• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

B. Ketrampilan Mengajar Profesional

Kata “profesional” berasal dari kata sifat yang berarti ‘pencaharian’ dan sebagai kata benda yang berarti ‘orang yang mempunyai keahlian’ seperti guru, dokter, hakim dan sebagainya. Pekerjaan yang bersifat profesional adalah pekerjaan yang hanya dapat dilakukan oleh mereka yang secara khusus dipersiapkan untuk itu dan bukan pekerjaan yang dilakukan oleh mereka yang karena tidak dapat atau memperoleh pekerjaan lainnya (Sudjana,1988:13). Untuk lebih lanjut, Sudjana menyimpulkan bahwa tinggi rendahnya pengakuan profesionalisme sangat tergantung kepada keahlian dan tingkat pendidikan yang ditempuhnya. Guru profesional ialah guru yang memiliki keahlian yang memadai, rasa tanggung jawab yang tinggi serta memiliki rasa kebersamaan dengan sejawatnya (Surya,2004:78). Mereka mampu melaksanakan fungsi-fungsinya sebagai pendidik yang bertanggung jawab mempersiapkan siswa bagi peranaannya dimasa depan. Dengan jiwa profesionalisme, guru mencintai pekerjaannya dan melaksanakannya dengan penuh dedikasi dan tanggung jawab. Atau dengan kata lain, guru profesional adalah orang yang terdidik dan terlatih dengan baik, serta memiliki pengalaman yang kaya di bidangnya (Agus F.Tamyong,1987). Lebih lanjut, dalam

menjalankan kewenangan profesionalnya, guru dituntut memiliki keanekaragaman kecakapan yang bersifat psikologis, yang meliputi :

a. Kompetensi kognitif guru (kecakapan ranah cipta)

Kompetensi ranah cipta merupakan kompetensi utama yang wajib dimiliki setiap calon guru dan guru profesional, yang mengandung bermacam-macam pengetahuan baik yang bersifat deklaratif maupun yang bersifat prosedural.

Pengetahuan deklaratif merupakan pengetahuan yang relatif statis normatif (normal) dengan tatanan yang jelas dan dapat diungkapkan dengan lisan. Sedangkan pengetahuan prosedural adalah pengetahuan praktis dan dinamis yang mendasari ketrampilan melakukan sesuatu. Pengetahuan ranah cipta dikelompokkan menjadi dua ketegori, yaitu :

1) Pengetahuan kependidikan/keguruan

Menurut sifat dan keguanaannya, disiplin ilmu kependidikan terdiri atas dua macam, yaitu :

a) Pengetahuan kependidikan umum yakni, pengetahuan kependidikan yang tidak langsung berhubungan dengan proses belajar mengajar, yang meliputi ilmu pendidikan, psikologi pendidikan, administrasi pendidikan dan seterusnya.

b) Pengetahuan kependidikan khusus yakni, pengetahuan kependidikan yang langsung berhubungan dengan praktik pengelolaan belajar mengajar, yang meliputi metode

mengajar, metode khusus pengajaran meteri tertentu, teknik evaluasi, praktik keguruan dan sebagainya.

2) Pengetahuan materi bidang studi

Pengetahuan materi bidang studi meliputi semua bidang studi yang akan menjadi keahlian atau pelajaran yang akan diajarkan oleh guru. Dalam hal ini, penguasaan atas pokok-pokok bahasan materi pelajaran yang terdapat dalam bidang studi yang menjadi bidang tugas guru adalah mutlak diperlukan. Penguasaan guru atas materi-materi bidang studi itu dikaitkan langsung dengan pengetahuan kependidikan khusus terutama dengan metode khusus dan praktik keguruan.

b. Kompetensi afektif guru (kecakapan ranah rasa)

Kompetensi ini bersifat tertutup dan abstrak, sehingga sangat sulit diidentifikasi. Kompetensi ini meliputi seluruh perasaan dan emosi seperti: cinta, benci, senang, sedih dan sikap-sikap tertentu terhadap diri sendiri dan orang lain. Namun kompetensi ini paling penting dan paling sering dijadikan obyek penelitian dan pembahasan psikologi pendidikan yakni sikap dan perasaan diri yang berkaitan dengan profesi keguruan. Sikap dan perasaan diri itu meliputi :

1) Konsep diri dan harga diri guru

Konsep diri adalah totalitas sikap dan persepsi seorang guru terhadap dirinya sendiri. Keseluruhan sikap dan pandangan tersebut dianggap deskripsi kepribadian guru yang bersangkutan.

Sementara harga diri guru dapat diartikan sebagai tingkat pandangan dan penilaian seorang guru mengenai dirinya sendiri berdasarkan prestasinya. Guru yang profesional memerlukan konsep diri yang tinggi. Guru yang demikian dalam mengajarnya akan cenderung memberi peluang yang banyak kepada siswa untuk berkreasi. Oleh karena itu, umtuk memiliki konsep diri yang tinggi maka para guru berusaha mencapai prestasi akademik setinggi-tingginya dengan cara belajar dan terus mengikuti perkembangan zaman.

2) Efikasi diri dan efikasi kontekstual guru

Efikasi guru adalah keyakinan guru terhadap keefektifan kemampuannya sendiri dalam membangkitkan gairah dan kegiatan para siswanya. Artinya, keyakinan guru terhadap kemampuannya sebagai pengajar profesional bukan hanya dalam hal menyajikan materi pelajaran di depan kelas saja, tetapi dalam hal memanfaatkan keterbatasan ruang, waktu dan peralatan yang berhubungan dengan proses belajar mengajar.

3) Sikap penerimaan terhadap diri sendiri dan orang lain

Sikap penerimaan terhadap diri sendiri adalah gejala ranah rasa seorang guru dalam berkecenderungan positif atau negatif terhadap dirinya sendiri berdasarkan penilaian atas bakat dan kemampuannya. Sikap ini diiringi rasa puas terhadap kelebihan dan kekurangan yang ada pada diri guru tersebut yang berpengaruh

terhadap tinggi rendahnya kualitas dan kuantitas layanan kepada siswa.

c. Kompetensi psikomotor guru (kecakapan ranah karsa)

Kompetensi psikomotor guru meliputi segala ketrampilan atau kecakapan yang bersifat jasmaniah yang pelaksanaannya berhubungan dengan tugasnya selaku pengajar. Guru yang profesional memerlukan penguasaan yang baik atas sejumlah ketrampilan ranah karsa yang langsung berkaitan dengan bidang studinya. Secara garis besar kompetensi ranah karsa terdiri atas :

1) Kecakapan fisik umum

Diwujudkan dalam bentuk gerakan dan tindakan umum jasmani guru seperti duduk, berdiri, berjalan, berjabat tangan dan sebagainya yang tidak langsung berhubungan dengan aktivitas mengajar. Kompetensi ini selayaknya digunakan guru sesuai dengan kebutuhan dan tata krama yang berlaku.

2) Kecakapan fisik khusus

Kecakapan ini meliputi ketrampilan-ketrampilan ekspresi verbal (pernyataan lisan) dan nonverbal (pernyataan tindakan) tertentu yang digunakan guru terutama ketika mengelola proses belajar mengajar. Dalam hal menggunakan ekspresi verbal, guru sangat diharapkan terampil dalam arti fasih dan lancar berbicara baik ketika menyampaikan materi pelajaran maupun ketika menjawab pertanyaan-pertanyaan para siswa atau mengomentari sanggahan

dan pendapat mereka. Guru yang profesional harus memberi tahu secara jujur kepada siswanya bahwa ia lupa atau belum tahu, sambil berjanji akan mencarikan jawaban atas pertanyaan tadi pada kesempatan lain. Cara jujur seperti itu menunjukkan fleksibilitas dan keterbukaan psikologis yang ideal bagi setiap guru. Ketidaktahuan guru yang profesional bagi para siswa dalam dunia pendidikan modern sekarang ini dianggap wajar dan manusiawi. Adapun mengenai ketrampilan ekspresi nonverbal yang harus dikuasai guru ialah dalam hal mendemonstrasikan apa yang terkandung dalam materi pelajaran. Misalnya, menulis dan membuat bagan di papan tulis, memperagakan proses terjadinya sesuatu dan memperagakan prosedur melakukan ketrampilan praktis tertentu sesuai dengan penjelasan verbal yang dilakukan guru.

Menurut Mulyasa (2007:11) Untuk menjadi profesional seorang guru dituntut memiliki minimal lima hal sebagai berikut :

1) Mempunyai komitmen pada peserta didik dan proses belajarnya.

2) Menguasai secara mendalam bahan/mata pelajaran yang diajarkannya serta cara mengajarnya kepada peserta didik. 3) Bertanggung jawab memantau hasil belajar peserta didik

melalui berbagai cara evaluasi.

4) Mampu berpikir sistematis tentang apa yang dilakukannya dan belajar dari pengalamannya.

5) Seyogyanya merupakan bagian dari masyarakat belajar dalam lingkungan profesinya.

Menurut Mulyasa (2007:19) Peran dan fungsi guru berpengaruh terhadap pelaksanaan pendidikan di sekolah. Di antara peran dan fungsi guru tersebut adalah sebagai berikut :

1) Sebagai pendidik dan pengajar; bahwa setiap guru harus memiliki kestabilan emosi, ingin memajukan peserta didik, bersikap realistis, jujur dan terbuka, serta peka terhadap perkembangan, terutama inovasi pendidikan. Untuk mencapai semua itu, guru harus memiliki pengetahuan yang luas, menguasai berbagai jenis bahan pembelajaran, menguasai teori dan praktek pendidikan, serta menguasai kurikulum dan metodologi pembelajaran.

2) Sebagai anggota masyarakat; bahwa setiap guru harus pandai bergaul dengan masyarakat. Untuk itu, harus menguasai psikologi sosial, memiliki pengetahuan tentang hubungan antar manusia, memiliki ketrampilan membina kelompok, ketrampilan bekerjasama dalam kelompok, dan menyelesaikan tugas bersama dalam kelompok.

3) Sebagai pemimpin; bahwa setiap guru adalah pemimpin yang harus memiliki kepribadian, menguasai ilmu kepemimpinan, prinsip hubungan antar manusia, teknik berkomunikasi, serta menguasai berbagai aspek kegiatan organisasi sekolah.

4) Sebagai administrator; bahwa setiap guru akan dihadapkan pada berbagai tugas administrasi yang harus dikerjakan di sekolah, sehingga harus memiliki pribadi yang jujur, teliti, rajin, serta memahami strategi dan manajemen pendidikan. 5) Sebagai pengelola pembelajaran, bahwa setiap guru harus

mampu dan menguasai berbagai metode pembelajaran dan memahami situasi belajar-mengajar di dalam maupun di luar kelas.

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, dikemukakan bahwa: profesi guru merupakan bidang pekerjaan khusus yang dilaksanakan berdasarkan prinsip sebagai berikut:

1) Memiliki bakat, minat, panggilan jiwa dan idealisme.

2) Memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan, ketakwaan dan akhlak mulia.

3) Memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai dengan bidang tugas.

4) Memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas.

5) Memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan.

6) Memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerja.

7) Memiliki kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan belajar sepanjang hayat.

8) Memiliki jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas keprofesionalan.

9) Memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenangan mengatur hal-hal yang berkaitan dengan tugas keprofesionalan guru.

Menurut Usman (1990:15), persyaratan profesi antara lain :

1) Menuntut adanya ketrampilan yang berdasarkan konsep dan teori ilmu pengetahuan yang mendalam.

2) Menekankan pada suatu keahlian dalam bidang tertentu sesuai dengan bidang profesinya.

3) Menuntut adanya tingkat pendidikan keguruan yang memadai.

4) Adanya kepekaan terhadap dampak kemasyarakatan dari pekerjaan yang dilaksanakannya.

5) Memungkinkan perkembangan sejalan dengan dinamika kehidupan. (Moh. Ali, 1985).

Menurut H. Mohammad Surya (2004:54), karakteristik pengajar yang diharapkan adalah :

1) Memiliki minat yang besar terhadap pelajaran dan mata pelajaran yang diajarkannya.

2) Memiliki kecakapan untuk memperkirakan kepribadian dan suasana hati secara tepat serta membuat kontak dengan kelompok secara tepat.

3) Memiliki kesabaran, keakraban, dan sensitivitas yang diperlukan untuk menumbuhkan semangat belajar.

4) Memiliki pemikiran yang imajinatif (konseptual) dan praktis dalam usaha memberikan penjelasan kepada peserta didik. 5) Memiliki kualifikasi yang memadai dalam bidangnya, baik

isi maupun metode.

6) Memiliki sikap terbuka, luwes dan eksperimental dalam metode dan teknik.

Pengajar akan mengajar dengan baik apabila:

1) Memiliki sikap dasar yang benar dan bertindak sebagai pembimbing dan kawan, menghindari corak hubungan yang berjarak antara pengajar dan pelajar, memahami tujuan dan kesulitan pelajaran.

2) Memiliki sasaran yang benar dan mewujudkan tujuan untuk mengembangkan pribadi pelajar dan bukan memberikan informasi, menyadari bahwa tujuan jangka panjang adalah perkembagan optimal danpribadi pelajar, sehingga tercapai kepuasan pribadi dan produktivitas kerja yang optimal. 3) Memiliki informasi faktual yang diperlukan.

4) Memahami macam-macam metode dan teknik, dan mengetahui bagaimana memilihnya.

5) Membantu pelajar dalam merencanakan tindak lanjut.

Menurut Nana Sudjana (1989:19), untuk keperluan analisis tugas guru sebagai pengajar, maka kemampuan guru atau kompetensi guru yang banyak hubungannya dengan usaha meningkatkan proses dan hasil belajar dapat diguguskan ke dalam empat kemampuan, yakni:

1) Kemampuan merencanakan program belajar mengajar.

Tujuan program atau perencanaan belajar mengajar tidak lain sebagai pedoman bagi guru dalam melaksanakan praktek atau tindakan mengajar. Dengan demikian apa yang harus dilakukan guru pada waktu mengajar di muka kelas bersumber pada program yang telah dibuat sebelumnya. 2) Melaksanakan / mengelola proses belajar mengajar.

Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar kemampuan yang dituntut adalah keaktifan guru dalam menciptakan dan menumbuhkan kegiatan siswa belajar sesuai dengan rencana yang telah disusun dalam perencanaan.

3) Menilai kemajuan proses belajar mengajar / evaluasi.

Setiap guru harus dapat melakukan penilaian tentang kemajuan siswa baik secara iluminatif-observatif, yaitu melakukan pengamatan secara terus-menerus tentang perubahan dan kemajuan yang dicapai siswa, maupun secara

struktural-objektif, yakni dengan pemberian skor, angka atau nilai yang biasa dilakukan dalam rangka penilaian belajar siswa.

4) Menguasai bahan pelajaran.

Kemampuan menguasai bahan pelajaran sebagai bagian integral dari proses belajar-mengajar, jangan dianggap sebagai pelengkap bagi profesi guru. Guru yang bertaraf profesional penuh mutlak harus menguasai bahan yang diajarkannya walaupun adanya buku pelajaran, bukan berarti guru tidak perlu menguasai bahan.

Menurut Soekartawi (1995:33), profil seorang pengajar harus dapat berperan :

1) Mempunyai keahlian terhadap ilmu pengetahuan (bahan ajar) yang diberikan kepada siswanya.

2) Mempunyai keahlian dalam memberikan pengajaran. 3) Mampu memberikan motivasi kepada siswa.

4) Mampu bertindak sebagai manajer di kelas. 5) Mampu bertindak sebagai pemimpin.

6) Mempunyai keahlian dalam memberikan bimbingan.

7) Mempunyai keahlian sebagai “ahli lingkungan” dalam arti bahwa bila dilingkungan di mana pengajar tersebut bekerja dirasa kurang menyenangkan dan kurang mendukung proses belajar-mengajar, maka pengajar harus mampu mengubahnya.

8) Mampu sebagai figur yang di depan berwatak teladan atau panutan, di tengah sebagai insiator unggul dan dibelakang ia harus mampu melaksanakan dengan baik.

9) Mampu membuat suasana di kelas tetap terkontrol agar siswa dapat aktif mengikuti pelajaran dengan baik.

10) Mampu membuat suasana yang segar dengan memberikan sedikit humor agar siswa tidak merasa bosan mengikuti pengajaran. Hal ini juga dapat menciptakan suasana akrab antara siswa dengan guru, dan siswa dengan siswa.

11) Mau menerima umpan balik dari siswa atau dari teman sejawatnya dengan maksud agar proses belajar mengajar dapat terus ditingkatkan secara keseluruhan

12) Mau menerapkan hasil-hasil penelitiannya di dalam bahan ajar yang diberikan, dimaksudkan agar kualitas bahan ajar terus mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

13) Mampu melaksanakan instructional design (ID) terbaru. Dengan memelihara atau menggunakan ID yang terus diperbaiki, maka proses belajar mengajar akan menjadi lebih baik lagi.

Ciri-ciri pengajar yang efekif, yaitu : 1) Mempunyai intuisiastik.

2) Mempunyai ketrampilan berkomunikasi.

3) Dapat menjelaskan persoalan atau topik secara jelas dan tidak berbelit-belit.

4) Menguasai bahan ajar yang diberikan kepada siswanya. 5) Mampu membuat suasana menjadi hidup dalam arti siswa

tertarik dan berpikir serius tentang topik yang diberikan. 6) Fleksibel dalam arti tidak kaku. Misalnya bila ada siswa yang

bertanya pada topik yang tidak relevan dari topik yang dibahas, pengajar masih memberikan respon, walaupun secara singkat saja.

7) Memberikan bahan ajar terorganisasi secara rapi sesuai dengan silabus dan satuan acara pengajaran yang telah ditetapkan.

8) Adil dalam memberikan nilai, dalam arti bahwa cara evaluasi yang dipakai, diinformasikan kepada siswa terlebih dahulu, begitu pula persyaratan lain dalam mengikuti pengajaran perlu dijelaskan sebelumnya agar siswa mengetahui secara pasti bagaimana cara evaluasi yang dilakukan oleh dosen (pengajarnya).

9) Mau menerima umpan balik dari siswa, dalam arti umpan balik tersebut dapat dipakai untuk memperbaiki cara pengajaran atau dipakai untuk memperbaiki isi bahan ajar atau juga dapat dipakai untuk perbaikan proses belajar mengajar secara keseluruhan.

10) Akrab dengan situasi di kelas, agar siswa tidak merasa segan, akut, bosan dalam mengikuti pengajaran yang diberikan. Menurut Sudjana (1988:14) Ciri-ciri pokok pekerjaan yang bersifat profesional adalah :

1) Pekerjaan itu dipersiapkan melalui proses pendidikan dan latihan secara formal.

2) Pekerjaan tersebut mendapat pengakuan dari masyarakat. 3) Adanya organisasi profesi seperti, IDI, PGRI dan lain-lain. 4) Mempunyai kode etik, sebagai landasan dalam melaksanakan

tugas dan tanggung jawab pekerjaan profesi tersebut.

Guru merupakan jabatan atau profesi yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru (Usman,1990:1). Jabatan guru dikenal sebagai

suatu pekerjaan professional, artinya jabatan ini memerlukan suatu keahlian khusus (Hamalik,2001:117)

Menurut Suroso (2002:91) ciri-ciri guru efektif :

1) Berpandangan luas tentang dunia pengajaran yang bermuara pada proses pemanusiaan manusia. Memiliki rasa humor, empatik pada siswa, jujur, fleksibel, demokratik, berinteraksi secara ilmiah, mudah bergaul dengan siswa.

2) Memiliki rasa percaya diri dan mempercayai orang lain 3) Memiliki pengetahuan dan informasi yang luas dalam

bidangnya.

4) Mampu berkomunikasi secara efektif, mampu mengembangkan interaksi untuk memaknai.

Menurut UU No.14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen, pengertian kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, kertampilan dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati dan dikuasai oleh guru dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan.

Sedangkan, pengertian kompetensi profesional guru adalah kemampuan dasar seorang guru dalam melaksanakan tugas keguruannya dengan kemampuan tinggi, baik sebagai pengajar, pembimbing maupun administrator yang dilaksanakan secara bertanggung jawab.

Menurut Pedoman Pelaksanaan PPL (2007:24) perangkat kemampuan yang diharapkan dikuasai lulusan program pendidikan prajabatan guru, yakni :

1) Kesadaran dan kemampuan mengembangkan diri sebagai individu warganegara berpendidikan tinggi dan sebagai pekerja profesional

b) Berperan dalam masyarakat sebagai warganegara yang berjiwa Pancasila

c) Mampu berpikir mandiri, termasuk pemanfaatan cara-cara memperoleh dan mengolah informasi serta mengemukakan proses dan hasilnya secara efektif dan efisien dalam bahasa yang baku, baik secara lisan maupun tertulis.

d) Mengembangkan sifat-sifat terpuji yang dipersyaratkan bagi jabatan guru pendidik.

e) Mengetahui kemampuan dan keterbatasan diri di dalam pelaksanaan tugas-tugas profesional di samping kemampuan menenmukan rujukan bagi keperluan pelaksanaan tugas-tugas tersebut.

f) Berinteraksi dengan sejawat untuk meningkatkan kemampuan profesional.

g) Berinteraksi dengan masyarakat untuk penuaian misi pendidikan.

2) Menguasai bidang ilmu sumber bahan ajar

a) Memahami ruang lingkup, landasan serta keterbatasan ilmu sumber bahan ajarnya.

b) Menggunakan metodologi dan/atau peralatan yang diperlukan untuk pemahaman ilmunya.

c) Memahami kaitan antara berbagai konsep di dalam ilmunya dan kaitan antara konsep-konsep tersebut dengan bidang-bidang ilmu lain yang relevan.

d) Memahami implikasi sosial bidang ilmunya.

e) Mampu belajar secara mandiri untuk memutakhirkan penguasaan bidang ilmunya.

f). Memahami kaitan antara berbagai konsep bidang ilmunya dengan konsep-konsep bidang ilmu yang lain yang relevan bagi penerapannya untuk keperluan pengajaran

g) Memilih dan menata konsep-konsep bidang ilmu yang telah ditetapkan sebagai isi program pengajaran dalam bentuk yang meyakinkan dengan derajat ketercematan yang maksimal.

3) Menguasai prinsip-prinsip dasar kependidikan dan memahami hakikat subyek didik

a) Mengenal fungsi sekolah dalam masyarakat.

b) Mengenal karakteristik, potensi dan kebutuhan peserta didik sasaran layanan (TK,SD,SM) yang digunakan sebagai acuan di dalam menyelenggarakan layanan pendidikan.

c) Memahami prinsip-prinsip ilmu-ilmu yang relevan untuk dimanfaatkan di dalam mengelola proses belajar mengajar.

d) Mengenal prinsip dan prosedur pembelajaran.

e) Memahami kaitan tujuan pendidikan (TK,SD,SM) dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan nasional. 4) Kemampuan menyusun dan menyelenggarakan program

pengajaran dan tugas-tugas keguruan kependidikan lainnya. a) Menerapkan pengetahuan tentang bidang ilmu sumber

bahan ajaran, wawasan kependidikan dan karakteristik, potensi serta kebutuhan sasaran layanan (TK,SD,SM) untuk hal-hal berikut :

(1) Menetapkan tujuan pengajaran

(2) Memilih dan mengembangkan bahan pengajaran (3) Memilih dan mengembangkan strategi belajar

mengajar

(4) Memilih dan memanfaatkan media pengajaran (5) Menciptakan iklim belajar mengajar yang tepat (6). Mengatur ruangan belajar

(7) Mengelola interaksi belajar mengajar

(8) Menilai prestasi siswa untuk kepentingan pengajaran

(9) Menilai proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan

(10) Membimbing siswa yang mengalami kesulitan belajar

(11) Membimbing siswa yang berkelainan dan berbakat khusus

(12) Membina wawasan siswa untuk menghargai berbagai pekerjaan di masyarakat.

b) Mengenal dan memecahkan masalah-masalah nyata yang dihadapi di dalam penyelenggaraan pengajaran melalui kegiatan penelitian.

c) Melaksanakan kegiatan administrasi sekolah. d) Membina kegiatan-kegiatan ko dan ekstrakurikuler.

2. Ketrampilan

a. Arti penting mengajar

Menurut Syah (1996:181), mengajar merupakan proses belajar untuk meraih kecakapan cipta, karsa dan rasa yang menyeluruh dan utuh.

b. Definisi mengajar

Mengajar merupakan penyampaian pengetahuan dan kebudayaan kepada siswa. Dalam hal ini, membagi konsep mengajar dalam tiga macam pengartian, yaitu :

1) Pengertian kuantitatif yakni, guru hanya perlu menguasai pengetahuan bidang studinya dan menyampaikan kepada siswa dengan baik.

2) Pengertian institusional yakni, guru dituntut untuk selalu siap mengajarkan berbagai teknik mengajar untuk masing-masing siswa yang berbeda meniru bakat, kemampuannya dan kebutuhannya.

3) Pengertian kualitataif yakni, guru berinteraksi dengan siswa agar siswa belajar dalam arti membentuk makna dan pemahamannya sendiri.

c. Pandangan pokok mengenai mengajar

Ada dua aliran pandangan dalam melihat profesi mengajar, yakni : 1) Mengajar sebagai ilmu

Mengajar sebagai ilmu merupakan penguasaan seorang guru atas materi pelajaran bidang tugasnya penting. Tetapi yang lebih penting ialah penguasaannya atas ilmu-illmu yang berhubungan dengan tugas mengajarnya. Aliran pandangan yang menganggap mengajar sebagai ilmu dapat menimbulkan konotasi bahwa seseorang yang dikehendaki menjadi guru, misalnya oleh orang

tuanya sendiri, akan dapat menjadi guru yang baik asal ia dididik di sekolah atau fakultas keguruan. Oleh karena itu, bila seorang anak manusia yang memperoleh peluang yang baik untuk belajar ilmu pendidikan/keguruan, tentu ia akan menjadi seorang guru yang profesional dalam mengajar, bukan menjadi petani walaupun orang tuanya petani sejati.

2) Mengajar sebagai seni

Sebagian para ahli memandang bahwa mengajar adalah seni, bukan ilmu. Oleh karenanya, tidak semua orang berilmu (termasuk orang yang berilmu pendidikan) bisa menjadi guru yang piawai dalam hal mengajar.

Menurut Medley (1982) ada empat karakteristik dari mengajar yang efisien, yaitu :

a) Penampilan pengajar (penguasaan bahan ajar), persiapan mengajar.

b) Cara mengajar (pemilihan model instruksi, alat bantu mengajar dan evaluasi yang dipakai).

c) Kompetensi dalam mengajar.

d) Pengambilan keputusan yang bijaksana.

Tahapan-tahapan persiapan atau perencanaan dalam mengajar yakni :

a) Mempelajari silabus.

c) Membuat satuan acara pengajaran (SAP). d) Menggunakan alat bantu/alat peraga.

e) Membuat cara evaluasi (ujian lisan, tertulis, kuis dan sebagainya).

f) Menetapkan tempat dan waktu untuk ujian. g) Menetapkan buku wajib yang digunakan. h) Melakukan pengajaran yang baik.

i) Melakukan evaluasi (evaluasi terhadap cara mengajar yang dilakukan pengajar).

d. Model dan metode pokok mengajar

1) Model pokok mengajar

Menurut Syah (1995:189), adalah :

Dokumen terkait