Abstrak
Novianto, Vani. 2016. Peningkatan Minat dan Prestasi Belajar Menggunakan Pendekatan PMRI pada Mata Pelajaran Matematika untuk Siswa Kelas II SDN Plaosan 2. PGSD. Skripsi. Program Studi Pendidikan
Guru Sekolah Dasar. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sanata Dharma
Latar belakang penelitian ini adalah rendahnya minat dan prestasi belajar siswa kelas II SDN Plaosan 2 pada ulangan harian materi pengukuran waktu, panjang, dan berat mata pelajaran matematika. Penelitian ini bertujuan: 1) menjelaskan pelaksanaan pendekatan PMRI dalam upaya meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa, 2) meningkatkan dan mengetahui peningkatkan minat siswa melalui penerapan pendekatan PMRI, 3) meningkatkan dan mengetahui peningkatkan prestasi belajar siswa melalui penerapan pendekatan PMRI.
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas II SDN Plaosan 2 yang berjumlah 19 siswa. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas. Ada empat kegiatan utama dalam penelitian ini yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Pada tahap pelaksanaan peneliti membagi penelitian dalam 2 siklus.
Peningkatan minat siswa dapat dilihat pada kondisi awal persentase jumlah siswa yang termasuk dalam katagori minimal berminat 42,11% dengan rata-rata nilai minat siswa 46,74 dalam katagori kurang berminat meningkat pada siklus I yaitu 78,95% dengan rata-rata nilai minat siswa 71,53 dalam katagori berminat dan pada siklus II mencapai 89,47% dengan rata-rata nilai minat siswa 90,13 dalam katagori sangat berminat. Persentase siswa lulus KKM pada kondisi awal sebesar 47,06% dengan nilai rata-rata 62,94 meningkat pada siklus I menjadi 57,89% dengan nilai rata-rata 69,42, dan pada siklus II meningkat menjadi 94,74% dengan nilai rata-rata 78,63. Peneliti menyimpulkan bahwa penggunaan pendekatan PMRI dalam proses pembelajaran dapat meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa menggunakan alat ukur panjang tidak baku dan baku yang digunakan pada siswa kelas II SDN Plaosan 2 tahun ajaran 2015/2016.
Abstract
Novianto, Vani. 2016. The improvement of students’ interest and learning
achievement using PMRI Approximation in Mathematics Subject for second grade student of SDN Plaosan 2. PGSD. Thesis. Elementary School Education Study Program. Teacher and Education Faculty. Sanata Dharma University.
The research background is the lack of students’ interest and learning achievement in second grade student of Plaosan 2 State Elementary School in daily test of measurement time, length, and wide Mathematics subject. The aims of this research are: 1) to explain the accomplishment of PMRI approximation in order to increase students’ interest and learning achievement, 2) to increase and to know the increasing students’ interest by the implementation of PMRI approximation, 3) to increase and to know the increasing of students’ learning achievement by the implementation of PMRI approximation.
The participants of this research were 19 students of second grade student in Plaosan 2 State Elementary School. This research employed Classroom Action Research. There are four main activities in this research, there are planning, accomplishment, observation, and reflection. In accomplishment stage, the researcher divided the research in 2 cycles.
The increasing of students’ interest can be seen in first percentage conditionof the students included in minimal categorized 42,11% with value’s average 46,74 in not interesting category. In first cycle, the students’ interest increase become 78,95% with value’s average 71,53 in interesting category and in second cycle reach 89,47% with value’s average 90,13 in very interesting category. The percentage of students who can pass the examination in first condition were 47,06% with value’s average 62,94 can increase in first cycle become 57,89% with value average 69,42. In second cycle increase become 94,74% with value’s average 78,63. The researcher conclude that the use of PMRI approximation in learning process can increase students’ interest and learning achievement use measurement length tool that used in second grade students of Plaosan 2 State Elementary School 2015/2016 year.
i PENINGKATAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR MENGGUNAKAN
PENDEKATAN PMRI PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA UNTUK SISWA KELAS II SDN PLAOSAN 2
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh: Vani Novianto NIM: 121134184
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
iv PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan kepada:
Allah SWT yang senantiasa membimbing, melindungi dan mendampingiku dalam setiap kegiatanku.
Kedua orang tuaku:
Bapak Supani dan Ibu Juminah yang selalu memberi dukungan, semangat dan mendoakanku.
Kakakku tersayang Vani Wirawan yang telah menyemangati dan mendoakanku.
Sahabat-sahabatku
Terimakasih atas semangat, dukungan dan bantuan kalian.
v MOTTO
“Hendaklah kau menjadi orang yang rendah hati tanpa harus menjadi hina,
rendah, dan lemah.
Dan hendaklah kamu menuntut posisi yang lebih rendah dari martabatmu agar kau
dapat mencapai martabatmu yang sesungguhnya”
vi LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertandatangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama : Vani Novianto
NIM : 121134184
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
“PENINGKATAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR MENGGUNAKAN
PENDEKATAN PMRI PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA UNTUK SISWA KELAS II SDN PLAOSAN 2”
Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikan di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian surat ini saya buat dengan sebenarnya.
Yogyakarta, 29 Februari 2016
Yang Menyatakan,
vii PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana karya ilmiah.
Yogyakarta, 29 Februari 2016
Penulis,
viii Abstrak
Novianto, Vani. 2016. Peningkatan Minat dan Prestasi Belajar Menggunakan Pendekatan PMRI pada Mata Pelajaran Matematika untuk Siswa Kelas II SDN Plaosan 2. PGSD. Skripsi. Program Studi Pendidikan
Guru Sekolah Dasar. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sanata Dharma
Latar belakang penelitian ini adalah rendahnya minat dan prestasi belajar siswa kelas II SDN Plaosan 2 pada ulangan harian materi pengukuran waktu, panjang, dan berat mata pelajaran matematika. Penelitian ini bertujuan: 1) menjelaskan pelaksanaan pendekatan PMRI dalam upaya meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa, 2) meningkatkan dan mengetahui peningkatkan minat siswa melalui penerapan pendekatan PMRI, 3) meningkatkan dan mengetahui peningkatkan prestasi belajar siswa melalui penerapan pendekatan PMRI.
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas II SDN Plaosan 2 yang berjumlah 19 siswa. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas. Ada empat kegiatan utama dalam penelitian ini yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Pada tahap pelaksanaan peneliti membagi penelitian dalam 2 siklus.
Peningkatan minat siswa dapat dilihat pada kondisi awal persentase jumlah siswa yang termasuk dalam katagori minimal berminat 42,11% dengan rata-rata nilai minat siswa 46,74 dalam katagori kurang berminat meningkat pada siklus I yaitu 78,95% dengan rata-rata nilai minat siswa 71,53 dalam katagori berminat dan pada siklus II mencapai 89,47% dengan rata-rata nilai minat siswa 90,13 dalam katagori sangat berminat. Persentase siswa lulus KKM pada kondisi awal sebesar 47,06% dengan nilai rata-rata 62,94 meningkat pada siklus I menjadi 57,89% dengan nilai rata-rata 69,42, dan pada siklus II meningkat menjadi 94,74% dengan nilai rata-rata 78,63. Peneliti menyimpulkan bahwa penggunaan pendekatan PMRI dalam proses pembelajaran dapat meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa menggunakan alat ukur panjang tidak baku dan baku yang digunakan pada siswa kelas II SDN Plaosan 2 tahun ajaran 2015/2016.
ix Abstract
Novianto, Vani. 2016. The improvement of students’ interest and learning
achievement using PMRI Approximation in Mathematics Subject for second grade student of SDN Plaosan 2. PGSD. Thesis. Elementary School Education Study Program. Teacher and Education Faculty. Sanata Dharma University.
The research background is the lack of students’ interest and learning achievement in second grade student of Plaosan 2 State Elementary School in daily test of measurement time, length, and wide Mathematics subject. The aims of this research are: 1) to explain the accomplishment of PMRI approximation in
order to increase students’ interest and learning achievement, 2) to increase and to know the increasing students’ interest by the implementation of PMRI approximation, 3) to increase and to know the increasing of students’ learning
achievement by the implementation of PMRI approximation.
The participants of this research were 19 students of second grade student in Plaosan 2 State Elementary School. This research employed Classroom Action Research. There are four main activities in this research, there are planning, accomplishment, observation, and reflection. In accomplishment stage, the researcher divided the research in 2 cycles.
The increasing of students’ interest can be seen in first percentage
conditionof the students included in minimal categorized 42,11% with value’s
average 46,74 in not interesting category. In first cycle, the students’ interest increase become 78,95% with value’s average 71,53 in interesting category and in second cycle reach 89,47% with value’s average 90,13 in very interesting category. The percentage of students who can pass the examination in first
condition were 47,06% with value’s average 62,94 can increase in first cycle
become 57,89% with value average 69,42. In second cycle increase become
94,74% with value’s average 78,63. The researcher conclude that the use of
PMRI approximation in learning process can increase students’ interest and
learning achievement use measurement length tool that used in second grade students of Plaosan 2 State Elementary School 2015/2016 year.
x KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
berkat dan rahmat-Nya yang melimpah sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul “Peningkatan Minat Dan Prestasi Belajar Menggunakan
Pendekatan PMRI Pada Mata Pelajaran Matematika Untuk Siswa Kelas II SDN
Plaosan 2” Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh
gelar sarjana pendidikan (S.Pd) pada program studi Pendidikan Guru Sekolah
Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
Selama masa studi dan penyusunan skripsi, penulis mendapat dukungan
baik secara langsung maupun tidak langsung dari berbagai pihak. Pada
kesempatan ini dengan segala kerendahan hati, penulis ingin menyampaikan
ucapan terima kasih kepada:
1. Bapak Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sanata Dharma.
2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd., selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
3. Ibu Elisabeth Desiana Mayasari S.Psi., M.A., selaku Dosen Pembimbing
Akademik.
4. Bapak Drs. Paulus Wahana, M.Hum., selaku Dosen Pembimbing I, yang telah
memberikan dorongan, motivasi, dan perhatian sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
5. Ibu Andri Anugrahana S.Pd., M.Pd., selaku Dosen Pembimbing II, yang telah
memberikan saran dan mengarahkan penulis dalam penyusunan skripsi ini.
xi
7. Ibu Sudarini, S.Pd., selaku Kepala Sekolah SDN Plaosan 2 yang telah
memberikan ijin untuk melaksanakan penelitian.
8. Ibu Diah Ismayati, S.Pd., selaku guru kelas 2 SDN Plaosan 2 yang telah
membantu dalam melaksanakan penelitian dan kerjasamanya.
9. Teman-teman PPL yang telah membantu dalam melaksanakan dalam
melaksanakan penelitian.
10.Siswa-siswi SDN Plaosan 2 yang telah menyambut dengan baik dan dapat
bekerja sama.
11.Orang tuaku yang tercinta, yang telah memberikan dukungan, cinta
kasih, dan menunjang segala kebutuhan.
12.Kakakku yang tersayang yang telah memberikan semangat dan bantuannya.
13.Sahabat-sahabatku: Yosafat, Dika, Deni, Ade, Didit, Christo, Debora,
Defirra, Eni, Epri, Mira, dan semua teman-teman kelas D angkatan 2012
terima kasih atas dorongan, semangat dan bantuannya.
14.Semua pihak yang telah membantu yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Semoga karya penelitian ini dapat memberikan manfaat dan berguna
bagi banyak pihak. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak
kekurangan dan kesalahan baik dari segi isi, bahasa, dan penyusunannya, untuk
itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik demi penyempurnaan tulisan ini.
Yogyakarta, 29 Februari 2016
Penulis
xii DAFTAR ISI
... Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ... vii
ABSTRAK ... viii
ABSTRACT ... ix
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR TABEL ... xvi
DAFTAR GAMBAR ... xviii
DAFTAR LAMPIRAN ... xix
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1Latar Belakang Masalah ... 1
1.2Batasan Masalah... 6
1.3Rumusan Masalah ... 7
1.4Batasan Pengertian ... 7
1.5Tujuan Penelitian ... 8
1.6Pemecahan Masalah ... 9
1.7Manfaat Penelitian ... 9
BAB II LANDASAN TEORI ... 10
2.1Kajian Teori ... 10
2.1.1 Minat Belajar ... 10
2.1.1.1Pengertian Minat Belajar ... 10
2.1.1.2Indikator Mengukur Minat Belajar ... 11
2.1.1.3Faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar... 14
2.1.2 Prestasi Belajar ... 15
xiii
2.1.2.2Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ... 16
2.1.3 Pengertian Matematika... 17
2.1.4 Pengukuran Panjang ... 18
2.1.4.1 Pengukuran Panjang Satuan Tidak Baku ... 18
2.1.4.2 Pengukuran Panjang Satuan Baku ... 20
2.1.5 Pendidkan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) ... 20
2.1.5.1 Pengertian PMRI ... 20
2.1.5.2 Prinsip-prinsip PMRI... 21
2.1.5.3 Karakteristik PMRI ... 23
2.1.5.4 Kelebihan PMRI ... 24
2.1.6 Karakteristik Siswa Sekolah Dasar ... 24
2.2 Penelitian yang Relevan ... 25
2.3 Kerangka Berpikir ... 27
2.4 Hipotesis Tindakan ... 29
BAB III Metode Penelitian ... 30
3.1Jenis Penelitian ... 30
3.1.1 Perencanaan... 31
3.1.2 Pelaksanaan ... 32
3.1.3 Pengamatan ... 32
3.1.4 Refleksi ... 32
3.2Setting Penelitian ... 33
3.2.1 Tempat Penelitian... 33
3.2.2 Subjek Penelitian ... 33
3.2.3 Objek Penelitian ... 33
3.2.4 Waktu Penelitian dan Tahun Ajaran ... 33
3.3Persiapan ... 33
3.4Desain Penelitian ... 35
3.4.1 Siklus I ... 35
3.4.2 Siklus II ... 39
3.5Teknik Pengumpulan Data ... 43
3.5.1 Tes ... 43
xiv
3.5.2.1 Wawancara ... 43
3.5.2.2 Kuisioner ... 44
3.5.2.3 Dokumentasi ... 45
3.6Instrumen Penelitian... 46
3.6.1 Tes ... 46
3.6.1.1 Kisi-kisi Soal Siklus I ... 46
3.6.1.2 Kisi-kisi Soal Siklus II ... 47
3.6.2 Non Tes ... 48
3.6.2.1 Lembar Kuisioner... 48
3.6.2.2 Pedoman Wawancara ... 50
3.6.3 Tabel Instrumen Pengumpulan Data ... 51
3.7Validitas, reabilitas, dan IK Soal... 51
3.7.1 Validitas ... 51
3.7.1.1 Validitas Isi ... 52
1. Validasi Silabus ... 53
2. Validasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 54
3. Validasi Lembar Kerja Siswa (LKS) ... 55
4. Validasi Materi Ajar ... 56
5. Validasi Soal Evaluasi... 57
6. Validasi Kuisioner ... 58
3.6.1.2 Validitas Konstruk ... 59
3.7.2 Reliabilitas ... 62
3.7.3 Indeks Kesukaran Soal ... 64
3.8Teknik Analisis Data ... 67
3.8.1 Analisis Minat Siswa ... 67
3.8.2 Analisis Prestasi siswa ... 69
3.9 Indikator Keberhasilan ... 70
BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan ... 73
4.1Deskripsi Pelaksanaan Penelitian ... 73
4.1.1 Siklus I ... 73
4.1.2 Siklus II ... 75
xv
4.2.1 Minat Siswa ... 77
4.2.2 Prestasi Belajar Siswa ... 84
4.3Pembahasan ... 90
4.3.1 Minat dan Prestasi Belajar ... 91
4.3.2 Penerapan Pendekatan PMRI ... 92
4.3.2.1 Pelaksanaan Siklus I ... 92
4.3.2.2 Pelaksanaan Siklus II ... 99
BAB V ... 107
5.1Kesimpulan ... 107
5.2Keterbatasan ... 110
5.3Saran ... 111
Daftar Pustaka ... 112
xvi DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus I ... 47
Tabel 3.2 Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus II ... 48
Tabel 3.3 Kisi-kisi Kuisioner ... 49
Tabel 3.4 Pedoman Wawancara ... 50
Tabel 3.5 Variabel Penelitian dan Pengumpulan Data ... 51
Tabel 3.6 Hasil Validasi Silabus ... 53
Tabel 3.7 Hasil Validasi RPP ... 54
Tabel 3.8 Hasil Validasi LKS ... 55
Tabel 3.9 Hasil Validasi Materi Ajar ... 56
Tabel 3.10 Hasil Validasi Soal Evaluasi ... 57
Tabel 3.11 Hasil validasi Kuisioner ... 58
Tabel 3.12 Hasi validasi SPSS Soal Evaluasi Siklus I ... 60
Tabel 3.13 Hasil validasi SPSS Soal Evaluasi Siklus II ... 61
Tabel 3.14 Kriteria Koefisien Reliabilitas ... 63
Tabel 3.15 Reliabilitas Soal Siklus I ... 63
Tabel 3.16 Reliabilitas Soal Siklus II ... 64
Tabel 3.17 Klasifikasi indeks kesukaran ... 65
Tabel 3.18 Indeks Kesukaran Soal Evaluasi Siklus I ... 65
Tabel 3.19 Indeks Kesukaran Soal Evaluasi Siklus II ... 66
Tabel 3.20 Kriteria Penilaian PAP II ... 68
Tabel 3.21 Kriteria Penilaian Minat Siswa ... 68
Tabel 3.22 Indikator Keberhasilan Minat dan Prestasi Belajar Siswa ... 71
Tabel 3.23 Jadwal Penelitian... 71
Tabel 4.1 Hasil Penilaian Kuisioner Minat Kondisi Awal ... 78
Tabel 4.2 Hasil Penilaian Kuisioner Minat Siswa Siklus I ... 79
Tabel 4.3 Hasil Penilaian Kuisioner Minat Siswa Siklus II ... 80
Tabel 4.4 Hasil pengukuran minat siswa siklus I dan siklus II ... 81
Tabel 4.5 Nilai Kondisi Awal Prestasi Belajar ... 84
xvii
Tabel 4.7 Rata-rata dan Persentase Prestasi Belajar Siswa Siklus I ... 86
Tabel 4.8 Ketuntasan Belajar Siswa Siklus II ... 87
Tabel 4.9 Rata-rata dan Persentase Prestasi Belajar Siswa Siklus II ... 88
xviii DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Mengukur menggunakan satuan tidak baku ... 19
Gambar 2.2 Mengukur menggunakan satuan baku ... 20
Gambar 2.3 Literature Map penelitian-penelitian Relevan ... 27
Gambar 3.1 Model penelitian menurut Kemmis dan Mc. Taggart ... 31
Gambar 4.1 Grafik persentase peningkatan jumlah siswa tergolong kriteria minimal berminat pada siklus I dan siklus II ... 82
Gambar 4.2 Grafik peningkatan rata-rata nilai minat siswa siklus I dan siklus II ... 83
Gambar 4.3 Grafik persentase peningkatan jumlah siswa yang mencapai KKM siklus I dan siklus II ... 89
Gambar 4.4 Grafik peningkatan nilai rata-rata siswa siklus I dan siklus II ... 90
Gambar 4.5 Interaksi siswa dengan guru saat pembelajaran ... 93
Gambar 4.6 Penggunaan model ... 97
Gambar 4.7 Pemanfaatan hasil konstruksi siswa ... 102
xix DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran 1 Surat Ijin
Lampiran Surat Ijin Penelitian ... 117
Lampiran Surat Keterangan Sudah Melakukan Penelitian ... 118
Lampiran 2 Silabus Lampiran Silabus ... 120
Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Lampiran RPP Siklus 1 pertemuan 1 ... 126
Lampiran RPP Siklus 1 pertemuan 2 ... 135
Lampiran RPP Siklus 2 pertemuan 1 ... 144
Lampiran RPP Siklus 2 pertemuan 2 ... 154
Lampiran 4 Lembar Kuisioner Lampiran Lembar Kuisioner Siap Disebar ... 166
Lampiran 5 Daftar Kondisi Awal Prestasi Belajar Lampiran Nilai Ulangan Harian Materi Pengukuran ... 169
Lampiran 6 Hasil Validasi Instrumen Penelitian Lampiran Validasi Perangkat Pembelajaran Validator I ... 171
Lampiran Validasi Perangkat Pembelajaran Validator II ... 177
Lampiran Validasi Perangkat Pembelajaran Validator III ... 183
Lampiran Validasi Kuisioner ... 189
Lampiran 7 Validitas Soal Evaluasi Siklus I dan Siklus II Lampiran Nilai r Product Moment ... 197
Lampiran Validitas Soal Evaluasi Siklus I ... 198
Lampiran Validitas Soal Evaluasi Siklus II ... 199
Lampiran 8 Reliabilitas Soal Evaluasi Siklus I dan Siklus II Lampiran Reliabilitas Soal Evaluasi Siklus I ... 201
Lampiran Reliabilitas Soal Evaluasi Siklus II ... 201
Lampiran 9 Contoh Hasil Pekerjaan Lembar Kerja Siswa Lampiran LKS Siklus I Pertemuan I ... 203
xx
Lampiran LKS Siklus II Pertemuan I... 205 Lampiran LKS Siklus II Pertemuan II ... 206 Lampiran 10 Contoh Hasil Pekerjaan Soal Evaluasi Siklus I dan Siklus II
Lampiran Hasil Pekerjaan Soal Evaluasi Siklus I ... 208 Lampiran Hasil Pekerjaan Soal Evaluasi Siklus II ... 211 Lampiran 11 Contoh Hasil Kuisioner Minat Awal, Siklus I,, dan Siklus II
Lampiran Hasil Kuisioner Minat Awal ... 214 Lampiran Hasil Kuisioner Minat Siklus I ... 216 Lampiran Hasil Kuisioner Minat Siklus II ... 218 Lampiran 12 Data Minat Kondisi Awal
Lampiran Tabel Daftar Skor Minat Kondisi Awal Siswa ... 221 Lampiran Observasi Minat Kondisi Awal ... 222 Lampiran 13 Data Hasil Kuisioner Minat Siklus I dan Siklus II
Lampiran Tabel Daftar Skor Minat Siklus I ... 224 Lampiran Tabel Daftar Skor Minat Siklus II ... 225 Lampiran 14 Daftar Nilai Evaluasi Siklus I dan Siklus II
Daftar Nilai Evaluasi Siklus I dan Siklus II ... 227 Lampiran 15 Hasil Wawancara Kondisi Awal
Lampiran Tabel Hasil Wawancara ... 229 Lampiran 16 Foto-foto Pelaksanaan Penelitian
1 BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah upaya yang terorganisasi, berencana, dan berlangsung
secara terus-menerus sepanjang hayat untuk membina siswa menjadi manusia
yang dewasa dan berbudaya. Upaya ini berorientasi pada asas pendidikan yang
mengembangkan seluruh aspek potensi siswa, diantaranya aspek kognitif, afektif,
dan psikomotorik (Susanto, 2013: 85).
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran penting di sekolah
dasar. Matematika adalah salah satu disiplin ilmu pasti yang mengungkapkan
ide-ide abstrak yang berisi simbol-simbol yang terdapat aktivitas berhitung dan
mampu meningkatkan kemampuan berpikir dan berpendapat dalam memecahkan
masalah dalam kehidupan bermasyarakat sehari-hari (Susanto, 2013: 185).
Matematika diajarkan pada setiap jenjang pendidikan. Salah satunya pada jenjang
sekolah dasar. Mata pelajaran matematika pada jenjang Sekolah Dasar merupakan
modal atau dasar bagi siswa untuk melanjutkan pengetahuan ke tingkat
berikutnya. Mata pelajaran matematika mengajarkan kita untuk dapat mengenal
angka dan mengoperasikannya. Disamping itu, mata pelajaran matematika
berkaitan dengan dunia sekitar kita. Kita mampu mengukur benda yang ada di
sekitar kita dengan matematika.
Menurut Cockroft (dalam Abdulrahman, 2009: 253) matematika perlu
diajarkan kepada siswa karena mempunyai peran; 1) selalu digunakan dalam
matematika yang sesuai; 3) merupakan sarana komunikasi kuat, singkat, dan
jelas; 4) dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai
cara; 5) meningkatkan kemampuan berpikir logis, ketelitian, dan kesadaran
keruangan, dan; 6) memberikan kepuasan terhadap usaha memecahkan
masalah yang menantang. Berdasarkan hal tersebut maka matematika perlu
diajarkan kepada setiap siswa sejak dini.
Guru dan siswa bersama-sama menjadi pelaku terlaksananya tujuan
pembelajaran matematika di sekolah dasar. Tujuan pembelajaran akan mencapai
hasil yang maksimal apabila pembelajaran berjalan dengan efektif. Pembelajaran
efektif adalah pembelajaran yang mampu melibatkan seluruh siswa secara aktif
(Susanto, 2013: 187-188). Pembelajaran matematika adalah suatu proses belajar
mengajar yang dibangun oleh guru untuk mengembangkan kreativitas berpikir
siswa yang dapat meningkatkan kemampuan mengkonstruksi pengetahuan baru
sebagai upaya meningkatkan penguasaan yang baik terhadap materi matematika
(Susanto, 2013: 186). Pembelajaran matematika tidak hanya cukup dengan
membaca, tetapi kita harus menyediakan tenaga yang lebih untuk memahami
definisi, rumus, berlatih soal, berlatih kemampuan analisis, dan sebagainya
(Nurhidayati, 2013: 42). Sanjaya (2006: 1) juga mengungkapkan bahwa siswa
dalam proses pembelajaran di dalam kelas perlu diarahkan pada kemampuan
memahami informasi yang diperolehnya lalu dihubungkan dengan kehidupan
nyata sehari-hari. Siswa dapat menggunakan pengalaman yang didapat dalam
kehidupan sehari-hari sebagai sarana untuk belajar. Salah satu cara untuk
menumbuhkan minat dan prestasi belajar matematika disini adalah dengan
pembelajaran. Pembelajaran realistik yaitu penggunaan lingkungan dunia nyata
yang ada di lingkungan sekitar agar lebih mudah dipahami siswa guna
memperlancar dan mempermudah proses pembelajaran matematika. Banyak siswa
yang kurang bersemangat dalam mengikuti proses pembelajaran. Salah satu hal
yang mempengaruhi semangat siswa adalah minat siswa pada penyajian materi
yang disampaikan.
Hasil wawancara antara peneliti dengan guru kelas II SDN Plaosan 2,
Mlati, Sleman, Yogyakarta pada tanggal 5 Juni 2015 mengatakan bahwa
rendahnya prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran matematika dikarenakan
oleh siswa yang sering bermalas-malasan, ribut sendiri ketika guru sedang
menerangkan dan siswa kurang berminat terhadap pelajaran yang diberikan guru.
Kegiatan pembelajaran yang dilakukan juga lebih banyak menggunakan metode
ceramah tanpa di dukung metode pembelajaran yang bervariasi, sehingga
pembelajaran tampak monoton dan kurang melibatkan siswa secara aktif. Siswa
tidak dihadapkan pada realitas yang memuat masalah matematika atau hitungan dalam
pembelajaran matematika. Guru enggan melaksanakan pembelajaran dengan
menggunakan alat peraga maupun metode yang lebih menyenangkan atau
membantu siswa menemukan proses belajarnya.
Menurut guru kelas II SDN Plaosan 2 salah satu materi pada pembelajaran
Matematika kelas II SDN Plaosan 2 adalah pengukuran. Pengukuran dalam hal ini
mengukur menggunakan alat ukur panjang tidak baku dan baku. Pemahaman
siswa pada materi pengukuran menggunakan alat ukur panjang tidak baku dan
baku pada siswa kelas II masih kurang, di lain sisi pelajaran matematika
mengukur menggunakan alat ukur panjang tidak baku dan baku. Hasil observasi
dokumen yang dilakukan oleh peneliti di SDN Plaosan 2 Mlati, Sleman,
Yogyakarta pada tanggal 5 Juni 2015 yaitu hasil rata-rata nilai ulangan harian
SDN Plaosan 2 kelas I I tahun 2013/2014 sebagai kondisi awal adalah 62,94.
Jumlah siswa yang mencapai KKM adalah 8 siswa dari 17 siswa (47,06%),
sedang KKM nilai matematika yang ditetapkan adalah 65.
Hasil observasi kelas yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 30 Juli
2015, peneliti menemukan rendahnya minat siswa terhadap pembelajaran
matematika yang sedang berlangsung di kelas. Dari 19 orang siswa di kelas II
SDN Plaosan 2 yang diamati, terdapat 6 orang anak atau sebanyak 31,59% anak
yang mau atau berani bertanya kepada guru. Siswa yang berani mengangkat
tangan ada 9 orang anak atau sekitar 47,37% siswa. Adapun siswa yang berani
menjawab pertanyaan dari guru hanya 9 orang anak atau bila hitung dalam persen
sekitar 47,37% siswa. Hanya 21,1% atau 4 orang siswa yang berani menuliskan
jawaban mereka pada papan tulis di depan kelas. Siswa yang tidak memperhatikan
ini mencapai 15 siswa, atau sekitar 78,95% dari keseluruhan jumlah siswa. Ini
menunjukkan sangat rendahnya minat yang ada pada siswa kelas II SDN Plaosan
2 Tahun Ajaran 2015/2016.
Selain melakukan wawancara, pengambilan data dokumen hasil belajar
siswa, dan observasi kelas, peneliti juga melakukan penyebaran kuisioner pada
tanggal 3 Agustus 2015 untuk memperkuat data kondisi awal siswa. Berdasarkan
kuisioner yang telah disebar, diperoleh data rata-rata semua siswa yang
berdasarkan ciri-ciri minat siswa yang dijadikan sebagai indikator yang
senang siswa berada pada rata-rata 1,53 dari skala angka 1 sampai 5, hal ini
menunjukkan bahwa siswa kurang senang pada pembelajaran matematika.
Indikator yang kedua yaitu siswa terfokus dalam proses pembelajaran berada pada
rata-rata 1,48, hal ini menunjukkan siswa tidak terfokus dalam proses
pembelajaran matematika. Indikator yang ketiga yaitu siswa tertarik pada materi
pembelajaran berada pada rata-rata 1,74, hal ini menunjukkan siswa tidak tertarik
pada materi pembelajaran matematika. Indikator yang terakhir adalah siswa yang
menunjukkan keikutsertaan dalam pembelajaran, rata-ratanya adalah 1,68, hal ini
menunjukkan siswa kurang aktif pada keikutsertaannya dalam pembelajaran
matematika. Berdasarkan data keempat indikator minat tersebut, dapat
disimpulakan bahwa siswa tidak berminat terhadap pembelajaran matematika.
Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) merupakan suatu
pendidikan matematika yang dihasilkan dari adaptasi Realistic Mathematic
Education (RME) yang disesuaikan dengan kondisi budaya, geografi dan
kehidupan masyarakat Indonesia sehari-hari (Suryanto, 2010: 37). Menurut
Supinah (2008: 14) RME adalah landasan filosofi PMRI. RME merupakan
teori pembelajaran matematika yang dikembangkan di Belanda. Teori
ini berangkat dari pendapat Fruedenthal bahwa matematika merupakan
aktivitas insani dan harus dikaitkan dengan realitas. Menurut Wijaya (2012: 20)
Pendidikan Matematika Realistik adalah suatu pendekatan mata pelajaran
matematika yang selalu menggunakan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari.
Peneliti memilih menggunakan pendekatan Pendidikan Matematika
Realistik Indonesia (PMRI) untuk mengatasi rendahnya minat siswa terhadap
suatu teori pembelajaran yang dikembangkan khusus untuk matematika. Konsep
PMRI sejalan dengan kebutuhan untuk memperbaiki pendidikan matematika di
Indonesia yang didominasi oleh persoalan bagaimana meningkatkan pemahaman
siswa tentang matematika dan mengembangkan daya nalar (Daryanto dan Tasrial,
2012: 151). Pendekatan PMRI belum pernah diterapkan dalam pembelajaran
matematika di kelas II SDN Plaosan 2. Untuk pembelajaran selanjutnya peneliti
akan melakukan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan PMRI, karena
dengan pembelajaran yang lebih bervariasi dapat meningkatkan peran serta siswa
dan minat siswa dalam pembelajaran matematika di kelas. Oleh karena itu peneliti
akan melaksanakan penelitian dengan judul “Peningkatan minat dan prestasi
belajar menggunakan pendekatan PMRI pada mata pelajaran matematika untuk
siswa kelas II SDN Plaosan 2”.
1.2 Batasan Masalah
Penerapan pendekatan PMRI dibatasi pada standar kompetensi
menggunakan pengukuran waktu, panjang dan berat dalam pemecahan masalah
kompetensi dasar menggunakan alat ukur panjang tidak baku dan baku (cm,m)
yang sering digunakan pada siswa kelas II SDN Plaosan 2 Tahun Pelajaran
2015/2016. Pendekatan ini menggunakan media alat ukur yang sering dijumpai
dalam kehidupan sehari-hari. Penerapan pendekatan PMRI digunakan untuk
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.3.1 Bagaimana pelaksanaan pendekatan PMRI dalam upaya meningkatkan
minat dan prestasi belajar pada siswa kelas II SDN Plaosan 2?
1.3.2 Apakah penerapan pendekatan PMRI dapat meningkatkan minat pada
siswa kelas II SDN Plaosan 2?
1.3.3 Apakah penerapan pendekatan PMRI dapat meningkatkan prestasi belajar
pada siswa kelas II SDN Plaosan 2?
1.4 Batasan Pengertian
Agar terhindar dari penafsiran-penafsiran yang keliru, maka
peneliti memberikan batasan-batasan pengertian dalam penelitian ini
sebagai berikut.
1.4.1 Prestasi Belajar
Prestasi belajar adalah penguasaan atau kemampuan untuk menguasai
pelajaran yang diterima oleh seseorang. Dalam penelitian ini dibatasi pada
aspek kognitif.
1.4.2 Pendidikan Matematika Realistik Indonesia ( PMRI )
PMRI merupakan pendekatan pembelajaran matematika yang menyajikan
masalah secara kontekstual/realistik, melibatkan peserta didik untuk
memecahkan masalah dengan caranya sendiri, atau dalam kelompok.
P M R I menciptakan suasana pembelajaran yang menarik dan
1.4.3 Minat
Minat merupakan suatu keadaan dalam diri seseorang yang memiliki
ketertarikan pada suatu hal yang ditunjukan pada dirinya. Minat dapat
dipengaruhi atau dirangsang oleh faktor-faktor lain yang berasal dari luar
diri seseorang tersebut.
1.4.4 Alat Ukur
Alat ukur merupakan media yang sering digunakan dalam kehidupan
sehari-hari yang digunakan oleh guru dan siswa untuk membantu pemahaman dan
penguasaan materi siswa terkait dengan materi pembelajaran alat ukur
panjang tidak baku dan baku yang sering digunakan. Alat ukur panjang
tidak baku seperti jengkal, depa, hasta, dan langkah, sedangkan alat ukur
panjang baku seperti penggaris dan meteran.
1.5 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut tujuan dari penelitian ini sebagai
berikut:
1.5.1 Menjelaskan pelaksanaan pendekatan PMRI dalam upaya meningkatkan
minat dan prestasi belajar pada siswa kelas II SDN Plaosan 2.
1.5.2 Meningkatkan dan mengetahui peningkatkan minat pada siswa kelas II
SDN Plaosan 2 melalui penerapan pendekatan PMRI.
1.5.3 Meningkatkan dan mengetahui peningkatkan prestasi belajar pada siswa
1.6 Pemecahan Masalah
Rendahnya minat dan prestasi belajar siswa kelas II SDN Plaosan 2 pada
kompetensi dasar menggunakan alat ukur panjang tidak baku dan baku (cm,m)
yang sering digunakan akan diatasi dengan menggunakan Pendekatan PMRI.
1.7 Manfaat Penelitian
Peneliti berharap penelitian ini dapat memberikan manfaat baik untuk :
1.7.1 Bagi Siswa
a. Siswa memiliki pengalaman baru dalam kegiatan belajar, sehingga
dapat meningkatkan prestasi belajar.
b. Siswa dapat mengembangkan potensi mereka dengan terlibat aktif
dalam pembelajaran.
1.7.2 Bagi Guru
Dapat memperoleh inspirasi melakukan PTK dengan pendekatan
PMRI. Pendekatan PMRI juga dapat digunakan guru agar dapat
meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa.
1.7.3 Bagi Sekolah
Sebagai bahan masukan dan pertimbangan dalam menerapkan
pendekatan PMRI dalam upaya meningkatkan minat dan prestasi belajar
siswa.
1.7.4 Bagi Peneliti
a. Merupakan pengalaman yang dapat dikembangkan dalam
pembelajaran
b. Menambah wawasan baru bagi peneliti tentang pendekatan PMRI
10 BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Kajian Teori
2.1.1 Minat Belajar
2.1.1.1Pengertian Minat Belajar
Menurut Sukardi (dalam Susanto, 2013: 57) menjelaskan bahwa
minat dapat diartikan sebagai suatu kegemaran, kesukaan atau
kesenangan pada sesuatu hal yang dijumpai. Minat merupakan sifat
yang relatif menetap pada diri seseorang. Minat adalah suatu rasa
ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas yang berasal dari hubungan
antara diri sendiri dengan dengan sesuatu diluar diri tanpa ada yang
memerintah ( Slameto, 2010: 180). Minat adalah dorongan dalam diri
seseorang yang menimbulkan ketertarikan atau perhatian secara efektif,
yang menyebabkan dipilihnya suatu objek atau kegiatan yang
menguntungkan, menyenangkan, dan lama-kelamaan akan
mendatangkan kepuasan dalam dirinya (Susanto, 2013: 58). Minat
berpengaruh terhadap kegiatan seseorang yang akan dilakukan,
sebaliknya tanpa minat seseorang tidak akan melakukan sesuatu.
Minat belajar adalah suatu kerangka mental yang terdiri dari
perpaduan gerak dan campuran dari perasaan, kecemasan, dan
kecenderungan lainnya yang mengarahkan individu kepada suatu
pilihan tertentu (Sukardi, 1987: 25). Minat belajar membentuk sikap
Dari pengertian keempat tokoh tersebut, maka peneliti
menyimpulkan bahwa minat belajar adalah perpaduan gerak dan
campuran perasaan dalam suatu ketertarikan atau kesukaan pada suatu
objek atau aktivitas yang menyebabkan dipilihnya suatu objek atau
aktivitas menarik yang bersifat menetap pada diri seseorang.
2.1.1.2Indikator Mengukur Minat Belajar
Menurut Hurlock (dalam Susanto, 2013: 62) mengungkapkan
beberapa ciri-ciri minat yang dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Minat tumbuh bersamaan dengan perkembangan fisik dan mental.
Pada dasarnya minat dapat berubah-berubah selama masih terjadi
perubahan fisik dan perubahan mental. Oleh karena itu maka
perkembangan fisik dan mental pada setiap siswa akan tumbuh secara
bersamaan dengan minatnya.
2. Minat tergantung pada kesiapan belajar.
Ada atau tidak adanya minat siswa dalam pembelajaran tergantung
pada kesiapan belajar. Fisik dan mental siswa berpengaruh pada
kesiapan belajar siswa. Jadi perlu persiapan fisik dan mental yang baik
sebelum mengikuti pembelajaran.
3. Minat bergantung pada kesempatan belajar
Lingkungan dan minat memiliki pengaruh yang besar pada
kesempatan siswa untuk belajar. Dengan bertambah luasnya interaksi
yang baru di kenal. Jadi bisa disampaikan bahwa minat bergantung
pada seseorang untuk mencari situasi baru untuk belajar.
4. Perkembangan minat mungkin terbatas
Kurang baiknya fisik dan mental akan membatasi minat anak.
Anak yang mempunyai fisik yang normal memiliki perbedaan minat
dengan anak yang memiliki cacat fisik.
5. Minat dipengaruhi pengaruh budaya
Minat akan tergantung pada lingkup budaya yang mereka tekuni
dengan baik. Budaya lingkungan sekitar merupakan pengaruh yang
paling besar terhadap kepribadian yang berimbas pada minat siswa.
6. Minat berbobot emosional
Emosi yang tidak menyenangkan akan menghambat atau
melemahkan minat siswa. Pembelajaran yang menarik dan
menyenangkan tidak akan memimbulkan siswa emosi.
7. Minat itu egosentrism
Minat akan menuntun seseorang untuk mencapai tujuan yang
diinginkan. Minat memiliki sifat sangat pribadi.
Dari tujuh ciri-ciri minat menurut tokoh Hurlock tersebut, peneliti
dan validator ahli bersepakat membuat menjadi empat indikator yang
mewakili tujuh ciri-ciri minat belajar tersebut, berikut empat ciri-ciri
minat adalah sebagai berikut:
1. Timbul perasaan senang dalam pembelajaran
Setiap orang yang berminat akan menumbuhkan perasaan
ataupun diterimanya, maka minat belajar siswa tersebut akan tumbuh
dan akan memunculkan hal-hal baru yang dapat dihasilkan dari
perasaan senangnya tersebut.
2. Sangat terfokus dalam proses pembelajaran.
Orang yang dikatakan berminat akan menjadi terfokus pada satu
hal, bukan hanya pada pelajaran. Orang yang berminat akan
memberikan perhatian yang penuh kepada apa yang diamatinya, seolah
orang tersebut ingin mengetahui tentang keseluruhan yang ada pada hal
yang diamatinya tersebut.
3. Tertarik pada materi pembelajaran.
Ketika orang telah berminat pada suatu hal, orang tersebut akan
memberikan seluruh perhatiannya pada hal yang diamatinya, meskipun
hal yang diamatinya tersebut adalah hal yang sulit, termasuk pada
materi pembelajaran yang sulit. Seorang individu akan menunjukkan
minatnya pada hal yang sulit ketika individu menemukan hal yang
menarik yang diperolehnya.
4. Keikutsertaan dalam pembelajaran.
Minat mendorong seorang individu akan menjadi aktif pada saat
mengikuti proses pembelajaran. Mulai dari aktif dalam bertanya,
menjawab, melakukan aktivitas gerak. Keaktifan ini berunjuk pada rasa
ingin tahu akan hal apa yang dipelajarinya selama mengikuti proses
pembelajaran.
Dari ciri-ciri tersebut dapat dibuat indikator untuk mengukur minat
1. Timbul perasaan senang
2. Terfokus dalam proses pembelajaran.
3. Tertarik pada materi pembelajaran
4. Keikutsertaan dalam pembelajaran.
2.1.1.3Faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar
Menurut Abdul (2006: 45) minat belajar siswa dipengaruhi oleh
berbagai faktor, yaitu :
a. Objek belajar.
Obyek penelitian ini adalah minat dan prestasi belajar pada siswa
kelas II SDN Plaosan 2 mata pelajaran matematika Kompetensi
Dasar Menggunakan alat ukur panjang tidak baku dan baku (cm, m)
yang sering digunakan menggunakan pendekatan PMRI.
b. Metode, strategi dan pendekatan pembelajaran yang digunakan oleh
guru.
Pendekatan pada penelitian ini adalah dengan menggunakan
pendekatan PMRI.
c. Sikap dan perilaku guru.
Perilaku guru dalam pembelajaran sangat berpengaruh pada minat
siswa untuk mengikuti pembelajaran di kelas.
d. Media pembelajaran.
Media pembelajarn pada penelitian ini menggunakan beberapa alat
ukur. Alat ukur merupakan media yang sering digunakan dalam
membantu pemahaman dan penguasaan materi siswa terkait dengan
materi pembelajaran alat ukur panjang tidak baku dan baku yang
sering digunakan. Alat ukur panjang tidak baku seperti jengkal,
depa, hasta, dan langkah, sedangkan alat ukur panjang baku seperti
penggaris dan meteran.
e. Lingkungan belajar.
Seorang anak membutuhkan lingkungan yang kondusif untuk untuk
tumbuh dan berkembang dengan baik. Siswa dapat menggunakan
pengalaman yang didapat dalam kehidupan sehari-hari sebagai
sarana untuk belajar. Penggunaan lingkungan dunia nyata yang ada di
lingkungan sekitar agar lebih mudah dipahami siswa guna
memperlancar dan mempermudah proses pembelajaran matematika,
sehingga dapat tercapai tujuan pendidikan yang lebih baik
f. Suara guru
Suara guru atau peneliti saat pembelajaran di dalam kelas
berlangsung harus lantang dan jelas karena suara guru berpengaruh
pada pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran yang
diajarkan.
2.1.2 Prestasi Belajar
2.1.2.1 Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi belajar adalah kemampuan, keterampilan, dan sikap
sesorang dalam menyelesaikan suatu hal. Prestasi belajar merupakan suatu
sepanjang rentang kehidupannya manusia selalu mengejar prestasi menurut
bidang dan kemampuan masing-masing (Arifin, 1988: 3).
2.1.2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Prestasi belajar yang telah dicapai siswa merupakan hasil dari
interaksi antara faktor dalam diri (faktor internal) dan faktor luar diri (faktor
eksternal) Ahmadi dan Supriyono (1991: 130-131).
1. Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor jasmaniah (fisiologis) baik yang
bersifat bawaan maupun yang diperoleh, yang termasuk faktor ini misalnya
penglihatan, pendengaran dan struktur tubuh. Kedua adalah faktor
psikologis seperti prestasi, sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi,
emosi, penyesuaian diri.
2. Faktor Eksternal
Faktor eksternal terdiri dari faktor sosial, budaya, dan lingkungan.
Faktor sosial meliputi lingkungan keluarga, sekolah, kelompok, dan
masyarakat. Faktor budaya meliputi adat istiadat, ilmu pengetahuan,
teknologi, dan kesenian. Faktor lingkungan meliputi keadaan rumah,
fasilitas rumah dan fasilitas belajar, iklim dan lain-lain.
Berdasarkan pendapat tokoh tersebut, maka peneliti menemukan
beberapa faktor dalam penelitian ini yang kiranya dianggap berpengaruh
pada prestasi belajar siswa. Faktor tersebut yaitu minat, motivasi, keluarga,
2.1.3 Pengertian Matematika
Matematika adalah bahasa dan aturan yang terdefinisi dengan baik,
penalaran yang jelas dan sistematis, dan terstruktur antar konsep yang berkaitan,
Depdiknas (dalam Susanto, 2013: 184). Matematika adalah salah satu disiplin
ilmu pasti yang mengungkapkan ide-ide abstrak yang berisi simbol-simbol yang
terdapat aktivitas berhitung dan mampu meningkatkan kemampuan berpikir dan
berpendapat dalam memecahkan masalah dalam kehidupan bermasyarakat
sehari-hari (Susanto, 2013: 185). Matematika adalah sesuatu yang berkaitan dengan
ide-ide/ konsep-konsep abstrak yang tersusun secara hierarki melalui penalaran yang
bersifat deduktif (Triharso, 2013: 46).
Berikut beberapa prinsip penerapan pembelajaran matematika di usia
sekolah menurut Triharso (2013: 47), yaitu :
1. Matematika diajarkan secara bertahap dalam bentuk permainan, diawali
dengan menghitung benda-benda atau hasil pengalaman peristiwa konkret
yang dialami siswa melalui pengamatan terhadap lingkungan sekitar.
2. Pengetahuan dan keterampilan pada permainan matematika diberikan secara
bertahap menurut tingkat kesulitannya, misal dari konkret ke abstrak, mudah
ke sukar, dan dari tingkat sederhana ke yang lebih kompleks.
3. Bahasa yang digunakan dalam pengenalan konsep berhitung sebaiknya
menggunakan bahasa sederhana yang mudah dipahami siswa.
4. Proses evaluasi hasil perkembangan anak harus dimulai dari awal sampai
akhir kegiatan pembelajaran.
Menurut ketiga tokoh tersebut, matematika merupakan salah satu ilmu pasti
aktivitas berhitung dan dapat meningkatkan kemampuan berpikir induktif dan
deduktif dalam memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari.
2.1.4 Pengukuran Panjang
2.1.4.1 Pengukuran Panjang Menggunakan Satuan Tidak Baku
Pengukuran panjang menggunakan satuan tidak baku (Purnomosidi, 2008: 49-51) yaitu:
1. Konsep Panjang
Ukuran panjang suatu obyek adalah banyaknya satuan panjang yang digunakan untuk menyusun secara berjajar dan berkesinambungan
dari ujung obyek ke ujung berikutnya. Pengalaman belajar siswa tentang
pengukuran panjang dimulai untuk mengukur panjang dengan
menggunakan satuan tidak baku. Satuan tidak baku yang digunakan harus
sesuai dengan benda yang diukur panjangnya. Contoh satuan tidak baku
jengkal digunakan untuk mengukur tepi suatu meja, klip digunakan untuk
mengukur panjang suatu pensil.
2. Pada kegiatan pengukuran panjang ini penekanan yang harus
diperhatikan adalah:
a. Benda yang diukur
b. Satuan ukuran tidak baku yang tepat digunakan untuk mengukur
panjang benda.
c. Cara mengukur
3. Pada awal kegiatan untuk penanaman konsep, yang perlu diperhatikan
adalah:
a. Tersedianya satuan ukuran yang digunakan sesuai dengan panjang
obyek.
b. Hasil pengukuran ditunjukkan dengan banyaknya satuan ukuran
yang berjejer pada obyek yang diukur.
c. Pensil yang sama panjang diukur dengan 2 satuan panjang tidak
baku yang tidak sama panjang.
d. Pada tahap berikutnya satuan yang digunakan untuk mengukur
cukup 1 saja, yaitu dengan cara memberi tanda setiap kali habis
[image:41.595.82.515.116.631.2]mengukur.
Gambar 2.1 Mengukur menggunakan satuan tidak baku
4.Pada akhir kegiatan siswa memperoleh pemahaman sebagai berikut.
a. Suatu benda diukur dengan menggunakan satuan ukuran yang berbeda
akan diperoleh hasil yang berbeda. Oleh karena itu apabila kita
menghendaki hasil pengukuran yang sama untuk suatu obyek, maka
satuan yang digunakan harus sama panjang. Hal ini akan menuju pada
penggunaan satuan baku.
b. Banyaknya satuan ukuran yang digunakan cukup 1 saja. Untuk setiap
2.1.4.2Pengukuran Panjang Menggunakan Satuan Baku
Pengukuran panjang menggunakan satuan baku (Purnomosidi,
2008: 52-54) yaitu:
1. Penekanan yang harus diperhatikan adalah: Benda yang diukur
a. Satuan ukuran baku berupa penggaris dan meteran plastik
b. Cara mengukur
c. Hasil dari pengukuran
d. Pembacaan/pengucapan satuan ukuran yang digunakan misalnya cm
[image:42.595.93.508.218.619.2](sentimeter), m (meter)
Gambar 2.2 Mengukur menggunakan satuan baku
2.1.5 Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) 2.1.5.1 Pengertian PMRI
Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) merupakan
suatu pendidikan matematika yang dihasilkan dari adaptasi Realistic
Mathematic Education (RME) yang disesuaikan dengan kondisi budaya,
geografi dan kehidupan masyarakat Indonesia sehari-hari (Suryanto, 2010:
37). Menurut Supinah (2008: 14) RME adalah landasan filosofi PMRI. RME
merupakan teori pembelajaran matematika yang dikembangkan di
Belanda. Teori ini berangkat dari pendapat Fruedenthal bahwa
Menurut Supinah (2008: 14) pembelajaran matematika tidak dapat
dipisahkan dari sifat matematika seseorang memecahkan masalah,
mencari masalah, dan mengorganisasi atau matematisasi materi pelajaran.
Menurut Wijaya (2012: 20) Pendidikan Matematika Realistik
adalah suatu pendekatan mata pelajaran Matematika yang yang selalu
menggunakan permasalahan sehari-hari. Menurut Soedjadi (2001: 2)
pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan realistik pada
dasarnya adalah penggunaan lingkungan alam nyata yang ada di sekitar untuk
dipahami siswa guna memperlancar dan mempermudah proses pembelajaran
matematika, sehingga dapat tercapainya tujuan pendidikan yang lebih baik.
Soedjadi juga menjelaskan bahwa realita atau kenyataan adalah hal-hal nyata
yang bersifat konkret yang dapat diamati dan dapat dipahami oleh siswa
dengan cara membayangkannya.
Dari pengertian keempat tokoh tersebut dapat disimpulkan bahwa
PMRI adalah pendekatan pada pembelajaran matematika yang mendorong
siswa untuk menerapkan hubungan antara materi dengan permasalahan
kehidupan sehari-hari. PMRI mengutamakan keaktifan siswa untuk
menemukan materi yang berhubungan dengan permasalahan kehidupan
nyata.
2.1.5.2 Prinsip-prinsip PMRI
Menurut Suryanto (2010: 41-43) prinsip PMRI adalah sebagai
berikut:
a. Prinsip penemuan kembali secara terbimbing dan prinsip matematika
menekankan pada “penemuan kembali” secara terbimbing. Penemuan
kembali permasalahan yang realistik, yang mengandung topik-topik materi
matematika dan memberi kesempatan pada siswa untuk membangun dan
menemukan ide-ide gagasan pada konteks matematika. Prinsip matematika
progresif adalah prinsip yang menekankan “matematisasi” diartikan
sebagai upaya yang mengarahkan pada pemikiran matematis. Dikatakan
progresif karena terdiri atas dua langkah yang berurutan, yaitu (i)
matematisasi horizontal (berawal dari masalah realistik yang diberikan dan
berakhir pada matematika formal), (ii) matematika vertikal (dari
matematika formal ke matematika formal yang lebih luas).
b. Prinsip fenomologi didaktis, prinsip ini menekankan pada fenomena
pembelajaran yang bersifat mendidik dan menekankan pentingnya masalah
kontekstual untuk memperkenalkan topik-topik matematika kepada siswa.
Masalah kontekstual dipilih dengan mempertimbangkan aspek kecocokan
aplikasi yang harus diantisipasi dalam pembelajaran dan kecocokan
dengan proses reinvention, yang berarti bahwa konsep, aturan, dan cara
model matematis tidak disediakan atau diberitahukan oleh guru, tetapi
siswa yang berusaha sendiri untuk menemukan permasalahan kontekstual
yang diberikan oleh guru.
c. Prinsip membangun sendiri model, yaitu prinsip yang menunjukkan fungsi
“jembatan” yang berupa model. Prinsip ini berpangkal pada masalah
kontekstual lalu menuju ke matematika formal, serta ada kebebasan pada
2.1.5.3 Karakteristik PMRI
Menurut Suryanto (2010: 44) terdapat 5 karakteristik pendekatan
matematika realistik yaitu:
1. Menggunakan Konteks
Pembelajaran menggunakan masalah kontekstual, terutama pada taraf
penemuan konsep baru, sifat-sifat baru, atau prinsip-prinsip baru.
2. Menggunakan Model
Istilah model berkaitan dengan masalah situasi dan model matematika
yang dikembangkan sendiri oleh siswa, mengaktualisasikan masalah
kebentuk visual sebagai sarana untuk memudahkan pengajaran.
3. Menggunakan Kontribusi Siswa
Kontribusi yang besar diharapkan pada proses belajar mengajar datang
dari siswa artinya semua pikiran (kontruksi dan produksi) dihasilkan oleh
siswa itu sendiri.
4. Menggunakan Format Interaktif
Mengoptimalkan proses pembelajaran melalui interaksi siswa dengan guru
dan siswa dengan sarana dan prasarana merupakan hal terpenting dalam
pembelajaran matematika realistik.
5. Memanfaatkan Keterkaitan
Struktur dan konsep matematika saling berkaitan maka dari itu keterkaitan
antar topik (unit pelajaran) tersebut harus dieksplorasi agar proses
2.1.5.4 Kelebihan PMRI
Menurut Traffers (dalam Susanto, 2013: 207) kelebihan pembelajaran
matematika realistik antara lain:
1. Siswa diperkenalkan untuk masuk ke dalam matematika secara alamiah
dan termotivasi.
2. Pembelajaran mengangkat masalah-masalah yang kontekstual bagi siswa
(fakta).
3. Siswa mengalami langsung pengalaman belajar.
2.1.6 Karakteristik Siswa Sekolah Dasar
Satu hal yang tidak boleh dilupakan oleh guru adalah hendaknya
memahami karakretistik siswa yang akan diajarnya. Anak yang berada di sekolah
dasar memiliki potensi yang perlu didorong sehingga dapat berkembang dengan
optimal, maka dari itu guru perlu mengetahui tugas-tugas perkembangan
(Susanto, 2013: 70). Menurut Havighurst (dalam Susanto, 2013: 72) masa
kanak-kanak akhir dan anak sekolah, yaitu usia 6-12 tahun memiliki tugas-tugas
perkembangan sebagai berikut :
1. Belajar keterampilan fisik untuk olahraga sehari-hari.
2. Membentuk sikap tetap sehat terhadap dirinya sebagai anak yang sedang
pada masa pertumbuhan.
3. Belajar berinteraksi dengan teman sebaya.
4. Belajar peranan sosial yang sesuai sebagai pria atau wanita.
5. Mengembangkan konsep yang diperlukan bagi kehidupan sehari-hari.
7. Mencapai kebebasan pribadi.
8. Mengembangkan sikap-sikap terhadap kelompok-kelompok belajar ataupun
bermaian.
2.2 Penelitian yang Relevan
Baskoro (2013) meneliti Peningkatan Minat dan Prestasi Belajar
Matematika tentang Penjumlahan Pecahan dengan Pendekatan PMRI Siswa Kelas V SD N Glagahombo I. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan
pendekatan PMRI dapat meningkatkan minat dan kemampuan siswa di
kelas VA SDN Glagahombo I pada materi penjumlahan pecahan. Hal ini
ditunjukkan pada hasil evaluasi siklus I 45% dari 20 dan meningkat pada
siklus II yaitu 85% dari 20 siswa sudah menguasai materi penjumlahan pecahan.
Kurnianto (2012) meneliti Peningkatan Minat dan Prestasi Belajar
Matematika dengan Menggunakan Pendekatan PMRI Siswa Kelas V Semester Genap SD Kanisius Minggir Tahun Pelajaran 2011/2012. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa penggunaan pendekatan PMRI dapat meningkatkan
minat balajar siswa kelas V SD Kanisius Minggir tahun ajaran 2011/2012
hal ini ditunjukkan dengan kondisi awal minat belajar sebanyak 11 siswa atau
42,31%, pada siklus I mengalami peningkatan yaitu sebanyak 13 siswa atau
50% dan pada siklus II mengalami peningkatan yaitu sebanyak 15 siswa atau
sebesar 57,69%. Penggunaan pendekatan PMRI dapat meningkatkan prestasi
belajar siswa kelas kelas V SD Kanisius Minggir tahun pelajaran 2011/2012
dengan rata-rata kondisi awal sebesar 46,27, rata-rata siklus I sebesar 73,56 dan
Kumalasari (2014) meneliti Peningkatan Kedisiplinan dan Prestasi
Belajar Kelas V SDN Adisucipto I Mata Pelajaran Matematika Menggunakan Pendekatan PMRI. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedisiplinan meningkat
dalam proses belajar matematika di kelas V dengan menerapkan karakteristik
PMRI yang di dalamnya sudah dimodifikasi dengan adanya kearifan lokal
berupa kedisiplinan. Kemudian hal lain yang digunakan untuk meningkatkan
kedisiplinan siswa adalah dengan menetapkan peraturan kelas diawal sebelum
pembelajran dimulai. Prestasi belajar siswa kelas V SDN Adisucipto pada
mata pelajaran Matematika menggunkan PMRI dapat meningkat. Peningkatan
ini terjadi oleh karena peneliti menyusun pembelajaran dengan
menerapkan karakteristik-karakteristik PMRI. Pada RPP peneliti memulai
dengan karakteristik PMRI yang pertama yaitu “Penggunaan Konteks”.
Penggunaan konteks disini dilakukan dengan memberikan sebuah masalah
realistik yang dekat dengan kehidupan siswa. Masalah realistik yang diberikan
kepada siswa di disusun oleh peneliti agar terdapat keterkaitan dengan materi
yang lain terutama materi yang telah dipelajari oleh siswa.
Ketiga penelitian tersebut relevan dengan penelitian yang akan dilakukan
oleh peneliti karena menggunakan variabel dan pendekatan PMRI dalam
pembelajaran matematika. Pada penelitian ini peneliti menggunakan variabel
minat dan prestasi belajar pada materi mengukur menggunakan alat ukur tidak
baku dan baku, dimana minat belajar siswa didorong menggunakan pendekatan
PMRI yang berpengaruh pada hasil prestasi belajar siswa. Berdasarkan ketiga
penelitian tersebut pendekatan PMRI dapat meningkatkan minat dan prestasi
Gambar 2.3 Literature Map penelitian-penelitian Relevan
Gambar 2.3 menunjukkan skema penelitian-penelitian yang relevan
dengan penelitian ini. Merujuk pada penelitian relevan yang terdahulu milik
Baskoro (2013), Kurnianto (2012), dan Kumalasari (2014) peneliti melakukan
penelitian dengan judul:
“Peningkatan minat dan prestasi belajar menggunakan pendekatan PMRI pada
mata pelajaran matematika untuk siswa kelas II SDN Plaosan 2”
2.3 Kerangka Berpikir
Setiap anak memiliki bakat dan minat yang tidak sama, baik secara
intelektual maupun perilaku. Maka dari itu, penyelenggaraan pendidikan harus
Baskoro (2013) “Peningkatan Minat dan Prestasi Belajar Matematika tentang
Penjumlahan Pecahan dengan Pendekatan PMRI Siswa Kelas V SD N Glagahombo I”.
Kurnianto (2012) “Peningkatan Minat dan Prestasi Belajar Matematika
dengan Menggunakan Pendekatan PMRI
Siswa Kelas V Semester Genap SD
Kanisius Minggir Tahun Pelajaran 2011/2012”. Kumalasari (2014) “Peningkatan Kedisiplinan dan Prestasi Belajar Kelas V SDN Adisucipto I Mata
Pelajaran Matematika Menggunakan Pendekatan PMRI”.
Penelitian yang dilakukan:
diorientasikan pada pemenuhan kebutuhan anak, yaitu pendidikan yang
berdasarkan pada minat, kebutuhan anak, dan kemampuan sang anak. Seorang
anak membutuhkan lingkungan yang kondusif untuk untuk tumbuh dan
berkembang dengan baik. Siswa dapat menggunakan pengalaman yang didapat
dalam kehidupan sehari-hari sebagai sarana untuk belajar.
Fungsi minat dalam belajar lebih besar sebagai kekuatan yang
mendorong siswa untuk belajar. Untuk memperoleh hasil yang baik
dalam belajar seorang siswa harus mempunyai minat terhadap pelajaran
sehingga akan mendorong siswa untuk terus belajar. Melihat hal tersebut maka
peran guru di dalam kelas adalah untuk menumbuhkan minat belajar dalam diri
siswa. Tumbuhnya minat dalam diri siswa terhadap mata pelajaran
Matematika khususnya materi menggunakan alat ukur satuan tidak baku dan
baku dapat meningkatkan prestasi belajar. Salah satu cara untuk menumbuhkan
minat dan prestasi belajar matematika disini adalah dengan menggunakan
dunia nyata sebagai titik awal. Pembelajaran matematika dengan menggunakan
pendekatan realistik yaitu penggunaan lingkungan dunia nyata yang ada di
lingkungan sekitar agar lebih mudah dipahami siswa guna memperlancar dan
mempermudah proses pembelajaran matematika, sehingga dapat tercapai tujuan
pendidikan yang lebih baik.
Pendekatan PMRI dapat meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa
karena pembelajaran dengan pendekatan PMRI ini memberikan
kesempatan kepada siswa untuk pengembangan ide dan konsep
matematika dengan menggunakan masalah berdasarkan dunia nyata dengan
pembelajaran dengan menggunakan pendekatan PMRI meningkatkan minat
belajar dan prestasi belajar matematika dibandingkan dengan menggunakan
metode ceramah.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan PMRI untuk
meningkatkan minat dan prestasi belajar pada mata pelajaran matematika untuk
siswa kelas II SDN Plaosan 2. Materi pembelajaran pada penelitian ini yaitu
mengukur menggunakan alat ukur tidak baku dan baku.
2.4 Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan pada penelitian ini sebagai berikut:
2.4.1 Pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan Pendidikan Matematika
Realistik Indonesia (PMRI) dalam upaya meningkatkan minat dan prestasi
belajar siswa kelas II SDN Plaosan 2 dengan menggunaan 5 karakteristik
PMRI yaitu Penggunaan konteks, Penggunaan model, Pemanfaatan hasil
konstruksi siswa, Interaktivitas, dan Keterkaitan.
2.4.2 Penerapan pendekatan PMRI dapat meningkatkan minat siswa pada Mata
Pelajaran Matematika kelas II SDN Plaosan 2.
2.4.3 Penerapan pendekatan PMRI dapat meningkatkan prestasi belajar siswa
30 Bab III
Metode Penelitian
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah penelitian tindakan kelas
(PTK). Penelitian Tindakan Kelas merupakan wahana bagi guru untuk melakukan
refleksi dan tindakan secara sistematis dalam pengajarannya untuk memperbaiki
proses dan hasil belajar peserta didik, Prendergast (dalam Arifin, 2011: 96).
Penelitian Tindakan Kelas merupakan cara guru untuk mengorganisasikan
pembelajaran berdasarkan pengalamannya sendiri atau pengalamannya
berkolaborasi dengan guru lain, Lewin (dalam Arifin, 2011: 96). Peneliti
Tindakan kelas adalah suatu proses penyelidikan ilmiah dalam bentuk refleksi diri
yang melibatkan guru dalam situasi pendidikan tertentu dengan tujuan
memperbaiki pemahaman situasi atau praktik pendidikan (Arifin, 2011: 98). Jadi
dapat disimpulkan bahwa PTK adalah penelitian yang bersifat reflektif (Mereview
apa yang telah dilakukan), yang dilakukan oleh guru berdasarkan pengalamannya
sendiri atau pengalamannya berkolaborasi dengan guru lain dalam pembelajaran
yang bertujuan untuk memperbaiki praktik pendidikan.
Penelitian ini menggunakan model penelitian Kemmis dan M. Taggart.
Model penelitian ini terdiri dari perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi
dalam satu sistem siklus yang saling terkait antara satu langkah dengan langkah
berikutnya (Sukardi, 2003: 214). Pada model penelitian Kemmis dan Mc. Taggart
terdapat pembagian siklus di setiap pemberian di kelas. Jika rancangan kegiatan
dengan pertimbangan perbaikan atau peningkatan tindakan dari siklus
[image:53.595.85.510.138.630.2]sebelumnya.
Gambar 3.1 Model penelitian menurut Kemmis dan Mc. Taggart
(Sumber: Arikunto, 2010: 17)
Gambar 3.1 menjelaskan PTK yang diawali dengan perencanaan tindakan
(planning), pelaksanaan tindakan (action), mengobservasi dan mengevaluai
proses dan hasil tindakan (observation and evaluation), melakukan refleksi
(reflection), dan seterusnya sampai dicapai kualitas pembelajaran yang diinginkan
(Wiriaatmadja: 2007: 66-67). Sukardi (2003: 212-214) menjelaskan
langkah-langkah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sebagai berikut:
3.1.1 Perencanaan
Perencanaan merupakan suatu kegiatan merencanakan suatu tindakan yang akan dilakukan pada pelaksanaan tindakan. Perencana harus menyadari
diprediksi dan mempunyai resiko. Perencanaan