• Tidak ada hasil yang ditemukan

Minat Baca Siswa Sekolah Menengah Atas

BAB II KAJIAN TEORI

C. Minat Baca Siswa di Sekolah Menengah Atas

3. Minat Baca Siswa Sekolah Menengah Atas

c. Mendapatkan pengetahun mengenai akting, game, menyelesaikan teka-teki. d. Dapat berkomunikasi dengan surat dan memahami surat-surat bisnis. e. Mengetahui kapan dan di mana sesuatu akan terjadi serta yang tersedia.

f. Mengetahui apa yang sedang terjadi dan telah terjadi dalam bahan bacaan berupa koran, majalah, brita dan lain-lain.

g. Mendapatkan kesenangan atau hiburan.

Berdasarkan ke dua pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa tujuan mambaca adalah untuk memperoleh informasi yang bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari dan meningkatkan ilmu pengetahuan serta untuk memperoleh kepuasan emosional atau hiburan. Untuk memenuhi tujuan tersebut maka di perlukannya fasilitas penunjang berupa perpustakaan yang di dalamnya terdapat berbagai bahan pustaka atau bahan bacaan yang disesuaikan dengan kebutuhan si pemakai. Sebagaimana halnya perpustakaan sekolah, yang tentunya pengguna perpustakaan adalah warga sekolah mulai dari guru, staf sekolah, hingga siswa. Tujuan membaca tidak dapat terpisah dengan selera dan minat baca yang berbeda dari setiap siswa.

3. Minat Baca Siswa Sekolah Menengah Atas

Berdasarkan pernyataan yang dikemukakan sebelumnya di atas mengenai “minat” dan “ membaca” maka dapat diketahui bahwa minat baca adalah suatu keinginan seseorang yang dapat dipengaruhi, diusahakan dan dikembangkan dalam menangkap konsep-konsep suatu bacaan untuk memperoleh informasi yang diinginkan. Menurut Darmono (2004: 182) minat baca adalah kecenderungan jiwa yang mendorong seseorang terhadap membaca, minat baca ditunjukan dengan

32

keinginan yang kuat untuk melakukan kegiatan membaca. Sedangkan menurut Dian Sinaga (2011: 95) menyatakan bahwa minat baca merupakan proses sosial budaya, yang mana membaca tidak akan tumbuh secara alami, melainkan memerlukan pembinaan yang positif agar dapat tumbuh.

Minat baca seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yang menyebabkan orang tersebut berminat membaca. Menurut Crow dan crow (Sulistyo-Basuki, 1992: 8) menyebutkan tiga faktor yang mendasari minat baca seseorang, yaitu yang terdiri dari.

a. Faktor dorongan dari dalam, yaitu yang berhubungan erat dengan faktor fisik yang merangsang individu untuk mempertahankan dirinya yang berkaitan dengan kebutuhan fisik

b. Faktor motif sosial, yaitu merupakan faktor yang dapat membangkitkan minat untuk melakukan aktivitas tertentu demi memenuhi kebutuhan sosialnya c. Faktor emosionalnya, yaitu faktor emosi, perasaan yang erat hubungannya

dengan obyek tersebut dan kemudian berhasil sehingga dapat menimbulkan perasaan senang dan puas.

Lebih lanjut Athaillah Baderi dalam Khotijah Khamsul (2011: 12) menyatakan lima faktor yang mempengaruhi minat baca seseorang, yaitu: 1) dorongan dari dalam, 2) lingkungan keluarga, 3) lingkungan masyarakat, 4) lingkungan sekolah/ pendidikan, dan 5) sistem pendidikan nasional. Lebih lanjut Murti Burnata (2004: 232) menyatakan bahwa minat baca seseorang sangat ditentukan oleh:

33

a. Faktor lingkungan keluarga, dalam hal ini misalnya kebiasaan membaca keluarga di lingkungan rumah.

b. Faktor pendidikan dan kurikulum di sekolah.

c. Faktor infrastruktur dalam masyarakat yang mendukung peningkatan minat baca masyarakat.

d. Faktor keberadaan dan keterjangkauan bahan bacaan.

Minat baca merupakan potensi yang sudah ada pada setiap siswa. Potensi tersebut akan muncul dan berkembang tergantung dari faktor-faktor dorongan yang tersedia, situasi dan kondisi. Selain faktor-faktor yang mempengaruhi minat baca seperti halnya ke tiga pernyataan di atas tanpa adanya program pembinaan, pengarahan dan upaya pengembangan serta peningkatan minat baca yang diusahakan pihak sekolah maka tingginya minat baca akan sulit untuk diwujudkan. Ki Supriyoko dalam Harian Kompas, selasa, 23 Maret 2004 menyatakan bahwa secara teoritis ada hubungan yang positif antara minat baca (reading interest) dengan kebiasaan membaca (reading habit) dan kemampuan membaca (reading ability). Oleh karena itu rendahnya minat baca siswa menjadikan kebiasaan membaca yang rendah, dan hal tersebut menjadikan kemampuan membaca rendah. Sekolah membutuhkan program yang tepat dalam mendukung pembinaan minat baca.

Sebelum membahas lebih lanjut mengenai minat baca siswa di Sekolah Menengah Atas, hendaknya terlebih dahulu mengetahui karakteristik siswa Sekolah Menengah Atas.

34

a. Karakteristik Siswa Sekolah Menengah Atas

Dwi Siswoyo, dkk (2007: 92) menyatakan, bahwa peserta didik atau siswa adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pendidikan, sosok peserta didik umumnya merupakan sosok anak yang membutuhkan bantuan orang lain untuk bisa tumbuh dan berkembang ke arah kedewasaan. Sedangkan usia siswa Sekolah Menengah Atas yang berkisar 15- 18 tahun merupakan usia yang digolongkan pada masa remaja dan masa peralihan menuju dewasa, oleh karena itu masa remaja merupakan masa yang singkat. Hal ini sesuai dengan pernyataan Hurlock (1990: 206), bahwa akhir masa remaja merupakan periode yang sangat singkat, yang mana awal remaja berlangsung pada usia 13 tahun sampai 16 atau 17 tahun, dan akhir masa remaja bermula dari usia 16 atau 17 tahun sampai 18 tahun yaitu usia matang secara hukum. Sedangkan, menurut Rousseau dalam Sarlito Wirawan Sarwono (2006: 22) menyatakan bahwa manusia mengalami empat perkembangan yaitu yang terdiri dari: 1) Umur 0-4 atau 5 tahun digolongkan tahap kanak- kanak (infancy), 2) Umur 5- 12 tahun digolongkan masa bandel (savage stage), 3) Umur 12- 15 tahun masa bangkitnya akal, nalar dan kesadaran diri, 4) Umur 15- 20 tahun dinamakan masa kesempurnaan remaja (adolescence proper) yang merupakan puncak perkembangan emosi.

Menurut Camenius (Sarlito Wirawan Sarwono, 2006: 41), menganjurkan pembagian sekolah berdasarkan teori perkembangan jiwa yang didasarkan pada teori psikologi fakultas, masing-masing tahap lamanya enam tahun yang mana pembagian tahap-tahap ini dianut oleh sistem pendidikan di Indonesia sampai

35

sekarang. Berikut merupakan tahap-tahap pembagaian pendidikan berdasarkan usia:

1) Anak usia 0-6 tahun: pendidikan oleh ibu sendiri (mother school) 2) Anak usia 6-12 tahun: pendidikan dasar (elementary education) 3) Anak usia 12-18 tahun: sekolah lanjutan (latin school)

4) Anak usia 18-24 tahun: pendidikan tinggi (university)

Berdasarkan ke tiga pernyataan di atas mengenai pertumbuhan usia remaja dapat disimpulkan bahwa siswa Sekolah Menengah Atas merupakan masa-masa remaja dan peralihan menuju dewasa di mana anak pada umur ini memiliki emosi¸ keingintahuan, dan memiliki bakat serta minat yang tinggi terhadap sesuatu yang baru sehingga peran serta sekolah sangat penting dalam membimbing siswa untuk menyalurkan pada kegiatan yang positif. Hurlock (1990: 207) menyatakan, bahwa sikap dan tingkah laku manusia pada masa remaja mengalami lima perubahan secara universal yaitu:

1) Meningginya emosi, yang intensitasnya dipengaruhi oleh perubahan fisik dan psikologis.

2) Perubahan tubuh, minat dan peran dalam kelompok sosial.

3) Remaja akan merasa masalah yang baru timbul lebih banyak dan lebih sulit di bandingkan sebelumnya dan remaja merasa ditimbuni masalah sampai ia bisa mengatasinya menurut kepuasannya.

4) Dengan adanya perubahan minat dan pola perilaku, maka nilai- nilai juga berubah.

36

5) Bersikap ambivalen, menginginkan kebebasan namun sering takut untuk bertanggung jawab dengan akibatnya.

Lebih lanjut, Hurlock (1990: 218) juga menyatakan bahwa membaca merupakan salah satu minat rekreasi remaja yang mana mereka telah membatasi waktu untuk membaca sebagai rekreasi dan cenderumg lebit tertarik majalah, surat kabar dibandingkan dengan komik. Biasanya anak usia remaja akan menaruh minat pada pelajaran tertentu yang berpengaruh kepada bidang pekerjaan atau profesi yang akan dipilihnya kelak. Berdasarkan pernyataan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa minat baca dapat diusahakan, dibimbing dan dikembangkan pada siswa Sekolah Menengah Atas, melihat emosi siswa yang meluap-luap pada usia ini perlu disalurkan pada kegiatan yang lebih positif.