BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
4.2 Hasil Penelitian
4.2.1 Minat Siswa
Data minat siswa didapat peneliti melalui penyebaran kuisioner pada waktu sebelum dan sesudah penelitian. Penyebaran kuisioner dilakukan sebelum pembelajaran siklus I, setelah pembelajaran pada pertemuan kedua siklus I, dan setelah pembelajaran pada pertemuan kedua siklus II.
Berikut ini hasil perhitungan siswa untuk memperoleh skor minat siswa dari kondisi awal, siklus I, dan siklus II:
4.2.1.1Kondisi Awal Minat
Peneliti menggunakan kuisioner untuk mengetahui kondisi awal minat siswa. Penyebaran kuisioner minat awal siswa ini dilakukan sebelum siklus I pertemuan pertama dilakukan. Ada empat indikator pada kuisioner ini yaitu; 1)Timbul perasaan senang; 2)Terfokus dalam proses pembelajaran; 3)Tertarik pada materi pembelajaran; 4)Keikutsertaan dalam pembelajaran. Kuisioner diberikan pada akhir siklus I yaitu pada akhir pertemuan kedua. Berikut hasil perhitungan kuisioner kondisi awal minat siswa :
Tabel 4.1 Hasil Penilaian Kuisioner Minat Kondisi Awal
Keterangan:
Berdasarkan tabel 4.1 menyebutkan bahwa dari 19 siswa terdapat 11 (57,89%) siswa tergolong sangat kurang berminat dan 8 (42,11%) siswa tergolong berminat pada pembelajaran matematika. Jadi, hasil dari kuisoner kondisi awal yang tergolong siswa dalam kriteria minimal berminat sebanyak 8 (42,11%) siswa.
4.2.1.2Siklus I
Siklus I ini peneliti menggunakan kuisioner untuk mengetahui peningkatan minat siswa berdasarkan dari hasil pengedaran kuisioner pada kondisi awal siswa. Ada empat indikator pada kuisioner ini yaitu; 1)Timbul perasaan senang; 2)Terfokus dalam proses pembelajaran; 3)Tertarik pada materi pembelajaran; 4)Keikutsertaan dalam pembelajaran. Kuisioner diberikan pada
No. Nama Nilai Keterangan
1. PDA 31,5 Sangat Kurang Berminat 2. RA 33 Sangat Kurang Berminat 3. RPK 30,5 Sangat Kurang Berminat 4. ATA 32 Sangat Kurang Berminat 5. APR 31 Sangat Kurang Berminat 6. BET 67,5 Berminat
7. DKR 69,5 Berminat
8. GND 30,5 Sangat Kurang Berminat 9. GPK 32 Sangat Kurang Berminat 10. HTK 69 Berminat
11. KM 68,5 Berminat 12. NW 68 Berminat
13. NS 22,5 Sangat Kurang Berminat 14. OF 32 Sangat Kurang Berminat 15. ODF 69,5 Berminat
16. PN 29,5 Sangat Kurang Berminat 17. RDW 69,5 Berminat
18. RDS 68 Berminat
19. RAP 34 Sangat Kurang Berminat
= Belum mencapai kriteria berminat = Sudah mencapai kriteria berminat
akhir siklus I yaitu pada akhir pertemuan kedua.
Berikut hasil perhitungan kuisioner minat pada siklus I berdasarkan kriteria minat PAP II :
Tabel 4.2 Hasil Penilaian Kuisioner Minat Siswa Siklus I
No. Nama Nilai Keterangan
1. PDA 72,5 Berminat 2. RA 79 Berminat 3. RPK 63,5 Cukup Berminat 4. ATA 69 Berminat 5. APR 75,5 Berminat 6. BET 75 Berminat 7. DKR 75,5 Berminat 8. GND 75,5 Berminat 9. GPK 77,5 Berminat 10. HTK 65 Cukup Berminat 11. KM 67 Berminat 12. NW 77,5 Berminat 13. NS 67,5 Berminat 14. OF 78,5 Berminat 15. ODF 72 Berminat 16. PN 78 Berminat 17. RDW 78 Berminat 18. RDS 56,5 Cukup Berminat 19. RAP 56 Cukup Berminat
Keterangan:
Berdasarkan tabel 4.2 didapat hasil minat siswa yaitu skor yang diperoleh siswa pada pengisian kuisioner. Berdasarkan kriteria minat PAP II siswa yang
mendapat skor ≤ 45 tergolong dalam kategori siswa tidak berminat. Siswa yang
mendapat skor antara rentang 46 – 55 tergolong pada siswa kurang berminat. Skor 56 – 65 adalah golongan siswa yang memiliki cukup minat. Siswa yang mendapat skor 66 – 80 tergolong siswa yang berminat, dan siswa yang memiliki skor antara 81 - 100 adalah tergolong siswa yang sangat berminat. Tabel 4.1 menyebutkan bahwa dari 19 siswa terdapat 4 (21,05%) siswa tergolong cukup berminat pada pembelajaran matematika dan 15 (78,95%) siswa tergolong berminat pada pembelajaran matematika.
= Belum mencapai kriteria berminat = Sudah mencapai kriteria berminat
4.2.1.1 Siklus II
Pada siklus II ini peneliti melakukan penyebaran kuisoner untuk mengetahui minat siswa, kuisoner yang digunakan sama seperti yang diujikan pada siswa untuk mengetahui kondisi awal dan pada siklus I. Ada empat indikator pada kuisioner ini yang sama seperti siklus I yaitu; 1) Timbul perasaan senang; 2) Terfokus dalam proses pembelajaran; 3) Tertarik pada materi pembelajaran; 4) Keikutsertaan dalam pembelajaran. Berikut hasil perhitungan kuisioner siklus II berdasarkan kriteria minat PAP II :
Tabel 4.3 Hasil Penilaian Kuisioner Minat Siswa Siklus II
No. Nama Nilai Keterangan
1. PDA 84 Berminat 2. RA 100 Sangat Berminat 3. RPK 95 Sangat Berminat 4. ATA 98 Sangat Berminat 5. APR 100 Sangat Berminat 6. BET 95 Sangat Berminat 7. DKR 91,5 Sangat Berminat 8. GND 100 Sangat Berminat 9. GPK 99,5 Sangat Berminat 10. HTK 66 Cukup Berminat 11. KM 80,5 Berminat 12. NW 93 Sangat Berminat 13. NS 83,5 Berminat 14. OF 93 Sangat Berminat 15. ODF 100 Sangat Berminat 16. PN 90,5 Sangat Berminat 17. RDW 93,5 Sangat Berminat 18. RDS 65,5 Cukup Berminat 19. RAP 84 Berminat
Keterangan:
Berdasarkan tabel 4.3 menyebutkan bahwa dari 19 siswa terdapat 2 (10,53%) siswa tergolong cukup berminat, 4 (21,05%) siswa tergolong berminat pada pembelajaran matematika, dan 13 (68,42%) siswa tergolong sangat
= Belum mencapai kriteria berminat = Sudah mencapai kriteria berminat
berminat pada pembelajaran matematika. Jadi, hasil dari kuisoner siklus II yang tergolong siswa dalam kriteria minimal berminat sebanyak 17(89,47%) siswa. Berdasarkan data tabel hasil kuisioner minat siklus I dan siklus II diperoleh hasil peningkatan minat siswa pada siklus I dan siklus II yang dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.4 Hasil pengukuran minat siswa siklus I dan siklus II SIKLUS I
Peubah Indikator Kondisi awal Target Capaian Deskriptor Minat Presentase
jumlah siswa yang tergolong dalam kriteria berminat.
42,11% 65% 78,95% Siswa yang mencapai kriteria berminat dibagi jumlah siswa dikali 100%
Nilai rata-rata minat siswa.
46,74 66 71,53 Jumlah nilai minat siswa dibagi dengan jumlah siswa SIKLUS II Minat Presentase jumlah siswa yang tergolong dalam kriteria berminat.
42,11% 80% 89,47 % Siswa yang mencapai kriteria berminat dibagi jumlah siswa dikali 100%
Nilai rata-rata minat siswa.
46,74 75 90,13 Jumlah nilai minat siswa dibagi dengan jumlah siswa
Pada tabel 4.4, siklus I kondisi awal dalam jumlah presentase tentang minat siswa melalui kuisoner yaitu 42,11% siswa yang tergolong dalam kriteria minimal berminat. Sedangkan peneliti membuat indikator ketercapaian sebesar 65%. Dari hasil yang diperoleh pada siklus I dapat dilihat bahwa target sudah tercapai sesuai dengan yang diinginkan. Hasil dari kuisoner siklus I yang tergolong siswa dalam kriteria minimal berminat sebanyak 78,95% atau dalam jumlah siswa sebanyak 15 siswa dari 19 siswa keseluruhan dalam satu kelas. Pencapaian minat pada siklus I tersebut sudah mencapai target yang telah
ditetapkan oleh peneliti. Akan tetapi peneliti melanjutkan penyebaran kuisioner pada siklus II untuk mengetahui minat siswa dapat ditingkatkan lagi atau tidak berdasarkan hasil minat pada siklus I.
Pada tabel 4.4 siklus II kondisi awal dalam jumlah presentase tentang minat siswa melalui kuisoner yaitu 42,11% siswa yang tergolong dalam kriteria minimal berminat. Sedangkan peneliti membuat indikator ketercapaian sebesar 85%. Dari hasil yang diperoleh pada siklus II dapat dilihat bahwa target sudah tercapai sesuai dengan yang diinginkan. Hasil dari kuisoner siklus II yang tergolong siswa dalam kriteria minimal berminat sebanyak 89,47%. Hal ini berarti terdapat peningkatan yang signifikan minat belajar siswa yang pada kondisi awalnya sebanyak 42,11% atau dalam jumlah siswa sebanyak 8 siswa menjadi 89,47% atau dalam jumlah siswa sebanyak 17 siswa. Peningkatan berdasarkan minat siswa dari kondisi awal sampai hasil minat siklus II sebesar 47,36%. Berikut grafik dibawah ini disajikan oleh peneliti untuk mengetahui peningkatan minat yang dicapai siswa pada siklus I dan siklus II :
Gambar 4.1 Grafik persentase peningkatan jumlah siswa tergolong kriteria minimal berminat pada siklus I dan siklus II
Berdasarkan grafik 4.1 tersebut terlihat peningkatan jumlah siswa
42,11% 65% 80% 78,95% 89,47% 0,00% 20,00% 40,00% 60,00% 80,00% 100,00%
Kondisi awal Siklus I Siklus II
Kondisi awal Target Capaian siklus
tergolong kriteria minimal berminat pada siklus II ditunjukkan dengan jumlah siswa yang termasuk kriteria berminat pada siklus II mencapai 89,47% yaitu berarti mengalami peningkatan sebesar 47,36% dari kondisi awal 42,11%. Berdasarkan hasil minat pada siklus II dapat diketahui bahwa jumlah siswa tergolong kriteria minimal berminat siswa dapat ditingkatkan lagi berdasarkan hasil minat pada siklus I yang mencapai 78,95%. Dari grafik diatas juga membuktikan bahwa pendekatan PMRI dapat meningkatkan presentase siswa yang tergolong dalam kriteria minimal berminat siswa terhadap pembelajaran matematika.
Gambar 4.2 Grafik peningkatan rata-rata nilai minat siswa siklus I dan siklus II
Berdasarkan grafik 4.2 tersebut terlihat peningkatan rata-rata nilai minat pada siklus II ditunjukkan dengan rata-rata nilai siswa yang termasuk kriteria berminat pada siklus II mencapai 90,13 berarti mengalami peningkatan sebesar 43,39 dari kondisi awal 46,74. Berdasarkan hasil minat pada siklus II dapat diketahui bahwa rata-rata nilai minat siswa dapat ditingkatkan lagi berdasarkan hasil rata-rata nilai minat pada siklus I yang mencapai 71,53. Dari grafik diatas juga membuktikan bahwa pendekatan PMRI dapat meningkatkan rata-rata nilai minat siswa terhadap pembelajaran matematika.
46,74 66 71,53 75 90,13 0 20 40 60 80 100
Kondisi Awal Siklus I Siklus II
Kondisi Awal Target Capaian Siklus