• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV GAMBARAN UMUM

D. Program dan Fasilitas Pendukung untuk Kesejahteraan

Untuk memberi motivasi dan insentif kepada mahasiswa yang berprestasi serta membantu mahasiswa yang mengalami kesulitan keuangan, USD memberikan Beasiswa dan Bantuan Khusus kepada mahasiswanya. Setiap semester rata-rata USD memberikan Beasiswa kepada 100 orang dan Bantuan Khusus kepada 50 orang. Besarnya Beasiswa dan Bantuan Khusus berturut-turut yaitu Rp. 70.000,00; dan Rp. 60.000,00; setiap bulannya.

2. Bantuan Penyelesaian Skripsi/Tugas Akhir

Mahasiswa yang mengalami kesulitan keungan dalam proses penyelesaian Skripsi / Tugas Akhir dapat memperoleh bantuan keuangan dari USD. Untuk memperoleh bantuan tersebut mahasiswa yang sedang membuat Skripsi / Tugas Akhir mengajukan permohonan kepada Pembantu Rektor III diketahui oleh dosen pembimbing dan Ketua Program Studi. Permohonan tersebut dilampiri proposal penelitian yang sedang dilaksanakan.

3. Beasiswa dari Luar USD

Dana untuk beasiswa dan beberapa jenis bantuan keuangan yang diuraikan di atas berasal dari USD, dan pengelolaannya pun sepenuhnya berada di tangan USD. Selain beasiswa dan bantuan-bantuan tersebut, USD juga menyalurkan beasiswa dari berbagai instansi di luar USD kepada mahasiswa. Beasiswa tersebut berasal dari:

a. Beasiswa Scholarship Fund dari Yayasan Sanata Dharma b. Beasiswa Supersemar

c. Beasiswa Bank Lippo

d. Beasiswa Peningkatan Prestasi Akademik (BPPA)

e. Beasiswa Yayasan Toyota-Astra (BS YTA, khusus untuk Prodi Eksakta)

f. Beasiswa Yayasan Salim

g. Beasiswa Yayasan IJARI (khusus untuk mahasiswa eksakta)

h. Beasiswa Yayasan Development Bank (khusus untuk mahasiswa teknik) i. Beasiswa Yayasan Realino Seksi Pengabdian Masyarakat

j. Beasiswa KPH Santo Antonius

Besarnya beasiswa bervariasi antara Rp. 50.000,00; sd Rp. 125.000,00; per bulan.

4. Dana Van Lith

Dana Van Lith adalah sejumlah uang yang dikumpulkan dari para donatur, diusahakan oleh Universitas Sanata Dharma untuk membantu para mahasiswa yang mengalami keuangan yang mendesak. Maka dana Van Lith

adalah dana darurat untuk membantu mahasiswa yang menga lami kesulitan finansial yang dihadapi. Semula dana Van Lith juga diberikan kepada mahasiswa sebagai beasiswa. Dinamakan Van Lith karena untuk mengenang dan menghormati Pater F. Van Lith, S.J., perintis Sekolah Guru di Muntilan yang begitu memperhatikan para muridnya yang mengalami kesulitan keuangan. Di USD Dana Van Lith dikelola oleh PR II bersama PR III.

5. Asuransi/Bantuan Perawatan Kesehatan

Sakit atau kecelakaan tidak pernah diharapkan oleh siapa pun, tetapi kadangkala kita tidak dapat menghindarinya. Ketika kita mengalami kecelakaan atau terpaksa harus mondok di rumah sakit seringkali tidak sedikit biaya yang harus dikeluarkan. Oleh karena itu, USD mengorganisir asuransi/bantuan perawatan kesehatan untuk mahasiswa USD.

Bantuan diberikan kepada mahasiswa yang mengalami kecelakaan sehingga memerlukan perawatan dokter atau menginap di rumah sakit, atau orang tua mahasiswa meninggal dunia, ataupun juga mahasiswa meninggal dunia.

Besarnya bantuan untuk perawatan kesehatan maksimal Rp. 300.000,00; per tahun, bantuan sebagai duka apabila mahasiswa meninggal dunia sebesar Rp.2.000.000,00;.

Uang bantuan tersebut diperoleh dari mahasiswa sebesar Rp.10.000; per mahasiswa per tahun yang dibayarkan pada saat melakukan pembayaran untuk daftar ulang.

Untuk mendapatkan bantuan tersebut mahasiswa harus mengisi formulir permohonan yang tersedia di Sekretariat Pembantu Rektor III disertai dengan bukti pembayaran, dan untuk kasus meninggal dunia disertai surat keterangan kematian.

6. Poliklinik

Poliklinik berada di dua tempat, yaitu di Kampus II Mrican dan di Kampus III Paingan. Mahasiswa dapat melakukan pemeriksaan kesehatan secara gratis di Poliklinik tersebut. Khusus untuk poliklinik di Kampus Mrican, dokter belum bisa hadir setiap hari, tetapi paramedic ada setiap hari.

E. Pejabat Struktur Universitas Sanata Dharma

1. Pimpinan Universitas

Rektor : Dr. Ir. Paulus Wiryono Priyotamtama, S.J., M.Sc. Wakil Rektor I : Dr. Fransiska Ninik Yudianti, M.Acc.

Wakil Rektor II : Drs. Aufridus Atmadi, M.Si. Wakil Rektor III : Paulus Kuswandono, S.Pd., M.Ed

2. Pimpinan FKIP dan Prodi

Dekan : Drs. Tarsisius Sarkim, M.Ed., Ph.D. Wakil Dekan I : Drs. Y.B. Adimassana, M.A.

Wakil Dekan II : Dra. MJ. Retno Priyani, M.Si. Kaprodi BK : Dr. M.M. Sri Hastuti, M.Si.

Kaprodi PBSID : Drs. J. Prapta Diharja, S.J., S.Pd.,M. Hum. Kaprodi PBI : Agustinus Hardi Prasetyo, S.Pd., M.A.

Kaprodi P. Sejarah : Drs. P. Musidi, M.Pd. Kaprodi P.Ak : L. Saptono, S.Pd., M.Si. Kaprodi PE : Y. Harsoyo, S.Pd., M.Si. Kaprodi Pend. Mat : Dr. St. Suwarsono

Kaprodi Pend. Fisika : Drs. Domi Severinus, M.Si.

Kaprodi IPPAK : Drs. Heryatno Wono Wulung, S.J, M.Ed. Kaprodi PGSD : Drs. Puji Purnomo, M.Pd.

62

BAB V

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

1. Karakteristik Responden

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2008 sampai dengan bulan Agustus 2008. Subyek penelitian ini adalah mahasiswa FKIP angkatan 2005 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Kuesioner yang disampaikan kepada mahasiswa FKIP angkatan 2005 sebagai responden adalah sebanyak 222 mahasiswa. Jumlah kuesioner yang diisi dengan lengkap oleh responden adalah sebanyak 208. Dengan demikian response rate pengembalian kuesioner sebesar 93,69%. Secara lengkap sebaran responden penelitian disajikan pada tabel berikut :

Tabel 5.1

Sebaran Responden Penelitian

2. Deskripsi Persepsi Mahasiswa FKIP Tentang Kesejahteraan Guru

Skor tertinggi yang dicapai dari 29 item kuesioner adalah 118 dan yang terendah 75. Penilaian variabel persepsi mahasiswa FKIP tentang kesejahteraan guru dapat diketahui dengan menggunakan pedoman Penilaian Acuan Patokan (PAN) tipe II (Perhitungan tabel terdapat dalam lampiran IV) sebagai berikut :

Program Studi Sampel Tidak Kembali

Rusak Gagal Responden

Bimbingan dan Konseling (BK) 18 - - - 18 Ilmu Pengetahuan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik (IPPAK) 20 - - - 20 Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) 64 10 - - 54 Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah (PBSID) 28 4 - - 24 Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi (PAK) 33 - - - 33 Pendidikan Ekonomi (PE) 11 - - - 11 Pendidikan Sejarah (PSej) 10 - - - 10 Pendidikan Fisika (PFis) 12 - - - 12 Pendidikan Matematika (P.mat) 26 - - - 26 Jumlah 222 - - - 208

Tabel 5.2

Deskripsi Data Persepsi Mahasiswa FKIP Tentang Kesejahteraan Guru

Interval Frekuensi Persentase (%) Penilaian

Diatas 118 - 0% Sangat Positif

108-118 42 20,19% Positif

86-107 138 66,35% Cukup

75-85 26 12,50% Kurang Positif

Dibawah 75 2 0,96% Sangat tidak positif

208 100%

Sumber : Data Penelitian

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa 0% responden memiliki persepsi sangat positif, 20,19% responden memiliki persepsi positif, 66,35% memiliki persepsi cukup, sedangkan untuk persepsi kurang positif sebanyak 12,50% responden dan sangat tidak positif 0,96% responden. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar mahasiswa memiliki persepsi yang cukup positif tentang kesejahteraan guru.

3. Deskripsi Minat Mahasiswa FKIP Menjadi Guru

Skor tertinggi yang diharapkan dicapai dari 31 item kuesioner adalah 132 dan yang terendah 88. Penilaian variabel minat mahasiswa FKIP menjadi guru dapat diketahui dengan menggunakan pedoman Penilaian Acuan Patokan (PAN) tipe II (Perhitungan tabel terdapat dalam lampiran IV) sebagai berikut :

Tabel 5.3

Deskripsi Data Minat Mahasiswa FKIP Menjadi Guru

Interval Frekuensi Persentase (%) Penilaian

Diatas 132 8 3,85% Sangat Positif

121-132 26 12,50% Positif

99-120 152 73,08% Cukup

88-98 20 9,61% Kurang Positif

Dibawah 88 2 0,96% Sangat tidak positif

208 100%

Sumber : Data Penelitian

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa 3,85% responden memiliki persepsi sangat positif, 12,50% responden memiliki persepsi positif, 73,08% responden memiliki persepsi cukup, sedangkan untuk persepsi kurang positif sebanyak 9,61% responden dan sangat tidak positif 0,96% responden. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar mahasiswa memiliki minat yang cukup positif untuk menjadi guru.

B. Analisis Data 1. Uji Prasyarat

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang ada berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan uji one sample Kolmogorov-Smirnov. Dalam perhitungan dibantu dengan komputer program SPSS versi 12.0.

Berdasarkan hasil uji normalitas distribusi data pada variabel persepsi mahasiswa FKIP tentang kesejahteraan guru diperoleh hasil

hitung Kolmogorov-Smirnov sebesar 0,792 dengan probabilitas (?) 0,557, variabel minat mahasiswa FKIP menjadi guru diperoleh hasil hitung Kolmogorov-Smirnov sebesar 1,275 dengan probabilitas (?) 0,078.

Pengujian hipotesis dilakukan sebagai berikut :

H0 : µ1 = µ2, berarti tidak berdistribusi normal pada variabel persepsi mahasiswa FKIP tentang kesejahteraan guru dan variabel minat menjadi guru.

H1 : µ1 ? µ2, berarti berdistribusi normal pada variabel persepsi mahasiswa FKIP tentang kesejahteraan guru dan variabel minat menjadi guru.

Dari hasil probabilitas (?) di atas dapat diperoleh tiap masing-masing variabel lebih besar 0,05. Maka hasil ini tidak ada beda antara distribusi data yang dianalisis dengan distribusi teoritis (tidak ada penyimpangan distribusi) sehingga sebaran data kedua variabel adalah normal pada taraf signifikan 5%. (lampiran IV )

Berdasarkan hasil uji normalitas tersebut dapat dibuat tabel ringkasan hasil uji normalitas untuk masing- masing seperti pada tercantum pada tabel berikut ini :

Tabel 5.4

Ringkasan Hasil Uji Normalitas

No Variabel Probabilitas Sig Keterangan

1 Persepsi Mahasiswa FKIP tentang Kesejahteraan Guru

0,557 0,05 normal

2 Minat Mahasiswa FKIP menjadi Guru

0,078 0,05 normal

Dari hasil perhitungan di atas dapat disimpulkan bahwa kedua variabel penelitian berdistribusi normal.

b. Uji Linearitas

Uji linearitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah data variabel bebas mempunyai hubungan linear atau tidak dengan variabel terikat. Dalam pelaksanaan pengujian linearitas digunakan program SPSS Versi 12.0.

Pengujian hipotesis dilakukan sebagai berikut :

H0 : ? = 0, berarti tidak terjadi linearitas antara pengaruh persepsi mahasiswa FKIP tentang kesejahteraan guru terhadap minat mahasiswa FKIP menjadi guru.

H1 : ? ? 0, berarti terjadi linearitas antara pengaruh persepsi mahasiswa FKIP tentang kesejahteraan guru terhadap minat mahasiswa FKIP menjadi guru.

Dari hasil perhitungan diperoleh Fhitung sebesar 0,633, sedangkan Ftabel sebesar derajat kebebasan db pembilang 40 dan db penyebut 166 (lampiran V ). Dari data tersebut dapat diketahui bahwa Fhitung 0,633 <

mahasiswa FKIP tentang kesejahteraan guru memiliki hubungan linear terhadap minat mahasiswa FKIP menjadi guru.

Tabel 5.4

Ringkasan Hasil Uji Linearitas Variabel Bebas Variabel Terikat db Pembilang Db Penyebut

Fhitung Ftabel Ket

Persepsi Mahasiswa FKIP tentang Kesejahteraan Guru Minat Mahasiswa FKIP menjadi Guru 40 166 0,633 1,72 linear 2. Uji Hipotesis

Hasil pengujian hipotesis adalah sebagai berikut : a. Rumusan Hipotesis :

H0 = Persepsi mahasiswa FKIP tentang kesejahteraan guru tidak berpengaruh positif terhadap minat mahasiswa FKIP menjadi guru.

H1 = Persepsi mahasiswa FKIP tentang kesejahteraan guru berpengaruh positif terhadap minat mahasiswa FKIP menjadi guru.

b. Pengujian Hipotesis

Untuk menguji pengaruh persepsi mahasiswa FKIP tentang kesejahteraan guru terhadap minat mahasiswa FKIP menjadi guru digunakan Regresi Linear Sederhana

Tabel 5.5

Pengaruh Persepsi Mahasiswa FKIP Tentang Kesejahteraan Guru Terhadap Minat Mahasiswa FKIP Menjadi Guru

Coefficients(a)

a Dependent Variable: T.Minat

Hasil perhitungan menunjukkan bahwa persepsi mahasiswa FKIP tidak berpengaruh positif terhadap minat mahasiswa FKIP menjadi guru, hal ini disebabkan karena thitung = 0,494 dengan taraf signifikansi 0,622 lebih kecil dari ttabel = 1,645 pada taraf signifikansi 0,05 (95%). Nilai R2 sebesar 0,001 yang berarti 0,1% minat mahasiswa FKIP menjadi guru dijelaskan oleh persepsi mahasiswa FKIP tentang kesejahteraan guru, sedangkan sisanya dipengaruhi oleh sebab-sebab lain. Jadi dapat disimpulkan H0 diterima, artinya tidak ada pegaruh positif persepsi mahasiswa FKIP tentang kesejahteraan guru terhadap minat mahasiswa FKIP menjadi guru.

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh positif persepsi mahasiswa FKIP tentang kesejahteraan guru terhadap minat mahasiswa FKIP menjadi guru. Kesimpulan ini didukung oleh hasil

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig. (Constant

) 106,962 6,869 15,571 ,000 1

T.Persep

perhitungan thitung = 0,494 lebih kecil dari ttabel = 1,645 atau nilai probabilitas 0,622 lebih besar dengan taraf signifikansi (a = 5%) atau 0,05.

Berdasarkan deskripsi data persepsi mahasiswa FKIP tentang kesejahteraan guru diperoleh hasil sebagai berikut : tidak ada responden untuk kriteria sangat positif, positif sebanyak 42 responden, cukup positif sebanyak 138 responden, kurang positif sebanyak 26 responden dan 2 responden yang termasuk dalam kriteria sangat tidak positif. Hasil tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar responden mempunyai persepsi cukup positif terhadap kesejahteraan guru.

Namun pada kenyataannya dalam penelitian ini ditemukan tidak ada pengaruh positif persepsi mahasiswa FKIP tentang kesejahteraan guru terhadap minat mahasiswa FKIP menjadi guru. Hasil penelitian ini ternyata tidak sejalan dengan teori sebelumnya yang terdapat dalam teori faktor- faktor yang mempengaruhi proses seleksi persepsi, yaitu faktor dari luar yang di antaranya adalah prinsip intensitas (semakin besar stimulus dari luar, layaknya semakin besar pula hal tersebut dipahami atau diperhatikan), prinsip keberlawanan atau kontras (stimulus dari luar yang penampilannya berlawanan dengan latar belakangnya atau sekelilingnya akan menarik banyak perhatian), prinsip pengulangan (stimulus dari luar yang diulang akan memberikan perhatian lebih besar dibandingkan dengan sekali melihat), serta prinsip baru dan familiar (baik situasi eksternal yang baru maupun yang sudah dikenal dapat dipergunakan sebagai penarik perhatian) (Miftah Thoha,1988 : 145-152).

Gaji guru yang rendah, tertindas oleh birokrasi dan sulit berkembang, serta merosotnya status sosial guru di tengah masyarakat membuat profesi guru menjadi pilihan terakhir. Sebagaimana profesi guru, mahasiswa program studi kependidikan juga dianggap warga kelas dua. Ketika penghargaan guru kurang, mereka yang kuliah di program studi kependidikan favorit juga enggan menjadi guru. Program Studi Kependidikan Bahasa Inggris di Universitas Sanata Dharma, umpamanya, sangat favorit tetapi hanya sedikit yang berminat menjadi guru. (http://www.atmajaya.ac.id/content.asp?f=0&id=2370).

Seperti yang diungkapkan oleh Drs A Kardiyat Wiharyanto MM, seorang dosen Pendidikan Sejarah USD Yogyakarta dalam tulisannya di

http://www.suaramerdeka.com/harian/0401/12/kha2.htm, yang menuliskan bahwa Jika sampai saat ini profesi guru kurang diminati karena mereka tahu bahwa profesi guru tidak memberikan kesempatan kepada me reka untuk menjadi pemimpin, memperoleh kekayaan yang banyak, kekuasaan yang cukup, atau pengaruh yang luas. Mereka yang tahu bahwa status guru rendah jelas tidak akan memilih menjadi guru sebagai titian kariernya.

Menurut peneliti, tidak adanya pengaruh positif persepsi mahasiswa FKIP tentang kesejahteraan guru terhadap minat mahasiswa FKIP menjadi guru dikarenakan masih banyak mahasiswa yang memiliki pandangan bahwa profesi guru bukanlah profesi yang bergengsi dan tidak menjanjikan dalam hal kesejahteraan. Hal ini senada dengan yang diungkapkan oleh Ketua Pelaksana Yayasan Kesejahteraan Keluarga Soegijapranata (YKKS) Semarang, Paulus

Mujiran. Beliau mengatakan bahwa semua orang pasti mengakui jasa seorang guru bagi dirinya walau hanya di dalam hati, tetapi mereka hanya mengakui dengan tanpa upaya memberikan suatu penghargaan yang lebih dibanding kepada profesi lain. Akibatnya, profesi guru yang dulu merupakan profesi yang paling bergengsi dan menjadi dambaan bagi generasi muda pada zaman leluhur kita, kini menjadi profesi yang kurang diminati dan dihargai dibanding dengan profesi lainnya. Orang tua akan sangat bangga jika anaknya menjadi seorang dokter, insinyur, tentara, polisi, atau profesi lainnya dibanding menjadi seorang guru.

Masyarakat menyambut baik Undang-Undang Guru dan Dosen tersebut, khususnya Pasal 14 mengenai kesejahteraan guru, yang salah satunya adalah pemberian tunjangan profesional sebesar gaji pokok yang menjadi daya magnet luar biasa bagi masyarakat. Guru yang memperoleh tunjangan profesional adalah guru yang telah lulus uji sertifikasi.

Namun, pada kenyataannya, banyak guru yang telah lulus uji sertifikasi belum menerima tunjangan profesional. Hal ini ditegaskan oleh Anggota Komisi Pendidikan DPR RI Aan Rohanah yang menyatakan kecewa terhadap program peningkatan mutu profesionalisme dan kesejahteraan guru melalui sertifikasi. Pasalnya, banyak guru yang sudah lulus sertifikasi belum juga menerima Surat Keputusan (SK). Lebih ironis lagi tunjangan profesi para guru tersebut tak kunjung dibayar pemerintah meski rekening mereka telah diminta sejak Oktober tahun lalu ( http://www.kompas.com/kompas-cetak/0709/07/opini/3798645.htm).

Sejalan dengan yang dialami oleh Siti Halimah, guru bantu di SDN Kemang, Serang Banten yang terakhir kali menerima honor pada tanggal 15 Januari 2007 lalu. Siti Halimah merupakan salah satu guru yang tergabung dalam Koalisi Guru Banten mengadu ke Komisi X DPR. Mereka mendesak pemerintah untuk serius menyelesaikan implikasi sertifikasi guru. Pasalnya, banyak guru yang sudah lulus uji sertifikasi kuota tahun 2006 dan 2007 belum menerima tunjangan profesi guru seperti yang dijanjikan dalam UU Guru dan Dosen. (http://www.kompas.com/read/xml/2008/06/12/16232927/pemerintah. didesak.bayar.tunjangan.profesi.guru). Di Banyuwangi sebanyak 686 orang guru bantu hingga bulan Agustus 2008 belum menerima gaji. Gaji guru bantu sudah tersendat sejak awal tahun 2008. Gaji Januari dan Februari, baru disetor Juni lalu. Keterlambatan ini, menyebabkan beberapa guru bantu harus menggadaikan barang-barang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Setiap bulan guru bantu menerima gaji sebesar Rp 710 ribu (

http://www.tempointeraktif.com/hg/nusa/2008/08/24/brk,20080824-132082,id.html).

Usaha untuk meningkatkan kesejahteraan guru oleh pemerintah kurang konsisten dilaksanakan, terbukti dengan maraknya tuntutan dan unjuk rasa yang dilakukan oleh para guru yang telah lulus uji sertifikasi namun sampai saat ini belum pernah mendapatkan tunjangan professional, seperti yang dilakukan oleh ratusan guru bantu yang tergabung dalam Forum Komunikasi Guru Bantu Indonesia Provinsi DKI Jakarta yang berunjuk rasa di Gedung Balaikota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Senin

(9/6). Mereka menuntut gaji guru bantu DKI Jakarta dibayarkan rutin setiap bulan sampai dengan penerimaan gaji PNS dan segera memproses berkas-berkas calon pegawai negeri sipil (http://www.kompas.com/read/

xml/2008/09/02/19293595/lima.bulan.guru.bantu.tidak.digaji).

Hal tersebut di atas sangat memprihatinkan dunia pendidikan di Indonesia karena pemerintah belum mampu melaksanakan apa yang telah diamanatkan Undang - Undang Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen. Dari kenyataan ini masyarakat tetap menilai bahwa profesi guru belum bergengsi karena dari sisi kesejahteraan profesi guru belum dapat meningkatkan kesejahteraan guru. Dimungkinkan, hal tersebut di atas menjadi penyebab tidak adanya pengaruh persepsi mahasiswa FKIP tentang kesejahteraan guru terhadap minat mahasiswa FKIP menjadi guru.

75

BAB VI

KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN

A. Kesimpulan

Dari analisis yang telah dibahas pada BAB V maka dapat ditarik kesimpulan bahwa tidak ada pegaruh positif persepsi mahasiswa FKIP tentang kesejahteraan guru terhadap minat mahasiswa FKIP menjadi guru. Hal ini didukung dengan hasil perhitungan nilai thitung = 0,494 lebih kecil dari ttabel = 1,645 atau nilai probabilitas 0,622 lebih besar dengan taraf signifikansi (a = 5%) atau 0,05.

B. Saran

Dari kesimpulan diatas dapat diberikan beberapa saran sebagai berikut :

1. Bagi Universitas

Dari hipotesis menunjukkan tidak terdapat pengaruh persepsi mahasiswa FKIP tentang kesejahteraan guru terhadap minat mahasiswa FKIP menjadi guru, maka disarankan pihak Universitas lebih meningkatkan masyarakat khususnya mahasiswa FKIP tentang pendidikan keguruan dengan berbagai cara misalnya dengan mengadakan seminar-seminar yang dapat memotivasi mahasiswa untuk menjadi guru sehingga terbentuk persepsi yang positif terhadap profesi guru. Persepsi yang positif di masyarakat dapat meningkatkan jumlah mahasiswa yang berminat menjadi guru. Program studi sebaiknya memberikan banyak informasi mengenai ilmu keguruan dan dapat menjalin kerjasama dalam hal perekrutan tenaga kerja

dengan pihak-pihak sekolah sehingga lulusan FKIP memperoleh kemudahan dalam mencari kerja.

2. Bagi Pemerintah

Pemerintah sebaiknya dapat bekerja lebih maksimal lagi untuk dapat merumuskan kenaikan anggaran pendidikan yang disertai dengan kenaikan kesejahteraan guru, mengimplementasikan dan mewujudkan secara nyata, konkret dan didasarkan atas keseriusan tekad pemerintah. Pemerintah harus komitmen dalam melaksanakan UU No. 14 tahun 2005, konsisten dalam melaksanakan undang-undang. Sehingga dalam pelaksanaannya, pemerintah tidak menunda pembayaran gaji dan tunjangan para guru yang terjadi sekarang ini. Kemudian pemerintah hendakanya nengadakan suatu program pelatihan secara tersistem agar guru tetap memiliki profesionalisme yang tinggi dan siap melakukan inovasi. Dari sinilah, nantinya profesi guru tidak hanya dapat meningkatkan mutu dan profesionalisme saja, tetapi juga dapat meningkatkan kesejahteraannya. Peningkatan mutu dan kesejahteraan guru secara nyata dapat mengubah persepsi masyarakat tentang kesejahteraan guru, khususnya mahasiswa. Dengan adanya persepsi masyarakat yang positif tentang kesejahteraan guru, maka dapat meningkatkan minat mahasiswa menjadi guru.

3. Bagi Pembaca

Bagi pembaca diharapkan melakukan penelitian ulang dengan menambah jumlah sampel jika terjadi keragu-raguan hasil penelitian ini

dan sebaiknya sampel diambil dari seluruh jumlah populasi agar hasil penelitian lebih dapat memberikan hasil yang benar-benar akurat.

C. Keterbatasan

Penelitian yang dilakukan oleh peneliti tidak lepas dari keterbatasan. Adapun keterbatasan itu antara lain adalah :

1. Jawaban yang diberikan oleh responden mungkin seluruhnya adalah jawaban yang sebenarnya, tetapi tidak menutup kemungkinan responden memberikan jawaban yang tidak sungguh-sungguh.

2. Tidak diketahuinya seberapa besar pengaruh persepsi mahasiswa tentang kesejaheraan gur u terhadap minat mahasiswa menjadi guru, sehingga dapat diteliti lebih lanjut oleh peneliti lain.

3. Hasil pengujian mungkin akan berbeda jika dilakukan dengan teknik lain. 4. Penulis kurang mampu melacak kejujuran dari responden dalam

memberikan jawaban kuesioner yang diberikan, sehingga data yang diperoleh kemungkinan tidak mencerminkan kondisi yang sesugguhnya. Maka disarankan untuk penelitian lain menggunakan metode wawancara sebagai cara cross check.

78

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsini. 2002. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Consuelo. Dkk. 1993. Pengantar Metode Penelitian. Jakarta: Universitas Indonesia Press.

Fudyar Tanto. 2002. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Yogyakarta: Global Pustaka Utama.

Furchan, Arief. 1982. Pengantar penelitian dalam Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional.

Goble, M. Norman. 1983. Perubahan Peranan Guru. Jakarta: PT. Gunung Agung.

Hurlock, B. Elisabeth. 1988. Perkembangan Anak Jilid 1. Jakarta: Erlangga. Irwanto. Dkk. 1991. Psikologi Umum. Buku Panduan Mahasiswa. Jakarta:

Gramedia Pustaka Utama.

Mappiare, Andi Drs. 1982. Psikolgi Remaja. Surabaya: Usaha Nasional.

Muhadi. 1999. Minat Siswa SMU Melanjutkan Studi di Perguruan Tinggi (Jurnal Lembaga Penelitian USD No. 4 Mei). Yogyakarta.

Marina Dwi Murwati, 2006. Persepsi Mahasiswa FKIP yang belum PPL II dan yang sudah PPL II, serta mahasiswa non FKIP terhadap profesi guru ditinjau dari aspek kesejahteraan, sosial, dan profesional. Yogyakarta: USD.

M.W Noviyanti; 2005. Persepsi Mahasiswa FKIP Terhadap Profesi Guru. Yogyakarta : USD.

Nawawi, Hadari Prof.DR. 1994. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta :

Dokumen terkait