• Tidak ada hasil yang ditemukan

Evaluasi pelaksanaan mata kuliah program pengalaman lapangan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan : studi kasus mahasiswa program studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Evaluasi pelaksanaan mata kuliah program pengalaman lapangan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan : studi kasus mahasiswa program studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta - USD Repository"

Copied!
177
0
0

Teks penuh

(1)

EVALUASI PELAKSANAAN MATA KULIAH PROGRAM

PENGALAMAN LAPANGAN FAKULTAS KEGURUAN

DAN ILMU PENDIDIKAN

Studi Kasus : Mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Oleh :

NINUK SITI MURYANI 021334029

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Jurusan Pendidikan Dan Ilmu Pengetahuan Sosial

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sanata Dharma

YOGYAKARTA

(2)
(3)
(4)

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan skripsi ini untuk :

Bapak Ibu yang selalu memberikan doa

dan dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini

☺ De’ Ninik thanks ya buat semangat dan bantuannya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan

Mas ku Seto Mahendro thanks buat kasih

(5)

!

"

#

$

%

!

&

# '

%

!

(6)

'

"

(7)
(8)
(9)

ABSTRAK

EVALUASI PELAKSANAAN MATA KULIAH PROGRAM

PENGALAMAN LAPANGAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

PENDIDIKAN

Studi Kasus : Mahasiswa Program Pendidikan Akuntansi Periode Tahun 2007 Ninuk Siti Muryani

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2008

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui evaluasi pelaksanaan program pengalaman lapangan (PPL) ditinjau dari pelaksanaan awal PPL, pelaksanaan PPL serta pelaksanaan akhir PPL. Penelitian ini dilaksanakan di Program Studi Pendidikan Akuntansi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta pada bulan Februari 2008.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa FKIP pendidikan Akuntansi yang sudah melaksanakan PPL II periode tahun 2007. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 53 mahasiswa. Pengambilan sampel dengan menggunakan teknik simple random sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang digunakan oleh peneliti karena pengambilan sampel anggota populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Teknik analisis data yang digunakan adalah statistik deskriptif.

(10)

ABSTRACT

EVALUATION OF FIELD STUDY PROGRAM FACULTY OF EDUCATION AND SCIENCE

A Case Study : Students of Accounting Education Program 2007 Period Ninuk Siti Muryani

Sanata Dharma University Yogyakarta

2008

The purpose of this research is to investigate evaluation of field study program perceived from the beginning of the implementation, during the implementation and at the end of implementation. This research was carried out in the Department of Accounting, Faculty of Education Sanata Dharma University in February 2008.

(11)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Yesus Kristus di Surga atas berkat dan kasihNya sehingga penulis mampu menyelesaikan skrisi dengan judul Evaluasi Pelaksanaan mata Kuliah Program Pengalaman Lapangan fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan di universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Tujuan skripsi ini diajukan adalah untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Mengucap syukur adalah pangkal segala perbuatan baik”

Banyak pihak telah memberi kasih dan perhatian untuk membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, sehingga pada kesempatan ini penulis hendak menyampaikan ungkapan terima kasih dan penghormatan kepada:

1. Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria atas terkabulnya Doa Novena tiga kali Salam Maria. Bagi saya “Doa adalah tempat dimana beban berubah menjadi penopang”.

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

(12)

5. Bapak S. Widanarto Prijowuntato, S.Pd., M.Si., selaku Dosen Pembimbing I

“Dengan sedikit kata yang membesarkan hati dapat membuahkan

semangat besar” dalam memberikan pengarahan dan bimbingan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

6. Bapak Drs.Bambang Purnomo, SE., M.Si. selaku dosen tamu yang telah memberikan saya masukan dalam penulisan skripsi.

7. Bapak Joko Wicoyo yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

8. Mgr. V. Kartosiswoyo ,Pr yang telah memberikan semangat rohani melalui advis-advisnya bagi penulis.

9. Bapak, Ibu beserta adikku yang selalu memberikan doa restu, kasih sayang, dukungan dan perhatian yang melimpah.

10. Keluarga Johannes Supardjiman yang telah memberikan dorongan moril yang sangat berarti bagi penulis.

11. Mas Seto yang terkasih untuk semua bantuan, perhatian, pengertian dan begitu banyak senyum diberikan kepadaku. Bagiku carilah seseorang yg bisa membuatmu tersenyum, sebab dengan senyum membuat hidupmu bahagia. 12. Sahabat-sahabatku seperjuangan PAK A”02, buat Rosa, Emi, Ruri, Beti,

(13)

13. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah memberikan dukungan dan dorongan kepada penulis baik secara langsung maupun tidak langsung sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Semoga Tuhan Yang Maha Kasih berkenan memberikan berkat dan selalu melindungi semua pihak yang telah membantu dan mendukung penulisan skripsi.

Akhir kata, penulis menyadari bahwa karya ini masih jauh dari sempurna, namun penulis tetap berharap semoga karya ini memberi manfaat bagi pembaca.

Penulis

(14)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ………... i

HALAMAN PENGESAHAN ………... ii

DAFTAR ISI ………... iii

DAFTAR TABEL ………... iv

DAFTAR LAMPIRAN ………... v

BAB I PENDAHULUAN ………... 1

A. Latar Belakang Masalah ………... 1

B. Rumusan Masalah ………... 4

C. Tujuan Penelitian ………... 5

D. Manfaat Penelitian ………... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ………... 5

A. Keefektifan Pelaksanaan PPL ………... 5

B. Ketrampilan Mengajar Profesional ………... 11

C. Sikap ………... 37

D. Peran Pembimbing PPL (Guru Pamong) serta Peran Dosen Pembimbing PPL ………. 44

E. Administrasi ………. 46

F. Kerangka Berpikir ………... 50

BAB III METODE PENELITIAN ………... 52

(15)

B. Tempat dan Waktu Penelitian ………... 52

C. Subyek dan Obyek Penelitian ………... 52

D. Variabel Penelitian dan Pengukurannya ………... 53

E. Teknik Pengujian Instrumen ………... 55

F. Populasi dan Sampel ………... 60

G. Teknik Pengumpulan Data ………... 60

H. Teknik Analisis Data ………... 61

BAB IV GAMBARAN UMUM PPL FKIP USD ………... 62

A. Sejarah USD ………. 62

B. Visi dan Misi USD ………... 64

C. Tujuan Pendidikan USD ………... 65

D. Status FKIP Prodi Pendidikan Akuntansi ………... 66

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ………... 68

A. Deskriptif Variabel ………... 68

1. Pelaksanaan Awal PPL ………... 68

2. Pelaksanaan PPL ...………... 70

3. Pelaksanaan Akhir PPL ………... 72

B. Analisis Data ………... 75

C. Pembahasan ………... 75

BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN DAN SARAN ………... 95

A. Kesimpulan ………... 95

(16)

C. Saran ………... 96 DAFTAR PUSTAKA

(17)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Kuesioner ...………... 53

Tabel 3.2 Hasil Pengujian Validitas Variabel Pelaksanaan Awal PPL ………... 56

Tabel 3.3 Hasil Pengujian Validitas Variabel Pelaksanaan PPL …….. 57

Tabel 3.4 Hasil Pengujian Validitas Variabel Pelaksanaan Akhir PPL ……… 58

Tabel 3.5 Hasil Pengujian Reliabilitas ... 59

Tabel 5.1 Perhitungan PAN I Variabel Pelaksanaan Awal PPL ... 69

Tabel 5.2 Distribusi Skor Variabel Pelaksanaan Awal PPL …... 70

Tabel 5.3 Perhitungan PAN I Variabel Pelaksanaan PPL ……… 71

Tabel 5.4 Distribusi Skor Variabel Pelaksanaan PPL ………... 72

Tabel 5.5 Perhitungan PAN I Variabel Pelaksanaan Akhir PPL …….. 74

Tabel 5.6 Distribusi Skor Variabel Pelaksanaan Akhir PPL ………... 74

Tabel 5.7 Hasil Pengujian Normalitas …...………... 75

Tabel 5.8 Perhitungan PAN I Subvariabel Lingkungan Sekolah ... 77

Tabel 5.9 Distribusi Skor Subvariabel Lingkungan Sekolah ………… 77

Tabel 5.10 Perhitungan PAN I Subvariabel Kecakapan Keguruan ... 79

Tabel 5.11 Distribusi Skor Subvariabel Kecakapan keguruan ………... 80

(18)

Tabel 5.13 Distribusi Skor Subvariabel Membuat rencana Kegiatan Pembelajaran, Menentukan Model Pengajaran Serta

Menentukan Metode Dalam Pengajaran ...……... 82

Tabel 5.14 Perhitungan PAN I Subvariabel Ketrampilan ... 84

Tabel 5.15 Distribusi Skor Subvariabel Ketrampilan ………... 84

Tabel 5.16 Perhitungan PAN I Subvariabel Sikap Terhadap Siswa ... 85

Tabel 5.17 Distribusi Skor Subvariabel Sikap Terhadap Siswa ………. 86

Tabel 5.18 Perhitungan PAN I Subvariabel Sikap Terhadap Diri dan Profesi ... 87

Tabel 5.19 Distribusi Skor Subvariabel Sikap Terhadap Diri dan Profesi ... 88

Tabel 5.20 Perhitungan PAN I Subvariabel Peran Pembimbing PPL ... 89

Tabel 5.21 Distribusi Skor Subvariabel Peran Pembimbing PPL ……... 90

Tabel 5.22 Perhitungan PAN I Subvariabel Peran Dosen pembimbing PPL ……...………... 91

Tabel 5.23 Distribusi Skor Subvariabel Peran Dosen Pembimbing PPL ... 91

Tabel 5.24 Perhitungan PAN I Variabel Peran Pembimbing PPL dan Dosen Pembimbing ... 93

(19)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian ……….... 1 Lampiran 2 Data Mentah Untuk Uji Validitas dan Reliabilitas

Pelaksanaan Awal PPL ……….... 5 Lampiran 3 Data Mentah Untuk Uji Validitas dan Reliabilitas

Pelaksanaan PPL ………. 9

Lampiran 4 Data Mentah Untuk Uji Validitas dan Reliabilitas

Pelaksanaan Akhir PPL ……….. 16 Lampiran 5 Data Mentah Untuk Tehnik Analisis Data Variabel

Pelaksanaan Awal PPL ……… 18

Lampiran 6 Data Mentah Untuk Tehnik Analisis Data Variabel

Pelaksanaan PPL ……… 23

Lampiran 7 Data Mentah Untuk Uji Tehnik Analisis Data Variabel

Pelaksanaan Akhir PPL ……… 29

Lampiran 8 Data Mentah Untuk Uji Tehnik Analisis Data Subvariabel

Lingkungan Sekolah ………... 31 Lampiran 9 Data Mentah Untuk Tehnik Analisis Data subvariabel

Kecakapan Keguruan ……… 35

(20)

Lampiran 11 Data Mentah Untuk Tehnik Analisis Data Subvariabel

Ketrampilan ... 39 Lampiran 12 Data Mentah Untuk Uji Tehnik Analisis Data Subvariabel

Sikap Terhadap Diri dan Profesi ... 41 Lampiran 13 Data Mentah Untuk Tehnik Analisis Data Subvariabel

Sikap Terhadap Siswa ... 43 Lampiran 14 Data Mentah Untuk Tehnik Analisis Data Subvariabel

Peran pembimbing PPL ... 45 Lampiran 15 Data Mentah Untuk Tehnik Analisis Data Subariabel Peran

Dosen pembimbing ... 49 Lampiran 16 Data Mentah Untuk Tehnik Analisis Data Variabel Peran

(21)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam pendidikan pra-jabatan, masalah penting yang dihadapi dalam rangka pengadaan tenaga kependidikan adalah kualitas lulusan dan relevansi. Kualitas menunjukkan kepada efektivitas penyelenggaraan program sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan di dalam perencanaan program, sedangkan relevansi menunjukkan kepada kesesuaian perangkat kemampuan lulusan dengan tugas-tugas di lapangan.

(22)

komponen kegiatan kurikuler yang harus mendapat penanganan sungguh-sungguh adalah Program Pengalaman Lapangan (PPL). Program Pengalaman Lapangan (PPL) sebagai muara dari seluruh pengalaman belajar Mahasiswa Calon Guru (MCG) dalam rangka pembentukan kompetensi profesional keguruan.

Tenaga profesional kependidikan suatu Universitas (FKIP) dituntut memberikan pengetahuan dan ketrampilan kepada mahasiswa mengenai Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) melalui semua mata kuliah terutama dalam mata kuliah Kajian Kurikulum dan Buku Teks, micro teaching dan PPL. Pelaksanaan PPL merupakan kegiatan latihan kependidikan, baik praktik mengajar maupun kegiatan kependidikan lainnya dalam rangka membentuk tenaga kependidikan yang profesional.

(23)

PPL merupakan muara dari dari seluruh program pendidikan pra-jabatan guru. Oleh karena itu, untuk melaksanakan PPL tersebut, mahasiswa diterjunkan secara langsung ke sekolah yang telah diizinkan Kanwil Depdiknas setempat dalam jangka waktu tertentu, untuk dapat melakukan pengamatan (observasi), mengenal dan mempraktikkan semua kompetensi yang diperlukan oleh tenaga kependidikan. Untuk itu, harus dilatihkan secara bertahap yang dilandasi dengan nilai serta sikap keguruan yang positif.

Namun pada kenyataannya, dalam mengajar, para calon guru (praktikkan), masih kurang dalam penguasaan materi (bahan) yang akan diajarkan, kurangnya persiapan dalam mengajar serta pengelolaan kelas yang kurang baik. Kadang pernah dijumpai kasus yakni, karena kurangnya persiapan dalam mengajar di kelas, calon guru tersebut meniru saja gaya dan cara dari guru pembimbingnya (Popham,1981:12). Tentunya kelemahan-kelemahan seperti diatas dapat diatasi dengan banyak berlatih. Untuk itu, FKIP maupun LPTK diharapkan mempersiapkan calon guru (mahasiswa) dengan baik, sesuai dengan tujuan Program Pengalaman Lapangan (PPL) yang tertulis.

Berdasarkan uraian di atas, penulis ingin melakukan penelitian dengan judul :”Evaluasi Pelaksanaan Mata Kuliah Program Pengalaman Lapangan Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan (Studi Kasus :

(24)

B. Rumusan Masalah

Dalam penelitian ini masalah yang akan dijawab adalah :”Bagaimana pelaksanaan PPL di Program Studi Pendidikan Akuntansi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta ?”

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui :”Pelaksanaan PPL di Program Studi Pendidikan Akuntansi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.”

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Universitas Sanata Dharma

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk menambah dan memperkaya khasanah pustaka sebagai bahan bacaan dan juga menambah informasi atau perbendaharaan skripsi di Universitas Sanata Dharma.

2. Bagi Penulis

(25)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Keefektifan Pelaksanaan PPL

1. Pengertian Keefektifan PPL

Menurut Sumedi, 1992:1 (Dalam penataran mengenai PPL), Program Pengalaman Lapangan (PPL) adalah suatu program dalam pendidikan pra-jabatan guru, yang dirancang untuk melatih calon guru menguasai kemampuan keguruan yang utuh dan terintegrasi, sehingga setelah menyelesaikan pendidikannya mereka siap untuk secara mandiri mengemban tugas sebagai guru. Sebagai pengembangan tugas profesional. Oleh karena itu, PPL merupakan muara dari seluruh program pendidikan pra-jabatan guru.

Keefektifan berkaitan dengan ketercapaian tujuan. Dalam hal ini adalah tujuan yang diharapkan dengan pelaksanaan PPL. PPL dikatakan efektif jika dapat mencapai tujuan yang telah dicanangkan dalam kurikulum. Adapun tujuan PPL menurut Sumedi (1992:2) yakni :

a. Mengenal secara cermat lingkungan fisik, administratif serta akademik sosial sekolah sebagai tempat kerjanya kelak.

b. Menguasai berbagai ketrampilan mengajar terbatas.

c. Mampu mengetrapkan berbagai ketrampilan keguruan secara utuh dan terintegrasi dalam situasi nyata di bawah bimbingan para pembimbing. d. Mampu menerapkan berbagai kemampuan keguruan secara utuh dan

terintegrasi dalam situasi sebenarnya dengan bimbingan yang minimal atau bahkan tanpa bimbingan.

(26)

Menurut Pedoman Pelaksanaan Program Pengalaman Lapangan (PPL, 2007) yakni, bertujuan agar praktikan memiliki kompetensi sebagai berikut :

a. Mengenal lingkungan sosial sekolah secara cermat dan menyeluruh, meliputi aspek fisik, tata administratif, serta tata kurikuler dan kegiatan kependidikan.

b. Menerapkan berbagai kecakapan keguruan secara menyeluruh dan terintegrasi dalam situasi nyata di bawah bimbingan Guru Pamong dan Dosen Pembimbing.

c Mengambil manfaat dari pengalaman ber-PPL agar semakin memiliki kecakapan keguruan secara profesional.

2. Pengelolaan PPL

Menurut Sumedi (1992:2) yakni :

a. Pengertian pengelolaan adalah kegiatan yang berkaitan dengan penyelenggaraan atau pengurusan seperti kegiatan merencanakan, mengkoordinasikan, mengorganisasian, melaksanakan, memantau dan membina.

b. Tujuan secara umum, pengelolaan PPL bertujuan agar program dapat berlangsung sesuai dengan tujuan yang ditetapkan.

c. Perencanaan PPL, meliputi :

1) Jumlah mahasiswa calon guru yang akan melaksanakan PPL. 2) Tahap-tahap latihan yang akan ditempuh serta persyaratan yang

harus dipenuhi untuk setiap tahap.

3) Jadual dan tempat pelaksanaan setiap tahap latihan.

4) Jumlah dan lokasi yang diperlukan untuk setiap tahap latihan. 5) Pengalokasian mahasiswa untuk setiap tahap latihan.

6) Jumlah dosen pembimbing dan guru pamong yang diperlukan. 7) Jadual pengkomunikasian program kepada kepala-kepala sekolah

dan kepada mahasiswa. 8) Jadual tempat penguji PPL. d. Organisasi Pengelolaan

Pihak-pihak yang terlibat dalam pengelolaan PPL dapat digolongkan menjadi 3 (tiga) kelompok : kelompok pembina, kelompok pelaksana dan pembimbing.

e. Pelaksanaan PPL

1) Permintaan izin kepada Kepala Dinas P dan K propinsi untuk menggunakan tempat PPL di wilayahnya.

(27)

pembimbing. Dalam rapat ini, dikomunikasikan program keseluruhan PPL agar dapat diketahui fungsi dan peran masing-masing dalam kegiatan PPL tersebut.

3) Pengkomunikasian program kepada mahasiswa, yakni koordinator dan pembimbing bersama-sama dosen pembimbing mengadakan pertemuan dengan mahasiswa calon guru yang menjadi tanggung jawabnya mengkomunikasikan program latihan secara keseluruhan.

4) Pelaksanaan latihan dibagi menjadi 4 (empat) tahap yaitu, pengenalan lapangan, latihan ketrampilan mengajar, latihan terbimbing dan latihan mandiri.

5) Pelaksanaan ujian dilakukan menjelang akhir semester (yang berhak mengikuti ujian adalah yang memenuhi persyaratan kuantitas dan kualitas latihan).

f. Pemantauan

Kegiatan ini dilaksanakan sepanjang latihan berlangsung dengan pembuatan jadual pemantauan.

g. Pembinaan

Pembinaan terhadap pelaksanaan PPL dan pembimbing dilakukan secara terjadual pada awal kegiatan PPL.

h. Pendanaan

Pendanaan ini merupakan biaya penyelenggaraan PPL seperti, rapat koordinasi, penataran, penyelenggaraan ujian dan sebagainya.

Menurut Pedoman PPL (2007) yakni : a. Membuat rencana kegiatan

Dalam pembuatannya praktikkan mendiskusikan dengan Guru Pamong dan Dosen Pembimbing.

b. Mengenal sekolah tempat melaksanakan PPL (Observasi Sekolah) 1) Dalam penahapan latihan PPL, pengenalan lapangan

(sekolah tempat praktikan melaksanakan PPL) merupakan tahap awal. Kegiatan pengenalan lapangan ini sebaiknya sudah dilakukan pada semester–semester sebelum kegiatan PPL secara terjadual dimulai, yaitu waktu mahasiswa mengikuti mata-mata kuliah yang berkaitan langsung dengan kehidupan sekolah, seperti Perencanaan Kelas, serta Dasar-dasar Bimbingan Konseling.

2) Aspek-aspek kehidupan sekolah yang perlu dikenali melalui wawancara dan instrumen observasi antara lain sebagai berikut : a) Keadaan fisik sekolah, lingkungan dan tata tertibnya. b) Sarana, prasarana, dan fasilitas, termasuk sumber belajar. c) Perangkat administrasi kelas dan sekolah.

d) Jenis-jenis program kokurikuler dan ekstrakurikuler yang tersedia di sekolah.

(28)

f) Kehidupan sosial (hubungan antara siswa, guru, serta personalia lain) dalam waktu belajar dan waktu istirahat. g) Membuat peta kerawanan kelas dengan mengikuti

petunjuk-petunjuk dari petugas yang berwenang di sekolah. c. Mengenal proses pembelajaran dan aktivitas siswa

1) Untuk menemukan model pembelajaran, praktikan wajib mengobservasi proses pembelajaran yang dilakukan guru pamong minimal 3 kali, sedapat mungkin pada kelas yang berbeda.

2) Untuk menambah pengalaman pembelajaran, praktikan wajib mengobservasi pembelajaran oleh sesama praktikan minimal 3 kali, sedapat mungkin pada praktikan yang berbeda.

d. Melaksanakan pembelajaran

1) Praktikan wajib melaksanakan pembelajaran minimal 8 kali. Untuk itu, praktikan wajib menyusun Silabus dan atau Rencana Pelaksanaan Pembelajaran – RPP.

2) Silabus dan atau RPP wajib dikonsultasikan kepada Guru Pamong dan Dosen Pembimbing PPL.

3) Penilaian pembelajaran praktikan dilakukan oleh Guru Pamong dan Dosen Pembimbing PPL.

e. Membuat alat peraga untuk kepentingan pengajaran f. Mengerjakan tugas administrasi/ketatausahaan

Dengan bimbingan wali kelas dan kepala sekolah atau petugas lain yang mewakilinya, praktikan berlatih/berpartisipasi dalam penyelenggaraan administrasi kepegawaian, administrasi kesiswaan dan administrasi sekolah.

g. Berlatih/berpartisipasi dalam pemeliharaan dan pendayagunaan sarana penajaran

Kegiatan ini dilakukan antara lain dalam hal pengelolaan perpustakaan dan laboratorium.

h. Berlatih/berpartisipasi dalam pembinaan kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler

Kegiatan ini dilakukan antara lain dalam hal pengelolaan OSIS dan kepramukaan.

i. Menyelenggarakan kegiatan lain

Praktikan dianjurkan melakukan kegiatan-kegiatan lain, seperti hal-hal berikut :

1) Membimbing pengisian majalah dinding. 2) Mengikuti upacara-upacara sekolah.

3) Mengikuti pertemuan atau rapat-rapat sekolah. 4) Melaksanakan tugas piket.

j. Menghadiri pertemuan dengan Dosen Pembimbing dan membina hubungan dengan sekolah

(29)

sekolah tempat praktik, minimal dilaksanakan 4 kali dalam satu periode PPL.

2) Selama melaksanakan PPL, praktikan berusaha membina hubungan dengan personil sekolah.

k. Membuat laporan

Praktikan wajib membuat laporan (individual) : 1) Buku pribadi yang terdiri dari Buku Harian.

2) Laporan akhir dibuat 3 eksemplar, untuk unsur-unsur berikut : a) Praktikan ybs.

b) Pihak sekolah terkait. c) Dosen pembimbing PPL.

l. Menempuh ujian lisan pertanggungjawaban PPL pada Dosen pembimbing dalam rangka menentukan nilai final, praktikan wajib mengikuti ujian lisan pertanggungjawaban laporan PPL.

3. Supervisi PPL

Menurut Sumedi (1992:6), pengertian supervisi adalah

Pemberian bantuan profesional kepada mahasiswa calon guru yang sedang berlatih untuk tumbuh dan berkembang menjadi guru yang profesional. Bertujuan memberikan bantuan profesional kepada mahasiswa calon guru, agar mereka menguasai kemampuan dalam mengajar, melakukan tugas-tugas administrasi kelas dan sekolah, memberikan bimbingan belajar kepada siswa serta merencanakan dan melaksanakan program ekstra kurikuler di sekolah.

4. Pengenalan Lapangan

(30)

administrator) serta kegiatan sosial (hubungan antar murid, guru dan personal lainnya) dalam waktu belajar maupun istirahat.

Menurut Pedoman Pelaksanaan PPL (2007) yakni :

Tahap – tahap awal mengenal sekolah tempat melaksanakan PPL (Observasi Sekolah) :

a. Dalam penahapan latihan PPL, pengenalan lapangan (sekolah tempat praktikan melaksanakan PPL) merupakan tahap awal. Kegiatan pengenalan lapangan ini sebaiknya sudah dilakukan pada semester-semester sebelum kegiatan PPL secara terjadual dimulai, yaitu waktu mahasiswa mengikuti mata-mata kuliah yang berkaitan langsung dengan kehidupan sekolah, seperti Perencanaan Kelas, serta Dasar-dasar Bimbingan Konseling.

b. Aspek-aspek kehidupan sekolah yang perlu dikenali melalui wawancara dan instrumen observasi antara lain sebagai berikut :

1) Keadaan fisik sekolah, lingkungan dan tata tertibnya. 2) Sarana, prasarana, dan fasilitas, termasuk sumber belajar. 3) Perangkat administrasi kelas dan sekolah.

4) Jenis-jenis program kokurikuler dan ekstrakurikuler yang tersedia di sekolah.

5) Struktur organisasi dan personalia/kepegawaian sekolah.

(31)

7) Membuat peta kerawanan kelas dengan mengikuti petunjuk-petunjuk dari petugas yang berwenang di sekolah.

B. Ketrampilan Mengajar Profesional

1. Pengertian Profesional

(32)

menjalankan kewenangan profesionalnya, guru dituntut memiliki keanekaragaman kecakapan yang bersifat psikologis, yang meliputi :

a. Kompetensi kognitif guru (kecakapan ranah cipta)

Kompetensi ranah cipta merupakan kompetensi utama yang wajib dimiliki setiap calon guru dan guru profesional, yang mengandung bermacam-macam pengetahuan baik yang bersifat deklaratif maupun yang bersifat prosedural.

Pengetahuan deklaratif merupakan pengetahuan yang relatif statis normatif (normal) dengan tatanan yang jelas dan dapat diungkapkan dengan lisan. Sedangkan pengetahuan prosedural adalah pengetahuan praktis dan dinamis yang mendasari ketrampilan melakukan sesuatu. Pengetahuan ranah cipta dikelompokkan menjadi dua ketegori, yaitu :

1) Pengetahuan kependidikan/keguruan

Menurut sifat dan keguanaannya, disiplin ilmu kependidikan terdiri atas dua macam, yaitu :

a) Pengetahuan kependidikan umum yakni, pengetahuan kependidikan yang tidak langsung berhubungan dengan proses belajar mengajar, yang meliputi ilmu pendidikan, psikologi pendidikan, administrasi pendidikan dan seterusnya.

(33)

mengajar, metode khusus pengajaran meteri tertentu, teknik evaluasi, praktik keguruan dan sebagainya.

2) Pengetahuan materi bidang studi

Pengetahuan materi bidang studi meliputi semua bidang studi yang akan menjadi keahlian atau pelajaran yang akan diajarkan oleh guru. Dalam hal ini, penguasaan atas pokok-pokok bahasan materi pelajaran yang terdapat dalam bidang studi yang menjadi bidang tugas guru adalah mutlak diperlukan. Penguasaan guru atas materi-materi bidang studi itu dikaitkan langsung dengan pengetahuan kependidikan khusus terutama dengan metode khusus dan praktik keguruan.

b. Kompetensi afektif guru (kecakapan ranah rasa)

Kompetensi ini bersifat tertutup dan abstrak, sehingga sangat sulit diidentifikasi. Kompetensi ini meliputi seluruh perasaan dan emosi seperti: cinta, benci, senang, sedih dan sikap-sikap tertentu terhadap diri sendiri dan orang lain. Namun kompetensi ini paling penting dan paling sering dijadikan obyek penelitian dan pembahasan psikologi pendidikan yakni sikap dan perasaan diri yang berkaitan dengan profesi keguruan. Sikap dan perasaan diri itu meliputi :

1) Konsep diri dan harga diri guru

(34)

Sementara harga diri guru dapat diartikan sebagai tingkat pandangan dan penilaian seorang guru mengenai dirinya sendiri berdasarkan prestasinya. Guru yang profesional memerlukan konsep diri yang tinggi. Guru yang demikian dalam mengajarnya akan cenderung memberi peluang yang banyak kepada siswa untuk berkreasi. Oleh karena itu, umtuk memiliki konsep diri yang tinggi maka para guru berusaha mencapai prestasi akademik setinggi-tingginya dengan cara belajar dan terus mengikuti perkembangan zaman.

2) Efikasi diri dan efikasi kontekstual guru

Efikasi guru adalah keyakinan guru terhadap keefektifan kemampuannya sendiri dalam membangkitkan gairah dan kegiatan para siswanya. Artinya, keyakinan guru terhadap kemampuannya sebagai pengajar profesional bukan hanya dalam hal menyajikan materi pelajaran di depan kelas saja, tetapi dalam hal memanfaatkan keterbatasan ruang, waktu dan peralatan yang berhubungan dengan proses belajar mengajar.

3) Sikap penerimaan terhadap diri sendiri dan orang lain

(35)

terhadap tinggi rendahnya kualitas dan kuantitas layanan kepada siswa.

c. Kompetensi psikomotor guru (kecakapan ranah karsa)

Kompetensi psikomotor guru meliputi segala ketrampilan atau kecakapan yang bersifat jasmaniah yang pelaksanaannya berhubungan dengan tugasnya selaku pengajar. Guru yang profesional memerlukan penguasaan yang baik atas sejumlah ketrampilan ranah karsa yang langsung berkaitan dengan bidang studinya. Secara garis besar kompetensi ranah karsa terdiri atas :

1) Kecakapan fisik umum

Diwujudkan dalam bentuk gerakan dan tindakan umum jasmani guru seperti duduk, berdiri, berjalan, berjabat tangan dan sebagainya yang tidak langsung berhubungan dengan aktivitas mengajar. Kompetensi ini selayaknya digunakan guru sesuai dengan kebutuhan dan tata krama yang berlaku.

2) Kecakapan fisik khusus

(36)

dan pendapat mereka. Guru yang profesional harus memberi tahu secara jujur kepada siswanya bahwa ia lupa atau belum tahu, sambil berjanji akan mencarikan jawaban atas pertanyaan tadi pada kesempatan lain. Cara jujur seperti itu menunjukkan fleksibilitas dan keterbukaan psikologis yang ideal bagi setiap guru. Ketidaktahuan guru yang profesional bagi para siswa dalam dunia pendidikan modern sekarang ini dianggap wajar dan manusiawi. Adapun mengenai ketrampilan ekspresi nonverbal yang harus dikuasai guru ialah dalam hal mendemonstrasikan apa yang terkandung dalam materi pelajaran. Misalnya, menulis dan membuat bagan di papan tulis, memperagakan proses terjadinya sesuatu dan memperagakan prosedur melakukan ketrampilan praktis tertentu sesuai dengan penjelasan verbal yang dilakukan guru.

Menurut Mulyasa (2007:11) Untuk menjadi profesional seorang guru dituntut memiliki minimal lima hal sebagai berikut :

1) Mempunyai komitmen pada peserta didik dan proses belajarnya.

2) Menguasai secara mendalam bahan/mata pelajaran yang diajarkannya serta cara mengajarnya kepada peserta didik. 3) Bertanggung jawab memantau hasil belajar peserta didik

melalui berbagai cara evaluasi.

4) Mampu berpikir sistematis tentang apa yang dilakukannya dan belajar dari pengalamannya.

(37)

Menurut Mulyasa (2007:19) Peran dan fungsi guru berpengaruh terhadap pelaksanaan pendidikan di sekolah. Di antara peran dan fungsi guru tersebut adalah sebagai berikut :

1) Sebagai pendidik dan pengajar; bahwa setiap guru harus memiliki kestabilan emosi, ingin memajukan peserta didik, bersikap realistis, jujur dan terbuka, serta peka terhadap perkembangan, terutama inovasi pendidikan. Untuk mencapai semua itu, guru harus memiliki pengetahuan yang luas, menguasai berbagai jenis bahan pembelajaran, menguasai teori dan praktek pendidikan, serta menguasai kurikulum dan metodologi pembelajaran.

2) Sebagai anggota masyarakat; bahwa setiap guru harus pandai bergaul dengan masyarakat. Untuk itu, harus menguasai psikologi sosial, memiliki pengetahuan tentang hubungan antar manusia, memiliki ketrampilan membina kelompok, ketrampilan bekerjasama dalam kelompok, dan menyelesaikan tugas bersama dalam kelompok.

3) Sebagai pemimpin; bahwa setiap guru adalah pemimpin yang harus memiliki kepribadian, menguasai ilmu kepemimpinan, prinsip hubungan antar manusia, teknik berkomunikasi, serta menguasai berbagai aspek kegiatan organisasi sekolah.

4) Sebagai administrator; bahwa setiap guru akan dihadapkan pada berbagai tugas administrasi yang harus dikerjakan di sekolah, sehingga harus memiliki pribadi yang jujur, teliti, rajin, serta memahami strategi dan manajemen pendidikan. 5) Sebagai pengelola pembelajaran, bahwa setiap guru harus

mampu dan menguasai berbagai metode pembelajaran dan memahami situasi belajar-mengajar di dalam maupun di luar kelas.

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, dikemukakan bahwa: profesi guru merupakan bidang pekerjaan khusus yang dilaksanakan berdasarkan prinsip sebagai berikut:

1) Memiliki bakat, minat, panggilan jiwa dan idealisme.

2) Memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan, ketakwaan dan akhlak mulia.

(38)

4) Memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas.

5) Memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan.

6) Memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerja.

7) Memiliki kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan belajar sepanjang hayat.

8) Memiliki jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas keprofesionalan.

9) Memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenangan mengatur hal-hal yang berkaitan dengan tugas keprofesionalan guru.

Menurut Usman (1990:15), persyaratan profesi antara lain :

1) Menuntut adanya ketrampilan yang berdasarkan konsep dan teori ilmu pengetahuan yang mendalam.

2) Menekankan pada suatu keahlian dalam bidang tertentu sesuai dengan bidang profesinya.

3) Menuntut adanya tingkat pendidikan keguruan yang memadai.

4) Adanya kepekaan terhadap dampak kemasyarakatan dari pekerjaan yang dilaksanakannya.

5) Memungkinkan perkembangan sejalan dengan dinamika kehidupan. (Moh. Ali, 1985).

Menurut H. Mohammad Surya (2004:54), karakteristik pengajar yang diharapkan adalah :

1) Memiliki minat yang besar terhadap pelajaran dan mata pelajaran yang diajarkannya.

2) Memiliki kecakapan untuk memperkirakan kepribadian dan suasana hati secara tepat serta membuat kontak dengan kelompok secara tepat.

3) Memiliki kesabaran, keakraban, dan sensitivitas yang diperlukan untuk menumbuhkan semangat belajar.

4) Memiliki pemikiran yang imajinatif (konseptual) dan praktis dalam usaha memberikan penjelasan kepada peserta didik. 5) Memiliki kualifikasi yang memadai dalam bidangnya, baik

isi maupun metode.

(39)

Pengajar akan mengajar dengan baik apabila:

1) Memiliki sikap dasar yang benar dan bertindak sebagai pembimbing dan kawan, menghindari corak hubungan yang berjarak antara pengajar dan pelajar, memahami tujuan dan kesulitan pelajaran.

2) Memiliki sasaran yang benar dan mewujudkan tujuan untuk mengembangkan pribadi pelajar dan bukan memberikan informasi, menyadari bahwa tujuan jangka panjang adalah perkembagan optimal danpribadi pelajar, sehingga tercapai kepuasan pribadi dan produktivitas kerja yang optimal. 3) Memiliki informasi faktual yang diperlukan.

4) Memahami macam-macam metode dan teknik, dan mengetahui bagaimana memilihnya.

5) Membantu pelajar dalam merencanakan tindak lanjut.

Menurut Nana Sudjana (1989:19), untuk keperluan analisis tugas guru sebagai pengajar, maka kemampuan guru atau kompetensi guru yang banyak hubungannya dengan usaha meningkatkan proses dan hasil belajar dapat diguguskan ke dalam empat kemampuan, yakni:

1) Kemampuan merencanakan program belajar mengajar.

Tujuan program atau perencanaan belajar mengajar tidak lain sebagai pedoman bagi guru dalam melaksanakan praktek atau tindakan mengajar. Dengan demikian apa yang harus dilakukan guru pada waktu mengajar di muka kelas bersumber pada program yang telah dibuat sebelumnya. 2) Melaksanakan / mengelola proses belajar mengajar.

Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar kemampuan yang dituntut adalah keaktifan guru dalam menciptakan dan menumbuhkan kegiatan siswa belajar sesuai dengan rencana yang telah disusun dalam perencanaan.

3) Menilai kemajuan proses belajar mengajar / evaluasi.

Setiap guru harus dapat melakukan penilaian tentang kemajuan siswa baik secara iluminatif-observatif, yaitu melakukan pengamatan secara terus-menerus tentang perubahan dan kemajuan yang dicapai siswa, maupun secara

(40)

4) Menguasai bahan pelajaran.

Kemampuan menguasai bahan pelajaran sebagai bagian integral dari proses belajar-mengajar, jangan dianggap sebagai pelengkap bagi profesi guru. Guru yang bertaraf profesional penuh mutlak harus menguasai bahan yang diajarkannya walaupun adanya buku pelajaran, bukan berarti guru tidak perlu menguasai bahan.

Menurut Soekartawi (1995:33), profil seorang pengajar harus dapat berperan :

1) Mempunyai keahlian terhadap ilmu pengetahuan (bahan ajar) yang diberikan kepada siswanya.

2) Mempunyai keahlian dalam memberikan pengajaran. 3) Mampu memberikan motivasi kepada siswa.

4) Mampu bertindak sebagai manajer di kelas. 5) Mampu bertindak sebagai pemimpin.

6) Mempunyai keahlian dalam memberikan bimbingan.

7) Mempunyai keahlian sebagai “ahli lingkungan” dalam arti bahwa bila dilingkungan di mana pengajar tersebut bekerja dirasa kurang menyenangkan dan kurang mendukung proses belajar-mengajar, maka pengajar harus mampu mengubahnya.

8) Mampu sebagai figur yang di depan berwatak teladan atau panutan, di tengah sebagai insiator unggul dan dibelakang ia harus mampu melaksanakan dengan baik.

9) Mampu membuat suasana di kelas tetap terkontrol agar siswa dapat aktif mengikuti pelajaran dengan baik.

10) Mampu membuat suasana yang segar dengan memberikan sedikit humor agar siswa tidak merasa bosan mengikuti pengajaran. Hal ini juga dapat menciptakan suasana akrab antara siswa dengan guru, dan siswa dengan siswa.

11) Mau menerima umpan balik dari siswa atau dari teman sejawatnya dengan maksud agar proses belajar mengajar dapat terus ditingkatkan secara keseluruhan

12) Mau menerapkan hasil-hasil penelitiannya di dalam bahan ajar yang diberikan, dimaksudkan agar kualitas bahan ajar terus mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

(41)

Ciri-ciri pengajar yang efekif, yaitu : 1) Mempunyai intuisiastik.

2) Mempunyai ketrampilan berkomunikasi.

3) Dapat menjelaskan persoalan atau topik secara jelas dan tidak berbelit-belit.

4) Menguasai bahan ajar yang diberikan kepada siswanya. 5) Mampu membuat suasana menjadi hidup dalam arti siswa

tertarik dan berpikir serius tentang topik yang diberikan. 6) Fleksibel dalam arti tidak kaku. Misalnya bila ada siswa yang

bertanya pada topik yang tidak relevan dari topik yang dibahas, pengajar masih memberikan respon, walaupun secara singkat saja.

7) Memberikan bahan ajar terorganisasi secara rapi sesuai dengan silabus dan satuan acara pengajaran yang telah ditetapkan.

8) Adil dalam memberikan nilai, dalam arti bahwa cara evaluasi yang dipakai, diinformasikan kepada siswa terlebih dahulu, begitu pula persyaratan lain dalam mengikuti pengajaran perlu dijelaskan sebelumnya agar siswa mengetahui secara pasti bagaimana cara evaluasi yang dilakukan oleh dosen (pengajarnya).

9) Mau menerima umpan balik dari siswa, dalam arti umpan balik tersebut dapat dipakai untuk memperbaiki cara pengajaran atau dipakai untuk memperbaiki isi bahan ajar atau juga dapat dipakai untuk perbaikan proses belajar mengajar secara keseluruhan.

10) Akrab dengan situasi di kelas, agar siswa tidak merasa segan, akut, bosan dalam mengikuti pengajaran yang diberikan. Menurut Sudjana (1988:14) Ciri-ciri pokok pekerjaan yang bersifat profesional adalah :

1) Pekerjaan itu dipersiapkan melalui proses pendidikan dan latihan secara formal.

2) Pekerjaan tersebut mendapat pengakuan dari masyarakat. 3) Adanya organisasi profesi seperti, IDI, PGRI dan lain-lain. 4) Mempunyai kode etik, sebagai landasan dalam melaksanakan

tugas dan tanggung jawab pekerjaan profesi tersebut.

(42)

suatu pekerjaan professional, artinya jabatan ini memerlukan suatu keahlian khusus (Hamalik,2001:117)

Menurut Suroso (2002:91) ciri-ciri guru efektif :

1) Berpandangan luas tentang dunia pengajaran yang bermuara pada proses pemanusiaan manusia. Memiliki rasa humor, empatik pada siswa, jujur, fleksibel, demokratik, berinteraksi secara ilmiah, mudah bergaul dengan siswa.

2) Memiliki rasa percaya diri dan mempercayai orang lain 3) Memiliki pengetahuan dan informasi yang luas dalam

bidangnya.

4) Mampu berkomunikasi secara efektif, mampu mengembangkan interaksi untuk memaknai.

Menurut UU No.14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen, pengertian kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, kertampilan dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati dan dikuasai oleh guru dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan.

Sedangkan, pengertian kompetensi profesional guru adalah kemampuan dasar seorang guru dalam melaksanakan tugas keguruannya dengan kemampuan tinggi, baik sebagai pengajar, pembimbing maupun administrator yang dilaksanakan secara bertanggung jawab.

Menurut Pedoman Pelaksanaan PPL (2007:24) perangkat kemampuan yang diharapkan dikuasai lulusan program pendidikan prajabatan guru, yakni :

1) Kesadaran dan kemampuan mengembangkan diri sebagai individu warganegara berpendidikan tinggi dan sebagai pekerja profesional

(43)

b) Berperan dalam masyarakat sebagai warganegara yang berjiwa Pancasila

c) Mampu berpikir mandiri, termasuk pemanfaatan cara-cara memperoleh dan mengolah informasi serta mengemukakan proses dan hasilnya secara efektif dan efisien dalam bahasa yang baku, baik secara lisan maupun tertulis.

d) Mengembangkan sifat-sifat terpuji yang dipersyaratkan bagi jabatan guru pendidik.

e) Mengetahui kemampuan dan keterbatasan diri di dalam pelaksanaan tugas-tugas profesional di samping kemampuan menenmukan rujukan bagi keperluan pelaksanaan tugas-tugas tersebut.

f) Berinteraksi dengan sejawat untuk meningkatkan kemampuan profesional.

g) Berinteraksi dengan masyarakat untuk penuaian misi pendidikan.

2) Menguasai bidang ilmu sumber bahan ajar

a) Memahami ruang lingkup, landasan serta keterbatasan ilmu sumber bahan ajarnya.

b) Menggunakan metodologi dan/atau peralatan yang diperlukan untuk pemahaman ilmunya.

c) Memahami kaitan antara berbagai konsep di dalam ilmunya dan kaitan antara konsep-konsep tersebut dengan bidang-bidang ilmu lain yang relevan.

d) Memahami implikasi sosial bidang ilmunya.

e) Mampu belajar secara mandiri untuk memutakhirkan penguasaan bidang ilmunya.

f). Memahami kaitan antara berbagai konsep bidang ilmunya dengan konsep-konsep bidang ilmu yang lain yang relevan bagi penerapannya untuk keperluan pengajaran

g) Memilih dan menata konsep-konsep bidang ilmu yang telah ditetapkan sebagai isi program pengajaran dalam bentuk yang meyakinkan dengan derajat ketercematan yang maksimal.

3) Menguasai prinsip-prinsip dasar kependidikan dan memahami hakikat subyek didik

a) Mengenal fungsi sekolah dalam masyarakat.

(44)

c) Memahami prinsip-prinsip ilmu-ilmu yang relevan untuk dimanfaatkan di dalam mengelola proses belajar mengajar.

d) Mengenal prinsip dan prosedur pembelajaran.

e) Memahami kaitan tujuan pendidikan (TK,SD,SM) dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan nasional. 4) Kemampuan menyusun dan menyelenggarakan program

pengajaran dan tugas-tugas keguruan kependidikan lainnya. a) Menerapkan pengetahuan tentang bidang ilmu sumber

bahan ajaran, wawasan kependidikan dan karakteristik, potensi serta kebutuhan sasaran layanan (TK,SD,SM) untuk hal-hal berikut :

(1) Menetapkan tujuan pengajaran

(2) Memilih dan mengembangkan bahan pengajaran (3) Memilih dan mengembangkan strategi belajar

mengajar

(4) Memilih dan memanfaatkan media pengajaran (5) Menciptakan iklim belajar mengajar yang tepat (6). Mengatur ruangan belajar

(7) Mengelola interaksi belajar mengajar

(8) Menilai prestasi siswa untuk kepentingan pengajaran

(9) Menilai proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan

(10) Membimbing siswa yang mengalami kesulitan belajar

(11) Membimbing siswa yang berkelainan dan berbakat khusus

(12) Membina wawasan siswa untuk menghargai berbagai pekerjaan di masyarakat.

b) Mengenal dan memecahkan masalah-masalah nyata yang dihadapi di dalam penyelenggaraan pengajaran melalui kegiatan penelitian.

c) Melaksanakan kegiatan administrasi sekolah. d) Membina kegiatan-kegiatan ko dan ekstrakurikuler.

2. Ketrampilan

a. Arti penting mengajar

(45)

b. Definisi mengajar

Mengajar merupakan penyampaian pengetahuan dan kebudayaan kepada siswa. Dalam hal ini, membagi konsep mengajar dalam tiga macam pengartian, yaitu :

1) Pengertian kuantitatif yakni, guru hanya perlu menguasai pengetahuan bidang studinya dan menyampaikan kepada siswa dengan baik.

2) Pengertian institusional yakni, guru dituntut untuk selalu siap mengajarkan berbagai teknik mengajar untuk masing-masing siswa yang berbeda meniru bakat, kemampuannya dan kebutuhannya.

3) Pengertian kualitataif yakni, guru berinteraksi dengan siswa agar siswa belajar dalam arti membentuk makna dan pemahamannya sendiri.

c. Pandangan pokok mengenai mengajar

Ada dua aliran pandangan dalam melihat profesi mengajar, yakni : 1) Mengajar sebagai ilmu

(46)

tuanya sendiri, akan dapat menjadi guru yang baik asal ia dididik di sekolah atau fakultas keguruan. Oleh karena itu, bila seorang anak manusia yang memperoleh peluang yang baik untuk belajar ilmu pendidikan/keguruan, tentu ia akan menjadi seorang guru yang profesional dalam mengajar, bukan menjadi petani walaupun orang tuanya petani sejati.

2) Mengajar sebagai seni

Sebagian para ahli memandang bahwa mengajar adalah seni, bukan ilmu. Oleh karenanya, tidak semua orang berilmu (termasuk orang yang berilmu pendidikan) bisa menjadi guru yang piawai dalam hal mengajar.

Menurut Medley (1982) ada empat karakteristik dari mengajar yang efisien, yaitu :

a) Penampilan pengajar (penguasaan bahan ajar), persiapan mengajar.

b) Cara mengajar (pemilihan model instruksi, alat bantu mengajar dan evaluasi yang dipakai).

c) Kompetensi dalam mengajar.

d) Pengambilan keputusan yang bijaksana.

Tahapan-tahapan persiapan atau perencanaan dalam mengajar yakni :

a) Mempelajari silabus.

(47)

c) Membuat satuan acara pengajaran (SAP). d) Menggunakan alat bantu/alat peraga.

e) Membuat cara evaluasi (ujian lisan, tertulis, kuis dan sebagainya).

f) Menetapkan tempat dan waktu untuk ujian. g) Menetapkan buku wajib yang digunakan. h) Melakukan pengajaran yang baik.

i) Melakukan evaluasi (evaluasi terhadap cara mengajar yang dilakukan pengajar).

d. Model dan metode pokok mengajar

1) Model pokok mengajar

Menurut Syah (1995:189), adalah :

a) Model tahapan pengolahan informasi yakni, suatu model mengajar dalam hal peningkatan ranah cipta (kreatifitas) agar siswa dapat berkembang dab berfungsi seoptimal mungkin.

b) Model pengembangan pribadi yakni, berorientasi pada pengembangan pribadi siswa dengan lebih memperhatikan kehidupan ranah rasa (perasaan) terutama fungsi emosionalnya.

c) Model sosial (hubungan masyarakat) yakni, model mengajar yang menitikberatkan pada proses interaksi antar individu yang terjadi dalam kelompok individu tersebut. d) Model behavioral (pengembangan perilaku) yakni,

timbulnya perilaku baru atau berubahnya perilaku iswa kearah yang benar.

Menurut Suroso (2002:93), adalah :

(48)

b) Model belajar inkuiri (mengembangkan intelektual) yakni, meliputi aktivitas bertanya, mencari informasi dan memecahkn masalah.

c) Model demonstrasi yakni, kombinasi antara ekspositori dan inkuiri

d) Model aktivitas yakni, meliputi kemampuan siswa untuk belajar dan melakukan apa yang dianggap siswa bermakna dengan topik yang dipelajari.

2) Metode pokok mengajar

Menurut Makmum (2002:239) yakni :

a) Metode ceramah yakni, suatu cara belajar-mengajar di mana bahan disajikan oleh guru secara monolog (satu) sehingga pembicaraan lebih bersifat satu arah.

b) Metode diskusi yakni, suatu cara belajar-mengajar di mana guru dan siswa terlibat dalam suatu proses interaksi secara aktif dan timbal balik dari dua arah, baik dalam perumusan masalah, penyampaian informasi, pembahasan dan pengambilan kesimpulan.

c) Metode pengajaran yang berorientasi pada individu siswa yakni, cara belajar-mengajar yang terpusat pada siswa secara perseorangan dan disesuaikan dengan karakteristik individual siswa.

d) Metode ineraksi belajar-mengajar dalam kelas yakni, cara belajar-mengajar di kelas.

Menurut Syah (1995:203) adalah :

a) Metode ceramah yakni, metode mengajar dengan menyampaikan informasi dan pengetahuan secara lisan kepada siswa yang pada umumnya siswa mengikuti secara pasif.

b) Metode diskusi yakni, metode mengajar yang sangat erat hubungannya dengan belajar memecahkan masalah.

c) Metode demonstrasi yakni, metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan dan urutan kegiatan baik secara langsung maupun melalui penggunaan media yang lain atau materi yang lain.

(49)

Menurut UU No.14 (psl.20), Dalam melaksanakan tugas keprofesionalan, guru berkewajiban :

a) Merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu, serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran.

b) Meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. c) Bertindak obyektif dan tidak diskriminatif atas dasar

pertimbangan jenis kelamin, agama, suku, ras dan kondisi fisik tertentu atau latar belakang keluarga dan status sosial ekonomi peserta didik dalam pembelajaran.

d) Menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, hukum dan kode etik guru serta nilai-nilai agama dan etika.

e) Memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa. Sebagai calon guru, hendaknya para calon guru tersebut mempelajari tentang ketrampilan-ketrampilan mengajar (teaching skill) yang dapat dilatihkan melalui micro teaching yang harus dikuasai terlebih dulu, sebelum melaksanakan PPL.

e. Ketrampilan-ketrampilan mengajar

(50)

1) Ketrampilan bertanya

Dalam proses belajar-mengajar, bertanya memainkan peranan penting sebab pertanyaan yang tersusun dengan baik. Menurut Hasibuan (1997:62) , Bertanya merupakan ucapan verbal yang meminta respons dari seseorang yang dikenai. Teknik pelontaran yang tepat pula akan memberikan dampak positif terhadap siswa, yaitu :

a) Meningkatkan partisipasi siswa dalam kegiatan belajar-mengajar.

b) Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap suatu masalah yang sedang dihadapi atau dibicarakan. c) Mengembangkan pola berpikir dan cara belajar aktif dari

siswa sebab berpikir itu sendiri sesungguhnya adalah bertanya.

d) Menuntun proses berpikir siswa sebab pertanyaan yang baik akan membantu siswa agar dapat menentukan jawaban yang baik.

e) Memusatkan perhatian siswa terhadap masalah yang sedang dibahas.

Komponen-kompenen ketrampilan bertanya dasar : a) Penggunaan pertanyaan secara jelas dan singkat. b) Pemberian acuan.

(51)

d) Penyebaran.

e) Pemberian waktu berpikir. f) Pemberian tuntunan.

Komponen-komponen ketrampilan bertanya lanjut :

a) Pengubahan tingkat kognitif dalam menjawab pertanyaan. b) Pengaturan urutan pertanyaan.

c) Penggunaan pertanyaan pelacak. d) Peningkatan terjadinya interaksi.

Hal-hal yang harus dihindari (Hasibuan,1997:63) : a) Menjawab pertanyaan sendiri.

b) Mengulang jawaban siswa.

c) Mengulang-ulang pertanyaan sendiri.

d) Mengajukan pertanyaan yang memberikan jawaban serentak.

2) Ketrampilan memberi penguatan

(52)

Jenis-jenis penguatan : a) Penguatan verbal

Biasanya diungkapkan dengan menggunakan kata-kata pujian, penghargaan, persetujuan dan sebagainya.

b) Penguatan nonverbal

(1) Penguatan gerak isyarat, misalnya anggukan, senyuman, acungan jempol dan sebagainya.

(2) Penguatan pendekatan : guru mendekati siswa untuk menyatakan perhatian dan kesenangannya terhadap pelajaran, tingakah laku atau penampilan siswa. (3) Penguatan dengan sentuhan : guru dapat menyatakan

persetujuan atau penghargaan terhadap usaha dan penampilan siswa dengan cara menepuk-nepuk bahu atau pundak siswa, berjabat tangan.

(4) Penguatan dengan kegiatan yang menyenangkan : guru dapat menggunakan kegiatan-kegiatan yang disenangi siswa sebagai penguatan. Misalnya, siswa menunjukkan kemajuan dalam pelajaran musik. (5) Penguatan berupa simbol atau benda : penguatan ini

(53)

jangan sering digunakan, karena akan menjadi kebiasaan siswa untuk memperoleh imbalan.

(6) Jika siswa memberikan jawaban yang hanya sebagian saja benar, guru hendaknya tidak langsung menyalahkan siswa. Tetapi, guru menyatakan (dalam contoh) “Ya, jawabanmu sudah baik tetapi belum sempurna”.

3) Ketrampilan mengadakan variasi

Pengertian variasi adalah suatu kegiatan guru dalam konteks proses interaksi belajar-mengajar yang ditujukan untuk mengatasi kebosanan murid sehingga dalam situasi belajar-mengajar, murid senantiasa menunjukkan ketekunan, antusiasme serta penuh partisipasi. Menurut Hasibuan (1997:64), variasi merupakan perbuatan guru dalam konteks proses belajar mengajar yang bertujuan mengatasi kebosanan siswa, sehingga dalam proses belajarnya siswa senantiasa menunjukkan ketekunan, keantusiasan serta berperan serta secara aktif.

Komponen-komponen ketrampilan mengadakan variasi :

(54)

b) Variasi dalam penggunaan media dan bahan pengajaran : variasi alat atau bahan yang dapat dilihat (grafik, poster), variasi alat yang dapat didengar (radio, puisi), variasi alat yang dapat diraba ( membuat patung, boneka).

c) Variasi pola interaksi dan kegiatan siswa, yakni antara guru dan murid saling berinteraksi (dengan kelompok maupun mandiri dan mengerjakan tugas-tugas).

4) Ketrampilan menjelaskan

Pengertian ketrampilan menjelaskan dalam pengajaran adalah penyajian informasi secara lisan yang diorganisasi secara sistematis untuk menunjukkan adanya hubungan yang satu dengan yang lain. Pemberian penjelasan merupakan aspek penting dari kegiatan guru dan berinteraksi dengan siswa di dalam kelas.

Komponen-komponen ketrampilan menjelaskan : a) Merencanakan

Penjelasan yang diberikan guru perlu direncanakan dengan baik, terutama berkenaan dengan isi pesan (materi).

(55)

pertanyaan kepada siswa atas penjelasan-penjelasan yang dibahas.

5) Ketrampilan membuka dan menutup pelajaran

Pengertian ini merupakan usaha atau kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan belajar-mengajar untuk menciptakan kondisi bagi murid agar mental maupun perhatiannya terpusat pada apa yang dipelajarinya sehingga usaha tersebut akan memberikan efek positif terhadap kegiatan belajar.

Komponen-komponen ketrampilan membuka dan menutup : a) Membuka pelajaran.

Dengan menarik perhatian siswa, menimbulkan motivasi, memberi acuan serta membuat hubungan antara materi yang akan dipelajari dengan pengalaman dan pengetahuan. b) Menutup pelajaran

Dengan meninjau kembali inti pelajaran dengan merangkum(membuat ringkasan) serat mengevaluasi (dengan memberikan soal-soal tertulis).

6) Ketrampilan membimbing diskusi kelompok kecil

Pengertian diskusi kelompok adalah suatu proses yang teratur yang melibatkan sekelompok orang dalam interaksi tatap muka dengan berbagai pengalaman atau informasi.

(56)

a) Memusatkan perhatian siswa pada tujuan dan topik diskusi. b) Memperjelas masalah.

c) Menganalisis pandangan siswa.

d) Meningkatkan urunan (keaktifan siswa dalam berpikir). e) Meningkatkan kesempatan partisipasi, bertujuan agar tidak

terjadi monopoli pembicaraan). f) Menutup diskusi.

g) Hal-hal yang dihindari antara lain, guru mendominasi diskusi sehingga siswa tidak diberi kesempatan, membiarkan siswa memonopoli diskusi, membiarkan siswa tidak berpartisipasi serta guru tidak mendukung penjelasan siswa.

7) Ketrampilan mengelola kelas

Pengertian pengelolaan kelas adalah ketrampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya bila terjasdi gangguan dalam proses belajar mengajar.

Komponen-komponen ketrampilan mengelola kelas :

(57)

b) Ketrampilan yang berhubungan dengan pengembalian kondisi belajar optimal, hal ini berkaitan dengan respon guru terhadap gangguan siswa yang berkelanjutan (guru dapat mengembalikan suasana kelas).

8) Ketrampilan mengajar kelompok kecil dan perseorangan

a) Pengajaran ini terjadi bila jumlah siswa yang dihadapi oleh guru kelas berkisar antara 3-8 orang untuk kelompok kecil. b) Komponen-komponen ketrampilan kelompok kecil : c) Mengadakan pendekatan secara pribadi.

d) Mengorganisasi guru sebagai organisator yang mengatur. e) Membimbing dan memudahkan belajar.

f) Merencanakan dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar.

C. Sikap

1. Pengertian Sikap

Hingga saat ini banyak definisi sikap yang diberikan para ahli. Mereka mempunyai pandangan dan pendapat yang berbeda-beda meskipun tidak bertentangan antara yang satu dengan yang lainnya.

(58)

Berkowitz dalam (Azwar,1988:4), sikap merupakan suatu respon evaluatif, dikarenakan batasan seperti itu akan lebih mendekatkan kita pada sikap dalam kaitannya dengan penyusunan alat ungkapnya.

Menurut Winkel (1987:77), pengertian sikap (attitude) merupakan kemampuan internal yang berperanan sekali dalam mengambil tindakan.

Menurut Sardjonoprijo (hal 147), pengertian sikap adalah disposisi perasaan yang tertuju kepada obyek tertentu.

Menurut Sujanto (1984:96), sikap (attitudes) berhubungan dengan suatu obyek atau sekelompok obyek.

Menurut peneliti, sikap berarti suatu kemampuan berpikir untuk memberikan tanggapan dalam mengambil tindakan yang tertuju pada suatu obyek tertentu.

2. Karakteristik Sikap

Menurut Azwar (1988:9) meliputi : a. Arah

Suatu sikap mempunyai arah artinya sikap akan menunjukkan apakah seseorang menyetujui atau tidak menyetujui, mendukung atau tidak mendukung, memihak atau tidak memihak terhadap obyek sikap

b. Intensitas (kekuatan)

(59)

c. Keleluasaan sikap

Pengertian ini menunjuk pada luas tidaknya cakupan aspek obyek sikap yang disetujui oleh seseorang.

d. Konsistensi

Konsistensi sikap yang ditujukan oleh kesesuaian antara sikap dan respon terhadap obyek.

e. Spontanitas

Spontanitas yaitu sejauh mana kesiapan subyek untuk menyatakan sikapnya secara spontan.

3. Ciri-ciri Sikap

Ciri-ciri sikap adalah sebagai berikut (Uchjana, 1983:92):

a. Sikap bukan pembawaan dari manusia sejak lahir, melainkan terbentuk selama perkembangannya sebagai akibat hubungan dengan obyek-obyek di lingkungan.

b. Sikap dapat berubah sebagai hasil interaksi antara seseorang dengan orang lain. Karena itu sikap adalah hasil dari belajar di lingkungan dan dapat pula di pelajari oleh lingkungan tersebut.

c. Sikap tidak berdiri sendiri, melainkan senantiasa mengandung reaksi dengan obyek. Obyek ini tidak hanya semacam atau sejenis melainkan bermacam-macam sesuai dengan obyek yang menjadi orang bersangkutan.

(60)

sesuai dengan situasi. Kalau suatu sikap telah terbentuk dan telah merupakan nilai dalam kehidupan seseorang, secara relatif sikap itu akan lama bertahan pada diri orang yang bersangkutan. Sikap tersebut akan sulit berubah dan kalaupun berubah akan memakan waktu yang lama. Demikian pula sebaliknya, apabila sikap itu belum begitu mendalam dalam diri seseorang maka sikap tersebut secara relatif tidak bertahan lama dan akan mudah berubah.

e. Sikap mengandung faktor-faktor motivasi dan emosi. Sifat inilah yang menjadikan pembeda sikap dengan pengetahuan yang ada pada seseorang. Sikap terhadap suatu obyek tertentu akan selalu diikuti oleh perasaan tertentu yang dapat bersifat positif (yang menyenangkan), tetapi juga dapat bersifat negatif (yang tidak menyenangkan) terhadap suatu obyek. Sikap juga mengandung daya dorong bagi individu untuk berperilaku secara tertentu terhadap objek-objek yang dihadapinya.

4. Komponen Pembentuk Sikap

Sikap mengandung 3 (tiga ) komponen yang membentuk sikap, yaitu (Azwar,1988:17) :

(61)

terkait dengan pengetahuan, keyakinan dan pandangan terhadap obyek.

b. Komponen afektif, menyangkut masalah emosional seseorang terhadap seseuatu obyek. Pada umumnya, reaksi emosional yang merupakan komponen afektif ini banyak ditentukan oleh kepercayaan atau apa yang kita percayai. Dan terkait dengan rasa senang atau tidak senang terhadap suatu obyek.

c. Komponen perilaku dalam sikap menunjukkan bagaimana perilaku atau berperilaku yang ada dalam diri seseorang berkaitan dengan obyek sikap yang dihadapinya. Dan berhubungan dengan intensitas sikap (besar kecilnya bertindak terhadap obyek).

5. Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap

Menurut Azwar (1988:24) :

a. Pengalaman pribadi. Tanggapan akan menjadi salah satu dasar terbentuknya sikap. Untuk dapat mempunyai tanggapan dan penghayatan, seseorang harus mempunyai pengalaman yang berkaitan dengan suatu obyek. Dasar pembentukan sikap dan pengalaman pribadi harus mempunyai kesan yang kuat. Karena itu, sikap akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam situasi yang melibatkan faktor emosional. b. Pengaruh orang lain yang dianggap penting. Orang lain yang berada

(62)

bagi kita, akan banyak mempengaruhi pembentukan sikap kita terhadap sesuatu. Pada umumnya, individu cenderung untuk memiliki sikap yang konformis atau searah dengan sikap orang yang dianggapnya penting.

c. Pengaruh kebudayaan. Kebudayaan dimana kita hidup dan dibesarkan mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan sikap kita. Karena kebudayaan telah menanamkan garis pengaruh sikap kita terhadap berbagai masalah. Kebudayaan telah mewarnai sikap anggota masyarakatnya, karena kebudayaan pulalah yang telah memberi corak pengalaman individu-individu yang menjadi anggota kelompok msyarakatnya.

d. Media massa. Segala sarana komunikasi berbagai bentuk media massa seperti televisi, radio, surat kabar dan lain-lain mempunyai pengaruh dalam pembentukan opini dan kepercayaan orang. Media massa telah membawa pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini seseorang. Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal memberikan landasan kognitif bagi terbentuknya sikap terhadap hal tersebut.

(63)

sesuatu yang boleh dan yang tidak boleh dilakukan, diperoleh dari pendidikan dan dari pusat keagamaan serta ajaran-ajarannya.

f. Pengaruh faktor emosional. Suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang didasari oleh emosi, yang berfungsi sebagai semacam penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego. Sikap demikian merupakan siap yang ementara dan segera berlalu begitu frusatsi telah hilang.

6. Sikap Ideal bagi Guru

Menurut Arikunto (hal.270)) yakni :

a. Sikap terhadap diri, yang dapat dilihat dari indikator : 1) Tampak menguasai dirinya (mau bersolek).

2) Merasakan keberhasilan diri dan kemanfaatan dirinya bagi orang lain.

3) Memiliki perhatian bervariasi, menyukai banyak hal (kesenian, sastra).

b. Sikap terhadap profesi, yang dapat dilihat dari indikator :

1) Merasakan bahwa yang dilakukan mempunyai manfaat bagi pendidikan anak-anak.

2) Menikmati, merasakan puas akan pekerjaan yang telah dimilikinya.

(64)

4) Tidak enggan menerima saran dari kawan guru dan tidak enggan bertanya pula pada teman sejawat.

c. Sikap terhadap siswa, yang dapat pula dilihat dari indikator :

1) Menyadari bahwa tiap-tiap siswa merupaka individu yang unik, sehingga perlu perhatian dan pelayanan yang khusus pula. 2) Mengenali paling sedikit keistimewaan dari masing-masing

siswa.

3) Tidak mengenal pilih kasih.

D. Peran Pembimbing PPL (Guru Pamong) serta Peran Dosen Pembimbing

PPL

1. Peran Pembimbing PPL (Guru Pamong)

a. Membantu praktikan mengenal situasi sekolah secara umum dan memberikan orientasi seputar program pembelajaran bidang studi yang diampunya.

b. Memberikan penjelasan kepada praktikan tentang kegiatan–kegiatan yang akan dilakukan di sekolah.

c. Membimbing praktikan menyusun program PPL.

d. Membantu praktikan menyediakan sarana dan prasarana yang diperlukan dalam PPL.

e. Menyelenggarakan pembelajaran model untuk diobservasi praktikan. f. Memberikan tugas atau bahan pembelajaran kepada praktikan dan

(65)

g. Memantau dan mengevaluasi praktik pembelajaran.

h. Memberikan pembinaan terhadap pelaksanaan pembelajaran sesudah praktik.

i. Memantau keaktifan praktikan dalam melaksanakan seluruh kegiatan PPL

j. Menyerahkan seluruh instrumen penilaian kepada Dosen Pembimbing.

k. Memeriksa laporan akhir PPL yang disusun praktikan.

2. Peran Dosen Pembimbing PPL

a. Memberikan pengarahan kepada praktikan sebelum diterjunkan ke sekolah.

b. Menyerahkan mahasiswa kepada pihak sekolah.

c. Menjelaskan kebijakan dari FKIP tentang pengelolaan PPL kepada pihak sekolah.

d. Memantau kegiatan praktikan dan mengadakan pertemuan rutin untuk kepentingan pembinaan minimal empat (4) kali selama masa PPL berlangsung.

e. Mewakili FKIP dalam menangani masalah yang mungkin timbul dan perlu diselesaikan sehubungan dengan pelaksanaan PPL.

(66)

g. Meminta seluruh instrumen penilaian yang telah diisi oleh guru pamong dan kepala sekolah.

h. Menarik praktikan dari sekolah dan menyerahkan balas jasa dan penghargaan pada hari yang disepakati.

i. Bertanggung jawab terhadap penyusunan laporan PPL setiap praktikan yang dibimbing.

j. Menyelenggarakan ujian lisan pertanggungjawaban laporan PPL. k. Menentukan nilai final masing–masing praktikan.

E. Administrasi

1. Pengertian Administrasi

Menurut Nurhadi (1983:2), konsep administrasi dapat dimaknai dengan dua cara, yaitu makna sempit dan makna luas. Dalam makna sempit, administrasi yaitu, suatu kegiatan mencatat, mengumpulkan dan menyimpan suatu kegiatan atau hasil kegiatan untuk membantu penelusuran kembali sehingga dapat digunakan untuk penganbilan keputusan. Sedangkan dalam makna luas, administrasi yaitu, suatu kegiatan atau rangkaian kegiatan yang berupa proses pengelolaan usaha kerjasama sekelompok manusia yang tergabung dalam suatu organisasi, untuk mencapai tujuan bersama yang telah ditetapkan sebelumnya, agar efektif dan efisien.

2. Pengelompokkan Administrasi

Administrasi dibagi menjadi dua yaitu : a. Administrasi Sekolah

(67)

sekolah). Berdasarkan ruang lingkupnya, administrasi sekolah meliputi :

1) Administrasi Kesiswaan

Administrasi kesiswaan meliputi : perencanaan (penerimaan siswa baru), pengorganisasian (pengaturan dan penempatan di dalam kelas dan pencatatannya, sehingga terjadi keseimbangan antara kelas), koordinasi (pemberian saran dan kritik terhadap siswa), pengarahan dan bimbingan kepada siswa(

Gambar

 Tabel 3.1 Kisi-kisi Kuesioner
Tabel 3.2 Hasil Pengujian Validitas Variabel Pelaksanaan Awal
Tabel 3.4 Hasil Pengujian Validitas Variabel Pelaksanaan Akhir
Tabel 3.5 Hasil Pengujian Reliabilitas
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan beberapa hal yakni ada empat faktor yang mempengaruhi penegakan hukum terhadap tindak pidana

Tingkat pendidikan seseorang akan berpengaruh dalam memberikan respon terhadap sesuatu yang datang dari luar. Orang yang berpendidikan tinggi akan memberikan respon yang

Pada pemisahan menggunakan metode emulsi, tembaga ftalosianin hasil iradiasi dimasukkan ke dalam larutan HCl 4N dan diaduk selama 30 menit untuk memisahkan 64 Cu yang terbentuk

al-Hadî ś Al-syarîf, Jawâ mi’ al -Kalîm dan al-Maktabah al-Syâmilah. Diantara keempat software tersebut, al-Maktabah al-Syâmilah merupakan software yang paling

Dari paparan sin gkat di atas kiran ya cukup beralasan jika dikatakan bahwa kom un itas Muslim China turut m em ain kan peran dalam proses sejarah Islam isasi di J awa sehin

Melalui empat hal yang telah penulis tentukan dalam seni dampeng ini, maka akan dapat menjelaskan kepada kita tentang struktur melodi dan makna teks dampeng

Setelah kita buat bagian table ini, sekarang kita akan isi bagian tablenya, dengan cara mengubah tampilan viewnya menjadi Data Sheet View dengan cara klik menu View , pilih

(1) Pemantau Pemilu melakukan pemantauan pada suatu daerah tertentu sesuai dengan rencana pemantauan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf f dan huruf g yang