yang pernah dipelajari baik di rumah, sekolah dan masyarakat serta berbagai jenis media massa. b. Aspek afektif

(35)

c. Aspek psikomotor

Berjalan dengan lancar tanpa perlu pemikiran lagi, urutannya tepat. Namun kemajuan tetap memungkinkan sehingga keluwesan dan keunggulan meningkat meskipun ini semua berjalan lambat.

Minat disini adalah kesadaran seseorang bahwa suatu obyek, suatu soal dan situasi bersangkut paut dengan dirinya. Jadi dalam hal ini seorang mahasiswa telah menyadari bahwa situasi lingkungan disekitarnya mempengaruhi minatnya untuk menjadi guru. Perubahan pilihan minat pada diri seseorang dapat digunakan untuk melihat tingkat kematangan pilihan minatnya maupun jiwa dan pribadinya. Semakin sering perubahan pilihan minat terjadi semakin tidak matang pula. Menurut L.Crow dan A. Crow (Winkel, 1991), kemampuan atau keinginan untuk melanjutkan tugas yang diberikan dalam jangka waktu tertentu akan berbeda-beda karena umur dan dikalangan individu.

(36)

Minat adalah suatu alasan yang paling meyakinkan demi keberhasilan suatu proses belajar. Jika seseorang memiliki rasa ingin Belajar, ia akan cepat dapat mengerti dan mengingatnya. Guru yang berhasil membina kesediaan Belajar murid-muridnya berarti telah melakukan hal yang terpenting yang dapat dilakukan demi kepentingan belajar murid-muridnya. Sebab, minat bukanlah sesuatu yang ada begitu saja, melainkan sesuatu yang dapat dipelajari (Kurt Singer:1987).

Giatama (1990:6) menggolongkan minat menjadi dua:

a. Minat secara intrisik merupakan minat yang timbul dari dalam individu sendiri tanpa pengaruh dari luar. Minat intrisik dapat timbul karena pengaruh sikap, persepsi, prestasi belajar, bakat dan jenis kelamin.

b. Minat secara ekstrinsik merupakan minat yang timbul akibat pengaruh dari luar individu. Minat secara ekstrinsik timbul antara lain karena latar belakang ekonomi, minat orang tua dan teman sebaya.

b. Pengertian Guru

(37)

berarti mengembangkan ketrampilan – ketrampilan kepada siswa. Menurut Earl V Pullias, guru ialah seseorang yang membantu murid untuk mempelajari hal-hal yang tak mereka ketahui dan memahami apa yang mereka pelajari.

Pengertian guru menurut Muhamad Nurdin (2008) adalah seorang yang harus digugu dan harus ditiru oleh muridnya. Harus digugu artinya segala sesuatu yang disampaikan olehnya senantiasa dipercaya dan diyakini sebagai kebenaran oleh semua murid. Segala ilmu pengetahuan yang datang dari sang guru dijadikan sebagai sebuah kebenaran yang tidak perlu dibuktikan atau diteliti lagi. Sebagai seorang yang harus ditiru, seorang dengan sendirinya memiliki peran yang luar biasa dominannya bagi murid. Dalam sebuah proses pendidikan guru merupakan salah satu komponen yang sangat penting, selain komponen lainnya seperti tujuan, kurikulum, metode, sarana dan prasarana, lingkungan dan evaluasi.

B. Kerangka Berpikir

1. Hubungan Pengajaran Mikro Dengan Minat Menjadi Guru

(38)

Dalam hal ini, pengajaran mikro sangat berhubungan dengan minat menjadi guru bagi mahasiswa. Hal ini dikarenakan dengan adanya pengalaman dan ketrampilan yang didapatkan oleh calon guru dalam pengajaran mikro menjadi salah satu faktor pendukung minat mahasiswa untuk menjadi guru. Lagi pula pengajaran mikro bertujuan untuk melatih mahasiswa dalam ketrampilan keguruan dan mempersiapkan mahasiswa untuk terjun lansung dalam praktek mengajar di sekolah.

2. Hubungan Program Pengalaman Lapangan II Dengan Minat Menjadi

Guru

(39)

Kaitan Program Pengalaman Lapangan di sekolah dengan minat menjadi guru ialah bahwa pelaksanaan Program Pengalaman Lapangan di sekolah yang dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu, dengan berdasarkan pengalaman yang mahasiswa dapatkan serta ketrampilan yang mereka miliki saat mengikuti praktek mengajar di sekolah juga menjadi faktor pendukung minat mahasiswa untuk menjadi guru.

3. Hubungan Pengajaran Mikro dan Program Pengalaman Lapangan II

Dengan Minat Menjadi Guru.

Pengajaran mikro, calon guru berlatih mengajar secara terbatas, namun tetap mengajar yang sesungguhnya dengan diawasi oleh pembimbing, sebelum mengajar yang sesungguhnya. Pengajaran mikro memberi kesempatan seluas-luasnya bagi calon guru untuk mengesplorasi semua kelebihannya, memberi kesempatan untuk mengukur kemampuannya, sehingga calon guru memiliki seperangkat pengetahuan, ketrampilan, sikap serta tingkah laku yang diperlukan bagi profesinya serta tepat dalam menggunakannya dalam tugas dan perannya di sekolah.

(40)

Minat adalah sesuatu yang pribadi dan berhubungan erat dengan sikap. Minat menyebabkan seseorang giat melakukan menuju kesesuatu yang telah menarik minatnya, dan minat tidak datang begitu saja tetapi minat ada melalui suatu proses, secara utuh dalam situasi yang sebenarnya. Dalam hal ini, dengan adanya pengetahuan dan pengalaman yang didapatkan oleh mahasiswa dalam pengajaran mikro dan PPL II dan dengan mengalami secara lansung menjadi seorang guru melalui praktek mengajar di sekolah, timbul minat dari calon guru untuk menjadi seorang guru.

Pengalaman yang didapatkan mahasiswa dalam pengajaran mikro dan Program Pengalaman Lapangan II, juga terdapat adanya interaksi. Hal ini dapat dilihat, bahwa pengajaran mikro membuat mahasiswa menjadi semakin bertanggung jawab, percaya diri dan sungguh-sungguh dalam melaksanakan Program Pengalaman Lapangan II. Hal ini dikarenakan mahasiswa merasa sudah mendapatkan ketrampilan dan pengalaman mengajar lewat pengajaran mikro, dan dengan adanya praktek Program Pengalaman Lapangan II dapat menjadi tantangan bagi mahasiswa dan memperdalam lagi ketrampilan mengajarnya sehingga dengan pengalaman yang dia dapat, mahasiswa berminat untuk menjadi guru.

C. Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

(41)

2. Ada hubungan positif antara Program Pengalaman Lapangan II dengan minat mahasiswa FKIP menjadi guru

(42)

23

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini bersifat kuantitatif, dimana gejala-gejala yang akan diteliti, diukur dengan menggunakan angka-angka. Dengan demikian penelitian ini memungkinkan digunakan teknik analisis statistik untuk mengolah data yang diperoleh.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di FKIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, yang diadakan pada semester genap tahun 2009.

C. Populasi Penelitian dan Sampel

1. Populasi Penelitian

(43)

2. Sampel Penelitian

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Pada penelitian ini sampel yang diambil adalah mahasiswa angkatan 2005. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 633. Dari keseluruhan jumlah sampel yang diteliti atau jumlah kuesioner yang di sebar, yang mendapat respon dari mahasiswa atau yang dikembalikan sebanyak 148. Berikut adalah rincian dari jumlah sampel dan jumlah kuesioner yang mendapat respon dari mahasiswa FKIP angkatan 2005.

Tabel III. 1

Tabel Jumlah Sampel Mahasiswa FKIP Angkatan 2005

Prodi Sampel Respon

PGSD

Program Studi Bimbingan dan Konseling Program Studi PBI

Program Studi PBSID

Program Studi Pendidikan Sejarah Program Studi PDU

Program Studi PAK Program Studi P Mat

Program Studi Pendidikan Fisika

Program Studi Pendidikan Agama Katolik 132 38 145 62 22 24 76 59 27 47 - 10 30 10 14 10 44 10 10 10

Jumlah 633 148

Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling

(44)

pertimbangan, mahasiswa angkatan 2005 yang masih aktif yang jumlah paling banyak telah mengikuti PPL.

D. Variabel Penelitian dan Pengukuran

Variabel adalah pengelompokan yang logis dari dua atribut atau lebih (Margono 2003:133). Variabel mempunyai kaitan erat dengan teori. Teori adalah serangkaian konsep, definisi dan proporsi yang saling berkaitan dan bertujuan untuk memberikan gambaran yang sistematis tentang suatu fenomena. Gambaran yang sistematis itu dijabarkan dengan menghubungkan variabel yang satu dengan yang lainnya dengan tujuan untuk menjelaskan fenomena tersebut.

Variabel penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu: 1. Variabel bebas, meliputi:

a. Pengajaran Mikro (Micro Teaching) b. Program Pengalaman Lapangan di sekolah 2. Variabel terikat, meliputi:

Minat mahasiswa FKIP menjadi guru

Hubungan antar variabel penelitian, apabila digambarkan dalam paradigma penelitian sebagai berikut:

X1

X2

(45)

Keterangan:

X1 = Pengajaran Mikro

X2 = Program Pengalaman Lapangan di sekolah Y = Minat Mahasiswa FKIP menjadi guru

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Angket atau kuesioner

Menurut Sugiono (2002: 135), menyebutkan bahwa “Kuesioner

merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab”. Metode angket digunakan untuk mengungkapkan data tentang

Pengajaran Mikro dan Program Pengalaman Lapangan di sekolah. Untuk memperoleh data tersebut dilakukan dengan menyebar angket kepada subyek secara langsung.

2. Dokumentasi

Menurut Suharsimi (2002: 149), dokumentasi adalah metode yang dilakukan dengan cara mengutip langsung data yang sudah terarsip atau ada pada masing-masing bagian. Data tersebut berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen, rapat dan sebagainya.

F. Teknik Pengujian Variabel Penelitian

(46)

dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini salah satunya adalah angket, yaitu sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya ataupun hal-hal yang ia sukai. Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup yaitu angket yang telah dilengkapi dengan pilihan jawaban yang telah dipilih. Adapun kisi-kisi instrumen adalah sebagai berikut.

Tabel III.2: Kisi-Kisi Instrumen Pengajaran Mikro (Micro Teaching)

No Dimensi Indikator No butir

positif

No butir negatif

1 Ketrampilan membuka pelajaran

a)Menarik perhatian siswa

b)Meransang motivasi siswa

c)Membuat kaitan

3,12 1,13 7,8

4 5

2 Ketrampilan

menyampaikan materi

a)Kemampuan

menganalisis dan merencanakan

b)Menyajikan suatu penjelasan

c)Variasi dalam gaya mengajar

d)Variasi dalam penggunaan media e)Ketrampilan bertanya

10,11 9,15 2,17 16 6 14 3 Ketrampilan menutup

pelajaran

a)Meninjau kembali b)Mengevaluasi

(47)

Tabel III.3: Kisi-Kisi Instrumen Program Pengalaman Lapangan II

No Dimensi Indikator No butir

positif

No butir negatif

1 Kegiatan belajar mengajar

a)Penampilan

b)Penguasaan materi c)Ketrampilan bertanya d)Sistematika penyajian

1 3 5,6

2 4

2 Kesadaran dan

kemampuan

pengembangan diri

a)Memiliki kompetensi yang diperlukan

b)Tanggung jawab c)Punya keahlian dalam

memberikan bimbingan

7,11,12 6,9,10

8

Kisi-kisi instrument mengenai minat mahasiswa FKIP menjadi guru adalah sebagai berikut:

Tabel III.4: Kisi-Kisi Instrumen Minat Menjadi Guru

No Dimensi Indikator No butir

positif

No butir negatif

1 Minat intrinsik a)Senang menjadi guru b)Belajar menguasai

ketrampilan keguruan c)Senang berkecimpung

dalam dunia

pendidikan

d)Belajar menciptakan kondisi belajar mengajar dengan tepat

1 2,3 4,6 5

2 Minat Ekstrinsik a)Dorongan orang tua b)Melihat pengalaman

orang lain yang sukses menjadi guru

c)Status social di masyarakat

8 9

(48)

G. Uji Validitas dan Reliabilitas

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan instrumen berupa angket atau kuesioner, yaitu sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya ataupun hal-hal lain yang diketahuinya. Angket yang telah digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup yaitu angket yang telah dilengkapi dengan pilihan jawaban sehingga siswa hanya tinggal memilih jawaban yang telah tersedia. Skala pengukuran meggunakan skala Likert dengan empat alternatif jawaban. Skor yang digunakan untuk menilai pernyataan tersebut tertera dalam tabel berikut:

Tabel III.5: Skor Pernyataan Kuesioner Untuk Instrumen Pengajaran Mikro dan Program Pengalaman Lapangan II

Pernyataan Skor Positif Skor Negatif

Selalu Sering Kadang-kadang Tidak Pernah 4 3 2 1 1 2 3 4

Tabel III.6: Skor Pertanyaan Kuesioner Untuk Instrumen Minat Menjadi guru

Pernyataan Skor Positif Skor Negatif

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat tidak Setuju

4 3 2 1 1 2 3 4

(49)

instrumen akan dilakukan kepada Mahasiswa FKIP Universitas Sanata Dharma angkatan 2004.

1. Uji Validitas

Uji Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat kesahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid, apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan mampu mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Menurut Suharsimi (2002:146) Uji validitas ini menggunakan rumus Product moment yaitu sebagai berikut:

Y

Y

X

X

r

N N

Y X XY

N

xy 2

2 2

Keterangan:

r

xy Koefisien korelasi antara variable X dan variable Y

N = Jumlah responden

xy Jumlah skor dari X dan Y

X Jumlah nilai X

Y Jumlah nilai Y

X

2 Jumlah skor X kuadrat

Y

2 Jumlah skor Y kuadrat
(50)

tersebut valid atau sahih. Sedangkan apabila r hitung lebih kecil dari r tabel maka butir tersebut tidak valid atau gugur.

Hasil Uji Validitas

Pengujian validitas digunakan untuk mengetahui apakah kuesioner yang dipakai sebagai bahan penelitian itu layak atau tidak untuk dipakai. Kuesioner sebagai alat ukur perlu diuji validitasnya untuk menunjukkan sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsinya. Semakin tinggi suatu alat ukur, semakin tepat pula alat pengukurnya mengenai sasarnnya. Sebaliknya semakin rendah validitas suatu alat ukur, semakin jauh pula alat pengukur itu mengenai sasarannya. Pelaksanaan uji coba penelitian ini dilakukan pada mahasiswa FKIP Universitas Sanata Dharma angkatan 2004 dengan jumlah responden 30 mahasiswa. Dari uji hasil coba tersebut diketahui derajat kebebasan sebesar 28 (30-2), dengan derajat keyakinan = 5% maka diperoleh r tabel sebesar 0,374. Adapun rangkuman hasil penelitian uji coba valditas sebagai berikut:

a. Uji Validitas Variabel Pengajaran Mikro

(51)

Tabel III.7

Hasil uji Validitas Pengajaran Mikro

Item

r

hitung

r

tabel Keterangan

1 0,557 0,374 Valid

2 -0,164 0,374 Tidak valid

3 0,557 0,374 Valid

4 0,606 0,374 Valid

5 0,629 0,374 Valid

6 0,557 0,374 Valid

7 0,452 0,374 Valid

8 0,656 0,374 Valid

9 0,606 0,374 Valid

10 0,629 0,374 Valid

11 0,295 0,374 Tidak Valid

12 0,496 0,374 Valid

13 0,505 0,374 Valid

14 0,261 0,374 Tidak valid

15 0,100 0,374 Tidak valid

16 0,606 0,374 Valid

17 0,500 0,374 Valid

18 0,656 0,374 Valid

Dari tabel diatas tampak bahwa dari 18 item pertanyaan, terdapat 4 item pertanyaan yang tidak valid karena r hitung lebih kecil dari r tabel, jadi dari 18 item pertanyaan tersebut yang layak digunakan untuk penelitian selanjutnya adalah 14 item pertanyaan.

b. Uji Validitas Variabel Program Pengalaman Lapanan II

(52)

Tabel III.8

Hasil Uji Validitas Variabel PPL II

Item

r

hitung

r

tabel Keterangan

1 0,093 0,374 Tidak valid

2 0,160 0,374 Tidak valid

3 0,394 0,374 Valid

4 0,667 0,374 Valid

5 0,720 0,374 Valid

6 0,546 0,374 Valid

7 0,400 0,374 Valid

8 0,324 0,374 Tidak valid

9 0,441 0,374 Valid

10 0,074 0,374 Tidak valid

11 0,641 0,374 Valid

12 0,507 0,374 Valid

Dari hasil uji validitas pada tabel diatas tampak bahwa, dari 12 item pertanyaan terdapat 4 item pertanyaan yang tidak valid karena r hitung lebh kecil dari r tabel. Jadi dari 12 item pertanyaan tersebut terdapat 8 item pertanyaan yang layak digunakan untuk penelitian selanjutnya.

c. Uji Validitas Variabel Minat Mahasiswa FKIP Menjadi Guru.

Hasi uji validitas untuk variabel Minat Mahasiswa FKIP menjadi guru adalah sebagai berikut:

Tabel III. 9

Hasil Uji Validitas Variabel Minat Mahasiswa FKIP Menjadi Guru

Item

r

hitung

r

tabel Keterangan

1 0,913 0,374 Valid

2 0,465 0,374 Valid

3 0,913 0,374 Valid

(53)

5 0,913 0,374 Valid

6 0,913 0,374 Valid

7 0,465 0,374 Valid

8 0,027 0,374 Tidak valid

9 -0,018 0,374 Tidak valid

10 0,913 0,374 Valid

Dari uji validitas pada tabel diatas, dapat dilihat bahwa dari 10 item pertanyaan terdapat 2 item pertanyaan yang tidak valid, karena r hitung lebih kecil dari pada r tabel. Jadi item pertannyaan yang layak digunakan untuk penelitian selanjutnya adalah 8 item pertanyaan.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana alat pengukuran dapat dipercaya atau diandalakan. Menurut (Arikunto,2002:146) untuk menguji reliabilitas instrumen digunakan rumus koefisien alpha sebagai berikut:

1 1

1 2

2

11

b

k k

r

Keterangan:

r

11 Reliabilitas yang dicari

k Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

b

2

Jumlah varian skor tiap-tiap item

1 2

(54)

Besarnya nilai r dapat dihtung dengan menggunakan taraf signifikansi 5%. Jika r alpha positif dan r > r tabel, maka variabel tersebut reliabel.

Hasil Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas ini menggunakan computer program SPSS versi 12.00, apabila diperoleh hasil r hitung untuk setiap butir lebih besar dari r table dengan N = 30 dimana untuk df = 30 – 2 = 28 dengan taraf signifikansi 5% menunjukkan nilai r tabel 0,374. Maka butir-butir soal yang telah disusun ke dalam instrument dinyatakan reliabelitas sehingga pengambilan data penelitian dapat digunakan.

Tabel III.10

Hasil Uji Reliabilitas Instrument

Variabel Koefisien

Alpha

r-tabel (df= 28, =5%)

Keterangan

Pengajaran Mikro

0,847 0,374 Reliabel

PPL II 0,753 0,374 Reliabel

Minat mahasiswa FKIP menjadi guru

0,867 0,374 Reliabel

(55)

0,800 sampai dengan 1,000: Sangat tinggi 0,600 sampai dengan 0,799: Tinggi 0,400 sampai dengan 0,599: Cukup 0,200 sampai dengan 0,399: Rendah

0,000 sampai dengan 0,199 : Sangat rendah

Berdasarkan perhitungan menurut Suharsimi di atas maka, apabila dilihat dari hasil pengujian reliabilitas Pengajaran Mikro dengan nilai alpha 0,847 termasuk dalam kategori sangat tinggi dan hasil pengujian reliabilitas PPL II dengan nilai alpha 0,753 termasuk dalam kategori tinggi serta hasil pengujian reliabilitas Minat mahasiswa FKIP menjadi guru dengan nilai alpha 0,867 berada dalam kategori sangat tinggi.

H. Teknik Analisis Data

1. Uji Persyaratan Analisis

Sebelum dilakukannya analisis data maka terlebih dahulu dilakukan prasyarat analisis yang meliputi:

a. Uji Normalitas

Uji normalitas data digunakan untuk mengetahui apakah data yang terjaring dalam penelitian ini berdistribusi normal atau tidak. Apabila data yang terjaring berdistribusi normal, maka analisis untuk menguji hipotesis dapat dilakukan. Untuk menguji normalitas data menggunakan

(56)

data dianggap normal apabila p> 0,05 dan sebaliknya data dikatakan tidak normal apabila p< 0,05.

b. Uji Linieritas

Pengujian linearitas digunakan untuk mengetahui apakah masing-masing variable bebas mempunyai hubungan linear atau tidak dengan variable terikatnya. Untuk uji linearitas ini digunakan rumus persamaan regresi dengan menguji signifikansi nilai F. Adapun rumus yang digunakan untuk mencari nilai F adalah sebagai berikut (Sudjana, 1996:332):

e TC F

S

S

2 2

Keterangan:

2

2

k TC JK TC

S

k n

E JK e

S

2

F Harga bilangan F untuk garis regresi

TC

S

2 Varian tuna cocok

e

S

2 Varian kekeliruan
(57)

2. Analisis Deskriptif

Statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendiskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaiman adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku umum. Untuk pengujian Deskriptif variable digunakan Penilaian Acuan Patokan (PAP) Tipe II ( Masidjo, 1991:46)

Tabel III.11 PAP Tipe II

Tingkat penguasaan kompetensi Kategori Kecendrungan Variabel

81% -100% Sangat baik

66% - 80% Baik

56% -65% Cukup baik

46% - 55% Tidak baik

Dibawah 46% Sangat tidak baik

Berdasarkan kriteria diatas, maka kategori kecendrungan dari masing-masing variable adalah sebagai berikut

a. Pengajaran Mikro (Mikro Teaching)

(58)

14 + (81% x 42) = 48,02dibulatkan menjadi 48 14 + (66% x 42) = 41,72 dibulatkan menjadi 42 14 + (56% x 42) = 37,52 dibulatkan menjadi 38 14 + (46% x 42) = 33,32 dibulatkan menjadi 33

Interval skor Pengajaran Mikro disajikan pada tabel berikut ini.

Tabel III. 12

Hasil Pengujian Deskripsi Data Variabel Pengajaran Mikro

Interval skor Keterangan

48 - 56 Sangat Positif

42 – 47 Positif

38 – 41 Cukup Positif

33 - 37 Tidak Positif

14 - 32 Sangat tidak Positif

b. Program Pengalaman Lapangan II

Skor tertinggi yang diharapkan dicapai dari 8 item pertanyaan adalah 32 dan skor terendah adalah 8, maka selisih antara skor tertinggi dengan skor terendah adalah 24. Perhitungan kelas untuk deskripsi data tampak sebagai berikut.

8 + (81% x 24) = 27,44 dibulatkan menjadi 27 8 + (66% x 24) = 23,84 dibulatkan menjadi 24 8 + (56% x 24) = 21,44 dibulatkan menjadi 21 8 + (46% x 24) = 19,04 dibulatkan menjadi 19

(59)

Tabel III.13

Hasil Pengujian Deskripsi Data Variabel Program Pengalaman Lapangan II

Interval skor Keterangan

27 – 32 Sangat Positif

24 – 26 Positif

21 – 23 Cukup Positif

19 – 20 Tidak Positif

8 - 18 Sangat tidak Positif

c. Minat Mahasiswa FKIP Menjadi Guru

Skor tertinggi yang diharapkan dicapai dari 8 item pertanyaan adalah 32 dan skor terendah adalah 8, maka sekisih antara skor tertinggi dan skor terendah adalah 24, sehingga diperoleh:

8 + (81% x 24) = 27,44 dibulatkan menjadi 27 8 + (66% x 24) = 23,84 dibulatkan menjadi 24 8 + (56% x 24) = 21,44 dibulatkan menjadi 21 8 + (46% x 24) = 19,04 dibulatkan menjadi 19

Interval skor minat mahasiswa FKIP menjadi guru disajikan pada tabel berikut ini

Tabel III. 14

Hasil Pengujian Deskribsi Data Variabel Minat Mahasiswa FKIP Menjadi Guru

Interval skor Keterangan

27 – 32 Sangat tinggi

24 – 26 Tinggi

21 – 23 Cukup tinggi

19 – 20 Tidak tinggi

(60)

3. Pengujian Hipotesis

Variabel yang diuji:

1) Hubungan Pengajaran Mikro dengan minat mahasiswa FKIP menjadi guru 2) Hubungan Program Pengalaman Lapangan II dengan minat mahasiswa

FKIP menjadi guru.

3) Hubungan Pengajaran Mikro dan Program Pengalaman Lapangan II dengan minat mahasiswa FKIP menjadi guru.

1. Perumusan Hipotesis 1 dan 2

Ho 1 : Tidak ada hubungan positif antara Pengajaran Mikro dengan minat mahasiswa FKIP menjadi guru

Ha 1 : Ada hubungan positif antara Pengajaran Mikro dengan minat mahasiswa FKIP menjadi guru.

Ho 2 : Tidak ada hubungan positif antara Program Pengalaman Lapangan II dengan minat mahasiswa FKIP menjadi guru.

Ha 2 : Ada hubungan positif antara Program Pengalaman Lapangan II dengan minat mahasiswa FKIP menjadi guru.

a. Pengujian Hipotesis

(61)

y

x

r

xy 2 xy 2

Keterangan:

r

xy = Koefisien korelasi antara dua variabel yang dikorelasikan xy = Jumlah perkalian skor X dan skor Y

x

2 = Jumlah kuadrat skor X

y

2 = Jumlah kuadrat skor Y

Koefisien korelasi adalah besaran yang dapat menunjukkan kekuatan hubungan antara dua variabel dan dapat diketahui berdasarkan nilai r hasil analisis korelasi. Selanjutnya, besar nilai r dapat diinterpretasi untuk memperkirakan kekuatan hubungan korelasi, seperti yang ditampilkan pada table berikut (Budi, 91-92):

Tabel III.15

Tabel Tingkat Hubungan Korelasi Antara Variabel

Interval nilai r Interpretasi

0,001 – 0,200 Korelasi sangat lemah 0,201 – 0,400 Korelasi lemah 0,401 – 0,600 Korelasi cukup kuat

0,601 – 0,800 Korelasi kuat

0,801 – 1,000 Korelasi sangat kuat

(62)

dengan t table dengan taraf signifikansi = 0,05 dengan db = n-2 (Sudjana, 1996:380).

r

n r t

2 1

2

Keterangan:

t = harha t-tes yang dicari r = koefisien korelasi n = jumlah sample a. Penarikan kesimpulan

Ha diterima apabila

t

tabel <

t

hitung

Ha ditolak apabila

t

tabel >

t

hitung

2. Perumusan hipotesis

Ho = Tidak ada hubungan positif antara Pengajaran Mikro dan Program Pengalaman Lapangan II dengan minat mahasiswa FKIP menjadi guru

(63)

a. Pengujian hipotesis

Untuk pengujian hipotesis tersebut digunakan korelasi ganda, karena terdiri dari dua variabel bebas yang masing-masing mempunyai korelasi dengan variabel terikat. Pengujian menggunakan korelasi ganda menggunakan rumus sebagai berikut:

x

x

r

x

rx

ryx

ryx

yx

r

yx

r

R

yxx

2 1 2 2 1 2 1 2 2 1 2 2 1 1 . .

2

Keterangan:

R

yx1x2 = Korelasi antara variable X1 dengan X2 secara bersama-sama dengan variable Y

ryx1 = Korelasi product moment antara X1 dengan Y ryx2 = Korelasi product moment antara X2 dengan Y rx1x2 = Korelasi product moment antara X1 dengan

X2

Untuk mengetahui apakah koefisien korelasi ganda tersebut signifikan atau tidak, digunakan uji F dengan rumus:

1 1 2 2 k n K Fh

R

R

Keterangan:

Fh = F hitung yang selanjutnya dibandingkan dengan F table

(64)

k = Jumlah variable independent n = Jumlah anggota sample b Penarikan kesimpulan

Ho diterima jika

F

hitung <

F

tabel
(65)
(66)

46

BAB IV

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Responden

Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa FKIP angkatan 2005 Universitas Sanata Dharma yang sudah mengikuti PPL I dan PPL II, dengan responden berjumlah 148 orang. Distribusi responden masing-masing prodi dapat dilihat dibawah ini.

Tabel IV. 1

Tabel Jumlah Sampel Mahasiswa FKIP Angkatan 2005

Prodi Sampel Respon

PGSD

Program Studi Bimbingan dan Konseling Program Studi PBI

Program Studi PBSID

Program Studi Pendidikan Sejarah Program Studi PDU

Program Studi PAK Program Studi P Mat

Program Studi Pendidikan Fisika

Program Studi Pendidikan Agama Katolik 132 38 145 62 22 24 76 59 27 47 - 10 30 10 14 10 44 10 10 10

Jumlah 633 148

B. Uji Normalitas

(67)

1. Pengajaran Mikro

Tabel IV.2

Hasil Uji Normalitas Pengajaran Mikro

PM

N 148

Normal Parameters(a,b )

Mean 44.17

Std. Deviation 3.323

Most Extreme Differences

Absolute .092

Positive .081

Negative -.092

Kolmogorov-Smirnov Z 1.122 Asymp. Sig. (2-tailed) .161 a Test distribution is Normal.

b Calculated from data.

Dari analisis data diatas diperoleh asymptotic sign (2-tailed) sebesar 0,161. Dengan demikian data variabel Pengajaran Mikro sebesar 0,161 >0,05 adalah normal karena nilai asyimptotik sign (2 tailed) > 0,05.

2. Program Pengalaman Lapangan di Sekolah

Tabel IV.3

Hasil Uji Normalitas PPL II

PPL2

N 148

Normal Parameters(a,b )

Mean

24.70

Std. Deviation 1.893

Most Extreme Differences

Absolute

.104

Positive .104

Negative -.103

Kolmogorov-Smirnov Z 1.268

Asymp. Sig. (2-tailed) .080

(68)

Dari pengujian dengan menggunakan SPSS 12 dapat dilihat bahwa nilai

Asymptotic Sign (2 tailed) adalah 0,080, yang berarti bahwa 0,080>0,05. Dengan demikian variabel PPL II adalah normal.

3. Minat Mahasiswa FKIP Menjadi Guru

Tabel IV.4

Hasil Uji Normalitas Minat Mahasiswa FKIP Menjadi Guru

MNT

N 148

Normal Parameters(a,b )

Mean

25.14

Std. Deviation 1.883

Most Extreme Differences

Absolute

.103

Positive .103

Negative -.103

Kolmogorov-Smirnov Z 1.252

Asymp. Sig. (2-tailed) .087

a Test distribution is Normal. b Calculated from data.

Dari hasil pengujian diatas dapat disimpulkan bahwa variable Minat mahasiswa FKIP menjadi guru adalah normal, karena Asymptotic Sign (2 tailed) sebesar 0,087 >0.05.

C. Uji Linearitas

(69)

Tabel IV.5

Hasil Pengujian Linieritas

Variabel df F hitung F tabel Keterangan

PM 10:136 0,936 1,90 Linier

PPL II 10:136 1,169 1,190 Linier

Pengujian linieritas untuk hubungan Pengajaran Mikro dengan Minat mahasiswa FKIP menjadi guru, diperoleh F hitung sebesar 0,936 sedangkan nilai F tabel dengan db pembilang 10 dan penyebut 136 dengan taraf signifikan 5%diperoleh nilai F tabel 1,90. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hubungan Pengajaran Mikro dengan Minat mahasiswa FKIP menjadi guru adalah linier, karena F hitung< F tabel. Pengujian linieritas untuk Program Pengalaman Lapangan di sekolah dengan Minat mahasiswa FKIP menjadi guru diperoleh F hitung sebesar 1,169 sedangkan nilai F tabel dengan db pembilang 10 dan penyebut 136 dengan taraf signifikan 5% diperoleh F tabel 1,90. Dapat disimpulkan bahwa hubungan PPL II dengan Minat mahasiswa FKIP menjadi guru adalah linier, karena F hitung < F tabel.

D. Deskripsi Data Penelitian

(70)

1. Data Pengajaran Mikro (PPL I)

Data dikelompokkan menjadi 5 kategori yaitu Sangat positif, Positif, Cukup positif, Tidak positif, dan Sangat tidak positif. Perhitungan dengan menggunakan PAP tipe II dapat dilihat di BAB III.

Tabel IV.6

Deskripsi Data Pengajaran Mikro

No Interval

Skor

Frekuensi Persentase Keterangan

1 48 - 56 23 15,54 Sangat Positif

2 42 – 47 97 65,54 Positif

3 38 – 41 22 14,86 Cukup Positif

4 33 – 37 6 4,05 Tidak Positif

5 14 - 32 0 0 Sangat tidak Positif

Jumlah 148 100

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa variable Pengajaran Mikro dengan kategori positif memiliki porsentase terbanyak sebesar 65,54%, dan yang terendah adalah Tidak positif sebesar 4,05 sedangkan sisanya yaitu sebesar 30,4% masuk kategori yang lain. Dengan demikian, sebagian besar Pengajaran Mikro adalah Positif.

2. Data Program Pengalaman Lapangan II

(71)

Tabel IV. 7

Deskripsi Data Program Pengalaman Lapangan II

No Interval Skor Frekuensi Persentase Keterangan

1 27 – 32 18 12,16 Sangat Positif

2 24 – 26 85 57,43 Positif

3 21 – 23 43 29,05 Cukup Positif

4 19 – 20 2 1,35 Tidak Positif

5 8 - 18 0 0 Sangat tidak Positif

Jumlah 148 100

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa variabel Program Pengalaman Lapangan II dengan kategori positif memiliki porsentase terbanyak yaitu sebesar 57,43%, dan terendah adalah Kategori tidak positif sebesar 1,35%, sedangkan sisanya sebesar 41,21% masuk dalam kategori yang lain. Dengan demikian sebagian besar Program Pengalaman Lapangan II adalah positif.

3. Data Minat Mahasiswa FKIP Menjadi Guru.

Data dikelompokkan menjadi 5 kategori yaitu Sangat tinggi, Tinggi, Cukup tinggi, Tidak tinggi, dan Sangat tidak tinggi. Perhitungan dapat menggunakan PAP tipe II, dan dapat dilihat pada BAB III.

Tabel IV. 8

Deskripsi Data Minat Mahasiswa FKIP Menjadi Guru

No Interval skor Frekuensi Persentase Keterangan

1 27 – 32 33 22,30 Sangat tinggi

2 24 – 26 87 58,78 Tinggi

3 21 – 23 27 18,24 Cukup tinggi

4 19 – 20 1 0,68 Tidak tinggi

5 8 - 18 0 0 Sangat tidak tinggi

(72)

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa, variabel Minat Mahasiswa FKIP Menjadi Guru dengan kategori tinggi memiliki porsentase terbanyak sebesar 58,78%, dan terendah adalah kategori tidak tinggi sebesar 0,68%. Dengan demikian sebagian besar Minat Mahasiswa FKIP Menjadi Guru tinggi.

E. Uji Hipotesis

Setelah semua prasyarat terpenuhi, selanjutnya uji hipotesis. Untuk menentukan uji hipotesis menggunakan korelasi pearson. Penggunaan hipotesis selengkapnya tampak seperti dibawah ini.

a. Hubungan Pengajaran Mikro Dengan Minat Mahasiswa FKIP Menjadi

Guru

Ho : Tidak ada hubungan positif antara Pengajaran Mikro dengan minat mahasiswa FKIP menjadi guru.

Ha : Ada hubungan positif antara Pengajaran Mikro dengan minat mahasiswa FKIP menjadi guru.

(73)

Tabel IV.9

Hasil Uji Korelasi Hubungan Pengajaran Mikro Dengan Minat Menjadi Guru

PM MN

PM Pearson Correlation 1 .112

Sig. (2-tailed) . .175

N 148 148

MN Pearson Correlation .112 1

Sig. (2-tailed) .175 .

N 148 148

Hasil pengujian hipotesis menggunakan Product Moment

menunjukkan r hitung sebesar 0,112 lebih kecil dari r tabel sebesar 0,159. Oleh karena nilai r hitung yang lebih kecil dari r tabel pada tingkat signifikansi 2 tailed 0,175 yang lebih besar dari 0,05 maka Ha ditolak.

Hubungan antara Pengajaran Mikro dengan Minat mahasiswa FKIP menjadi guru ditentukan oleh r hitung sebesar 0,112 tergolong sangat rendah karena terletak pada kategori 0,001 – 0,200.

b. Hubungan Program Pengalaman Lapangan II Dengan Minat Mahasiswa

FKIP Menjadi Guru

Ho : Tidak ada hibungan positif antara Program Pengalaman Lapangan II dengan Minat mahasiswa FKIP menjadi guru.

(74)

Berikut adalah hasil uji korelasi sederhana hubungan Program Pengalaman Lapangan II di sekolah dengan minat mahasiswa FKIP menjadi guru, dengan menggunakan SPSS 12.00.

Tabel IV.10

Hasil Uji Korelasi Hubungan PPLII Dengan Minat Menjadi Guru

PPL2 MN

PPL2 Pearson Correlation 1 .062

Sig. (2-tailed) . .453

N 148 148

MN Pearson Correlation .062 1

Sig. (2-tailed) .453 .

N 148 148

Hasil pengujian hipotesis menggunakan Product Moment

menunjukkan r hitung sebesar 0,062 lebih kecil dari r tabel sebesar 0,159. Oleh karena nilai r hitung yang lebih kecil dari r tabel pada tingkat signifikansi 2 tailed 0,453 yang lebih besar dari 0,05 maka Ha ditolak.

Hubungan antara Program Pengalaman Lapangan II dengan minat mahasiswa FKIP menjadi guru ditentukan oleh r hitung sebesar 0,062 tergolong sangat rendah karena terletak pada kategori 0,001 – 0,200.

c. Hubungan Pengajaran Mikro dan Program Pengalaman Lapangan II

Dengan Minat Mahasiswa FKIP Menjadi Guru.

(75)

Ha : Ada hubungan positif antara Pengajaran Mikro dan Program Pengalaman Lapangan II dengan Minat mahasiswa FKIP menjadi guru.

Berikut adalah hasil uji korelasi ganda mengenai Hubungan Pengajaran Mikro dan Program Pengalaman II dengan minat mahasiswa FKIP menjadi guru.

Tabel IV.11

Tabel Uji Korelasi Ganda Hubungan Pengajaran Mikro dan PPL II Dengan Minat Mahasiswa FKIP Menjadi Guru.

Model Summary(b)

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate 1 .121(a

) .015 .001 1.880

a Predictors: (Constant), PPL, PM b Dependent Variable: MM

ANOVA(b)

Model

Sum of

Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 7.653 2 3.827 1.083 .341(a)

Residual 512.428 145 3.534

Total 520.081 147

a Predictors: (Constant), PPL, PM b Dependent Variable: MM

Coefficients(a)

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients t Sig.

B Std. Error

1 (Consta

nt) 21.525 2.673 8.052 .000

PM .060 .047 .105 1.264 .208

PPL .046 .081 .047 .565 .573

(76)

Dari hasil perhitungan korelasi ganda diperoleh R sebesar 0,121 yang terletak pada kategori sangat rendah dan positif. Hasil pengujian koefisien korelasi menunjukkan bahwa harga F sebesar 1,083 dengan tingkat signifikansi 0,341. Oleh karena F hitung lebih besar dari F tabel, maka korelasi antara variabel bebas dengan variabel terikat ditolak dan tidak signifikan. Hasil dari analisis regresi ganda dengan nilai koefisien korelasi ganda (R) sebesar 0,121 dan nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,015, berdasarkan perhitungan pada lampiran diperoleh sumbangan efektif masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat adalah sebagai berikut:

Tabel IV.12

Rangkuman Hasil Perhitungan Sumbangan Efektif dan Relatif

No Nama Variabel Sumbangan

Relatif

Sumbangan Efektif

1 Pengajaran Mikro 70,10% 1,0515%

2 PPL II 29,90% 0,4485%

F. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Hubungan Pengajaran Mikro Dengan Minat Mahasiswa FKIP Menjadi

Guru

(77)

hipotesis yang menyatakan bahwa ada hubungan antara Pengajaran Mikro dengan minat mahasiswa FKIP menjadi guru ditolak.

Deskripsi Pengajaran Mikro menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa memiliki persepsi yang cukup positif (97 mahasiswa dari 148 mahasiswa atau 65,54%). Pengajaran Mikro merupakan salah satu cara latihan praktek mengajar yang dilakukan dalam proses belajar mengajar yang dimikrokan, untuk membentuk atau mengembangkan ketrampilan mengajar. (La Sulo, 1980).

Deskripsi minat menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa memiliki minat yang tinggi (87 mahasiswa atau 58,78%). Minat adalah sesuatu yang pribadi dan berhubungan erat dengan sikap. Minat menyebabkan seseorang giat melakukan menuju kesesuatu yang telah menarik minatnya, minat tidak datang begitu saja tetapi minat melalui suatu proses. Minat adalah kecendrungan dalam diri subyek yang merasa tertarik pada bidang atau hal tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam bidang itu. (Winkel,1991)

(78)

Gambar

Tabel III. 1
Tabel III.2: Kisi-Kisi Instrumen Pengajaran Mikro (Micro Teaching)
Tabel III.3: Kisi-Kisi Instrumen Program Pengalaman Lapangan II
Tabel III.5: Skor Pernyataan Kuesioner Untuk Instrumen
+7

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mengetahui pengaruh bimbingan guru pamong dan minat mahasiswa menjadi guru terhadap prestasi program pengalaman lapangan pada mahasiswa program studi Pendididkan

0,179), (4) tidak ada hubungan yang signifikan antara pengalaman mengambil mata kuliah PPL I, jenis pekerjaan orang tua dan IPK mahasiswa dengan minat mahasiswa menjadi guru (F

Praktik pengalaman lapangan (PPL) merupakan sebuah kegiatan dimana mahasiswa terjun langsung dan mengajar di sekolah-sekolah tersebut sepanjang waktu yang

a. Mengenal lingkungan sosial sekolah secara cermat dan menyeluruh, meliputi aspek fisik, tata administratif, serta tata kurikuler dan kegiatan kependidikan. Menerapkan

Tugas Konselor Sekolah adalah membantu individu atau siswa mengembangan diri secara optimal dalam bidang Pribadi, Sosial, Akademik dan Karir. Bimbingan Pribadi dan sosial

penelitian dengan judul “ PENGARUH PERSEPSI MAHASISWA FKIP TENTANG KESEJAHTERAAN GURU TERHADAP MINAT MAHASISWA FKIP MENJADI GURU” dengan studi kasus pada mahasiswa FKIP

Berikut ini adalah data Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Sanata Dharma (USD) yang menunjukan bahwa selama 3 tahun mulai dari tahun 2005 sampai 2007 mengalami

Agak berbeda dengan profesi lain (misalnya kedokteran), tingginya penghormatan pada guru karena perannya yang sangat penting dalam pendidikan tidak dengan sendirinya menjadi