• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh persepsi mahasiswa FKIP tentang kesejahteraan guru terhadap minat mahasiswa FKIP menjadi guru : studi kasus pada Universitas Sanata Dharma Yogyakarta - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Pengaruh persepsi mahasiswa FKIP tentang kesejahteraan guru terhadap minat mahasiswa FKIP menjadi guru : studi kasus pada Universitas Sanata Dharma Yogyakarta - USD Repository"

Copied!
144
0
0

Teks penuh

(1)

GURU TERHADAP MINAT MAHASISWA FKIP MENJADI GURU Studi Kasus pada Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Oleh :

Anastasia Swastikaputri Mahendraswara NIM : 041334018

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)
(3)
(4)

iv

God has made everything beautiful in it’s time

(Ecclesiastes 3:11)

Karya Kecil ini Kupersembahkan untuk :

Tuhan Yesusku di Surga

Bunda Perawan Maria Pelindungku

Keluarga Kecilku Tercinta :

Papa Mc. Bambang Prasetya, Mama Anna Eneng Sudaryanti,

(5)

v

When we choose our thought, we are choosing our

future

(6)

vi

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya dari orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 10 Oktober 2008

Penulis,

(7)

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :

Nama : Anastasia Swastikaputri Mahendraswara

Nomor Mahasiswa : 041334018

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

PENGARUH PERSEPSI MAHASISWA FKIP TENTANG KESEJAHTERAAN GURU TERHADAP MINAT MAHASISWA FKIP MENJADI GURU

Studi Kasus pada Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, me-ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Yogyakarta, 12 Desember 2008

Yang menyatakan

(8)

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas berkat dan karunia Allah Bapa di Surga sehingga penulis

dapat menyelesaikan penyusunan Skripsi yang berjudul “PENGARUH PERSEPSI

MAHASISWA FKIP TENTANG KESEJAHTERAAN GURU TERHADAP MINAT

MAHASISWA FKIP MENJADI GURU “. Studi Kasus Mahasiswa FKIP Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta Tahun 2008.

Tujuan penulisan Skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan sesuai program studi yang ditempuh di

Universaitas Sanata Dharma.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis memperoleh banyak bantuan, semangat

dan doa yang sangat mendukung penulis dalam penyelesaian penyusunan skripsi ini.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada :

a. Romo Dr. Ir. Paulus Wiryono Priyotamtama, S.J. selaku Rektor Universitas

Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan

mengembangkan kepribadian kepada penulis.

b. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

c. Bapak Y. Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma.

d. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan

(9)

viii

yang telah bersedia menyediakan waktu, memberikan saran dan kritik yang sangat

berarti dalam membimbing penyelesaian skripsi ini.

f. Bapak Ig. Bondan Suratno, S.Pd., M.Si.dan Ibu Rita Eni Purwanti, S.Pd., M.Si.

selaku dosen penguji yang telah meluangkan waktu dalam memberikan

bimbingan, memberi kritik, dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini.

g. Segenap staff pengajar Program Studi Pendidikan Akuntansi atas ilmu ya ng telah

diberikan melalui perkuliahan.

h. Tenaga administrasi Program Studi Pendidikan Akuntansi yang telah membantu

proses kelancaran dalam proses belajar selama ini.

i. Seluruh mahasiswa FKIP Sanata Dharma Angkatan 2005 yang telah membantu

kelancaran penelitian.

j. Semua Guruku di TK-SD Nusa Indah Pontianak, SMP Santu Petrus Pontianak,

SMA Stella Duce 2 Yogyakarta, serta seluruh Dosen USD khususnya Program

Studi Pendidikan Akuntansi atas segala bimbingan dan ilmunya, terima kasih.

k. Papa, Mama, Opa, S’yanu, Biel tercinta yang selalu menjadi kekuatan bagi

hidupku, makasih buat semua dukungannya, baik material maupun non material. I

Love You All.

l. Seluruh keluarga besarku, terkhusus Tante Sari dan Om Nugroho yang selalu

memperhatikanku. Makasih buat semua dukungannya, baik material maupun non

material. Tuhan Memberkati ( Doakan Tika sukses ya, supaya Tika bisa balas

semua kebaikan Tante dan Om).

m. Galih Anang Katoko, S.E, makasih buat kesabarannya, tetep jadi temen setiaku

ya...?

(10)

ix

makasih buat spiritnya, kalian selalu memberikan kecerian dan warna dihidupku,

selalu ada disaatku sendiri..maapin aku ya, aku sering ga ngertiin kalian…Sukses

selalu, jangan lelah tuk trus berpeluh…I miss you all.

o. Seluruh teman-temanku PAK’04, yang telah menemani aku buat selalu belajar.

p. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, terimakasih banyak.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan skripsi ini jauh dari

sempurna, sehingga masih perlu dikaji dan dikembangkan lebih lanjut. Oleh karena

itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang bersifat konstruktif. Akhir

kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang

berkepentingan.

Yogyakarta, 6 November 2008

(11)

x

ABSTRAK

PENGARUH PERSEPSI MAHASISWA FKIP TENTANG KESEJAHTERAAN GURU TERHADAP MINAT MAHASISWA FKIP MENJADI GURU

Studi Kasus pada Mahasiswa FKIP Angkatan 2005 Universitas Sanata Dharma

Anastasia Swastikaputri Mahendraswara Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2008

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh persepsi mahasiswa FKIP tentang kesejahteraan guru terhadap minat mahasiswa FKIP menjadi guru.

Penelitian ini dilaksanakan di Universitas Sanata Dharma pada bulan Juli 2008. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, angkatan 2005 yang berjumlah 499 mahasiswa. Sampel yang diambil sebanyak 222 mahasiswa. Teknik penarikan sampel yang digunakan adalah Stratified random sampling. Data dikumpulkan dengan kuesioner dan dokumentasi. Data diana lisis dengan teknik analisis regresi linear sederhana.

(12)

xi

THE INFLUENCE OF STUDENTS OF TEACHER TRAINING AND EDUCATION FACULTY’S PERCEPTION TOWARDS TEACHER’S

WELFARE AND THEIR INTEREST BEING TEACHERS

A Case Study on the Students of the Faculty of Teacher Training and Education 2005 Academic Year

Sanata Dharma University, Yogyakarta

Anastasia Swastikaputri Mahendraswara NIM : 041334018

Sanata Dharma University Yogyakarta

2008

This research aims to know the effect of university students’ perception towards the welfare of teacher and their interest to be teachers.

This research was conducted at Sanata Dharma University in July 2008. The population in this research were all students of the faculty of Teacher Training and Education 2005 Academic year which consist of 499 students. The samples were 222 students, taken by applying the Stratified random sampling method. The data were collected by using questionnaire and documentation. The data was analysed by using simple linear regression.

(13)

xii

HALAMAN JUDUL……… i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING……… ii

HALAMAN PENGESAHAN………..……… iii

HALAMAN PERSEMBAHAN………... iv

MOTTO………... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA……….. vi

KATA PENGANTAR………... vii

ABSTRAK……… x

ABSTRACT………... xi

DAFTAR ISI……… xii

DAFTAR TABEL……… xv

DAFTAR LAMPIRAN……… xvi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ………..……… 1

B. Batasan Masalah ……….…………. 4

C. Rumusan Masalah ………...………. 4

D. Tujuan Penelitian…………..……… 4

E. Manfaat Penelitian………….………... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Persepsi……….……… 6

1. Pengertian Persepsi………. 6

2. Aspek-Aspek Persepsi……… 7

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Proses Seleksi Persepsi.. 9

B. Kesejahteraan Guru……….. 11

C. Minat ………..….. 19

D. Penelitian yang Relevan……….. 24

E. Kerangka Berpikir……… 26

(14)

xiii

B. Lokasi dan Waktu Penelitian………. 28

C. Subjek dan Objek Penelitian………. 28

D. Populasi, Sampel, dan Teknik Penarikan Sampel………. 29

E. Operasionalisasi Variabel……….. 33

F. Teknik Pengumpulan Data……… 37

G. Teknik Pengujian Instrumen……….…….38

H. Teknik Analisis Data……… 45

BAB IV GAMBARAN UMUM A. Sejarah Universitas SanataDha rma……….….49

1. PTPG Sanata Dharma... 49

2. FKIP Sanata Dharma……….. 50

3. IKIP Sanata Dharma……….. 50

4. Universitas Sanata Dharma……… 51

5. Nama-Nama Rektor USD……… 52

B. Visi, Misi dan Tujuan Pendidikan USD………...53

1. Visi……….. 53

2. Misi……… 54

3. Tujua n Pendidikan USD………. 55

C. Prodi Pendidikan Ekonomi……….. 55

1. Program Studi Pendidikan Akuntansi……… 56

2. Program Studi Pendidikan Ekonomi……… 56

D. Program dan Fasilitas Pendukung untuk Kesejahteraan Mahasiswa...58

1. Beasiswa dan Bantuan Khusus... 58

2. Bantuan Penyelesaian Skripsi/Tugas Akhir... 58

3. Beasiswa dari Luar USD... 59

4. Dana Van Lith... 59

5. Asuransi/Bantuan Perawatan Kesehatan... 60

6. Poliklinik...61

E. Pejabat Struktur Universitas Sanata Dharma... 61

1. Pimpinan Universitas... 61

(15)

xiv

B. Analisis Data……… 66

C. Pembahasan Hasil Penelitian………70

BAB VI KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN

A. Kesimpulan………76

B. Saran………. 76

C. Keterbatasan……… 78

(16)

xv

Halaman

Tabel Populasi Mahasiswa FKIP USD 2005…….……… 30

Tabel Komposisi Populasi dan Sampel...32

Tabel Penjabaran variabel persepsi mahasiswa tentang kesejahteraan guru... 33

Tabel Penjabaran variabel Minat Mahasiswa FKIP Menjadi Guru...36

Tabel Validitas Variabel Persepsi Mahasiswa FKIP... 39

Tabel Validitas Variabel Minat Mahasiswa FKIP Menjadi Guru... 41

Tabel Sebaran Responden Penelitian...64

Tabel Deskripsi Data Persepsi Mahasiswa FKIP Tentang Kesejahteraan Guru……. 65

Tabel Deskripsi Data Minat Mahasiswa Menjadi Guru……….. 66

Tabel Ringkasan Hasil Uji Normalitas………..………….. 68

Tabel Ringkasan Hasil Uji Linearitas... 69

(17)

xvi

Halaman

Lampiran 1 Kuesioner……… 80

Lampiran 2 Rekapitulasi Hasil Kuesioner………. 92

Lampiran 3 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas………... 111

Lampiran 4 Pedoman Acuan Norma……….. 117

Lampiran 5 Uji Normalitas dan Linearitas……… 121

Lampiran 6 Uji Regresi………. 124

(18)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Beberapa tahun belakangan ini, masalah mengenai kesejahteraan guru

menjadi topik yang sangat menarik, bahkan sempat menjadi isu hangat dalam

hari pertama Kongres XVII Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) di

Istora Senayan Jakarta. Pada waktu itu, sejumlah guru mempertanyakan

masalah kesejahteraan tersebut kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan,

Wardiman Djojonegoro yang memberikan sambutan pengarahan dihadapan

peserta Kongres.

Tunjangan Fungsional guru masih sangat rendah, baik di tingkat SD,

SMP, maupun SMA. Tunjangan guru daerah terpencil sebesar 100 persen dari

gaji pokok pun belum terealisasi. Menurut sumber di Departemen Pendidikan

dan Kebudayaan, pemberian tunjangan fungsional bagi guru terbentur pada

besarnya anggaran yang diperlukan untuk itu.

Tidak seorang pun mengingkari bahwa pekerjaan guru itu penting.

Guru berjasa dalam pembangunan Bangsa. Namun demikian pengamatan di

masyarakat menunjukkan tidak semua orang berminat menjadi guru. Salah

satu alasannya adalah pekerjaan guru bukan merupakan pekerjaan yang

bergengsi. Status sosial ekonomi guru bukan yang paling atas, walaupun juga

(19)

Banyak sekali fenomena tentang profil guru yang begitu

memprihatinkan, guru hanya mempunyai gaji yang sangat rendah bila

dibandingkan dengan pegawai kantoran yang berdasi. Belum lagi banyak

guru yang menjadi guru sementara atau honorarium selama bertahun-tahun

juga dengan gaji dibawah standar.

Di Indonesia, gaji guru hanya dihargai 0,25 pendapatan perkapita

setiap bulannya, sangat ironis. Hal ini tidak sesuai dengan kompetensi yang

dimiliki oleh guru. Kondisi guru yang seperti ini hendaknya dikurangi dan

kenaikan tunjangan fungsional benar-benar terjadi dan bukan hanya sekedar

wacana saja, sebab kualitas guru sebenarnya terletak pada seberapa besar

penghargaan finansial dan non-finansial yang diberikan (Suara Karya, 1998).

Jika dinilai dengan rupiah, gaji guru saat ini rata-rata hanya Rp. 200.000;

sampai Rp.500.000; setiap bulan, yang dialokasikan pada satu jam tatap muka

dengan siswa dikelas sebesar Rp.5.000; hingga Rp.15.000;. Sementara untuk

membiayai hidup di pinggiran kota saja saat ini dibutuhkan minimal Rp.1,5

juta sampai Rp. 2 juta. Standar gaji tersebut terdapat pada guru swasta, guru

Bantu, guru kontrak dan guru honorer. Sementara untuk guru yang berstatus

pegawai negeri sipil (PNS) lebih diuntungkan karena standar gajinya

disesuaikan dengan pangkat dan golongan (Kompas, 2004).

Jika mengamati keadaan sekitar, kadang seorang guru dengan gaji

yang rendah belum merasa puas akan pendapatan yang diterimanya, maka tak

heran jika ada guru yang memiliki pekerjaan sambilan, dan bisa jadi

(20)

pendapatan utamanya yaitu menjadi guru. Sebagai contoh nyata dalam surat

kabar Suara Karya (30 November 1998), ada seorang guru bernama Slamet

yang terpaksa menjadi tukang batu karena gajinya yang rendah, padahal

sesungguhnya dia sudah menjabat sebagai Kepala Sekolah.

Melihat kenyataan yang terjadi saat ini di Indonesia, maka salah satu

upaya pemerintah DPR RI untuk meningkatkan kesejahteraan guru adalah

dengan mengesahkan UU Guru dan Dosen pada tanggal 6 Desember 2005.

Berkaitan dengan guru secara khusus, UU tersebut mengatur berbagai hal

seperti, kualifikasi, kompetensi dan sertifikasi, hak dan kewajiban, pembinaan

dan pengembangan, penghargaan, perlindungan dan organisasi profesi yang

ujungnya akan bermuara pada guru yang profesional.

Minat menjadi guru juga dipengaruhi oleh tunjangan yang diberikan,

tersedianya dana pensiun, kepuasan kerja, mengembangkan ilmu

pengetahuan, dan pengakuan dari pemerintah. Secara garis besar, adanya

peningkatan kesejahteraan guru, baik finansial maupun non- finansial yang

sedang diusahakan oleh pemerintah beberapa tahun belakangan ini sangat

mempengaruhi minat mahasiswa untuk menjadi guru. Fenomena ini sangat

menarik untuk diteliti. Dengan demikian akan diketahui seberapa besar minat

seseorang menjadi guru apabila ada perbedaan persepsi tentang kesejahteraan

guru.

Seseorang berminat menjadi guru banyak dipengaruhi oleh beberapa

hal, salah satunya adalah faktor kesejahteraan yang akan diterima ketika

(21)

gaji guru sangat rendah, hal ini mencerminkan juga penghargaan nyata

masyarakat terhadap guru, sehingga pada akhirnya harapan akan

kesejahteraan guru mempengaruhi minat seseorang menjadi guru.

Melihat fenomena di atas, maka penulis tertarik untuk mengadakan

penelitian dengan judul “PENGARUH PERSEPSI MAHASISWA FKIP TENTANG KESEJAHTERAAN GURU TERHADAP MINAT MAHASISWA FKIP MENJADI GURU” dengan studi kasus pada mahasiswa FKIP Sanata Dharma Angkatan 2005.

B. Batasan Masalah

Banyak faktor yang mempengaruhi persepsi mahasiswa menjadi guru.

Namun dengan pertimbangan lebih memiliki pengaruh daripada faktor lain,

maka peneliti hanya mengkhususkan pada faktor kesejahteraan gur u.

C. Rumusan Masalah

Apakah ada pengaruh persepsi mahasiswa FKIP tentang kesejahteraan

guru terhadap minat mahasiswa menjadi guru ?

D. Tujuan Penelitian

Mengetahui adanya pengaruh persepsi mahasiswa FKIP tentang

(22)

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Universitas

Hasil penelitian ini diharapkan akan menambah referensi tentang

pendidikan diperpustakaan di Universitas, khususnya bagi mahasiswa

FKIP.

2. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan akan banyak memberi bekal bagi peneliti

untuk terjun ke dunia pendidikan, khususnya yang berkaitan dengan

penelitian yang akan dilaksanakan.

(23)

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Persepsi

1. Pengertian Persepsi

Persepsi merupakan proses yang meliputi penginderaan terhadap

rangsang, pengorganisasian rangsang, dan penafsiran rangsang, sehingga

individu mengerti rangsang yang diinderanya. Ada tiga komponen dalam

persepsi, yaitu : (1) seleksi, (2) interpretasi, dan (3) reaksi. Seleksi

dilakukan terhadap rangsang yang masuk dari luar melalui penginderaan.

Penafsiran dibuat untuk mengorganisasikan rangsang atau informasi

sehingga mempunyai makna bagi individu. Tanggapan adalah bentuk

tingkah laku yang terjadi sebagai akibat dari interpretasi (Walgito, 1993 :

53).

Menurut Sarlito (1983 : 39), persepsi didefinisikan sebagai

kemampuan untuk mengorganisasikan pengamatan. Kemampuan untuk

mengelompokkan benda-benda antara satu benda dengan benda lain yang

berdekatan atau serupa, memfokuskan perhatiannya pada satu obyek,

sedangkan obyek-obyek yang lain disekitarnya dianggap sebagai latar

belakang.

Persepsi juga didefinisikan sebagai proses diterimanya rangsang

(obyek, kualitas, hubungan antar gejala maupun peristiwa) sampai

(24)

tetapi sebagai the interpretation experience (penafsiran pengalaman).

(Irwanto, dkk., 1991 : 71).

Dari berbagai pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa persepsi

merupakan suatu proses di dalam diri individu yang terjadi dengan

langkah-langkah tertentu. Mula- mula, melalui inderanya individu

menerima rangsang sebagai informasi. Informasi itu kemudian diolah dan

ditafsirkan. Pengolahan dan penafsiran informasi tersebut menimbulkan

tanggapan dalam diri individu. Tanggapan individu dapat berbentuk

pendapat maupun dalam bentuk tingkah laku. Persepsi bersifat subyektif

tanggapan individu yang satu dengan yang lainnya, terhadap obyek yang

sama dapat berbeda.

2. Aspek-Aspek Persepsi

Pengertian persepsi sebagaimana dijelaskan di atas

memperlihatkan aspek-aspek pokok persepsi itu, yaitu : rangsang,

tanggapan dan perilaku.

a. Rangsang

Setiap rangsang ditimbulkan oleh obyek. Rangsang dapat

berasal dari luar diri individu, dapat pula berasal dari dalam individu.

Rangsang yang berasal dari luar diri individu akan mengenai alat

indera selaku penerima rangsang atau reseptor, lalu meneruskannya ke

syaraf penerima atau sensoris. Sedangkan rangsang yang berasal dari

(25)

b. Tanggapan

Tanggapan terjadi dalam suatu proses yang disebut proses

persepsi. Proses persepsi bermula dari adanya obyek yang

menimbulkan rangsang, lalu rangsang mengenai reseptor. Tahap ini

disebut kealaman, karena terjadi secara alamiah. Rangsang yang

diterima oleh reseptor diterima diteruskan ke syaraf setelah mengalami

penyeleksian, dan dilanjutkan oleh syaraf ke otak sebagai pusat

kesadaran. Tahap ini disebut sebagai proses fisiologis, karena terjadi di

otak, yang memungkinkan individu mengalami dan menyadari

sepenuhnya rangsang yang diterimanya melalui reseptor. Tahap ini

disebut psikologis, karena berhubungan dengan penyadaran. Proses ini

terjadi di otak juga merupakan proses persepsi sebenarnya. Setiap

rangsang disadari kemudian ditanggapi oleh individu melalui syaraf

motorik (Walgito, 1993 : 54)

c. Perilaku

Noerhadi (Alfian, 1985 : 208 – 209) menegaskan bahwa

persepsi yang diperoleh dalam proses penyadaran ini ditentukan oleh

nilai- nilai yang dianut individu. Dalam proses itu persepsi sekaligus

merupakan suatu nilai, pendapat dan pandangan. Setiap nilai, pendapat

dan pandangan yang dianggap penting oleh individu, menuntut

individu untuk melaksanakannya. Maka persepsi perlu dilihat dalam

(26)

konkret. Nilai- nilai ini tidak hanya mempengaruhi persepsi, melainkan

juga perilaku.

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Proses Seleksi Persepsi

Persepsi bersifat subyektif. Tanggapan individu yang satu dengan

yang lain, terhadap obyek yang sama dapat berbeda-beda. Persepsi

individu terhadap dunia nyata merupakan olahan semua informasi yang

diterima oleh indera- indera yang dipengaruhi oleh kondisi psikologi dan

pengalaman kita (Irwanto, dkk., 1991 : 85)

Berbagai macam faktor perhatian yang berasal dari luar maupun

dari dalam dapat mempengaruhi proses seleksi persepsi (Miftah Thota,

1988:145-152), yaitu :

a) Faktor dari luar yang terdiri dari pengaruh-pengaruh lingkungan luar,

antara lain :

1) Intensitas

Prinsip intensitas dari suatu perhatian dapat dinyatakan bahwa

semakin besar intensitas stimulus dari luar, layaknya semakin besar

pula hal-hal untuk dipahami.

2) Ukuran

Faktor ini menyatakan bahwa semakin besar ukuran sesuatu obyek,

(27)

3) Keberlawanan atau kontras

Prinsip berlawanan ini menyatakan bahwa stimulus luar yang

penampilannya berlawanan dengan latar belakangnya atau

sekelilingnya yang sama sekali di luar sangkaan orang banyak,

akan menarik banyak perhatian.

4) Pengulangan

Dalam hal ini dikemukakan bahwa stimulus dari luar yang diulang

akan memberikan perhatian yang lebih besar dibandingkan dengan

sekali melihat.

5) Gerakan

Prinsip gerakan ini diantaranya menyatakan bahwa orang akan

memberikan banyak perhatian terhadap objek yang bergerak dalam

jangkauan pandangannya, dibandingkan dari objek yang diam.

6) Baru dan Familiar

Prinsip ini menyatakan bahwa baik situasi eksternal yang baru

maupun yang sudah dikenal dapat dipergunakan sebagai penarik

perhatian.

b) Faktor dari dalam diri seseorang yang mempengaruhi proses seleksi,

antara lain :

1) Proses belajar (learning), semua faktor dari dalam yang

membentuk adanya perhatian kepada semua obyek sehingga

menimbulkan adanya persepsi adalah didasarkan dari

(28)

dengan proses pemahaman atau belajar dan motivasi yang dimiliki

oleh masing- masing individu.

2) Motivasi, selain proses belajar dapat membentuk persepsi faktor

dari dalam lainnya yang juga menentukan terjadinya persepsi,

antara lain motivasi dan kepribadian yang pada dasarnya tidak bisa

dipisahkan dari proses belajar, tetapi keduanya juga mempunyai

dampak yang amat penting dalam proses pemilihan persepsi.

3) Kepribadian, dalam membentuk persepsi unsur ini sangat erat

hubungannya dengan proses belajar dan motivasi, yang

mempunyai akibat tentang apa yang diperhatikan dalam

menanggapi suatu situasi.

B. Kesejahteraan Guru

Dalam tinjauan pustaka mengenai kesejahteraan guru ini, peneliti

juga mempergunakan istilah karyawan atau pegawai, karena profesi guru

sama halnya dengan karyawan atau pegawai, yaitu orang yang bekerja pada

suatu instansi atau lembaga, dalam hal ini guru bekerja pada suatu instansi

atau lembaga pendidikan.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kesejahteraan

diartikan sebagai keadaan sejahtera, keamanan, keselamatan, ketenteraman

(kesenangan hidup dan sebagainya), kemakmuran.

Pengertian kesejahteraan itu sendiri yaitu seluruh penyelenggaraan

(29)

menciptakan tingkat kesejahteraan masyarakat yang lebih baik dari kondisi

saat ini, meliputi peningkatan secara ekonomi, berupa pemenuhan kebutuhan

pokok seperti sandang, pangan, papan/perumahan, dan kesempatan

memperoleh kebutuhan untuk mengembangkan kapasitas pribadi, seperti

pendidikan, pelayanan kesehatan sampai pada pemenuhan kebutuhan batin

yang bersifat kejiwaan dan keagamaan. Di samping itu, dalam pengertian

sejahtera juga terkandung makna kesejukan dalam hubungan antar komponen

masyarakat, dengan tetap dijiwai semangat kedinamisan dalam menghadapi

masa depan.

Meskipun sudah lebih sejahtera, kondisi dan situasinya sejuk, bersifat

maju dan melestarikan nilai- nilai spiritual dan budaya luhur bangsa, dengan

pengertian lain, meskipun di masa datang perencanaan tersebut dapat dicapai

dalam tataran tertentu, namun warga masyarakat harus tetap sadar akan

kodrati kemanusiaannya sebagai bagian kecil dari makrokosmos dalam

semesta yang diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa ( Totok Ary Probowo,

2003 : 3).

Berdasarkan uraian di atas, dapat diambil ciri-ciri kesejahteraan

sebagai berikut

a. Terpenuhinya kebutuhan pokok hidup

Seperti : pangan, sandang, papan/perumahan.

b. Mendapatkan kesempatan memperoleh kebutuhan untuk mengembangkan

(30)

Seperti : pendidikan, pelayanan kesehatan sampai pada pemenuhan

kebutuhan batin yang bersifat kejiwaan dan keagamaan.

c. Terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan nyata.

Seperti : barang-barang kebutuhan rumah tangga, barang-barang modal

dan pendidikan, pemeliharaan kesehatan dan lain sebagainya.

Pengertian kesejahteraan itu sendiri dalam artian yang sangat luas

mencakup berbagai tindakan yang dilakukan manusia untuk mencapai tingkat

kehidupan yang lebih baik ( Isbandi Rukminto Adi, 1994 : 3).

Dalam kaitannya dengan kesejahteraan ada beberapa karakteristik.

Usaha kesejahteraan masa kini, yaitu :

a. Menanggapi kebutuhan manusia.

b. Usaha kesejahteraan diorganisir guna menanggapi kelompok masyarakat

perkotaan yang modern.

c. Kesejahteraan mengarah kespesialisasi, sehingga lembaga kesejahteraan

juga menjadi lebih terspesialisasi.

d. Usaha kesejahteraan menjadi sangat luas.

Menurut Mala yu S.P Hasibuan (2001 : 182), kesejahteraan karyawan

adalah balas jasa pelengkap (material dan non material) yang di berikan

berdasarkan kebijaksanaan, bertujuan untuk mempertahankan dan

memperbaiki kondisi fisik mental karyawan agar produktivitas kerjanya

meningkat.

Menurut Andrew F. Sikula ( dalam Malayu S.P Hasibuan, 2001 :

(31)

pekerja dalam bentuk selain upah atau gaji langsung. Benefit meliputi

program-program perusahaan atau instansi, seperti jaminan hari tua, waktu

libur, tabungan, sedangkan servis adalah berupa fisiknya atau bendanya

seperti mobil dinas, fasilitas olahraga, memperingati hari besar dan lain

sebagainya.

Dengan pengertian tersebut perlu diketahui persamaan dan perbedaan

antara kompensasi langsung (gaji dan upah) dengan kompensasi tidak

langsung (kesejahteraan karyawan), menurut S.P Hasibuan (2001 : 183-184) :

a. Persamaan

1. Gaji atau upah yang merupakan kompensasi langsung dan kesejahteraan

karyawan termasuk kompensasi tidak langsung adalah merupakan

pendapatan (outcomes) bagi karyawan.

2. Pemberian gaji atau upah dan kesejahteraan karyawan bertujuan sama

yakni untuk memenuhi kebutuhan dan keterikatan karyawan.

3. Gaji atau upah dan kesejahteraan karyawan merupakan biaya bagi

perusahaan.

4. Pemberian gaji atau upah dan kesejahteraan karyawan dibenarkan oleh

peraturan legal, jadi bisa dimasukan dalam neraca fiskal perusahaan

(32)

b. Perbedaan

1. Gaji atau upah merupakan hak karyawan untuk menerimanya dan

menjadi kewajiban perusahaan untuk membayarnya.

2. Gaji atau upah wajib dibayar perusahaan. Sedangkan kesejahteraan

diberikan hanya atas kebijaksanaan saja, bukan kewajiban perusahaan

atau sewaktu-waktu dapat di tiadakan.

3. Gaji atau upah harus dibayar dengan finansial (uang atau barang)

sedangkan kesejahteraan diberikan dengan finansial dan non finansial,

misalnya fasilitas.

4. Gaji atau upah, waktu dan besarnya tertentu, sedangkan kesejahteraan,

waktu dan besarnya tidak tertentu.

Karyawan merupakan sumber daya yang sangat penting peranannya

dalam mendukung aktivitas perusahaan atau lembaga, maka sudah

sewajarnya apabila sebuah perusahaan akan berusaha agar karyawannya

mempunyai semangat kerja yang tinggi dan diharapkan mampu

meningkatkan produktivitas perusahaan, maka diberikan berbagai macam

fasilitas kepada karyawan untuk menjamin kesejahteraan karyawan.

Penyebab masalah kesejahteraan karyawan makin diperhatikan

menurut Heidjrachman Ranupandojo dan Suad Husnan (2000 : 268) adalah:

1. Perubahan didalam sikap para karyawan yang disebabkan terutama oleh

makin meningkatnya taraf pendidikan mereka.

(33)

3. Permintaan pemerintah yang diwujudkan dalam bentuk Undang-Undang

atau peraturan.

4. Persaingan yang semakin besar mengakibatkan para pengusaha harus

berusaha untuk memberikan berbagai jaminan agar para karyawan tidak

lari dari perusahaan.

5. Adanya pengawasan terhadap tinggi rendahnya tingkat upah, terutama dari

perkumpulan para pengusaha untuk mencegah persaingan dalam

pemberian upah.

Tujuan pemberian kesejahteraan karyawan menurut Malayu S.P

Hasibuan (2001 : 184) adalah :

1. Untuk meningkatkan kesetiaan dan keterikatan para karyawan perusahaan

atau suatu lembaga.

2. Memberikan ketenangan bagi para karyawan beserta keluarganya.

3. Memotivasi gairah kerja, disiplin dan produktivitas karyawan.

4. Menurunkan tingkat absensi dan turnover karyawan.

5. Menciptakan lingkungan dan suasana kerja yang baik serta nyaman.

6. Membantu lancarnya pelaksanaan pekerjaan untuk mencapai tujuan.

7. Memelihara kesehatan dan meningkatkan kualitas karyawan.

8. Mengefektifkan pengadaan karyawan.

9. Membantu pelaksaan program pemerintah dalam meningkatkan kualitas

manusia Indonesia.

10.Mengurangi kecelakaan dan kerusakan peralatan perusahaan.

(34)

Prinsip kesejahteraan karyawan menurut Henry Simamora (1999 :

565) adalah tunjangan karyawan haruslah memenuhi kebutuhan nyata,

tunjangan-tunjangan haruslah dibatasi kepada aktivitas-aktivitas dimana

kelompok lebih efisien daripada individu.

Berdasarkan UU No.14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, di

dalam pasal 14 tertulis bahwa dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya,

guru berhak :

1. Memperoleh penghasilan di atas kebutuhan hidup minimum dan jaminan

kesejahteraan sosial.

2. Mendapatkan promosi dan penghargaan sesuai dengan tugas dan prestasi

kerja.

3. Memperoleh perlindungan dalam melaksanakan tugas dan hak atas

kekayaan intelektual.

4. Memperoleh kesempatan untuk meningkatkan kompetensi.

5. Memperoleh dan memanfaatkan sarana dan prasarana pembelajaran untuk

menunjang kelancaran tugas keprofesionalan.

6. Memiliki kebebasan dalam memberikan penilaian dan ikut menentukan

kelulusan, penghargaan dan/atau sanksi kepada peserta didik sesuai

dengan kaedah pendidikan, kode etik guru dan peraturan

perundang-undangan.

7. Memperoleh rasa aman dan jaminan keselamatan dalam melaksanakan

tugas.

(35)

9. Memiliki kesempatan untuk berperan dalam penentuan kebijakan

pendidikan.

10.Memperoleh kesempatan untuk mengembangkan dan meningkatkan

kualifikasi akademik dan kompetensi, dan/atau

11.Memperoleh pelatihan dan pengembangan profesi dalam bidangnya.

Ketentuan di atas dapat menjadi batasan bagi guru dalam mencapai

kesejahteraan, baik secara finansial maupun non finansial. Menurut UU RI

tentang guru dan dosen No.15, penghasilan di atas kebutuhan hidup minimum

meliputi gaji pokok, tunjangan yang melekat pada gaji, serta penghasilan lain

yang berupa tunjangan profesi, tunjangan fungsional, tunjangan khusus, dan

tambahan yang terkait dengan tugasnya sebagai guru yang ditetapkan dengan

prinsip penghargaan atas dasar prestasi.

Kesejahteraan meliputi juga kompensasi, yaitu segala sesuatu yang

diterima oleh pegawai sebagai balas jasa (kontra prestasi) atas kerja mereka.

Pada dasarnya kompensasi merupakan kontribusi yang diterima oleh pegawai

atas pekerjaan yang telah dikerjakannya (menurut Ambar Teguh Sulistiyani

dan Rosidah, 2003 : 206). Kompensasi merupakan salah satu aspek yang

terpenting bagi pegawai, karena bagi individu/pegawai, besarnya kompensasi

mencerminkan ukuran nilai karya mereka di antara para pegawai itu sendiri,

keluarga dan masyarakat.

Menurut Henry Simamora (2004 : 442 - 444), komponen dari

program kompensasi dapat dibagi ke dalam bentuk-bentuk kompensasi

(36)

compensation). Kompensasi finansial langsung terdiri dari bayaran (pay)

yang diperoleh seseorang dalam bentuk gaji, upah, bonus, dan komisi.

Kompensasi finansial tidak langsung yang disebut juga tunjangan, meliputi

semua imbalan finansial yang tidak tercakup dalam kompensasi langsung.

Kompensasi non finansial terdiri atas kepuasan yang diperoleh seseorang dari

pekerjaan itu sendiri, atau dari lingkungan psikologis dan/atau fisik dimana

orang itu bekerja.

Jadi, kesejahteraan guru merupakan keadaan dimana seorang guru

dapat memenuhi kebutuhan nyata, akan pangan, sandang, papan/perumahan,

barang-barang kebutuhan rumah tangga, barang-barang modal dan

pendidikan, pemeliharaan kesehatan dan tidak melepaskan jasmaninya dari

jiwa dan rohaninya.

C. Minat Menjadi Guru

Minat merupakan faktor psikologis yang dapat menentukan pilihan

seseorang. Selain itu, minat juga merupakan salah satu faktor yang penting

untuk kemajuan dan keberhasilan seseorang. Seseorang yang mengerjakan

suatu pekerjaan yang disertai dengan minat, pada umumnya akan memperoleh

hasil yang lebih baik, daripada mereka yang yang tidak berminat, sehingga

pekerjaan yang disertai minat itu akan membuahkan hasil (Winkel, 1994 : 30)

Minat adalah kecenderungan yang menetap pada subyek untuk merasa

tertarik pada hal- hal tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam bidang

(37)

menetap pada subyek, dalam mengerjakan sesuatu, subyek akan merasa bosan

dan hasil yang dicapai tidak memuaskan, sehingga minat dikatakan sebagai

penentu pilihan (Winkel, 1991 : 533).

Selanjutnya, Whitherington (dalam Buchori, 1999: 135)

mengemukakan bahwa minat adalah kesadaran seseorang bahwa, objek,

seseorang, suatu soal atau suatu situasi mengandung sangkut paut dengan

dirinya. Minat adalah suatu pemusatan perhatian yang tidak sengaja terlahir

dengan penuh kemauan. Minat termasuk dalam aspek afektif, yaitu suatu

aspek yang di dalamnya mengandung unsur perasaan.

Antara minat dan perasaan terdapat hubungan timbal balik, sehingga

tidak mengherankan jika mahasiswa yang berperasaan tidak senang juga akan

kurang berminat, sedangkan mahasiswa yang berperasaan senang akan

berminat. Munculnya minat tidak terbentuk secara tiba-tiba, melainkan

terbentuk dan berkembang melalui proses pendidikan, proses sosialisasi dan

proses interaksi di kampus, di masyarakat, dan di keluarga.

Menurut Winkel (1984 : 45), faktor-faktor non intelektual seperti

motivasi untuk belajar yang mulai berkurang disebabkan karena tidak ada

minat untuk menjadi guru sehingga timbul keraguan terhadap profesi guru.

Pendapat lain mengatakan bahwa minat merupakan suatu keadaan

kecenderungan untuk berhubungan lebih aktif dengan objek itu.

Menurut Bimo Walgito ( 1977 : 38), minat merupakan suatu keadaan

(38)

adanya kecenderungan untuk berhubungan secara aktif dengan subyek

tersebut.

Suryobroto (1988 : 109), mendefinisikan minat sebagai kecenderungan

dalam diri individu untuk tertarik terhadap suatu subyek atau menyenangi

suatu subyek. Tidak adanya minat seorang mahasiswa untuk menjadi guru

biasanya disebabkan karena tidak termotivasi untuk menjadi guru. Hal ini

disebabkan karena tidak sesuai denga n bakatnya, tidak sesuai dengan

kebutuhannya dan tidak sesuai dengan keinginannya.

Menurut Giartama (1990 : 6), minat digolongkan menjadi dua, yaitu

sebagai berikut :

1. Secara intrinsik

Minat secara intrinsik merupakan minat yang timbul dari dalam individ u

sendiri tanpa pengaruh dari luar. Minat intrinsik dapat timbul karena

pengaruh sikap, persepsi, prestasi belajar, bakat, jenis kelamin dan

intelegensi.

2. Secara ekstrinsik

Minat secara ekstrinsik merupakan minat yang timbul akibat pengaruh dari

luar individu. Minat ekstrinsik timbul antara lain karena latar belakang

ekonomi, minat orang tua dan teman sebaya.

Menurut Winarno Suracmad (1978 : 84), minat dipengaruhi oleh jenis

kelamin, kesempatan, lingkungan dan apa saja yang menjadi minat teman

(39)

gejala kejiwaan yang berhubungan dengan sikap subyek terhadap objek atas

dasar adanya kelanjutan dari dorongan kegiatan spontan.

Menurut Eggers Dorter dalam Pasaribu (1986), minat dapat dibedakan

dalam tiga tingkatan, yaitu :

1. Minat biasa dalam hal hanya ada hubungan dangkal dengan objek

pengetahuan.

2. Ikut serta adalah minat yang tidak terbatas pada pengetahuan intelektual,

tetapi ingin ikut menangkap maksud, ikut merasakan arti sesuatu.

Tingkatan minat itu terdapat pada bahan pelajaran kultural (bahasa, sejarah

dan kebudayaan)

3. Menyerahkan diri adalah tingkatan minat yang tertinggi, dimana subyek

diterkam seluruhnya oleh obyek yang dikenal dan dihargainya, terhadap

moral dan agama.

Menurut Andi Mappiare (1980 : 64), minat dipengaruhi oleh latar

belakang lingkungan, tingkat ekonomi, status sosial, dan pengalaman.

Berdasarkan pengertian tersebut, dapat dikatakan bahwa hampir seluruh unsur

lingkungan yang ada di sekitar anak akan menjadi faktor yang mempengaruhi

minat mahasiswa untuk menjadi guru.

Menurut Drs. Andi Mappiare (1982 : 62), minat adalah suatu

perangkat mental yang terdiri dari suatu campuran dari perasaan, harapan,

pendirian, prasangka, rasa takut atau kecenderungan-kecenderungan lain yang

mengarahkan individu pada suatu pilihan tertentu. Perkembangan minat

(40)

1. Perkembangan minat/cita-cita remaja awal

Minat/cita-cita remaja terhadap sekolah dan jabatan remaja awal banyak

dipengaruhi oleh minat orang tua dan minat kelompoknya. Faktor- faktor

yang berpengaruh terhadap pemilihan jabatan seseorang cukup banyak

antara lain tingkat status ekonomi/sosial, tingkat pendidikan, jenis

kelamin, kebutuhan-kebutuhan dan lain- lain. Dalam masa remaja awal,

minat/cita-cita sekolah atau jabatan seseorang masih berubah-ubah.

2. Perkembangan minat/cita-cita remaja akhir

Minat/cita-cita pendidikan/ jabatan pekerjaan dalam masa remaja akhir,

pada umumnya telah mantap dalam pilihan, terutama dalam parohan akhir

masa remaja akhir. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan jabatan

remaja adalah pengaruh citra diri, lingkungan keluarga/orang tua,

lingkungan sosial kultural, dan sebagainya. Setelah mendekati masa

remaja akhir, minat/cita-cita tersebut dapat lebih jelas, dan beberapa

remaja telah dapat menentukan dan mengarahkan minat dan cita-cita

pendidikan atau jabatan pekerjaan. Jadi, dapat dikatakan bahwa jenis

sekolah, jenis pekerjaan/jabatan yang dipilih seorang remaja akhir,

dipengaruhi minat dan aspirasinya sendiri, minat dan aspirasi orang

tuanya, kesan-kesan (menyangkut gengsi) dari teman-teman sebaya remaja

yang bersangkutan.

Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa minat menjadi guru

adalah suatu perangkat mental yang terdiri dari suatu campuran dari perasaan,

(41)

kecenderungan lain yang mengarahkan seseorang untuk memilih menjadi

guru.

D. Penelitian yang Relevan

Dalam sub bab ini, akan dipaparkan penelitian yang relevan dengan

penelitian ini, yaitu penelitian yang dilakukan oleh Marina Dwi Murwati yang

meneliti tentang persepsi mahasiswa FKIP yang belum PPL II dan yang sudah

PPL II, serta maha siswa non FKIP terhadap profesi guru ditinjau dari aspek

kesejahteraan, sosial dan professional, studi kasus : mahasiswa program studi

Pendidikan Ekonomi dan mahasiswa Fakultas Ekonomi Program studi

Manajemen dan Akuntansi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Dalam penelitian tersebut, terdapat tiga tujuan yakni: a) untuk

mengetahui apakah ada perbedaan persepsi mahasiswa FKIP yang belum PPL

II dan yang sudah PPL II, serta mahasiswa non FKIP Terhadap profesi guru

ditinjau dari aspek kesejahteraan. b) untuk mengetahui apakah ada perbedaan

persepsi mahasiswa FKIP yang belum PPL II dan yang sudah PPL II, serta

mahasiswa non FKIP Terhadap profesi guru ditinjau dari aspek sosial. c)

untuk mengetahui apakah ada perbedaan persepsi mahasiswa FKIP yang

belum PPL II dan yang sudah PPL II, serta mahasiswa non FKIP Terhadap

profesi guru ditinjau dari aspek profesional.

Populasi penelitian ini mencakup seluruh mahasiswa FKIP Program

Studi Pendidikan Ekonomi angkatan 2001-2002 dan mahasiswa Fakultas

Ekonomi Program Studi Akuntansi dan Manajemen angkatan 2001-2002

(42)

Penentuan sampel menggunakan teknik sampel random proporsional, dengan

jumlah sampel 304 orang.

Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner dan

dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan Analisis Varians ( Uji t

ANOVA).

Sedangkan kesimpulan yang diperolah dari penelitian ini, yakni: a)

terdapat perbedaan persepsi antara mahasiswa FKIP yang belum PPL II dan

yang sudah PPL II serta mahasiswa non FKIP Terhadap profesi guru ditinjau

dari aspek kesejahteraan. b) terdapat perbedaan persepsi antara mahasiswa

FKIP yang belum PPL II dan yang sudah PPL II serta mahasiswa non FKIP

Terhadap profesi guru ditinjau dari aspek sosial. c) terdapat perbedaan

persepsi antara mahasiswa FKIP yang belum PPL II dan yang sudah PPL II

serta mahasiswa non FKIP Terhadap profesi guru ditinjau dari aspek

profesional.

E. Kerangka berpikir

Minat seseorang untuk menjadi guru dipengaruhi oleh banyak faktor.

Salah satunya dipengaruhi oleh persepsi seseorang tentang kesejahteraan guru.

Faktor kesejahteraan sangat mempengaruhi minat seseorang menjadi guru.

Setiap orang dalam menilai suatu pekerjaan selalu melihat pada gaji dan

tunjangan yang diterima apabila bekerja pada pekerjaan tertentu, termasuk

menjadi guru. Akan tetapi, bila fakta yang ada saat ini, kesejahteraan yang

(43)

berpandangan bahwa menjadi guru tidak menjanjikan, baik secara ekonomis

maupun gengsi. Generasi muda pun lebih berminat untuk menjadi dokter,

akuntan, insinyur dan lain sebagainya dibandingkan berminat menjadi guru.

Mungkin dengan fenomena tersebut, maka profesi guru menjadi tidak

menarik bagi generasi muda, bahkan alumni yang memiliki latar belakang

disiplin ilmu keguruan banyak yang tidak berminat menjadi guru.

Dengan adanya UU Guru dan Dosen yang dapat menjamin

kesejahteraan guru, maka diharapkan dapat mengubah persepsi mahasiswa

tentang kesejahteraan guru, yang tentunya dapat meningkatkan minat

mahasiswa menjadi guru.

F. Hipotesis

Berdasarkan kerangka teoritik di atas, maka hipotesis yang akan

diajukan dalam penelitian ini adalah : Ada pengaruh positif persepsi

mahasiswa FKIP tentang kesejahteraan guru terhadap minat mahasiswa FKIP

(44)

27

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Dilihat dari cara pembahasannya, penelitian ini tergolong penelitian

deskriptif, yaitu penelitian yang hanya terbatas pada usaha mengungkapkan

suatu masalah dan keadaan sebagaiman adanya, sehingga hanya sekedar

mengungkapkan fakta.

Jenis penelitan deskriptif yang digunakan penulis adalah studi kasus, yaitu

jenis penelitian tentang subyek tertentu dimana subyek tersebut terbatas, maka

kesimpulan yang diperoleh hanya terbatas pada subyek yang dimiliki (Tatang

M.Arifin, 1986 : 137).

B. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2008.

C. Subyek dan Obyek Penelitian 1. Subyek Penelitian

Subyek penelitian adalah orang-orang yang terlibat dalam

penelitian, dalam hal ini mereka yang bertindak sebagai pemberi informasi

yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan. Subyek penelitian

(45)

Sanata Dharma Yogyakarta, semua program studi angkatan 2005 kecuali

PGSD, karena PGSD angkatan 2005 masih berjenjang Diploma. Program

studi tersebut antara lain : Progaram studi Bimbingan dan Konseling (BK),

Ilmu Pengetahuan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik (IPPAK),

Pendidikan Ba hasa Inggris (PBI), Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan

Daerah (PBSID), Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus

Pendidikan Akuntansi (PAK), Pendidikan Ekonomi (PE), Pendidikan

Sejarah (PSej), Pendidikan Fisika (PFis) dan Pendidikan Matematika

(P.mat).

2. Obyek Penelitian

Obyek penelitian adalah sesuatu yang menjadi pokok pembicaraan

dalam penelitian. Dalam hal ini yang menjadi obyek penelitian adalah:

a.) Persepsi mahasiswa FKIP tentang peningkatan kesejahteraan guru.

b.) Minat mahasiswa FKIP menjadi guru.

D. Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah kumpulan yang lengkap dari seluruh elemen yang

sejenis, akan tetapi dapat dibedakan satu sama lain. Perbedaan itu

disebabkan karena adanya karakteristik yang berlainan (Suprapto, 1986 :

24). Populasi yang diambil oleh peneliti meliputi seluruh mahasiswa

(46)

Yogyakarta, angkatan 2005, yang berjumlah 499 mahasiswa, dengan rician

sebagai berikut :

Tabel 3.1

Populasi Mahasiswa FKIP Universitas Sanata Dharma Angkatan 2005

Program Studi Jumlah Mahasiswa

Bimbingan dan Konseling (BK) 40

Ilmu Pengetahuan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik (IPPAK)

45

Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) 144

Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah (PBSID)

62

Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi (PAK)

75

Pendidikan Ekonomi (PE) 25

Pendidikan Sejarah (PSej) 22

Pendidikan Fisika (PFis) 27

Pendidikan Matematika ( P.mat) 59

Jumlah 499

2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang akan diteliti

(Arikunto, 1992 : 104). Cara pengambilan sampel dengan menggunakan

sampel secara acak, yaitu suatu metode pemilihan ukuran sampel dari

suatu populasi dimana setiap anggota populasi mempunyai peluang yang

sama dan semua kemungkinan penggabungannya yang di seleksi sebagai

sampel mempunyai peluang yang sama (Weirsma, 1975). Cara untuk

menentukan besarnya sampel adalah dengan proportional random

sampling yang menggunakan rumus Slovin (Consuelo, 1993 : 161) :

N = 2

(47)

Keterangan :

n = ukuran sampel N = ukuran populasi

e = nilai kritis ( batas ketelitian) yang diinginkan (5%)

Jadi besarnya sampel yang diteliti :

= 2

) 05 , 0 ( 499 1 499 + = ) 0025 , 0 ( 499 1 499 + = 2475 , 1 1 499 + = 2475 , 2 499

= 222,02 = 222 Sampel = 222

3. Teknik Penarikan Sampel

Teknik penarikan sampel yang digunakan adalah Stratified random

sampling, yaitu pengambilan sampel secara acak sesuai dengan

proporsinya. Proporsi yang dimaksud adalah pembagian populasi menurut

sub kelompok atau yang disebut dengan strata. Kemudian setiap strata

akan dipilih sampelnya secara random. ( N. Budiyuwono; 138 : 1996).

Menurut Dr. Budiono (2001; 369 : 370), rumus untuk menentukan

besarnya sampel perstrata adalah :

(48)

Keterangan :

ni = sampel strata n = ukuran sampel Ni = jumlah populasi ni N = jumlah populasi

Berdasarkan rumus di atas, maka distribusi sampel perstrata adalah sebagai

berikut:

Tabel 3.2

Komposisi Populasi dan Sampel Mahasiswa FKIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Angkatan 2005

No Program Studi Jumlah Jumlah Sampel ni =

n N Ni

1 Bimbingan dan Konseling (BK) 40 18 79 , 17 222 499

40 = =

2 Ilmu Pengetahuan

Kekhususan Pendidikan Agama Katolik (IPPAK)

45 20 02 , 20 222 499 45 = =

3 Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) 144 64 06 , 64 222 499 144 = =

4 Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah

(PBSID) 62 28 58 , 27 222 499 62 = =

5 Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan

Akuntansi (PAK) 75 33 37 , 33 222 499 75 = =

6 Pendidikan Ekonomi (PE) 25

11 12 , 11 222 499 25 = =

7 Pendidikan Sejarah (PSej) 22

10 79 , 9 222 499

22 = =

8 Pendidikan Fisika (PFis) 27

12 01 , 12 222 499

27 = =

(49)

E. Operasionalisasi Variabel

Operasionalisasi variabel merupakan kegiatan menjabarkan variabel

penelitian ke dalam indikator untuk mendefinisikan dan mengukur variabel.

Dalam penelitian ini ada 2 variabel :

1. Variabel Bebas (Independent Variable)

Variabel bebas adalah himpunan seluruh gejala yang memiliki

berbagai aspek atau unsur yang berfungsi mempengaruhi atau menentukan

munculnya variabel lain yang disebut variabel terikat (Nawawi; 56 : 1994).

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah persepsi mahasiswa.

Persepsi merupakan suatu proses di dalam diri individu yang

mula- mula terjadi melalui inderanya menerima rangsang sebagai informasi

yang diolah dan ditafsirkan. Pengelolaan dan penafsiran informasi itu

menimbulkan tanggapan dalam diri individu.

Tabel 3.3

Penjabaran variabel persepsi mahasiswa tentang kesejahteraan guru

Variabel Indikator Pernyataan

Positif Pernyataan Negatif Kesejahteraan Guru (Finansial) Kesejahteraan Guru (Non finansial)

- memperoleh penghasilan (gaji pokok, tunjangan yang melekat pada gaji, tunjangan profesi, tunjangan fungsional, tunjangan khusus) di atas kebutuhan hidup pokok minimum. - memperoleh jaminan kesejahteraan

sosial.

- mendapatkan promosi dan penghargaan sesuai dengan tugas dan prestasi kerja.

- memperoleh perlindungan dalam melaksanakan tugas dan hak atas kekayaan intelektual.

- memperoleh kesempatan untuk

(50)

meningkatkan kompetensi.

-memperoleh dan memanfaatkan sarana dan prasarana pembelajaran untuk menunjang kelancaran tugas keprofesionalan.

-memiliki kebebasan dalam memberikan penilaian dan ikut menentukan kelulusan, pengharagaan dan/atau sanksi kepada peserta didik sesuai dengan kaedah pendidikan, kode etik guru dan peraturan perundang-undangan.

- memperoleh rasa aman dan jaminan keselamatan dalam melaksanakan tugas.

- memiliki kebebasan untuk berserikat dalam organisasi profesi.

- memiliki kesempatan untuk berperan dalam penentuan kebijakan pendidikan.

- memperole h kesempatan untuk mengembangkan dan meningkatkan kualifikasi akademik dan kompetensi. - memperoleh pelatihan dan pengembangan profesi dalam bidangnya. 26 27 19,20 21,22,24 28 29 18 - - - - - - -

Pengukuran variabel persepsi mahasiswa diperoleh dengan

menggunakan skala Likert. Pernyataan yang digunakan ada yang positif

dan ada yang negatif. Pernyataan positif adalah pernyataan yang

mengungkapkan hal yang diharapkan dalam minat mahasiswa menjadi

guru. Pernyataan negatif adalah pernyataan yang mengungkapkan hal yang

tidak diharapkan dalam minat mahasiswa menjadi guru.

Pernyataan positif dalam kuesioner diklasifikasikan sebagai

berikut: Sangat Setuju (SS) dengan skor 4, Setuju (S) dengan skor 3,

(51)

Untuk pernyataan negatif diklasifikasikan sebagai berikut : Sangat Setuju

(SS) dengan skor 1, Setuju (S) dengan skor 2, Kurang Setuju (KS) dengan

skor 3, dan Tidak Setuju (TS) dengan skor 4.

2. Variabel terikat (Dependent Variable)

Variabel terikat adalah himpunan seluruh gejala yang memiliki

sejumlah aspek atau unsur di dalamnya yang berfungsi menerima atau

menyesuaikan diri dengan kondisi lain yang disebut variabel bebas

(Nawawi; 57 : 1994). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah minat

mahasiswa.

Minat merupakan suatu perangkat mental yang terdiri dari suatu

campuran dari perasaan, harapan, pendirian, prasangka, harapan,

pendirian, prasangka, rasa takut, atau kecenderungan lain yang

(52)

Tabel 3.4

Penjabaran variabel Minat Mahasiswa FKIP Menjadi Guru

Variabel Indikator Pernyataan

Positif

Pernyataan Negatif

Minat 1. Perasaan :

a. senang berkecimpung dalam bidang keguruan. b.Merasa tertarik untuk

menjadi guru.

2. Harapan :

Memiliki harapan positif terhadap peranan guru.

3. Pendirian :

pikiran selalu tertuju pada profesi guru.

4.Prasangka/rasa takut :

a.Memendam persangkaan-persangkaan terhadap profesi guru.

b.Merasa takut oleh celaan dari orang lain terhadap profesi guru.

5.Kecenderungan lain :

a.dukungan dari orangtua untuk menjadi guru.

b.dukungan dari teman untuk menjadi guru. 1,2 3 4,7,9,10,12,14,19 ,27,28 20,21,22,23,24 - - 29,30,31 32,33,34,35 - - - - 5,13,15,25,26 8,11,16,17,18 - -

Pengukuran variabel minat mahasiswa menjadi guru diperoleh

dengan menggunakan skala Likert. Pernyataan yang digunakan ada yang

positif dan ada yang negatif. Pernyataan positif adalah pernyataan yang

(53)

guru. Pernyataan negatif adalah pernyataan yang mengungkapkan hal yang

tidak diharapkan dalam minat mahasiswa menjadi guru.

Pernyataan positif dalam kuesioner diklasifikasikan sebagai berikut

: Sangat Setuju (SS) dengan skor 4, Setuju (S) dengan skor 3, Kurang

Setuju (KS) dengan skor 2, dan Tidak Setuju (TS) dengan skor 1. Untuk

pernyataan negatif diklasifikasikan sebagai berikut : Sangat Setuju (SS)

dengan skor 1, Setuju (S) dengan skor 2, Kurang Setuju (KS) dengan skor

3, dan Tidak Setuju (TS) dengan skor 4.

F. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data yang diperlukan, digunakan beberapa

teknik sebagai berikut :

1. Kuesioner

Kuesioner yaitu pengumpulan data dengan menggunakan sejumlah

daftar pertanyaan yang diberikan kepada responden yang sebenarnya.

Dalam penelitian ini, kuesioner digunakan untuk mengumpulkan data

tentang minat mahasiswa menjadi guru.

2. Dokumentasi

Dokumentasi yaitu pengumpulan data dengan menggunakan

catatan atau dokumen yang telah ada di Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta. Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data jumlah

(54)

G. Teknik Pengujian Instrumen Penelitian 1. Pengujian Kuesioner

a. PengujianValiditas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat

kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid

mempunyai validitas yang tinggi. Instrumen dikatakan valid apabila

mampu mengukur apa yang hendak diukur. Sebua h instrumen

dikatakan valid apabila mengungkapkan data dari variabel yang diteliti

secara tepat (Arikunto, 2002 : 145). Penelitian ini menggunakan

validitas internal yang berupa validitas isi dan validitas konstruksi.

Instrumen mempunyai validitas internal bila kriteria yang ada di dalam

instrumen secara rasional (teoritis) telah mencerminkan apa yang diukur

(Sugiyono, 2003:270).

Koefisien validitas penelitian dihitung dengan rumus :

rxy =

} ) ( }{ ) ( { ) )( ( 2 2 2

2 − ∑Χ ∑Υ − ∑Υ

Χ ∑ Ν

xy

∑ ∑

x y N

Keterangan:

r xy = koefisien korelasi antara x dan y N = jumlah subyek

y = skor total sample k X = skor butir uji coba

Χ

∑ = jumlah harga dari skor butir

Υ

∑ = jumlah harga total

ΧΥ

∑ = jumlah hasil perkalian dari skor butir dan skor total 2

Χ

∑ = jumlah hasil kuadrat dari hasil harga skor butir 2

Υ

(55)

Dalam penelitian ini terdapat 2 variabel yang akan diteliti, yaitu

variabel Persepsi Mahasiswa FKIP Tentang Peningkatan Kesejahteraan

Guru dan variabel Minat Mahasiswa FKIP Menjadi Guru. Maka untuk

pengujian validititas instrumen, peneliti menghitung validitas instrumen

dari masing- masing variabel.

Untuk mengetahui validitas instrumen atau kuesioner pada

variabel Persepsi Mahasiswa FKIP Tentang Kesejahteraan Guru, terlebih

dahulu item instrumen ini diujicobakan pada 30 responden. Kemudian

mencari r tabel yaitu dengan dk=n-2 dengan taraf signifikansi 5%

(dk=30-2= 28, 5%) sehingga diperoleh r tabel = 0,239. Pengujian item instrumen

dilakukan di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, pada mahasiswa

FKIP angkatan 2004. Dalam pelaksanaan perhitungan uji validitas item

pada penelitian ini, peneliti menggunakan program SPSS Versi 12

(Statistical Product and Service Solution). Kriteria pengambilan keputusan

yaitu apabila rhitung > rtabel pada n = 30 dengan taraf signifikansi 5% maka

item instrumen tersebut dinyatakan valid. Sebaliknya apabila rhitung < rtabel

maka item instrumen tidak valid. Hasil pengujian validitas yang diperoleh

dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 3.5.1

Hasil Perhitungan Uji Validitas

No Item r tabel r hitung Keterangan

1 0,239 0,475 Valid

2 0,239 0,673 Valid

3 0,239 0,566 Valid

(56)

No Item r tabel r hitung Keterangan

5 0,239 0,597 Valid

6 0,239 0,518 Valid

7 0,239 0,575 Valid

8 0,239 0,625 Valid

9 0,239 0,817 Valid

10 0,239 0,693 Valid

11 0,239 0,778 Valid

12 0,239 0,577 Valid

13 0,239 0,707 Valid

14 0,239 0,618 Valid

15 0,239 0,475 Valid

16 0,239 0,464 Valid

17 0,239 0,545 Valid

18 0,239 0,431 Valid

19 0,239 0,592 Valid

20 0,239 0,709 Valid

21 0,239 0,849 Valid

22 0,239 0,670 Valid

23 0,239 0,743 Valid

24 0,239 0,682 Valid

25 0,239 0,496 Valid

26 0,239 0,625 Valid

27 0,239 0,426 Valid

28 0,239 0,451 Valid

29 0,239 0,596 Valid

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa dari pengujian

validitas 29 butir item soal memperlihatkan hasil bahwa semua butir valid,

sehingga peneliti menggunakan semua butir item untuk meneliti variabel

persepsi mahasiswa tentang kesejahteraan guru.

Untuk mengetahui validitas instrumen atau kuesioner pada

variabel Minat Menjadi Guru, terlebih dahulu item instrumen ini

diujicobakan pada 30 responden. Kemudian mencari r tabel yaitu dengan

dk=n-2 dengan taraf signifikansi 5% (dk=30-2=28,5%) sehingga diperoleh

(57)

Dharma Yogyakarta, pada mahasiswa FKIP angkatan 2004. Dalam

pelaksanaan perhitungan uji validitas item pada penelitian ini, peneliti

menggunakan program SPSS Versi 12 (Statistical Product and Service

Solution). Kriteria pengambilan keputusan yaitu apabila rhitung > rtabel pada

n = 30 dengan taraf signifikansi 5% maka item instrumen tersebut

dinyatakan valid. Sebaliknya apabila rhitung < rtabel maka item instrumen

tidak valid. Hasil pengujian validitas yang diperoleh dapat dilihat pada

tabel berikut ini:

Tabel 3.6.1

Hasil Perhitungan Uji Validitas

No Item r tabel r hitung Keterangan

1 0,239 0,570 Valid

2 0,239 0,629 Valid

3 0,239 0,544 Valid

4 0,239 0,521 Valid

5 0,239 0,379 Valid

6 0,239 0,321 Valid

7 0,239 0,384 Valid

8 0,239 0,439 Valid

9 0,239 0,560 Valid

10 0,239 0,532 Valid

11 0,239 0,586 Valid

12 0,239 0,615 Valid

13 0,239 0,286 Valid

14 0,239 0,608 Valid

15 0,239 0,500 Valid

16 0,239 0,482 Valid

17 0,239 0,369 Valid

18 0,239 0,504 Valid

19 0,239 0,497 Valid

20 0,239 0,522 Valid

21 0,239 0,644 Valid

22 0,239 (0,162) Tidak Valid

23 0,239 0,602 Valid

24 0,239 0,607 Valid

25 0,239 (0,191) Tidak Valid

26 0,239 0,619 Valid

27 0,239 0,418 Valid

28 0,239 (0,100) Tidak Valid

(58)

No Item r tabel r hitung Keterangan

30 0,239 0,275 Valid

31 0,239 0,787 Valid

32 0,239 0,302 Valid

33 0,239 (0,104) Tidak Valid

34 0,239 0,600 Valid

35 0,239 0,298 Valid

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa dari pengujian

validitas pada 35 item, terdapat 4 item yang tidak valid yaitu item 22, 25,

28, 33. Untuk 4 item yang tidak valid, peneliti membuang item tersebut,

kemudian peneliti mengambil 31 item yang valid untuk item instrumen

penelitian yang akan dilakukan. 31 it em tersebut dapat dilihat dari tabel

dibawah ini:

Tabel 3.6.2

Hasil Perhitungan Uji Validitas

No Item r tabel r hitung Keterangan

1 0,239 0,586 Valid

2 0,239 0,647 Valid

3 0,239 0,521 Valid

4 0,239 0,519 Valid

5 0,239 0,341 Valid

6 0,239 0,343 Valid

7 0,239 0,418 Valid

8 0,239 0,422 Valid

9 0,239 0,576 Valid

10 0,239 0,540 Valid

11 0,239 0,586 Valid

12 0,239 0,642 Valid

13 0,239 0,243 Valid

14 0,239 0,627 Valid

15 0,239 0,471 Valid

16 0,239 0,466 Valid

17 0,239 0,357 Valid

18 0,239 0,495 Valid

19 0,239 0,527 Valid

20 0,239 0,535 Valid

21 0,239 0,673 Valid

23 0,239 0,621 Valid

24 0,239 0,640 Valid

(59)

No Item r tabel r hitung Keterangan

27 0,239 0,434 Valid

29 0,239 0,464 Valid

30 0,239 0,257 Valid

31 0,239 0,780 Valid

32 0,239 0,277 Valid

34 0,239 0,602 Valid

35 0,239 0,295 Valid

b. Pengujian Reliabilitas

Reliabilitas menunjukkan pada satu pengertian bahwa suatu

instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat

pengumpul data karena instrumen data tersebut sudah baik (Arikunto,

2002 : 154). Suatu tes yang reliabel akan menunjukkan ketepatan dan

ketelitian hasil dalam berbagai ukuran. Taraf reliabilitas suatu tes

dinyatakan dalam suatu koefisien yang disebut koefisien reliabilitas

atau rII.

Dalam penelitin ini, reliabilitas alat ukur dihitung dengan

menggunakan teknik koefisien reliabilitas Alpha Crobach

(Arikunto,2002:171).

Rumus Alpha untuk pengujian reliabilitas instrumen adalah sebagai

berikut :         − −

=

2

2 1 1 1 1 t b k k r σ σ keterangan:

r11 = reliabilitas instrumen k = banyaknya butir pertanyaan

2 b

σ = jumlah varians soal 2

t

(60)

Untuk menginterpretasikan tinggi rendahnya reliabilitas

instrumen, pedoman yang digunakan sebagai berikut:

No Tingkat Penguasaan Kriteria Penilaian

1. 0,80-1,00 Sangat Tinggi

2. 0,60-0,79 Tinggi

3. 0,40-0,59 Cukup

4. 0,20-0,39 Rendah

5. 0,00-0,19 Sangat Rendah

Berdasarkan pengujian reliabilitas item angket yang telah

dilakukan, dapat diketahui bahwa koefisien alpha atau r11 yang

diperoleh untuk variabel Persepsi Mahasiswa FKIP Tentang

Kesejahteraan Guru adalah 0.949, sedangkan r tabel 0,239. Hal ini

menunjukkan bahwa variabel Persepsi Mahasiswa FKIP Tentang

Kesejahteraan Guru dapat dikatakan reliabel pada taraf signifikansi 5%

karena rhitung > rtabel atau 0,949 > 0,239. Harga r11 tersebut berada

pada taraf 0,80 – 1,00 sehingga dapat dikatakan bahwa item dalam

kuesioner ini mempunyai reliabilitas sangat tinggi.

Demikian juga untuk variabel Minat Menjadi Guru dapat

diketahui bahwa koefisien alpha atau r11 yang diperoleh adalah 0.907,

sedangkan r tabel 0,239. Hal ini menunjukkan bahwa variabel Minat

Menjadi Guru dapat dikatakan reliabel pada taraf signifikansi 5%

(61)

pada taraf 0,80 – 1,00 sehingga dapat dikatakan bahwa item dalam

kuesioner ini mempunyai reliabilitas sangat tinggi.

H. Teknik Analisis Data 1. Prasyarat Analisis

Dalam menganalisis data, peneliti menggunakan teknik statistik

deskriptif, yaitu analisis korelasi regresi. Untuk persamaan regresi,

diperlukan uji normalitas dan uji linieritas.

a. Normalitas

Pengujian normalitas data digunakan untuk mengetahui

apakah data masing- masing variabel berdistribusi normal atau

normalitas. Uji normalitas yang digunakan adalah dengan rumus

Kolmogorov-Smirnov, yang memusatkan perhatian pada penyimpangan

(deviasi) terbesar. Uji Kolmogorov-Smirnov ini digunakan untuk menguji

apakah dua sampel berasal dari populasi-populasi yang mempunyai

distribusi yang sama atau berbeda. Adapun Uji Kolmogorov-Smirnov

untuk normalitas adalah sebagai berikut :

D = maksimum F0

(

XSn

( )

X

)

Keterangan :

D = Deviasi Maksimum

F0 = Fungsi Distribusi Kumulatif yang ditentukan Sn = Distribusi frekuensi kumulatif yang diobservasi

Uji ini dapat menggunakan ketentuan sebagai berikut :

- Jika probabilitas asimtot > 0,05 berarti sebaran data normal.

(62)

b. Linieritas

Uji linearitas ini dilakukan untuk mengetahui apakah

masing-masing variabel bebas mempunyai hubungan linear atau tidak dengan

variabel terikatnya. Menurut Sudjana (2000 : 355) rumus yang digunakan

adalah sebagai berikut :

F =

) 1 (

/

− −k n JK

K JK

res reg

Keterangan :

F = harga bilangan f untuk garis regresi

reg

JK = jumlah kuadrat regresi

res

JK = jumlah kuadrat residu 1

− −k

n = derajat kebebasan

Kriteria pengujian linearitas yaitu jika nilai Fhitung lebih kecil dari

Ftabel pada taraf signifikansi 5% dengan derajat kebebasan (dk)=n-k-1

atau signifikan > 0,05, maka hubungan variabel bebas dengan variabel

terikat bersifat linear. Sebaliknya jika nilai nilai Fhitung lebih besar dari

Ftabel pada taraf signifikansi 5% dengan

Gambar

Tabel 3.1 Populasi Mahasiswa FKIP Universitas Sanata Dharma Angkatan
Tabel 3.2 Komposisi Populasi dan Sampel Mahasiswa FKIP Universitas Sanata
Tabel 3.3 Penjabaran variabel persepsi mahasiswa tentang kesejahteraan guru
Tabel 3.4
+7

Referensi

Dokumen terkait

banyak hal lain yang menjadikan kata-kata dipilih dan dijadikan sebuah puisi. Diksi menjadi bagian struktur fisik puisi karena diksi dalam puisi pun terlihat. Diksi adalah pemilihan

Otot trisep memiliki 3 buah tendon sebagai origo, yakni dua buah melekat pada humerus dan satu buah melekat pada skapula. Sementara itu, insersinya melekat pada

kekayaan debitur baik yang pada waktu pernyataan pailit maupun yang diperoleh selama. kepailitan berlangsung untuk kepentingan semua kreditur yang pada

Secara keseluruhan tingkat kepatuhan terhadap SOP Penerimaan Kas Divisi Pendidikan Yayasan Sion dikategorikan pada tingkat kepatuhan sedang dengan persentase kepatuhan

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

1 Tranporlasi Darat Sudah ada tempat pemberhentiaan dan mobil trans musi yang bisa memberikan kenyamanan masyarakat maupun wisatawan. 2 Transportasi Sungai Banyaknya dermaga

Perusahaan dengan ROA yang lebih tinggi cenderung untuk melakukan praktik income smoothing karena manajemen lebih mengetahui kemampuan perusahaan dalam

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan beberapa hal yakni ada empat faktor yang mempengaruhi penegakan hukum terhadap tindak pidana