• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

D. Misi Desa Makmur Jaya

C. Visi Desa Makmur Jaya

Visi Desa Makmur Jaya adalah “Terwujudnya Pelayanan pelayanan prima dan pemerataan pembangunan yang merata serta terciptanyaa lingkungan hidup yang berbudaya dan agamis “.

D. Misi Desa Makmur Jaya

Untuk mewujudkan visi sebagai langkah menuju Desa mempunyai Visi “Terwujudnya Pelayanan pelayanan prima dan pemerataan pembangunan yang merata serta terciptanyaa lingkungan hidup yang berbudaya dan agamis “.maka Desa Makmur Jaya menyusun dan menetapkan misinya sebagai berikut :

1. Mengembangkan dan meningkatkan saranaprasarana daerah yang mendukung peningkatan pemerataan pelayanan kepada masyarakat dan pembangunan daerah yang berkelanjutan.

2. Mengembangkan dan meningkatkan sumberdaya manusia professional yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi dan berjiwakewirausahaan dengan dilandasi keimanan, ketaqwaan, dannilai-nilaibudaya Melayu.

3. Memberdayakan masyarakat, sumber daya alam dan seluruh kekuatan ekonomi daerah untuk memperkuat landasan struktur perekonomian berbasis kerakyatan yang bertumpu pada agribisnis, perkebunan danpertanian.

BAB IV PENYAJIAN DATA

Pada bab ini penulis akan menyajikan deskripsi dari data yang diperoleh melalui penelitian dilapangan melalui metode-metode pengumpulan data yang telah disebutkan pada bab terdahulu. Demikian juga halnya permasalahan yang hendak dijawab dalam bab ini adalah Bagaimana pemerdayaan masyarakat dalam pemanfaatan Alokasi Dana Desa dan Faktor apa saja yang mendukung dan menghambat pemerdayaan masyarakat dalam pemerdayaan Alokasi Dana Desa di Desa Makmur Jaya Kecamatan Bagan Rokan Hilir, Riau. Dalam mengumpulkan data yang diperlukan untuk menjawab permasalahan secara mendalam, ada beberapa tahapan yang dilakukan penulis, yaitu; pertama, penelitian diawali dengan pengumpulan berbagai dokumen dari Pemerintahan Kabupaten Rokan Hilir Kecamatan Bagan Sinembah Raya Kepenghulan Makmur Jaya Tugas Pokok dan Fungsi (Tupoksi) dan berbagai hal yang berkaitan dengan permasalahan yang ingin dijawab, Kedua, penulis melakukan sejumlah wawancara dengan Penghulu Makmur Jaya Kecamatan Sinembah Raya Kepenghuluan Makmur Jaya dan ditambah informan utama, dan masyarakat sebagai informan tambahan.

Data-data tersebut berupa pernyataan dari para informan mengenai permasalahan penelitian skripsi ini. Sedangkan data-data sekunder didapatkan dari studi kepustakaan serta dokumen-dokumen yang didapat dari lokasi penelitian. Pengumpulan data dilakukan selama kurang lebih dari tiga (2) minggu dilokasi penelitian, yaitu Desa Makmur Kecamatan Bagan Sinembah Kabupaten Rokan Hilir.

3. Bagaimana pemerdayaan masyarakat dalam pemanfaatan Alokasi Dana Desa?

Berdasarkan pangambilan data dilapangan diperoleh identitas informan adalah sebagai berikut :

Tabel 6 Identitas Informan

Nama Jenis Kelamin

Keterangan Identitas Pekerjaaan

Subarin,SH.I Laki-laki Penghulu Makmur Jaya

Hadiyono,SH Laki-laki Camat Bagan Sinambah

Raya atau Pembina Desa

Husnul Yamin Rambe Laki-laki BPK

Ngatijan Laki-laki Tokoh Adat

Agus budiman Laki-laki Tokoh Pemuda

Sulianti Perempuan PKK

- Hasil Wawancara Informan Kunci

1. Bagaimana pemberdayaan masyarakat dalam pemanfaatan ADD di Desa Makmur Jaya ?

Hasil wawancara dengan Subarin,SH.I (Pada Tanggal 22 April 2016) :

“Dalam penggunaan ADD, harus mengikuti peraturan pemerintah. Dimana pengalokasi dananya harus tepat sasaran, untuk ADD 30% dipergunakan

untuk operasional desa, kemudian 70% untuk pemberdayaan masyarakat”. Pemberdayaan masyarakat dalam pemanfaatan ADD di Desa Makmur Jaya sudah cukup baik dilihat dari kegiatan-kegiatan yang sudah terlaksanakan oleh masyarakat Desa Makmur Jaya contohnya di Bidang Olahraga,PKK, serta pembangunan dan pemeliharaan fasilitas desa ADD berjalan sesuai dengan keinginan masyarakatnya.

2. Apakah seluruh kegiatan yang didanai oleh ADD direncanakan, dilaksanakan dan dievaluasi secara terbuka ?

“Tentu saja, harus direncanakan, dilaksanakan dan dievaluasi secara terbuka karena sesuai dengan peraturan pemerintah bahwasannya setiap kegiatan dan penggunaan ADD harus dapat di pertanggung jawabkan secara administrasi, teknis, dan hukum, sehingga dalam pengevaluasiannya dapat dipertanggungjawabkan oleh pihak pengelola ADD”

3. Apakah ada faktor-faktor penghambat dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat dalam pemmanfaatan ADD ?

“Dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat di desa makmur jaya Alhamdulillah berjalan lancar dan insya allah tepat sasaran. Hanya saja memang ada beberapa penghalang/penghambat dalam kegiatan pemberdayaan, seperti SDM yang kurang mumpuni kemudian faktor yang kedua adalah masalah waktu jadi dalam kegiatan pemberdayaan yang di danai ADD seperti gotongroyong ini banyak terhalang oleh waktu”. Dan minimnya tingkat taraf pendidikan masyarakat juga menjadi faktornya.

4. Apa saja kegiatan yang sudah dan akan dilaksanakan dalam pembangunan ADD untuk pemberdayaan ?

“ada beberapa kegiatan yang sudah kita lakukan dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat, seperti pemberdayaan dalam kegiatan keolahragaan, pkk, sanggar seni, untuk kegiatan mesjid, pemberdayaan LPMK, kegiatan pemberdayaan keagamaan (MTQ Desa), kegiatan Dasawisma, Gotong Royong, dan kegiatan operasional Posyandu, serta kegiatan karang taruna”

5. Bagaimana animo masyarakat dengan adanya program pemberdayaan masyarakat?

“Animo masyarakat sangat tinggi dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat, ini terlihat dari tingginya tingkat partisipasi masyarakat dalam segala kegiatan pemberdayaan masyarakat yang dijalankan sesuai program pemerintah desa”

6. Dalam perkembangan masyarakat sekarang, apakah hambatan yang sering timbul dalam program pemberdayaan masyarakat makmur jaya ?

“ untuk hambatan mungkin tidak banyak dan tidak rumit masyarakat desa makmur ini, cukup cerdas dalam mengambil sikap tentang program desa itu sendiri. Secara administrasi juga tidak ada masalah, semua beres, adapun factor yang menghambat dalam kegiatan pemberdayaan ini adalah masalah waktu, ini terlihat ketika adanya kegiatan gotong royong untuk pembangunan, seperti pembangunan jembatan, memperbaiki mesjid dan lingkungannya,

sebagian masyarakat lebih memilih kerja dari pada ikut dalam gotong royong.

7. Apakah kegiatan gotong royong masih aktif di desa makmur jaya?

“untuk kegiatan gotong royong masih sangat aktif di desa makmur jaya, dan tingkat partisipasi masyarakatnya lumayan tinggi.

- Hasil Wawancara Informan Utama

1. Bagaimana tranparansi terhadap Alokasi dana desa makmur jaya? Husnul Yamin Rambe ( Pada Januari 2016)

“Alokasi dana desa makmur jaya bersifat transparansi, semua kegiatan ADD dilakukan secara terbuka agar masyarakat tau kemana saja dana ADD itu di keluarkan. karena kegiatan ADD, harus dapat dipertanggung jawabkan secara administrasi dan hukum, bahwasannya seluruh kegiatan yang dibiayai oleh ADD jelas adanya sesuai dengan laporan yang dilampirkan “

2. Apakah ada kendala dalam melakukan rekapitulasi ADD ?

“Untuk rekapitulasi kita tidak ada masalah karena dalam penggunaan ADD ini semua di rencanakan, dilaksanakan dan dievaluasi sehingga semuanya sudah ada standarnya dan

alhamdulillah tidak ada kendala, karena apa yang tertulis di laporan itu sesuai dengan fakta dilapangan, mengenai nominalnya juga sesuai dengan bistik yang telah di tetapkan oleh pemerintah”

“segala kegiatan yang di biayai oleh ADD itu sudah direncanakan dilaksanakan dan di evaluasi, saya kira sudah tepat sasaran, karena apa yang direncanakan itu yang dilaksankan dan yg dilaksankan juga sesuai dengan standar atau bistik. “.

4. Apakah adanya kelihatan kecurangan yang dilakukan penghulu dalam hasil rekapitulasi?

“Tentu tidak ada, untuk di tahun 2016, untuk itu belum ada gambaranya.” Apakah data yang diterima itu, akurat?

“Tentu, datanya sudah melalui tahap-tahap yang panjang untuk pemeriksaanya”.

5. Apakah ada kesullitan dalam melakukan tugas, untuk pemeriksaaan dari pemuda setempat?

“Tentu tidak mereka, mereka juga bagian dari kegitan kita”.

4. Faktor apa saja yang mendukung dan menghambat pemberdayaan masyarakat dalam pemberdayaan Alokasi Dana Desa di Desa Makmur Jaya Kecamatan Bagan Rokan Hilir, Riau ?

A.Hasil Wawancara Informan Kunci

Bagaimana menurut bapak mengenai pemberdayaan masyarakat dalam pemanfaatan alokasi dana desa (ADD) ?

Hadiyono,SH (Pada Tanggal 22 April 2016) :

“ Menurut saya, Pemberdayaan masyarakat dalam pemanfaatan alokasi dana desa (ADD) harus mengacu pada asas-asas pengelolaan keuangan desa yang

transparan, akuntabel, partisipatif serta dilakukan secara tertib dan disiplin. Pemanfaatan ADD dimaksudkan untuk membiayai program pemerintah dalam melaksanakan kegiatan pemerintah dalam melaksanakan kegiatan pemerintah dan pemberdayaan masyarakat”.

“Jadi menurut bapak bagaimana semestinya pemberdayaan itu dilakukan supaya tidak ada halangan dalam pemanfaatan dana alokasi desa tersebut? “ Pemberdayaan masyarakat terhadap Alokasi Dana Desa harus dilakukan secara transparansi. Yang dimaksudkan dengan transparansi adalah adanya keterbukaan informasi dari pihak pemerintah desa terhadap masyarakat agar masyarakat mengetahui seluruh proses kegiatan yang berlangsung sehingga pemberdayaan masyarakat terlaksanakan dengan baik.

Bagaimana mendorong peningkatan swadaya gotong-royong masyarakat desa?

“Untuk mendorong swadaya masyarakat sendiri, di perlukan peranan pemerintah untuk meningkatkan partisipasi masyarakat untuk bergotong royong misalnya dengan membuat sosialisasi tentang pentingnya gotongroyong untuk kepentingan desa”.

Apakah masyarakat desa ikut serta dalam merencanakan program pemberdayaan desa?

“Tentu, desa atau masyarakat desa tahu apa yang lebih di utamakan dalam pembangunan desa contoh program yang telah dilakukan untuk pembangunan mesjid atau klinik untuk persalinan, itu aja, masyarakat tahu”

Apakah program yang dilakukan sudah dan dilaksanakan dalam pembangunan ADD untuk pemberdayaan itu sendiri ?

“Untuk program di tahun 2016 tentu sudah, sudah banyak yang dilakukan sesuai dengan data yang diberikan”.

B. Hasil Wawanca Informan Utama Ngatijan

Faktor yang mendukung masyarakat desa yang diketahui oleh bapak pada saat ini?

( Pada Januari 2016)

“ Faktor yang mendukung masyarakat desa yang saya ketahui yaitu masyarakat mau terlibat dalam kegiatan-kegiatan operasional desa. Contohnya dengan bergotong-royong dalam hal memperbaiki desa Makmur Jaya ini, seperti menambal jalan yang berlubang dengan memanfaatkan sumber-sumber yang ada di desa Makmur Jaya ini, ya menurut saya faktor pendukungnya itu”. Fasilitas –fasilitas didesa juga sudah lumayan bagus, contohnya fasilitas yang diberikan oleh pihak swasta seperti Koperasi baik untuk berdagang dan bertani.

Apakah ada penghambat lain yang menimbulkan kesusahan kepada masyarakat dalam pembangunan pemberdayaan masyarakat Makmur Jaya? Dalam faktor penghambat biasanya ada sebagian mayarakat yang tidak suka ataupun tidak mendukung meskipun kebanyakan mendukung dalam melakukan pemberdayaan desa ini, ada beberapa masyarakat yang tidak mau ikut serta dalam pembangunan pemberdayaan masyarakat ini. kurangnya SDM dan rendahnya pendidikan masyarakat.

Kurangnya kesadaran masyarakat, sikap masyarakat yang tradisional juga menjadi hambatannya”.

Hasil Wawanca Informan Tambahan Agus budiman

Apakah anda mengetahui adanya Alokasi Dana Desa untuk Pemberdayaan masyarakat?

( Pada Januari 2016)

“Ya , saya mengetahui adanya Alokasi Dana Desa. Hanya saja saya tidak terlalu mengetahui secara mendetail karena saya sibuk dengan urusan saya sendiri tanpa memperdulikan kepentingan desa”.

Apakah dalam penggunaannya melibatkan pemuda setempat?

“ Setahu saya sih Iya, karena setiap pembangunan yang dilakukan didesa pemuda ikut serta dalam membantu kelancaran kegiatan desa”.

Apakah dengan adanya pemberdayaan masyarakat, masyarakat mendapatkan dampak dari pemberdayaan itu ?

“Tentu saja, Iya. Masyarakat pasti merasakan dampaknya, dengan adanya pemberdayaan masyarakat lebih mudah melakukan kegiatan desa contohnya dengan adanya pemberdayaan masyarakat lebih terarah untuk melakukan sesuatu yang bermanfaat untuk kepentingan desa”.

Informan Tambahan

Apakah yang menjadi pendukung dan penghambat bagi ibu dalam mengembangkan masyarakat makmur jaya dalam program pemberdayaan? Sulianti Pada Januari 2016)

“ Yang menjadi faktor pendukungnya yaitu tersedianya fasilitas-fasilitas yang diberikan oleh pihak swasta maupun pemerintah dalam hal mengembangkan masyarakat, contohnya koperasi. Sedangkan penghambatnya masyarakat tidak tahu apa yang harus dilakukan agar bisa mengembangan diri, itu disebabkan karena rendahnya pendidikan masyarakatnya”.

Bagaimana meningkatkan partisipasi masyarakat dalam memanfaatkan pemberdayaan desa ?

“ Mungkin pemerintah harus melakukan terobosan terbaru untuk meningkatkan partisipasi masyarakat untuk lebih bisa memanfaatkan pemberdayaan desa ini”.

BAB V ANALISIS DATA

1. Bagaimana pemberdayaan masyarakat dalam pemanfaatan Alokasi Dana Desa

Pemberdayaan masyarakat hendaklah mengarah pada pada pembentukan kognitif masyarakat yang lebih baik. Kondisi kognitif pada hakikatnya merupakan kemampuan berpikir yang dilandasi oleh pengetahuan dan wawasan seorang atau masyarakat dalam rangka mencari solusi atas permasalahan yang dihadapi. Kondisi konatif merupakan suatu sikap perilaku masyarakat yang terbentuk yang diarahkan pada perilaku yang sensitif terhadap nilai-nilai pembangunan dan pemberdayaan. Kondisi afektif adalah merupakan sense yang dimiliki oleh masyarakat yang diharapkan dapat diintervensi untuk mencapai keberdayaan dalam sikap dan perilaku. Kemampuan psikomotorik merupakan kecakapan ketrampilan yang dimiliki masyarakat sebagai upaya pendukung masyarakat dalam rangka melakukan aktivitas pembangunan. Terjadinya keberdayaan pada empat aspek tersebut (kognitif, konatif, afektif dan psikomotorik) akan dapat memberikan kontribusi pada terciptanya kemandirian masyarakat yang dicita-citakan, karena dengan demikian dalam masyarakat akan terjadi kecukupan wawasan yang dilengkapi dengan kecakapan ketrampilan yang memadai, diperkuat oleh rasa memerlukan pembangunan dan perilaku sadar akan kebutuhannya tersebut, untuk mencapai kemandirian masyarakat diperlukan sebuah proses. Melalui proses belajar maka masyarakat secara bertahap akan memperoleh kemampuan atau daya dari waktu ke 1 waktu, dengan demikian akan terakumulasi kemampuan yang memadai untuk mengantarkan kemandirian

mereka, apa yang diharapkan dari pemberdayaan yang merupakan visualisasi dari pembangunan sosial ini diharapkan dapat mewujudkan komunitas yang baik dan masyarakat yang ideal (Ambar Teguh, 2004: 80-81).

Pengelolaan Keuangan Alokasi Dana Desa (ADD) merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Pengelolaan Keuangan Desa dalam APBDesa oleh karena itu dalam Pengelolaan Keuangan Alokasi Dana Desa (ADD) harus memenuhi Prinsip Pengelolaan Alokasi Dana Desa.

Dalam proses pemberdayaan yang mendukung masyarakat agar termotivasi mempunyai kemampuan atau keberdayaan untuk menentukan apa yang menjadi pilihan pengembangan kemampuan dan kemandirian mayarakat untuk berperan aktif dalam membangun agar secara bertahap masyarakat mampu membangun diri dan lingkungan secara mandiri melalui peningkatan kesewadayaan masyarakat, pemanfaatan nilai-nilai sosial budaya masyarakat dan pembangunan ekonomi masyarakat dan membangun sumber daya alam yang berwawasan lingkungan dan tepat guna bagi masyarkat.

Penempatan dana alokasi desa sendiri jika proses peberdayaan tercapai yang digunakan maka dalam pemberdayaan alokasi dana akan menjadi lebih baik dan maksimal

2. Faktor apa saja yang mendukung dan menghambat pemberdayaan masyarakat dalam pemberdayaan Alokasi Dana Desa di Desa Makmur Jaya Kecamatan Bagan Rokan Hilir, Riau.

Dalam menyatakan penghambat timul dari Kapabilitas Instansi Pelaksana dan sifat-sifat, sikap prilaku, kemampuan dan peran instansi pelaksana dalam mengimplementasikan program atau kegiatan.

Sistem saling pengaruh antar orang dalam kelompok yang bekerjasama untuk mencapai tujuan tertentu. Sedangkan Struktur Birokrasi sebagai tata pola yang menghubungkan antara bagian-bagian kerja berdasarkan kedudukan dan jenis kewenangan pejabat, bidang-bidang dan hubungan pekerjaan, garis perintah dan tanggungjawab, rentang kendali dan sistem manajemen dalam organisasi yang diatur berdasarkan ketentuan yang berlaku.

Faktor yang mendukung masyarakat desa adanya fasilitas-fasilitas yang dilakukan oleh pihak swasta dalam hal pengembangan terhadap masyarakat seperti adanya bank mengadakan koperasi yang memberikan program UKM (usaka kecil menengah) terhadap masyarakat desa dan masyarakat dapat melakukan kegitan dalam perdagangan dan pertanian untuk mata pencaharian terhadap masayakat desa dan pemerintah demikian juga membuat pemberlakukan sama dengan pihak-pihak pendukung pemberdayaan masyarakat.

Hambatan yang terjadi dalam melakukan Pemberdayaan Alokasi Dana Desa, minimnya tingkat taraf berpendidikannya masyarakat pada desa dan tingkat kepedulian masyararakat terhadap pembangunan dan proses pembangunan dan pemberdayaan taraf kehidupan desa sangatlah rendah, dan masyarakat juga

memaklumi keadaan situsi dalam program desa begitu tidak tercapai seperi apa di programkan oleh pemerintah terhadap masyarakat desa.

Dalam pengelolaan ADD salah satunya adalah partisipasi masyarakat. Dari hasil penelitian dan pengamatan yang telah dilakukan pada desa, bahwa tingkat partisipasi masyarakat dalam proses perencanaan dalam pelaksanaan dalam ADD cukup tinggi. Hasil penelitian menunjukkan tingginya tingkat partisipasi masyarakat dalam perencanaan ADD yakni dalam musyawarah desa dapat dilihat dari tingkat kehadiran dan jumlah usulan oleh masyarakat cukup tinggi. Tingginya partisipasi masyarakat dalam pengelolaan ADD pada desasesuai dengan teori pemberdayaan menurut Wahjudin Sumpeno (2011.19) yang menjelaskan bahwa pemberdayaan dapat berupa ide dan gagasan yakni kemampuan mengekspresikan dan menyumbangkan gagasan dalam suatu forum atau diskusi secara bebas dan tanpa tekanan. Berdasarkan hasil penelitian dan penga-matan yang telah dilakukan, budaya gotong-royong masyarakat merupakan salah satu faktor pendorong dalam pengelolaan ADD di desa. Budaya gotong-royong masyarakat yang tinggi dapat mendukung pengelolaan ADD khususnya pada tahap pelaksanaan kegiatan. Hal tersebut sesuai dengan teori pemberdayaan oleh Wahjudin Sumpeno (2011.19) yang menjelaskan bahwa pemberdayaan merupakan upaya yang ditujukan agar suatu tatanan dapat mencapai suatu kondisi yang memung-kinkan untuk membangun dirinya sendiri.

Faktor penghambat dalam pengelolaan ADD pada desa yaitu rendahnya sumber daya manusia. Sumber daya manusia dari penduduk desa yang rendah dapat dilihat dari tingkat pendidikan mayoritas penduduk yaitu lulusan SD sedangkan perangkat desa sendiri mayoritas lulusan SMP. Hal tersebut berdampak pada kegiatan pengelolaan ADD pada

tahap perencanaan. Pada proses perencanaan ADD pada Desa menerapkan sistem musyawarah desa. Dalam proses musyawarah desa telihat bahwa partisipasi masyarakat tinggi, namun bentuk-bentuk usulan kegiatan dari mas-yarakat cenderung bersifat pemban-gunan fisik seperti perbaikan jalan, irigasi, dan lain-lain. Padahal kegiatan tersebut tidak bersifat pemberdayaan pada diri masyarakat masyarakat sendiri. Monotonnya pola pikir masyarakat dalam perencanaan penggunaan dana ADD tersebut merupakan cerminan dari rendahnya tingkat pendidikan masya-rakat dan perangkat desa, sehingga belum ada bentuk kreativitas dan inovasi dalam pengelolaan ADD untuk pemberdayaan masyarakat. Faktor penghambat dalam pengelolaan ADD dalam pemberdayaan selanjutnya yaitu rendahnya swadaya masyarakat. Dari hasil penelitian, swadaya masyarakat desa dinilai sangat kurang, padahal swadaya masyarakat merupakan Pendapatan Asli Desa (PADes) yang sah. Kurangnya swa-daya masyarakat merupakan cerminan dari tingkat kesejahteraan masyarakan desa yang masih dinilai kurang sejahtera. Dilihat dari mayoritas mata pencaharian masyarakat desa yang sebagai buruh tani, maka berdampak pada tingkat keswadayaan masyarakat dalam pembangunan desanya. Fenomena tersebut tidak sesuai dengan tujuan ADD menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 37 Tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa, yang menjelaskan bahwa salah satu tujuan ADD adalah mendorong peningkatan keswadayaan masyarakat. Hal tersebut menunjukkan bahwa kurang berhasilnya pengelolaan ADD pada desa berdampak pada rendahnya Swadaya masyarakat.

BAB VI PENUTUP

Berdasarkan hasil penelitian dan uraian analisis yang telah penulis kemukakan di bab sebelumnya, maka pada bab ini penulis akan menarik suatu kesimpulan berdasarkan penelitian lapangan yang telah dilakukan dan memberikan saran terkait dengan Pemberdayaan Masyarakat Dalam Pemanfaatan Alokasi Dana Desa.`

1. Kesimpulan

Adapun Kesimpulan dari Penelitan ini, Antara lain :

Pemberdayan merupakan program yang dilakukan untuk memberdayakan masyarakat agar mandiri dan bertaraf hidup yang layak seperti hidup dikota yang terpasilitasi dari pemerinah, pemberdayaan sendiri adalah seperti pemerian kepercayaan pemerintah kepada kepala desa atau penhulu untuk mengelolah sumberdayanya agar desa merasakan kemakmuran dan kesejahteraa terhadap masyarakat desa pada umunya. Dan program adalah tepat untuk kedepan untuk membagun keadaan situasi dan memaksa masyarakat desa untuk lebih maju dan dapat bemitra dengan masyarakat sekala nasional dan internasional. Dalam hambatan-hambatan yang terjadi biasanya atau secara umum, tingkat taraf hidup masyarakat tidak dalam keadaan berpendidikan tinggi sehinggga terabaikannya program sosial pemberdayaan masyarakat dan keberuntungannya pada masyarakat adanya pemuda-pemuda yang ingin membangun desanya demi perkembangan nasional di sekala desa.

2. Saran

Pemberdayaan menjadi konsep kunci untuk menanggapi kegagalan pelaksanaan pembangunan yang selama ini masih belum dapat dirasakan secara menyeluruh oleh masyarakat pada umumnya. Dalam kelemahan pemberdayaan sendiri tiada pelatihan dan program pelaksanaan tahunan bagi pendanaan alokasi dana desa kurang terawasi dalam penempatan dananya. Dan perlu untuk pemberdayaan sendiri untuk perlu pelatihan program mandiri usaha bersama dengan pemerintah dengan masyarakat untuk membangun kreyatifitas budaya bangsa untuk menjadi daya tarik jual terhadap pangsa pasar nasional maupun internasional agar pemberdayaan sendiri tercapai bagaimana program pemberdayan masyarakat agar masyarakat maju, mandiri baik sekala individu maupun keseluruhan.

BAB II

METODE PENELITIAN A. Bentuk Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif melakukan aktivitasnya untuk memperoleh pengetahuan, sejumlah informan atau cerita yang rinci tentang subjek dan latar sosial penelitian. Pengettahuan dan informasi yang diperoleh dari hasil wawancara mendalam dan pengamatan tersebut akan di bentuk cerita sangat menditeil (deskripsi-rinci), gambaran mendalam), termasuk ungkapan-ungkapan asli subjek penelitian. B. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Desa Makmur Jaya Kecamatan Bagan Sinembeh Rokan Hilir,Riau. Lokasi ini dipilih oleh peneliti dengan tujuan untuk mendapatkan data dan dokumen yang berhubungan dengan penelitian ini. Selain itu, akan dilakukan wawancara dengan narasumber terkait dalam penelitian ini.

C. Informasi Penelitian

1. Informan kunci, yaitu mereka yang mengetahui serta memiliki seluruh informasi pokok yang diperlukan oleh peneliti. Adapun yang menjadi informan kunci penelitian ini adalah Kepala Desa Bagan Sinembah Kacematan Rokan Hilir,Riau.

2. informan utama, yakni mereka yang terlibat langsung dalam pelaksanaan rencana strategis, misalnya pembangunan desa, antisipatif masyarakat dalam penempatan lokasi-lokasi pembagunan tujuannya untuk memperbaiki situasi

kondisi Desa Sendiri, karena pemberdayaan masyarakat hanya bisa terjadi apabila warganya berpartisipasi.

3. Informasi tambahan, merupakan orang-orang yang dapat memberikan informasi tambahan meskipun tidak terlibat langsung dalam proses penelitian,

Dokumen terkait