• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

C. Minat

C. Minat Menjadi Guru

Minat merupakan faktor psikologis yang dapat menentukan pilihan seseorang. Selain itu, minat juga merupakan salah satu faktor yang penting untuk kemajuan dan keberhasilan seseorang. Seseorang yang mengerjakan suatu pekerjaan yang disertai dengan minat, pada umumnya akan memperoleh hasil yang lebih baik, daripada mereka yang yang tidak berminat, sehingga pekerjaan yang disertai minat itu akan membuahkan hasil (Winkel, 1994 : 30)

Minat adalah kecenderungan yang menetap pada subyek untuk merasa tertarik pada hal- hal tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam bidang tersebut. Dengan kata lain, dapat berarti bahwa tanpa adanya minat yang

menetap pada subyek, dalam mengerjakan sesuatu, subyek akan merasa bosan dan hasil yang dicapai tidak memuaskan, sehingga minat dikatakan sebagai penentu pilihan (Winkel, 1991 : 533).

Selanjutnya, Whitherington (dalam Buchori, 1999: 135) mengemukakan bahwa minat adalah kesadaran seseorang bahwa, objek, seseorang, suatu soal atau suatu situasi mengandung sangkut paut dengan dirinya. Minat adalah suatu pemusatan perhatian yang tidak sengaja terlahir dengan penuh kemauan. Minat termasuk dalam aspek afektif, yaitu suatu aspek yang di dalamnya mengandung unsur perasaan.

Antara minat dan perasaan terdapat hubungan timbal balik, sehingga tidak mengherankan jika mahasiswa yang berperasaan tidak senang juga akan kurang berminat, sedangkan mahasiswa yang berperasaan senang akan berminat. Munculnya minat tidak terbentuk secara tiba-tiba, melainkan terbentuk dan berkembang melalui proses pendidikan, proses sosialisasi dan proses interaksi di kampus, di masyarakat, dan di keluarga.

Menurut Winkel (1984 : 45), faktor-faktor non intelektual seperti motivasi untuk belajar yang mulai berkurang disebabkan karena tidak ada minat untuk menjadi guru sehingga timbul keraguan terhadap profesi guru. Pendapat lain mengatakan bahwa minat merupakan suatu keadaan kecenderungan untuk berhubungan lebih aktif dengan objek itu.

Menurut Bimo Walgito ( 1977 : 38), minat merupakan suatu keadaan dimana seseorang menaruh perhatian terhadap suatu subyek disertai dengan

adanya kecenderungan untuk berhubungan secara aktif dengan subyek tersebut.

Suryobroto (1988 : 109), mendefinisikan minat sebagai kecenderungan dalam diri individu untuk tertarik terhadap suatu subyek atau menyenangi suatu subyek. Tidak adanya minat seorang mahasiswa untuk menjadi guru biasanya disebabkan karena tidak termotivasi untuk menjadi guru. Hal ini disebabkan karena tidak sesuai denga n bakatnya, tidak sesuai dengan kebutuhannya dan tidak sesuai dengan keinginannya.

Menurut Giartama (1990 : 6), minat digolongkan menjadi dua, yaitu sebagai berikut :

1. Secara intrinsik

Minat secara intrinsik merupakan minat yang timbul dari dalam individ u sendiri tanpa pengaruh dari luar. Minat intrinsik dapat timbul karena pengaruh sikap, persepsi, prestasi belajar, bakat, jenis kelamin dan intelegensi.

2. Secara ekstrinsik

Minat secara ekstrinsik merupakan minat yang timbul akibat pengaruh dari luar individu. Minat ekstrinsik timbul antara lain karena latar belakang ekonomi, minat orang tua dan teman sebaya.

Menurut Winarno Suracmad (1978 : 84), minat dipengaruhi oleh jenis kelamin, kesempatan, lingkungan dan apa saja yang menjadi minat teman sebayanya. Menurut Pasaribu dan Simandjuntak (1986 : 10), minat adalah

gejala kejiwaan yang berhubungan dengan sikap subyek terhadap objek atas dasar adanya kelanjutan dari dorongan kegiatan spontan.

Menurut Eggers Dorter dalam Pasaribu (1986), minat dapat dibedakan dalam tiga tingkatan, yaitu :

1. Minat biasa dalam hal hanya ada hubungan dangkal dengan objek pengetahuan.

2. Ikut serta adalah minat yang tidak terbatas pada pengetahuan intelektual, tetapi ingin ikut menangkap maksud, ikut merasakan arti sesuatu. Tingkatan minat itu terdapat pada bahan pelajaran kultural (bahasa, sejarah dan kebudayaan)

3. Menyerahkan diri adalah tingkatan minat yang tertinggi, dimana subyek diterkam seluruhnya oleh obyek yang dikenal dan dihargainya, terhadap moral dan agama.

Menurut Andi Mappiare (1980 : 64), minat dipengaruhi oleh latar belakang lingkungan, tingkat ekonomi, status sosial, dan pengalaman. Berdasarkan pengertian tersebut, dapat dikatakan bahwa hampir seluruh unsur lingkungan yang ada di sekitar anak akan menjadi faktor yang mempengaruhi minat mahasiswa untuk menjadi guru.

Menurut Drs. Andi Mappiare (1982 : 62), minat adalah suatu perangkat mental yang terdiri dari suatu campuran dari perasaan, harapan, pendirian, prasangka, rasa takut atau kecenderungan-kecenderungan lain yang mengarahkan individu pada suatu pilihan tertentu. Perkembangan minat terhadap cita-cita jabatan dan pendidikan dibagi menjadi dua, yaitu :

1. Perkembangan minat/cita-cita remaja awal

Minat/cita-cita remaja terhadap sekolah dan jabatan remaja awal banyak dipengaruhi oleh minat orang tua dan minat kelompoknya. Faktor- faktor yang berpengaruh terhadap pemilihan jabatan seseorang cukup banyak antara lain tingkat status ekonomi/sosial, tingkat pendidikan, jenis kelamin, kebutuhan-kebutuhan dan lain- lain. Dalam masa remaja awal, minat/cita-cita sekolah atau jabatan seseorang masih berubah-ubah.

2. Perkembangan minat/cita-cita remaja akhir

Minat/cita-cita pendidikan/ jabatan pekerjaan dalam masa remaja akhir, pada umumnya telah mantap dalam pilihan, terutama dalam parohan akhir masa remaja akhir. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan jabatan remaja adalah pengaruh citra diri, lingkungan keluarga/orang tua, lingkungan sosial kultural, dan sebagainya. Setelah mendekati masa remaja akhir, minat/cita-cita tersebut dapat lebih jelas, dan beberapa remaja telah dapat menentukan dan mengarahkan minat dan cita-cita pendidikan atau jabatan pekerjaan. Jadi, dapat dikatakan bahwa jenis sekolah, jenis pekerjaan/jabatan yang dipilih seorang remaja akhir, dipengaruhi minat dan aspirasinya sendiri, minat dan aspirasi orang tuanya, kesan-kesan (menyangkut gengsi) dari teman-teman sebaya remaja yang bersangkutan.

Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa minat menjadi guru adalah suatu perangkat mental yang terdiri dari suatu campuran dari perasaan, harapan, pendirian, prasangka, harapan, pendirian, prasangka, rasa takut, atau

kecenderungan lain yang mengarahkan seseorang untuk memilih menjadi guru.

Dokumen terkait