• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

C. Sikap

1. Pengertian Sikap

Hingga saat ini banyak definisi sikap yang diberikan para ahli. Mereka mempunyai pandangan dan pendapat yang berbeda-beda meskipun tidak bertentangan antara yang satu dengan yang lainnya.

Pengertian atau definisi sikap yang banyak digunakan oleh para ahli di bidang psikologi sosial dan psikologi kepribadian anta lain Allport dalam (Azwar,1988:3) , sikap merupakan semacam kesiapan untuk bereaksi terhadap sesuatu obyek dengan cara-cara tertentu. Menurut

Berkowitz dalam (Azwar,1988:4), sikap merupakan suatu respon evaluatif, dikarenakan batasan seperti itu akan lebih mendekatkan kita pada sikap dalam kaitannya dengan penyusunan alat ungkapnya.

Menurut Winkel (1987:77), pengertian sikap (attitude) merupakan kemampuan internal yang berperanan sekali dalam mengambil tindakan.

Menurut Sardjonoprijo (hal 147), pengertian sikap adalah disposisi perasaan yang tertuju kepada obyek tertentu.

Menurut Sujanto (1984:96), sikap (attitudes) berhubungan dengan suatu obyek atau sekelompok obyek.

Menurut peneliti, sikap berarti suatu kemampuan berpikir untuk memberikan tanggapan dalam mengambil tindakan yang tertuju pada suatu obyek tertentu.

2. Karakteristik Sikap

Menurut Azwar (1988:9) meliputi : a. Arah

Suatu sikap mempunyai arah artinya sikap akan menunjukkan apakah seseorang menyetujui atau tidak menyetujui, mendukung atau tidak mendukung, memihak atau tidak memihak terhadap obyek sikap

b. Intensitas (kekuatan)

Pada dasarnya intensitas atau kekuatan sikap pada setiap orang belum tentu sama.

c. Keleluasaan sikap

Pengertian ini menunjuk pada luas tidaknya cakupan aspek obyek sikap yang disetujui oleh seseorang.

d. Konsistensi

Konsistensi sikap yang ditujukan oleh kesesuaian antara sikap dan respon terhadap obyek.

e. Spontanitas

Spontanitas yaitu sejauh mana kesiapan subyek untuk menyatakan sikapnya secara spontan.

3. Ciri-ciri Sikap

Ciri-ciri sikap adalah sebagai berikut (Uchjana, 1983:92):

a. Sikap bukan pembawaan dari manusia sejak lahir, melainkan terbentuk selama perkembangannya sebagai akibat hubungan dengan obyek-obyek di lingkungan.

b. Sikap dapat berubah sebagai hasil interaksi antara seseorang dengan orang lain. Karena itu sikap adalah hasil dari belajar di lingkungan dan dapat pula di pelajari oleh lingkungan tersebut.

c. Sikap tidak berdiri sendiri, melainkan senantiasa mengandung reaksi dengan obyek. Obyek ini tidak hanya semacam atau sejenis melainkan bermacam-macam sesuai dengan obyek yang menjadi orang bersangkutan.

d. Sikap berhubungan dengan dimensi waktu, berarti hanya cocok untuk situasi pada waktu tertentu. Karena itu sikap dapat berubah

sesuai dengan situasi. Kalau suatu sikap telah terbentuk dan telah merupakan nilai dalam kehidupan seseorang, secara relatif sikap itu akan lama bertahan pada diri orang yang bersangkutan. Sikap tersebut akan sulit berubah dan kalaupun berubah akan memakan waktu yang lama. Demikian pula sebaliknya, apabila sikap itu belum begitu mendalam dalam diri seseorang maka sikap tersebut secara relatif tidak bertahan lama dan akan mudah berubah.

e. Sikap mengandung faktor-faktor motivasi dan emosi. Sifat inilah yang menjadikan pembeda sikap dengan pengetahuan yang ada pada seseorang. Sikap terhadap suatu obyek tertentu akan selalu diikuti oleh perasaan tertentu yang dapat bersifat positif (yang menyenangkan), tetapi juga dapat bersifat negatif (yang tidak menyenangkan) terhadap suatu obyek. Sikap juga mengandung daya dorong bagi individu untuk berperilaku secara tertentu terhadap objek-objek yang dihadapinya.

4. Komponen Pembentuk Sikap

Sikap mengandung 3 (tiga ) komponen yang membentuk sikap, yaitu (Azwar,1988:17) :

a. Komponen kognitif, berisi kepercayaan seseorang mengenai obyek sikap. Kepercayaan datang dari apa yang telah kita lihat atau apa yang telah kita ketahui. Berdasarkan apa yang telah kita liat, terbentuklah ide atau gagasan tentang karakteristik suatu obyek. Dan

terkait dengan pengetahuan, keyakinan dan pandangan terhadap obyek.

b. Komponen afektif, menyangkut masalah emosional seseorang terhadap seseuatu obyek. Pada umumnya, reaksi emosional yang merupakan komponen afektif ini banyak ditentukan oleh kepercayaan atau apa yang kita percayai. Dan terkait dengan rasa senang atau tidak senang terhadap suatu obyek.

c. Komponen perilaku dalam sikap menunjukkan bagaimana perilaku atau berperilaku yang ada dalam diri seseorang berkaitan dengan obyek sikap yang dihadapinya. Dan berhubungan dengan intensitas sikap (besar kecilnya bertindak terhadap obyek).

5. Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap

Menurut Azwar (1988:24) :

a. Pengalaman pribadi. Tanggapan akan menjadi salah satu dasar terbentuknya sikap. Untuk dapat mempunyai tanggapan dan penghayatan, seseorang harus mempunyai pengalaman yang berkaitan dengan suatu obyek. Dasar pembentukan sikap dan pengalaman pribadi harus mempunyai kesan yang kuat. Karena itu, sikap akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam situasi yang melibatkan faktor emosional. b. Pengaruh orang lain yang dianggap penting. Orang lain yang berada

di sekitar kita merupakan salah satu di antara komponen sosial yang dapat mempengaruhi sikap kita. Seseorang yang kita anggap penting

bagi kita, akan banyak mempengaruhi pembentukan sikap kita terhadap sesuatu. Pada umumnya, individu cenderung untuk memiliki sikap yang konformis atau searah dengan sikap orang yang dianggapnya penting.

c. Pengaruh kebudayaan. Kebudayaan dimana kita hidup dan dibesarkan mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan sikap kita. Karena kebudayaan telah menanamkan garis pengaruh sikap kita terhadap berbagai masalah. Kebudayaan telah mewarnai sikap anggota masyarakatnya, karena kebudayaan pulalah yang telah memberi corak pengalaman individu-individu yang menjadi anggota kelompok msyarakatnya.

d. Media massa. Segala sarana komunikasi berbagai bentuk media massa seperti televisi, radio, surat kabar dan lain-lain mempunyai pengaruh dalam pembentukan opini dan kepercayaan orang. Media massa telah membawa pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini seseorang. Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal memberikan landasan kognitif bagi terbentuknya sikap terhadap hal tersebut.

e. Lembaga pendidikan dan lembaga agama. Lembaga ini mempunyai pengaruh yang besar dalam pembentukan sikap dikarenakan keduanya meletakkan dasar pengertian dan konsep moral dalam diri individu. Pemahaman akan baik dan buruk, garis pemisah antara

sesuatu yang boleh dan yang tidak boleh dilakukan, diperoleh dari pendidikan dan dari pusat keagamaan serta ajaran-ajarannya.

f. Pengaruh faktor emosional. Suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang didasari oleh emosi, yang berfungsi sebagai semacam penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego. Sikap demikian merupakan siap yang ementara dan segera berlalu begitu frusatsi telah hilang.

6. Sikap Ideal bagi Guru

Menurut Arikunto (hal.270)) yakni :

a. Sikap terhadap diri, yang dapat dilihat dari indikator : 1) Tampak menguasai dirinya (mau bersolek).

2) Merasakan keberhasilan diri dan kemanfaatan dirinya bagi orang lain.

3) Memiliki perhatian bervariasi, menyukai banyak hal (kesenian, sastra).

b. Sikap terhadap profesi, yang dapat dilihat dari indikator :

1) Merasakan bahwa yang dilakukan mempunyai manfaat bagi pendidikan anak-anak.

2) Menikmati, merasakan puas akan pekerjaan yang telah dimilikinya.

3) Merasakan bahwa apa yang dilakukannya merupakan alternative terbaik.

4) Tidak enggan menerima saran dari kawan guru dan tidak enggan bertanya pula pada teman sejawat.

c. Sikap terhadap siswa, yang dapat pula dilihat dari indikator :

1) Menyadari bahwa tiap-tiap siswa merupaka individu yang unik, sehingga perlu perhatian dan pelayanan yang khusus pula. 2) Mengenali paling sedikit keistimewaan dari masing-masing

siswa.

3) Tidak mengenal pilih kasih.

D. Peran Pembimbing PPL (Guru Pamong) serta Peran Dosen Pembimbing

Dokumen terkait