• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan minat dan prestasi belajar menggunakan pendekatan PMRI pada mata pelajaran Matematika untuk siswa kelas II SDN Plaosan 2.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peningkatan minat dan prestasi belajar menggunakan pendekatan PMRI pada mata pelajaran Matematika untuk siswa kelas II SDN Plaosan 2."

Copied!
255
0
0

Teks penuh

(1)

Abstrak

Novianto, Vani. 2016. Peningkatan Minat dan Prestasi Belajar Menggunakan Pendekatan PMRI pada Mata Pelajaran Matematika untuk Siswa Kelas II SDN Plaosan 2. PGSD. Skripsi. Program Studi Pendidikan

Guru Sekolah Dasar. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sanata Dharma

Latar belakang penelitian ini adalah rendahnya minat dan prestasi belajar siswa kelas II SDN Plaosan 2 pada ulangan harian materi pengukuran waktu, panjang, dan berat mata pelajaran matematika. Penelitian ini bertujuan: 1) menjelaskan pelaksanaan pendekatan PMRI dalam upaya meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa, 2) meningkatkan dan mengetahui peningkatkan minat siswa melalui penerapan pendekatan PMRI, 3) meningkatkan dan mengetahui peningkatkan prestasi belajar siswa melalui penerapan pendekatan PMRI.

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas II SDN Plaosan 2 yang berjumlah 19 siswa. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas. Ada empat kegiatan utama dalam penelitian ini yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Pada tahap pelaksanaan peneliti membagi penelitian dalam 2 siklus.

Peningkatan minat siswa dapat dilihat pada kondisi awal persentase jumlah siswa yang termasuk dalam katagori minimal berminat 42,11% dengan rata-rata nilai minat siswa 46,74 dalam katagori kurang berminat meningkat pada siklus I yaitu 78,95% dengan rata-rata nilai minat siswa 71,53 dalam katagori berminat dan pada siklus II mencapai 89,47% dengan rata-rata nilai minat siswa 90,13 dalam katagori sangat berminat. Persentase siswa lulus KKM pada kondisi awal sebesar 47,06% dengan nilai rata-rata 62,94 meningkat pada siklus I menjadi 57,89% dengan nilai rata-rata 69,42, dan pada siklus II meningkat menjadi 94,74% dengan nilai rata-rata 78,63. Peneliti menyimpulkan bahwa penggunaan pendekatan PMRI dalam proses pembelajaran dapat meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa menggunakan alat ukur panjang tidak baku dan baku yang digunakan pada siswa kelas II SDN Plaosan 2 tahun ajaran 2015/2016.

(2)

Abstract

Novianto, Vani. 2016. The improvement of students’ interest and learning

achievement using PMRI Approximation in Mathematics Subject for second grade student of SDN Plaosan 2. PGSD. Thesis. Elementary School Education Study Program. Teacher and Education Faculty. Sanata Dharma University.

The research background is the lack of students’ interest and learning achievement in second grade student of Plaosan 2 State Elementary School in daily test of measurement time, length, and wide Mathematics subject. The aims of this research are: 1) to explain the accomplishment of PMRI approximation in order to increase students’ interest and learning achievement, 2) to increase and to know the increasing students’ interest by the implementation of PMRI approximation, 3) to increase and to know the increasing of students’ learning achievement by the implementation of PMRI approximation.

The participants of this research were 19 students of second grade student in Plaosan 2 State Elementary School. This research employed Classroom Action Research. There are four main activities in this research, there are planning, accomplishment, observation, and reflection. In accomplishment stage, the researcher divided the research in 2 cycles.

The increasing of students’ interest can be seen in first percentage conditionof the students included in minimal categorized 42,11% with value’s average 46,74 in not interesting category. In first cycle, the students’ interest increase become 78,95% with value’s average 71,53 in interesting category and in second cycle reach 89,47% with value’s average 90,13 in very interesting category. The percentage of students who can pass the examination in first condition were 47,06% with value’s average 62,94 can increase in first cycle become 57,89% with value average 69,42. In second cycle increase become 94,74% with value’s average 78,63. The researcher conclude that the use of PMRI approximation in learning process can increase students’ interest and learning achievement use measurement length tool that used in second grade students of Plaosan 2 State Elementary School 2015/2016 year.

(3)

i PENINGKATAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR MENGGUNAKAN

PENDEKATAN PMRI PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA UNTUK SISWA KELAS II SDN PLAOSAN 2

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh: Vani Novianto NIM: 121134184

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(4)
(5)
(6)

iv PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan kepada:

Allah SWT yang senantiasa membimbing, melindungi dan mendampingiku dalam setiap kegiatanku.

Kedua orang tuaku:

Bapak Supani dan Ibu Juminah yang selalu memberi dukungan, semangat dan mendoakanku.

Kakakku tersayang Vani Wirawan yang telah menyemangati dan mendoakanku.

Sahabat-sahabatku

Terimakasih atas semangat, dukungan dan bantuan kalian.

(7)

v MOTTO

“Hendaklah kau menjadi orang yang rendah hati tanpa harus menjadi hina,

rendah, dan lemah.

Dan hendaklah kamu menuntut posisi yang lebih rendah dari martabatmu agar kau

dapat mencapai martabatmu yang sesungguhnya”

(8)

vi LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertandatangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama : Vani Novianto

NIM : 121134184

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

“PENINGKATAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR MENGGUNAKAN

PENDEKATAN PMRI PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA UNTUK SISWA KELAS II SDN PLAOSAN 2”

Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikan di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian surat ini saya buat dengan sebenarnya.

Yogyakarta, 29 Februari 2016

Yang Menyatakan,

(9)

vii PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana karya ilmiah.

Yogyakarta, 29 Februari 2016

Penulis,

(10)

viii Abstrak

Novianto, Vani. 2016. Peningkatan Minat dan Prestasi Belajar Menggunakan Pendekatan PMRI pada Mata Pelajaran Matematika untuk Siswa Kelas II SDN Plaosan 2. PGSD. Skripsi. Program Studi Pendidikan

Guru Sekolah Dasar. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sanata Dharma

Latar belakang penelitian ini adalah rendahnya minat dan prestasi belajar siswa kelas II SDN Plaosan 2 pada ulangan harian materi pengukuran waktu, panjang, dan berat mata pelajaran matematika. Penelitian ini bertujuan: 1) menjelaskan pelaksanaan pendekatan PMRI dalam upaya meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa, 2) meningkatkan dan mengetahui peningkatkan minat siswa melalui penerapan pendekatan PMRI, 3) meningkatkan dan mengetahui peningkatkan prestasi belajar siswa melalui penerapan pendekatan PMRI.

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas II SDN Plaosan 2 yang berjumlah 19 siswa. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas. Ada empat kegiatan utama dalam penelitian ini yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Pada tahap pelaksanaan peneliti membagi penelitian dalam 2 siklus.

Peningkatan minat siswa dapat dilihat pada kondisi awal persentase jumlah siswa yang termasuk dalam katagori minimal berminat 42,11% dengan rata-rata nilai minat siswa 46,74 dalam katagori kurang berminat meningkat pada siklus I yaitu 78,95% dengan rata-rata nilai minat siswa 71,53 dalam katagori berminat dan pada siklus II mencapai 89,47% dengan rata-rata nilai minat siswa 90,13 dalam katagori sangat berminat. Persentase siswa lulus KKM pada kondisi awal sebesar 47,06% dengan nilai rata-rata 62,94 meningkat pada siklus I menjadi 57,89% dengan nilai rata-rata 69,42, dan pada siklus II meningkat menjadi 94,74% dengan nilai rata-rata 78,63. Peneliti menyimpulkan bahwa penggunaan pendekatan PMRI dalam proses pembelajaran dapat meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa menggunakan alat ukur panjang tidak baku dan baku yang digunakan pada siswa kelas II SDN Plaosan 2 tahun ajaran 2015/2016.

(11)

ix Abstract

Novianto, Vani. 2016. The improvement of students’ interest and learning

achievement using PMRI Approximation in Mathematics Subject for second grade student of SDN Plaosan 2. PGSD. Thesis. Elementary School Education Study Program. Teacher and Education Faculty. Sanata Dharma University.

The research background is the lack of students’ interest and learning achievement in second grade student of Plaosan 2 State Elementary School in daily test of measurement time, length, and wide Mathematics subject. The aims of this research are: 1) to explain the accomplishment of PMRI approximation in

order to increase students’ interest and learning achievement, 2) to increase and to know the increasing students’ interest by the implementation of PMRI approximation, 3) to increase and to know the increasing of students’ learning

achievement by the implementation of PMRI approximation.

The participants of this research were 19 students of second grade student in Plaosan 2 State Elementary School. This research employed Classroom Action Research. There are four main activities in this research, there are planning, accomplishment, observation, and reflection. In accomplishment stage, the researcher divided the research in 2 cycles.

The increasing of students’ interest can be seen in first percentage

conditionof the students included in minimal categorized 42,11% with value’s

average 46,74 in not interesting category. In first cycle, the students’ interest increase become 78,95% with value’s average 71,53 in interesting category and in second cycle reach 89,47% with value’s average 90,13 in very interesting category. The percentage of students who can pass the examination in first

condition were 47,06% with value’s average 62,94 can increase in first cycle

become 57,89% with value average 69,42. In second cycle increase become

94,74% with value’s average 78,63. The researcher conclude that the use of

PMRI approximation in learning process can increase students’ interest and

learning achievement use measurement length tool that used in second grade students of Plaosan 2 State Elementary School 2015/2016 year.

(12)

x KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas

berkat dan rahmat-Nya yang melimpah sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi yang berjudul “Peningkatan Minat Dan Prestasi Belajar Menggunakan

Pendekatan PMRI Pada Mata Pelajaran Matematika Untuk Siswa Kelas II SDN

Plaosan 2” Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh

gelar sarjana pendidikan (S.Pd) pada program studi Pendidikan Guru Sekolah

Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta.

Selama masa studi dan penyusunan skripsi, penulis mendapat dukungan

baik secara langsung maupun tidak langsung dari berbagai pihak. Pada

kesempatan ini dengan segala kerendahan hati, penulis ingin menyampaikan

ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd., selaku Ketua Program Studi

Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

3. Ibu Elisabeth Desiana Mayasari S.Psi., M.A., selaku Dosen Pembimbing

Akademik.

4. Bapak Drs. Paulus Wahana, M.Hum., selaku Dosen Pembimbing I, yang telah

memberikan dorongan, motivasi, dan perhatian sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

5. Ibu Andri Anugrahana S.Pd., M.Pd., selaku Dosen Pembimbing II, yang telah

memberikan saran dan mengarahkan penulis dalam penyusunan skripsi ini.

(13)

xi

7. Ibu Sudarini, S.Pd., selaku Kepala Sekolah SDN Plaosan 2 yang telah

memberikan ijin untuk melaksanakan penelitian.

8. Ibu Diah Ismayati, S.Pd., selaku guru kelas 2 SDN Plaosan 2 yang telah

membantu dalam melaksanakan penelitian dan kerjasamanya.

9. Teman-teman PPL yang telah membantu dalam melaksanakan dalam

melaksanakan penelitian.

10.Siswa-siswi SDN Plaosan 2 yang telah menyambut dengan baik dan dapat

bekerja sama.

11.Orang tuaku yang tercinta, yang telah memberikan dukungan, cinta

kasih, dan menunjang segala kebutuhan.

12.Kakakku yang tersayang yang telah memberikan semangat dan bantuannya.

13.Sahabat-sahabatku: Yosafat, Dika, Deni, Ade, Didit, Christo, Debora,

Defirra, Eni, Epri, Mira, dan semua teman-teman kelas D angkatan 2012

terima kasih atas dorongan, semangat dan bantuannya.

14.Semua pihak yang telah membantu yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Semoga karya penelitian ini dapat memberikan manfaat dan berguna

bagi banyak pihak. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak

kekurangan dan kesalahan baik dari segi isi, bahasa, dan penyusunannya, untuk

itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik demi penyempurnaan tulisan ini.

Yogyakarta, 29 Februari 2016

Penulis

(14)

xii DAFTAR ISI

... Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ... xix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1Latar Belakang Masalah ... 1

1.2Batasan Masalah... 6

1.3Rumusan Masalah ... 7

1.4Batasan Pengertian ... 7

1.5Tujuan Penelitian ... 8

1.6Pemecahan Masalah ... 9

1.7Manfaat Penelitian ... 9

BAB II LANDASAN TEORI ... 10

2.1Kajian Teori ... 10

2.1.1 Minat Belajar ... 10

2.1.1.1Pengertian Minat Belajar ... 10

2.1.1.2Indikator Mengukur Minat Belajar ... 11

2.1.1.3Faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar... 14

2.1.2 Prestasi Belajar ... 15

(15)

xiii

2.1.2.2Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ... 16

2.1.3 Pengertian Matematika... 17

2.1.4 Pengukuran Panjang ... 18

2.1.4.1 Pengukuran Panjang Satuan Tidak Baku ... 18

2.1.4.2 Pengukuran Panjang Satuan Baku ... 20

2.1.5 Pendidkan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) ... 20

2.1.5.1 Pengertian PMRI ... 20

2.1.5.2 Prinsip-prinsip PMRI... 21

2.1.5.3 Karakteristik PMRI ... 23

2.1.5.4 Kelebihan PMRI ... 24

2.1.6 Karakteristik Siswa Sekolah Dasar ... 24

2.2 Penelitian yang Relevan ... 25

2.3 Kerangka Berpikir ... 27

2.4 Hipotesis Tindakan ... 29

BAB III Metode Penelitian ... 30

3.1Jenis Penelitian ... 30

3.1.1 Perencanaan... 31

3.1.2 Pelaksanaan ... 32

3.1.3 Pengamatan ... 32

3.1.4 Refleksi ... 32

3.2Setting Penelitian ... 33

3.2.1 Tempat Penelitian... 33

3.2.2 Subjek Penelitian ... 33

3.2.3 Objek Penelitian ... 33

3.2.4 Waktu Penelitian dan Tahun Ajaran ... 33

3.3Persiapan ... 33

3.4Desain Penelitian ... 35

3.4.1 Siklus I ... 35

3.4.2 Siklus II ... 39

3.5Teknik Pengumpulan Data ... 43

3.5.1 Tes ... 43

(16)

xiv

3.5.2.1 Wawancara ... 43

3.5.2.2 Kuisioner ... 44

3.5.2.3 Dokumentasi ... 45

3.6Instrumen Penelitian... 46

3.6.1 Tes ... 46

3.6.1.1 Kisi-kisi Soal Siklus I ... 46

3.6.1.2 Kisi-kisi Soal Siklus II ... 47

3.6.2 Non Tes ... 48

3.6.2.1 Lembar Kuisioner... 48

3.6.2.2 Pedoman Wawancara ... 50

3.6.3 Tabel Instrumen Pengumpulan Data ... 51

3.7Validitas, reabilitas, dan IK Soal... 51

3.7.1 Validitas ... 51

3.7.1.1 Validitas Isi ... 52

1. Validasi Silabus ... 53

2. Validasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 54

3. Validasi Lembar Kerja Siswa (LKS) ... 55

4. Validasi Materi Ajar ... 56

5. Validasi Soal Evaluasi... 57

6. Validasi Kuisioner ... 58

3.6.1.2 Validitas Konstruk ... 59

3.7.2 Reliabilitas ... 62

3.7.3 Indeks Kesukaran Soal ... 64

3.8Teknik Analisis Data ... 67

3.8.1 Analisis Minat Siswa ... 67

3.8.2 Analisis Prestasi siswa ... 69

3.9 Indikator Keberhasilan ... 70

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan ... 73

4.1Deskripsi Pelaksanaan Penelitian ... 73

4.1.1 Siklus I ... 73

4.1.2 Siklus II ... 75

(17)

xv

4.2.1 Minat Siswa ... 77

4.2.2 Prestasi Belajar Siswa ... 84

4.3Pembahasan ... 90

4.3.1 Minat dan Prestasi Belajar ... 91

4.3.2 Penerapan Pendekatan PMRI ... 92

4.3.2.1 Pelaksanaan Siklus I ... 92

4.3.2.2 Pelaksanaan Siklus II ... 99

BAB V ... 107

5.1Kesimpulan ... 107

5.2Keterbatasan ... 110

5.3Saran ... 111

Daftar Pustaka ... 112

(18)

xvi DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus I ... 47

Tabel 3.2 Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus II ... 48

Tabel 3.3 Kisi-kisi Kuisioner ... 49

Tabel 3.4 Pedoman Wawancara ... 50

Tabel 3.5 Variabel Penelitian dan Pengumpulan Data ... 51

Tabel 3.6 Hasil Validasi Silabus ... 53

Tabel 3.7 Hasil Validasi RPP ... 54

Tabel 3.8 Hasil Validasi LKS ... 55

Tabel 3.9 Hasil Validasi Materi Ajar ... 56

Tabel 3.10 Hasil Validasi Soal Evaluasi ... 57

Tabel 3.11 Hasil validasi Kuisioner ... 58

Tabel 3.12 Hasi validasi SPSS Soal Evaluasi Siklus I ... 60

Tabel 3.13 Hasil validasi SPSS Soal Evaluasi Siklus II ... 61

Tabel 3.14 Kriteria Koefisien Reliabilitas ... 63

Tabel 3.15 Reliabilitas Soal Siklus I ... 63

Tabel 3.16 Reliabilitas Soal Siklus II ... 64

Tabel 3.17 Klasifikasi indeks kesukaran ... 65

Tabel 3.18 Indeks Kesukaran Soal Evaluasi Siklus I ... 65

Tabel 3.19 Indeks Kesukaran Soal Evaluasi Siklus II ... 66

Tabel 3.20 Kriteria Penilaian PAP II ... 68

Tabel 3.21 Kriteria Penilaian Minat Siswa ... 68

Tabel 3.22 Indikator Keberhasilan Minat dan Prestasi Belajar Siswa ... 71

Tabel 3.23 Jadwal Penelitian... 71

Tabel 4.1 Hasil Penilaian Kuisioner Minat Kondisi Awal ... 78

Tabel 4.2 Hasil Penilaian Kuisioner Minat Siswa Siklus I ... 79

Tabel 4.3 Hasil Penilaian Kuisioner Minat Siswa Siklus II ... 80

Tabel 4.4 Hasil pengukuran minat siswa siklus I dan siklus II ... 81

Tabel 4.5 Nilai Kondisi Awal Prestasi Belajar ... 84

(19)

xvii

Tabel 4.7 Rata-rata dan Persentase Prestasi Belajar Siswa Siklus I ... 86

Tabel 4.8 Ketuntasan Belajar Siswa Siklus II ... 87

Tabel 4.9 Rata-rata dan Persentase Prestasi Belajar Siswa Siklus II ... 88

(20)

xviii DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Mengukur menggunakan satuan tidak baku ... 19

Gambar 2.2 Mengukur menggunakan satuan baku ... 20

Gambar 2.3 Literature Map penelitian-penelitian Relevan ... 27

Gambar 3.1 Model penelitian menurut Kemmis dan Mc. Taggart ... 31

Gambar 4.1 Grafik persentase peningkatan jumlah siswa tergolong kriteria minimal berminat pada siklus I dan siklus II ... 82

Gambar 4.2 Grafik peningkatan rata-rata nilai minat siswa siklus I dan siklus II ... 83

Gambar 4.3 Grafik persentase peningkatan jumlah siswa yang mencapai KKM siklus I dan siklus II ... 89

Gambar 4.4 Grafik peningkatan nilai rata-rata siswa siklus I dan siklus II ... 90

Gambar 4.5 Interaksi siswa dengan guru saat pembelajaran ... 93

Gambar 4.6 Penggunaan model ... 97

Gambar 4.7 Pemanfaatan hasil konstruksi siswa ... 102

(21)

xix DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1 Surat Ijin

Lampiran Surat Ijin Penelitian ... 117

Lampiran Surat Keterangan Sudah Melakukan Penelitian ... 118

Lampiran 2 Silabus Lampiran Silabus ... 120

Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Lampiran RPP Siklus 1 pertemuan 1 ... 126

Lampiran RPP Siklus 1 pertemuan 2 ... 135

Lampiran RPP Siklus 2 pertemuan 1 ... 144

Lampiran RPP Siklus 2 pertemuan 2 ... 154

Lampiran 4 Lembar Kuisioner Lampiran Lembar Kuisioner Siap Disebar ... 166

Lampiran 5 Daftar Kondisi Awal Prestasi Belajar Lampiran Nilai Ulangan Harian Materi Pengukuran ... 169

Lampiran 6 Hasil Validasi Instrumen Penelitian Lampiran Validasi Perangkat Pembelajaran Validator I ... 171

Lampiran Validasi Perangkat Pembelajaran Validator II ... 177

Lampiran Validasi Perangkat Pembelajaran Validator III ... 183

Lampiran Validasi Kuisioner ... 189

Lampiran 7 Validitas Soal Evaluasi Siklus I dan Siklus II Lampiran Nilai r Product Moment ... 197

Lampiran Validitas Soal Evaluasi Siklus I ... 198

Lampiran Validitas Soal Evaluasi Siklus II ... 199

Lampiran 8 Reliabilitas Soal Evaluasi Siklus I dan Siklus II Lampiran Reliabilitas Soal Evaluasi Siklus I ... 201

Lampiran Reliabilitas Soal Evaluasi Siklus II ... 201

Lampiran 9 Contoh Hasil Pekerjaan Lembar Kerja Siswa Lampiran LKS Siklus I Pertemuan I ... 203

(22)

xx

Lampiran LKS Siklus II Pertemuan I... 205 Lampiran LKS Siklus II Pertemuan II ... 206 Lampiran 10 Contoh Hasil Pekerjaan Soal Evaluasi Siklus I dan Siklus II

Lampiran Hasil Pekerjaan Soal Evaluasi Siklus I ... 208 Lampiran Hasil Pekerjaan Soal Evaluasi Siklus II ... 211 Lampiran 11 Contoh Hasil Kuisioner Minat Awal, Siklus I,, dan Siklus II

Lampiran Hasil Kuisioner Minat Awal ... 214 Lampiran Hasil Kuisioner Minat Siklus I ... 216 Lampiran Hasil Kuisioner Minat Siklus II ... 218 Lampiran 12 Data Minat Kondisi Awal

Lampiran Tabel Daftar Skor Minat Kondisi Awal Siswa ... 221 Lampiran Observasi Minat Kondisi Awal ... 222 Lampiran 13 Data Hasil Kuisioner Minat Siklus I dan Siklus II

Lampiran Tabel Daftar Skor Minat Siklus I ... 224 Lampiran Tabel Daftar Skor Minat Siklus II ... 225 Lampiran 14 Daftar Nilai Evaluasi Siklus I dan Siklus II

Daftar Nilai Evaluasi Siklus I dan Siklus II ... 227 Lampiran 15 Hasil Wawancara Kondisi Awal

Lampiran Tabel Hasil Wawancara ... 229 Lampiran 16 Foto-foto Pelaksanaan Penelitian

(23)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah upaya yang terorganisasi, berencana, dan berlangsung

secara terus-menerus sepanjang hayat untuk membina siswa menjadi manusia

yang dewasa dan berbudaya. Upaya ini berorientasi pada asas pendidikan yang

mengembangkan seluruh aspek potensi siswa, diantaranya aspek kognitif, afektif,

dan psikomotorik (Susanto, 2013: 85).

Matematika merupakan salah satu mata pelajaran penting di sekolah

dasar. Matematika adalah salah satu disiplin ilmu pasti yang mengungkapkan

ide-ide abstrak yang berisi simbol-simbol yang terdapat aktivitas berhitung dan

mampu meningkatkan kemampuan berpikir dan berpendapat dalam memecahkan

masalah dalam kehidupan bermasyarakat sehari-hari (Susanto, 2013: 185).

Matematika diajarkan pada setiap jenjang pendidikan. Salah satunya pada jenjang

sekolah dasar. Mata pelajaran matematika pada jenjang Sekolah Dasar merupakan

modal atau dasar bagi siswa untuk melanjutkan pengetahuan ke tingkat

berikutnya. Mata pelajaran matematika mengajarkan kita untuk dapat mengenal

angka dan mengoperasikannya. Disamping itu, mata pelajaran matematika

berkaitan dengan dunia sekitar kita. Kita mampu mengukur benda yang ada di

sekitar kita dengan matematika.

Menurut Cockroft (dalam Abdulrahman, 2009: 253) matematika perlu

diajarkan kepada siswa karena mempunyai peran; 1) selalu digunakan dalam

(24)

matematika yang sesuai; 3) merupakan sarana komunikasi kuat, singkat, dan

jelas; 4) dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai

cara; 5) meningkatkan kemampuan berpikir logis, ketelitian, dan kesadaran

keruangan, dan; 6) memberikan kepuasan terhadap usaha memecahkan

masalah yang menantang. Berdasarkan hal tersebut maka matematika perlu

diajarkan kepada setiap siswa sejak dini.

Guru dan siswa bersama-sama menjadi pelaku terlaksananya tujuan

pembelajaran matematika di sekolah dasar. Tujuan pembelajaran akan mencapai

hasil yang maksimal apabila pembelajaran berjalan dengan efektif. Pembelajaran

efektif adalah pembelajaran yang mampu melibatkan seluruh siswa secara aktif

(Susanto, 2013: 187-188). Pembelajaran matematika adalah suatu proses belajar

mengajar yang dibangun oleh guru untuk mengembangkan kreativitas berpikir

siswa yang dapat meningkatkan kemampuan mengkonstruksi pengetahuan baru

sebagai upaya meningkatkan penguasaan yang baik terhadap materi matematika

(Susanto, 2013: 186). Pembelajaran matematika tidak hanya cukup dengan

membaca, tetapi kita harus menyediakan tenaga yang lebih untuk memahami

definisi, rumus, berlatih soal, berlatih kemampuan analisis, dan sebagainya

(Nurhidayati, 2013: 42). Sanjaya (2006: 1) juga mengungkapkan bahwa siswa

dalam proses pembelajaran di dalam kelas perlu diarahkan pada kemampuan

memahami informasi yang diperolehnya lalu dihubungkan dengan kehidupan

nyata sehari-hari. Siswa dapat menggunakan pengalaman yang didapat dalam

kehidupan sehari-hari sebagai sarana untuk belajar. Salah satu cara untuk

menumbuhkan minat dan prestasi belajar matematika disini adalah dengan

(25)

pembelajaran. Pembelajaran realistik yaitu penggunaan lingkungan dunia nyata

yang ada di lingkungan sekitar agar lebih mudah dipahami siswa guna

memperlancar dan mempermudah proses pembelajaran matematika. Banyak siswa

yang kurang bersemangat dalam mengikuti proses pembelajaran. Salah satu hal

yang mempengaruhi semangat siswa adalah minat siswa pada penyajian materi

yang disampaikan.

Hasil wawancara antara peneliti dengan guru kelas II SDN Plaosan 2,

Mlati, Sleman, Yogyakarta pada tanggal 5 Juni 2015 mengatakan bahwa

rendahnya prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran matematika dikarenakan

oleh siswa yang sering bermalas-malasan, ribut sendiri ketika guru sedang

menerangkan dan siswa kurang berminat terhadap pelajaran yang diberikan guru.

Kegiatan pembelajaran yang dilakukan juga lebih banyak menggunakan metode

ceramah tanpa di dukung metode pembelajaran yang bervariasi, sehingga

pembelajaran tampak monoton dan kurang melibatkan siswa secara aktif. Siswa

tidak dihadapkan pada realitas yang memuat masalah matematika atau hitungan dalam

pembelajaran matematika. Guru enggan melaksanakan pembelajaran dengan

menggunakan alat peraga maupun metode yang lebih menyenangkan atau

membantu siswa menemukan proses belajarnya.

Menurut guru kelas II SDN Plaosan 2 salah satu materi pada pembelajaran

Matematika kelas II SDN Plaosan 2 adalah pengukuran. Pengukuran dalam hal ini

mengukur menggunakan alat ukur panjang tidak baku dan baku. Pemahaman

siswa pada materi pengukuran menggunakan alat ukur panjang tidak baku dan

baku pada siswa kelas II masih kurang, di lain sisi pelajaran matematika

(26)

mengukur menggunakan alat ukur panjang tidak baku dan baku. Hasil observasi

dokumen yang dilakukan oleh peneliti di SDN Plaosan 2 Mlati, Sleman,

Yogyakarta pada tanggal 5 Juni 2015 yaitu hasil rata-rata nilai ulangan harian

SDN Plaosan 2 kelas I I tahun 2013/2014 sebagai kondisi awal adalah 62,94.

Jumlah siswa yang mencapai KKM adalah 8 siswa dari 17 siswa (47,06%),

sedang KKM nilai matematika yang ditetapkan adalah 65.

Hasil observasi kelas yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 30 Juli

2015, peneliti menemukan rendahnya minat siswa terhadap pembelajaran

matematika yang sedang berlangsung di kelas. Dari 19 orang siswa di kelas II

SDN Plaosan 2 yang diamati, terdapat 6 orang anak atau sebanyak 31,59% anak

yang mau atau berani bertanya kepada guru. Siswa yang berani mengangkat

tangan ada 9 orang anak atau sekitar 47,37% siswa. Adapun siswa yang berani

menjawab pertanyaan dari guru hanya 9 orang anak atau bila hitung dalam persen

sekitar 47,37% siswa. Hanya 21,1% atau 4 orang siswa yang berani menuliskan

jawaban mereka pada papan tulis di depan kelas. Siswa yang tidak memperhatikan

ini mencapai 15 siswa, atau sekitar 78,95% dari keseluruhan jumlah siswa. Ini

menunjukkan sangat rendahnya minat yang ada pada siswa kelas II SDN Plaosan

2 Tahun Ajaran 2015/2016.

Selain melakukan wawancara, pengambilan data dokumen hasil belajar

siswa, dan observasi kelas, peneliti juga melakukan penyebaran kuisioner pada

tanggal 3 Agustus 2015 untuk memperkuat data kondisi awal siswa. Berdasarkan

kuisioner yang telah disebar, diperoleh data rata-rata semua siswa yang

berdasarkan ciri-ciri minat siswa yang dijadikan sebagai indikator yang

(27)

senang siswa berada pada rata-rata 1,53 dari skala angka 1 sampai 5, hal ini

menunjukkan bahwa siswa kurang senang pada pembelajaran matematika.

Indikator yang kedua yaitu siswa terfokus dalam proses pembelajaran berada pada

rata-rata 1,48, hal ini menunjukkan siswa tidak terfokus dalam proses

pembelajaran matematika. Indikator yang ketiga yaitu siswa tertarik pada materi

pembelajaran berada pada rata-rata 1,74, hal ini menunjukkan siswa tidak tertarik

pada materi pembelajaran matematika. Indikator yang terakhir adalah siswa yang

menunjukkan keikutsertaan dalam pembelajaran, rata-ratanya adalah 1,68, hal ini

menunjukkan siswa kurang aktif pada keikutsertaannya dalam pembelajaran

matematika. Berdasarkan data keempat indikator minat tersebut, dapat

disimpulakan bahwa siswa tidak berminat terhadap pembelajaran matematika.

Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) merupakan suatu

pendidikan matematika yang dihasilkan dari adaptasi Realistic Mathematic

Education (RME) yang disesuaikan dengan kondisi budaya, geografi dan

kehidupan masyarakat Indonesia sehari-hari (Suryanto, 2010: 37). Menurut

Supinah (2008: 14) RME adalah landasan filosofi PMRI. RME merupakan

teori pembelajaran matematika yang dikembangkan di Belanda. Teori

ini berangkat dari pendapat Fruedenthal bahwa matematika merupakan

aktivitas insani dan harus dikaitkan dengan realitas. Menurut Wijaya (2012: 20)

Pendidikan Matematika Realistik adalah suatu pendekatan mata pelajaran

matematika yang selalu menggunakan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari.

Peneliti memilih menggunakan pendekatan Pendidikan Matematika

Realistik Indonesia (PMRI) untuk mengatasi rendahnya minat siswa terhadap

(28)

suatu teori pembelajaran yang dikembangkan khusus untuk matematika. Konsep

PMRI sejalan dengan kebutuhan untuk memperbaiki pendidikan matematika di

Indonesia yang didominasi oleh persoalan bagaimana meningkatkan pemahaman

siswa tentang matematika dan mengembangkan daya nalar (Daryanto dan Tasrial,

2012: 151). Pendekatan PMRI belum pernah diterapkan dalam pembelajaran

matematika di kelas II SDN Plaosan 2. Untuk pembelajaran selanjutnya peneliti

akan melakukan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan PMRI, karena

dengan pembelajaran yang lebih bervariasi dapat meningkatkan peran serta siswa

dan minat siswa dalam pembelajaran matematika di kelas. Oleh karena itu peneliti

akan melaksanakan penelitian dengan judul “Peningkatan minat dan prestasi

belajar menggunakan pendekatan PMRI pada mata pelajaran matematika untuk

siswa kelas II SDN Plaosan 2”.

1.2 Batasan Masalah

Penerapan pendekatan PMRI dibatasi pada standar kompetensi

menggunakan pengukuran waktu, panjang dan berat dalam pemecahan masalah

kompetensi dasar menggunakan alat ukur panjang tidak baku dan baku (cm,m)

yang sering digunakan pada siswa kelas II SDN Plaosan 2 Tahun Pelajaran

2015/2016. Pendekatan ini menggunakan media alat ukur yang sering dijumpai

dalam kehidupan sehari-hari. Penerapan pendekatan PMRI digunakan untuk

(29)

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1.3.1 Bagaimana pelaksanaan pendekatan PMRI dalam upaya meningkatkan

minat dan prestasi belajar pada siswa kelas II SDN Plaosan 2?

1.3.2 Apakah penerapan pendekatan PMRI dapat meningkatkan minat pada

siswa kelas II SDN Plaosan 2?

1.3.3 Apakah penerapan pendekatan PMRI dapat meningkatkan prestasi belajar

pada siswa kelas II SDN Plaosan 2?

1.4 Batasan Pengertian

Agar terhindar dari penafsiran-penafsiran yang keliru, maka

peneliti memberikan batasan-batasan pengertian dalam penelitian ini

sebagai berikut.

1.4.1 Prestasi Belajar

Prestasi belajar adalah penguasaan atau kemampuan untuk menguasai

pelajaran yang diterima oleh seseorang. Dalam penelitian ini dibatasi pada

aspek kognitif.

1.4.2 Pendidikan Matematika Realistik Indonesia ( PMRI )

PMRI merupakan pendekatan pembelajaran matematika yang menyajikan

masalah secara kontekstual/realistik, melibatkan peserta didik untuk

memecahkan masalah dengan caranya sendiri, atau dalam kelompok.

P M R I menciptakan suasana pembelajaran yang menarik dan

(30)

1.4.3 Minat

Minat merupakan suatu keadaan dalam diri seseorang yang memiliki

ketertarikan pada suatu hal yang ditunjukan pada dirinya. Minat dapat

dipengaruhi atau dirangsang oleh faktor-faktor lain yang berasal dari luar

diri seseorang tersebut.

1.4.4 Alat Ukur

Alat ukur merupakan media yang sering digunakan dalam kehidupan

sehari-hari yang digunakan oleh guru dan siswa untuk membantu pemahaman dan

penguasaan materi siswa terkait dengan materi pembelajaran alat ukur

panjang tidak baku dan baku yang sering digunakan. Alat ukur panjang

tidak baku seperti jengkal, depa, hasta, dan langkah, sedangkan alat ukur

panjang baku seperti penggaris dan meteran.

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut tujuan dari penelitian ini sebagai

berikut:

1.5.1 Menjelaskan pelaksanaan pendekatan PMRI dalam upaya meningkatkan

minat dan prestasi belajar pada siswa kelas II SDN Plaosan 2.

1.5.2 Meningkatkan dan mengetahui peningkatkan minat pada siswa kelas II

SDN Plaosan 2 melalui penerapan pendekatan PMRI.

1.5.3 Meningkatkan dan mengetahui peningkatkan prestasi belajar pada siswa

(31)

1.6 Pemecahan Masalah

Rendahnya minat dan prestasi belajar siswa kelas II SDN Plaosan 2 pada

kompetensi dasar menggunakan alat ukur panjang tidak baku dan baku (cm,m)

yang sering digunakan akan diatasi dengan menggunakan Pendekatan PMRI.

1.7 Manfaat Penelitian

Peneliti berharap penelitian ini dapat memberikan manfaat baik untuk :

1.7.1 Bagi Siswa

a. Siswa memiliki pengalaman baru dalam kegiatan belajar, sehingga

dapat meningkatkan prestasi belajar.

b. Siswa dapat mengembangkan potensi mereka dengan terlibat aktif

dalam pembelajaran.

1.7.2 Bagi Guru

Dapat memperoleh inspirasi melakukan PTK dengan pendekatan

PMRI. Pendekatan PMRI juga dapat digunakan guru agar dapat

meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa.

1.7.3 Bagi Sekolah

Sebagai bahan masukan dan pertimbangan dalam menerapkan

pendekatan PMRI dalam upaya meningkatkan minat dan prestasi belajar

siswa.

1.7.4 Bagi Peneliti

a. Merupakan pengalaman yang dapat dikembangkan dalam

pembelajaran

b. Menambah wawasan baru bagi peneliti tentang pendekatan PMRI

(32)

10 BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Kajian Teori

2.1.1 Minat Belajar

2.1.1.1Pengertian Minat Belajar

Menurut Sukardi (dalam Susanto, 2013: 57) menjelaskan bahwa

minat dapat diartikan sebagai suatu kegemaran, kesukaan atau

kesenangan pada sesuatu hal yang dijumpai. Minat merupakan sifat

yang relatif menetap pada diri seseorang. Minat adalah suatu rasa

ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas yang berasal dari hubungan

antara diri sendiri dengan dengan sesuatu diluar diri tanpa ada yang

memerintah ( Slameto, 2010: 180). Minat adalah dorongan dalam diri

seseorang yang menimbulkan ketertarikan atau perhatian secara efektif,

yang menyebabkan dipilihnya suatu objek atau kegiatan yang

menguntungkan, menyenangkan, dan lama-kelamaan akan

mendatangkan kepuasan dalam dirinya (Susanto, 2013: 58). Minat

berpengaruh terhadap kegiatan seseorang yang akan dilakukan,

sebaliknya tanpa minat seseorang tidak akan melakukan sesuatu.

Minat belajar adalah suatu kerangka mental yang terdiri dari

perpaduan gerak dan campuran dari perasaan, kecemasan, dan

kecenderungan lainnya yang mengarahkan individu kepada suatu

pilihan tertentu (Sukardi, 1987: 25). Minat belajar membentuk sikap

(33)

Dari pengertian keempat tokoh tersebut, maka peneliti

menyimpulkan bahwa minat belajar adalah perpaduan gerak dan

campuran perasaan dalam suatu ketertarikan atau kesukaan pada suatu

objek atau aktivitas yang menyebabkan dipilihnya suatu objek atau

aktivitas menarik yang bersifat menetap pada diri seseorang.

2.1.1.2Indikator Mengukur Minat Belajar

Menurut Hurlock (dalam Susanto, 2013: 62) mengungkapkan

beberapa ciri-ciri minat yang dapat dijabarkan sebagai berikut:

1. Minat tumbuh bersamaan dengan perkembangan fisik dan mental.

Pada dasarnya minat dapat berubah-berubah selama masih terjadi

perubahan fisik dan perubahan mental. Oleh karena itu maka

perkembangan fisik dan mental pada setiap siswa akan tumbuh secara

bersamaan dengan minatnya.

2. Minat tergantung pada kesiapan belajar.

Ada atau tidak adanya minat siswa dalam pembelajaran tergantung

pada kesiapan belajar. Fisik dan mental siswa berpengaruh pada

kesiapan belajar siswa. Jadi perlu persiapan fisik dan mental yang baik

sebelum mengikuti pembelajaran.

3. Minat bergantung pada kesempatan belajar

Lingkungan dan minat memiliki pengaruh yang besar pada

kesempatan siswa untuk belajar. Dengan bertambah luasnya interaksi

(34)

yang baru di kenal. Jadi bisa disampaikan bahwa minat bergantung

pada seseorang untuk mencari situasi baru untuk belajar.

4. Perkembangan minat mungkin terbatas

Kurang baiknya fisik dan mental akan membatasi minat anak.

Anak yang mempunyai fisik yang normal memiliki perbedaan minat

dengan anak yang memiliki cacat fisik.

5. Minat dipengaruhi pengaruh budaya

Minat akan tergantung pada lingkup budaya yang mereka tekuni

dengan baik. Budaya lingkungan sekitar merupakan pengaruh yang

paling besar terhadap kepribadian yang berimbas pada minat siswa.

6. Minat berbobot emosional

Emosi yang tidak menyenangkan akan menghambat atau

melemahkan minat siswa. Pembelajaran yang menarik dan

menyenangkan tidak akan memimbulkan siswa emosi.

7. Minat itu egosentrism

Minat akan menuntun seseorang untuk mencapai tujuan yang

diinginkan. Minat memiliki sifat sangat pribadi.

Dari tujuh ciri-ciri minat menurut tokoh Hurlock tersebut, peneliti

dan validator ahli bersepakat membuat menjadi empat indikator yang

mewakili tujuh ciri-ciri minat belajar tersebut, berikut empat ciri-ciri

minat adalah sebagai berikut:

1. Timbul perasaan senang dalam pembelajaran

Setiap orang yang berminat akan menumbuhkan perasaan

(35)

ataupun diterimanya, maka minat belajar siswa tersebut akan tumbuh

dan akan memunculkan hal-hal baru yang dapat dihasilkan dari

perasaan senangnya tersebut.

2. Sangat terfokus dalam proses pembelajaran.

Orang yang dikatakan berminat akan menjadi terfokus pada satu

hal, bukan hanya pada pelajaran. Orang yang berminat akan

memberikan perhatian yang penuh kepada apa yang diamatinya, seolah

orang tersebut ingin mengetahui tentang keseluruhan yang ada pada hal

yang diamatinya tersebut.

3. Tertarik pada materi pembelajaran.

Ketika orang telah berminat pada suatu hal, orang tersebut akan

memberikan seluruh perhatiannya pada hal yang diamatinya, meskipun

hal yang diamatinya tersebut adalah hal yang sulit, termasuk pada

materi pembelajaran yang sulit. Seorang individu akan menunjukkan

minatnya pada hal yang sulit ketika individu menemukan hal yang

menarik yang diperolehnya.

4. Keikutsertaan dalam pembelajaran.

Minat mendorong seorang individu akan menjadi aktif pada saat

mengikuti proses pembelajaran. Mulai dari aktif dalam bertanya,

menjawab, melakukan aktivitas gerak. Keaktifan ini berunjuk pada rasa

ingin tahu akan hal apa yang dipelajarinya selama mengikuti proses

pembelajaran.

Dari ciri-ciri tersebut dapat dibuat indikator untuk mengukur minat

(36)

1. Timbul perasaan senang

2. Terfokus dalam proses pembelajaran.

3. Tertarik pada materi pembelajaran

4. Keikutsertaan dalam pembelajaran.

2.1.1.3Faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar

Menurut Abdul (2006: 45) minat belajar siswa dipengaruhi oleh

berbagai faktor, yaitu :

a. Objek belajar.

Obyek penelitian ini adalah minat dan prestasi belajar pada siswa

kelas II SDN Plaosan 2 mata pelajaran matematika Kompetensi

Dasar Menggunakan alat ukur panjang tidak baku dan baku (cm, m)

yang sering digunakan menggunakan pendekatan PMRI.

b. Metode, strategi dan pendekatan pembelajaran yang digunakan oleh

guru.

Pendekatan pada penelitian ini adalah dengan menggunakan

pendekatan PMRI.

c. Sikap dan perilaku guru.

Perilaku guru dalam pembelajaran sangat berpengaruh pada minat

siswa untuk mengikuti pembelajaran di kelas.

d. Media pembelajaran.

Media pembelajarn pada penelitian ini menggunakan beberapa alat

ukur. Alat ukur merupakan media yang sering digunakan dalam

(37)

membantu pemahaman dan penguasaan materi siswa terkait dengan

materi pembelajaran alat ukur panjang tidak baku dan baku yang

sering digunakan. Alat ukur panjang tidak baku seperti jengkal,

depa, hasta, dan langkah, sedangkan alat ukur panjang baku seperti

penggaris dan meteran.

e. Lingkungan belajar.

Seorang anak membutuhkan lingkungan yang kondusif untuk untuk

tumbuh dan berkembang dengan baik. Siswa dapat menggunakan

pengalaman yang didapat dalam kehidupan sehari-hari sebagai

sarana untuk belajar. Penggunaan lingkungan dunia nyata yang ada di

lingkungan sekitar agar lebih mudah dipahami siswa guna

memperlancar dan mempermudah proses pembelajaran matematika,

sehingga dapat tercapai tujuan pendidikan yang lebih baik

f. Suara guru

Suara guru atau peneliti saat pembelajaran di dalam kelas

berlangsung harus lantang dan jelas karena suara guru berpengaruh

pada pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran yang

diajarkan.

2.1.2 Prestasi Belajar

2.1.2.1 Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi belajar adalah kemampuan, keterampilan, dan sikap

sesorang dalam menyelesaikan suatu hal. Prestasi belajar merupakan suatu

(38)

sepanjang rentang kehidupannya manusia selalu mengejar prestasi menurut

bidang dan kemampuan masing-masing (Arifin, 1988: 3).

2.1.2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Prestasi belajar yang telah dicapai siswa merupakan hasil dari

interaksi antara faktor dalam diri (faktor internal) dan faktor luar diri (faktor

eksternal) Ahmadi dan Supriyono (1991: 130-131).

1. Faktor Internal

Faktor internal adalah faktor jasmaniah (fisiologis) baik yang

bersifat bawaan maupun yang diperoleh, yang termasuk faktor ini misalnya

penglihatan, pendengaran dan struktur tubuh. Kedua adalah faktor

psikologis seperti prestasi, sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi,

emosi, penyesuaian diri.

2. Faktor Eksternal

Faktor eksternal terdiri dari faktor sosial, budaya, dan lingkungan.

Faktor sosial meliputi lingkungan keluarga, sekolah, kelompok, dan

masyarakat. Faktor budaya meliputi adat istiadat, ilmu pengetahuan,

teknologi, dan kesenian. Faktor lingkungan meliputi keadaan rumah,

fasilitas rumah dan fasilitas belajar, iklim dan lain-lain.

Berdasarkan pendapat tokoh tersebut, maka peneliti menemukan

beberapa faktor dalam penelitian ini yang kiranya dianggap berpengaruh

pada prestasi belajar siswa. Faktor tersebut yaitu minat, motivasi, keluarga,

(39)

2.1.3 Pengertian Matematika

Matematika adalah bahasa dan aturan yang terdefinisi dengan baik,

penalaran yang jelas dan sistematis, dan terstruktur antar konsep yang berkaitan,

Depdiknas (dalam Susanto, 2013: 184). Matematika adalah salah satu disiplin

ilmu pasti yang mengungkapkan ide-ide abstrak yang berisi simbol-simbol yang

terdapat aktivitas berhitung dan mampu meningkatkan kemampuan berpikir dan

berpendapat dalam memecahkan masalah dalam kehidupan bermasyarakat

sehari-hari (Susanto, 2013: 185). Matematika adalah sesuatu yang berkaitan dengan

ide-ide/ konsep-konsep abstrak yang tersusun secara hierarki melalui penalaran yang

bersifat deduktif (Triharso, 2013: 46).

Berikut beberapa prinsip penerapan pembelajaran matematika di usia

sekolah menurut Triharso (2013: 47), yaitu :

1. Matematika diajarkan secara bertahap dalam bentuk permainan, diawali

dengan menghitung benda-benda atau hasil pengalaman peristiwa konkret

yang dialami siswa melalui pengamatan terhadap lingkungan sekitar.

2. Pengetahuan dan keterampilan pada permainan matematika diberikan secara

bertahap menurut tingkat kesulitannya, misal dari konkret ke abstrak, mudah

ke sukar, dan dari tingkat sederhana ke yang lebih kompleks.

3. Bahasa yang digunakan dalam pengenalan konsep berhitung sebaiknya

menggunakan bahasa sederhana yang mudah dipahami siswa.

4. Proses evaluasi hasil perkembangan anak harus dimulai dari awal sampai

akhir kegiatan pembelajaran.

Menurut ketiga tokoh tersebut, matematika merupakan salah satu ilmu pasti

(40)

aktivitas berhitung dan dapat meningkatkan kemampuan berpikir induktif dan

deduktif dalam memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari.

2.1.4 Pengukuran Panjang

2.1.4.1 Pengukuran Panjang Menggunakan Satuan Tidak Baku

Pengukuran panjang menggunakan satuan tidak baku (Purnomosidi, 2008: 49-51) yaitu:

1. Konsep Panjang

Ukuran panjang suatu obyek adalah banyaknya satuan panjang yang digunakan untuk menyusun secara berjajar dan berkesinambungan

dari ujung obyek ke ujung berikutnya. Pengalaman belajar siswa tentang

pengukuran panjang dimulai untuk mengukur panjang dengan

menggunakan satuan tidak baku. Satuan tidak baku yang digunakan harus

sesuai dengan benda yang diukur panjangnya. Contoh satuan tidak baku

jengkal digunakan untuk mengukur tepi suatu meja, klip digunakan untuk

mengukur panjang suatu pensil.

2. Pada kegiatan pengukuran panjang ini penekanan yang harus

diperhatikan adalah:

a. Benda yang diukur

b. Satuan ukuran tidak baku yang tepat digunakan untuk mengukur

panjang benda.

c. Cara mengukur

(41)

3. Pada awal kegiatan untuk penanaman konsep, yang perlu diperhatikan

adalah:

a. Tersedianya satuan ukuran yang digunakan sesuai dengan panjang

obyek.

b. Hasil pengukuran ditunjukkan dengan banyaknya satuan ukuran

yang berjejer pada obyek yang diukur.

c. Pensil yang sama panjang diukur dengan 2 satuan panjang tidak

baku yang tidak sama panjang.

d. Pada tahap berikutnya satuan yang digunakan untuk mengukur

cukup 1 saja, yaitu dengan cara memberi tanda setiap kali habis

[image:41.595.82.515.116.631.2]

mengukur.

Gambar 2.1 Mengukur menggunakan satuan tidak baku

4.Pada akhir kegiatan siswa memperoleh pemahaman sebagai berikut.

a. Suatu benda diukur dengan menggunakan satuan ukuran yang berbeda

akan diperoleh hasil yang berbeda. Oleh karena itu apabila kita

menghendaki hasil pengukuran yang sama untuk suatu obyek, maka

satuan yang digunakan harus sama panjang. Hal ini akan menuju pada

penggunaan satuan baku.

b. Banyaknya satuan ukuran yang digunakan cukup 1 saja. Untuk setiap

(42)

2.1.4.2Pengukuran Panjang Menggunakan Satuan Baku

Pengukuran panjang menggunakan satuan baku (Purnomosidi,

2008: 52-54) yaitu:

1. Penekanan yang harus diperhatikan adalah: Benda yang diukur

a. Satuan ukuran baku berupa penggaris dan meteran plastik

b. Cara mengukur

c. Hasil dari pengukuran

d. Pembacaan/pengucapan satuan ukuran yang digunakan misalnya cm

[image:42.595.93.508.218.619.2]

(sentimeter), m (meter)

Gambar 2.2 Mengukur menggunakan satuan baku

2.1.5 Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) 2.1.5.1 Pengertian PMRI

Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) merupakan

suatu pendidikan matematika yang dihasilkan dari adaptasi Realistic

Mathematic Education (RME) yang disesuaikan dengan kondisi budaya,

geografi dan kehidupan masyarakat Indonesia sehari-hari (Suryanto, 2010:

37). Menurut Supinah (2008: 14) RME adalah landasan filosofi PMRI. RME

merupakan teori pembelajaran matematika yang dikembangkan di

Belanda. Teori ini berangkat dari pendapat Fruedenthal bahwa

(43)

Menurut Supinah (2008: 14) pembelajaran matematika tidak dapat

dipisahkan dari sifat matematika seseorang memecahkan masalah,

mencari masalah, dan mengorganisasi atau matematisasi materi pelajaran.

Menurut Wijaya (2012: 20) Pendidikan Matematika Realistik

adalah suatu pendekatan mata pelajaran Matematika yang yang selalu

menggunakan permasalahan sehari-hari. Menurut Soedjadi (2001: 2)

pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan realistik pada

dasarnya adalah penggunaan lingkungan alam nyata yang ada di sekitar untuk

dipahami siswa guna memperlancar dan mempermudah proses pembelajaran

matematika, sehingga dapat tercapainya tujuan pendidikan yang lebih baik.

Soedjadi juga menjelaskan bahwa realita atau kenyataan adalah hal-hal nyata

yang bersifat konkret yang dapat diamati dan dapat dipahami oleh siswa

dengan cara membayangkannya.

Dari pengertian keempat tokoh tersebut dapat disimpulkan bahwa

PMRI adalah pendekatan pada pembelajaran matematika yang mendorong

siswa untuk menerapkan hubungan antara materi dengan permasalahan

kehidupan sehari-hari. PMRI mengutamakan keaktifan siswa untuk

menemukan materi yang berhubungan dengan permasalahan kehidupan

nyata.

2.1.5.2 Prinsip-prinsip PMRI

Menurut Suryanto (2010: 41-43) prinsip PMRI adalah sebagai

berikut:

a. Prinsip penemuan kembali secara terbimbing dan prinsip matematika

(44)

menekankan pada “penemuan kembali” secara terbimbing. Penemuan

kembali permasalahan yang realistik, yang mengandung topik-topik materi

matematika dan memberi kesempatan pada siswa untuk membangun dan

menemukan ide-ide gagasan pada konteks matematika. Prinsip matematika

progresif adalah prinsip yang menekankan “matematisasi” diartikan

sebagai upaya yang mengarahkan pada pemikiran matematis. Dikatakan

progresif karena terdiri atas dua langkah yang berurutan, yaitu (i)

matematisasi horizontal (berawal dari masalah realistik yang diberikan dan

berakhir pada matematika formal), (ii) matematika vertikal (dari

matematika formal ke matematika formal yang lebih luas).

b. Prinsip fenomologi didaktis, prinsip ini menekankan pada fenomena

pembelajaran yang bersifat mendidik dan menekankan pentingnya masalah

kontekstual untuk memperkenalkan topik-topik matematika kepada siswa.

Masalah kontekstual dipilih dengan mempertimbangkan aspek kecocokan

aplikasi yang harus diantisipasi dalam pembelajaran dan kecocokan

dengan proses reinvention, yang berarti bahwa konsep, aturan, dan cara

model matematis tidak disediakan atau diberitahukan oleh guru, tetapi

siswa yang berusaha sendiri untuk menemukan permasalahan kontekstual

yang diberikan oleh guru.

c. Prinsip membangun sendiri model, yaitu prinsip yang menunjukkan fungsi

“jembatan” yang berupa model. Prinsip ini berpangkal pada masalah

kontekstual lalu menuju ke matematika formal, serta ada kebebasan pada

(45)

2.1.5.3 Karakteristik PMRI

Menurut Suryanto (2010: 44) terdapat 5 karakteristik pendekatan

matematika realistik yaitu:

1. Menggunakan Konteks

Pembelajaran menggunakan masalah kontekstual, terutama pada taraf

penemuan konsep baru, sifat-sifat baru, atau prinsip-prinsip baru.

2. Menggunakan Model

Istilah model berkaitan dengan masalah situasi dan model matematika

yang dikembangkan sendiri oleh siswa, mengaktualisasikan masalah

kebentuk visual sebagai sarana untuk memudahkan pengajaran.

3. Menggunakan Kontribusi Siswa

Kontribusi yang besar diharapkan pada proses belajar mengajar datang

dari siswa artinya semua pikiran (kontruksi dan produksi) dihasilkan oleh

siswa itu sendiri.

4. Menggunakan Format Interaktif

Mengoptimalkan proses pembelajaran melalui interaksi siswa dengan guru

dan siswa dengan sarana dan prasarana merupakan hal terpenting dalam

pembelajaran matematika realistik.

5. Memanfaatkan Keterkaitan

Struktur dan konsep matematika saling berkaitan maka dari itu keterkaitan

antar topik (unit pelajaran) tersebut harus dieksplorasi agar proses

(46)

2.1.5.4 Kelebihan PMRI

Menurut Traffers (dalam Susanto, 2013: 207) kelebihan pembelajaran

matematika realistik antara lain:

1. Siswa diperkenalkan untuk masuk ke dalam matematika secara alamiah

dan termotivasi.

2. Pembelajaran mengangkat masalah-masalah yang kontekstual bagi siswa

(fakta).

3. Siswa mengalami langsung pengalaman belajar.

2.1.6 Karakteristik Siswa Sekolah Dasar

Satu hal yang tidak boleh dilupakan oleh guru adalah hendaknya

memahami karakretistik siswa yang akan diajarnya. Anak yang berada di sekolah

dasar memiliki potensi yang perlu didorong sehingga dapat berkembang dengan

optimal, maka dari itu guru perlu mengetahui tugas-tugas perkembangan

(Susanto, 2013: 70). Menurut Havighurst (dalam Susanto, 2013: 72) masa

kanak-kanak akhir dan anak sekolah, yaitu usia 6-12 tahun memiliki tugas-tugas

perkembangan sebagai berikut :

1. Belajar keterampilan fisik untuk olahraga sehari-hari.

2. Membentuk sikap tetap sehat terhadap dirinya sebagai anak yang sedang

pada masa pertumbuhan.

3. Belajar berinteraksi dengan teman sebaya.

4. Belajar peranan sosial yang sesuai sebagai pria atau wanita.

5. Mengembangkan konsep yang diperlukan bagi kehidupan sehari-hari.

(47)

7. Mencapai kebebasan pribadi.

8. Mengembangkan sikap-sikap terhadap kelompok-kelompok belajar ataupun

bermaian.

2.2 Penelitian yang Relevan

Baskoro (2013) meneliti Peningkatan Minat dan Prestasi Belajar

Matematika tentang Penjumlahan Pecahan dengan Pendekatan PMRI Siswa Kelas V SD N Glagahombo I. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan

pendekatan PMRI dapat meningkatkan minat dan kemampuan siswa di

kelas VA SDN Glagahombo I pada materi penjumlahan pecahan. Hal ini

ditunjukkan pada hasil evaluasi siklus I 45% dari 20 dan meningkat pada

siklus II yaitu 85% dari 20 siswa sudah menguasai materi penjumlahan pecahan.

Kurnianto (2012) meneliti Peningkatan Minat dan Prestasi Belajar

Matematika dengan Menggunakan Pendekatan PMRI Siswa Kelas V Semester Genap SD Kanisius Minggir Tahun Pelajaran 2011/2012. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa penggunaan pendekatan PMRI dapat meningkatkan

minat balajar siswa kelas V SD Kanisius Minggir tahun ajaran 2011/2012

hal ini ditunjukkan dengan kondisi awal minat belajar sebanyak 11 siswa atau

42,31%, pada siklus I mengalami peningkatan yaitu sebanyak 13 siswa atau

50% dan pada siklus II mengalami peningkatan yaitu sebanyak 15 siswa atau

sebesar 57,69%. Penggunaan pendekatan PMRI dapat meningkatkan prestasi

belajar siswa kelas kelas V SD Kanisius Minggir tahun pelajaran 2011/2012

dengan rata-rata kondisi awal sebesar 46,27, rata-rata siklus I sebesar 73,56 dan

(48)

Kumalasari (2014) meneliti Peningkatan Kedisiplinan dan Prestasi

Belajar Kelas V SDN Adisucipto I Mata Pelajaran Matematika Menggunakan Pendekatan PMRI. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedisiplinan meningkat

dalam proses belajar matematika di kelas V dengan menerapkan karakteristik

PMRI yang di dalamnya sudah dimodifikasi dengan adanya kearifan lokal

berupa kedisiplinan. Kemudian hal lain yang digunakan untuk meningkatkan

kedisiplinan siswa adalah dengan menetapkan peraturan kelas diawal sebelum

pembelajran dimulai. Prestasi belajar siswa kelas V SDN Adisucipto pada

mata pelajaran Matematika menggunkan PMRI dapat meningkat. Peningkatan

ini terjadi oleh karena peneliti menyusun pembelajaran dengan

menerapkan karakteristik-karakteristik PMRI. Pada RPP peneliti memulai

dengan karakteristik PMRI yang pertama yaitu “Penggunaan Konteks”.

Penggunaan konteks disini dilakukan dengan memberikan sebuah masalah

realistik yang dekat dengan kehidupan siswa. Masalah realistik yang diberikan

kepada siswa di disusun oleh peneliti agar terdapat keterkaitan dengan materi

yang lain terutama materi yang telah dipelajari oleh siswa.

Ketiga penelitian tersebut relevan dengan penelitian yang akan dilakukan

oleh peneliti karena menggunakan variabel dan pendekatan PMRI dalam

pembelajaran matematika. Pada penelitian ini peneliti menggunakan variabel

minat dan prestasi belajar pada materi mengukur menggunakan alat ukur tidak

baku dan baku, dimana minat belajar siswa didorong menggunakan pendekatan

PMRI yang berpengaruh pada hasil prestasi belajar siswa. Berdasarkan ketiga

penelitian tersebut pendekatan PMRI dapat meningkatkan minat dan prestasi

(49)
[image:49.595.89.508.62.590.2]

Gambar 2.3 Literature Map penelitian-penelitian Relevan

Gambar 2.3 menunjukkan skema penelitian-penelitian yang relevan

dengan penelitian ini. Merujuk pada penelitian relevan yang terdahulu milik

Baskoro (2013), Kurnianto (2012), dan Kumalasari (2014) peneliti melakukan

penelitian dengan judul:

“Peningkatan minat dan prestasi belajar menggunakan pendekatan PMRI pada

mata pelajaran matematika untuk siswa kelas II SDN Plaosan 2”

2.3 Kerangka Berpikir

Setiap anak memiliki bakat dan minat yang tidak sama, baik secara

intelektual maupun perilaku. Maka dari itu, penyelenggaraan pendidikan harus

Baskoro (2013) “Peningkatan Minat dan Prestasi Belajar Matematika tentang

Penjumlahan Pecahan dengan Pendekatan PMRI Siswa Kelas V SD N Glagahombo I”.

Kurnianto (2012) “Peningkatan Minat dan Prestasi Belajar Matematika

dengan Menggunakan Pendekatan PMRI

Siswa Kelas V Semester Genap SD

Kanisius Minggir Tahun Pelajaran 2011/2012”. Kumalasari (2014) “Peningkatan Kedisiplinan dan Prestasi Belajar Kelas V SDN Adisucipto I Mata

Pelajaran Matematika Menggunakan Pendekatan PMRI”.

Penelitian yang dilakukan:

(50)

diorientasikan pada pemenuhan kebutuhan anak, yaitu pendidikan yang

berdasarkan pada minat, kebutuhan anak, dan kemampuan sang anak. Seorang

anak membutuhkan lingkungan yang kondusif untuk untuk tumbuh dan

berkembang dengan baik. Siswa dapat menggunakan pengalaman yang didapat

dalam kehidupan sehari-hari sebagai sarana untuk belajar.

Fungsi minat dalam belajar lebih besar sebagai kekuatan yang

mendorong siswa untuk belajar. Untuk memperoleh hasil yang baik

dalam belajar seorang siswa harus mempunyai minat terhadap pelajaran

sehingga akan mendorong siswa untuk terus belajar. Melihat hal tersebut maka

peran guru di dalam kelas adalah untuk menumbuhkan minat belajar dalam diri

siswa. Tumbuhnya minat dalam diri siswa terhadap mata pelajaran

Matematika khususnya materi menggunakan alat ukur satuan tidak baku dan

baku dapat meningkatkan prestasi belajar. Salah satu cara untuk menumbuhkan

minat dan prestasi belajar matematika disini adalah dengan menggunakan

dunia nyata sebagai titik awal. Pembelajaran matematika dengan menggunakan

pendekatan realistik yaitu penggunaan lingkungan dunia nyata yang ada di

lingkungan sekitar agar lebih mudah dipahami siswa guna memperlancar dan

mempermudah proses pembelajaran matematika, sehingga dapat tercapai tujuan

pendidikan yang lebih baik.

Pendekatan PMRI dapat meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa

karena pembelajaran dengan pendekatan PMRI ini memberikan

kesempatan kepada siswa untuk pengembangan ide dan konsep

matematika dengan menggunakan masalah berdasarkan dunia nyata dengan

(51)

pembelajaran dengan menggunakan pendekatan PMRI meningkatkan minat

belajar dan prestasi belajar matematika dibandingkan dengan menggunakan

metode ceramah.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan PMRI untuk

meningkatkan minat dan prestasi belajar pada mata pelajaran matematika untuk

siswa kelas II SDN Plaosan 2. Materi pembelajaran pada penelitian ini yaitu

mengukur menggunakan alat ukur tidak baku dan baku.

2.4 Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan pada penelitian ini sebagai berikut:

2.4.1 Pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan Pendidikan Matematika

Realistik Indonesia (PMRI) dalam upaya meningkatkan minat dan prestasi

belajar siswa kelas II SDN Plaosan 2 dengan menggunaan 5 karakteristik

PMRI yaitu Penggunaan konteks, Penggunaan model, Pemanfaatan hasil

konstruksi siswa, Interaktivitas, dan Keterkaitan.

2.4.2 Penerapan pendekatan PMRI dapat meningkatkan minat siswa pada Mata

Pelajaran Matematika kelas II SDN Plaosan 2.

2.4.3 Penerapan pendekatan PMRI dapat meningkatkan prestasi belajar siswa

(52)

30 Bab III

Metode Penelitian

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah penelitian tindakan kelas

(PTK). Penelitian Tindakan Kelas merupakan wahana bagi guru untuk melakukan

refleksi dan tindakan secara sistematis dalam pengajarannya untuk memperbaiki

proses dan hasil belajar peserta didik, Prendergast (dalam Arifin, 2011: 96).

Penelitian Tindakan Kelas merupakan cara guru untuk mengorganisasikan

pembelajaran berdasarkan pengalamannya sendiri atau pengalamannya

berkolaborasi dengan guru lain, Lewin (dalam Arifin, 2011: 96). Peneliti

Tindakan kelas adalah suatu proses penyelidikan ilmiah dalam bentuk refleksi diri

yang melibatkan guru dalam situasi pendidikan tertentu dengan tujuan

memperbaiki pemahaman situasi atau praktik pendidikan (Arifin, 2011: 98). Jadi

dapat disimpulkan bahwa PTK adalah penelitian yang bersifat reflektif (Mereview

apa yang telah dilakukan), yang dilakukan oleh guru berdasarkan pengalamannya

sendiri atau pengalamannya berkolaborasi dengan guru lain dalam pembelajaran

yang bertujuan untuk memperbaiki praktik pendidikan.

Penelitian ini menggunakan model penelitian Kemmis dan M. Taggart.

Model penelitian ini terdiri dari perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi

dalam satu sistem siklus yang saling terkait antara satu langkah dengan langkah

berikutnya (Sukardi, 2003: 214). Pada model penelitian Kemmis dan Mc. Taggart

terdapat pembagian siklus di setiap pemberian di kelas. Jika rancangan kegiatan

(53)

dengan pertimbangan perbaikan atau peningkatan tindakan dari siklus

[image:53.595.85.510.138.630.2]

sebelumnya.

Gambar 3.1 Model penelitian menurut Kemmis dan Mc. Taggart

(Sumber: Arikunto, 2010: 17)

Gambar 3.1 menjelaskan PTK yang diawali dengan perencanaan tindakan

(planning), pelaksanaan tindakan (action), mengobservasi dan mengevaluai

proses dan hasil tindakan (observation and evaluation), melakukan refleksi

(reflection), dan seterusnya sampai dicapai kualitas pembelajaran yang diinginkan

(Wiriaatmadja: 2007: 66-67). Sukardi (2003: 212-214) menjelaskan

langkah-langkah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sebagai berikut:

3.1.1 Perencanaan

Perencanaan merupakan suatu kegiatan merencanakan suatu tindakan yang akan dilakukan pada pelaksanaan tindakan. Perencana harus menyadari

(54)

diprediksi dan mempunyai resiko. Perencanaan

Gambar

Gambar 2.1 Mengukur menggunakan satuan tidak baku
Gambar 2.2 Mengukur menggunakan satuan baku
Gambar 2.3 Literature Map penelitian-penelitian Relevan
Gambar 3.1 Model penelitian menurut Kemmis dan Mc. Taggart
+7

Referensi

Dokumen terkait

Topik-topik pekuliahan yang dibahas dalam perkuliahan ini meliputi : Induksi Matematika, Algoritma Pembagian, Pembagi Persekutuan Terbesar, Algoritma Euclid, Kelipatan

Berdasarkan survey dan wawancara dengan pegawai Bidang Hubungan Industrial dan Syarat Kerja pada Dinas Tenaga Kerja Kota Surabaya, didapatkan informasi bahwa proses

Nilai Adjusted R Square adalah sebesar 0.494 yang berarti 49,4% faktor-faktor keputusan pembelian secara online pada ibu muda kelas menengah di Perumahan Johor Indah Permai 1

Mengunduh, mencetak, dan mengisi formulir pendaftaran dari fisika.um.ac.id Konfirmasi via SMS dengan

[r]

Saudara ingat selang waktu dari saudara mengangkut korban sampai korban mati itu berapa lama tepatnya?--- Kan sampe SRSLY Coffee itu jam setengah 6 sore ya pak, terus di jalan

Berdasarkan tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa semua variabel independen dalam model regresi tidak terjadi heteroskedastisitas karena probability value financial

Berdasarkan analisa data diatas dalam diagram Pareto, maka dapat diketahui bahwa kerusakan pada proses produksi pakaian di bagian finishing pada bulan Januari