• Tidak ada hasil yang ditemukan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Perusahaan

4.1.3. Misi dan Tujuan KBMT Wihdatul Ummah

KBMT Wihdatul Ummah memiliki misi yaitu “Menjadi Lembaga Keuangan Syariah Terbaik dan Memberdayakan. Terbaik berarti mampu menjaga keberlangsungan hidup lembaga secara

mandiri sehingga ukuran-ukuran bisnis bagi lembaga mikro perlu dijaga dengan demikian pelayanan akses permodalan kepada para pengusaha akan tetap bisa dilaksanakan. Memberdayakan berarti mempertahankan skala usaha mitra dan mengembangkan usaha mitra. Di samping misi yang diembannya, KBMT Wihdatul Ummah memiliki tujuan usaha yang ingin dicapai dalam jangka panjang. Tujuan-tujuan tersebut adalah:

1. Meningkatkan dan mengembangkan ekonomi umat, khususnya pengusaha kecil informal.

2. Meningkatkan produktivitas usaha dengan memberikan pembiayaan bagi pengusaha kecil yang membutuhkan dana. 3. Membebaskan umat atau pelaku usaha dari cengkraman bunga

atau rente.

4. Meningkatkan kuantitas dan kualitas usaha, sehingga dapat menambah kesempatan kerja dan pendapatan.

5. Menghimpun dana umat yang selama ini tidak mau menyimpan uangnya di bank- bank atau lembaga keuangan yang masih menggunakan sistem bunga.

4.1.4. Struktur Organisasi dan Fungsi Jabatan KBMT Wihdatul Ummah

Struktur organisasi KBMT Wihdatul Ummah sesuai dengan struktur organisasi yang ada pada BMT secara umum. Sebagai lembaga yang berbentuk koperasi maka kekuasaan tertinggi di tangan MAT (Musyawarah Anggota Tahunan).

Fungsi utama dan tanggung jawab pengurus adalah sebagai berikut:

a. Dewan Pengawas Syariah (DPS) Fungsi utama:

Mengawasi jalannya operasional BMT sehari-hari agar selalu sesuai dengan ketentuan syariah.

Tanggung Jawab:

1. Membuat pernyataan secara berkala bahwa lembaga keuangan berjalan sesuai syariah.

2. Meneliti dan merekomendasikan produk baru dari lembaga keuangan yang diawasi.

3. Memberi teguran apabila lembaga keuangan syariah menyimpang dari garis panduan yang telah ditetapkan.

b. Dewan Pengawas Manajemen Fungsi utama:

Mengawasi proses manajemen. Pada dasarnya fungsi dewan ini sama seperti DPS, yang menjadi beda terletak pada substansinya yaitu DPS mengawasi sampai pada hal akad apakah melanggar dari koridor atau tidak, sedangkan dewan pengawas manajemen hanya sebatas manajemennya saja.

c. Ketua

Fungsi Utama:

Melakukan kontrol atau pengawasan secara keseluruhan atas aktivitas lembaga dalam rangka menjaga kekayaan BMT dan memberikan arahan dalam upaya lebih meningkatkan dan mengembangkan kualitas BMT.

Tanggung Jawab:

1. Bertanggung jawab atas aktivitas BMT dan melaporkan perkembangan unit BMT kepada seluruh anggota melalui mekanisme rapat yang disepakati.

2. Terseleksinya calon karyawan sesuai dengan formasi yang dibutuhkan dan mengeluarkan surat keputusan pengangkatan atau pemberhentian karyawan.

3. Terkendalinya aktivitas simpan pinjam di BMT.

4. Terjaganya kondisi kerja yang aman dan nyaman di BMT. 5. Terbukanya hubungan kerjasama dengan pihak-pihak luar

dalam rangka mengembangkan usaha BMT.

6. Menjaga BMT agar dalam aktivitasnya senantiasa sesuai dengan visi dan misinya.

b. Sekretaris Fungsi Utama:

Melakukan pengelolaan pengadministrasian segala sesuatu yang berkaitan dengan badan pengurus.

Tanggung Jawab:

1. Mengadministrasikan seluruh berkas yang menyangkut keanggotaan BMT.

2. Mengadministrasikan semua surat-surat masuk dan keluar, khususnya yang berkaitan dengan badan pengurus.

3. Merencanakan rapat rutin koordinasi dan evaluasi kegiatan pengurus.

4. Mendistribusikan setiap hasil rapat pengurus atau anggota kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

c. Bendahara Fungsi Utama:

Melakukan pengelolaan keuangan BMT secara keseluruhan di luar unit-unit yang ada.

Tanggung Jawab:

1. Mengeluarkan laporan keuangan BMT kepada pihak yang berkepentingan.

2. Memberikan laporan mengenai perkembangan simpanan pokok dan wajib anggota.

d. Manajer Fungsi Utama:

Merencanakan, mengkoordinasi, dan mengendalikan seluruh aktivitas lembaga yang meliputi penghimpunan dana dari pihak ketiga dan penyaluran dana yang merupakan kegiatan utama lembaga serta kegiatan yang secara langsung berhubungan dengan aktivitas utama tersebut dalam upaya mencari target. Tanggung Jawab:

1. Tersusunnya sasaran, rencana jangka pendek, jangka panjang, serta proyeksi (finansial dan non finansial) tahunan.

2. Tercapainya target yang telah ditetapkan secara keseluruhan. 3. Terselenggaranya penilaian prestasi kerja karyawan.

4. Tercapainya lingkup kerja yang nyaman untuk semua pekerja yang berorientasi pada pencapaian target.

5. Terjalinnya kerjasama dengan pihak lain dalam rangka memenuhi kebutuhan lembaga.

6. Terjaganya keamanan dana-dana masyarakat yang dihimpun dan pembiayaan yang diberikan serta seluruh aktiva BMT. 7. Menjaga BMT agar dalam aktivitasnya senantiasa sesuai

dengan visi dan misinya. e. Kepala Bagian Operasional

Fungsi Utama:

Merencanakan, mengarahkan, mengontrol serta mengevaluasi seluruh rangkaian aktivitas di bidang operasional baik yang berhubungan dengan pihak internal maupun eksternal yang dapat meningkatkan profesionalisme BMT khususnya dalam pelayanan terhadap mitra maupun anggota BMT.

Tanggung Jawab:

1. Terselenggaranya pelayanan yang memuaskan (service excellent) kepada mitra atau anggota BMT.

2. Terevaluasi dan terseleksinya seluruh permasalahan yang ada dalam operasional BMT.

3. Terbitnya laporan keuangan, laporan perkembangan pembiayaan dan laporan penghimpunan dana masyarakat secara lengkap, akurat dan sah baik harian, bulanan atau periode yang ditentukan.

4. Terarsipkannya seluruh dokumen keuangan, dokumen lembaga, dokumen pembiayaan serta dokumen lainnya.

5. Terarsipkannya surat masuk dan surat keluar serta hasil rapat rapat manajemen dan rapat operasional.

6. Terselenggaranya seluruh aktivitas rumah tangga BMT yang mendukung aktivitas BMT.

7. Terselenggaranya absensi kehadiran karyawan dan dokumentasi hasil penilaian seluruh karyawan.

f. Teller

Fungsi Utama:

Merencanakan dan melaksanakan segala sesuatu transaksi yang sifatnya tunai.

Tanggung Jawab:

1. Terseleksinya laporan kas harian. 2. Terjaganya keamanan kas.

3. Tersedianya laporan cash flow pada akhir bulan untuk keperluan evaluasi.

g. Jasa Nasabah Fungsi Utama:

Memberikan pelayanan prima kepada mitra berhubungan dengan produk funding yang dimiliki oleh BMT dalam hal ini tabungan, deposito serta produk pembiayaan.

Tanggung Jawab:

1. Pelayanan terhadap pembukaan dan penutupan rekening tabungan dan deposito serta mutasinya.

2. Pengarsipan tabungan dan deposito. 3. Pelayanan informasi pembiayaan.

4. Pelayanan terhadap pengajuan pembiayaan.

5. Pelaporan tentang perkembangan dana masyarakat dan pembiayaan.

h. ADMP (Administrasi Pembiayaan) Fungsi Utama:

Mengelola admistrasi pembiayaan mulai dari pencairan hingga pelunasan.

Tanggung Jawab:

1. Penyiapan administrasi pencairan pembiayaan (dropping). 2. Pengarsipan seluruh berkas pembiayaan.

4. Penerimaan angsuran dan pelunasan pembiayaan. 5. Penyiapan kupon dan kontrol terhadap kupon.

6. Pembuatan laporan pembiayaan sesuai dengan periode laporan.

7. Membuat surat teguran dan peningkatan kepada mitra yang akan dan telah jatuh tempo.

i. Pembukuan Fungsi Utama:

Mengelola administrasi keuangan hingga ke pelaporan keuangan. Tanggung Jawab:

1. Pembuatan laporan keuangan.

2. Pengarsipan laporan keuangan dan berkas-berkas yang berkaitan secara langsung dengan keuangan.

3. Menyiapkan laporan-laporan untuk keperluan analisis keuangan lembaga.

j. Kepala Bagian Marketing

Fungsi Utama:

Merencanakan, mengarahkan serta mengevaluasi target financing

dan funding serta memastikan strategi yang digunakan sudah tepat dalam upaya mencapai sasaran, termasuk dalam penyelesaian pembiayaan bermasalah.

Tanggung Jawab:

1. Tercapainya target marketing baik funding maupun financing. 2. Terselenggaranya rapat marketing dan terselesaikannya

permasalahan di tingkat marketing.

3. Menilai dan mengevaluasi kinerja bagian marketing.

4. Melakukan penilaian terhadap potensi pasar dan pengembangan pasar.

k. Account Officer (AO) Fungsi Utama:

Melayani pengajuan pembiayaan, melalui analisis kelayakan serta memberikan rekomendasi atas pengajuan pembiayaan sesuai dengan hasil analisis yang telah dilakukan.

Tanggung Jawab:

1. Memastikan seluruh pengajuan pembiayaan telah diproses sesuai dengan proses yang sebenarnya.

2. Memastikan analisis pembiayaan telah dilakukan dengan tepat dan lengkap sesuai dengan kebutuhan dan mempresentasikan dalam rapat komite.

3. Terselesaikannya pembiayaan bermasalah.

4. Melihat peluang dan potensi pasar yang ada dalam upaya pengembangan pasar.

5. Melakukan penanganan atas angsuran pembiayaan yang dijemput ke lokasi pasar.

l. Collector

Fungsi Utama:

Menjemput setoran baik angsuran pembiayaan maupun setoran tabungan mitra.

Tanggung Jawab:

1. Memastikan angsuran yang harus dijemput telah ditagih sesuai dengan waktunya.

2. Memastikan tidak ada selisih dana antara yang dijemput dengan dana yang disetor ke BMT.

4.1.5. Produk-produk KBMT Wihdatul Ummah A. Produk Funding

1.Tabungan

a.Tamam (Tabungan Mitra Muamalah)

Jenis tabungan yang ditujukan untuk kalangan umum. b.Taawun (Tabungan untuk Tolong-Menolong)

2.Deposito

Merupakan produk funding dengan setoran minimal Rp 100.000 dan kelipatannya serta menggunakan akad

mudharabah.

B. Produk Financing (Pembiayaan)

1. Pembiayaan Berdasarkan Prinsip Jual Beli

Pembiayaan berdasarkan prinsip jual beli merupakan penyediaan barang modal maupun investasi untuk pemenuhan kebutuhan modal kerja maupun investasi. Karena sifatnya jual beli maka transaksi ini harus memenuhi rukun jual beli. Dilihat dari segi manfaatnya sistem jual beli ini dapat dibagi menjadi: Al Murabahah dan Al Ijaroh.

a. Al Murabahah

Jual beli ini dapat berlaku secara umum untuk semua barang yang dapat diadakan seketika ketika terjadi transaksi.

b. Al Ijaroh

Merupakan akad perpaduan antara sewa dengan jual beli. Yakni sewa-menyewa yang diakhiri dengan pembelian karena terjadi pemindahan hak. BMT sebagai penyedia barang pada hakikatnya tidak berhajat akan barang tersebut, sehingga angsuran dari nasabah bisa dihitung sebagai biaya pembelian, dan di akhir waktu setelah lunas barang menjadi milik anggota/nasabah.

2. Pembiayaan Berdasarkan Prinsip Jasa

Pada pembiayaan ini biasanya dalam bentuk Al Hiwalah yaitu pengalihan hutang dari orang yang berhutang kepada si penanggung. Dalam prakteknya Al Hiwalah ini berupa

factoring atau anjak piutang yakni mitra /anggota yang

memiliki piutang mengalihkan piutang tersebut kepada BMT dan BMT membayarkan kepada mitra dan BMT akan menagih kepada orang yang berhutang.

3. Pembiayaan Berdasarkan Prinsip Kerja Sama

Merupakan pembiayaan kepada anggota atau mitra BMT yang menyertakan sejumlah modal baik uang tunai maupun barang untuk meningkatkan produktivitas usaha. Atas dasar ini BMT akan bersepakat dalam nisbah bagi hasil.

4. Pinjaman Kebajikan

Pembiayaan yang diberikan kepada mitra BMT yang tujuannya untuk kebajikan (tolong menolong), sehingga besarnya pengembalian pinjaman adalah sama dengan besarnya pinjaman.

4.1.6. Karakteristik Portofolio Pembiayaan Mitra KBMT Wihdatul Ummah

Secara umum portofolio pembiayaan mitra KBMT Wihdatul Ummah terdiferensiasi atas sektor usaha, wilayah, serta berdasarkan tingkat plafond pinjaman. Berdasarkan sektor usaha, portofolio pembiayaan mitra KBMT Wihdatul Ummah terbagi atas sektor perdagangan, jasa, industri rumahan, industri, dan sektor lain-lain. Pada tahun 2005 sektor perdagangan memiliki persentase paling besar yaitu 63 persen, sektor jasa 32 persen, industri rumahan tiga persen, industri sebesar satu persen dan sektor lain-lain satu persen. Hal ini dapat dilihat pada gambar grafik di bawah ini.

, perdagangan 63% industri rumahan, 3% lain-lain, 1% industri, 1% jasa, 32%

Gambar 10. Karakteristik portofolio pembiayaan mitra KBMT WU berdasarkan sektor usaha (Data internal KBMT

Sedangkan dari besarnya tingkat plafond, portofolio pembiayaan mitra KBMT Wihdatul Ummah pada tahun 2005 dengan tingkat plafond Rp 200.000- Rp 500.000 sebesar 9,7 persen; Rp 500.000- Rp 1.000.000 sebesar 14,6 persen; Rp 1.000.000– Rp 3.000.000 sebesar 30,5 persen; Rp 3.000.000– Rp 5.000.000 sebesar 15,5 persen; Rp 5.000.000– Rp 1000.000 sebesar 10,5 persen dan plafond diatas Rp 10.000.000 sebesar 19,2 persen.

1-3 Jt, 30.50% 3-5 Jt, 15.50% 5-10 Jt, 10.50% >10 Jt, 19.20% 500-1 Jt, 14.60% 200-500 Rb, 9.70%

Gambar 11. Karakteristik portofolio pembiayaan mitra KBMT WU berdasarkan plafond (Data internal KBMT WU)

Berdasarkan wilayah portofolio pembiayaan mitra KBMT Wihdatul Ummah pada tahun 2005 terbagi atas:

1. Wilayah inti sebesar 71,49 persen mencakup wilayah Gunung batu, pasar Anyar, Merdeka, Taman Topi, Panaragan, Ciomas. 2. Wilayah non inti sebesar 14,05 persen mencakup wilayah

Jakarta.

3. Wilayah sekitar inti sebesar 13,22 persen mencakup wilayah Sukasari, Sindang Barang, Cilendek, Warung Jambu

4. Di luar kabupaten sebesar 1,24 persen mencakup Bandung, Ciasem.

non inti, 14.05% sekitar inti, 13.22% luar kabupaten, 1.24% inti, 71.49%

Gambar 12. Karakteristik portofolio pembiayaan mitra KBMT WU berdasarkan wilayah (Data internal KBMT WU)

4.1.7. Perkembangan KBMT Wihdatul Ummah

A. Perkembangan Aktiva dan Pembiayaan KBMT Wihdatul Ummah

Sejak didirikan pada tahun 1994 hingga sekarang KBMT Wihdatul Ummah mengalami perkembangan baik dari sisi aktiva maupun pembiayaan yang diberikan. Perkembangan jumlah aktiva KBMT Wihdatul Ummah mengalami kenaikan dalam lima tahun terakhir ini. Pada tahun 2000 aktiva KBMT Wihdatul Ummah sebesar Rp 993.109.586,25 kemudian meningkat pada tahun 2001 menjadi Rp 1.350.712.534,80 tetapi pada tahun 2003 mengalami penurunan aktiva dari Rp 1.619.450.205,14 pada tahun 2002 menjadi Rp 1.506.605.721,00. Pada tahun selanjutnya mengalami peningkatan aktiva yang sangat drastis yaitu Rp 2.147.573.077,00 dan pada akhirnya tahun 2005 aktiva KBMT Wihdatul Ummah sebesar Rp 2.660.520.280,00. Seperti yang terlihat pada gambar 13.

Pertumbuhan Aktiva BMT Wihdatul Ummah 0 500000000 1000000000 1500000000 2000000000 2500000000 3000000000 2000 2001 2002 2003 2004 2005 Tahun Ru p ia h

Gambar 13. Perkembangan aktiva KBMT WU (Data internal KBMT WU)

Demikian juga pembiayaan mengalami kenaikan yang cukup pesat dalam lima tahun terakhir ini. Pembiayaan pada tahun 2000 sebesar Rp 1.798.600.000,00 kemudian meningkat pada tahun 2001 menjadi Rp 2.034.739.479,00. Pada tahun 2003

jumlah pembiayaan mengalami penurunan dari Rp 2.259.322.500,00 pada tahun 2002 menjadi Rp 2.214.713.050,00. Pada tahun 2004 terjadi kenaikan

pembiayaan menjadi Rp 3.347.312.150,00 dan pada akhirnya tahun 2005 juga meningkat pesat menjadi Rp 5.711.935.000,00. seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini.

Pertumbuhan Pembiayaan BMT Wihdatul Ummah 0 1000000000 2000000000 3000000000 4000000000 5000000000 6000000000 2000 2001 2002 2003 2004 2005 Tahun Ru p ia h

Gambar 14. Perkembangan pembiayaan (Data internal KBMT WU)

B. Perkembangan Kondisi Kesehatan KBMT Wihdatul Ummah Perkembangan KBMT Wihdatul Ummah jika ditinjau dari tingkat kesehatan dapat dilihat dari tingkat kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR), kualitas aktiva produktif (KAP),

rentabilitas, serta likuiditas.

Tabel 3. Perkembangan kesehatan KBMT Wihdatul Ummah Tahun 2004 Tahun 2005

Laba Bersih 32.539.151 41.012.448 Dana Pihak Ketiga 2.025.854.695 2.507.557.573 Pembiayaan 1.847.605.372 2.269.539.831 CAR 5.70 % 6.25 % NPF Gross 3.7 % 10 % NPF Net 2.28 % 7.71 % FDR 92.53 % 90.51 % Rasio CPP/ PPAP 105 % 94.95 % ROA 1.52 % 1.54 % BOPO 97.25 % 96.16 %

Sumber: Laporan Keuangan KBMT WU 2004 dan 2005 (diolah)

Tabel di atas menunjukkan kondisi kesehatan KBMT Wihdatul Ummah pada tahun 2004 dan 2005. CAR mencerminkan kemampuan BMT dalam hal permodalan, CAR yang semakin tinggi adalah semakin bagus karena terkait dalam kemampuan BMT untuk menampung kerugian yang lebih tinggi. Data per Desember 2005 menunjukkan CAR KBMT Wihdatul Ummah sebesar 6.25 persen, meningkat dari tahun sebelumnya sebesar 5.7 persen.

Apabila dilihat dari sisi rentabilitas kualitas kesehatan KBMT Wihdatul Ummah cenderung meningkat, hal ini dapat dilihat dari kenaikan tingkat ROA (Return On Asset) dari 1.52 persen pada tahun 2004 meningkat menjadi 1.54 persen pada tahun 2005. ROA mencerminkan kemampuan untuk menghasilkan laba.

Pada aspek likuiditas dapat terlihat dari tingkat FDR (Financing To Deposit Ratio) yang dibentuk dimana hanya

mengalami sedikit perubahan yaitu 92.53 persen pada tahun 2004 ke tingkat 90.51 persen pada tahun 2005.

Jika dilihat dari tingkat kesehatan dalam pembiayaan KBMT Wihdatul Ummah mengalami penurunan dalam kualitas pembiayaan. Hal ini dapat dilihat dari kenaikan NPF (Non Performing Financing) yaitu pembiayaan yang tidak tertagih serta adanya penurunan rasio CPP dari 105 persen pada tahun 2004 ke tingkat 94.95 persen pada tahun 2005. Hal ini mencerminkan penurunan kualitas terhadap pencadangan yang dilakukan terhadap pembiayaan bermasalah yang terjadi. Tingkat kolektibilitas pembiayaan pada tahun 2004 dan 2005 dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4. Perkembangan kolektibilitas KBMT Wihdatul Ummah

Klasifikasi 2004 2005

Lancar 96.3 % 90.0 %

Kurang lancar 2.4 % 8.2 %

Diragukan 0.1 % 0.7 %

Macet 1.1 % 1.1 %

Sumber: Laporan Keuangan KBMT WU 2004 dan 2005

Persentase pembiayaan macet cenderung tidak mengalami perubahan, sedangkan untuk kolektibilitas diragukan mengalami peningkatan pada tahun 2005. Hal ini lebih disebabkan adanya penggusuran pedagang kaki lima yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Bogor yang berdampak pada pedagang yang sebagaian besar adalah mitra KBMT Wihdatul Ummah.

4.2. Prosedur Pemberian Pembiayaan di KBMT Wihdatul Ummah

Mitra yang melakukan pengajuan ke KBMT Wihdatul Ummah terbagi dua, yaitu mitra anggota dan mitra biasa.

a. Mitra Anggota

Merupakan mitra BMT yang berasal dari mitra biasa yang telah mendapatkan pelatihan dari KBMT Wihdatul Ummah dan bersedia menjadi anggota KBMT Wihdatul Ummah. Proses yang harus dilewati oleh mitra ini adalah PCAG (Pelatihan Calon Anggota) dan PAG (Pelatihan Anggota). KBMT Wihdatul Ummah memberikan tawaran

kepada anggota yang dipandang berprestasi untuk mengikuti pelatihan dalam rangka seleksi untuk menjadi anggota. Proses yang harus ditempuh adalah sebagai berikut:

1. Pelatihan Tahap 1 (bulan Januari)

Pada pelatihan ini mitra diberikan materi mengenai koperasi dan BMT baik yang menyangkut anggaran dasar koperasi, hak dan kewajiban anggota serta mengenai SHU (Sisa Hasil Usaha).

2. Pendalaman Materi 1

Pendalaman materi dalam pelatihan 1 yang dilakukan pada bulan Februari, Maret, April dan Mei setiap 1 bulan sekali di KBMT Wihdatul Ummah selama 2 jam.

3. Pelatihan Tahap 2

Pada pelatihan ini mitra diberikan pembekalan untuk menghitung Beban Pokok Penjualan, pengaturan ekonomi rumah tangga, pembukuan sederhana, analisis kebutuhan modal. Pelatihan dilakukan pada bulan Juni/Juli.

4. Pendalaman Materi 2

Pendalaman materi dalam pelatihan 2 yang dilakukan pada bulan Juli, Agustus, September, Oktober dan November setiap 1 bulan sekali di KBMT Wihdatul Ummah selama 2 jam.

5. Penerimaan Anggota

Pelatihan yang diselenggarakan pada bulan Desember untuk menentukan penerimaan anggota.

b. Mitra Biasa

Merupakan mitra KBMT Wihdatul Ummah yang tidak menjadi anggota.

Proses pengajuan pembiayaan pada KBMT Wihdatul Ummah meliputi proses sebagai berikut.

1. Pengajuan Pembiayaan

Untuk memperoleh fasilitas pembiayaan maka tahap pertama mitra mengajukan permohonan pembiayaan kepada KBMT Wihdatul Ummah. Mitra dapat melakukan pengajuan pembiayaan secara

langsung datang ke BMT atau secara tidak langsung (hal ini berlaku untuk mitra lama). Untuk pengajuan pembiayaan dilakukan oleh bagian Janas (Jasa Nasabah), di mana mitra pengaju akan diwawancara untuk pengisian APP (Aplikasi Permohonan Pembiayaan).

Informasi-informasi mitra yang terdapat pada APP menyangkut: a. Identitas diri mitra pengaju

b. Tujuan penggunaan dana, jumlah yang diajukan, aqad pembiayaan, rencana pembayaran, jaminan.

c. Pendekatan syarat BMT yaitu menyangkut: lama usaha minimal 1 tahun, plafond di bawah BMPK, jangka waktu di bawah 18 bulan, persetujuan istri/suami dan pembiayaan diangsur dari modal kerja. d. Gambaran aktiva keluarga

e. Profil keuangan rumah tangga f. Profil usaha

g. Denah lokasi rumah dan lokasi usaha

Apabila pendekatan syarat BMT tidak terpenuhi maka Janas dapat menyampaikan langsung penolakan pembiayaan kepada mitra pengaju. Setelah data lengkap dan mitra telah melampirkan salinan identitas diri beserta kartu keluarga, maka Janas mendistribusikan APP kepada Kepala Bagian Marketing untuk kemudian diproses selanjutnya. Kepala bagian marketing bertugas untuk menunjuk AO (Account Officer) yang akan memproses pembiayaan yang diajukan tersebut. 2. Analisis Pengajuan Pembiayaan

Sementara usulan pembiayaan diproses oleh AO, AO mengajukan permohonan investigasi pembiayaan, seperti taksasi (penilaian jaminan), permohonan informasi calon peminjam melalui analisis yuridis ke bagian administrasi pembiayaan. Investigasi informasi yang berkaitan dengan calon peminjam juga dapat dilakukan dengan wawancara informal kepada pihak-pihak lain yang berkaitan dengan kegiatan usaha atau calon peminjam seperti tetangga, supplier bahan baku, rekanan usaha, karyawan, dan sebagainya. Hal ini dilakukan untuk memastikan capacity (kemampuan) calon peminjam untuk

mengembalikan pinjamannya dan nilai pinjaman yang harus diberikan oleh BMT. Proses ini merupakan proses yang paling penting bagi pihak pemberi dana (BMT), untuk memastikan keamanan dana yang diberikan serta meminimalkan risiko yang mungkin terjadi di waktu-waktu yang akan datang.

AO yang memproses pembiayaan melakukan investigasi usulan pembiayaan. Langkah awal yang dilakukan adalah analisis data pada APP untuk bahan dalam melakukan survei usaha dan rumah atau biasa disebut dengan On The Spot (OTS). Hal ini dilakukan untuk penyelidikan data yang ada pada APP apakah sesuai dengan di lapangan untuk selanjutnya akan dibuat MAP (Memorandum Analisa Pembiayaan). Apabila ternyata tidak terdapat kesesuaian antara data pada APP dengan hasil survei maka pembiayaan yang diajukan akan ditolak.

Hasil survei digunakan untuk menyusun MAP, di mana terdapat informasi-informasi berupa:

a. Profil keluarga b. Profil usaha c. Pengajuan

d. Analisis dan rekomendasi

Dalam bagian ini terdapat pendekatan syarat BMT, pendekatan karakter, pendekatan kelayakan usaha, pendekatan jaminan, pendekatan saving power, pendekatan titik-titik kritis, rekomendasi dari AO proses untuk menentukan plafond dan jumlah angsuran.

e. Keputusan akhir rapat komite

Secara umum dalam MAP terdapat penilaian 5 C (Character, Capacity, Capital, Collateral, dan Condition).

3. Persetujuan Komite Sirkuler BMT

Berkas MAP yang telah diproses oleh AO selanjutnya diajukan ke komite sirkuler. Dalam hal ini disebut komite sirkuler yang terdiri dari pejabat 1 yaitu kepala bagian marketing dan pejabat 2 adalah Manajer.

Berkas MAP didistribusikan kepada komite 1 dan 2 untuk selanjutnya ada RTL (Rencana Tindak Lanjut) apabila ada pertanyaan dari komite 1 dan 2 tentang hasil MAP, dan kemudian dikembalikan kepada AO untuk dijawab. Jika pembiayaan telah mendapat persetujuan dari komite maka AO melakukan negosiasi dengan mitra untuk memberitahu besarnya plafond, jumlah angsuran dan cara pembayaran. Apabila mitra menyetujui maka mitra menandatangani lembar persetujuan negosiasi untuk selanjutnya dibuat Surat Persetujuan Pembiayaan (SPP) dan semua berkas pembiayaan diserahkan kepada bagian Administrasi pembiayaan untuk selanjutnya dimintakan tanda tangan komite pembiayaan.

4. Pengikatan Pembiayaan dan Dropping Dana

Setelah usulan pembiayaan tersebut mendapat persetujuan dari Komite Pembiayaan, tahap selanjutnya bagian admistrasi pembiayaan mempersiapkan pengikatan pembiayaan (akad pembiayaan). Sebelum dilakukan pengikatan, semua dokumen asli dan dokumen jaminan harus telah diterima. Setelah dilakukan pengikatan pembiayaan, proses dropping (realisasi) dana dapat dilakukan. Dropping dana dilakukan oleh Kepala Bagian Operasional, apabila yang bersangkutan tidak ada maka diganti oleh Kepala Bagian Marketing, apabila yang bersangkutan juga tidak ada maka dilakukan oleh Admp (Admisitrasi Pembiayaan) dan apabila tidak ada juga maka diganti oleh AO tetapi bukan AO yang memproses pembiayaannya. Pada waktu droping dibacakan akadnya dan dilakukan verifikasi tanda tangan calon peminjam.

5. Monitoring

Kegiatan ini dilakukan setiap hari Selasa dengan tujuan untuk melihat prestasi angsuran dari mitra dalam satu minggunya khususnya untuk mitra dengan sistem angsuran harian. Selain itu tujuan kegiatan ini adalah menentukan tindakan yang seharusnya dilakukan untuk menangani pembiayaan yang bermasalah dari mitra yang angsuran prestasinya kurang bagus.

4.3. Faktor-faktor yang Dijadikan Pertimbangan dalam Pemberian Pembiayaan di KBMT Wihdatul Ummah

Dalam memberikan pembiayaan kepada mitranya KBMT Wihdatul Ummah menetapkan beberapa syarat yang harus dipenuhi agar pembiayaan yang diajukan dapat terfasilitasi. Penilaian yang dilakukan berdasarkan

Dokumen terkait